Kematian dapat diartikan sebagai tamu
yang akan mendatangi setiap orang. Jika kematian dikatakan sebagai tamu, maka
kita yang akan didatangi oleh kematian dapat dikatakan sebagai tuan rumah.
Sebagai tuan rumah yang akan kedatangan tamu berupa kematian sudahkah kita
mempersiapkan penyambutan tamu yang akan mendatangi diri kita?
tiap-tiap
yang berjiwa akan merasakan mati. dan Sesungguhnya pada hari kiamat sajalah
disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke
dalam syurga, Maka sungguh ia telah beruntung. kehidupan dunia itu tidak lain
hanyalah kesenangan yang memperdayakan.
(surat Ali
Imran (3) ayat 185)
Menurut sebahagian ulama mengemukakan
bahwa dekat dekat akan meninggal malaikat maut akan berulang ulang mengunjungi
orang yang akan meninggal. Kedatangan malaikat maut ini sebenarnya adalah suatu
peringatan bahwa tidak lama lagi orang itu akan meninggal. Rasulullah SAW telah
bersabda: “Apabila Allah bermaksud baik
kepada seorang hamba, maka bentuk malaikat maut itu akan disesuaikan dengan
amal shalehnya sebelum mati”
Semakin banyak amal shalehnya maka
bentuk malaikat maut yang datangakan semakin menyenangkan.Dan semakin besar
dosanya maka bentuknya akan semakin menakutkan. Seringkali kita jumpai orang
yang sakratul maut yang menepis atau menolak bila dibisikkan” Lailaha Illallah”
di telinganya. Hal ini terjadi karena dalam keadaan sekarat, akal telah pergi,
ingatan hilang, hati nurani akan menyampingkan semua hal, kecuali pada apa yang
dicintai saja. Oleh karena itu, bila kita ingin pada saat meninggal nanti hanya
ingat kepada Allah SWT dengan mengucapkan “Lailaha Illallah” maka pupuklah rasa
cinta kepada Allah SWT. Untuk menumbuhkan rasa cinta kepada Allah SWT
biasakanlah berdzikir mengingatNya. Jadikan Allah SWT itu menjadi kekasih dan
letakkan Dia dalam rongga hati yang yang paling dalam.
Rasulullah SAW bersabda: “Janganlah kamu memaki orang yang telah
mati. Karena sesungguhnya mereka telah menemui apa yang mereka amalkan semasa
hidupnya”.
Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya kubur adalah tahap pertama
dari beberapa tahap tempat di akhirat. Kalau seseorang telah selamat disitu
maka tahap yang selanjutnya akan lebih enteng dan kalau tidak selamat disitu,
tahap yang selanjutnya akan lebih berat lagi”.
Mengucapkan kalimat “Lailaha Illallah”
dengan sepenuh perasaan pada saat sakratul maut, selintas kedengarannya mudah,
namun kenyataannya hanya orang tertentu saja yang sanggup melaksanakannya. Hal
ini disebabkan oleh:
a.
Pada waktu sakratul maut, akal atau ingatan
sudah tidak berfungsi normal, bahkan dapat dikatakan hilang.
b.
Syaitan menggoda dengan seberat beratnya
godaan. Biasanya syaitan muncul di penglihatan orang yang sekarat itu
menyerupai orang yang dikenal dekat dan sudah meninggal dunia.
c.
Rasa sakit yangs amat sangat.
Dalam keadaan ini, jelaslah yang bekerja
hanyalah alam bawah sadar saja, yang teringat adalah hanya apa apa yang kita
cintai dan kita rindukan siang malam.
Ingat, kuburan bergerak secara pasti
menghampiri diri kita dengan kecepatan 60 (enam puluh) detik permenit atau 60
(enam puluh) menit per jam serta di akhirat nanti tidak ada jalan keluar dari
neraka.
Selanjutnya, dalam sebuah hadits yang
diriwayatkan oleh Mu’azd bin Jabal dijelaskan, bahwa Nabi Muhammad SAW pernah
ditanya tentang maksud dari firman Allah SWT yang terdapat di dalam surat An
Naba’ ayat 18 di bawah ini:
Yaitu hari
(yang pada waktu itu) ditiup sangsakala lalu kamu datang berkelompok-kelompok,
(suarat An
Naba’ (78) ayat 18)
Mendengar pertanyaan yang demikian itu,
beliau menangis hingga air matanya membasahi tanah. Selesai menangis, beliau
bersabda: Wahai orang yang bertanya, engkau menanyakan aku suatu urusan yang
sangat besar. Sesungguhnya maksud ayat tersebut, adalah bahwa umatku kelak akan
dibangkitkan dan dikumpulkan menuju Padang Mahsyar, berkelompok kelompok,
sehingga menjadi 12 (dua) belas kelompok.
Kelompok
pertama, mereka yang dibangkitkan dari kuburnya dan menuju Padang Mahsyar tanpa tangan dan
kaki. Sepanjang jalan itu, diperkenalkan dan
dikomentari: Inilah mereka yang semasa hidupnya pernah menyakitkan hati
tetangganya dan sampai mati tidak mau bertobat (minta maaf), padahal Allah SWT
memerintahkan untuk berlaku baik kepada tetangga.
sembahlah
Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat
baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang
miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh[294], dan teman sejawat,
Ibnu sabil[295] dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri,
(surat An
Nisaa’ (4) ayat 36)
[294] Dekat
dan jauh di sini ada yang mengartikan dengan tempat, hubungan kekeluargaan, dan
ada pula antara yang Muslim dan yang bukan Muslim.
[295] Ibnus
sabil ialah orang yang dalam perjalanan yang bukan ma'shiat yang kehabisan
bekal. Termasuk juga anak yang tidak diketahui ibu bapaknya.
Kelompok
kedua, mereka yang dibangkitkan dari kuburnya dan dikumpulkan
menuju Padang Mahsyar dengan berupa binatang (berupa babi, kera dan lainnya).
Sepanjang jalan diperkenalkan dan dikomentari: Inilah orang orang yang
meremehkan ibadah Shalat dan sampai mati tidak mau bertaubat. Mereka yang
semacam inilah yang dimaksud dalam surat Al Ma’un (107) ayat 4 dan 5)
Maka
kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat,
(yaitu)
orang-orang yang lalai dari shalatnya,
(surat Al
Maa’uun (107) ayat 4 dan 5)
Kelompok
ketiga, mereka yang dibangkitkan dari kubur dan dikumpulkan
menuju Padang Mahsyar, dengan perut besar seperti gunung. Mereka diperkenalkan
dan dikomentari sepanjang jalan sebagai orang orang yang tidak mau mengeluarkan
zakat dam sampai mati tidak mau bertaubat.
Hai
orang-orang yang beriman, Sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim
Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan
batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. dan orang-orang
yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, Maka
beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih,
(surat At
Taubah (9) ayat 34)
Kelompok
keempat, mereka yang dibangkitkan dari kubur dan dikumpulkan
menuju Padang Mahsyar dalam keadaan keluar darah dari mulutnya, ususnya diseret
di tanah. Mereka dikomentari sepanjang jalan: Mereka ini orang orang yang dusta
dalam jual beli, dalam sumpah dan janji serta mereka tidak bertaubat sampai
mati.
Sesungguhnya
orang-orang yang menukar janji (nya dengan) Allah dan sumpah-sumpah mereka
dengan harga yang sedikit, mereka itu tidak mendapat bahagian (pahala) di
akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat
kepada mereka pada hari kiamat dan tidak (pula) akan mensucikan mereka. bagi
mereka azab yang pedih.
(surat Ali
Imran (3) ayat 77)
Kelompok
kelima, mereka yang dibangkitkan dari kubur dan dikumpulkan
menuju Padang Mahsyar menyembunyikan diri dari manusia dan baunya lebih busuk
daripada bangkai. Mereka ini diperkenalkan: inilah mereka yang melakukan
perbuatan perbuatan maksiat dengan sembunyi dan rahasia dari manusia dan mereka
tidak takut kepada Allah SWT serta tidak mau bertobat sampai matinya.
itu lebih
dekat untuk (menjadikan Para saksi) mengemukakan persaksiannya menurut apa yang
sebenarnya, dan (lebih dekat untuk menjadikan mereka) merasa takut akan
dikembalikan sumpahnya (kepada ahli waris) sesudah mereka bersumpah[456]. dan
bertakwalah kepada Allah dan dengarkanlah (perintah-Nya). Allah tidak memberi
petunjuk kepada orang-orang yang fasik.
(surat An
Nisaa’ (4) ayat 108)
[456]
Maksud sumpah itu dikembalikan, ialah saksi-saksi yang berlainan agama itu
ditolak dengan bersumpahnya saksi-saksi yang terdiri dari karib kerabat, atau
berarti orang-orang yang bersumpah itu akan mendapat Balasan di dunia dan
akhirat, karena melakukan sumpah palsu.
Kelompok
keenam, mereka yang dibangkitkan dari kubur dan dikumpulkan
menuju Padang Mahsyar dengan kepala terpotong hingga lehernya (tanpa kepala)
dan mereka dikomentari : inilah orang orang yang memberikan kesaksian palsu dan
dusta serta sampai mati tidak mau bertaubat.
Kelompok
ketujuh, mereka yang dibangkitkan dari kubur dan dikumpulkan
menuju Padang Mahsyar tanpa lidah dan dari mulutnya mengalir darah dan nanah.
Kepada mereka dikomentari : Mereka inilah yang tidak mau memberikan kesaksian
dalam kebenaran dan sampai mati tidak mau bertaubat, padahal Allah SWT
melarangnya.
jika kamu
dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak
memperoleh seorang penulis, Maka hendaklah ada barang tanggungan yang
dipegang[180] (oleh yang berpiutang). akan tetapi jika sebagian kamu
mempercayai sebagian yang lain, Maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan
amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan
janganlah kamu (para saksi) Menyembunyikan persaksian. dan Barangsiapa yang
menyembunyikannya, Maka Sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan
Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
(surat Al
Baqarah (2) ayat 283)
[180]
Barang tanggungan (borg) itu diadakan bila satu sama lain tidak percaya
mempercayai.
Kelompok
kedelapan, mereka yang dibangkitkan dari kubur dan dikumpulkan
menuju Padang Mahsyar dalam keadaan terbalik, kaki di atas, kepala di bawah dan
dari kemaluannya mengalir darah dan nanah. Kepada mereka itu dikomentari:
Inilah mereka yang berzina dan sampai mati tidak mau bertaubat.
dan janganlah kamu mendekati zina;
Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang
buruk.
(surat Al
Israa’ (17) ayat 32)
Kelompok
kesembilan, mereka yang dibangkitkan dari kubur dan dikumpulkan
menuju Padang Mahsyar dengan muka yang hitam, mata yang biru dan perutnya penuh
dengan api. Kepada mereka itu dikomentari: Inilah orang orang yang memakan
harta anak yatim dan sampai mati tidak mau bertaubat.
Sesungguhnya
orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu
menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang
menyala-nyala (neraka).
(surat An
Nisaa’ (4) ayat 10)
Kelompok
kesepuluh, mereka yang dibangkitkan dari kubur dan dikumpulkan
menuju Padang Mahsyar dalam keadaan sakit kusta/lepra, belang dan kadas. Kepada
mereka itu dikomentari: Inilah orang orang yang durhaka dan pernah menyakitkan
hati kedua orang tuanya dan sampai mati
tidak mau bertaubat (minta maaf) kepada keduanya. Padahal Allah SWT telah
memerintahkan untuk berbuat baik kepada kedua orang tua.
sembahlah
Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat
baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang
miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh[294], dan teman sejawat,
Ibnu sabil[295] dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri,
(surat An
Nisaa’ (4) ayat 36)
[294] Dekat dan jauh di sini ada yang
mengartikan dengan tempat, hubungan kekeluargaan, dan ada pula antara yang
Muslim dan yang bukan Muslim.
[295] Ibnus sabil ialah orang yang dalam
perjalanan yang bukan ma'shiat yang kehabisan bekal. Termasuk juga anak yang
tidak diketahui ibu bapaknya.
Kelompok
kesebelas, mereka yang dibangkitkan dari kubur dan dikumpulkan
menuju Padang Mahsyar dalam keadaan buta hati, giginya menjulur seperti tanduk
sapi, kelopak matanya menjulur sampai kedadanya, lidahnya menjulur sampai
pahanya dan dari perutnya keluar kotoran. Kepada mereka itu dikomentari: mereka ini
adalah orang orang yang meminum minuman yang memabukkan dan main judi dan sampai
mati tidak mau bertaubat.
Hai
orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban
untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah[434], adalah Termasuk perbuatan
syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat
keberuntungan.
(surat Al
Maaidah (5) ayat 90)
[434] Al
Azlaam artinya: anak panah yang belum pakai bulu. orang Arab Jahiliyah
menggunakan anak panah yang belum pakai bulu untuk menentukan Apakah mereka
akan melakukan suatu perbuatan atau tidak. Caranya Ialah: mereka ambil tiga
buah anak panah yang belum pakai bulu. setelah ditulis masing-masing Yaitu
dengan: lakukanlah, jangan lakukan, sedang yang ketiga tidak ditulis apa-apa,
diletakkan dalam sebuah tempat dan disimpan dalam Ka'bah. bila mereka hendak
melakukan sesuatu Maka mereka meminta supaya juru kunci ka'bah mengambil sebuah
anak panah itu. Terserahlah nanti Apakah mereka akan melakukan atau tidak
melakukan sesuatu, sesuai dengan tulisan anak panah yang diambil itu. kalau
yang terambil anak panah yang tidak ada tulisannya, Maka undian diulang sekali
lagi.
Kelompok
keduabelas, mereka yang dibangkitkan dari kubur dan dikumpulkan
menuju Padang Mahsyar dengan wajah seperti bulan purnama, mereka melewati
titian secepat kilat. Kepada mereka itu
dikomentari: mereka ini adalah orang orang yang beramal shaleh, menjauhkan diri
dari perbuatan terlarang dan melarang orang dari perbuatan perbuatan maksiat
dan mereka selalu mendirikan shalat dan ibadah ibadah lainnya dan mereka
bertaubat sebelum meninggal dunia.
Sesungguhnya
orang-orang yang mengatakan: "Tuhan Kami ialah Allah", kemudian
mereka tetap istiqamah[1388] Maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan
mereka tiada (pula) berduka cita.
mereka
Itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai Balasan atas
apa yang telah mereka kerjakan.
(surat Al
Ahqaaf (46) ayat 13 dan 14)
[1388]
Istiqamah ialah teguh pendirian dalam tauhid dan tetap beramal yang saleh.
Barangsiapa
bertaubat tetapi tidak menambah ibadahnya, ia bukannya telah bertaubat.
Barangsiapa
bertaubat tetapi tidak mengubah perilakunya, ia bukannya telah bertaubat.
Barangsiapa
bertaubat tetapi tidak mengganti temannya, ia bukannya telah bertaubat.
Barangsiapa
bertaubat tetapi tidak menuntut ilmu, tidak membuang sifat riya, tidak
menyedekahkan kelebihan yang dimilikinya, ataupun tidak meminta maaf kepada
orang yang pernah disakitinya, ia bukannya telah bertaubat.
SABAR
DARI MENAHAN AHWA (HAWA NAFSU) ITU BERAT, TETAPI MENAHAN SIKSAAN NERAKA ITU,
JAUH LEBIH BERAT DARIPADA MENAHAN NAFSU.
“Manusia
yang paling cerdik ialah yang terbanyak mengingat kematian serta terbanyak
persiapannya untuk menghadapi kematian itu. Mereka itulah yang benar benar
cerdik dan mereka akan pergi ke alam baqa dengan membawa kemulian dunia dan
kemuliaan akhirat “
(HR Ath Thirmidzi, Ibnu Majah, Hakim)
(diambil
dari buku MEMBANGUN MANUSIA SEUTUHNYA MENURUT AL QUR’AN karangan Drs Abubakar
Muhammad, penerbit Al Ikhlas, Surabaya dan dari buku SENTUHAN KALBU: Penghantar
Mencapai Pencerahan Jiwa oleh Ir Permadi Alibasyah, Jakarta)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar