Label

MEMANUSIAKAN MANUSIA: INILAH JATIDIRI MANUSIA YANG SESUNGGUHNYA (79) SETAN HARUS JADI PECUNDANG: DIRI PEMENANG (68) SEBUAH PENGALAMAN PRIBADI MENGAJAR KETAUHIDAN DI LAPAS CIPINANG (65) INILAH ALQURAN YANG SESUNGGUHNYA (60) ROUTE TO 1.6.799 JALAN MENUJU MAKRIFATULLAH (59) MUTIARA-MUTIARA KEHIDUPAN: JALAN MENUJU KERIDHAAN ALLAH SWT (54) PUASA SEBAGAI KEBUTUHAN ORANG BERIMAN (50) ENERGI UNTUK MEMOTIVASI DIRI & MENJAGA KEFITRAHAN JIWA (44) RUMUS KEHIDUPAN: TAHU DIRI TAHU ATURAN MAIN DAN TAHU TUJUAN AKHIR (38) TAUHID ILMU YANG WAJIB KITA MILIKI (36) THE ART OF DYING: DATANG FITRAH KEMBALI FITRAH (33) JIWA YANG TENANG LAGI BAHAGIA (27) BUKU PANDUAN UMROH (26) SHALAT ADALAH KEBUTUHAN DIRI (25) HAJI DAN UMROH : JADIKAN DIRI TAMU YANG SUDAH DINANTIKAN KEDATANGANNYA OLEH TUAN RUMAH (24) IKHSAN: INILAH CERMINAN DIRI KITA (24) RUKUN IMAN ADALAH PONDASI DASAR DIINUL ISLAM (23) ZAKAT ADALAH HAK ALLAH SWT YANG HARUS DITUNAIKAN (20) KUMPULAN NASEHAT UNTUK KEHIDUPAN YANG LEBIH BAIK (19) MUTIARA HIKMAH DARI GENERASI TABI'IN DAN TABI'UT TABIIN (18) INSPRIRASI KESEHATAN DIRI (15) SYAHADAT SEBAGAI SEBUAH PERNYATAAN SIKAP (14) DIINUL ISLAM ADALAH AGAMA FITRAH (13) KUMPULAN DOA-DOA (10) BEBERAPA MUKJIZAT RASULULLAH SAW (5) DOSA DAN JUGA KEJAHATAN (5) DZIKIR UNTUK KEBAIKAN DIRI (4) INSPIRASI DARI PARA SAHABAT NABI (4) INILAH IBADAH YANG DISUKAI NABI MUHAMMAD SAW (3) PEMIMPIN DA KEPEMIMPINAN (3) TAHU NABI MUHAMMAD SAW (3) DIALOQ TOKOH ISLAM (2) SABAR ILMU TINGKAT TINGGI (2) SURAT TERBUKA UNTUK PEROKOK dan KORUPTOR (2) IKHLAS DAN SYUKUR (1)

Kamis, 28 Agustus 2025

BERCERMIN KEPADA SHALAT YANG KITA DIRIKAN

Bila engkau anggap shalat itu hanya sebagai penggugur kewajiban, maka engkau pasti akan terburu-buru mendirikannya karena shalat adalah beban yang harus diselesaikan sehingga shalat berlalu tanpa kesan.

 

Bila engkau anggap shalat hanya sebagai sebuah kewajiban semata, maka kau tidak akan menikmati dan merasakan hadirnya Allah SWT saat kau mendirikannya sehingga yang ada hanyalah rasa dari lepasnya kewajiban.

 

Bila engkau anggap shalat itu hanya untuk memperoleh pahala semata, maka kau akan melaksanakan shalat seperti  ibadahnya seorang pedagang, yang selalu hitung-hitungan dengan Allah SWT  dan jika ini yang terjadi maka Allah SWT pun akan hitungan-hitungan pula dengan dirimu.

 

Ingatlah perintah mendirikan shalat yang telah diperintahkan bukanlah tujuan akhir dari perintah itu sendiri, akan tetapi sarana bagi dirimu yang diperintahkan shalat untuk merasakan rasa hadirnya Allah SWT di dalam kehidupanmu.  Untuk itu jadikan shalat sebagai sebuah kebutuhan bagi diri, keluarga serta anak keturunanmu.

 

LALU………………

 

Berharaplah disetiap shalat yang engkau dirikan menjadi sebuah pertemuan yang engkau nanti-nantikan dengan Allah SWT.

 

Berharaplah shalat yang engkau dirikan itu sebagai cara terbaik untuk bercerita dengan              Allah SWT.

 

Berharaplah shalat yang engkau dirikan itu sebagai cara terbaik  untuk berkomunikasi dengan Allah SWT

 

Berharaplah shalat yang engkau dirikan itu sebagai kondisi terbaik untuk kau berkeluh kesah dengan Allah SWT.

 

Berharaplah shalat yang engkau dirikan itu sebagai cara terbaik untuk merasakan betapa dekatnya Allah SWT dengan dirimu sehingga mampu merasakan nikmatnya bertuhankan kepada Allah SWT.

 

AKHIRNYA…………….

 

Jika engkau mampu melaksanakan hal-hal di atas, yang menjadi tujuan dari engkau mendirikan shalat berarti engkau harus menjadikan shalat yang engkau dirikan menjadi sebuah kebutuhan yang hakiki bagi dirimu yang tidak lain adalah Ruh. (Ingat, jati diri manusia yang sesungguhnya adalah Ruh, Ruh adalah bagian dari Nur Allah SWT dan Ruh selalu ingin bersama Allah SWT)

 

 

SELANJUTNYA…….………………..

 

Bayangkan ketika "adzan berkumandang" tangan Allah SWT melambai kepadamu untuk mengajak engkau untuk lebih dekat kepada-Nya selanjutnya rasakanlah kemenangan yang telah Allah SWT persiapkan untukmu.

 

Bayangkan ketika engkau "Takbir Allaahu Akbar seraya mengangkat ke dua belah tangan" Allah SWT melihatmu lalu  Allah SWT tersenyum untuk mu dan Allah SWT bangga terhadapmu selanjutnya jadilah kebanggaan Allah SWT.

 

Bayangkan ketika engkau “Membaca Doa Iftitah” Allah SWT mendengarkan dengan takjub pernyataan sikapmu selanjutnya jagalah sikapmu.

 

Bayangkan ketika engkau “Membaca Surat Al Fatehah (dan setiap bacaan Shalat)” engkau mengatakan kembali kepada Allah SWT kata-kata Allah SWT kepada Allah SWT lalu rasakan rasa berkomunikasi melalui bahasa Allah SWT yang mempergunakan huruf Arab.

 

Bayangkan ketika engkau "Rukuk seraya mengatakan Maha Suci Engkau Ya Allah" lalu ALLAH SWT menopang badanmu hingga engkau tidak terjatuh, selanjutnya Engkau merasakan damai dalam sentuhan-Nya.

 

Bayangkan ketika engkau “I’tidal seraya mengangkat kedua belah tangan” seraya mengatakan Sami’allahu liman hamidah, Allah SWT mendengarkan orang yang memuji-Nya selanjutnya jangan pernah menyembunyikan sesuatu apapun kepada-Nya.

 

Bayangkan ketika engkau “Sujud seraya mengatakan Maha Sui Engkau Ya Allah" lalu             Allah SWT mengelus kepalamu. Lalu Dia berbisik lembut di kedua telingamu: "Aku mencintaimu wahai hamba-Ku"

 

Bayangkan ketika engkau "duduk diantara dua sujud seraya mengajukan permohonan Ya Allah, ampunilah aku, kasihanilah aku, cukupilah aku, tunjukilah aku, berilah aku rezeki" Allah SWT berdiri gagah di depanmu, lalu mengatakan: "Aku tak akan diam apabila ada yang mengusikmu dan siap memberikan apapun yang engkau ajukan".

 

Bayangkan ketika engkau “duduk Tasyahud seraya membaca doa yang dilanjutkan dengan membaca shalawat” Allah SWT mengerti dan paham betul dengan apa yang kita rasakan dan kita butuhkan.

 

Bayangkan ketika kau memberi "Salam" Allah SWT menjawab “Salam” pula kepada diri kita,  selanjutnya engkau seperti manusia berhati bersih setelah itu.

 

Subhanallah, Subhanallah, Subhanallah

Sungguh nikmat shalat yang kita dirikan  sebagai sebuah kebutuhan diri yang dilaksanakan ikhlas karena Allah SWT semata.

 

Beruntunglah orang-orang yang mampu mendirikan Shalat sebagai sebuah kebutuhan. Semoga diri kita, keluarga kita, anak keturunan kita mampu merasakan nikmatnya bertuhankan kepada Allah SWT melalui shalat yang kita dirikan.

 

SELANJUTNYA…………….

 

Rasakan pembaharuan jati diri melalui shalat adalah mi’rajnya orang mukmin sehingga jadilah pribadi-pribadi yang perilaku dan perbuatannya selalu berada di dalam kehendak Allah SWT.

 

Jadilah pribadi-pribada yang selalu memelihara shalat dengan selalu bersikap mendahulukan yang utama lalu menentukan prioritas. Utamakan shalat. Dahulukan Shalat, bila telah tiba waktunya lalu berani mengatakan tidak terhadap hal-hal yang tidak penting.

 

Jadilah pribadi-pribadi tangguh dalam menghadapi cobaan yang menghadang dengan tidak suka mengeluh selain mengeluh hanya kepada Allah SWT.

 

Lalu jadilah pribadi-pribadi yang selalu berbuatlah lebih banyak. Berpikir Lebih Banyak. Bekerja Lebih Banyak. Belajar Lebih Banyak serta selalu Memberi Lebih Banyak dibandingkan dengan hari kemarin.

 

Ya Allah Ampunilah dosa dan kesalahan kami yang tak pernah memperhatikan kesempurnaan Shalat yang kami dirikan. Lalu mampukan kami untuk mendirikan shalat yang sesuai dengan kehendak-Mu.

Aamiin.

Selasa, 05 Agustus 2025

HIDUP HARUS MEMILIKI TUJUAN

 

Agar hidup dan kehidupan yang kita jalani sesuai dengan konsep Allah SWT maka hidup yang kita jalani saat ini  harus memiliki tujuan. Lalu, bagaimana kita bisa menemukan tujuan hidup? Beruntunglah diri kita yang telah menyatakan diri sebagai seorang muslim, karena telah memiliki tujuan hidup, yang kesemuanya sudah ada di dalam kitab suci Al-Qur’an. Berikut ini penjelasan dari tujuan hidup manusia menurut Al-Qur’an.

 

1.    Jika kita diciptakan oleh Pencipta, maka pastilah Pencipta memiliki alasan, tujuan, dalam menciptakan kita. Karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui tujuan penciptaan manusia, termasuk keberadaan diri kita. Islam adalah respons terhadap pencarian manusia akan makna. Tujuan penciptaan bagi semua pria dan wanita selama ini adalah: untuk mengenal dan menyembah Tuhan. Allah SWT melalui Al-Qur’an telah mengajarkan kepada kita bahwa setiap manusia dilahirkan sadar akan adanya Tuhan dan telah bertuhankan kepada Allah SWT.

 

Sebagaimana firman-Nya berikut ini: "Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman), "Bukankah Aku ini Tuhan kalian?” Mereka menjawab, "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi.”(Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kalian tidak mengatakan, "Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (kekuasaan Tuhan), atau agar kalian tidak mengatakan, 'Sesungguhnya orang tua-orang tua kami telah mempersekutukan Tuhan sejak dahulu, sedangkan kami ini adalah anak-anak keturunan yang (datang) sesudah mereka. Maka apakah Engkau akan membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang sesat dahulu'?” (surat Al A’raf (7) ayat 172-173).

 

Allah SWT berbicara langsung kepada jiwa (ruh) manusia, sehingga membuat jiwa (ruh) manusia bersaksi bahwa Allah adalah Tuhan bagi jiwa (ruh) setiap manusia. Karena Allah SWT telah membuat semua jiwa (ruh) umat manusia bersumpah dengan menjadikan Allah SWT sebagai Tuhan, sehingga setiap seorang anak yang dilahirkan ke muka bumi sudah memiliki keyakinan alamiah (fitrah) tentang Keesaan Allah SWT.

 

2.     Tentang tujuan hidup manusia, Al-Qur’an juga telah memaparkannya dengan sangat jelas. Allah SWT berfirman: “Dan mereka tidaklah disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam menjalankan agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat serta menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (surat Al-Bayyinah (98) ayat 5). Berdasarkan ketentuan ini manusia diciptakan Allah untuk suatu tujuan yang besar dan misi yang penting yaitu beribadah kepada Allah SWT semata. Dimana pengertian ibadah sangatlah luas dan tidak hanya terbatas pada ritual-ritual khusus semata. Semua aktivitas manusia yang dilakukan dalam rangka mewujudkan ketaatan kepada Allah SWT dan sejalan dengan ridha Allah maka ia termasuk ibadah.

 

Ibadah juga dapat dijelaskan sebagai segala sesuatu dalam Islam yang dilakukan seseorang untuk cinta dan kesenangan Allah. Ini sama sekali tergantung pada tindakan yang benar atau tidak benar dari seseorang yang mencakup poin-poin kekuatan berikut: (a) Keyakinan agama; (b) Kegiatan sosial; (c) Kontribusi untuk kesejahteraan masyarakat dan sesama manusia.

 

3.    Orang-orang Mukmin sangat percaya bahwa Allah SWT menurunkan Al-Qur’an dan mengutus Nabi Muhammad SAW untuk mengajarkan kita bagaimana menyenangkan dan menyembah Sang Pencipta yang sesuai dengan kehendak Allah SWT: "... sungguh telah datang kepadamu cahaya dari Allah dan Kitab yang menjelaskan, dengan Kitab itulah Allah memberi petunjuk kepada orang yang mengikuti keridhaanNya ke jalan keselamatan dan (dengan Kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang itu dari gelap gulita kepada cahaya dengan izinNya, dan menunjukkan ke jalan yang lurus. (surat Al Maaidah (5) ayat 15-16).”

 

Allah SWT juga berfirman dalam surat Ali Imran (3) ayat 31 berikut ini:  “Katakanlah (hai Muhammad), jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, maka ikutilah aku, dan Allah akan mencintaimu dan mengampuni dosamu. Dan Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang.”

 

Berdasarkan ketentuan ini dikemukakan bahwa jika kita benar-benar mencintai-Nya, maka ikutilah rasul-Nya. Adanya kondisi ini menunjukkan bahwa Allah SWT telah menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai suri tauladan saat diri kita hidup di dunia ini. Adanya suri tauladan akan memudahkan diri kita melaksanakan tugas sebagai hamba-Nya yang sekaligus khalifah-Nya di muka bumi.

 

4.    Tujuan hidup manusia adalah melakukan perbuatan baik dan benar dalam kerangka ibadah ikhsan termasuk di dalamnya memberikan dan berbuat amal shaleh, membebaskan budak, berdoa, menepati janji, dan bersabar selama kesulitan. Allah SWT berfirman: “Bukanlah kebenaran bahwa kamu memalingkan wajahmu ke timur atau barat. Tetapi adalah kebenaran untuk percaya kepada Tuhan, dan Hari Terakhir, dan para Malaikat, dan Kitab, dan para Utusan; untuk menghabiskan harta Anda, karena cinta untuk-Nya, untuk sanak saudara Anda, untuk yatim piatu, untuk yang membutuhkan, untuk musafir, untuk mereka yang meminta, dan untuk tebusan budak; untuk tabah dalam doa, dan mempraktekkan kasih amal biasa, untuk memenuhi kontrak yang telah kamu buat; dan untuk menjadi tegas dan sabar, dalam kesakitan (atau penderitaan) dan kesulitan, dan di semua periode panik. Demikianlah orang-orang yang benar, yang takut akan Allah.” (surat Al Baqarah (2) ayat 177).

 

Selain daripada itu, bekerja untuk menjaga perdamaian atau berusaha untuk mendamaikan diantara orang-orang adalah perbuatan besar yang lebih baik daripada amal, puasa, dan doa. Nabi Muhammad (saw) berkata: “Apakah Anda tahu apa yang lebih baik daripada amal dan puasa dan doa? Itu menjaga perdamaian dan hubungan yang baik antara orang-orang, karena pertengkaran dan perasaan buruk menghancurkan umat manusia.” (Hadits Riwayat Bukhari, Muslim)

 

5.  Adanya peringatan untuk kemanusiaan, dimana Al-Qur’an dan juga Hadits sudah memberikan peringatan bagi umat manusia bahwa mereka akan mempertanggung jawabkan setiap tindakan yang mereka lakukan dalam kehidupan ini. Sebagaimana Allah SWT berfirman berikut ini: “Katakan, 'Tuhanlah yang memberimu hidup, lalu membuatmu mati; dan pada akhirnya Dia akan mengumpulkanmu pada Hari Kebangkitan (kedatangan) yang tidak diragukan, tetapi kebanyakan orang tidak mengerti. Kepunyaan Tuhan adalah kerajaan langit dan bumi. Dan pada hari itu ketika kiamat datang, pada hari itu semua orang yang menolak untuk beriman adalah orang-orang yang merugi. Dan kamu akan melihat semua orang tertatih-tatih berlutut, karena semua orang akan dipanggil untuk (menghadapi) catatan mereka: 'Hari ini kamu akan mendapat balasan atas semua yang pernah kamu lakukan. Ini adalah catatan Kami, ini berbicara tentang Anda dalam semua kebenaran; karena Kami telah mencatat semua yang kamu lakukan. (surat Al Jasiyah (45) ayat 26,27, 28,29).”

 

Allah juga SWT berfirman: "Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat atom, ia akan melihatnya, dan barangsiapa berbuat jahat terhadap atom, akan melihat (balasannya)." (surat Az Zalzalah (99) ayat 7,8).” Adanya ketentuan untuk mempertanggungjawabkan segala perbuatan yang kita lakukan kelak dihadapan Allah SWT, menunjukkan bahwa hidup yang kita jalani tidak bisa dilaksanakan seenaknya saja tanpa melihat aturan main yang telah ditetapkan berlaku oleh Allah SWT selaku Tuan Rumah. Berdasarkan uraian di atas ini berarti salah satu tujuan hidup yang harus kita laksanakan adalah bagaimana kita berupaya sebaik mungkin agar laporan pertanggungjawaban kita dapat diterima oleh Allah SWT dengan sebaik baiknya.

 

6. Nabi Muhammad SAW sebagai suri tauladan kita juga telah menggemakan (mengingatkan) kepada umatnya tentang pesan pertanggungjawaban, sebagaimana hadits berikut ini: “Seorang pria akan ditanya mengenai lima (hal) pada Hari Kebangkitan: tentang hidupnya dan bagaimana ia menghabiskannya, tentang masa mudanya dan bagaimana ia menjadi tua, tentang kekayaannya: di mana ia memperolehnya dan dengan cara apa ia menghabiskannya, dan apa yang dia lakukan dengan pengetahuan yang dia miliki. "(Hadits Riwayat Ath Thirmidzi). Nabi Muhammad SAW juga bersabda: “Tiga hal mengikuti almarhum: anggota keluarganya, kekayaannya dan tindakannya. Dua dari mereka kembali dan satu tetap bersamanya. Anggota keluarga dan kekayaannya kembali, dan tindakannya tetap bersamanya.” (Hadits Riwayat Bukhari, Muslim).”

 

Berdasarkan ketentuan hadits ini, tujuan hidup seorang pria adalah bagaimana bersikap dan berbuat terhadap apa-apa yang dimilikinya, seperti harta, ilmu serta waktu. Lalu bagaimana memperolehnya serta untuk apa harta, ilmu dan waktu yang dimilikinya, apakah untuk kepentingan duniawi semata ataukah untuk kepentingan akhirat?.

 

Hal yang harus kita jadikan pedoman adalah bahwa Allah SWT memiliki kriteria sendiri di dalam menilai seseorang sebagaimana hadits berikut ini: Nabi SAW menyatakan, Allah Yang Mahakuasa menghakimi kamu bukan dari wajahmu atau kekayaanmu, tetapi oleh kemurnian hatimu dan perbuatanmu." (Hadits Riwayat Muslim). Berdasarkan ketentuan ini, penampilan, kekayaan, keturunan, harta kekayaan, pangkat dan jabatan, pendidikan warna kulit yang kita miliki bukanlah kriteria yang akan dipergunakan oleh Allah SWT untuk menilai keberhasilan diri kita.

 

Adanya konsep tujuan hidup di atas, akhirnya kita akan dihadapkan dengan konsep hidup adalah kesempatan dan juga pilihan serta hidup adalah perjalanan. Kesempatan untuk melaksanakan apa apa yang telah ditetapkan oleh Allah SWT berlaku kepada diri kita  atau tidak mau melaksanakan apa apa yang telah ditetapkan berlaku. Sehingga hidup yang kita jalani saat ini adalah pilihan, pilihan memilih apa yang baik atau apa yang buruk, mau masuk ke syurga atau mau masuk ke neraka, mau menjadikan hati yang hidup lagi sehat atau mau menjadikan hati yang mati lagi sakit, mau jalan kebaikan atau mau jalan keburukan, mau jiwa yang fitrah atau mau jiwa yang fujur. Pilihan dan konsekuensi dari pilihan yang kita ambil akan menentukan hasil akhir sehingga sebab bukanlah karena akibat.

 

Dan yang pasti setiap manusia, siapapun dia, apapun kedudukannya, dapat dipastikan ia pasti akan bercita-cita untuk masuk syurga. Karena tidak ada satupun yang ingin masuk neraka. Akan tetapi ketahuilah berdasarkan surat Al Baqarah (2) ayat 214 berikut ini: “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, Padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, Sesungguhnya pertolongan Allah itu Amat dekat. (surat Al Baqarah (2) ayat 214)”. 

 

Untuk bisa masuk syurga tidak serta merta begitu saja dapat kita raih. Kita akan diuji dengan cobaan/kesulitan terlebih dahulu. Sekarang tahukah kita dengan syarat dan ketentuan ini? Adalah sesuatu yang mustahil diakal jika kita ingin masuk syurga namun kita sendiri yang menentukan aturan mainnya, padahal kita hanyalah pemain (obyek, ciptaan, tamu) semata yang tidak memiliki apapun saat hadir ke muka bumi ini. Sedangkan berdasarkan surat Al Mu’minuun (23) ayat 115 berikut ini: “Maka Apakah kamu mengira, bahwa Sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada kami?”.

 

Allah SWT dengan tegas mengatakan bahwa sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu termasuk manusia dengan sungguh- sungguh, bukan secara main main. Lalu seluruh manusia akan dikembalikan kepada Allah SWT atau dengan kata lain “dari Allah SWT akan kembali kepada Allah SWT”.

 

Inilah salah satu konsep dasar dari rencana besar penghambaan dan kekhalifahan di muka bumi yang harus kita ketahui dan pahami dengan baik dan benar. Allah SWT selaku pencipta dan pemilik rencana besar tentu sudah mempersiapkan segalanya dengan baik dan benar, terutama mempersiapkan apa yang dinamakan dengan buku manual, dalam hal ini adalah Al-Qur’an. Yang mana buku manual ini diturunkan oleh Allah SWT untuk kepentingan manusia.

 

Senin, 21 Juli 2025

JANGAN PERNAH MEMBACA DOA, NAMUN BERDOALAH HANYA KEPADA ALLAH SWT PART 4 of 4

Contoh Doa Yang Terdapat di dalam Al-Qur’an.

 

Berikut ini akan kami kemukakan contoh contoh doa yang terdapat di dalam Al-Qur’an, yang tidak lain adalah kata-kata Allah SWT yang akan kita katakan kembali kepada Allah SWT saat diri kita berdoa kepada-Nya, sebagaiamana berikut ini:

 

a.       Doa Nabi Adam as,. doa mohon ampun setelah melakukan pelanggaran, sebagaimana dikemukakan dalam surat Al A’raaf (7) ayat 23 berikut ini: keduanya berkata: "Ya Tuhan Kami, Kami telah Menganiaya diri Kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni Kami dan memberi rahmat kepada Kami, niscaya pastilah Kami Termasuk orang-orang yang merugi.

 

b.       Doa Nabi Nuh as, ketika di atas bahtera, sebagaimana dikemukakan dalam surat Al Mu’minuun (23) ayat 29 berikut ini:dan berdoalah: Ya Tuhanku, tempatkanlah aku pada tempat yang diberkati, dan Engkau adalah Sebaik-baik yang memberi tempat." Dan juga dikemukakan dalam surat Huud (11) ayat 47 berikut ini:Nuh berkata: Ya Tuhanku, Sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari memohon kepada Engkau sesuatu yang aku tiada mengetahui (hakekat)nya. dan Sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaKu, dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaKu, niscaya aku akan Termasuk orang-orang yang merugi."

 

c.       Doa Nabi Ibrahim as, doa mohon ampun bagi orang tua dan orang-orang mukmin di hari kiamat, sebagaimana dikemukakan dalam surat Ibrahim (14) ayat 41 berikut ini:Ya Tuhan Kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapakku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)".

 

d.      Doa Nabi Ibrahim as, doa mohon tetap mendirikan shalat begitu juga untuk anak keturunan, sebagaimana dikemukakan dalam surat Ibrahim (14) ayat 40 berikut ini:Ya Tuhanku, Jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, Ya Tuhan Kami, perkenankanlah doaku.”

 

e.       Doa Nabi Ibrahim as, Doa mohon negeri ini dijadikan negeri aman dan anak keturunan dijauhkan dari menyembah berhala, sebagaimana dikemukakan dalam surat Ibrahim (14) ayat 35 berikut ini:dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, Jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala.”

 

f.         Doa Nabi Ibrahim as, doa mohon diberi hikmah dan dikumpulkan dengan orang-orang yang shaleh serta dijadikan tutur kata yang baik, sebagaimana dikemukakan dalam surat Asy Syu’araa (26) ayat 83-84-85 berikut ini: (Ibrahim berdoa): "Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku Hikmah dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh, dan Jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang) Kemudian, dan Jadikanlah aku Termasuk orang-orang yang mempusakai surga yang penuh kenikmatan.”

 

g.       Doa Nabi Ibrahim as, agar diterima amal ibadah dan taubat, sebagaimana dikemukakan dalam surat Al Baqarah (2) ayat 127-128 berikut ini: dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): "Ya Tuhan Kami terimalah daripada Kami (amalan kami), Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui". Ya Tuhan Kami, Jadikanlah Kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) diantara anak cucu Kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada Kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji Kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.

 

h.      Doa Nabi Yusuf as, doa mohon perlindungan kepada Allah di dunia dan akhirat  dan mohon diwafatkan bersama orang-orang yang shaleh, sebagaimana dikemukakan dalam surat Yusuf (12) ayat 101 berikut ini:Ya Tuhanku, Sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebahagian kerajaan dan telah mengajarkan kepadaku sebahagian ta'bir mimpi. (ya Tuhan) Pencipta langit dan bumi. Engkaulah pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam Keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang saleh.”

 

i.         Doa Nabi Luth as, mohon diberi perlindungan atas kaum yang berbuat kerusakan, sebagaimana dikemukakan daam surat Al Ankabuut (29) ayat 30 berikut ini:Luth berdoa: "Ya Tuhanku, tolonglah aku (dengan menimpakan azab) atas kaum yang berbuat kerusakan itu".

 

j.          Doa Nabi Syua’ib as, doa mohon diberi keputusan dengan adil dalam suatu perkara, sebagaimana dikemukakan dalam surat Al A’raaf (7) ayat 89 berikut ini:sungguh Kami mengada-adakan kebohongan yang benar terhadap Allah, jika Kami kembali kepada agamamu, sesudah Allah melepaskan Kami dari padanya. dan tidaklah patut Kami kembali kepadanya, kecuali jika Allah, Tuhan Kami menghendaki(nya). pengetahuan Tuhan Kami meliputi segala sesuatu. kepada Allah sajalah Kami bertawakkal. Ya Tuhan Kami, berilah keputusan antara Kami dan kaum Kami dengan hak (adil) dan Engkaulah pemberi keputusan yang sebaik-baiknya.”

 

k.       Doa Nabi Musa as, doa mohon dilapangkan dadanya, dimudahkan segala urusannya dan tidak kaku lidahnya dalam menyampaikan sesuatu, sebagaimana dikemukakan dalam surat Thaahaa (20) ayat 25-26-27-28 berikut ini: berkata Musa: "Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku[915], dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku.”

 

[915] Nabi Musa a.s. memohon kepada Allah agar dadanya dilapangkan untuk menghadapi Fir'aun yang terkenal sebagai seorang raja yang kejam.

 

Dan juga sebagaimana dikemukakan dalam surat Al Qashsah (28) ayat 16 berikut ini: “Musa mendoa: "Ya Tuhanku, Sesungguhnya aku telah Menganiaya diriku sendiri karena itu ampunilah aku". Maka Allah mengampuninya, Sesungguhnya Allah Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” Serta yang juga dikemukakan dalam surat Al Qashash (28) ayat 21 berikut ini: “Maka keluarlah Musa dari kota itu dengan rasa takut menunggu-nunggu[1117] dengan khawatir, Dia berdoa: "Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari orang-orang yang zalim itu". (surat Al Qashash (28) ayat 21)

 

[1117] Maksudnya: merasa sangat khawatir, kalau-kalau ada orang yang menyusul untuk menangkapnya.

 

l.         Doa Nabi Yunus as, doa mohon dikeluarkan dari berbagai kesulitan atau kegelapan, sebagaimana dikemukakan dalam surat Al Anbiyaa (21) ayat 87 berikut ini:dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam Keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), Maka ia menyeru dalam Keadaan yang sangat gelap[967]: "Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha suci Engkau, Sesungguhnya aku adalah Termasuk orang-orang yang zalim."

 

[967] Yang dimaksud dengan Keadaan yang sangat gelap ialah didalam perut ikan, di dalam laut dan di malam hari.

 

m.    Doa Nabi Sulaiman as, doa mohon dijadikan orang pandai mensyukuri nikmat, sebagaimana dikemukakan dalam surat An Naml (27) ayat 19 berikut ini: Maka Dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) Perkataan semut itu. dan Dia berdoa: "Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh".

 

n.      Doa Nabi Zakaria as, doa mohon diberi anak yang shaleh, sebagaimana dikemukakan dalam surat Ali Imran (3) ayat 38 berikut ini:di sanalah Zakariya mendoa kepada Tuhannya seraya berkata: "Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa". Dan yang juga dikemukakan dalam surat Al Anbiyaa sebagaimana berikut ini: dan (ingatlah kisah) Zakaria, tatkala ia menyeru Tuhannya: "Ya Tuhanku janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri[968] dan Engkaulah waris yang paling Baik[969].

 

[968] Maksudnya: tidak mempunyai keturunan yang mewarisi

[969] Maksudnya: andaikata Tuhan tidak mengabulkan doanya, Yakni memberi keturunan, Zakaria menyerahkan dirinya kepada Tuhan, sebab Tuhan adalah waris yang paling baik.

 

o.       Doa Ashabul Kahfi, doa diberi rahmat dari sisi-Nya dan dapat menyelesaikan urusan dengan cara yang benar, sebagaimana dikemukakan dalam surat Al Kahfi (18) ayat 10 berikut ini: (ingatlah) tatkala Para pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua, lalu mereka berdoa: "Wahai Tuhan Kami, berikanlah rahmat kepada Kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi Kami petunjuk yang Lurus dalam urusan Kami (ini)."

 

p.      Doa Setelah Selesai Shalat Tahajud , doa mohon dimasukkan dan dikeluarkan dari segala urusan yang benar, sebagaimana dikemukakan dalam surat Al Israa’ (17) ayat 80 berikut ini:dan Katakanlah: "Ya Tuhan-ku, masukkanlah aku secara masuk yang benar dan keluarkanlah (pula) aku secara keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi Engkau kekuasaan yang menolong[866].”

 

[866] Maksudnya: memohon kepada Allah supaya kita memasuki suatu ibadah dan selesai daripadanya dengan niat yang baik dan penuh keikhlasan serta bersih dari ria dan dari sesuatu yang merusakkan pahala. ayat ini juga mengisyaratkan kepada Nabi supaya berhijrah dari Mekah ke Madinah. dan ada juga yang menafsirkan: memohon kepada Allah s.w.t. supaya kita memasuki kubur dengan baik dan keluar daripadanya waktu hari-hari berbangkit dengan baik pula.

 

q.       Doa mohon diberi pasangan hidup dan anak keturuan yang menyenangkan (penyejuk hati) dan menjadi pemimpin bagi orang-orang yang bertaqwa, sebagaimana dikemukakan dalam surat Al Furqaan (25) ayat 74 berikut ini: dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan Kami, anugrahkanlah kepada Kami isteri-isteri Kami dan keturunan Kami sebagai penyenang hati (Kami), dan Jadikanlah Kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.”

 

r.        Doa mohon dilimpahkan kesabaran dan dikokohkan pendirian serta mohon pertolongan-Nya di dalam menghadapi orang-orang kafir, sebagaimana dikemukakan dalam surat Al Baqarah (2) ayat 250 berikut ini:tatkala Jalut dan tentaranya telah nampak oleh mereka, merekapun (Thalut dan tentaranya) berdoa: "Ya Tuhan Kami, tuangkanlah kesabaran atas diri Kami, dan kokohkanlah pendirian Kami dan tolonglah Kami terhadap orang-orang kafir."

 

s.        Doa mohon diampuni dosa-dosa dan tindakan-tindakan yang berlebihan dalam segala urusan , dan mohon ditetapkan pendirian serta ditolong dalam menghadapi orang-orang yang ingkar, sebagaimana dikemukakan dalam surat Ali Imran (3) ayat 147 berikut ini:tidak ada doa mereka selain ucapan: "Ya Tuhan Kami, ampunilah dosa-dosa Kami dan tindakan-tindakan Kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami[235] dan tetapkanlah pendirian Kami, dan tolonglah Kami terhadap kaum yang kafir".

 

[235] Yaitu melampaui batas-batas hukum yang telah ditetapkan Allah s.w.t.

 

t.         Doa mohon tidak dibebani beban yang berat yang tidak sanggup memikulnya, sebagaimana dikemukakan dalam surat Al Baqarah (2) ayat 286 berikut ini:Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka berdoa): "Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau hukum Kami jika Kami lupa atau Kami tersalah. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau bebankan kepada Kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau pikulkan kepada Kami apa yang tak sanggup Kami memikulnya. beri ma'aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong Kami, Maka tolonglah Kami terhadap kaum yang kafir."

 

u.      Doa mohon kebahagiaan di dunia dan kebahagiaan di akhirat, sebagaimana dikemukakan dalam surat Al Baqarah (2) ayat 201 berikut ini:dan di antara mereka ada orang yang bendoa: "Ya Tuhan Kami, berilah Kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah Kami dari siksa neraka"[127].

 

[127] Inilah doa yang sebaik-baiknya bagi seorang Muslim.

 

v.       Doa mohon perlindungan dari segala kejahatan makhluk dan semua ciptaan-Nya, sebagaimana dikemukakan dalam surat Al Falaq (113) ayat 1-5 berikut ini:Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh, dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul[1609], dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki."

 

[1609] Biasanya tukang-tukang sihir dalam melakukan sihirnya membikin buhul-buhul dari tali lalu membacakan jampi-jampi dengan menghembus-hembuskan nafasnya ke buhul tersebut.

 

w.     Doa mohon perlindungan dari kejahatan jin dan manusia, sebagaimana dikemukakan dalam surat An Naas (114) ayat 1-6 berikut ini:Katakanlah: "Aku berlidung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. raja manusia. sembahan manusia. dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.”

 

 

Itulah contoh contoh doa yang ada di dalam AlQuran dan semoga kita semua mampu berdoa sesuai contoh dimaksud dan semoga Allah SWT mengabulkan permohonan doa yang kita panjatkan kepadaNya selama hayat masih di kandung badan.