Label

MEMANUSIAKAN MANUSIA: INILAH JATIDIRI MANUSIA YANG SESUNGGUHNYA (79) SETAN HARUS JADI PECUNDANG: DIRI PEMENANG (68) SEBUAH PENGALAMAN PRIBADI MENGAJAR KETAUHIDAN DI LAPAS CIPINANG (65) INILAH ALQURAN YANG SESUNGGUHNYA (60) ROUTE TO 1.6.799 JALAN MENUJU MAKRIFATULLAH (59) MUTIARA-MUTIARA KEHIDUPAN: JALAN MENUJU KERIDHAAN ALLAH SWT (54) PUASA SEBAGAI KEBUTUHAN ORANG BERIMAN (50) ENERGI UNTUK MEMOTIVASI DIRI & MENJAGA KEFITRAHAN JIWA (44) RUMUS KEHIDUPAN: TAHU DIRI TAHU ATURAN MAIN DAN TAHU TUJUAN AKHIR (38) TAUHID ILMU YANG WAJIB KITA MILIKI (36) THE ART OF DYING: DATANG FITRAH KEMBALI FITRAH (33) JIWA YANG TENANG LAGI BAHAGIA (27) BUKU PANDUAN UMROH (26) SHALAT ADALAH KEBUTUHAN DIRI (25) HAJI DAN UMROH : JADIKAN DIRI TAMU YANG SUDAH DINANTIKAN KEDATANGANNYA OLEH TUAN RUMAH (24) IKHSAN: INILAH CERMINAN DIRI KITA (24) RUKUN IMAN ADALAH PONDASI DASAR DIINUL ISLAM (23) ZAKAT ADALAH HAK ALLAH SWT YANG HARUS DITUNAIKAN (20) KUMPULAN NASEHAT UNTUK KEHIDUPAN YANG LEBIH BAIK (19) MUTIARA HIKMAH DARI GENERASI TABI'IN DAN TABI'UT TABIIN (18) INSPRIRASI KESEHATAN DIRI (15) SYAHADAT SEBAGAI SEBUAH PERNYATAAN SIKAP (14) DIINUL ISLAM ADALAH AGAMA FITRAH (13) KUMPULAN DOA-DOA (10) BEBERAPA MUKJIZAT RASULULLAH SAW (5) DOSA DAN JUGA KEJAHATAN (5) DZIKIR UNTUK KEBAIKAN DIRI (4) INSPIRASI DARI PARA SAHABAT NABI (4) INILAH IBADAH YANG DISUKAI NABI MUHAMMAD SAW (3) PEMIMPIN DA KEPEMIMPINAN (3) TAHU NABI MUHAMMAD SAW (3) DIALOQ TOKOH ISLAM (2) SABAR ILMU TINGKAT TINGGI (2) SURAT TERBUKA UNTUK PEROKOK dan KORUPTOR (2) IKHLAS DAN SYUKUR (1)

Rabu, 06 Mei 2020

HASIL DARI KETERIKATAN DENGAN ALLAH SWT


Sekarang kita telah mengetahui tentang sebab sebab yang mengharuskan diri kita untuk terus berada di dalam keterikatan dengan Allah SWT. Lalu sudahkah kita mengetahui buah atau hasil dari keterikatan diri kita dengan Allah SWT? Jika kita belum mengetahuinya, inilah janji Allah SWT kepada orang orang yang mau mentaati ketentuan ketentuan dan hukum hukumNya saat hidup di muka bumi ini, yaitu:


A.     TERPELIHARANYA MARTABAT DAN KEHORMATAN MANUSIA.


Sebagai mana telah kita ketahui bersama bahwa manusia adalah makhluk yang memiliki martabat dan kehormatan yang sangat tinggi, karean ia diciptakan oleh Allah SWT sebagai makhluk yang terbaik (surat At Tin ayat 4); makhluk yang mulia (surat Al Isra’ (17) ayat 70) dan sudah ditetapkan oleh Allah sebagai wakil Tuhan di muka bumi (surat Al Baqarah (2) ayat 30) . Selain ketiga hal yang telah kami kemukakan, masih ada lagi kondisi lain yang terdapat di dalam diri manusia, yaitu:


1.        Manusia adalah makhluk yang terpercaya atau makhluk yang dipercaya oleh Allah SWT untuk mengemban amanahNya (surat Al Ahzab ayat 72)

2.        Manusia adalah makhluk yang terpandai. Allah SWT pernah mengujinya dengan malaikat, yang menjadi pemenangnya adalah manusia (pelajari kembali surat Al Baqarah (2) ayat 31, 32,33,34). Serta Nabi Sulaiman as, pernah mengujinya dengan bangsa jin (ifrid), dan yang menjadi pemenangnya adalah manusia (pelajari kembali surat An Naml ayat 38,39,40)

3.        Manusia makhluk yang disayang oleh Allah, hal ini dikarenakan bumi, langit dan syurga diciptakan untuk kepentingan manusia. (pelajari kembali surat Al Baqarah (2) ayat 29; Surat Luqman ayat 20; surat Ali Imran (3) ayat 133)


Sebagai orang yang bermartabat atau telah memiliki kedudukan yang tinggi, ketahuilah bahwa martabat dan kedudukan bukanlah sesuatu yang berifat monoton atau memiliki kondisi tetap dan tertentu. Melainkan ia bisa dapat merosot ke tingkat yang paling rendah akibat keingkarannya kepada hukum dan ketentuan Allah SWT sebagaimana tertuang di dalam surat Al Anfal (8) ayat 55 di bawah ini.


Sesugguhnya makhluk bergerark yang bernyawa yang paling buruk dalam pandangan Allah ialah orang orang kafir, karena mereka tidak beriman. (surat Al Anfal (8) ayat 55)


Lalu bagaimana caranya agar martabat dan kehormatan manusia dapat terpelihara dan terjaga di dalam diri sepanjang hayat masih di kandung badan? Cara yang paling ampuh agar diri kita bermartabat dan berkedudukan tinggi yang sesuai dengan kehendak Allah SWT adalah dengan beriman dengan baik dan benar. Untuk itu mari kita perhatikan dengan seksama surat Ali Imran (3) ayat 139 di bawah ini yang mengemukakan hanya melalui beriman yang baik dan benarlah maka derajat kita yang tinggi dapat terpelihara dari waktu ke waktu.


Dan janganlah kamu (merasa) lemah, dan jangan (pula) bersedih hati, sebab kamu paling tinggi derajatnya, jika kamu orang yang beriman. (surat Ali Imran (3) ayat 139)

Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Diantara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang orang fasik. (surat Ali Imran (3) ayat 110)


Sedangkan berdasarkan surat Ali Imran (3) ayat 110 di atas ini, keimanan yang baik dan benar akan menghantarkan manusia menjadi umat yang terbaik di kalangan umat manusia. Persoalannya sekarang adalah apa dan bagaimana iman yang baik dan benar itu.


Iman yang benar ialah pengakuan dengan hati, pengucapan dengan lidah dan pengamalan dengan seluruh anggota badan”. (Hadits Riwayat Muslim).


Jika yang ada orang yang hanya mampu mengucapkan dengan lidah dan pengamalan dengan anggota badan saja sedangkan pengakuan dengan hati tidak, maka itu dinamakan dengan orang munafik. Orang munafik itu tempat tinggalnya kelak di tingkat paling bawah dari neraka atau menajdi keraknya neraka.


Sungguh, orang orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka. (surat An Nisaa’ (4) ayat 145)


Jika yang ada hanya pengakuan dengan hati dan pengucapan dengan lidah saja, namun pengamalan dengan anggota badan tidak ada, maka itu kondisi ini dinamakan dengan orang fasik. Orang fasik ini tempatnya di neraka pula.


Dan adapun orang orang fasik (kafir) maka tempat kediaman mereka adalah neraka. Setiap kali mereka hendak keluar darinya, mereka dikembalikan (lagi) ke dalamnya dan dikatakan kepada mereka, “Rasakanlah azab neraka yang dahulu kamu dustaka. (surat As Sajdah (32) ayat 20)


Dan jika sampai manusia pulang kampungnya ke kampung kesengsaraan dan kebinasaan maka orang tersebut adalah seburuk buruknya makhluk atau sejahat jahatnya makhluk sebagaimana dikemukakan dalam surat Al Bayyinah (98) ayat 6 di bawah ini.


Sungguh orang orang yang kafir dari golongan Ahli Kitab dan orang orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya selama lamanya. Mereka itu adalah sejahat jahatnya makhluk. (surat Al Bayyinah (98) ayat 6)


Berdasarkan apa-apa yang telah kami kemukakan di atas ini, sangat jelas dan sangat gamblang bahwa yang dapat menjaga dan memelihara martabat dan kehormatan manusia itu ialah iman yang baik dan benar, sedangkan iman yang baik dan benar itu adalah yang sesuai dengan ketentuan Ali Imran (3) ayat 19 dan juga ketentuan surat Al Baqarah (2) ayat 208 yaitu berdasarkan ketentuan Diinul Islam yang dilaksanakan secara kaffah/menyeluruh dalam satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan antara ketentuan rukun iman, rukun islam dan ikhsan.


Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam. Tidaklah berselisih orang orang yang telah diberi Kitab, kecuali setelah mereka memperoleh ilmu, karena kedengkian di antara mereka. Barangsiapa ingar terhadap ayat ayat Allah, maka sungguh, Allah sangat cepat perhitunganNya. (surat Ali Imran (3) ayat 19)

Wahai orang orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah langkah syaitan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu. (surat Al Baqarah (2) ayat 208)


Diinul Islam adalah konsep ilahiah yang dipersiapkan oleh Allah SWT untuk kepentingan rencana besar yaitu kekhalifahan di muka bumi. Konsep ilahiah ini mampu mengatur secara seluruh baik aspek kehidupan manusia dan juga aspek penghidupan manusia secara utuh. Aspek kehidupan manusia adalah aspek yang berhubungan dengan urusan dunia dan juga urusan akhirat yang diatur secara khusus oleh Allah SWT sehingga terjadilah keseimbangan antara kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat kelak. Sekarang yang menjadi persoalan bagi kita adalah kecenderungan yang kita laksanakan yang mana, apakah lebih cenderung mengejar duniawi ataukah cenderung mengejar akhirat? Ingat, hasil akhirnya adalah berbeda.


Sedangkan aspek penghidupan manusia adalah konsep ilahiah untuk mengatur, menjaga merawat, mempertahankan kefitrahan diri manusia baik diri sisi lahiriah (sisi jasmani) dan juga dari sisi bathiniah (sisi ruhani). Hal ini dikarenakan cara merawat, menjaga keduanya tidaklah sama pendekatannya.  

Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain), sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukari orang orang yang berbuat kebaikan. (surat Al Qashash (28) ayat 77)

Tidakkah kamu memerhatikan bahwa Allah telah menundukkan apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi untuk (kepentingan) mu dan menyempurnakan nikmatNya untukmu lahir dan bathin. Tetapi di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu atau petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi penerangan. (surat Luqman (31) atat 20)


Prof Thomas Carlyle dalam bukunya mengatakan: “Dengan kekuatan Islam Tuhan sudah mengeluarkan bangsa Arab dari pada kegelapan kepada cahaya yang terang bernderang dan Allah menghidupkan mereka dari satu bangsa yang mati, yang belum pernah kedengaran suaranya sejak dunia terjadi. Tuhan mengirimkan seorang Nabi dengan membawa firmanNya (Al Qur’an) dan menjadi utusanNya, yang membawa bangsa itu dari kekolotan bertukar menjadi masyhur, dari kebodohan kepada kepandaian, dari kerendahan kepada ketinggian, dari kelemahan kepada kekuatan, dari sinar yang kecil menjadi nyala yang besar, yang mengembangkan cahayanya ke seluruh penjuru dari utara sampai selatan dari timur ke barat, dari Hindustan sampai Andalusia.


Bersinarnya kerajaan Islam pada masa itu  dengan cahaya kemuliaan, kecerdasan, kemanusian, kebenaran, keberanian, dan petunjuk kepada seperdua dunia yang lebar ini. Itulah buah dari keimanan. Keimanan dapat dikatakan satu barang yang menjadi sumber kehidupan dan tempat timbulnya kekuatan. Begitulah sejarah. Sejarah tidak bisa bohong. Sejarah telah membuktikan kepada kita, bagaimana Agama Islam telah memelihara dan meningkatkan harkat, martabat dan kehormatan. Jadi, masihkah kita tidak berani melaksanakan Diinul Islam secara kaffah?


B.      MENSUKSESKAN TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB MANUSIA.


Setiap manusia yang ada di muka bumi ini, pasti memiliki tugas dan tanggungjawab yang telah dibebankan oleh Sang Pencipta, dimana tugas dan tanggungjawabnya akan dimintakan pertanggungjawabannya kelak. Adapun tugas dan tanggungjawab dari setiap manusia,  dapat kami kemukakan sebagai berikut:


1.        Berdasarkan ketentuan surat Al Baqarah (2) ayat 30, setiap orang akan dimintakan pertanggungjawabannya saat ia melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya sebagai khalifah atau wakil Allah SWT di muka bumi ini.  


2.        Berdasarkan ketentuan surat Al A’raf (7) ayat 172, setiap orang juga akan dimintakan pertanggungjawabannya atas janji yang telah dikemukakannya saat masih di dalam rahim seorang ibu, yaitu janji untuk bertuhankan hanya kepada Allah SWT serta mempercayai adanya hari berbangkit.


3.        Berdasarkan ketentuan surat Al Ahzab (33) ayat 72, setiap orang juga akan dimintakan pertanggungjawabannya atas amanah yang telah diberikan oleh Allah berupa; (a) modal dasar kepada setiap manusia berupa Qudrat, Iradat, Sami’, Basyar; Kalam, Hayat, dan Ilmu; (b) berupa motor penggerak/pendorong bagi kegiatan manusia berupa hubbul maal, hubbul riasah, hubbul jam’i; hubbul syahwat; hubbul maadah; hubbul huriyah; dan hubbul istitlaq.


4.        Berdasarkan ketentuan surat Adz Dzariyat (51) ayat 56, setiap orang juga akan dimintakan pertanggungjawabannya atas pengabdiannya kepada Allah SWT.


5.        Berdasarkan ketentuan surat Hud (11) ayat 61, setiap manusia memiliki tanggung jawab untuk memakmurkan bumi atau menjaga bumi dari kerusakan yang ditimbulkan dari orang orang yang tidak bertanggungjawab.


6.        Berdasarkan ketentuan surat Ar Rad ayat 29, setiap manusia juga memiliki tanggungjawab untuk membahagiakan diri sendiri dan juga orang lain. Bukan menjadi beban masyarakat, melainkan menjadi motivator bagi kebahagiaan masyarakat banyak.   


Agar tugas dan tanggungjawab yang telah menjadi kewajiban dapat dilaksanakan dengan baik dan benar sehingga memperoleh kesuksesan, maka Allah SWT menghendaki agar setiap manusia :

1.        Membina dan menjaga kesehatan jasmaninya agar kuat dan terampil.  


Nabi Muhammad SAW menyatakan: ‘Orang beriman yang kuat lebih baik dan lebih disenangi oleh Allah dari orang beriman yang lemah”. (Hadits Riwayat Muslim). Agar jasmani kuat dan terampil dari waktu ke waktu, Allah SWT telah menunjukkan tata caranya, melalui :


a.        Memerintahkan kepada manusia untuk segala memperhatikan segala apa apa yang dikonsumsinya. Sehingga setiap manusia tidak bisa sembarangan makan dan minum, yaitu ada adab dan sopan santunnya. Allah SWT melalui surat Al Baqarah (2) ayat 168 telah memerintahkan kita untuk selalu memakan makanan atau minuman yang memenuhi konsep halan lagi tayyib (halal lagi memenuhi ilmu kesehatan dan ilmu gizi) serta membaca basmallah dan doa sebelum mengkonsumsi sesuatu dan juga berhenti sebelum kenyang.

b.        Selain menjaga kesehatan jasmani melalui makanan dan minuman yang dikonsumsi, kita juga harus menjaga kebugaran jasmani dengan melakukan olah raga yang teratur, yang terukur, dan yang sesuai dengan umur. 

c.        Berdasarkan ketentuan surat At Taubah (9) ayat 108 di bawah ini, setelah menjaga kesehatan jasmani melalui makanan dan minuman yang dikonsumsi serta berolah raga, maka langkah berikutnya adalah dengan selalu menjaga kebersihan, baik kebersihan jasmani maupun kebersihan ruhani.

Janganlah engkau melaksanakan Shalat dalam masjid itu selama lamanya. Sungguh, masjid yang didirikan atas dasar taqwa, sejak hari pertama adalah lebih pantas engkau melaksanakan shalat di dalamnya, Di dalamnya ada orang orang yang ingin membersihkan diri. Allah menyukai orang orang yang bersih. (surat At Taubah (9) ayat 108)

d.       Berdasarkan ketentuan surat Al Baqarah (2) ayat 195 di bawah ini, setiap manusia tidak diperkenankan oleh Allah SWT untuk membahayakan diri sendiri atau membuat diri sendiri celaka karena ulah kita sendiri, melalui tidak mau berobat jika sakit, menganiaya diri dengan mencelakakan diri dengan mencoba bunuh diri.

Dan infakkanlah (hartamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu jatuhkan (diri sendiri) ke dalam kebinasaan dengan tangan sendiri, dan berbuat baiklah. Sungguh, Allah berserta orang orang yang bertaqwa. (surat Al Baqarah (2) ayat 195).


Selain ke empat hal yang telah kami kemukakan di atas berjalan sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh Allah, maka langkah selanjutnya adalah kita harus bisa hidup dalam keteraturan atau tidak ziq zaq kadang baik kadang buruk, kadang halal kadang haram. Dan juga hidup yang kita jalani harus berada di dalam keseimbangan jasmani dan ruhani;  harus dalam keseimbangan kehidupan dunia dan kehidupan akhirat; harus dalam keseimbangan habluminallah dan habluminannas; dan harus dalam keseimbangan kesalehan diri dan kesalehan sosial.


2.        Membina Akalnya Menjadi Cerdas dan Punya Banyak Ilmu Yang Sesuai Dengan Perkembangan Zaman.


Berdasarkan ketentuan surat Al Mujadalah (58) ayat 11 di bawah ini, kita diperintahkan untuk selalu belajar dan belajar agar ilmu yang kita miliki bertambah sehingga dengan bertambahnya ilmu maka derajat dan kedudukan kita naik, yang pada akhirnya


Wahai orang orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “Berikanlah kelapangan di dalam majelis majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Alalh akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang orang yang beriman di antaramu dan orang orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan. (surat Al Mujadalah (58) ayat 11)


Selain daripada itu Allah SWT juga melarang untuk mengerjakan sesuatu hal yang tidak kita mengerti atau yang tidak kita pahami dikarenakan kita bisa tersesat atau salah di dalam melakukan sesuatu hal yang pada akhirnya akan merugikan diri kita sendiri.  


Adanya ilmu atau adanya pertambahan ilmu melalui proses belajar mengajar akan berhasil guna bagi diri kita sepanjang kita yang mau belajar mau menerima masukan dan nasehat dari apa apa yang disampaikan kepada diri kita. Setelah diri kita mau menerima nasehat dan pelajaran berarti pemahaman kita terhadap sesuatu, katakan tentang suatu ibadah, menjadi bertambah atau meningkat. Ini berarti kesempatan bagi diri kita untuk menikmati nikmatnya bertuhankan kepada Allah melalui ibadah yang kita lakukan meningkat dari waktu ke waktu. Untuk itu jangan pernah berhenti belajar, jangan pernah berhenti meneliti dan merenungkan apa apa yang tertuang dalam Al Qur’an dan hadits yang tidak lain sumber hukum dan ketentuan yang berlaku di alam semesta ini.


3.        Membina Kalbunya menjadi patuh dan taat kepada Allah dan Rasulnya.


Allah dengan tegas menyatakan bahwa orang yang akan sukses dan bahagia dalam hidup dan kehidupannya ialah orang yang patuh dan taat kepada Allah dan RasulNya. Dan jangan sampai kita menjadi orang yang durhaka kepada Allah dan RasulNya karena resikonya masuk neraka. Agar diri sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh Allah atau agar kalbu kita menjadi patuh dan taat kepada Allah dan RasulNya maka laksanakan apa yang dikemukakan oleh Allah dalam surat Al Baqarah (2) ayat 21 di bawah ini dengan baik dan benar.


Wahai manusia! Sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang orang yang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa. (surat Al Baqarah (2) ayat 21)


Selain ketiga hal yang telah kami kemukakan di atas, lakukanlah pembinaan diri yang menjadikan diri kita berwatak istiqamah atau berpendirian teguh tanpa memandang waktu dan keadaan (pelajari kembali syrat Hud (11) ayat 112); disiplin dalam hidup dan kehidupan (pelajari kembali surat An Nisa’ (4) ayat 59; bekerja cermat dan sungguh sungguh (pelajari kembali surat Al Hajj (22) ayat 78 dan surat Al Ankabut (29) ayat 69); suka berkorban dan suka bekerja sama dengan orang lain dalam hal hal kebaikan (pelajari kembali surat Al Maaidah (5) ayat 2).


Dan orang orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan jalan kami, Dan sungguh, Allah beserta orang orang yang berbuat baik.
(surat Al Ankabut (29) ayat 69)


Itulah cara sederhana yang dikemukakan Allah SWT dalam Al Qur’an, yang kesemuanya harus kita laksanakan oleh manusia, sehingga hidupnya terlaksana dengan baik sesuai yang dikehendaki Allah SWT dan memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.  


C.      DILIMPAHI BERBAGAI MACAM RAHMAT DAN HIKMAH KEHIDUPAN.


Sebenarnya berdasarkan uraian yang telah kami kemukakan di atas sampai dengan uraian ini, sudah terungkap dengan jelas berbagai macam rahmat dan kenikmatan dari Allah bagi orang orang yang mampu mengikatkan diri dengan hukum dan ketentuan Allah, seperti akan terpelihara martabat dan kedudukannya, menjadi orang yang bermoral tinggi, selalu bertemu dan merasakan arti kebenaran, sehat jasmani dan juga sehat ruhaninya, hidup dalam ketenteraman dan kebahagiaan, ilmunya banyak, sukses hidup dan kehidupannya.


Untuk melengkapi apa apa yang telah kami kemukakan di atas, masih ada beberapa hal yang siap Allah SWT berikan kepada manusia yang mampu terikat dengan hukum dan ketentuan Allah SWT, yaitu:


1.        Berdasarkan surat Al Anbiyaa (21) ayat 105 yang menyatakan bahwa: “bumi ini akan diwarisi oleh hamba hambaKu yang shaleh”.

2.        Berdasarkan surat An Nur (24) ayat 55 yang menyatakan bahwa: “Allah telah menjanjikan kepada orang orang diantara kamu yang beriman dan mengerjakan kebajikan akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi.”

3.        Berdasarkan surat Ar Rum (30) ayat 47 yang menyatakan bahwa:  Dan merupakan hak Kami untuk menolong orang orang yang beriman”.

4.        Berdasarkan surat Yunus (10) ayat 103 yang menyatakan bahwa: “demikianlah menjadi kewajiban Kami menyelematkan orang yang beriman”.

5.        Berdasarkan surat Al Maidah (5) ayat 16 yang menyatakan bahwa: “Allah memberi petunjuk kepada orang yang mengikuti keridhaanNya ke jalan keselamatan, dan Allah mengeluarkan orang itu dari gelap gulita kepada cahaya dengan izinNya, dan menunjukkan jalan yang lurus.

6.        Berdasarkan surat Maryam (19) ayat 96 yang menyatakan bahwa: “Allah akan menanamkan rasa kasih sayang dalam hati mereka (orang orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan).”.

7.        Berdasarkan surat Al A’raf (7) ayat 96 yang menyatakan bahwa: “pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.

8.        Berdasarkan surat Al Bayyinah (98) ayat 7  yang menyatakan bahwa : “Sungguh, orang orang yang beriman dan mengerkakan kebajikan, mereka itu adalah sebaik baiknya makhluk”.


Inilah antara lain rahmat yang akan dilimpahkan oleh Allah kepada orang orang yang tunduk dan patuh dengan hukum dan ketentuanNya. Sungguh hebat rahmat Allah yang akan diperoleh oleh orang orang yang patuh dan taat itu. Sudahkah kita memperolehnya? Jika belum, berarti ada sesuatu yang salah di dalam diri kita. Ayo segera lakukan hijrah mulai saat ini juga dengan berpedoman dengan “Allahumma paksa”.


Sebagai penutup, agar pembinaan diri kita selalu mentaati hukum dan ketentuan yang berlaku ini, alangkah baiknya mulai hari ini kita untuk selalu melaksanakan dan berusaha hal hal sebagai berikut dengan sungguh sungguh, yaitu :


1.        Menuntut ilmu agar diri kita memiliki ilmu dan pengetahuan yang lengkap tentang Allah, tentang diri kita dan juga tentang alam semesta ini ditambah dengan tahu akan kemana kita akan pergi.

Nabi Muhammad SAW menyatakan: Menuntut ilmu itu wajin atas setiap orang Islam. (hadits riwayat Muslim)


2.        Allah secara tegas telah menyatakan bahwa ibadah diperintahkanNya bukan untuk kepentinganNya karena Allah SWT tidak butuh dengan ibadah yang kita lakukan. Ibadah bertujuan untuk kepentingan dan kemaslahatan bagi mau mau melaksanakannya. Ibadah mampu membina manusia menjadi orang yang selalu mentaati perintah danb laranganNya, mentaati hukum dan ketentuanNya. Jangan pernah menjadikan ibadah sebagai sebuah kewajiban, apalagi untuk mencari pahala. Ibadah adalah kebutuhan bagi ruh dan untuk menggarap hati ruhani sehingga mampu meneguhkan pendirian dan melembutkan hati.


3.        Menjauhi perbuatan maksiat, dosa, pelanggaran hukum negara dan jangan sampai  ketentuan surat Al Mutaffifin (83) ayat 14 berlaku kepada diri kita, “dan sesungguhnya orang orang yang durhaka benar benar berada dalam neraka”.


Semoga di saat usia kita berada di persimpangan jalan, kita sudah mampu berada di jalan yang kehendaki Allah SWT. Amien.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar