Label

MEMANUSIAKAN MANUSIA: INILAH JATIDIRI MANUSIA YANG SESUNGGUHNYA (79) SETAN HARUS JADI PECUNDANG: DIRI PEMENANG (68) SEBUAH PENGALAMAN PRIBADI MENGAJAR KETAUHIDAN DI LAPAS CIPINANG (65) INILAH ALQURAN YANG SESUNGGUHNYA (60) ROUTE TO 1.6.799 JALAN MENUJU MAKRIFATULLAH (59) MUTIARA-MUTIARA KEHIDUPAN: JALAN MENUJU KERIDHAAN ALLAH SWT (54) PUASA SEBAGAI KEBUTUHAN ORANG BERIMAN (50) ENERGI UNTUK MEMOTIVASI DIRI & MENJAGA KEFITRAHAN JIWA (44) RUMUS KEHIDUPAN: TAHU DIRI TAHU ATURAN MAIN DAN TAHU TUJUAN AKHIR (38) TAUHID ILMU YANG WAJIB KITA MILIKI (36) THE ART OF DYING: DATANG FITRAH KEMBALI FITRAH (33) JIWA YANG TENANG LAGI BAHAGIA (27) BUKU PANDUAN UMROH (26) SHALAT ADALAH KEBUTUHAN DIRI (25) HAJI DAN UMROH : JADIKAN DIRI TAMU YANG SUDAH DINANTIKAN KEDATANGANNYA OLEH TUAN RUMAH (24) IKHSAN: INILAH CERMINAN DIRI KITA (24) RUKUN IMAN ADALAH PONDASI DASAR DIINUL ISLAM (23) ZAKAT ADALAH HAK ALLAH SWT YANG HARUS DITUNAIKAN (20) KUMPULAN NASEHAT UNTUK KEHIDUPAN YANG LEBIH BAIK (19) MUTIARA HIKMAH DARI GENERASI TABI'IN DAN TABI'UT TABIIN (18) INSPRIRASI KESEHATAN DIRI (15) SYAHADAT SEBAGAI SEBUAH PERNYATAAN SIKAP (14) DIINUL ISLAM ADALAH AGAMA FITRAH (13) KUMPULAN DOA-DOA (10) BEBERAPA MUKJIZAT RASULULLAH SAW (5) DOSA DAN JUGA KEJAHATAN (5) DZIKIR UNTUK KEBAIKAN DIRI (4) INSPIRASI DARI PARA SAHABAT NABI (4) INILAH IBADAH YANG DISUKAI NABI MUHAMMAD SAW (3) PEMIMPIN DA KEPEMIMPINAN (3) TAHU NABI MUHAMMAD SAW (3) DIALOQ TOKOH ISLAM (2) SABAR ILMU TINGKAT TINGGI (2) SURAT TERBUKA UNTUK PEROKOK dan KORUPTOR (2) IKHLAS DAN SYUKUR (1)

Minggu, 29 Mei 2022

KATA-KATA EMAS DAN DOA PARA NABI SEBELUM NABI MUHAMMAD SAW


A.          NABI IBRAHIM AS.

 

1.      Sesungguhnya, syurga itu tanahnya subur, airnya tawar, tanahnya berlembah dan ta-namannya adalah subhanllah walhamdulillah wala Ilaha Illaahu.

 

2.          Allah menjadikan manusia kesayangan-Nya karena tiga perkara, (1) Aku selalu mengu-tamakan perintah Allah di atas perintah selain Allah. (2) Aku tidak pernah mengkhawatirkan rezeki yang telah ditanggung Allah. (3) Aku tidak senang makan, baik pada sore hari maupun pagi hari, kecuali bersama tamu.

 

3.       Sahabat dan Musuh. Saat Nabi Ibrahim as, dimasukkan ke dalam kobaran api, ada seekor burung sebesar dua jari terbang mendekati perapian untuk melemparkan secuil kayu kering. Saat itu Nabi Ibrahim as, bertanya kepadanya: “Dalam kobaran api ini apalah pengaruhnya dengan engkau lemparkan secuil kayu kering itu?” Burung itu menjawab: “Tidak apa! Yang penting biarlah semua orang tahu kalau aku adalah musuhmu”.

 

Tidak lama kemudian terbang juga seekor burung yang lain. Saat ini burung itu membawa setetes air dengan ujung paruhnya yang kecil. Burung itu terbang mendekati perapian untuk menumpahkan  setetes air itu. Nabi Ibrahim as, bertanya kepadanya: “Wahai burung! Mungkinkah dengan setetes air ini engkau bisa memadamkan api ini?” Sang burungpun menjawabnya: “Tidak apa! Yang penting biarlah semua orang tahu kalau aku adalah sahabatmu”. Akhirnya, setiap orang menjadi jelas siapa dirinya dengan perbuatannya, entah besar entah kecil, entah baik entah buruk.

 

4.        Doa Nabi Ibrahim as, doa mohon ampun bagi orang tua dan orang-orang mukmin di hari kiamat, sebagaimana dikemukakan dalam surat Ibrahim (14) ayat 41 berikut ini:Ya Tuhan Kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapakku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)".

 

5.       Doa Nabi Ibrahim as, doa mohon tetap mendirikan shalat begitu juga untuk anak keturunan, sebagaimana dikemukakan dalam surat Ibrahim (14) ayat 40 berikut ini:Ya Tuhanku, Jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, Ya Tuhan Kami, perkenankanlah doaku.”

 

6.         Doa Nabi Ibrahim as, Doa mohon negeri ini dijadikan negeri aman dan anak ketu-runan dijauhkan dari menyembah berhala, sebagaimana dikemukakan dalam surat Ibrahim (14) ayat 35 berikut ini:dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, Jadikanlah negeri ini (Mekkah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala.”

 

7.       Doa Nabi Ibrahim as, doa mohon diberi hikmah dan dikumpulkan dengan orang-orang yang shaleh serta dijadikan tutur kata yang baik, sebagaimana dikemukakan dalam surat Asy Syu’araa (26) ayat 83-84-85 berikut ini: (Ibrahim berdoa): "Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku Hikmah dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh, dan Jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang) Kemudian, dan Jadikanlah aku Termasuk orang-orang yang mempusakai surga yang penuh kenikmatan.”


8.     Doa Nabi Ibrahim as, agar diterima amal ibadah dan taubat, sebagaimana dike-mukakan dalam surat Al Baqarah (2) ayat 127-128 berikut ini: dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): "Ya Tuhan Kami terimalah daripada Kami (amalan kami), Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui". Ya Tuhan Kami, Jadikanlah Kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) diantara anak cucu Kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada Kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji Kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.

 

 

B.           NABI DAWUD AS.

 

1.       Bukti  ketaqwaan  seorang  mukmin itu ada tiga yaitu: (1) bertawakkal terhadap apa yang belum dicapainya, (2) ridha terhadap apa yang didapatkannya, (3) dan sabar terhadap apa yang luput dari genggamannya.

 

2.        Wahai anakku, berjalanlah di belakang singa atau ular kobra, tetapi janganlah pernah berjalan di belakang seorang wanita.

 

3.         Tugas orang berakal adalah tidak menyibukkan diri, kecuali dalam tiga hal, yaitu: (1) menyiapkan bekal untuk kembali; (2) mencari biaya untuk penghidupannya di dunia; (3) dan mencari kenikmatan dengan cara yang halal.

 

4.     Sesungguhnya, orang yang berakal lagi bijak tidak akan melewatkan empat waktu penting dalam hidupnya: (1) waktu untuk munajat kepada Tuhannya; (2) waktu untuk bermuhasabah (mengoreksi diri); (3) waktu untuk bersilaturahmi kepada saudaranya yang menceritakan aib dirinya; dan (4) waktu untuk mengendalikan diri dari berbagai kenikmatan meskipun halal.

 

5.       Tuhanku, aku tak sabar menghadapi panasnya matahariMu, lalu bagaimana aku sa-bar menghadapi panasnya neraka-Mu? Tuhanku, aku tidak sabar mendengar suara rahmat-Mu (maksudnya guntur), lalu bagaimana aku sabar mendengar suara azab-Mu?

 

6.     Nabi Dawud as, memanjatkan doa cinta kepada Allah SWT : “Ya Allah, sesung-guhnya aku memohon kepada-Mu cinta-Mu dan cinta orang orang yang mencintai-Mu, serta cinta yang dapat mendekatkan aku kepada cinta-Mu. Ya Allah, apa yang Engkau anugerahkan kepadaku dari apa apa yang aku cintai, maka jadikanlah ia sebagai kekuatan bagiku tentang apa yang Engkau cintai, dan apa apa yang Engkau singkarkan dariku dari apa apa yang aku cintai, maka jadikanlah ia kekosongan bagiku tentang apa yang Engkau cintai. Ya Allah, jadikanlah cinta-Mu sesuatu yang paling kucintai daripada cintaku kepada keluargaku, hartaku, dan air dingin saat dahaga. Ya Allah, buatlah aku mencintai-Mu, malaikat-malaikat-Mu, rasul-rasul-Mu dan hamba-hamba-Mu yang shaleh. Ya Allah, hidupkanlah hatiku dengan cinta-Mu dan jadikanlah aku bagi-Mu seperti yang Engkau cintai. Ya Allah, jadikanlah aku mencintai-Mu dengan segenap hatiku dan ridha kepada-Mu dengan segala usahaku. Ya Allah, jadikanlah segenap cintaku bagi-Mu dan seluruh usahaku di dalam keridhaan-Mu.”

 

7.         Diriwayatkan bahwa ketika Nabi Dawud as, duduk di pertapaannya sambil memba-ca kitab Zabur, tiba-tiba dia melihat seekor cacing yang berwarna merah di atas tanah. Dia pun bertanya dalam hatinya, “Apa yang Allah kehendaki dengan cacing ini?” Lantas, Allah SWT memperkenankan cacing itu untuk bisa berbicara. Cacing itu berkata, “Wahai Nabi Allah, Tuhanku mengilhamkan kepadaku agar pada setiap siang hari aku mengucapkan, ‘Subhanallah walhamdu lillah wa la ilaha illallah wallahu Akbar’ seribu kali. Allah pun menghilhamkan kepada agar pada setiap malam aku mengucapkan, “Allahumma shalli ala Muhammad an-nabiy al-ummi wa’ala alihi wa shahbihi wa sallam” seribu kali. Lalu, apa yang Anda ucapkan hingga aku dapat mengambil faedah dari Anda?” Nabi Dawud as, pun menyesal telah meremehkan cacing. Dia takut, lantas bertobat, dan bertawakal kepada Allah SWT.

 

 C.          NABI ISA AL MASIH.

 

1.       Berhati hatilah terhadap tatapan mata sebab ia akan menebar benih nafsu dalam ha-timu. Cukuplah ia menjadi fitnah.

 

2.         Berapa banyak lentera yang cahayanya mati tertiup angin. Berapa banyak ibadah yang pahalanya rusak oleh kesombongan. Amal saleh adalah cahaya. Cahaya itu bisa padam oleh angin ujub dan kesombongan.

 

3.        Beruntunglah orang yang tidak memperturutkan hawa nafsu di dunia ini demi sesuatu yang dijanjikan dan belum pernah dilihatnya.

 

4.       Barangsiapa berilmu dan beramal serta mengajarkannya, maka ia pantas disebut orang besar di segala penjuru langit.

 

5.    Barangsiapa memperoleh ilmu, kemudian beramal sesuai dengannya, dan menga-jarkannya, ia akan dimuliakan Allah di kerajaan-Nya.

 

6.      Berbahagialah orang yang perkataannya dzikir, diamnya berpikir dan pandangannya penuh perhatian. Sesungguhnya, orang yang sempurna akalnya adalah mereka yang selalu mengoreksi dirinya dan selalu berbekal menghadapi kehidupan setelah matinya.

 

7.       Janganlah kalian berkawan dengan orang mati, niscaya hatimu akan mati. Siapakah orang yang mati itu? Mereka yang rakus terhadap dunia.

 

8.         Dunia tidak dapat melekat di hati seorang hamba, kecuali jika hatinya diolesi tiga hal, yaitu: (1) kesibukan yang terus menerus membelenggunya; (2) kemiskinan yang tidak diketahui kapan menjadi kaya, dan: (3) cita cita yang tidak pernah berujung.

 

9.     Jika engkau tidak mencintai selain orang yang mencintaimu, tidak berbuat baik ke-cuali kepada orang yang telah memberimu, maka apa kelebihanmu atas orang lain?

 

10.   Pada orang yang sabar, kemalangan membawa kesenangan. Pada seorang pendosa, kesenangan membawa kemalangan.

 

11.  Berbahagialah orang yang beriman, dan sekali lagi berbahagialah, karena Allah mengawasi keturunannya setelah dia meninggal dunia.

 

12.  Sering-seringlah berdzikir kepada Allah Yang Maha Pengasih, Maha Terpuji, dan Mahaagung, serta patuhilah Dia. Apabila kalian berdoa cukuplah jika kalian mengatakan dan Allah benar benar akan puas dengan kalian: “Ya Allah, ampunilah dosa dosaku, ubahlah tingkah lakuku, dan jauhkanlah aku dari hal hal yang buruk.

 

13.   Tidak ada gunanya mendapat ilmu yang belum kalian ketahui, selama kalian tidak beramal dengan ilmu yang telah kalian ketahui. Terlalu banyak ilmu hanya menumbuhkan kesombongan kalau kalian tidak beramal sesuai dengannya.

 

14.    Jika kalian ingin berserah diri sepenuhnya kepada Allah dan menjadi cahaya Bani Adam, maafkan mereka yang menjahili kalian, tengoklah orang sakit yang tidak (pernah) menengok kalian, bersikap ramahlah pada orang yang tidak ramah kepada kalian.

 

15.  Tidak ada seorang pun di antara kalian yang bisa mencapai keimanan yang se-sungguhnya selama kalian berkeinginan untuk dipuji dalam beribadah kepada Allah Yang Mahakuasa.

 

16.   Bicaralah banyak kepada Allah, bicaralah sedikit kepada manusia. Orang bertanya kepadanya, “Bagaimana kami bisa berbicara banyak kepada Allah? Ia menjawab, “Berbicaralah kepada-Nya dalam kesunyian, berdoalah kepada-Nya dalam kesendirian.

 

17.  Bersikaplah kepada manusia sedemikian rupa sehingga ketika kalian masih hidup mereka rindu akan kalian, dan ketika kalian sudah meninggal mereka menangisi kalian.

 

18.    Janganlah makan  dengan  berlebihan, karena  barangsiapa makan berlebihan akan tidak tidur dengan berlebih-lebihan pula. Dan barangsiapa tidur berlebih lebihan akan sedikit berdoa, dan barangsiapa sedikit berdoa akan termasuk orang orang yang lalai.

 

19.    Barangsiapa berbicara tanpa mengingat Allah, gagaplah dia sebenarnya. Barangsiapa berpikir tanpa mengingatkan diri, tak waspadalah dia sebenarnya. Barangsiapa diam tanpa berpikir, menghamburkan waktulah dia sebenarnya.

 

20.   Sebarkanlah sesuatu yang tidak dimusnahkan api. Apakah itu? Dialah amal shaleh. Apabila permukaan air tidak pecah, ia bisa menahan madu. Demikian pula hati bisa menjadi bejana penuh hikmah apabila ia tidak dikerubuti nafsu, dirusak iri hati dan diperkeras oleh kemubaziran.

 

21.    Barangsiapa cenderung pada harta dunia, dia itu seperti orang yang meminum air laut, makin dia minum makin haus pula dia, hingga air laut itu membuatnya mati.

 

22.    Allah berkehendak bahwa seorang hamba mempelajari sebuah pekerjaan agar dia bisa merdeka dari manusia yang lain, dan Allah membenci seorang hamba yang mempelajari ilmu agama untuk digunakan sebagai pekerjaan.

 

23.   Barangsiapa banyak berbohong, dia akan kehilangan kerupawanannya. Barangsiapa yang selalu bertengkar, dia akan kehilangan rasa hormatnya. Barangsiapa banyak berkeluh kesah, dia akan sakit, dan orang yang bersifat dengki, dia menyiksa dirinya sendiri.

 

24.  Kalau engkau harus berhadapan dengan dua hal, dimana yang satu menyangkut dirimu, dan yang lainnya menyangkut Allah, uruslah dahulu hal yang bersangkutan dengan Allah.

 

25.    Orang jahat itu menular. Barangsiapa bersekutu dengan kejahatan, akan terjerat dalam resiko untuk membunuh. Karena itu, perhatikanlah dengan siapa kalian bergaul.

 

26.    Nabi Isa as, dalam suatu riwayat dikisahkan pernah berbicara dengan dunia. Ternyata, menurut Nabi Isa as, dunia adalah nenek ompong yang dipenuhi berbagai macam perhiasan di sekujur tubuhnya. Lalu Isa as, bertanya, “Berapa banyak orang yang sudah kaunikahi?” “Tak terhitung,” jawab dunia. “Apakah semuanya mati karenamu atau karena engkau ceraikan?” tanya Nabi Isa as,. “Semuanya mati karena kubunuh,” jawab dunia. “Betapa kasihan nasib orang-orang yang menanti untuk meminangmu. Mereka tidak mengambil pelajaran dari mantan suamimu yang telah lalu, atau sama sekali tidak bersikap waspada terhadapmu kendati engkau telah membunuh mereka satu persatu,” kata Nabi Isa as,.

  

27.      Apa gunanya sebuah lampu bagi seorang yang buta yang dengannya hanya orang lain bisa melihat? Dan apa gunanya bagi sebuah rumah yang gelap sebuah lampu yang dipasang di atas atap? Dan apa gunanya bagimu banyak berbicara indah tetapi kamu tidak mengamalkannya?

 

 

D.         DIALOG NABI MUSA AS. DENGAN ALLAH SWT.

 

1.     “Abu Na’im dalam kitabnya ‘al Hilyah’ telah meriwayatkan sebagai berikut: Allah telah memberi wahyu kepada Musa, Nabi Bani Israil, bahwa barangsiapa bertemu dengan Aku, padahal ia ingkar kepada Ahmad, niscaya Aku masukkan dirinya ke dalam neraka. Musa berkata: “Siapakah Ahmad itu, Ya Rabbi?” Allah berfirman; “Tidak pernah Aku ciptakan satu ciptaan yang lebih mulia menurut pandangan-Ku daripadanya. Telah kutuliskan namanya bersama nama-Ku di Arasy sebelum Aku ciptakan tujuh lapis langit dan bumi. Sesungguhnya syuga itu terlarang bagi semua makhluk-Ku, sebelum ia dan umatnya terlebih dahulu memasukinya.” Musa as, berkata: Siapakah umatnya itu?” Firman-Nya: Mereka yang banyak memuji Allah. Mereka memuji Allah sambil naik, sambil turun dan pada setiap keadaan. Mereka mengikat pinggang (menutup aurat)  dan berwudhu, membersihkan anggota badan. Mereka shaum (puasa) siang hari, bersepi diri dan berdzikir sepanjang malam. Aku terima amal yang dikerjakan dengan ikhlas, meskipun sedikit. Akan kumasukkan mereka ke dalam syurga karena kesaksiannya: Tiada Tuhan yang sebenarnya wajib diibadahi selain Allah.  Musa berkata: “Jadikanlah saya Nabi Ummat itu?” Allah berfirman: “Nabi ummat itu dari mereka sendiri.”  Musa berkata lagi: “Masukkanlah saya ke dalam golongan ummat Nabi itu. Allah menerangkan: “Engkau lahir mendahului Nabi dan ummat itu, sedangkan dia lahir kemudian. Aku berjanji kepadamu untuk mengumpulkan engkau bersamanya di Darul Jalal (Syurga). (Hadits Qudsi Riwayat Abu Na’im dalam Al Hilyah)

 

2.     Kisah mengenai hidupnya benda mati juga terjadi pada masa kenabian Musa. Jika Rasulullah berinteraksi dengan pohon, Musa pun memiliki pengalaman dengan sebuah batu. Kisah ini terjadi di masa Israiliyat. Dahulu kala, Bani Israil biasa mandi di sungai tanpa pakaian. Mereka tak malu meski saling melihat satu sama lain. Tapi, kebiasaan itu tak disukai Nabi Musa. Setiap kali mandi, Musa selalu menyendiri dan enggan mandi bersama. Bukan Bani Israil jika tak memiliki sifat membangkang. Sikap mulia Nabi Musa tersebut justru dipertanyakan mereka. Meski Musa merupakan nabi yang patut diyakini dan dihormati, Bani Israil justru mencelanya. Mereka menyebarkan gosip bahwa Musa memiliki cacat badan hingga enggan mandi bersama. Nabi Musa yang terbiasa sabar menghadapi umatnya pun hanya diam membisu. Ia enggan meladeni gosip murahan Bani Israil. Tapi, Allah enggan membiarkan utusan-Nya dicela.

 

Suatu hari, ketika Musa mandi dia meletakkan bajunya di atas sebuah batu. Tapi, tiba-tiba atas perintah Allah batu tersebut lari dengan kencang. Musa pun segera mengejar benda mati itu. “Wahai batu! Bajuku!” ujar Musa. Saat mengejar batu tersebut, Bani Israil melihatnya. Maka, nyatalah bahwa gosip itu tak benar. “Demi Allah tak ada cacat pada Musa,” ujar mereka. Setelah Allah menampakkannya, batu tersebut pun berhenti. Nabi Musa segera mengambil baju dan mengenakannya. Nabi pun marah kepada sang batu dan dia pun memukulnya.

 

Kisah batu tersebut dikabarkan Rasulullah dalam hadits riwayat Bukhari dari sahabat Abu Hurairah. Dari dua kisah di atas dapat dipetik hikmah untuk menghormati dan menaati utusan Allah. Mencintai utusan Allah merupakan bagian dari keimanan. Rasulullah pernah bersabda: “Terdapat tiga hal yang apabila dimiliki seseorang tentu dia merasakan manisnya iman, Allah dan Rasul-Nya lebih dia cintai daripada yang selain keduanya, dia tidaklah mencintai seseorang melainkan karena Allah, serta dia benci untuk kembali kepada kekafiran setelah Allah menyelamatkannya dari kekafiran itu sebagaimana ia benci untuk dilemparkan ke dalam api.” (Hadits riwayat Bukhari, Muslim dari Anas bin Malik). 

 

3.         Ada sejumlah riwayat yang mengisahkan tentang wafatnya Nabi Musa as,. Salah satu riwayat menyebutkan bahwa  wafatnya Nabi Musa saat bersama dengan sahabatnya, Yusya bin Nun. Kisah panjang tersebut sebagaimana dikisahkan Ibn Al-Atsir dalam kitabnya Al-Kamil fi At-Tarikh. Namun, ada satu kejadian yang menggelitik detik meninggalnya Sang Nabi yang dikenal dengan julukan Kalimullah tersebut. Dalam sebuah hadits dari Rasulullah SAW disebutkan bahwa Nabi Musa pernah didatangi malaikat maut hingga Sang Nabi memukulnya. Nabi Musa sempat melakukan perlawanan, hingga akahirnya dia memilih untuk diwafatkan. 

 

Dalam riwayat Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Malaikat maut diutus (oleh Allah) kepada Musa, maka ketika ia tiba dihadapannya, Musa langsung memukulnya hingga dia mencongkel matanya, lalu ia kembali kepada Tuhannya Allah seraya berkata: 'Engkau telah mengutusku kepada seorang hamba yang tidak menginginkan (disegerakan) kematiannya'. Maka Allah mengembalikan matanya dan berfirman: 'Kembalilah dan katakan padanya agar ia meletakkan tangannya di atas punggung sapi, maka pada setiap bulu yang ia sentuh dengan tangnnya akan ditangguhkan satu tahun dari umurnya', maka Musa berkata: 'Wahai Tuhanku kemudian apa lagi setelah itu?' Allah berfirman: 'Kemudian akan datang kematian'. Musa berkata: 'Kalau begitu sekarang saja'." Disebutkan bahwa malaikat maut merenggut nyawa nabi Musa ketika berusia 120 tahun.

 

4.       Alkisah, demikian dalam salah satu kitabnya, "Mukasyafatul Qulub", Imam Ghazali menceritakan munajat Nabi Musa Bin Imran kepada Tuhan. Dalam dialog itu, Tuhan menyapa Musa. "Musa, banyak benar ibadahmu. Yang mana kau persembahkan untuk-Ku ?" Sudah barang pasti, Musa kaget. Tercekat, tak menyangka Tuhan bertanya seperti itu. Semua dia lakukan untuk Tuhan. Semua miliknya adalah milik-Nya. Bahkan, dirinya adalah milik-Nya. Salatnya untuk Tuhan. Demikian juga dzikirnya, kurbannya, hajinya, umrohnya. Semuanya fardhan lillaahi taaala. Semuanya sunnatan lillaahi taaala.

 

Tuhan menukas, itu semua untuk Musa. Allah SWT menjawab, "Shalatmu, membuat engkau terpelihara dari perbuatan keji dan munkar. Maka, shalat itu untuk keperluanmu. Dzikirmu juga untuk dirimu. Karena dzikir membuat hatimu menjadi tenang. Puasamu itu hanya untukmu saja. Karena puasa melatih diri dan mengekang hawa nafsumu. Kurbanmu berguna menjinakkan nafsumu."Musa tersungkur. Memohon Allah menunjukkan, ibadah yang bisa dia lakukan sebagai persembahan untuk Tuhan. Ibadah yang membuat Tuhan senang. Kemudian Allah SWT menjawab, "Sedekah ! Tatkala engkau membahagiakan orang yang sedang kesusahan dengan sedekah, sesungguhnya aku berada di sampingnya".

 

Tuhan senang, karena ibadah memberi, berkonsekuensi pada terciptanya wasilah bagi berlanjutnya kehidupan. Kehidupan secara fisik dan lebih-lebih hidup secara ruhani. Sebab, ada faktor musyaarokah --keterlibatan, makhluk ketika Tuhan bertitah mempertahankan hidup seseorang. Sulit menemukan alasannya, setelah wahyu terputus, manusia dapat dengan mudah bisa memahami makna metafor bagaimana "Tuhan memberi makan." Persis ketika Tuhan memberi hidup kepada bayi, dengan cara mendapat asupan air susu dari ibunya. Air susu itu, Allah yang menyediakan pada setiap perempuan menyusui. Nah, ketika sedekah menjadi wasilah terjadinya proses pemberian syarat seseorang bisa melanjutkan hidupnya, di situlah Allah menunjukkan kesenangan-Nya.

 

5.   Pada suatu saat Nabi Musa as berkomunikasi dengan Allah SWT. Nabi Musa as.: "Wahai Allah aku sudah melaksanakan ibadah. Lalu manakah ibadahku yang membuat engkau senang?".Allah SWT: Syahadat mu itu untuk dirimu sendiri, karena dengan engkau bersyahadat maka terbukalah pintu bagimu untuk bertuhankan kepada Ku. Allah SWT: "Shalat mu bukan untuk Ku tetapi untukmu sendiri, karena dengan kau mendirikan shalat, engkau terpelihara dari perbuatan keji dan munkar. Dzikir? Dzikirmu itu membuat hatimu menjadi tenang. Puasa? Puasamu itu melatih dirimu untuk memerangi hawa nafsumu". Zakat itu untuk membersihkan apa apa yang telah engkau miliki. Menunaikan Haji untuk menjadikan kamu menjadi lebih dekat kepada Ku setelah berkunjung ke rumah Ku.Nabi Musa as,: "lalu apa ibadahku yang membuatmu senang ya Allah?" Allah  SWT: "Sedekah, Infaq, Wakaf serta akhlaqul karimah-mu yang menceriminkan Asmaul Husna. Itulah yang membuat aku senang, Karena tatkala engkau membahagiakan orang yang sedang susah, aku hadir disampingnya. Dan Aku akan mengganti dengan ganjaran kepadamu”. 

 

6.    Pada suatu senja yang lenggang, terlihat seorang wanita berlangsung terhuyung-hu-yung. Pakaiannya yang serba hitam menandakan bahwa ia berada dalam duka cita yang mencekam. Kerudungnya menangkup rapat hampir seluruh wajahnya. Tanpa rias muka atau perhiasan menempel di tubuhnya. Kulit yang bebas sama sekali dari kotoran, badan yang ramping Dan roman mukanya yang ayu, tidak dapat menghapus bekas kepedihan yang tengah meruyak hidupnya. Dia melangkah terseret-seret mendekati kediaman rumah Nabi Musa a.s.

 

Diketuknya pintu pelan-pelan sambil mengucapkan salam. Maka terdengarlah ucapan dari dalam "Silakan masuk". Perempuan cantik itu lalu berlangsung masuk sambil kepalanya terus merunduk. Cairan matanya berderai tatkala ia bercakap, "Wahai Nabi Allah. Tolonglah diri sendiri, Doakan diri sendiri supaya Tuhan berkenan mengampuni dosa keji diri sendiri." "Apakah dosamu wahai wanita ayu?" tanya Nabi Musa as terkejut. "Diri sendiri takut mengatakannya." jawab wanita cantik. "Katakanlah jangan ragu-ragu!" desak Nabi Musa. Maka perempuan itu pun terpatah berkisah, "Diri sendiri telah berzina." Kepala Nabi Musa terangkat, hatinya tersentak.


Perempuan itu meneruskan, "Dari perzinaan itu diri sendiri pun lantas hamil. Setelah anak itu lahir, langsung diri sendiri cekik lehernya mencapai tewas", ucap wanita itu seraya menangis sejadi-jadinya. Nabi Musa berapi-api matanya. Dengan muka berang dia menghardik, "Perempuan bejad, enyah kamu dari sini! Supaya siksa Allah tidak jatuh ke dalam rumahku sebab kelakuanmu. Pergi!" teriak Nabi Musa sambil memalingkan mata sebab jijik.


Perempuan berwajah ayu dengan hati bagaikan kaca membentur batu, hancur luluh dan melangkah surut. Dia terantuk-antuk ke luar dari dalam rumah Nabi Musa. Ratap tangisnya amat memilukan. Dia tak kenal harus kemana lagi berhasrat mengadu. Bahkan ia tak kenal bersedia di ambil kemana lagi kaki-kakinya. Bila seorang Nabi saja sudah menolaknya, bagaimana pula manusia lain bakal menerimanya? Terbayang olehnya betapa akbar dosanya, betapa jahat kelakuannya. Dia tidak kenal bahwa sepeninggalnya, Malaikat Jibril turun mendatangi Nabi Musa. Sang Ruhul Amin Jibril lalu berdiskusi, "Mengapa engkau menolak seorang wanita yang berhasrat bertobat dari dosanya? Tidakkah engkau kenal dosa yang lebih akbar daripadanya?" Nabi Musa terperanjat. "Dosa apakah yang lebih akbar dari kekejian wanita pezina Dan pembunuh itu?" Maka Nabi Musa dengan penuh rasa berhasrat kenal berdiskusi kepada Jibril.


"Betulkah Benar dosa yang lebih akbar dari pada perempuan yang nista itu?" "Ada!" jawab Jibril dengan tegas. "Dosa apakah itu?" tanya Musa kian penasaran. "Orang yang meninggalkan shalat dengan sengaja Dan tanpa menyesal. Orang itu dosanya lebih akbar dari pada seribu kali berzina." Mendengar penjelasan ini Nabi Musa ke belakang untuk memanggil wanita tadi untuk menghadap kembali kepadanya. Dia mengangkat tangan dengan khusyuk untuk memohonkan ampunan kepada Allah untuk perempuan tersebut. Nabi Musa menyadari, orang yang meninggalkan shalat dengan sengaja dan tanpa penyesalan adalah sama saja seperti berpendapat bahwa shalat itu tidak wajib dan tidak perlu atas dirinya. Berfaedah dia seakan-akan menganggap remeh perintah Tuhan, bahkan seolah-olah menganggap Tuhan tidak punya hak untuk mengatur Dan memerintah hamba-Nya. Sedang orang yang bertobat Dan menyesali dosanya dengan sungguh-sungguh berfaedah sedang mempunyai iman di dadanya dan yakin bahwa Allah itu berada di perlintasan ketaatan kepada-Nya. Itulah sebabnya Tuhan pasti bersedia menerima kedatangannya. (sumber: www.tarbiyah.com).

 

7.         Iblis ternyata ingin ampunan dari Allah SWT, karenanya ia pun datang kepada Nabi Musa untuk dimohonkan ampun atas dirinya kepada Allah atas dosa dosa yang telah diperbuatnya. Hal ini dijelaskan Ibnu Asakir dalam kitabnya At Tarikh Dimasyq. Dikisahkan, suatu waktu Iblis bertemu dengan Nabi Musa as,. Seraya Iblis berkata, “Wahai Musa, engkau adalah manusia pilihan Allah dengan risalah kenabian dari-Nya, dan Allah berbicara kepadamu dengan pembicaraan yang secara langsung. Dan aku (Iblis) adalah ciptaan-Nya Allah dan aku dahulu pernah berbuat dosa, dan saat ini aku ingin bertaubat (atas dosa ku itu). Maka, tolonglah aku, mohonkanlah (kepada Allah) keringanan bagiku kepada Tuhanku Yang Maha Agung dan Mulia agar Dia menerima taubatku.

 

Mendengarkan permintaan Iblis, kemudian Nabi Musa as,. berdoa kepada Tuhannya. Maka Allah Ta’ala berfirman kepada Nabi Musa as. “Wahai Musa, aku telah mengabulkan permohonanmu (Allah Yang Maha Pengampun menerima taubat Iblis). Tetapi, Allah mewahyukan kepada Nabi Musa As. yakni syarat diterimanya taubatnya Iblis ialah dengan ia memberikan sujud penghormatan kepada Nabi Adam As. yang dulu belum dilakukan oleh Iblis.

 

Ketika Nabi Musa as, bertemu dengan Iblis, Musa As. berkata, “Engkau diperintahkan oleh Allah untuk bersujud (sujud penghormatan) kepada Adam As di kuburnya, maka Allah Ta’ala akan menerima taubatmu.” Mendengar perkataan itu, Iblis kembali merasa sombong dan marah sambil berkata, “Saat Adam hidup saja aku tidak mau bersujud kepadanya, apalagi saat ini ketika ia telah mati.” Iblis kembali berkata, “Wahai Musa, sungguh, engkau memiliki hak atasku karena dirimu telah memohonkan keringanan kepada Tuhanku. Ingatlah dariku akan tiga keadaan supaya engkau selamat dari kebinasaan dalam ketiga keadaan itu. Pertama, ingatlah aku saat dirimu marah, karena saat itu akulah yang berbisik dalam hatimu dan pandanganku ada dalam pandanganmu, aku masuk ke dalam dirimu melalui alirah darah. Kedua, ingatlah aku ketika engkau dalam peperangan, karena sesungguhnya akulah yang mendatangi manusia saat peperangan, lalu aku ingatkan mereka akan anak dan istrinya hingga akhirnya pun mereka lari dari peperangan. Ketiga, janganlah engkau duduk bersama perempuan yang bukan mahrammu, karena aku adalah perantaranya kepadamu dan perantaramu kepadanya (untuk berbuat zina).”  (sumber: islami.co)

 

 

E.      KUMPULAN DOA PARA NABI  DAN DOA YANG BERASAL DARI AYAT-AYAT ALQURAN

 

1.       Doa Nabi Adam as,. doa mohon ampun setelah melakukan pelanggaran, sebagai-mana dikemukakan dalam surat Al A’raaf (7) ayat 23 berikut ini: keduanya berkata: "Ya Tuhan Kami, Kami telah Menganiaya diri Kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni Kami dan memberi rahmat kepada Kami, niscaya pastilah Kami Termasuk orang-orang yang merugi.

 

2.          Doa Nabi Luth as, mohon diberi perlindungan atas kaum yang berbuat kerusakan, sebagaimana dikemukakan daam surat Al Ankabuut (29) ayat 30 berikut ini:Luth berdoa: "Ya Tuhanku, tolonglah aku (dengan menimpakan azab) atas kaum yang berbuat kerusakan itu".

 

3.         Doa Nabi Nuh as, ketika di atas bahtera, sebagaimana dikemukakan dalam surat Al Mu’minuun (23) ayat 29 berikut ini:dan berdoalah: Ya Tuhanku, tempatkanlah aku pada tempat yang diberkati, dan Engkau adalah Sebaik-baik yang memberi tempat." Dan juga dikemukakan dalam surat Huud (11) ayat 47 berikut ini:Nuh berkata: Ya Tuhanku, Sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari memohon kepada Engkau sesuatu yang aku tiada mengetahui (hakekat)nya. dan Sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaKu, dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaKu, niscaya aku akan Termasuk orang-orang yang merugi."

 

4.       Doa Nabi Yusuf as, doa mohon perlindungan kepada Allah di dunia dan akhirat  dan mohon diwafatkan bersama orang-orang yang shaleh, sebagaimana dikemukakan dalam surat Yusuf (12) ayat 101 berikut ini:Ya Tuhanku, Sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebahagian kerajaan dan telah mengajarkan kepadaku sebahagian ta'bir mimpi. (ya Tuhan) Pencipta langit dan bumi. Engkaulah pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam Keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang saleh.”

 

5.      Doa Nabi Syua’ib as, doa mohon diberi keputusan dengan adil dalam suatu per-kara, sebagaimana dikemukakan dalam surat Al A’raaf (7) ayat 89 berikut ini:sungguh Kami mengada-adakan kebohongan yang benar terhadap Allah, jika Kami kembali kepada agamamu, sesudah Allah melepaskan Kami dari padanya. dan tidaklah patut Kami kembali kepadanya, kecuali jika Allah, Tuhan Kami menghendaki(nya). pengetahuan Tuhan Kami meliputi segala sesuatu. kepada Allah sajalah Kami bertawakkal. Ya Tuhan Kami, berilah keputusan antara Kami dan kaum Kami dengan hak (adil) dan Engkaulah pemberi keputusan yang sebaik-baiknya.”

 

6.     Doa Nabi Yunus as, doa mohon dikeluarkan dari berbagai kesulitan atau kege-lapan, sebagaimana dikemukakan dalam surat Al Anbiyaa (21) ayat 87 berikut ini:dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam Keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), Maka ia menyeru dalam Keadaan yang sangat gelap[967]: "Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha suci Engkau, Sesungguhnya aku adalah Termasuk orang-orang yang zalim."

 

[967] Yang dimaksud dengan Keadaan yang sangat gelap ialah didalam perut ikan, di dalam laut dan di malam hari.

 

7.    Doa Nabi Sulaiman as, doa mohon dijadikan orang pandai mensyukuri nikmat, sebagaimana dikemukakan dalam surat An Naml (27) ayat 19 berikut ini: Maka Dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) Perkataan semut itu. dan Dia berdoa: "Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh".

 

8.     Doa Nabi Zakaria as, doa mohon diberi anak yang shaleh, sebagaimana dikemu-kakan dalam surat Ali Imran (3) ayat 38 berikut ini:di sanalah Zakariya mendoa kepada Tuhannya seraya berkata: "Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa". Dan yang juga dikemukakan dalam surat Al Anbiyaa sebagaimana berikut ini: dan (ingatlah kisah) Zakaria, tatkala ia menyeru Tuhannya: "Ya Tuhanku janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri[968] dan Engkaulah waris yang paling Baik[969].

 

[968] Maksudnya: tidak mempunyai keturunan yang mewarisi

[969] Maksudnya: andaikata Tuhan tidak mengabulkan doanya, Yakni memberi keturunan, Zakaria menyerahkan dirinya kepada Tuhan, sebab Tuhan adalah waris yang paling baik.

 

8.       Doa Nabi Musa as, doa mohon dilapangkan dadanya, dimudahkan segala urusan-nya dan tidak kaku lidahnya dalam menyampaikan sesuatu, sebagaimana dikemukakan dalam surat Thaahaa (20) ayat 25-26-27-28 berikut ini: berkata Musa: "Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku[915], dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku.”

 

[915] Nabi Musa a.s. memohon kepada Allah agar dadanya dilapangkan untuk menghadapi Fir'aun yang terkenal sebagai seorang raja yang kejam.

 

Dan juga sebagaimana dikemukakan dalam surat Al Qashsah (28) ayat 16 berikut ini: “Musa mendoa: "Ya Tuhanku, Sesungguhnya aku telah Menganiaya diriku sendiri karena itu ampunilah aku". Maka Allah mengampuninya, Sesungguhnya Allah Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” Serta yang juga dikemukakan dalam surat Al Qashash (28) ayat 21 berikut ini: “Maka keluarlah Musa dari kota itu dengan rasa takut menunggu-nunggu[1117] dengan khawatir, Dia berdoa: "Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari orang-orang yang zalim itu". (surat Al Qashash (28) ayat 21)

 

[1117] Maksudnya: merasa sangat khawatir, kalau-kalau ada orang yang menyusul untuk menangkapnya.

 

9.    Doa Ashabul Kahfi, doa diberi rahmat dari sisi-Nya dan dapat menyelesaikan urusan dengan cara yang benar, sebagaimana dikemukakan dalam surat Al Kahfi (18) ayat 10 berikut ini: (ingatlah) tatkala Para pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua, lalu mereka berdoa: "Wahai Tuhan Kami, berikanlah rahmat kepada Kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi Kami petunjuk yang Lurus dalam urusan Kami (ini)."

 

10.     Doa Setelah Selesai Shalat Tahajud, doa mohon dimasukkan dan dikeluarkan dari segala urusan yang benar, sebagaimana dikemukakan dalam surat Al Israa’ (17) ayat 80 berikut ini: “dan Katakanlah: "Ya Tuhan-ku, masukkanlah aku secara masuk yang benar dan keluarkanlah (pula) aku secara keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi Engkau kekuasaan yang menolong[866].”

 

[866] Maksudnya: memohon kepada Allah supaya kita memasuki suatu ibadah dan selesai daripadanya dengan niat yang baik dan penuh keikhlasan serta bersih dari ria dan dari sesuatu yang merusakkan pahala. ayat ini juga mengisyaratkan kepada Nabi supaya berhijrah dari Mekah ke Madinah. dan ada juga yang menafsirkan: memohon kepada Allah s.w.t. supaya kita memasuki kubur dengan baik dan keluar daripadanya waktu hari-hari berbangkit dengan baik pula.

 

11.  Doa mohon diberi pasangan hidup dan anak keturuan yang menyenangkan (penyejuk hati) dan menjadi pemimpin bagi orang-orang yang bertaqwa, sebagaimana dikemukakan dalam surat Al Furqaan (25) ayat 74 berikut ini: dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan Kami, anugrahkanlah kepada Kami isteri-isteri Kami dan keturunan Kami sebagai penyenang hati (Kami), dan Jadikanlah Kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.”

 

12.   Doa mohon dilimpahkan kesabaran dan dikokohkan pendirian serta mohon per-tolongan-Nya di dalam menghadapi orang-orang kafir, sebagaimana dikemukakan dalam surat Al Baqarah (2) ayat 250 berikut ini:tatkala Jalut dan tentaranya telah nampak oleh mereka, merekapun (Thalut dan tentaranya) berdoa: "Ya Tuhan Kami, tuangkanlah kesabaran atas diri Kami, dan kokohkanlah pendirian Kami dan tolonglah Kami terhadap orang-orang kafir."

 

13.  Doa mohon diampuni dosa-dosa dan tindakan-tindakan yang berlebihan dalam segala urusan , dan mohon ditetapkan pendirian serta ditolong dalam menghadapi orang-orang yang ingkar, sebagaimana dikemukakan dalam surat Ali Imran (3) ayat 147 berikut ini:tidak ada doa mereka selain ucapan: "Ya Tuhan Kami, ampunilah dosa-dosa Kami dan tindakan-tindakan Kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami[235] dan tetapkanlah pendirian Kami, dan tolonglah Kami terhadap kaum yang kafir".

 

[235] Yaitu melampaui batas-batas hukum yang telah ditetapkan Allah s.w.t.

 

14.   Doa mohon tidak dibebani beban yang berat yang tidak sanggup memikulnya, se-bagaimana dikemukakan dalam surat Al Baqarah (2) ayat 286 berikut ini:Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka berdoa): "Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau hukum Kami jika Kami lupa atau Kami tersalah. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau bebankan kepada Kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau pikulkan kepada Kami apa yang tak sanggup Kami memikulnya. beri ma'aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong Kami, Maka tolonglah Kami terhadap kaum yang kafir."

 

15.   Doa mohon kebahagiaan di dunia dan kebahagiaan di akhirat, sebagaimana dike-mukakan dalam surat Al Baqarah (2) ayat 201 berikut ini:dan di antara mereka ada orang yang bendoa: "Ya Tuhan Kami, berilah Kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah Kami dari siksa neraka"[127].

 

[127] Inilah doa yang sebaik-baiknya bagi seorang Muslim.

 

16.    Doa mohon perlindungan dari segala kejahatan makhluk dan semua ciptaan-Nya, sebagaimana dikemukakan dalam surat Al Falaq (113) ayat 1-5 berikut ini:Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh, dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul[1609], dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki."

 

[1609] Biasanya tukang-tukang sihir dalam melakukan sihirnya membikin buhul-buhul dari tali lalu membacakan jampi-jampi dengan menghembus-hembuskan nafasnya ke buhul tersebut.

 

17.   Doa mohon perlindungan dari kejahatan jin dan manusia, sebagaimana dikemu-kakan dalam surat An Naas (114) ayat 1-6 berikut ini:Katakanlah: "Aku berlidung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. raja manusia. sembahan manusia. dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.”

 

18.   Doa mohon diberi petunjuk ke jalan yang benar (jalan yang penuh rahmat dan nikmat), sebagaimana dikemukakan dalam Al Fatehah (1) ayat 1-7 berikut ini: dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang[1]. segala puji[2] bagi Allah, Tuhan semesta alam[3]. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. yang menguasai[4] di hari Pembalasan[5]. hanya Engkaulah yang Kami sembah[6], dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan[7]. Tunjukilah[8] Kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.[9]”

 

[1] Maksudnya: saya memulai membaca al-Fatihah ini dengan menyebut nama Allah. Setiap pekerjaan yang baik, hendaknya dimulai dengan menyebut asma Allah, seperti makan, minum, menyembelih hewan dan sebagainya. Allah ialah nama zat yang Maha Suci, yang berhak disembah dengan sebenar-benarnya, yang tidak membutuhkan makhluk-Nya, tapi makhluk yang membutuhkan-Nya. Ar Rahmaan (Maha Pemurah): salah satu nama Allah yang memberi pengertian bahwa Allah melimpahkan karunia-Nya kepada makhluk-Nya, sedang Ar Rahiim (Maha Penyayang) memberi pengertian bahwa Allah Senantiasa bersifat rahmah yang menyebabkan Dia selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada makhluk-Nya.

[2] Alhamdu (segala puji). memuji orang adalah karena perbuatannya yang baik yang dikerjakannya dengan kemauan sendiri. Maka memuji Allah berrati: menyanjung-Nya karena perbuatannya yang baik. lain halnya dengan syukur yang berarti: mengakui keutamaan seseorang terhadap nikmat yang diberikannya. kita menghadapkan segala puji bagi Allah ialah karena Allah sumber dari segala kebaikan yang patut dipuji.

[3] Rabb (tuhan) berarti: Tuhan yang ditaati yang Memiliki, mendidik dan Memelihara. Lafal Rabb tidak dapat dipakai selain untuk Tuhan, kecuali kalau ada sambungannya, seperti rabbul bait (tuan rumah). 'Alamiin (semesta alam): semua yang diciptakan Tuhan yang terdiri dari berbagai jenis dan macam, seperti: alam manusia, alam hewan, alam tumbuh-tumbuhan, benda-benda mati dan sebagainya. Allah Pencipta semua alam-alam itu.

[4] Maalik (yang menguasai) dengan memanjangkan mim,ia berarti: pemilik. dapat pula dibaca dengan Malik (dengan memendekkan mim), artinya: Raja.

[5] Yaumiddin (hari Pembalasan): hari yang diwaktu itu masing-masing manusia menerima pembalasan amalannya yang baik maupun yang buruk. Yaumiddin disebut juga yaumulqiyaamah, yaumulhisaab, yaumuljazaa' dan sebagainya.

[6] Na'budu diambil dari kata 'ibaadat: kepatuhan dan ketundukkan yang ditimbulkan oleh perasaan terhadap kebesaran Allah, sebagai Tuhan yang disembah, karena berkeyakinan bahwa Allah mempunyai kekuasaan yang mutlak terhadapnya.

[7] Nasta'iin (minta pertolongan), terambil dari kata isti'aanah: mengharapkan bantuan untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan yang tidak sanggup dikerjakan dengan tenaga sendiri.

[8] Ihdina (tunjukilah kami), dari kata hidayaat: memberi petunjuk ke suatu jalan yang benar. yang dimaksud dengan ayat ini bukan sekedar memberi hidayah saja, tetapi juga memberi taufik.

[9] Yang dimaksud dengan mereka yang dimurkai dan mereka yang sesat ialah semua golongan yang menyimpang dari ajaran Islam.


Daftar Pustaka:

 

1.         Emsoe Abdurrahman, 700+ Lisan Emas Para Nabi, Rasulullah, Sahabat dan Orang orang Saleh, Pustaka Aksara, Jakarta, 2012.

2.           Ferudun Ozdemir, Allah Ada Masalah Tiada, Zaytuna Ufuk Abadi (Zahira), Jakarta, 2014.

3.         Asfa Davy Bya, Sebening Mata Hati: Oase Penyejuk Jiwa dan Pikiran, penerbit Hikmah, Jakar-ta, 2008.

4.    Ali Usman, HAA Dahlan, Prof HMD Dahlan, Hadits Qudsi: Firman Allah Yang Tidak Dicantumkan Dalam AlQuran, Penerbit Diponegoro, Bandung, 2003.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar