Label

MEMANUSIAKAN MANUSIA: INILAH JATIDIRI MANUSIA YANG SESUNGGUHNYA (79) SETAN HARUS JADI PECUNDANG: DIRI PEMENANG (68) SEBUAH PENGALAMAN PRIBADI MENGAJAR KETAUHIDAN DI LAPAS CIPINANG (65) INILAH ALQURAN YANG SESUNGGUHNYA (60) ROUTE TO 1.6.799 JALAN MENUJU MAKRIFATULLAH (59) MUTIARA-MUTIARA KEHIDUPAN: JALAN MENUJU KERIDHAAN ALLAH SWT (54) PUASA SEBAGAI KEBUTUHAN ORANG BERIMAN (50) ENERGI UNTUK MEMOTIVASI DIRI & MENJAGA KEFITRAHAN JIWA (44) RUMUS KEHIDUPAN: TAHU DIRI TAHU ATURAN MAIN DAN TAHU TUJUAN AKHIR (38) TAUHID ILMU YANG WAJIB KITA MILIKI (36) THE ART OF DYING: DATANG FITRAH KEMBALI FITRAH (33) JIWA YANG TENANG LAGI BAHAGIA (27) BUKU PANDUAN UMROH (26) SHALAT ADALAH KEBUTUHAN DIRI (25) HAJI DAN UMROH : JADIKAN DIRI TAMU YANG SUDAH DINANTIKAN KEDATANGANNYA OLEH TUAN RUMAH (24) IKHSAN: INILAH CERMINAN DIRI KITA (24) RUKUN IMAN ADALAH PONDASI DASAR DIINUL ISLAM (23) ZAKAT ADALAH HAK ALLAH SWT YANG HARUS DITUNAIKAN (20) KUMPULAN NASEHAT UNTUK KEHIDUPAN YANG LEBIH BAIK (19) MUTIARA HIKMAH DARI GENERASI TABI'IN DAN TABI'UT TABIIN (18) INSPRIRASI KESEHATAN DIRI (15) SYAHADAT SEBAGAI SEBUAH PERNYATAAN SIKAP (14) DIINUL ISLAM ADALAH AGAMA FITRAH (13) KUMPULAN DOA-DOA (10) BEBERAPA MUKJIZAT RASULULLAH SAW (5) DOSA DAN JUGA KEJAHATAN (5) DZIKIR UNTUK KEBAIKAN DIRI (4) INSPIRASI DARI PARA SAHABAT NABI (4) INILAH IBADAH YANG DISUKAI NABI MUHAMMAD SAW (3) PEMIMPIN DA KEPEMIMPINAN (3) TAHU NABI MUHAMMAD SAW (3) DIALOQ TOKOH ISLAM (2) SABAR ILMU TINGKAT TINGGI (2) SURAT TERBUKA UNTUK PEROKOK dan KORUPTOR (2) IKHLAS DAN SYUKUR (1)

Senin, 08 Februari 2021

ALQURAN ADALAH HAK MUTLAK ALLAH SWT SEMATA.

Apa itu AlQuran yang sesungguhnya? AlQuran adalah hak mutlak Allah SWT semata hal ini dikarenakan Allah SWT adalah pencipta dan pemilik dari langit dan bumi beserta isinya termasuk di dalamnya adalah pencipta dan pemilik dari rencana besar kekhalifahan yang ada di muka bumi ini tanpa bantuan dari siapapun juga. Allah SWT berfirman: “Dialah yang menciptakan langit dan bumi dengan hak (benar), ketika Dia berkata, “Jadilah” Maka jadilah sesuatu itu. FirmanNya adalah benar dan milikNyalah segala kekuasaan pada waktu sangkakala ditiup. Dia mengetahui yang ghai dan yang nyata. Dialah yang Mahabijaksana, Mahateliti.” (surat Al An’am (6) ayat 73). 

Allah SWT berfirman: “Allah-lah yang memiliki segala apa yang di langit dan di bumi. dan kecelakaanlah bagi orang-orang kafir karena siksaan yang sangat pedih.” (surat Ibrahim (14) ayat 2).  

Adanya faktor pencipta dan faktor kepemilikan dalam satu kesatuan maka Allah SWT memiliki hak mutlak baik dari sisi penciptaan karena Allah SWT yang paling paham dan yang paling mengerti tentang ciptaanNya dan dari sisi kepemilikan maka Allah SWT sangat berkuasa terhadap apa apa yang diciptakanNya dan yang dimilikiNya. 

Allah SWT berfirman: “Katakanlah: "Terangkanlah kepada-Ku tentang sekutu-sekutumu yang kamu seru selain Allah. perlihatkanlah kepada-Ku (bahagian) manakah dari bumi ini yang telah mereka ciptakan ataukah mereka mempunyai saham dalam (penciptaan) langit atau Adakah Kami memberi kepada mereka sebuah kitab sehingga mereka mendapat keterangan-keterangan yang jelas daripadanya? sebenarnya orang-orang yang zalim itu sebahagian dari mereka tidak menjanjikan kepada sebahagian yang lain, melainkan tipuan belaka.” (surat Fathir (35) ayat 40). 

Allah SWT selaku pencipta yang juga sekaligus pemilik alam semesta ini maka hanya Allah SWT sajalah yang berhak menentukan segala ketentuan, segala hukum, segala undang-undang, segala aturan yang wajib berlaku di alam semesta ini, dimana kumpulan dari itu semua adalah AlQuran.  

AlQuran sebagai sebuah kumpulan dari segala ketentuan, segala hukum, segala undang-undang, segala aturan yang berasal dari pencipta dan pemilik alam semesta ini maka dapat dikatakan AlQuran adalah bukti dari kemutlakan yang hanya dimiliki oleh Allah SWT selaku pencipta dan pemilik alam semesta ini sehingga isi dan kandungan AlQuran akan mencerminkan kemahaan dan kebesaran dari pencipta dan pemilik alam semesta ini. Adanya uraian di atas ini maka dapat dikatakan bahwa yang paling tahu, yang paling ahli dan yang paling paham dan yang paling mengerti tentang AlQuran adalah Allah SWT dan ini menunjukkan kepada diri kita jika kita ingin belajar tentang AlQuran yang sesungguhnya maka haruslah kepada Allah SWT selaku narasumber utama, bukan kepada yang lainnya. Sudahkah kita menyadarinya! 

Allah SWT selain memiliki hak mutlak untuk menentukan hukum, aturan, undang undang, peraturan yang wajib berlaku di alam semesta ini. Ketahuilah bahwa Allah SWT masih memiliki 2 (dua) hak mutlak lainnya, sebagaimana berikut ini: (1) Allah SWT memilki hak mutlak untuk menilai pelaksanaaan dari hukum, aturan, undang undang, ketentuan, peraturan yang wajib berlaku di alam semesta ini yang dilaksanakan oleh manusia: (2) Allah SWT juga memiliki hak mutlak sebagai penentu hasil akhir dari hasil pelaksanaan hukum, aturan, undang undang, ketentuan, peraturan yang wajib berlaku di alam semesta ini yang dilaksanakan oleh manusia. 

Inilah 3 (tiga) hak mutlak yang dimiliki oleh Allah SWT selaku pencipta dan pemilik alam semesta ini dan juga pemilik dan pencipta rencana besar dari kekhalifahan di muka bumi. Dan ingat ketiga ketentuan yang kami kemukakan di atas ini sudah berlaku dan akan berlaku terus sampai dengan hari berhisab tiba. Dan sebagai khalifah di muka bumi maka kita harus siap mempelajari, siap menghadapi, siap melaksanakan  ke tiga hak mutlak yang dimiliki oleh Allah SWT tersebut. Untuk itu ada hal hal yang harus kita jadikan pedoman saat hidup di muka bumi ini, yaitu: 

a.        Diri kita hanyalah obyek dari ketentuan, hukum, undang undang, peraturan yang berlaku di alam semesta ini sehingga diri kita hanya memiliki kewajiban untuk mempelajarinya, untuk memahaminya dan untuk melaksanakannya yang sesuai dengan kehendak Allah SWT;

b.        Jangan sampai kita mengambil hak Allah SWT ini, terutama di dalam menilai orang lain yang sama sama menumpang di alam semesta ini. Orang yang menumpang tidak memiliki hak sama sekali untuk memberikan penilaian kepada orang lain oleh sebab apapun juga.  

c.        Jangan sampai kita merubah, menambah, mengurangi, atau membuat aturan aturan baru di alam semesta ini karena kita bukanlah pencipta dan pemilik dari ini semua;

d.       Jangan sampai diri kita melakukan penilaian sendiri atas pelaksanaan ketentuan yang diberlakukan oleh Allah SWT yang pada akhirnya akan merugikan diri sendiri..  

Sekarang mari kita perhatikanlah apa yang dikemukakan oleh Abdullah Ibnu Abbas ra, di dalam kitab tafsirnya yang mengatakan bahwa di dalam ayat-ayat  AlQuran yang terdiri dari 30 (tiga puluh) Juz, 114 (seratus empat belas) surat serta 6.666 (enam ribu enam ratus enam puluh enam) ayat, jika diperinci akan terdapat sejumlah ayat-ayat yang berisi perintah, larangan, ancaman, janji, proses kejadian masa lampau dan masa datang, perumpamaan, halal dan haram, nasikhmansukh, zikir, doa, tasbih, tahmid, dan istighfar, dengan perincian sebagai berikut:  

a.        1.000 (seribu) ayat menunjukkan perintah, perintah artinya sesuatu yang wajib untuk dituruti, untuk dilaksanakan, untuk dikerjakan dan tidak boleh dilanggar. Setiap perintah yang diperintahkan oleh  Allah SWT maka perintah itu dimaksudkan untuk kebaikan, bukan untuk menjerumuskan umat manusia dan Allah SWT sendiri tidak berkepentingan dengan isi perintah. Allah SWT memerintahkan kepada umatNya merupakan bentuk manifestasi dari sayangNya Allah SWT kepada umat manusia yang tidak lain adalah refleksi dari Af’al Allah SWT yaitu Ar Rahman dan Ar Rahhim sehingga umatNya menjadi selamat di dunia dan di akhirat yang pada akhirnya masuk syurga. 

b.        1.000 (seribu) ayat menunjukkan larangan, larangan artinya perintah untuk tidak boleh mengerjakan atau melakukan sesuatu, larangan juga berarti perintah untuk tidak melanggar ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Apakah maksud dan tujuan Allah SWT membuat larangan, pasti Allah SWT tidak ingin menjerumuskan umatnya ke dalam jurang kesusahan, jurang kesengsaraan ataupun mengakibatkan manusia masuk ke Neraka. Adanya larangan berarti Allah SWT sayang kepada umatnya. 

c.        1.000 (seribu) ayat menunjukkan ancaman, ancaman berarti jika kita  melakukan sesuatu yang sudah ditentukan dalam perintah dan larangan maka Allah SWT akan memberikan sanksi kepada umatnya. Dalam ancaman yang ditetapkan oleh Allah SWT, biasanya Allah SWT tidak serta merta langsung memutuskan suatu ancaman, Allah SWT tetap memberikan kesempatan kepada umatnya untuk melakukan perbaikan, melakukan taubat, sesuai dengan Af’al Allah SWT yaitu Yang Maha Bijaksana dan Yang Maha Pengampun. 

d.       1.000 (seribu) ayat menunjukkan janji, janji adalah sebuah timbal balik yang akan diberikan oleh Allah SWT  bagi umatnya baik laki-laki atau perempuan jika ia dapat melaksanakan perintah serta tidak melanggar larangan, maka Allah SWT akan memenuhi janjinya kepada umatNya. Ingat janji Allah SWT  tidak hanya kepada yang patuh kepada apa yang diperintahkan, juga berlaku kepada yang melanggar perintah dan larangan. Sebab janji Allah SWT itu adalah Benar, lihatlah siksa yang diberikan kepada umat Nabi Nuh, umat Nabi Musa, umat Nabi Luth dll. 

e.        1.000 (seribu) ayat menjelaskan tentang proses kejadian pada masa lampau dan masa akan datang. Ayat ini dimaksudkan oleh  Allah SWT untuk umatnya betapa tinggi Ilmu              Allah SWT dan juga dapat dijadikan pelajaran Al Hikmah dan Filsafat bagi umatnya yang mau dengan sadar memperhatikan tanda-tanda kebesaran Allah SWT.  

f.         1.000 (seribu) ayat berisi tentang contoh-contoh atau perumpamaan, perumpamaan dalam bentuk pengandaian yang dilakukan oleh Allah SWT untuk memudahkan umatnya di dalam mempelajari AlQuran maupun Ilmu Allah SWT. Dibalik perumpamaan atau pengandaian terdapat banyak Ilmu dan pelajaran baik yang langsung, yang tersirat maupun yang tersembunyi. Allah SWT berkehendak agar makhluknya untuk terus belajar-belajar dan belajar sehingga akan terlihat oleh umatnya betapa besar kekuatan, kekuasan Ilmu Allah SWT.  

g.        500 (lima ratus) ayat menerangkan tentang halal dan haram. Ayat ini dimaksudkan oleh           Allah SWT sebagai sarana penunjang bagi umatnya jika ingin selamat sampai ke tujuan. Halal dan Haram yang dimaksudkan oleh Allah SWT, bukan semata-mata apa yang boleh dan apa yang tidak boleh di makan atau di minum, akan tetapi jauh lebih dari itu. Halal dan Haram termasuk juga didalam melaksanakan hubungan vertikal (hubungan dengan Allah SWT) maupun hubungan horizontal (hubungan antar masyarakat, hubungan bisnis dan hubungan kekeluargaan).  

h.       100 (seratus) ayat nasikhmansukh, nasikhmansukh artinya satu ayat menggantikan, ayat yang lainnya. Ayat-ayat AlQuran diturunkan Allah SWT di dua kota yaitu kota Makkah dan kota Madinah. Suatu ketika turun ayat AlQuran di kota Madinah, maka berlakulah ayat tersebut. Kemudian turun ayat AlQuran di kota Makkah yang isinya membatalkan ayat yang turun di kota Madinah, maka ayat yang baru berlaku untuk menguatkan ayat yang turun di kota Madinah. Ayat lama yang turun di kota Madinah disebut nasikh, sedangkan ayat yang baru disebut mansukh. 

i.         66 (enam puluh enam) ayat zikir, doa, tasbih, tahmid, dan istighfar. Zikir, doa, tasbih, tahmid dan istigfar adalah suatu media yang diajarkan oleh Allah SWT kepada umatnya dalam rangka mengingat Allah SWT, memohon kepada Allah SWT, memuji kebesaran Allah SWT dan juga meminta ampunan kepada Allah SWT. Lengkap sudah Allah SWT memberikan kepada umatnya yaitu AlQuran sebagai sarana dan media jika menghadapi hidup dan kehidupan baik susah maupun senang. 

Adanya ayat-ayat yang berisi perintah, larangan, ancaman, janji, proses kejadian masa lampau dan masa datang, perumpamaan, halal dan haram, nasikhmansukh, zikir, doa, tasbih, tahmid, dan isthigfar, yang terdapat di dalam AlQuran. Hal ini mempertegas bahwa AlQuran adalah undang-undang, ketentuan, peraturan yang berlaku di langit dan di muka bumi ini yang berasal dari pencipta dan pemilikNya yang sah, dalam hal ini adalah Allah SWT. Dan sebagai khalifah yang sedang menumpang di langit dan di bumi Allah SWT karena memang kita tidak pernah menciptakannya, tentu kita harus bisa mengimainya, mempelajarinya, memahami, melaksanakan seluruh ketentuan, seluruh hukum, seluruh undang-undang, seluruh peraturan yang berlaku di muka bumi ini sesuai dengan kehendak Allah SWT. 

Sekarang bagaimana jika kita tidak mau mematuhi segala ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT? Jika sampai diri kita tidak mau mematuhi segala ketentuan Allah SWT yang berlaku di muka bumi, maka ketentuan hadits yang kami kemukakan berikut ini berlaku kepada diri kita: Anas ra, berkata: Nabi SAW bersabda: Allah ta'ala berfirman: Barangsiapa tidak rela dengan hukum-Ku dan taqdir-Ku maka hendaklah ia mencari Tuhan selain Aku. (Hadits Qudsi Riwayat Al Baihaqi dari Ibnu Umar serta Ath Thabarani dan Ibnu Hibban dari Abi Hind, Al Baihaqi dan Ibnu Najjar, (272:153).”   

Kita dipersilahkan oleh Allah SWT untuk mencari Tuhan selain Allah SWT, yang tentunya tuhan tersebut harus mampu menciptakan langit dan bumi seperti langit dan bumi yang diciptakan oleh Allah SWT sehingga kita terbebas dari penilaian tamu yang tidak tahu diri oleh Allah SWT. Selamat mencari dan menemukan Tuhan baru selain Allah SWT, yang tentunya kita harus keluar terlebih dari langit dan bumi Allah SWT. 

Untuk lebih mempertegas bahwa AlQuran itu adalah ketentuan, hukum, undang-undang, peraturan yang berlaku di muka bumi ini yang memiliki kepastian hukum yang tetap sehingga tidak akan pernah mengalami perubahan sedikitpun maka Allah SWT telah memberikan jaminanNya kepada AlQuran yang  telah diturunkannya tersebut dengan kondisi dasar sebagai berikut:  

a.        Berdasarkan surat Al Waaqiah (56) ayat 77-78-79-80 berikut ini: Sesungguhnya AlQuran ini adalah bacaan yang sangat mulia,pada kitab yang terpelihara (Lauhul Mahfuzh), tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan. diturunkan dari Rabbil 'alamiin.” AlQuran selalu suci, murni hanya dari Allah SWT semata sehingga tidak akan pernah terkontaminasi oleh sebab apapun juga, termasuk di dalamnya tidak ada masukan sedikitpun dari Nabi Muhammad SAW. Adanya jaminan dari Allah SWT terhadap AlQuran berarti isi dan kandungan AlQuran sampai dengan kapanpun tidak akan pernah berubah sedikitpun, apalagi AlQuran yang asli terpelihara di Lauhul Mahfuzh. Adanya jaminan dari Allah SWT ini menunjukkan kepada diri kita bahwa apa-apa yang telah menjadi ketetapan Allah SWT pasti berlaku dan akan diberlakukan oleh Allah SWT dan pasti mengikat kepada seluruh umat manusia. 

b.        Berdasarkan surat Yunus (10) ayat 37 berikut ini: Tidaklah mungkin AlQuran ini dibuat oleh selain Allah; akan tetapi (Al Quran itu) membenarkan Kitab-Kitab yang sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum yang telah ditetapkannya, tidak ada keraguan di dalamnya, (diturunkan) dari Tuhan semesta alam.” dan berdasarkan surat Al Hijr (15) ayat 8 yang kami kemukakan berikut ini: “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan AlQuran, dan Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” AlQuran telah dijamin oleh Allah SWT akan selalu sama, tidak pernah berubah sejak diturunkan sampai dengan kapanpun juga. Adanya konsistensi dari AlQuran sebagai kumpulan dari undang-undang, hukum,  ketentuan, peraturan yang berasal dari pencipta dan pemilik alam semesta ini berarti Allah SWT konsisten dengan segala apa-apa yang telah ditetapkannya berlaku di alam semesta ini sehingga terdapat kepastian hukum. Lalu, untuk apakah Allah SWT melakukan hal tersebut: 

(a) Untuk mempertahankan suatu pernyataan yang telah dimaklumatkan oleh Allah SWT secara tertulis. Contohnya Allah SWT memiliki sifat Salbiyah yang enam dan sifat Ma’ani yang tujuh, sekarang bagaimana jadinya jika pernyataan Allah SWT tersebut bisa berjalan sesuai dengan Kehendak Allah SWT itu sendiri jika pernyataan yang telah dinyatakan di dalam AlQuran berubah-ubah? Agar pernyataan ini tetap berlaku utuh dari waktu ke waktu maka Allah SWT memberikan jaminan-Nya untuk memelihara dan menjaga AlQuran secara langsung. Jika sampai pernyataan Allah SWT yang telah tertulis di dalam AlQuran berubah atau dapat diubah maka pernyataan yang telah dinyatakan oleh Allah SWT menjadi batal dan tidak berlaku lagi.

(b) Untuk memberikan jaminan kepada sesuatu yang akan berlaku tetap dari waktu ke waktu secara tertulis. Contohnya Allah SWT akan memberikan syurga kepada umatnya yang beriman dan bertaqwa dan memberikan neraka kepada umatnya yang kafir, sekarang apa jadinya jika jaminan yang telah dinyatakan tertulis dalam AlQuran berubah-ubah? Agar jaminan ini memberikan kepastian hukum atau tidak membingungkan maka Allah SWT akan menjaga pernyataan jaminan yang telah dinyatakan-Nya dalam AlQuran itu tetap dari waktu ke waktu. 

c.        Berdasarkan surat Saba’ (34) ayat 50 berikut ini: Katakanlah: "Jika aku sesat Maka Sesungguhnya aku sesat atas kemudharatan diriku sendiri; dan jika aku mendapat petunjuk Maka itu adalah disebabkan apa yang diwahyukan Tuhanku kepadaku. Sesungguhnya Dia Maha mendengar lagi Maha Dekat.” dan juga berdasarkan surat An Naml (27) ayat 92 yang kami kemukakan berikut ini: “dan supaya aku membacakan Al Quran (kepada manusia). Maka Barangsiapa yang mendapat petunjuk Maka Sesungguhnya ia hanyalah mendapat petunjuk untuk (kebaikan) dirinya, dan Barangsiapa yang sesat Maka Katakanlah: "Sesungguhnya aku (ini) tidak lain hanyalah salah seorang pemberi peringatan". Al-Qur’an dijamin oleh Allah SWT untuk kebaikan umat manusia, termasuk di dalamnya untuk kebaikan diri kita dan juga anak keturunan diri kita sampai dengan hari kiamat kelak. 

Adanya kepastian hukum yang termaktub dalam AlQuran menunjukkan bahwa Allah SWT sangat konsisten dengan apa apa yang telah diperintahkannya, Allah SWT sangat konsisten dengan apa apa yang telah dijanjikannya serta Allah SWT konsisten dengan apa apa yang telah dilarangnya, dan seterusnya. Sehingga dengan adanya AlQuran tidak akan pernah mengalami perubahan ini mampu mengikat dalam kepastian yang pasti bagi para pihak baik Allah SWT maupun bagi manusia dan juga dengan bangsa jin. 

Timbul pertanyaan, bagaimana caranya Allah SWT memelihara dan menjaga AlQuran sedangkan Allah SWT berkedudukan di Arsy? AlQuran sampai dengan kapanpun juga akan tetap asli, tidak bisa dirubah oleh sebab apapun juga karena AlQuran yang asli adanya bukan di muka bumi ini melainkan ada di Lauhul Mahfuzh. Selain daripada itu, AlQuran dijaga oleh Allah SWT melalui, hal-hal sebagai berikut: (a) Melalui hafizh-hafizh AlQuran yang tersebar di mana mana; (b) Melalui perasaan yang kurang berkenan di hati, atau ada sesuatu yang janggal saat diri kita salah di dalam membaca AlQuran; (c) Melalui adanya perasaan yang tidak berkenan di hati, atau ada sesuatu yang janggal saat mendengar orang lain salah di dalam membaca AlQuran; (d) Melalui Mushab-Mushab AlQuran yang dimiliki oleh Negara.

 Lalu, kepada siapakah kita harus belajar AlQuran, apakah kepada Allah  SWT ataukah kepada ulama, kyai, atau ustadz? Jika kita berpedoman bahwa AlQuran itu adalah Hak Allah SWT semata, berarti hanya kepada Allah SWT sajalah kita harus belajar AlQuran karena Allah SWT adalah satu-satunya narasumber langsung dari AlQuran dan pemilik AlQuran. Selanjutnya bagaimana posisi dari ulama, kyai ataupun ustadz di dalam proses belajar AlQuran? Posisi ulama, kyai,  syaikh, habib ataupun ustadz di dalam proses belajar mengajar AlQuran harus diletakkan sebagai perpanjangan tangan Allah SWT yang memiliki kewajiban untuk mengajarkan AlQuran kepada diri kita sepanjang diri kita mau belajar kepada mereka. Hal ini penting kami kemukakan karena ulama, kyai, syaikh, habib ataupun ustadz bukanlah pemilik ataupun narasumber dari AlQuran sehingga kita tidak diperkenankan untuk belajar AlQuran kepada mereka. 

Adanya kondisi ini maka kita harus pandai-pandai meletakkan dan menempatkan Allah SWT sesuai dengan kemahaan dan kebesaran yang dimilikinya. Karena ulama, kyai ataupun ustadz, habin, syaikh bukan sesuatu yang sepadan dengan Allah SWT dan juga bukan narasumber dari AlQuran karena mereka bukanlah pencipta dan pemilik alam semesta ini. Adanya kondisi ini berarti belajar AlQuran harus hanya kepada Allah SWT semata,  lalu jadikan ulama, kyai, habib, syaikh ataupun ustadz serta guru adalah perantara bagi diri kita untuk mempelajari AlQuran. Setelah hal itu kita lakukan, pertegas dengan niat untuk mempelajari AlQuran yang sesuai dengan kehendak Allah SWT serta disiplinkan diri saat belajar AlQuran. 

Jika hal ini sudah kita nyatakan dalam niat maka maka langkah selanjutnya adalah berlindunglah dari gangguan syaitan kepada Allah SWT sebagaimana firmanNya berikut ini: “Apabila kamu membaca AlQuran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk (Surat Al Nahl (16) ayat 98).” Hal ini dikarenakan agar jangan sampai syaitan mengendurkan semangat untuk mempelajari AlQuran, agar jangan sampai mempengaruhi pemahaman yang kita dapatkan sehingga tidak sesuai dengan kehendak Allah SWT atau dengan meminta perlindungan kepada Allah SWT kita terhindar dari tujuan tujuan lain dari dibacakan nya AlQuran untuk maksud-maksud yang tidak sesuai dengan ketentuan Allah SWT.

 Sungguh Allah SWT begitu sayang kepada umatNya yang mau mempelajari AlQuran. Dan sepanjang umatnya mau mendisiplinkan diri dan berusaha secara maksimal yang dilandasi niat yang ikhlas untuk belajar dan mempelajari AlQuran maka Allah SWT akan mengajarkan kepada diri kita tentang apa apa yang tidak kita ketahui. Namun apabila kita hanya ala kadarnya mempelajari AlQuran hasilnya pun akan ala kadarnya.  Hal ini dimungkin terjadi karena “hukum input, proses dan output” berlaku saat diri kita belajar dan mempelajari AlQuran. Sudahkah kita menyadarinya! 

Jika belum ada sesuatu yang salah dalam diri kita karena jangan pernah berharap banyak dengan pulsa seribu rupiah lalu kita bisa memperoleh layanan telekomunikasi secara maksimal dari operator selular. Untuk itu segeralah merubah pola berpikir tentang belajar dan mempelajari AlQuran karena tanpa adanya perubahan dalam diri terutama semangat yang diikuti dengan konsisten dalam komitmen untuk belajar AlQuran maka buang jauh jauhlah dari diri kita untuk memperoleh sesuatu yang istimewa dari Allah SWT.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar