PIKIRAN
DAN BISIKAN HATI
Inspirasi
dari buku “Mengendalikan Hawa Nafsu karya Ali Ibn Muhammad Ad Dihami
“Hakekatnya,
manusia pada umumnya tidak ingin meyakini suatu kenyataan, mereka hanya
berusaha meyakini apa yang ingin diyakininya saja"
(by Asianto)
Kebahagiaan kita yang
hakiki memerlukan ilmu dan pengetahuan yang absolute tentang segala hal.Ini
tidak akan mungkin dicapai oleh manusia. Karena itu, mengikuti jalur yang sudah
digariskan oleh Allah SWT dan berusaha menggapai ridhaNya dalam keadaan susah
dan senang, memberi kita banyak jaminan meraih perangkat yang menghantarkan
kita kepada ketentraman dan kemenangan. Melalui kerja keras dan pengamatan yang
dalam, kita harus berusaha menggali detail detailnya dan mengupayakan segala
hal yang bisa membantu kita mewujudkan kehidupan yang lebih tentram dan lebih
sedikit lukanya serta lebih banyak maknanya.
Merupakan hal yang sulit
bagi kita untuk mengetahui apa itu hakekat dari kebahagiaan, hakikat hidup tentram
dalam kemenangan. Kita juga sulit menghadapi peristiwa peristiwa kehidupan ini
dengan tegar dan hati lapang, selama kehidupan dunia dan kehidupan akhirat
tidak kita lihat sebagai dua episode dari satu novel.Meskipun episode pertama
lebih singkat dan lebih enteng, namun episode kedua tidak akan ada dan tidak
akan enak dibaca kecuali setelah ada dan selesai dibacanya atau dilaluinya episode
pertama. Ingat, orang yang tidak melewati kehidupan dunia, tidak akan mendapat
tempat di akhirat dan syurga kelak. Ini menjadikan betapa pentingnya melihat
kehidupan yang sekarang kita jalani di bumi ini tidak dengan sebelah mata
(dianggap enteng dan remeh serta tanpa perjuangan dan doa). Sebab episode
kehidupan dunia adalah satu satunya jalan menuju kehidupan yang abadi dan
kekal.
dan
di antara mereka ada orang yang bendoa: "Ya Tuhan Kami, berilah Kami
kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah Kami dari siksa
neraka"[127].
(surat
Al Baqarah (2) ayat 201)
[127] Inilah doa yang
sebaik-baiknya bagi seorang Muslim.
Sebagai khalifah di muka
bumi tentu kita sangat berharap episode episode kehidupan yang kita jalani
sesuai dengan kehendak Allah SWT, yaitu bahagia di dunia dan bahagia di akhirat
dan terhindar dari siksa api neraka (lihat surat Al Baqarah (2) ayat 201 di
atas).Agar apa yang menjadi
kehendak Allah SWT berlaku kepada diri kita maka Allah SWT sudah memberikan
modal dasar yang sangat hebat dan kepada diri kita, seperti ruhani yang sangat
luar biasa, jasmani yang sangat hebat, adanya modal dasar yang berasal dari
sifat ma’ani Allah SWT, ada motor penggerak berupa hubbul yang tujuh, adanya
perasaan dan akal yang diletakkan di dalam hati serta diberikannya Diinul Islam
sebagai sebuah konsep ilahiah bagi kepentingan manusia. Lalu sudahkah kita
mempelajarinya, memahaminya, lalu melaksanakannya!
Agar rencana besar
kekhalifahan di muka bumi berjalan sesuai dengan kehendakNya maka setiap
manusia juga telah diberikan oleh Allah SWT hati dan pikiran yang sejatinya
adalah sebuah software (perangkat lunak). Pikiran hardwarenya (perangkat kerasnya)
adalah otak, sedangkan hati hardwarenya (perangkat kerasnya) adalah jantung.
Software (perangkat lunak) dari pikiran itu sejatinya untuk mengontrol gerak
mekanis dari tubuh manusia, sedangkan software (perangkat lunak) hati itu sejatinya
untuk mengontrol gerak rasa/perasaan (af’idah) dan juga gerak iradat (kehendak)
manusia di dalam melaksanakan tugasnya sebagai khalifah. Adanya hati dan
pikiran yang diberikan oleh Allah SWT sejatinya dapat kita pergunakan untuk
kebaikan diri kita, keluarga dan anak keturunan, masyarakat, bangsa dan juga
negara.
Sebagai bahan
perbandingan, saat ini manusia baru bisa menciptakan software pikiran melalui
intelegensia buatan. Manusia belum bisa menciptakan apa yang dinamakan dengan software
hati. Hasilnya adalah terciptalah robot robat yang jalan hidupnya kaku, karena
tidak memiliki software hati. Disinilah letak yang paling mendasar dari
diberikannya pikiran dan hati oleh Allah SWT kepada manusia, sehingga manusia
tidak menjadi robot robot dalam kehidupannya atau menciptakan manusia yang
bersifat robot. Manusia harus mampu menjadi khalifah yang sesuai dengan
kehendakNya.
Di lain sisi, untuk bisa
meraih kebahagiaan hidup yang hakiki tidak memerlukan banyak pengetahuan
(pemikiran), tetapi memerlukan hikmah yang tertancap dalam hati (bisikan hati).
Karenanya, sedikit hikmah lebih bermanfaat sekalipun pengetahuan yang ada cuma
sedikit. Ketika kita tidak punya bisikan hati yang berasal dari hikmah karena banyaknya
pengetahuan seperti tidak berarti apa
apa bagi diri kita.
Allah
menganugerahkan Al Hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah)
kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan Barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia
benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. dan hanya orang-orang yang
berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).
(surat
Al Baqarah (2) ayat 269)
Lalu dimanakah Allah SWT
meletakkan hikmah itu? Hikmah tidak diletakkan oleh Allah SWT di dalam pikiran
seseorang. Hikmah diletakkan di dalam hati seseorang yang bersih dan sehat
(hati yang mukmin). Adanya kondisi ini maka dapat dikatakan hikmah bukanlah
sesuatu yang bisa kita dapatkan begitu saja, hikmah ada dan terasa di dalam
hati sepanjang hati kita memenuhi syarat dan ketentuan yang berlaku. Ayo segera
siapkan hati kita untuk bisa menerima hikmah hikmah yang sudah dipersiapkan
oleh Allah SWT kepada umatnya.
Malik ibn Dinar berkata: “Sesungguhnya
orang orang yang suka berbuat baik, hatinya didewasakan dengan kebajikan dan
orang orang yang suka berbuat maksiat hatinya dibusukkan dengan kemaksiatan”.
Allah SWT pasti mengetahui dan juga pasti melihat kecenderungan ini. Oleh
karena itu, perhatikanlah dengan seksama apa yang menjadi kecenderunganmu itu. Untuk
itu jangan membiasakan diri memikirkan sesuatu yang akan melemahkan iman di
hatimu. “Sesungguhnya lemah iman adalah asal segala dosa, kecemasan dan
kesedihan”. Sibukkan hatimu dengan sesuatu yang membuatmu yakin.
Sesungguhnya keyakinan akan mewariskan ketaatan, menjauhkan kita dari kecemasan
dan kesedihan, membuat kita merasa aman, dan mendekatkanmu kepada ketenangan
dan kegembiraan.
Adapun bisikan hati,
keadaannya sulit untuk dijelaskan. Ia bisa menjadi sumber kebaikan maupun
kejahatan. Dari situlah muncul suatu keinginan dan tekad. Barangsiapa memperhatikan bisikan
hatinya, pasti mampu mengendalikan hawa nafsunya. Barangsiapa dikalahkan oleh
bisikan hatinya, berarti dikalahkan oleh nafsunya. Barangsiapa meremehkan
bisikan hatinya maka kebinasaan akan menghampirinya. Bisikan senantiasa
menyertai hati hingga berubah menjadi sesuatu yang bathil. Allah SWT berfirman:
“dan
orang-orang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang
datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya
air itu Dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. dan didapatinya (ketetapan)
Allah disisinya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan
cukup dan Allah adalah sangat cepat perhitungan-Nya[1042]. (surat An Nuur (24)
ayat 39)
[1042] Orang-orang
kafir, karena amal-amal mereka tidak didasarkan atas iman, tidaklah mendapatkan
Balasan dari Tuhan di akhirat walaupun di dunia mereka mengira akan mendapatkan
Balasan atas amalan mereka itu.
Manusia yang paling rendah
komitmennya dan jiwanya adalah orang yang merasa puas dengan kenyataan yang ada
di dalam angan angan yang palsu, kemudian dibawa dan dijadikan perhiasan untuk
dirinya.Demi Allah, angan angan adalah modal mereka yang tak punya harta dan
barang perniagaan bagi para pemalas.. Angan angan adalah makanan bagi jiwa yang
kosong yang merasa puas hanya dengan mengkhayalkan kenyataan dan selesainya
perjalanan. Angan angan adalah sesuatu yang paling membahayakan manusia, yang
muncul dari kelemahan dan kemalasan. Angan angan dapat menyebabkan manusia
lalai, rugi, dan menyesal.
Orang yang berangan angan,
ketika secara fisik gagal mencapai kenyataan, ia membawa bayangan dan kenyataan
itu ke dalam hatinya kemudian mendekap dan memeluknya. Ia puas dengan khayalan
yang dibuat oleh pikirannya. Padahal tindakannya itu sama sekali tidak
bermanfaat baginya. Perumpamaanya seperti orang yang lapar dan haus yang
menghadirkan makanan dan minuman dalam khayalannya. Khayalan itu tidak akan
pernah mengusir kelaparan dan kehausannya.
Hidup bersama angan
angan menunjukkan rendah dan hinanya jiwa seseorang. Kemuliaan, kesucian, dan kehormatan
jiwa hanya dicapai dengan membersihkan segala khayalan palsu dari hati dan
mencegahnya melintas dalam pikiran. Obat yang paling mujarab adalah menyibukkan
diri dengan memikirkan sesuatu yang bermanfaat dan meninggalkan yang tidak
bermanfaat. Memikirkan sesuatu yang tidak bermanfaat adalah pintu segala
kejahatan. Orang yang memikirkan sesuatu yang tidak bermanfaat, berarti telah
kehilangan banyak hal. Ia berbuat sesuatu yang tak berguna sehingga melewatkan
sesuatu yang paling berguna.
Oleh karena itu, angan
angan dan pikiran, keinginan dan niat, merupakan sesuatu yang harus lebih
dahulu diperbaiki.
Hal itu merupakan ciri khas seseorang yang dapat membuatnya dekat maupun jauh
dari Tuhan, yaitu Tuhan yang setiap orang berbahagia jika berada di dekatNya
dan mendapat ridhaNya, dan menderita jika berada jauh dariNya dan mendapat murkaNya.
Barangsiapa keinginan dan pikirannya rendah dan hina, maka seluruh urusannya
pun rendah dan hina.
Jangan sampai syaitan
masuk dalam pikiran dan keinginan Anda, karena di situ dia akan membuat
kerusakan yang sulit diperbaiki; menimbulkan keraguan dan ide yang berbahaya,
dan menyulitkan Anda untuk memikirkan sesuatu yang bermanfaat bagi hidup dan
kehidupan. Jika
Anda membiarkannya masuk ke dalam hati dan membisikkan sesuatu, berarti Anda
telah membantunya menguasai diri Anda.
Apa yang ingin
dimasukkan oleh syaitan ke dalam diri seseorang tidak lain adalah dorongan
untuk berandai andai, memikirkan sesuatu yang keji dan haram, membuat angan
angan palsu mengenai kebhatilan dan sesuatu yang mustahil. Bertolak dari sini, syaitan kemudian
menjadikan pikiran itu sebagai keinginan yang tak mungkin dicapai dan tak
mungkin habis sehingga menjadi pusat pikiran dan angan angannya (inilah salah
satu pintu masuk syaitan mengganggu dan menggoda manusia).
Cara memperbaikinya, pertama dari sisi ilmu,
hendaknya Anda menyibukkan pikiran Anda dengan ilmu dan pengetahuan yang berkaitan
dengan akidah, kematian, kehidupan setelahnya dan sesuatu yang dapat merusak
amal dan cara mencegahnya. Kedua, dari sisi keinginan dan tekad, Anda harus
menyibukkan diri Anda dengan keinginan yang bermanfaat dan meninggalkan
keinginan yang tidak bermanfaat dan berbahaya.
Pikiran yang paling mulia
dan bermanfaat adalah pikiran yang dicurahkan untuk Allah SWT dan untuk kehidupan
akhirat. Adapun yang termasuk yang dicurahkan untuk Allah SWT dapat kami
kemukakan sebagai berikut:
a.
Pikiran
yang dicurahkan untuk merenungkan ayat ayat yang diturunkan Allah SWT,
sekaligus memahaminya. Inilah tujuan ayat ayat tersebut diturunkan, bukan hanya
untuk dibaca. Membacanya adalah sarana bukan tujuan dari diturunkannya Al
Qur’an.
b.
Pikiran
yang dicurahkan untuk merenungkan ayat ayat Allah SWT yang dikenal dengan ayat
ayat kauniyah (fenomena alam) kemudian mengambil pelajaran dan menjadikannya
sebagai bukti atas nama, sifat, hikmah, kebaikan dan keberadaanNya.
c.
Pikiran
yang dicurahkan untuk nikmat, kebaikan dan usahaNya dalam memberikan kenyamanan
kepada ciptaanNya, serta luasnya rahmat, ampunan dan kasing sayangNya.
d.
Pikiran
yang dicurahkan untuk aib diri sendiri dan banyaknya serta kekurangan perbuatan
perbuatan yang telah dikerjakan.
e.
Pikiran
yang dicurahkan untuk waktu dan kewajiban yang menyertainya. Segala sesuatu
yang penting, semuanya tergantung pada waktu. Orang bijaksana tidak membiarkan
waktunya berlalu, sebab jika waktunya berlalu, berlalu pulalah seluruh manfaat
yang ingin diraihnya.
Kebalikan dari pikiran di
atas adalah pikiran yang dicurahkan untuk hal hal yang hina yang terbetik di
hati kebanyakan manusia, diantaranya:
a. Pikiran yang dicurahkan untuk sesuatu
yang tidak dianjurkan dan ilmu yang tidak bermanfaat. Misalnya memikirkan
bagaimana dzat dan sifat Allah, hal yang sebenarnya di luar kesanggupan
manusia.
b. Pikiran yang dicurahkan untuk sesuatu
yang tidak bermanfaat. Misalnya pikiran yang dipergunakan untuk nongkrong di
pinggir jalan, main kartu gaple dan lain sebagainya.
c. Pikiran yang dicurahkan untuk syahwat,
kenikmatan dan cara mendapatkannya. Meskipun nikmat, hal itu berakibat tidak
bagi manusia, tidak hanya di dunia tetapi juga di akhirat kelak.
d. Pikiran yang dicurahkan untuk sesuatu
yang belum terjadi dan bagaimana jika itu terjadi. Seperti orang yang
membayangkan dirinya menjadi pejabat, mendapatkan harta karun. Ia memikirkan
apa yang akan diperbuat, untuk apa ia membelanjakan, bagaimana ia mengambilnya
dan lain sebagainya.
e. Pikiran yang dicurahkan untuk kondisi
orang lain dan hartanya, serta pikiran pikiran sejenis yang berasal dari jiwa
yang kosong dari mengingat Allah SWT, Rasulnya dan kehidupan akhirat.
f. Pikiran yang dicurahkan untuk muslihat
dan makar yang tidak perlu untuk mencapai tujuan dan keinginan yang halal
maupun haram.
g. Pikiran yang dicurahkan untuk syair
syair dan segala jenisnya.
h. Pikiran yang dicurahkan untuk
pembahasan dan gagasn yang tidak ada wujudnya, bahkan sama sekali tidak
dibutuhkan manusia.
Kedelapan pikiran yang
telah kami kemukakan di atas ini, bahayanya lebih besar dibandingkan dengan
manfaatnya (manfaat lebih kecil dari mudharat).
Sekarang bagaimana caranya
untuk menjaga bisikan hati (hikmah)? Jawaban dari pertanyaan ini adalah banyak,
yaitu:
a. Meyakini bahwa Allah yang Mahasuci
melihat hati Anda dan mengetahui bisikannya secara terperinci.
b. Malu kepadaNya.
c. MengagungkanNya dengan meyakini bahwa
Dia melihat bisikan itu di dalam rumahnya, yaitu hati yang sebenarnya
diciptakan untuk mengetahui dan mencintaiNya.
d. Takut martabat Anda akan jatuh di
mataNya karena bisikan tersebut.
e. Lebih mengutamakanNya sehingga hati
Anda hanya mencintaiNya.
f. Khawatir bahwa bisikan tersebut akan
melahirkan kejahatan yang memakan iman dan cinta Anda kepadaNya hingga tak
tersisa dan Anda tidak merasa kehilangan apa apa.
g. Mengetahui bahwa bisikan seperti biji
bijian yang menangkap burung. Hendaknya Anda mengetahui bahwa salah satu
bisikan hati Anda adalah biji yang dipasang di dalam perangkap untuk memburu
Anda dan Anda tidak merasa.
h. Hendaknya Anda mengetahui bahwa
bisikan yang hina tidak bisa bersatu dengan bisikan iman dan penyeru kepada cinta
dan kembalki kepada Allah. Bahkan keduanya bertolak belakang dalam segala hal.
Jika kedua bersatu, pasti salah satu mengalahkan yang lain, mengusirnya serta
menduduki tempatnya. Lalu apakah yang akan terjadi pada hati apabila bisikan
nafsu dan syaitan dapat mengalahkan bisikan iman, ma’rifat dan mahabbah (cinta)
kemudian mengusir dan menduduki tempatnya? Apabila hidup, hati pasti merasakan
pedihnya penderitaan ini.
i. Mengetahui bahwa bisikan adalah lautan
khayal yang tak bertepi. Apabila hati masuk ke dalamnya, maka hati akan
tenggelam dan lenyak dalam kegelapan. Ia tidak dapat menyelamatkan diri karena
disana tidak ada jalan keluar. Hati yang dikuasai oleh bisikan jahat akan jauh
dari keberuntungan, tersiksa dan sibuk dengan sesuatu yang tidak bermanfaat.
j.
Mengetahui
bahwa bisikan jahat adalah lembah orang orang dungu dan angan angan orang bodoh
yang hanya membuahkan penyesalan dan kehinaan. Jika dapat mengalahkan hati,
bisikan tersebut akan melahirkan rasa was was padanya, melucuti kekuasaannya,
membinasakan rakyatnya dan menjadikannya tawanan dalam waktu yang lama.
Sebaliknya, bisikan iman
adalah sumber dari segala kebaikan. Jika disemai di dalam hati kemudian disiram
dan dijaga, ia akan membuahkan perbuatan yang terpuji, memenuhi hati dengan
kebaikan, menggerakkan semua anggota tubuh untuk menjalankan perintah dan
laranganNya, mendudukan sang raja di atas singgasananya sehingga rakyat menjadi
tenang. Oleh sebab itu, kita harus senantiasa menjaga bisikan hati serta
menjadikan perbuatan itu sebagai jalan dan amalnya yang paling utama.Akhirnya,
jangan sampai sesuatu yang sangat berharga yang telah diberikan oleh Allah SWT
justru membuat diri kita menjadi orang yang merugi, atau tidak sesuai dengan
kehendak Allah SWT.