Label

MEMANUSIAKAN MANUSIA: INILAH JATIDIRI MANUSIA YANG SESUNGGUHNYA (79) SETAN HARUS JADI PECUNDANG: DIRI PEMENANG (68) SEBUAH PENGALAMAN PRIBADI MENGAJAR KETAUHIDAN DI LAPAS CIPINANG (65) INILAH ALQURAN YANG SESUNGGUHNYA (60) ROUTE TO 1.6.799 JALAN MENUJU MAKRIFATULLAH (59) MUTIARA-MUTIARA KEHIDUPAN: JALAN MENUJU KERIDHAAN ALLAH SWT (54) PUASA SEBAGAI KEBUTUHAN ORANG BERIMAN (50) ENERGI UNTUK MEMOTIVASI DIRI & MENJAGA KEFITRAHAN JIWA (44) RUMUS KEHIDUPAN: TAHU DIRI TAHU ATURAN MAIN DAN TAHU TUJUAN AKHIR (38) TAUHID ILMU YANG WAJIB KITA MILIKI (36) THE ART OF DYING: DATANG FITRAH KEMBALI FITRAH (33) JIWA YANG TENANG LAGI BAHAGIA (27) BUKU PANDUAN UMROH (26) SHALAT ADALAH KEBUTUHAN DIRI (25) HAJI DAN UMROH : JADIKAN DIRI TAMU YANG SUDAH DINANTIKAN KEDATANGANNYA OLEH TUAN RUMAH (24) IKHSAN: INILAH CERMINAN DIRI KITA (24) RUKUN IMAN ADALAH PONDASI DASAR DIINUL ISLAM (23) ZAKAT ADALAH HAK ALLAH SWT YANG HARUS DITUNAIKAN (20) KUMPULAN NASEHAT UNTUK KEHIDUPAN YANG LEBIH BAIK (19) MUTIARA HIKMAH DARI GENERASI TABI'IN DAN TABI'UT TABIIN (18) INSPRIRASI KESEHATAN DIRI (15) SYAHADAT SEBAGAI SEBUAH PERNYATAAN SIKAP (14) DIINUL ISLAM ADALAH AGAMA FITRAH (13) KUMPULAN DOA-DOA (10) BEBERAPA MUKJIZAT RASULULLAH SAW (5) DOSA DAN JUGA KEJAHATAN (5) DZIKIR UNTUK KEBAIKAN DIRI (4) INSPIRASI DARI PARA SAHABAT NABI (4) INILAH IBADAH YANG DISUKAI NABI MUHAMMAD SAW (3) PEMIMPIN DA KEPEMIMPINAN (3) TAHU NABI MUHAMMAD SAW (3) DIALOQ TOKOH ISLAM (2) SABAR ILMU TINGKAT TINGGI (2) SURAT TERBUKA UNTUK PEROKOK dan KORUPTOR (2) IKHLAS DAN SYUKUR (1)

Minggu, 19 November 2023

TANTANGAN DAN ANCAMAN YANG DIHADAPI GENERASI MILENIAL (PART 2 OF 3)

 

E.     ADANYA TANTANGAN REVOLUSI INDUSTRI 4.0 DAN SOCIETY 5.0

 

Saat ini dunia sedang menghadapi 2 (dua) buah tantangan berupa Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0 secara bersamaan. Lalu apa itu keduanya? Sekarang mari kita bahas apa itu Revolusi Industri 4.0. Revolusi Industri 4.0 merupakan bagian dari mata rantai revolusi industri sebelumnya terjadi, dimulai dari revolusi industry 1.0 kemudian 2.0 kemudian 3.0 lalu sekarang menjadi 4.0 dikarenakan adanya perkembangan yang berbasiskan teknologi internet. Revolusi ini tidak akan berhenti sepanjang dunia masih ada dan sepanjang akal, kehendak, kemampuan dan ilmu serta adanya Hubbul Istitlaq  (rasa ingin tahu) yang ada dalam diri manusia masih berfungsi normal maka revolusi industri akan terus terjadi dan bukan tidak mungkin akan timbul industry 5.0 ataupun 6.0 dan seterusnya, yang pada akhirnya akan mendorong pula adanya society 5.0 ataupun society 6.0 dan seterusnya.

 

Jika saat ini kita masih hidup berarti kita akan menghadapi apa yang dinamakan dengan istilah tantangan industri 4.0. Sekarang apa itu industri 4.0 itu? Revolusi Industri Keempat menurut “Wikipedia” adalah sebuah kondisi pada abad ke 21 ketika terjadi perubahan besar besaran di berbagai bidang lewat perpaduan teknologi yang mengurangi sekat sekat antara dunia fisik, digital dan biologi. Revolusi ini ditandai dengan kemajuan teknologi dalam berbagai bidang, khususnya kecerdasan buatan, robot, blockchain, teknologi nano, computer kuan-tum, bioteknologi, internet of things, percetakan 3d dan kendaraan tanpa awak. Sebagai-mana revolusi terdahulu, revolusi industri keempat berpotensi meningkatkan kualitas hidup masyarakat di seluruh dunia.

 

Namun, kemajuan di bidang otomatisasi dan kecerdasan buatan telah menimbulkan kekhawatiran bahwa mesin-mesin suatu hari akan mengambil alih pekerjaan manusia. Selain itu, revolusi-revolusi sebelumnya masih dapat menghasilkan lapangan kerja baru untuk menggantikan pekerjaan yang diambilalih oleh mesin, sementara kali ini kemajuan kecerdasan buatan dan otomatisasi dapat menggantikan tenaga kerja manusia secara keseluruhan yang digantikan oleh teknologi dan robotik.

 

Sekarang mari kita perhatikan dengan seksama apa yang dikemukakan oleh “itgid.org” yang mengulas tentang tantangan industry 4.0 sebagaimana berikut ini: Peran teknologi di era revolusi industri 4.0 mengambil alih hampir sebagian besar  aktivitas perekonomian. Selain mendorong pertumbuhan ekonomi, tren ini telah mengubah banyak bidang kehidupan manusia, termasuk dunia kerja dan bahkan gaya hidup manusia itu sendiri. Pada dasarnya, revolusi industri 4.0 menggabungkan mesin, alur kerja dan sistem dengan penerapan jaringan cerdas di sepanjang prosesnya. Revolusi industri 4.0 ini mampu melenyapkan sejumlah jenis pekerjaan, namun di sisi lain juga menghadirkan jenis pekerjaan baru.

 

Kita berdiri di tepi revolusi industri 4.0 yang secara fundamental akan mengubah cara kita hidup, bekerja, dan berhubungan satu sama lain. Dalam skala, cakupan, dan kerumitannya, transformasi ini tidak akan seperti apa pun yang dialami manusia sebelumnya. Kita juga belum mengetahui bagaimana hal itu akan terungkap, tetapi satu hal yang jelas: respons terhadapnya harus terintegrasi dan komprehensif, melibatkan semua pemangku kepenti-ngan dari pemerintahan global, dari sektor publik dan swasta hingga akademisi dan masyarakat sipil.

 

Dalam Revolusi Industri yang pertama adalah menggunakan tenaga air dan uap untuk memekanisasi produksi. Kedua menggunakan tenaga listrik untuk membuat produksi massal. Yang ketiga menggunakan elektronik dan teknologi informasi untuk mengoto-matisasi produksi. Sekarang Revolusi Industri 4.0 sedang membangun di atas yang ketiga, revolusi digital yang telah terjadi sejak pertengahan abad terakhir. Ini dicirikan oleh perpaduan teknologi yang menghubungkan garis antara bidang fisik, digital, dan biologis. Terdapat tiga alasan mengapa transformasi saat ini tidak hanya mewakili perpanjangan dari revolusi industri ketiga, akan tetapi lebih kepada kedatangan revolusi industri 4.0 jauh berbeda dari kecepatan, ruang lingkup, dan dampak sistem.

 

Kecepatan terobosan saat ini tidak memiliki preseden historis. Jika dibandingkan dengan revolusi industri sebelumnya, revolusi ini berkembang pada kecepatan yang eksponensial daripada linear. Selain itu, ini harus diadaptasi hampir setiap industri di setiap negara. Dengan luas dan masifnya perubahan ini menandai transformasi seluruh sistem produksi, manajemen, dan tata kelola teknologi informasi. Pada dasarnya, teknologi-teknologi cerdas tersebut dapat membantu industri untuk bekerja lebih efisien dan efektif tanpa harus menge-luarkan budget yang berlebihan, berbeda ketika era terdahulu yang masih menggunakan tenaga kerja dan teknologi yang konvensional. Adanya perubahan seperti halnya revolusi industri, dilakukan untuk memperbaiki ataupun meningkatkan hal-hal yang sudah ada sebelumnya. Dalam industri 4.0 terdapat tiga kunci keuntungan, yaitu:

 

1.  Optimasi. Dengan adanya revolusi industri 4.0, keuntungan yang paling terasa adalah optimasi produksi. Berkembangnya Artificial Intelligence membantu industri menjadi Smart Factory, dimana dalam proses produksi menggunakan alat-alat pintar. Selain mempercepat proses produksi, keberadaan alat-alat tersebut dapat meminimal-kan pengeluaran.

2.      Kustomisasi. Industri 4.0 mendorong kustomisasi untuk menciptakan market yang fleksibel, sehingga dapat membantu memenuhi kebutuhan target market dengan cepat dan lancar. Hal ini akan membantu menutupi celah antara perusahaan dengan calon pelanggan, karena komunikasi akan lebih mudah dilakukan sehingga mempercepat proses penjualan dan pemenuhan kebutuhan.

3.    Mengedepankan Penelitian. Tuntutan masyarakat untuk dapat mengikuti perkem-bangan zaman, akan mendorong kemajuan penelitian diberbagai macam bidang, salah satunya adalah IT atau Teknologi Informasi. Hal tersebut akan mendo-rong pendidikan untuk memastikan generasi selanjutnya dapat ikut berkompetisi dengan skill­ yang sesuai dengan zamannya.

 

Kemudahan dan keuntungan yang ada dari revolusi 4.0 tidak menutupi kekurangan-kekurangan yang ada. Terdapat berbagai tantangan yang harus siap dihadapi perusahaan, berikut adalah contohnya: (1) Keamanan. Keamanan adalah tantangan terbesar yang harus siap dihadapi industri 4.0. Contoh dalam Penggunaan Cloud Computing  memiliki risiko terjadinya pelanggaran keamaan (security breaches) dan kebocoran data atau data leaks. Akhirnya adanya Security breaches dan data leaks bisa menyebabkan kerugian, bahkan merusak reputasi; (2) Tenaga Kerja. Adopsi industri 4.0 dapat menyebabkan banyaknya tenaga kerja manusia yang digantikan oleh mesin. Hal ini dapat memicu meningkatnya pengang-guran. Maka dari itu diperlukan pendidikan yang dapat menompang generasi selanjut-nya untuk dapat memenuhi skill yang dibutuhkan di industri 4.0.

 

Industri 4.0 sudah jelas adalah kemajuan yang sangat membantu industri untuk dapat mengoptimasi semua kebutuhan produksi sehingga mempermudah perekonomian untuk berkembang. Tidak hanya itu, calon pelanggan juga akan merasakan banyaknya variasi sehingga mudah untuk mencari dan memilih produk yang sesuai dengan kebutuhannya. Disamping itu terdapat beberapa kaitannya antara Industri 4.0 dan tata kelola IT karena di era industri 4.0 sangat mengandalkan teknologi dalam segala bidang, baik itu dari ekonomi, pendidikan, kesehatan, pemerintahan dan lain-lain.

 

Adanya teknologi akan sangat memudahkan manusia dalam memproduksi, mengolah data dan menyebarkan informasi. Sehingga teknologi di era saat ini sangat cepat perkembangannya dan perlu juga menerapkan tata kelola IT untuk menyelaraskan sumberdaya TI dengan tujuan organisasi dapat berfungsi sebagai enabler (maksudnya menggambarkan seseorang yang memiliki type menjadi seorang penengah atau sebagai fasilitator sebuah kelompok).. Untuk mewujudkan tata kelola IT dalam suatu organisasi, maka suatu organisasi perlu membangun struktur yang dinamakan dengan IT  Governance Framework yang kira-kira polanya sebagai berikut:

 

1.  Semua sistem informasi yang ada di perusahaan harus dapat diarahkan (govern) agar sejalan serta mendukung tujuan dan strategi organisasi. Oleh karenanya, keberadaan berbagai bentuk sistem informasi dalam naungan SIM (Sistem Informasi Manajemen) perusahaan diharapkan dapat memaksimalkan tujuan utama organisasi tersebut. Diantaranya untuk meningkatkan kinerja, memenangkan persaingan, mencapai target penjualan dan sebagainya. Diharapkan juga dapat mereduksi risiko dari penggunaan TI (IT Risk) dan optimalisasi pengendalian IT Process melalui serangkaian IT control sehingga menjadikan seluruh proses-proses TI berjalan optimal.

2.     Demi mewujudkan tujuan yang bersifat integratif dan komprehensif tersebut, maka tidak mungkin pengelolaan TI pada organisasi skala menengah dan besar saat ini, akan tetapi menjadi urusan bagian yang hanya menangani komputer saja, dan harus melibatkan semua pihak (stakeholder) sesuai dengan proporsinya, mulai dari Dewan Komisaris, Top Management/eksekutif, Manajer fungsional, manajer operasional, karyawan seba-gai end-user, dan terutama Manajer Teknologi Informasi (CIO).

 

Syarat penting yang harus dijalankan oleh setiap perusahaan ataupun organisasi dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0, adalah kesiapan yang matang secara internal maupun eksternal terkait tata kelola dan manajemen yang sudah berjalan.

 

Lalu apa itu Society 5.0 itu? Society 5.0 merupakan sebuah konsep yang mendefinisikan bahwa teknologi dan manusia akan hidup berdampingan dalam rangka meningkatkan kualitas taraf hidup manusia secara berkelanjutan, hal ini sebagaimana dikemukakan dalam laman “sampoerna-university.ac.id” berikut ini: Perkembangan information and communi-cations technology (ICT) membawa pengaruh drastis bagi masyarakat dan industri. Transformasi digital menghasilkan nilai-nilai baru dan menjadi pilar kebijakan industri di banyak negara di dunia. Dalam rangka mengantisipasi tren global tersebut, “Society 5.0 diperkenalkan sebagai konsep utama atau inti di Rencana Dasar ke-5 Sains dan Teknologi, yang diadopsi oleh Kabinet Jepang pada Januari 2016. Era Society 5.0 diidentifikasi sebagai bagian dari salah satu strategi pertumbuhan di Jepang.

 

Kita sekarang berada di era baru, di mana globalisasi dan pesat evolusi teknologi digital seperti Artificial Intelligence (AI), Internet of Things (IoT) dan robotika membawa signifikan perubahan pada warga negara. Lingkungan dan nilai-nilai warga negara menjadi semakin beragam dan kompleks. Chart 1 di bawah menunjukkan aktivitas yang menargetkan teknologi digital baru di seluruh dunia, yang meliputi Industri 4.0, juga diketahui sebagai “Revolusi Industri ke-4”, Industri teknologi internet, dan Buatan China 2025. Gelombang transformasi digital adalah elemen yang mendorong kegiatan tersebut, dengan demikian transformasi digital menjadi pilar kebijakan industri.

 

1.     Tujuan Society 5.0. Tujuan dari era Society 5.0 adalah untuk mewujudkan masya-rakat di mana orang menikmati hidup secara maksimal. Pertumbuhan ekonomi dan perkembangan teknologi adalah tujuan utama, dan bukan untuk kemakmuran segelintir orang terpilih. Sesuai dengan konsep yang dicanangkan oleh pemerintah, berbagai kegiatan telah dimulai di kalangan akademisi Jepang dan industri. Dan, meskipun perkembangan teknologi terhadap manusia ini berasal dari Jepang, tujuannya bukan hanya untuk kemakmuran suatu negara saja. Kerangka kerja dan teknologi dikembang-kan tanpa ragu yang akan berkontribusi untuk menyelesaikan masalah sosial tantangan di seluruh dunia. Melihat kembali sejarah manusia, kita dapat mende-finisikan berbagai tahap masyarakat. Society 1.0 didefinisikan sebagai sekelompok orang yang berburu dan meramu dalam hidup berdampingan secara harmonis dengan alam. Society 2.0 membentuk kelompok berbasis budidaya pertanian, peningkatan organisasi dan pembangunan bangsa. Society 3.0 adalah sekelompok masyarakat yang mendorong industrialisasi melalui revolusi industri, memungkinkan produksi massal. Dan Society 4.0 adalah masyarakat informasional yang mewujudkan peningkatan nilai tambah dengan menghubungkan aset tidak berwujud sebagai jaringan informasi. Dalam evolusi ini, Society 5.0 adalah masyarakat informasional yang dibangun di atas Society 4.0, yang bertujuan untuk mewujudkan kesetaraan kesejahteraan masyarakat di dunia.

 

2.   Transformasi Society 5.0. Meskipun Society 5.0 adalah strategi pertumbuhan Je-pang, namun hal ini tidak terbatas pada Jepang, karena tujuannya sama dengan “sustainable development goals (SDG)”. Tantangan yang dihadapi Jepang, seperti populasi yang semakin menua, penurunan angka kelahiran, penurunan populasi dan infrastruktur yang menua, merupakan tantangan yang pada akhirnya akan dihadapi banyak negara lain. Dan berbicara tentang Society 5.0 maka negara Jepang adalah salah satu negara pertama yang menghadapi tantangan ini. Dengan resolusi awal tantangan tersebut mela-lui Society 5.0, dan dengan berbagi solusi tersebut dengan dunia, Jepang dapat berkontribusi untuk menyelesaikan tantangan serupa di seluruh dunia dan pencapaian SDG.

 

Sering dikatakan bahwa transformasi digital memiliki dampak drastis pada industri konvensional, dan juga meningkatkan kompleksitas sosial, dan beberapa aspek negatif dari masyarakat digital, seperti risiko keamanan dan masalah privasi, kini menjadi jelas.


Pada saat yang sama, tren untuk menciptakan nilai baru melalui teknologi digital dan berkontribusi pada masyarakat masa depan kini dapat dilihat di seluruh dunia. Evolusi transformasi digital bukan salah satu strategi yang bisa dihindari.Oleh karena itu, aspek negatif ini harus dibagikan dan diakui, dan kami mencoba untuk mempercepat partisipasi berbagai pemangku kepentingan dan berbagi praktik terbaik. masyarakat di masa depan mampu menyikapi dan memberikan pendekatan untuk mengurangi aspek negatif tersebut.

 

Berdasakan uraian tentang industri 4.0 dan juga society 5.0 yang telah kami kemukakan di atas dimana keduanya asalnya dari manusia, untuk manusia dan akan kembali lagi ke manusia yang melaksanakannya, dalam hal ini maukah melaksanakannya ataukah menolaknya.  Dan hal yang harus kita jadi pedoman adalah adanya teknologi ataupun adanya perubahan teknologi bukanlah manifestasi pencapaian hasil usaha manusia yang tertinggi yang patut dibanggakan dihadapan Allah SWT. Ingat, Allah SWT memiliki parameter tersendiri di dalam menilai umat manusia.

 

Teknologi, perubahan teknologi apapun bentuknya merupakan suatu sunnatullah yang berlaku di alam semesta ini. Sebuah teknologi baru atau teknologi canggih merupakan sebuah sunnatullah karena keberadaan teknologi itu sendiri tidak bisa terlepas dari adanya kehendak (iradat), kemampuan (qudrat) dan ilmu (ilmu), perasaan serta akal yang telah diberikan Allah SWT kepada setiap manusia sehingga setiap manusia pasti memilikinya. Setelah memiliki ke lima hal ini, Allah SWT masih memberikan motor (energi penggerak) bagi manusia dalam hal ini “Hubbul Istitlaq” sebuah rasa ingin tahu akan sesuatu hal atau adanya rasa penasaran untuk mengetahui sesuatu yang baru, yang kesemuanya ada di dalam diri setiap manusia sehingga lahirnya teknologi baru dari sisi Allah SWT adalah sunnatullah dan bukannya sesuatu yang luar biasa. Sepanjang manusia mau memper-gunakan modal dasar yang telah diberikan oleh Allah SWT secara sungguh-sungguh, maka sepanjang itupula teknologi, temuan baru akan selalu muncul di muka bumi ini.   

 

Teknologi yang dihasilkan oleh manusia untuk memudahkan manusia, untuk meringankan manusia, untuk membantu manusia sehingga pekerjaan yang berat menjadi ringan, pekerjaan yang memakan waktu lama menjadi lebih cepat dan efisien, pekerjaan yang rumit menjadi mudah oleh sebab adanya teknologi. Teknologi yang dihasilkan oleh manusia harus bisa diletakkan dalam posisi tertentu agar diri kita tidak salah mempergunakannya. Hal ini dikarenakan baik atau buruknya dari suatu teknologi sangat tergantung kepada manusianya. Teknologi memang tidak bisa terhindarkan dalam kehidupan manusia, namun teknologi harus kita tempatkan dalam kehidupan hanyalah obyek sedangkan diri kita adalah subyek yang bisa mengatur obyek sehingga teknologi tidak boleh keluar dari konsep nilai nilai kebaikan yang berasal dari sifat ruhani yang tidak lain adalah subyek yang sesungguhnya. Akan menjadi sebuah persoalan dalam kehidupan manusia jika sampai obyek yang seharusnya diatur oleh subyek justru berubah kedudukannya menjadi pengatur dari subyek dan kondisi inilah yang tidak dikehendaki oleh Allah SWT selaku pencipta rencana besar penciptaan manusia di muka bumi ini.

 

Adanya reformasi, adanya industri 4.0 dan juga adanya society 5.0 akan mempengaruh pola interaksi antar sesama manusia, akan mempengaruhi pola kebiasaan manusia, sehingga membentuk suatu keadaan baru atau timbulnya budaya baru di tengah masyarakat. Budaya baru yang timbul bisa berdampak positif dan juga bisa berdampak negatif baik jangka pendek maupun jangka panjang kepada hubungan sesama manusia, hubungan manusia dengan alam sekitar. Dan dengan adanya budaya baru, adanya kebiasaan baru akibat dari dampak perubahan teknologi yang sangat mencolok, harus kita sikapi dengan baik dan benar karena kita dalam bertindak tidak lepas dengan adanya dua hal, yaitu hubungan kepada Allah SWT (Habblumminallah) dan juga hubungan dengan sesama manusia (Habblumminannass) sebagai manifestasi dari adanya hubungan kepada Allah SWT. Dan jangan sampai akibat adanya dampak reformasi, adanya  dampak industri 4.0 dan juga adanya dampak society 5.0 mengakibatkan Habbluminallah dan juga Habbluminannass kita menjadi rusak sehingga kita keluar dari konsep Allah SWT. Dan tidak ada gunanya kita berhasil melaksanakan konsep industri 4.0 dan society 5.0 jika melanggar ketentuan dari Allah SWT selaku pencipta dan pemilik alam semesta ini. Hal ini harus kita sadari karena Allah SWT tidak mempergunakan konsep industri 4.0 dan society 5.0 di dalam menilai keberhasilan seseorang melaksanakan tugasnya sebagai khalifah di muka bumi karena Allah SWT memiliki parameter tersendiri dalam menilai kekhalifahan yang ada di muka bumi ini, dalam hal ini adalah keimanan dan ketaqwaan.

 

B.    ADANYA TANTANGAN DAN BAHAYA DARI “LGBTQQIAAP” SERTA POR-NOGRAFI  DAN PORNOAKSI.

 

Dalam dunia Islam istilah LGBT bukan sesuatu yang asing, namun peristiwa ini sudah pernah terjadi pada masa Nabi Luth as, sebagaimana dikemukakan oleh Allah SWT melalui surat Al A’raaf (7) ayat 81 berikut ini: Sungguh kamu telah melampiaskan syahwatmu kepada sesama lelaki bukan kepada perempuan. Kamu benar-benar kaum yang melampaui batas”. Adanya disorientasi seksual yang menyimpang dan keluar dari jalur yang semestinya sehingga ada kekacauan sudut pandang tentang kenikmatan hubungan yang tidak lagi pada garis semestinya, yakni laki-laki dengan perempuan. Dan ingat ketentuan Allah SWT ini masih berlaku dan terus akan berlaku sampai hari kiamat tiba sehingga azab bagi kaum yang melampaui bataspun masih tetap berlaku. Di lain sisi, dalam perspektif psikologis, LGBT lahir dari unsur perasaan emosi serta gejolak nafsu manusiawi yang tidak lagi dibatasi oleh batasan kenormalan. Sehingga di balik fenomena eksistensial adanya LGBT, rupanya lebih banyak berorientasi kesenangan dan kenikmatan semata. Akar permasalahannya adalah ketidakpatuhan dan kerusakan mental serta akhlak yang menganggap bahwa kenikmatan hubungan seksual tidak lagi dibatasi antara pasangan laki perempuan, suami istri, tapi terdistorsi kenikmatan dan sensasi akan lebih jika seksua-litas didapatkan dari pasangan sejenis, laki dengan laki, perempuan dengan perempuan.

 

Kondisi dan keadaan inilah yang dihadapi oleh Nabi Luth as, lalu Nabi Luth as, memohon kepada Allah SWT agar kaumnya diazab, atas ketidaknyamanan situasi dan kondisi yang benar-benar rusak dan menjijikkan pada zaman tersebut, sebagaimana berikut ini: “Dia (Luth) berdo’a. ‘Ya Tuhanku, tolonglah aku (dengan menimpakan azab) atas kaum yang berbuat kerusakan itu’. Dan tatkala utusan Kami (para malaikat) datang kepada Ibrahim membawa kabar gembira, mereka mengatakan, ‘Sesungguhnya kami akan menghancurkan penduduk (Sodom) ini. Sesunguhnya penduduknya adalah orang-orang yang zalim. (surat Al Ankabut (29) ayat 30-31)”. Lalu umat Nabi Luth yang melakukan perbuatan keji dijungkirbalikkan oleh Allah SWT sebagaimana firman-Nya berikut ini: “Maka ketika keputusan Kami datang, Kami menjung-kirbalikkan negeri kaum Luth, dan Kami hujani mereka bertubi-tubi dengan batu dari tanah yang terbakar. (surat Hud (11) ayat 82)”. Jika saat ini ada kaum tertentu yang memperjuangkan LGBT agar dilegalkan maka mereka itulah kaum munafik yang memiliki prinsip “amar munkar nahi makruf”. Semoga Allah SWT menyelamatkan diri kita dan anak keturunan kita dari bahaya laten LGBT.

 

Istilah LGBT adalah istilah yang sudah umum diketahui masyarakat luas setelah ramai diberitakan berbagai media. Meskipun begitu, tetap saja ada segelintir orang yang masih tidak paham dengan istilah ini.  LGBT adalah akronim dari empat kata yaitu Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender. Selain dari istilah LGBT, masih ada beberapa singkatan lain untuk menggambarkan orientasi seksual seseorang, misalnya LGBTQ, LGBTQA, TBLG, dan LGBTQQIAAP  yang terdiri dari sepuluh huruf. Lalu, apa saja kepanjangan dari sepuluh huruf tersebut? Apa artinya?

 

1.   L maksudnya adalah lesbian: merupakan hubungan terlarang yang melibatkan se-sama wanita (seorang perempuan yang tertarik dengan perempuan lain).

2.    G maksudnya adalah gay: merupakan hubungan terlarang yang melibatkan sesa-ma pria, sering dipakai untuk menggambarkan homoseksual.

3.     B maksudnya adalah bisexual: digunakan untuk menggambarkan seseorang yang
tak hanya tertarik kepada lawan jenis namun juga kepada sesama jenis.

4.    T maksudnya adalah transgender:  digunakan  untuk  menggambarkan  seseorang yang merasa bahwa naluri, jiwa, dan kepribadiannya tidak sesuai dengan jenis kelamin yang ia miliki sejak lahir, misalnya seseorang itu terlahir sebagai pria namun dia merasa bahwa dirinya adalah wanita, dan sebaliknya.

5.     Q maksudnya adalah queer: pada awalnya dibuat sebagai istilah kebencian. Kata ini bisa digunakan sebagai pernyataan politik dan menunjukkan seseorang yang tidak mau diidentifikasi sebagai gender yang bisa dipasangkan, misalnya laki-laki dan perempuan, homoseksual dan heteroseksual, atau mereka yang tidak mau diberi label berdasarkan orientasi seksual mereka.

6.   Q maksudnya adalah questioning: seseorang yang masih mengeksplorasi identitas gender dan orientasi seksual mereka.

7.   I maksudnya adalah  intersex: yaitu orang yang tubuhnya jelas bukan laki-laki maupun perempuan. Hal ini bisa terjadi karena mereka memiliki kromosom yang bukan XX atau XY atau karena alat reproduksi mereka tidak dikategorikan sebagai 'standart'.

8.     A maksudnya adalah allies: orang yang mengidentifikasi diri sebagai heteroseksual namun mendukung komunitas LGBTQQIAAP.

9.    A maksudnya adalah asexual:orang yang tidak tertarik secara seksual kepada gen-der apa pun.

10. P maksudnya adalah pansexual: orang yang ketertarikan seksualnya bukan ber-dasarkan gender dan bisa mengkategorikan diri ke gender atau identitas seksual apa pun.

 

Sebagai informasi tambahan bagi jamaah sekalian, saat ini pernikahan “gay” (sesama jenis) sah di tiga belas negara bagian Amerika Serikat, yaitu Connecticut, Iowa, Massachussets, Oregon, New Hampshire, New York, New Jersey, Vermont, Maryland, Hawaii, Maine, serta ibu kota, Washington DC. Dan sebelum Amerika Serikat membuat keputusan yang menggemparkan warga dunia, keputusan melegalkan pernikahan sejenis sudah ada sejak 2001 dengan negara Belanda sebagai pelopor. Dan sampai saat ini tercatat telah ada 22 negara dari 204 negara yang telah diakui secara de facto oleh PBB yang melegalkan pernikahan sesama jenis secara penuh di seluruh wilayah negaranya (Freedom to Marry Organization, 2014). Adapun negara-negara yang  telah melegalkan pernikahan sesama jenis yaitu: (1) Belanda – 1 April 2001; (2). Belgia – 13 Februari 2003; (3) Spanyol – 3 Juli 2005; (4). Kanada – 20 Juli 2005; (5). Afrika Selatan – 30 November 2006; (6). Norwegia – 1 Januari 2009; (7). Swedia – 1 Mei 2009; (8). Portugal – 5 Juni 2010; (9). Meksiko – 21 Desember 2009; (10). Islandia – 27 Juni 2010; (11). Argentina – 22 Juli 2010; (12). Denmark – 15 Juni 2012; (13). Brasil – 14 Mei 2013; (14). Perancis – 29 Mei 2013; (15). Uruguay – 5 Agustus 2013; (16). New Zealand – 19 Agustus 2013; (17). Inggris (England, Wales, & Skotlandia) – 29 Maret 2014; (18). Luxemburg – 18 Juni 2014; (19). Finlandia – 28 November 2014; (20). Slovenia – Maret 2015; (21). Irlandia – 23 Mei 2015; (22). Amerika Serikat – 26 Juni 2015 dan (23). Swiss -24 September 2021. Sudahkah kita mengetahuinya!

 

Sekarang mari kita perhatikan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh An Nasa'i dalam Sunan Al-Kubra IV/322 nomor 7337: “Allah melaknat siapa saja yang berbuat seperti perbuatan kaum Luth. Allah melaknat siapa saja yang berbuat seperti perbuatan kaum Luth. Allah melaknat siapa saja yang berbuat seperti perbuatan kaum Luth.” Hadits ini mengemukakan tentang laknat Allah SWT kepada siapa saja yang berbuat seperti perbuatan kaum Luth dan bagi pelakunya bersiaplah memperoleh dan merasakan laknat berupa penyakit sebagaimana berikut ini:

 

1.    Kanker anal atau dubur. Para gay melakukan hubungan seks anal sehingga mere-ka memiliki resiko tinggi terkena penyakit kanker anal.

2.  Kanker Mulut. Kebiasaan melakukan oral seks bisa menyebabkan kanker mu-lut. Sebab, faktanya rokok bukanlah satu-satunya penyebab kanker mulut terjadi. Hal ini sesuai dengan studi di New England Journal of Medicine yang dimuat di situs Dallasvoice.

3.  Meningitis. Meningitis atau radang selaput otak terjadi karena infeksi mikro-organisme, kanker, penyalahgunaan obat-obatan tertentu dan mengalami peradangan tubuh. Namun, hal lain diungkapkan dalam tulisan di DetikHealth bahwa meningitis terjadi karena penularan hubungan seks yang dilakukan oleh LGBT;

4.   HIV/AIDS. Umumnya, para LGBT memiliki gaya hidup seks bebas dengan ba-nyak orang sehingga kecenderungan terkena virus HIV/ AIDS sangat tinggi.

 

Sedangkan dampak sosial yang menimpa kaum LGBT adalah: Seorang gay akan sulit mendapatkan ketenangan hidup karena selalu berganti-ganti pasangan. Penelitian menya-takan: “Seorang gay mempunyai pasangan antara 20-106 orang pertahunnya. Sedangkan pasangan zina saja tidak tidak lebih dari 8 orang seumur hidupnya. Sebanyak 43 persen orang gay yang didata dan diteliti menyatakan bahwa seumur hidupnya melakukan homoseksual dengan 500 orang. 28 persen melakukannya dengan lebih dari 1,000 orang. 79 persen melakukannya dengan pasangan yang tidak dikenali sama sekali dan 70 persen hanya merupakan pasangan kencan satu malam atau beberapa menit saja. Berdasarkan penelitian di atas, melegalkan pasangan LGBT dalam ikatan pernikahan pada hakikatnya adalah tindakan yang sia-sia. Sedangkan dampak pendidikan yang terjadi pada kaum LGBT adalah penelitian membuk-tikan bahwa pasangan homo menghadapi permasalahan putus sekolah lima kali lebih besar dari pada siswa normal karena mereka merasakan ketidakamanan (ketidaknyamanan) dan 28 persen dari mereka dipaksa meninggalkan sekolah. Sedangkan dampak keamanan yang menimpa kaum LGBT adalah kaum homoseksual menyebabkan 33 persen pelecehan seksual pada anak-anak di Amerika Serikat (AS), padahal populasi mereka hanyalah 2 persen dari keseluruhan penduduk negara itu. Sementara itu, di Indonesia melalui riset dengan bantuan Google dalam kurun waktu 2014 hingga 2016, telah terjadi 25 kasus pembunuhan sadis dengan latar belakang kehidupan pelaku dan atau korban dari kalangan pelaku homoseksual.

 

Selain adanya tantangan dan bahaya “LGBTQQIAAP” sebagaimana telah kami kemukakan di atas, masih ada tantangan yang luar biasa yang akan dihadapi oleh anak keturunan kita ke depannya yaitu bahaya pornografi dan pornoaksi dengan segala turunannya seperti seks bebas, perkawinan tanpa ikatan pernikahan (kumpul kebo) dan lainnya ditambah dengan dukungan teknologi internet serta mudahnya anak-anak mengakses sosial media tanpa ada batasan sedikitpun. Dan yang lebih berbahaya lagi adalah justru diri kita sendirilah yang memfasilitasi anak-cucu dengan menyediakan gadget berserta paket tanpa batas.

 

Seperti halnya narkoba, kecanduan pornografi juga mengakibatkan kerusakan otak yang cukup serius. Pornografi bukan hanya merusak otak dewasa tetapi juga otak anak. Kerusakan otak tersebut sama dengan kerusakan otak pada orang yang mengalami kecelakaan mobil dengan kecepatan sangat tinggi. Kerusakan otak yang diserang oleh pornografi adalah Pre Frontal Korteks (PFC), bagi manusia bagian otak ini merupakan salah satu bagian yang paling penting karena bagian otak ini hanya dimiliki oleh manusia sehingga manusia memiliki etika bila dibandingkan binatang. Bagian otak ini berfungsi untuk menata emosi, memusatkan konsentrasi, memahami dan membedakan benar dan salah, mengendalikan diri, berfikir kritis, berfikir dan berencana masa depan, membentuk kepribadian, dan berperilaku sosial.

 

Awalnya saat melihat pornografi, reaksi yang ditimbulkan adalah perasaan jijik, hal ini terjadi karena manusia mempunyai sistem limbik, sistem ini pula yang mengeluarkan hormon dopamin untuk menenangkan otak, tetapi dopamin juga akan memberi rasa senang, bahagia sekaligus ketagihan. Dopamin mengalir ke arah PFC, PFC menjadi tidak aktif karena terendam dopamin. Apabila dopamin semakin banyak maka seseorang akan timbul rasa penasaran dan semakin kecanduan melihat pornografi, namun untuk memenuhi kepuasan dan kesenangannya, seseorang akan melihat yang lebih porno (vulgar) lagi untuk memicu dopamin yang lebih banyak. Karena terus dibanjiri dopamin, PFC akan semakin mengkerut dan mengecil dan lama-lama menjadi tidak aktif akibanya fungsi dari bagian otak ini semakin tidak aktif.

 

Adapun akibat dari kecanduan pornografi sangat membahayakan bagi orang yang bersangkutan dan orang-orang di sekitarnya, seperti :

 

1.     Mengubah sikap dan persepsi tentang seksualitas bahwa wanita dan anak-anak ha-nya merupakan obyek seks saja.

2.    Meningkatkan eksplorasi seks remaja sehingga dapat terjadi perilaku seks bebas dan perilaku seksual beresiko.

3.   Mudah berbohong dan menurunkan harga diri serta konsep diri serta depresi dan ansietas (rasa cemas atau khawatir yang berlebihan dan tidak terkendali)

4.     Pendidikan terganggu dan terjadi penyimpangan seksual.

 

Hal tersebut di atas tentu saja merusak tatanan norma-norma dalam masyarakat, merusak keserasian hidup keluarga dan masyarakat.Di lain sisi, pornografi juga merupakan adiksi baru yang tidak tampak pada mata, tidak terdengar oleh telinga, namun menimbulkan kerusakan otak yang permanen bahkan melebihi kecanduan narkoba. Oleh karena itu, diperlukan suatu pembinaan dan pengawasan dari semua kalangan, khususnya untuk anak-anak, remaja dan dewasa muda agar bisa terhindar dari bahaya pornografi yaitu melalui peran aktif orang tua dengan cara:


1.    Memberikan  perhatian, kasih  sayang dan  penghargaan kepada anak dan Menge-nali teman dan lingkungan sekitarnya.

2.      Melatih anak agar mampu berkata “tidak” terhadap ajakan pornografi.

3.   Menyepakati aturan yang dibuat bersama dengan anak dalam penggunaan gawai dan Mendampingi anak ketika mengakses internet dan apabila anak ketahuan mengakses situs pornografi, orang tua harus mengajak berdialog dan menjelaskan dampak pornografi serta memberikan pendidikan seks sesuai dengan perkembangan usia anak.

4.    Memberikan pemahaman kepada anak tentang internet sehat dan aman serta me-nempatkan komputer di ruang keluarga dan memasang aplikasi pengaman pada gawai.

 

Apabila remaja sudah mengalami kecanduan pornografi, kerusakan otak yang sudah ditimbulkan dapat dipulihkan melalui berbagai terapi, sedangkan kecanduan yang terjadi dapat dihentikan dengan pendampingan dari orang tua dan keluarga dan apabila diperlukan dapat meminta bantuan psikolog.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar