Label

MEMANUSIAKAN MANUSIA: INILAH JATIDIRI MANUSIA YANG SESUNGGUHNYA (79) SETAN HARUS JADI PECUNDANG: DIRI PEMENANG (68) SEBUAH PENGALAMAN PRIBADI MENGAJAR KETAUHIDAN DI LAPAS CIPINANG (65) INILAH ALQURAN YANG SESUNGGUHNYA (60) ROUTE TO 1.6.799 JALAN MENUJU MAKRIFATULLAH (59) MUTIARA-MUTIARA KEHIDUPAN: JALAN MENUJU KERIDHAAN ALLAH SWT (54) PUASA SEBAGAI KEBUTUHAN ORANG BERIMAN (50) ENERGI UNTUK MEMOTIVASI DIRI & MENJAGA KEFITRAHAN JIWA (44) RUMUS KEHIDUPAN: TAHU DIRI TAHU ATURAN MAIN DAN TAHU TUJUAN AKHIR (38) TAUHID ILMU YANG WAJIB KITA MILIKI (36) THE ART OF DYING: DATANG FITRAH KEMBALI FITRAH (33) JIWA YANG TENANG LAGI BAHAGIA (27) BUKU PANDUAN UMROH (26) SHALAT ADALAH KEBUTUHAN DIRI (25) HAJI DAN UMROH : JADIKAN DIRI TAMU YANG SUDAH DINANTIKAN KEDATANGANNYA OLEH TUAN RUMAH (24) IKHSAN: INILAH CERMINAN DIRI KITA (24) RUKUN IMAN ADALAH PONDASI DASAR DIINUL ISLAM (23) ZAKAT ADALAH HAK ALLAH SWT YANG HARUS DITUNAIKAN (20) KUMPULAN NASEHAT UNTUK KEHIDUPAN YANG LEBIH BAIK (19) MUTIARA HIKMAH DARI GENERASI TABI'IN DAN TABI'UT TABIIN (18) INSPRIRASI KESEHATAN DIRI (15) SYAHADAT SEBAGAI SEBUAH PERNYATAAN SIKAP (14) DIINUL ISLAM ADALAH AGAMA FITRAH (13) KUMPULAN DOA-DOA (10) BEBERAPA MUKJIZAT RASULULLAH SAW (5) DOSA DAN JUGA KEJAHATAN (5) DZIKIR UNTUK KEBAIKAN DIRI (4) INSPIRASI DARI PARA SAHABAT NABI (4) INILAH IBADAH YANG DISUKAI NABI MUHAMMAD SAW (3) PEMIMPIN DA KEPEMIMPINAN (3) TAHU NABI MUHAMMAD SAW (3) DIALOQ TOKOH ISLAM (2) SABAR ILMU TINGKAT TINGGI (2) SURAT TERBUKA UNTUK PEROKOK dan KORUPTOR (2) IKHLAS DAN SYUKUR (1)

Jumat, 06 September 2019

DOA ADALAH IBADAH


Ketika kita merasa bahwa Allah SWT tidak mendengarkan doa kita, itulah kesuksesan tertinggi dan terbesar bagi syaitan. Syaitan sangat ingin meyakinkan seseorang bahwa Allah SWT telah mengabaikan hambaNya karena dosa dosa yang telah dilakukannya. Sedangkan Allah sama sekali tidak pernah sekalipun mengabaikan hambaNya. Jadi, kita tidak boleh putus asa dengan Allah SWT atau berpikir karena dosa dosa masa lalu kita lalu Allah SWT berhenti mendengarkan kita sehingga berhenti mengabulkan doa doa kita.  
 (Nouman Ali Khan)


A.   AGAR KEDUA TANGAN TETAP MENENGADAH KE LANGIT.

Doa adalah pusatnya/pondasi dasar dari Diinul Islam. Doa baru akan bermakna jika yang berdoa, tahu makna dari doa yang sesungguhnya disampaikannya. Lalu kita juga harus mengetahui apa arti yang sesungguhnya dari doa yang kita mohonkan kepada Allah SWT! Dari posisi mana kita memohon? Samakah memohon kepada Allah SWT dengan meminta pada orang tua atau orang lain? Kalau tidak, apa bedanya. Apa yang harus kita harapkan ketika berdoa. Tanpa ini semuanya rasanya doa akan menjadi hambar tanpa makna, berlalu tanpa kesan.

Untuk itu, silahkan simak beberapa pertanyaan berikut yang harus diberi jawaban agar pemahaman kita tentang doa itu ibadah akan menjadi menjadi jelas.

a.      Adakah di antara kita yang tidak memiliki masalah sama sekali?
b.      Adakah di antara kita yang hidupnya teratur dengan sempurna?
c.      Adakah di antara kita yang tidak memiliki cita cita yang berusaha ia capai?
d.     Adakah di antara kita yang sama sekali tidak memiliki obsesi yang berusaha ia gapai?
e.      Adakah di antara kita yang selamanya santai penuh sepanjang hidupnya?
f.       Adakah di antara kita yang tidak memiliki harapan harapan besar yang sulit diraih?
g.      Adakah di antara kita yang merasa tenang karena yakin bahwa dosa dosanya tidak akan membuat dia masuk neraka?
h.     Adakah di antara kita yang sama sekali tidak membutuhkan Allah SWT?


Hai manusia, kamulah yang berkehendak (membutuhkan) kepada Allah; dan Allah Dialah yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji.
(surat Faathir (35) ayat 15)

Tujuan dari kita berdoa adalah agar tangan kita selalu menengadah ke atas memohon kepada Allah SWT dan agar diri kita memiliki keyakinan kuat bahwa Allah SWT akan mengabulkan permintaan kita bila kita berdoa kepadaNya. Apalagi yang membuat kita tidak berdoa kepadaNya? Masuk akalkah seseorang yang sedang tenggelam memohon pertolongan dari orang yang juga tenggelam? Masuk akalkah seseorang yang sedang membutuhkan, meminta pertolongan dari orang yang juga membutuhkan?


B.    HATI, MENGAPA ENGKAU BELUM JUGA TERBANGUN?

Sekarang simaklah hadits qudsi berikut ini, agar kita mengetahui sebesar apakah kita membutuhkan Allah SWT.

Rasulullah SAW bersabda, Allah berfirman:”Wahai hamba hambaku, setiap kalian itu sesat kecuali yang Aku tunjuki hidayah, maka memintalah petunjuk kepadaKu, niscaya Aku beri kalian petunjuk; Wahai hamba hambaku, setiap kalian itu lapar kecuali yang Aku beri makan, maka memintalah makan kepadaKu, niscaya Aku beri makan kalian; Wahai hamba hambaku, setiap kalian itu telanjang, kecuali yang Aku beri pakaian, maka memintalah pakaian kepadaKu, niscaya Aku beri kalian pakaian; Wahai hamba hambaku, setiap kalian bersalah siang dan malam, sementara Aku mengampuni segala dosa, maka meminta ampunlah kalian kepadaKu, niscaya Aku ampuni kalian; Wahai hamba hambaku, sesungguhnya kalian tidak akan mampu menggapai kemudharatanKu sehingga kalian membahayakanKu, dan kalian juga tidak akan mampu menggapai kemanfaatanKu sehingga memberi manfaat kepadaKu. Wahai hamba hambaKu, kalaulah seluruh generasi awal dan generasi akhir kalian, serta seluruh bangsa manusia dan bangsa jin kalian adalah seperti hati orang yang paling bertaqwa di antara kalian, maka itu tidak akan memberikan tambahan apapun terhadap kekuasaanKu; Wahai hamba hambaKu, kalaulah seluruh generasi awal dan generasi akhir kalian, serta seluruh bangsa manusia dan bangsa jin kalian adalah seperti hati orang yang paling nista di antara kalian, maka itupun tidak akan membuat kekuasaanKu berkurang; Wahai hamba hambaKu, kalaulah seluruh generasi awal dan generasi akhir  kalian, serta seluruh bangsa manusia dan bangsa jin kalian berdiri dalam sebuah bukit, kemudian kalian semua mengajuka permintaan kepadaKu, lalu Aku beri setiap orang apa yang ia minta, maka apa yang ada di sisiKu tidak akan berkurang sedikitpun kecuali sebagaimana sebatang jarum mengurangi air samudra ketika dicelupkan ke dalamnya.”
(Hadits Riwayat Muslim; Ath Thurmidzi, dan Ibnu Majah)


Sekarang bacalah sekali lagi hadits di atas ini, bukan dengan lidah kita, namun dengan hati sanubari kita, Jadikan panggilan “Wahai Hamba hambaKu”  sebagai peringatan untuk kita, agar diri kita tidak lalai ataupun pergi begitu saja. Lalu, pernahkah kita mengatakan pada suatu hari kepada diri sendiri, “Aku ingin bertaubat dan lalu mendekatkan diri kepada Allah..”. Rabb kita sekarang memanggil kita dan menyerukan, “Mintalah petunjuk kepadaKu, niscaya Aku beri kalian petunjuk! Ya, kita cukup memohon petunjuk. Kita cukup berdoa kepada Allah, niscaya Allah akan menepati apa yang Dia perintahkan dan akan memberi kita hidayah. Percayalah, sebab ini adalah firman Allah.

“maka mintalah petunjuk kepadaKu…mintalah makan kepadaKu….. mintalah pakaian kepadaKu,,, mintalah ampunan kepadaKu…”


Allah memerintahkan kepada kita untuk berdoa kepadaNya agar Dia memberi kita petunjuk, memberi kita makanan, memberi kita pakaian, memberi kita ampunan dan bahkan akan memberi kita syurga. Ya Allah, alangkah payahnya engkau, wahai hati! Belum jugakah saatnya bagimu untuk bangun dan tersadar?! Sadarlah, wahai hati dan segeralah berdoa kepada Allah SWT kapanpun dan dimanapun. Pintalah kepadaNya dan latihlah tanganmu untuk selalu menengadah ke atas!.

dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka (jawablah), bahwasanya aku adalah dekat. aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.
(surat Al Baqarah (2) ayat 186)


Mari, pergunakan kesempatan ini dan berdoalah saat ini juga. Ingat, di surat Al Baqarah (2) ayat 186 di atas, ada satu syarat mutlak yang dikehendaki oleh Allah SWT, yaitu ‘Apabila Ia Berdoa’! Sekarang terserah kepada diri masing masing, kita sendiri yang memilih waktu yang sesuai untuk berdoa dan juga isi doa yang kita mohonkan. Dan kita juga yang akan membatasinya. Ingat, Allah SWT akan mengabulkan doa, tapi dengan syarat “apabila Anda berdoa’ kepadaNya, bukan kepada yang lain. Kita sangat membutuhkan doa setelah beragam virus dan penyakit menyerang kita di setiap tempat, dimana tidak seorangpun, baik kecil maupun dewasa, yang tidak memiliki penyakit, kecuali orang yang dianugerahi Allah SWT kesehatan. Kepada Allah kita memohon agar semua senantiasa sehat wa afiat.Bagi setiap orang yang sakit, dengan izin Allah SWT kita akan sembuh dengan dua syarat, yaitu: (1) doa: “Aku mengabulkan permohonan orang yang mendoa apabila ia berdoa kepadaKu”; (2) keyakinan atas terkabulnya doa: “Aku sesuai dengan keyakinan hambaKu kepadaKu”. Lalu apakah kita akan menghilangkan begitu saja fasilitas ini?


C.    DOA IBLIS DAN DOA ABADI.

Sekarang mari kita perhatikan dengan seksama pernyataan berikut ini: “Jangan takut bila Allah SWT tidak akan mengabulkan doamu karena Dia mengetahui kejelekan yang ada padamu, sebab Dia telah mengabulkan doa dari makhlukNya yang paling jelek, yaitu iblis sang terlaknat, ketika iblis berkata:

iblis menjawab: "Beri tangguhlah saya[529] sampai waktu mereka dibangkitkan".
(surat Al A’raaf (7) ayat 14)

[529] Maksudnya: janganlah saya dan anak cucu saya dimatikan sampai hari kiamat sehingga saya berkesempatan menggoda Adam dan anak cucunya.

Allah SWT pun mengabulkan apa yang diminta oleh Iblis sang laknatullah ini dan Allah SWT berfirman kepadanya:

Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu Termasuk mereka yang diberi tangguh."
(surat Al A’raaf (7) ayat 15)


Ya, permohonan iblis sang laknatullah saja telah dikabulkan. Lalu Tidakkah Allah SWT juga akan mengabulkan segala permohonan Anda? Sekarang, masih ragukah kita dengan Allah SWT? Semoga dengan adanya hal ini mampu menghilangkan keraguan dari dalam diri Anda.  Sekarang mari kita perhatikan dengan seksama, tentang apa yang kami istilahkan dengan doa abadi yang tertuang di dalam surat Ali Imran (3) ayat 193, 194, dan 195 di bawah ini.

Ya Tuhan Kami, Sesungguhnya Kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman, (yaitu): "Berimanlah kamu kepada Tuhanmu", Maka Kamipun beriman. Ya Tuhan Kami, ampunilah bagi Kami dosa-dosa Kami dan hapuskanlah dari Kami kesalahan-kesalahan Kami, dan wafatkanlah Kami beserta orang-orang yang banyak berbakti.
Ya Tuhan Kami, berilah Kami apa yang telah Engkau janjikan kepada Kami dengan perantaraan Rasul-rasul Engkau. dan janganlah Engkau hinakan Kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji."
Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman): "Sesungguhnya aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain[259]. Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang dibunuh, pastilah akan Ku-hapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan pastilah aku masukkan mereka ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, sebagai pahala di sisi Allah. dan Allah pada sisi-Nya pahala yang baik."
(surat Ali Imran (3) ayat 195)

[259] Maksudnya sebagaimana laki-laki berasal dari laki-laki dan perempuan, Maka demikian pula halnya perempuan berasal dari laki-laki dan perempuan. Kedua-duanya sama-sama manusia, tak ada kelebihan yang satu dari yang lain tentang penilaian iman dan amalnya.

Rasulullah SAW bersabda: “Tidak seorangpun yang berdoa, kecuali akan dikabulkan. Pengabulannya itu bisa segera di dunia ini, dan bisa juga ditangguhkan di akhirat nanti, atau bisa juga digantikan dengan pengampunan doa sesuai dengan kadar doanya itu, dengan syarat ia tidak berdoa untuk sebuah perbuatan dosa, atau memutus tali silaturahmi, atau isti’jal (menuntut segera terkabul)”. Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apa yang dimaksud dengan isti’jal itu?” Beliau menjawab: “seseorang yang berkata, “Aku telah berdoa kepada Rabbku, namun belum juga dikabulkan”.
(Hadits Riwayat Ath Thirmidzi)


Allah SWT telah mengabulkan begitu banyak doa kita, namun kita sering melupakannya. Tidak selamanya pengabulan doa seketika itu juga. Terkadang Allah SWT mengabulkannya pada waktu yang telah ditentukan dan Andapun lupa bila hal itu sesungguhnya sebagai jawaban atas doa Anda sebelumnya. Ingatlah, Anda telah berdoa kepada Allah SWT agar mengaruniakan kesuksesan, pekerjaan, tempat tinggal, pernikahan, keturunan, keleluasaan rezeki, kesembuhan, dan sebagainya. Beribu doa Anda telah terkabul. Janganlah lupa, sebab manusia sejati tidak akan melupakan cinta dan jasa walaupun sekejab. Apalagi dengan pemberian yang terus menerus sepanjang hayat.


D.   SYARAT SYARAT DIKABULKANNYA DOA.

Sekarang mari kita mengenal syarat syarat dikabulkannya doa. Persiapan yang baik adalah bukti pemahaman yang baik. Doa akan dikabulkan apabila syarat syarat mampu kita penuhi. Mari kita fokuskan niat, namun perhatikan bahwa niat saja tentu tidaklah cukup.


1.      Keyakinan akan terkabulnya Doa.

Dalam Rasulullah SAW bersabda: Berdoalah kalian kepada Allah dalam keadaan yakin akan terkabulnya doa itu.” (Hadits Riwayat Ath Thirmidzi). Beliau juga bersabda: “Jika salah satu di antara kalian berdoa, janganlah ia mengatakan, “Ya Allah, ampunilah aku jika Engkau menginginkannya”. Namun hendaklah ia bertekat kuat untuk meminta”. (Hadits Riwayat Bukhari, Muslim, Ahmad).Keyakinan akan terkabulnya doa adalah syarat pengkabulan itu sendiri. Jadi jangan sampai kita berdoa kepada Allah SWT sementara kita tidak yakin Allah SWT akan mengabulkan doa tersebut. Untuk itu manfaatkanlah kesempatan dan selamilah nilai nilai yang menyelimuti diri kita. Berdoalah kepada Allah SWT dalam kondisi yakin akan dikabulkan.

2.      Kekhusyu’an di hadapan Allah SWT.

Rasulullah SAW bersabda: “Ketahuilah, bahwa Allah tidak akan mengabulkan doa dari seseorang yang lalai dan tidak serius”. (Hadits Riwayat Ath Thirmidzi). Ingatlah, kita sering berdoa selepas shalat namun kita tidak merasakan apa yang kita panjatkan kepada Allah SWT, kecuali kata kata “Alllahumma” atau kata kata Amien.

Ibnul Qayyim Al Jauziah mengatakan, “ Sesungguhnya sedekat dekat pintu masuk yang digunakan hamba untuk mendatangani Allah adalah kebangkrutan”. Kebangkrutan disini adalah kebangkrutan dalam arti luas dan dalam dimensi beragam. Alangkah bahagianya orang yang terpaku di hadapan Rabbnya dan menyatakan kebangkrutan, sehingga ia khusyu’ dan menghiba kemudian menangis. Saat itu, ia betul betul yakin akan terkabulnya doa,

3.      Jangan tergesa gesa.

Syarat ke tiga dikabulkannya doa adalah tidak tergesa gesa, Rasulullah SAW bersabda: “Akan dikabulkan doa seseorang kalian sepanjang ia tidak tergesa gesa. Ia berkata, Aku telah berdoa dan berdoa namun aku tidak melihat terkabulnya doaku’, sehingga ia pun tidak lagi berdoa.” (Hadis Riwayat Bukhari Muslim, Abu Dawud, Ath Thirmidzi dan Ibnu Majah). Orang yang melakukan hal ini, seperti orang yang menanami ladangnya dengan menabur benih. Namun ketika benih benih itu mulai tumbuh, ia mengatakan, “Agaknya benih benih ini tidak akan tumbuh”, sehingga kemudian ia meninggalkannya begitu saja. Ketergesa gesaan adalah sebuah penyakit akut. Penyakit ini akan bertambah manakala sang pasien menyerah begitu saja pada penderitaannya. Jangan menyerah pada penyakit ini, dan pergunakanlah obat kesabaran! Obat ini sekarang begitu banyak tersedia, bukan?

4.      Hanya Makan Yang Halal.

Syarat terakhir dari terkabulnya doa adalah makan makanan halal, Jangan sekali kali menghasilkan harta dari sesuatu yang haram, atau dari penghasilan yang haram. Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah itu baik, dan tidak akan menerima selain yang baik. Allah memerintah orang orang mukmin seperi apa yang diperintahkannya kepada para Rasul.” (Hadits Riwayat Muslim dan Ath Thirmidzi)


E.    ADAB BERDOA DAN BAHASA DOA.

Doa memiliki adab atau sopan santun yang harus Anda perhatikan dengan sebaik baiknya, yaitu:

a.      Mengangkat ke dua tangan.
b.      Usahakan menghadap kiblat.
c.      Bersuci sebisa mungkin.
d.     Memulai dengan puja puji kepada Allah SWT.
e.      Bershalawat atas Rasullah SAW.
f.       Taubat dan memulai dengan Istighfar.
g.      Bertawasul dengan nama nama Allah SWT.
h.     Menyandarkan diri kepada Allah SWT.
i.       Menghiba penuh dalam berdoa.
j.        Bersedekah selepas berdoa.
k.      Jangan berlebih lebihan dalam berdoa.

Pernah seorang laki laki datang kepada Rasulullah SAW lalu berkata: “Wahai Rasulullah, saya tidak bisa menirukan bacaan bacaan Anda maupun bacaan bacaan Muadz,” Maka Rasulullah SAW bertanya, “Apa yang biasa Anda baca?”. Lelaki itu menjawab, “Aku berucap, Ya Allah, sungguh aku meminta syurga kepadaMu, dan berlindung kepadaMu dari api neraka.” Rasulpun mengatakan, “Demikian jugalah aku dan Muadz biasa mengucapkan.” (Hadits Riwayat Ibnu Majah dan Imam Ahmad).

Berdoalah kepada Allah SWT seperti yang Anda rasakan dan janganlah membebani diri. Jangan membuat buat munajat. Jadilah diri Anda sendiri,dan seketika itu juga Anda akan menemukan lidah Anda seolah lidah para Shalihin! Tentu bila Anda betul betul tulus dan mencintai Allah seraya merasakan dalamnya nilai kepasrahan Anda terhadapNya yang akan menumbuhkan kerendahan, kekhusyu’an, ketenangan, perasaan butuh, dan keberhibaan penuh kepada Sang Pencipta langit dan bumi.

Sekarang mari kita perhatikan dengan seksama sesuatu yang luar biasa dalam surat Al Fatehah. Surat Al Fatehah telah mengajarkan kepada kita bagaimana kita berdoa. Setiap shalat, kita membaca dan mengucapkan:

dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang[1].
segala puji[2] bagi Allah, Tuhan semesta alam[3].
Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
yang menguasai[4] di hari Pembalasan[5].
(surat Al Fatehah (1) ayat 1 sampai 4)

[1] Maksudnya: saya memulai membaca al-Fatihah ini dengan menyebut nama Allah. Setiap pekerjaan yang baik, hendaknya dimulai dengan menyebut asma Allah, seperti makan, minum, menyembelih hewan dan sebagainya. Allah ialah nama zat yang Maha Suci, yang berhak disembah dengan sebenar-benarnya, yang tidak membutuhkan makhluk-Nya, tapi makhluk yang membutuhkan-Nya. Ar Rahmaan (Maha Pemurah): salah satu nama Allah yang memberi pengertian bahwa Allah melimpahkan karunia-Nya kepada makhluk-Nya, sedang Ar Rahiim (Maha Penyayang) memberi pengertian bahwa Allah Senantiasa bersifat rahmah yang menyebabkan Dia selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada makhluk-Nya.
[2] Alhamdu (segala puji). memuji orang adalah karena perbuatannya yang baik yang dikerjakannya dengan kemauan sendiri. Maka memuji Allah berrati: menyanjung-Nya karena perbuatannya yang baik. lain halnya dengan syukur yang berarti: mengakui keutamaan seseorang terhadap nikmat yang diberikannya. kita menghadapkan segala puji bagi Allah ialah karena Allah sumber dari segala kebaikan yang patut dipuji.
[3] Rabb (tuhan) berarti: Tuhan yang ditaati yang Memiliki, mendidik dan Memelihara. Lafal Rabb tidak dapat dipakai selain untuk Tuhan, kecuali kalau ada sambungannya, seperti rabbul bait (tuan rumah). 'Alamiin (semesta alam): semua yang diciptakan Tuhan yang terdiri dari berbagai jenis dan macam, seperti: alam manusia, alam hewan, alam tumbuh-tumbuhan, benda-benda mati dan sebagainya. Allah Pencipta semua alam-alam itu.
[4] Maalik (yang menguasai) dengan memanjangkan mim,ia berarti: pemilik. dapat pula dibaca dengan Malik (dengan memendekkan mim), artinya: Raja.
[5] Yaumiddin (hari Pembalasan): hari yang diwaktu itu masing-masing manusia menerima pembalasan amalannya yang baik maupun yang buruk. Yaumiddin disebut juga yaumulqiyaamah, yaumulhisaab, yaumuljazaa' dan sebagainya.

Ini semua adalah pujian. Ini semua adalah pujaan. Ini semua adalah pengagungan nama nama Allah SWT. Kemudian.

hanya Engkaulah yang Kami sembah[6], dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan[7].
(surat Al Fatehah (1) ayat 5)

[6] Na'budu diambil dari kata 'ibaadat: kepatuhan dan ketundukkan yang ditimbulkan oleh perasaan terhadap kebesaran Allah, sebagai Tuhan yang disembah, karena berkeyakinan bahwa Allah mempunyai kekuasaan yang mutlak terhadapnya.
[7] Nasta'iin (minta pertolongan), terambil dari kata isti'aanah: mengharapkan bantuan untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan yang tidak sanggup dikerjakan dengan tenaga sendiri.

Ini adalah penyandaran diri kita kepada Allah SWT. Baru kemudian kita mengajukan doa/berdoa dan meminta kepada Allah SWT.

Tunjukilah[8] Kami jalan yang lurus,
(surat Al Fatehah (1) ayat 6)

[8] Ihdina (tunjukilah kami), dari kata hidayaat: memberi petunjuk ke suatu jalan yang benar. yang dimaksud dengan ayat ini bukan sekedar memberi hidayah saja, tetapi juga memberi taufik.

Mari mulai sekarang juga, belajarlah bagaimana Anda membaca surat Al Fatehah dengan baik dan benar sesuai dengan kehendak Allah SWT.


RAHASIA TERTUNDANYA PENGKABULAN DOA

Abu Umamah ra, berkata: Nabi SAW bersabda: Allah ta’ala memerintahkan kepada para Malaikat: “Pergilah kalian kepada hambaKu dan berikan bala’ atau ujian kepadanya, karena Aku senang mendengar suaranya (suara doanya).
(Hadits Riwayat Ath Thabrani; 272:210)


(inspirasi dari buku "Ibadah Sepenuh Hati" karya Amru Khalid)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar