“Huruf
itu adalah hurufKu, ilmu itu adalah ilmuKu dan kamu adalah hambaKu, bukan hamba
hurufKu dan bukan pula hamba ilmuKu. Oleh karena itu, pandanglah Aku! Karena
sesungguhnya Aku sangat suka melihat dirimu”.
Berikut ini akan kami kemukakan lima ayat
yang terdapat di dalam Al Qur;an yang isinya sangat berhubungan erat tentang
maklumat Allah SWT yaitu:
Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang
tidak disangka sangkanya. Dan barangsiapa bertawakkal kepada Allah, niscaya
Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan
urusanNya. Sungguh Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu. (surat
At Talaq (65) ayat 3)
Tidak ada suatu musibah yang menimpa
(seseorang) kecuali dengan izin Allah; dan barangsiapa beriman kepada Allah;
niscaya Allah akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui
segala sesuatu. (surat Ath Tagabun (64) ayat 11)
Jika kamu meminjamkan kepada Allah dengan
pinjaman yang baik, niscaya Dia melipatgandakan (balasan) untukmu dan
mengampuni kamu. Dan Allah Maha Mensyukuri, Maha Penyantun (surat At Tagabun
(64) ayat 17)
Dan bagaimana kamu (sampai) menjadi
kafir, padahal ayat ayat Allah dibacakan kepada kamu, dan RasulNya (Muhammad)
pun berada di tengah tengah kamu? Barangsiapa berpegang teguh kepada (agama) Allah, maka sungguh, dia
diberi petunjuk kepada jalan yang lurus. (surat Ali Imran (3) ayat 101)
Dan apabila hamba hambaKu bertanya
kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan
permohonan orang yang berdoa kepadaKu. Hendaklah mereka itu memenuhi
(perintah)Ku dan beriman kepadaKu, agar mereka memperoleh kebenaran. (surat Al
Baqarah (2) ayat 186)
Berdasarkan surat At Tagabun (64) ayat 11; berdasarkan
surat At Talaq (65) ayat 3; berdasarkan surat At Tagabun (64) ayat 17; berdasarkan
surat Ali Imran (3) ayat 101; dan berdasarkan surat Al Baqarah (2) ayat 186
seperti yang kami kemukakan atas ini, inilah yang dimaklumatkan oleh Allah SWT,
yaitu :
SESUNGGUHNYA ALLAH
SWT TELAH MEMAKLUMATKAN BAHWA:
1.
Barangsiapa
bertawakkal kepadaNya akan dicukupi;
2.
Barangsiapa yang
beriman kepadaNya akan diberi petunjuk;
3.
Barangsiapa yang
bersandar kepadaNya akan ditolong;
4.
Barangsiapa
menitipkan kepadaNya akan dikembalikan;
5.
Barangsiapa yang
yakin dan percaya kepadaNya akan diselamatkan;
6.
Barangsiapa yang
bertobat kepadanya akan diampuni;
7.
Barangsiapa yang
berdoa kepadaNya akan dikabulkan.
Inilah 7 (tujuh) buah maklumat Allah SWT yang
ada di dalam Al Qur’an lalu seperti apakah kondisi dasar dari maklumat itu?
Sepanjang maklumat telah dikemukakan di dalam Al Qur’an oleh Allah SWT berarti
maklumat yang telah disampaikan oleh Allah SWT telah berlaku sampai dengan hari
kiamat kelak dan bersifat mengikat antara Allah SWT sebagai pemberi makklumat
dengan setiap manusia yang mampu memenuhi syarat dan ketentuan yang telah
ditetapkanNya dalam maklumat. Ini berarti hanya ada dua pihak yang terikat di
dalam maklumat itu yaitu Allah SWT selaku subyek dan manusia selaku obyek
sehingga tidak ada pihak ketiga yang terlibat dalam maklumat yang telah berlaku
di muka bumi ini.
Setelah mengetahui
adanya tujuh maklumat yang kami kemukakan di atas,
lalu apa yang ada di
dalam benak dan perasaan kita!
Apakah ada paksaan
dari Allah agar kita melaksanakan maklumatNya?
Apakah Allah
mengharuskan kita memenuhi apa yang telah dimaklumatkan?
Apakah Allah
mengintimidasi kita agar segera memenuhi syarat dan ketentuan yang telah
ditetapkanNya sehingga maklumatNya berlaku?
Apakah Allah sangat
demokratis dengan maklumatNya ataukah Allah memaksakan kehendakNya?
Jika saat ini kita masih hidup di dunia dan
juga masih memiliki hati nurani yang bersih dan sehat berarti mata hati kita
masih mampu melihat dengan baik dan benar bahwa: (1) Allah SWT sangat santun
kepada manusia; (2) Allah SWT sangat memudahkan manusia di dalam hidup dan
kehidupannya; dan (3) Allah SWT sangat demokratis kepada manusia sampai sampai
Allah SWT menyerahkan pilihan kepada manusia mau menerima maklumatNya ataukah
tidak. Jika ini adalah sikap Allah SWT kepada diri kita selaku
khalifahNya di muka bumi, sekarang semuanya terpulang kepada sikap diri kita
masing masing. Ingat, syarat dan ketentuan berlaku serta segla resiko
ditanggung sendiri. Subhanallah, Maha Suci Allah dengan segala
kemahaanNya.
Sebagai obyek dari pemberlakuan maklumat maka
obyek tidak akan bisa memperoleh apa pun yang telah dimaklumatkan sebelum obyek
mampu memenuhi syarat dan ketentuan yang dikehendaki Allah SWT. Sekarang
bertanyalah kepada diri sendiri, butuhkah kita dengan isi dari maklumat yang
telah berlaku di muka bumi ini? Jika kita merasa membutuhkan isi dan kandungan
dari maklumat di atas berarti hal hal sebagai berikut harus kita perhatikan,
yaitu:
1.
Allah
SWT selaku pembuat maklumat tidak berkepentingan sedikitpun dengan isi
maklumat-Nya karena Allah SWT sudah maha dan akan maha selamanya sehingga
maklumat Allah SWT ini hanya ditujukan untuk kepentingan manusia yang mau
menerima maklumat ini menjadi kebutuhannya.
2.
Agar
manusia memperoleh isi yang terkandung dari maklumat Allah SWT syaratnya hanya
memenuhi dan melaksanakan apa yang dikehendaki oleh Allah SWT tanpa harus
mempertanyakan kenapa saya harus melakukannya. Disinilah letaknya bagaimana
kita mengimani Allah SWT melalui apa yang telah dimaklumatkan-Nya.
3.
Jangan
pernah menghitung hitung terhadap apa apa yang dikehendaki oleh Allah SWT
sepanjang diri kita berkepentingan dengan isi yang terkandung dari maklumat
Allah SWT. Lakukan, lalu lakukan lagi dan lakukan seterusnya dengan Istiqamah
(konsisten dalam komitmen) ikhlas karena Allah SWT semata.
4.
Jangan
pernah mengurusi urusan orang lain terhadap apa yang ia lakukan karena kita
bukanlah subyek yang bisa mengatur dan menentukan apa yang dilakukan oleh obyek
yang lainnya. Lakukan saja apa yang kita menjadi kebutuhan dan tujuan akhir
kita tanpa mengurusi, merecoki atau menentukan diterima atau tidaknya urusan
orang lain.
5.
Berbuat
dan terus lakukan apa yang dikehendaki oleh Allah SWT tanpa pernah meragukan
Allah SWT di dalam memenuhi apa yang telah dimaklumatkan-Nya.
6.
Jangan
menjadi penilai atas perbuatan orang lain sewaktu mereka melaksanakan apa apa
yang dikehendaki Allah SWT.
7.
Jangan
pernah menjadikan diri kita menjadi subyek, tetaplah menjadi obyek lalu biarkan
orang lain melaksanakan apa yang dipahaminya karena Allah SWT lah yang akan
menentukan hasil akhirnya.
Selanjutnya untuk lebih mempertegas lagi
tentang maklumat yang telah kami kemukakan di atas serta agar diri kita terus
dan tetap konsisten dalam komitmen (istiqamah) melaksanakan apa apa yang
menjadi kebutuhan kita. Berikut ini akan kami kemukakan apa apa yang telah
dikatakan atau dinyatakan oleh Allah SWT kepada hamba hambaNya, yaitu:
1.
Hai hambaKu, tutuplah rapat rapat pintu
hatimu yang sering dimasuki oleh sesuatu selain Aku, karena hatimu adalah
tempat tinggalKu. Jagalah pintu gerbang tersebut secara baik dan menetaplah di
sana hingga kelak kita berjumpa. Dengan segala keagungan dan kebesaranKu kamu
telah bersumpah bahwa rumah rumah dan tempat tinggal tempat tinggal yang
dibangun dengan pintu gerbang tersebut (yaitu yang tidak dapat dimasuki oleh
sesuatu selain Aku) adalah rumah rumahKu dan para penduduk yang mendiaminya
adalah keluarga dan orang orang kehormatanKu.
2.
Barangsiapa menyembah dan berbakti kepadaKu
karena mengharapkan ridha dariKu, niscaya dia akan abadi. Barangsiapa menyembah
dan berbakti kepadaKu karena rasa takut dari siksaKu, niscaya dia akan merasa
bosan. Dan barangsiapa menyembah dan berbakti kepadaKu karena mengharapkan
kenikmatan dariKu, niscaya dia akan terputus.
3.
Hai hambaKu, apabila kamu mengabaikan suatu
hikmah yang kamu ketahui, maka apa yang akan kamu lakukan dengan ilmu yang
tidak kamu ketahui.
4.
Hai hambaKu, ketahuilah jika kamu mencari
nafkah melalui tanganKu (maksudnya dengan cara yang sesuai dengan syariat dan
ajaranKu), niscaya seluruh anggota tubuhmu tidaka akan berbuat maksiat
kepadaKu.
5.
Hai hambaKu, datanglah segera kepadaKu,
niscaya Aku akan memberikan apa saja yang kamu minta. Tetapi, janganlah kamu
bersegera kepada apa yang kamu minta, sehingga Aku akan menutup diri dan tidak
mau memberi. Akulah Dzat yang dapat dibuktikan dan bukan untuk dibuktikan
(karena sesungguhnya Aku adalah suatu kebenaran, Aku suatu bukti yang dapat
membuktikan segala sesuatu).
6.
Hai hambaKu, janganlah kamu berhenti di satu
arah, karena dikhawatirkan arah tersebut akan memalingkanmu ke berbagai arah.
Janganlah kamu terfokus pada suatu ilmu saja, karena dikhawatirkan ilmu
tersebut akan memalingkanmu ke berbagai pengetahuan. Dan janganlah kamu keluar
dari haribaanKu, karena dikhawatirkan berbagai padang pasir akan menyesatkanmu.
7.
Hai hambaKu, berdirilah di hadapanKu (jadilah
kamu dalam keadaan hadir bersamaKu). Apabila kamu berdiri lalu berbicara, maka
Akulah yang berbicara. Dan apabila kamu mengambil suatu keputusan, maka Akulah
yang sebenarnya yang mengambil keputusan.
8.
Huruf dan sesuatu yang diberi huruf adalah
jalan penghubung (perantara) kepada ilmu pengetahuan. Dan ilmu pengetahuan
adalah jalan penghubung kepada ma’rifat. Dan ma’rifat adalah jalan penghubung
kepada nama. Dan nama alah jalan penghubung kepada sesuatu yang diberi nama.
(Maksudnya, jadikanlah ilmu pengetahuan itu sebagai salah satu saranamu untuk
menuju kepada tujuan utama dan bukan sebagai tempat pemberhentianmu. Karena,
sesungguhnya, Akulah tempat terakhir bagi segala jalan dan tujuan. Sementara
ilmu itu merupakan sarana untuk menuju kepadaKu dan bukan sebagai tujuan atau
tempat pemberhentian terakhir).
9.
Hai hambaKu, kamu selalu menjawab seruan
setiap orang yang menyerumu. Tetapi, mengapa kamu tidak menjawab seruanKu?
10.
Hai hambaKu, lekatkanlah namaKu pada setiap
ucapanmu, niscaya setiap amal perbuatanmu akan melekat padaKu. Lekatkanlah
namaKu pada setiap amal perbuatanmu, niscaya hati, jiwa dan fantasimu akan
terus terpaut untuk beribadah dan mengabdi kepadaKu.
11.
Apabila Nur CahayaKu datang pada hari kiamat,
maka setiap jiwa pasti akan menginginkan (untuk berjumpa dengannya). Jika jiwa
itu, selama di dunia, dengan setia selalu mengikuti Nur CahayaKu tersebut,
niscaya Aku akan mempertemukan keduanya. Sebaliknya, jika jiwa itu, selama di
dunia, enggan untuk menyertainya, niscaya Aku akan menghalanginya untuk bertemu
dengan Nur CahayaKu tersebut. Akhirnya jiwa tersebut akan terus menyertai dan
mengikuti apa yang selama di dunia ia sertai dan ikuti.
12.
Hai hambaKu, serahkan semua masalah kepadaKu,
niscaya Aku akan bukakan untukmu suatu pintu sebagai tempat bergantung
kepadaKu.Orang orang yang mempunyai kedudukan di mataKu tidak menginginkan,
mengharapkan, dan tidak terbiasa dengan kehidupan dunia.
13.
Hai hambaKu, janganlah kamu merasa putus asa
dariKu, hingga penjagaanKu terlepas darimu. Bagaimana mungkin kamu dapat
berputus asa, sedangkan di dalam hatimu ada duta dan juru bicaraKu?
14.
Hai hambaKu, jika kamu bertempat tinggal di
sisiKu, niscaya alam semesta ini terasa cukup bagimu. Keberhasilan yang kamu
peroleh, tidak akan membuatmu sombong. Dan kegagalan yang menimpamu, tidak akan
membuatmu kecewa.
15.
Hai hambaKu, ketahuilah bahwa sesungguhnya
Aku telah menjadi kemuliaan pada setiap
sesuatu untuk merenggutmu, hingga akhirnya kamu meminta pertolongan kepadaKu.
Setelah itu, Aku pun akan memperlihatkan kemuliaanKu kepadamu dan Aku gabungkan
kemuliaanKu denganmu.
16.
Janganlah kamu berambisi kepada dunia yang
fana, karena ia pasti akan menjerumuskanmu ke jurang penderitaan pada hari yang
penuh dengan kecemasan (hari kiamat). Setelah itu, kamu akan menyesal atas
hilangnya harapan yang dulu kamu pernah idam idamkan dan kamu akan menjadi
golongan orang orang ketakutan.
17.
Hai hambaKu, tetaplah kamu bersamaKu dalam
setiap kondisi dan keadaan, niscaya pada
hari dimana AKu menampakkan diri, AKu akan mengirimkan untukmu sebuat tanda
yang dapat memantapkanmu, hingga kamu tidak merasa takut dan cemas dari
berbagai hal yang mengerikan.
18.
Hai hambaKu, sesungguhnya kamu tidak akan
mengenaliKu, sehingga kamu melihatKu. Aku akan memberikan kepadamu sebuah dunia
yang lebih nikmat dan lebih damai, yang tidak pernah kamu rasakan di dunia.
Setelah itu kamu akan merasa senang dengan apa yang telah Aku jauhkan darimu
dan kamu pun mengetahui bahwa Aku telah menjauhkan keengganan dan tirau
penutupKu darimu.
19.
Hai hambaKu, tidakkah kamu rasakan
kecintaanKu kepadamu ketika Aku melemahkan (hatimu untuk bersikap lemah dan
saying) kepada orang yang lemah dan Aku menguatkan (hatimu untuk bersikap gagah
dan garang) terhadap orang kuat?
20.
Hai hambaKu, perhatikanlah sesuatu yang akan
membuatmu menjadi baik. Itulah nilaimu di sisiKu. Impian itu adalah ilmu
keabadian, maka ikutilah, niscaya kamu akan dapat mengalahkan tantangan.
21.
Hai hambaKu, apabila datang suatu masalah
kepadamu, maka katakanlah, “Tuhanku, Tuhanku.” Niscaya Aku akan menjawab, “Aku
penuhi panggilanmu. Aku penuhi panggilanmu. Aku penuhi panggilanmu.
22.
Hai hambKu, apabila kamu telah melihatKu,
berarti kamu telah berada di sisiKu. Dan apabila kamu tidak dapat melihatKu,
berarti kamu berada di sisimu. Oleh karena itu, tetaplah kamu berada di sisi
orang yang membawa kebaikan.
23.
Apabila kamu melihatKu, tetapi tidak dapat
melihat apa apa dariKu, berarti kamu telah melihatKu.
24.
Barangsiapa yang melihatKu, maka ia akan
bersaksi bahwa sesuatu itu adalah milikKu. Barangsiapa bersaksi bahwa sesuatu
itu milikKu, maka ia tidak akan terikat dengannya.
25.
Hai hambaKu, sertakanlah Aku pada doamu,
niscaya kamu akan sampai. Hai hambaKu, ucapkanlah, “Aku datang memenuhi
panggilanMu, sesungguhnya segala kebaikan milikMu, dariMu, kepadaMu, dan tetap
di tanganMu.
26.
Hai hambaKu, apabila kamu telah melihatKu,
maka tetaplah kamu dalam ketiadaan laksana jembatan yang diseberangi oleh
segala sesuatu dan tidak pernah berhenti.
27.
Hai hambaKu, apabila kamu telah melihatKu,
Aku akan selalu membimbingmu pada jalan menuju kepadaKu. Dan Aku tidak akan
menempatkanmu di hadapanKu dengan sesuatu selain Aku.
28.
Hai hambaKu, akhir argumentasi dariKu adalah
Aku mengajakmu berbicara dengan suatu perkataan yang sengaja Aku
memerintahkanmu untuk mengatakannya kepadaKu (maksud dari ungkapan ini adalah
ayat Al Qur’an yang berbunyi: “Dan
katakanlah, “Segala puji bagi Allah yang tidak mempunyai anak dan tidak pula
mempunyai sekutu dalam kerajaanNya dan Dia tidak memerlukan penolong dari
kehinaan dan agungkanlah Dia seagung agungnya. (surat Al Israa (17) ayat
111)
29.
Apabila kamu telah melihatKu dari balik
sesuatu, kemudian kamu mendurhakaiKu, berarti kamu tekah mendurhakaiKu secara
terang terangan. Barangsiapa yang mendurhakaiKu secara terang terangan, berarti
dia telah memerangiKu. Aku telah mempersiapkan sesuatu bagi orang yang
memerangiKu.
30.
Ilmu yang menunjukkan kepadaKu maka itulah
jalan menuju kepadaKu. Ilmu yang tidak menunjukkan jalan kepadaKu, maka itulah
tirai penghalang yang berbahaya. Janganlah kamu memanggilKu dari balik tirai,
kecuali apabila tirai itu telah disingkap. Itulah kewajiban pengenalan kepada
orang yang telah melihatKu.
31.
Diantara sifat wali adalah tidak sombong dan
tidak meminta. Bagaimana dia akan sombong, sedangkan dia dapat melihat Allah
dan bagaimana dia akan meminta sedangkan dia dapat melihat Allah.
32.
Orang yang sering melakukan shalat tahajud hanyalah
orang yang melaksanakan shalat demi Aku dan bukan untu suatu ibadah yang
dikenal ataupun bukan untuk suatu ritual yang sudah dipahami. Disana, Aku akan
menemuinya dengan wajahKu dan dia (hambaKu) akan bersimpuh dengan segala
kemandirianKu. Jika Aku menghendaki, maka Aku pun akan mengajaknya berdialog.
Dan jika Aku menghendaki, Aku pun akan memberinya pemahaman.
33.
Hai hambaKu, orang orang yang senang
beribadah akan berpaling ketika mereka telah mencapai pada titik ibadah
tersebut dan orang orang yang sering membaca Al Qur’an pun akan berpaling
ketika mereka telah membacanya. Sementara orang orang yang selalu berbakti
kepadaKu tidak akan pernah berpaling dariKu dan bagaimana mungkin mereka akan
berpaling dariKu?
34.
Hai hambaKu, apabila kamu telah melihatKu dan
kamu tetap berada pada penglihatanKu, maka Aku akan mengujimu dengan segala
ujian ser-ta Aku akan memantapkan hatimu, hingga kamu tetap berada di posisimu
semula. Jika kamu tidak berada dalam penglihatanKu, niscaya Aku akan mengujimu
dengan berbagai ujian dan Aku lemahkan hatimu, hingga kamu akan merasakan
betapa pahitnya orang yang dijauhkan dari rasa kasih sayangKu.
35.
Hai hambaKu, segala sesuatu yang ada di alam
semesta ini adalah milikKu, maka janganlah kamu menantangKu dalam segala hak
milikKu.
36.
Hai hambaKu, munculkanlah Aku pada lisanmu,
sebagaimana kamu telah memunculkan Aku pada hatimu. Sebab, kalau kamu tidak
melakukan hal itu, maka Aku akan tertutup darimu. Jadikanlah nasihatKu antara
kulit dan tulangKu.
37.
Hai hambaKu, apabila kamu telah mengetahui
keabadian, berarti kamu telah mengetahui salah satu dari sifat sifat Dzat yang
Mahaabadi.
38.
Hai hambaKu, apabila kamu hidupkan malammu
untukKu dan kamu aktifkan siang harimu untuk menuntut ilmuKu, maka kamu
termasuk salah seorang dari para pembesar hambaKu.
39.
Orang orang yang percaya kepada hal yang
ghaib dan beriman kepadaKu meskipun mereka tidak dapat melihatKu, niscaya Aku
akan bersama mereka pada hari kiamat dan Aku akan bersama mereka dalam segala
kesusahan, sebagaimana mereka selalu bersamaKu dari balik tirai dan Aku akan
menetapkan keteguhan pada hati mereka pada
saat terjadi gempa dan juga setiap saat.
40.
Hai hambaKu, barangsiapa telah mengenalKu
dengan perantaraan diriKu berarti dia telah mengenalKu melalui suatu ma’rifat
yang tidak dapat diingkari selamanya. Hai hambaKu, barangsiapa tidak Aku kenal,
niscya ia tidak akan mengenalKu. Hai hambaKu, apabila kamu telah melihatKu,
niscaya Aku akan memalingkan dirinya dari tuhan selain diriKu dan Akupun tidak
akan memalingkanmu darinya.
41.
Hai hambaKu, kamu adalah barang milikKu yang
hilang, Apabila Aku telah mendapatkanmu, maka cukuplah kamu bagiKu.Kamu adalah
barang milikKu yang hilang dan Aku adalah barang milikmu yang hilang, tidak ada
di antara kita berdua yang merasa kehilangan. Apabila Aku telah menjadi barang
milikmu yang hilang, kamu akan merasa bingung kecuali bersamaKu dan kamu akan
merasa bimbang kecuali kamu berada di sisiKu.
42.
Jika kamu tidak melihatKu, maka janganlah
kamu berpisah dari namaKu. Apabila kamu tidak melihatKu sekali lihat dari balik
dua hal yang berlawanan, niscaya kamu tidak akan mengenalKu. Barangsiapa tidak
mengenalKu dan lalai dariKu, maka dia mencapai titik klimaks dirinya sendiri.
Aky tidak akan menjadi titik klimaks sampai kamu dapat melihatKu dari balik
segala sesuatu. Untuk itu, lihatlah Aku dan janganlah kamu berkedip sedikitpun,
niscaya hal itu akan menjadi awal perjuanganmu di jalanKu.
43.
Hilangkanlah dari hatimu rasa cinta kepada
tuhan selain Allah dengan cara bermujahadah. Apabila kamu tidak dapat
menghilangkannya dari hatimu dengan cara bermujahadah, niscaya Aku akan
menghilangkannya dengan api yang panas menyala. Kecintaanmu kepada tuhan selain
Aku adalah sebuah dosa, sedangkan api neraka itu sangat panas dan ia akan
membakar sampai ke hati. Apabila ia telah menjilat sampai ke hati, dan melihat
tuhan selain Aku di dalamnya, maka ia pun akan membakarnya pula dengan segera.
44.
Jauhkanlah segala penyakit yang ada di
hatimu, niscaya kamu akan melihatKu berdiri tegak tanpa keraguan.
45.
Jujur adalah jika lidah tidak berdusta, sedangkan
kejujuran adalah jika hati tidak
berdusta. Kedustaan hati adalah jika ia mengukuhkan sesuatu tetapi dia
tidak melaksanakan. Kedustaan hati adalah jika dia mendengarkan kebohongan.
Kedustaan hati adalah jika ia berangan angan. Semua kedustaan adalah bahasanya
tuhan selain Aku. Sedangkan kesungguhan dan kebenaran adalah bahasaKu.
46.
Hai hambaKu, apabila kamu menyandarkan dirimu
kepada sesuatu, berarti kamu telah berpegangan kepada selain Aku. Oleh karena
itu, Aku telah menetapkanmu sebagai orang yang berbuat syirik.Hai hambaKu, Aku
telah menciptakan segala sesuatu untukmu sedang Aku adalah lebih baik darimu.
Karena Aku adalah Dzat yang memiliki kemuliaan. Oleh karena itu, palingkanlah
segala sesuatu di belakangmu dan palingkanlah wajahmu kepada wajahKu.
47.
Barangsiapa telah merasakan bagaimana
nikmatnya melihatKu dan menati kehadiranKu, niscaya dia akan menyesal atas
kelalaiannya dalam kenikmatan syurga yang dapat dirasakan, dan akan bersedih
karena tidak dapat melihat wajahKu.
48.
Sesuatu yang menghalangimu untuk berbakti
kepadaKu pada saat kamu berada di dunia adalah sesuatu yang akan menghalangimu
untuk sampai kepadaKu di akhirat kelak.
49.
Hai hambaKu, temanilah Aku dalam
kerahasianmu, niscaya Aku akan menemanimu dalam keterusteranganmu. Temanilah
Aku dalam kesendirianmu, niscaya Aku akan menemanimu dalam kebersamaanmu.
Temani Aku dalam keasinganmu, niscaya Aku akan menemanimu dalam keramaianmu.
50.
Hai hambaKu, antara Aku dan kamu ada rasa
cintamu kepada dirimu, oleh karena itu, campakkanlah ia darimu, niscaya Aku akan
menutupimu darinya.
Hai hambaKu, bukankah Aku telah mentransfer
berbagai ilmu pengetahuan melalui hatimu untuk mengeluarkanmu dari hal yang
umum kepada hal yang khusus. Bukankah ketika Aku memerintahkanmu untuk
mencampakkan berbagai ilmu dan pengetahuan yang pernah Aku perlihatkan kepadamu
sebagai rasa hormat dan kasih sayangKu kepadamu merupakan suatu upaya untuk
mengeluarkanmu dari peringkat ma’rifat kepada peringkat khusus lalu kepada
peringkat yang lebih khusus lagi. Dengan demikian, maka kamu akan menjadi
milikKu sebagaimana halnya Aku menjadi milikmu. Aku akan menjadi obyek
pandanganmu sebagaimana kamu pun akan menjadi obyek pandanganKu, tidak ada satu
penghalang pun antara Aku dan kamu, antara namaKu dengan namamu, dan antara
ilmuKu dengan ilmumu.
Beramallah
dan jangan kamu melihat pada amal. Bersedekahlah dan jangan kamu melihat pada
sedekah. Sesungguhnya kamu tidak akan dapat melihat amal perbuatanmu meskipun
baik dan layak. Jika kamu datang kepadaKu dengan membawa amal perbuatan, maka
Aku akan datang kepadamu dengan membawa perhitungan (muhasahabah).
Jika kamu datang kepadaKu dengan membawa
ilmu, maka Aku akan datang kepadamu dengan tuntunan. Jika datang kepadaKu
dengan ma’rifat maka Aku akan datang kepadamu dengan hujjah, dan hujjahKu itu
lebih kuat. Tentukanlah pilihanmu, niscaya Aku akan menentukan pengecualian
untukmu secara pasti. Keluarlah kamu dari ilmu, amal perbuatan, ma’rifat,
sifat, namamu dan dari segala yang tampak agar kamu dapat berjumpa denganKu.
Janganlah kamu keluar dari rumah, kecuali
kamu pergi menuju keridhaanKu, sehingga kamu benar benar berada dalam lindungan
dan petunjukKu. Temuilah Aku sekali atau dua kali setiap hari, setelah shalat
wajib, niscaya Aku akan memelihara malam, siang, hati, keinginan, dan cita
citamu.
Tahukah kamu bagaimana cara menemuiKu secara
pribadi? Pertama, kamu harus memperhatikan petunjukKu yang Aku berikan kepadamu
dengan karuniaKu dan bukan dengan memperhatikan amal perbuatanmu. Kedua, kamu
harus melihat kepada maafKu dan bukan kepada ilmumu. Ketiga, kembalikanlah ilmu
dan amal perbuatanmu kepadaKu, niscaya Aku akan membimbingnya dan
menambahkannya dengan segala karuniaKu.
Aku telah menciptakan makhluk, maka
muliakanlah ciptaanKu itu! Janganlah kamu bersikap kasar kepada ciptaanKu,
karena ciptaanKu itu pun ada dalam dirimu!. Kalau kamu bersikap kasar kepada
ciptaanKu, maka ia pun akan bersikap kasar kepadamu sebagaimana kamu bersikap
kasar kepada orang lain.
Katakanlah, “Tuhanku,
hadapkanlah wajahku dengan wajahMu demi wajahMu.”
MUNAJAT
DAN DOA KU
Ya Allah, bersihkanlah hatiku ini, jauhkanlah
hatiku ini dari semua rasa tidak puas, nafsu amarah dan semua pikiran
keduniawian. Ya Allah, jadikanlah cahaya di dalam kalbuku, cahaya di dalam
kuburku, cahaya dihadapanku, cahaya di belakangku, cahaya di sebelah kananku,
cahaya di sebelah kiriku, cahaya di sebelah atasku, cahaya di sebelah bawahku,
cahaya di dalam pendengaranku, cahaya di dalam penglihatanku, cahaya di
rambutku, cahaya di kulitku, cahaya di dalam dagingku, cahaya dalam darahku,
cahaya dalam tulangku. Ya Allah, sempurnakanlah cahaya bagiku dan berikanlah
aku cahaya dan jadikanlah diriku cahaya.
Ya
Allah, Ya Tuhanku, sempurnakanlah cahayaku dan ampunilah aku, sesungguhnya
engkau maha kuasa atas segala sesuatu. (surat At Tahrim (66) ayat 8)
Tuhanku, akulah hamba yang hina dengan
keberadaan diriku, akan menjadi hamba yang mulia dengan keberadaan diriMu di
sisiku, hamba yang miskin dengan keberadaan diriku, akan menjadi hamba yang
kaya dengan keberadaan diriMu di sisiku, hamba yang lemah dengan keberadaan diriku,
dan akan menjadi hamba yang kuat dengan keberadaan diriMu di sisiku.
Sesungguhnya, tidak ada yang mengetahyi kadar kehinaan, kefakiran, dan
kelemahanku selain diriMu.
Tuhanku, ma’rifatku yang ada di dalam hatiku
selalu berdalih denganMu, sedangkan aku tertunduk pada pintu gerbangMu dan
bersujud di pangkuanMu. Aku datang kepadaMu dengan membawa segala dosa dan
kesalahanku. Aku memohon ampun dan karunia dariMu. Dan aku pun memohon taubat
dan akan kembali kepadaMu. Tuhanku, kalau Engkau membawa segala dosaku, maka
ketahuilah bahwa sesungguhnya bumiMu tidak akan mau menanggungku, langitMu
tidak akan mau memayungiku, dan tida ada sesuatupun yang akan mampu memikul
beban dosa dosaku.
Tidak ada lisan selain lisan pengampunanMu
yang memaafkan segala kesalahanku. Tidak ada seorang pun di antara makhluk
ciptaanMu yang mau melihat kepadaku disebabkan buruknya segala kesalahan dan
dosaku. Tidak ada satu ma’rifat makhlukMu yang mampu menghubungiku kepadaMu,
sementara ia mengetahui dosaku ada dalam perkenalanku kepadaMu. Demi
keagunganMu dan kemudian demi keagunganMu, tidak ada yang dapat menyelamatkanku
dari azabMu selain Engkau. Tidak ada yang dapat menolongku dari segala
kesalahanku selain Engkau, Dan aku tidak mengetahui bagaimana nasibku kelak
melainkan dari pengetahuanMu.
Tuhanku, aku memohon ampun kepadaMu dengan
segala kasih sayangMu. Aku memohon ampun kepadaMu dengan nur cahayaMu. Aku
memohon ampun kepadaMu dengan keindahanMu. Aku memohon ampun kepadaMu dengan
keagunganMu. Aku memohon ampun kepadaMu dengan diriMu, dengan DzatMu, dengan
wajahMu, dengan sisiMu, dengan tanganMu, dengan ruhMu, dengan mataMu, dengan
rumahMu, dengan keabadianMu, dengan segenap sifatMu, dengan segenap
perbuatanMu, dan dengan segala apa yang Engkau sandarkan kepada diriMu ataupun
Engkau agungkan untuk mengagungkan diriMu. Aku memohon kepadaMu ampunan dan
taubat. Amien.
Daftar
Pustaka:
1.
Dr Musthafa Mahmud, Nikmatnya Melihat Allah (Konsep Baru Memahami dan Mendekatkan Diri
Kepada Allah), Pustaka Rumput Abadi, Jakarta, 2006.
2.
Said Abd Al Azhim, Rahasia Kekayaan Tertinggi, Arkan Leema Publishing, Bandung, 2008.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar