Diriwayatkan dari Mu'adz bin Jabal r.a., dari Ibnu Abbas r.a. yang berkisah :
Kami bersama Rasulullah SAW dirumah salah seorang sahabat anshar, dimana saat itu kami ditengah-tengah jamaah. Lalu ada suara orang memanggil dari luar, "Wahai para penghuni rumah, apakah kalian mengizinkanku masuk, sementara kalian butuh kepadaku".
Rasulullah SAW bertanya kepada para jamaah, "Apakah kalian tahu, siapa yang memanggil dari luar itu ?". Mereka menjawab, "Tentu Alllah SWT dan Rasul-Nya lebih tahu".
Lalu Rasulullah SAW menjelaskan, "ini adalah iblis yang terkutuk -semoga
Allah senantiasa melaknatnya".Kemudian Umar r.a. meminta izin kepada Rasulullah
sembari berkata, "YA Rasulullah, apakah engkau mengizinkanku untuk
membunuhnya?". Beliau Nabi SAW menjawab, "bersabarlah wahai Umar,
apakah engkau tidak tahu bahwa ia termasuk mahluk yang tertunda kematiannya
sampai batas waktu yang telah diketahui (hari Kiamat)? Akan tetapi sekarang
silahkan kalian membukakan pintu untuknya. Sebab ia diperintahkan untuk datang
kesini, maka pahamilah apa yang diucapkan dan dengarkan apa yang bakal ia
ceritakan kepada kalian."
Ibnu Abbas berkata : Kemudian dibukakan pintu, lalu ia masuk di tengah-tengah
kami. Ternyata ia berupa orang yang sudah tua bangka dan buta sebelah mata. Ia
berjenggot sebanyak tujuh helai rambut yang panjangnya seperti rambut kuda.
Kedua kelopak matanya terbelah keatas tidak ke samping. Sedangkan kepalanya
seperti gajah yang sangat besar, gigi taringnya memanjang keluar seperti babi.
Sementara kedua bibirnya seperti bibir kerbau.
Ia datang sambil memberi salam. "Assalamu'alaika ya
Muhammad, Assalamu'alaikum ya jamaa'atal-muslimim. " kata iblis.
Nabi SAW menjawab, "Assalamu lillah ya la'iin
(Keselamatan hanya milik Allah wahai mahluk yang terkutuk). Saya mendengar
engkau punya keperluan kepada kami. Apa keperluan tersebut wahai iblis?".
"Wahai Muhammad, saya datang kesini bukan karena kemauanku
sendiri, tapi saya datang kesini karena terpaksa", tutur iblis.
Apa yang membuatmu
terpaksa harus datang kesini wahai mahluk terkutuk?" tanya Rasulullah SAW.
Iblis menjawab, "Telah datang kepadaku seorang
malaikat yang diutus oleh Tuhan Yang Maha Agung, dimana utusan itu berkata
kepadaku, 'Sesungguhnya Allah SWT memerintahmu untuk datang kepada Muhammad SAW
sementara engkau adalah mahluk yang rendah dan hina. Engkau harus memberi tahu
kepadanya, bagaimana engkau menggoda dan merekayasa anak-cucu Adam AS,
bagaimana engkau membujuk dan merayu mereka. Lalu engkau harus menjawab segala
apa yang ditanyakan Muhammad SAW dengan jujur. Maka demi Kebesaran dan
Keagungan Allah SWT, jika engkau menjawab dengan bohong, sekalipun hanya
sekali, sungguh engkau akan Allah SWT jadikan debu yang bakal dihempaskan oleh
angin kencang, dan musuh-musuhmu akan merasa senang'.
Wahai Muhammad, maka sekarang saya datang kepadamu
sebagaimana yang diperintahkan kepadaku. Maka tanyakan apa saja yang engkau
inginkan. Kalau sampai saya tidak menjawab dengan jujur, maka musuh-musuhku
akan merasa senang atas musibah yang bakal saya terima. Sementara tidak ada
beban yang lebih berat bagiku daripada bersenangnya musuh-musuhku atas musibah
yang menimpa diriku".
Rasulullah SAW mulai melemparkan pertanyaan kepada iblis,
"Jika engkau bisa menjawab dengan jujur, maka coba ceritakan kepadaku,
siapa orang yang paling engkau benci?"
Iblis menjawab dengan jujur, "Engkau, wahai
Muhammad, adalah orang yang paling aku benci dan kemudian orang-orang yang
mengikuti agamamu."
"Lalu siapa lagi yang palimg engkau benci?"
tanya Rasulullah SAW.
Seorang pemuda yang bertakwa dimana ia mencurahkan
dirinya hanya kepada Allah SWT ", jawab iblis.
"Siapa lagi?" tanya Rasulullah SAW.
"Orang alim yang wara' (menjaga diri dari syubhat) lagi sabar," jawab iblis.
"Siapa lagi?" tanya Rasulullah SAW.
"Orang yang senantiasa melanggengkan kesucian dari tiga kotoran (hadats besar, kecil, dan najis)", tutur iblis.
"Siapa lagi?", tanya Rasulullah SAW.
"Orang fakir yang senantiasa bersabar, yang tidak pernah menuturkan kefakirannya kepada siapapun dan juga tidak pernah mengeluhkan penderitaan yang dialaminya," jawab iblis.
"Lalu dari mana engkau tahu kalau ia bersabar?" tanya Rasulullah SAW.
"Wahai Muhammad, bila ia masih dan pernah mengeluhkan penderitaannya kepada mahluk yang sama dengannya selama tiga hari, maka Allah SWT tidak akan mencatat perbuatannya dalam kelompok orang-orang yang bersabar," jelas iblis.
"Lalu siapa lagi wahai iblis?" tanya Rasulullah SAW.
"Orang kaya yang bersyukur", tutur iblis.
"Lalu apa yang bisa memberi tahu kepadamu, bahwa ia bersyukur?" Tanya Rasulullah SAW.
"Bila saya melihatnya ia mengambil kekayaannya dari apa saja yang dihalalkan dan kemudian disalurkan pada tempatnya", tutur iblis.
"Bagaimana kondisimu apabila ummatku menjalankan shalat?" Tanya Rasulullah SAW.
"Wahai Muhammad, saya langsung merasa gelisah dan gemetar," jawab iblis.
"Mengapa wahai mahluk yang terkutuk?" tanya Rasulullah SAW.
"Orang alim yang wara' (menjaga diri dari syubhat) lagi sabar," jawab iblis.
"Siapa lagi?" tanya Rasulullah SAW.
"Orang yang senantiasa melanggengkan kesucian dari tiga kotoran (hadats besar, kecil, dan najis)", tutur iblis.
"Siapa lagi?", tanya Rasulullah SAW.
"Orang fakir yang senantiasa bersabar, yang tidak pernah menuturkan kefakirannya kepada siapapun dan juga tidak pernah mengeluhkan penderitaan yang dialaminya," jawab iblis.
"Lalu dari mana engkau tahu kalau ia bersabar?" tanya Rasulullah SAW.
"Wahai Muhammad, bila ia masih dan pernah mengeluhkan penderitaannya kepada mahluk yang sama dengannya selama tiga hari, maka Allah SWT tidak akan mencatat perbuatannya dalam kelompok orang-orang yang bersabar," jelas iblis.
"Lalu siapa lagi wahai iblis?" tanya Rasulullah SAW.
"Orang kaya yang bersyukur", tutur iblis.
"Lalu apa yang bisa memberi tahu kepadamu, bahwa ia bersyukur?" Tanya Rasulullah SAW.
"Bila saya melihatnya ia mengambil kekayaannya dari apa saja yang dihalalkan dan kemudian disalurkan pada tempatnya", tutur iblis.
"Bagaimana kondisimu apabila ummatku menjalankan shalat?" Tanya Rasulullah SAW.
"Wahai Muhammad, saya langsung merasa gelisah dan gemetar," jawab iblis.
"Mengapa wahai mahluk yang terkutuk?" tanya Rasulullah SAW.
"Sesunguhnya apabila seorang hamba bersujud kepada
Allah SWT sekali sujud, maka Allah SWT akan mengangkat satu derajat (tingkat).
Apabila mereka berpuasa, maka saya terikat sampai mereka berbuka kembali.
Apabila mereka menunaikan manasik haji, maka saya jadi gila. Apabila mereka
membaca Al-Qur'an, maka saya akan meleleh (mencair) seperti timah yang
dipanaskan dengan api. Apabila mereka bersedekah maka seakan-akan orang yang
bersedekah tersebut mengambil kapak lalu memotong saya menjadi dua," jawab
iblis.
"Mengapa demikian wahai Abu Murrah (julukan
iblis)?" tanya Rasulullah SAW.
"Sebab dalam sedekah ada empat perkara yang perlu diperhatikan; Dengan sedekah itu, Allah SWT akan menurunkan keberkahan dalam hartanya, menjadikan ia disenangi dikalangan mahluk-Nya, dengan sedekah itu pula Allah SWT akan menjadikan suatu penghalang antara neraka dengannya dan akan menghindarkan segala bencana dan penyakit," tutur iblis menjelaskan.
"Lalu bagaimana pendapatmu tentang Abu Bakar?" tanya Rasulullah SAW.
"Ia sewaktu Jahiliyyah saja tidak pernah taat kepadaku, apalagi sewaktu dalam Islam", tutur iblis.
"Bagaimana dengan Umar bin Khaththab?" tanya Rasulullah SAW.
"Demi Allah SWT, setiap kali saya bertemu dengannya, mesti akan lari darinya," jawab iblis.
"Bagaimana dengan Utsman?" tanya Rasulullah SAW.
"Saya merasa malu terhadap orang yang para malaikat saja malu kepadanya", jawab iblis.
"Lalu bagaimana dengan Ali bin Abi Thalib?" tanya Rasulullah SAW.
"Andaikan saya bisa selamat darinya dan tidak pernah bertemu dengannya, ia meninggalkanku dan saya pun meninggalkannya. Akan tetapi ia tidak pernah melakukan hal itu sama sekali" tutur iblis.
"Segala puji bagi Allah SWT yang telah menjadikan ummatku bahagia dan mencelakakanmu sampai pada waktu yang ditentukan", tutur Rasulullah SAW.
"Tidak dan tidak mungkin, dimana ummatmu bisa bahagia sementara saya senantiasa hidup dan tidak mati sampai pada waktu yang telah ditentukan. Lalu bagaimana engkau bisa bahagia terhadap ummtmu, sementara saya bisa masuk kepada mereka melalui aliran darah dan daging, sedangkan mereka tidak melihatku. Demi Tuhan yang telah menciptakanku dan telah menunda kematianku sampai pada hari mereka dibangkitkan kembali (Kiamat), sungguh saya akan menyesatkan mereka seluruhnya, baik yang bodoh maupun yang alim, yang awam maupun yang bisa membaca Al-Qur'an, yang nakal maupun yang rajin beribadah, kecuali hamba-hamba Allah SWT yang mukhlis (murni)," tutur iblis.
"Siapa menurut engkau hamba-hamba Allah SWT yang mukhlis itu?" Tanya Rasulullah SAW.
Iblis menjawab dengan panjang lebar, "Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa orang yang masih suka dirham dan dinar (harta) adalah belum bisa murni karena Allah SWT. Apabila saya melihat seseorang sudah tidak menyukai dirham dan dinar, serta tidak suka dipuji, maka saya tahu bahwa ia adalah orang yang mukhlis karena Allah, lalu saya tinggalkan. Sesungguhnya seorang hamba selagi masih suka harta dan pujian, sedangkan hatinya selalu bergantung pada kesenangan-kesenangan duniawi, maka ia akan lebih taat kepadaku daripada orang-orang yang telah saya jelaskan kepadamu.
"Sebab dalam sedekah ada empat perkara yang perlu diperhatikan; Dengan sedekah itu, Allah SWT akan menurunkan keberkahan dalam hartanya, menjadikan ia disenangi dikalangan mahluk-Nya, dengan sedekah itu pula Allah SWT akan menjadikan suatu penghalang antara neraka dengannya dan akan menghindarkan segala bencana dan penyakit," tutur iblis menjelaskan.
"Lalu bagaimana pendapatmu tentang Abu Bakar?" tanya Rasulullah SAW.
"Ia sewaktu Jahiliyyah saja tidak pernah taat kepadaku, apalagi sewaktu dalam Islam", tutur iblis.
"Bagaimana dengan Umar bin Khaththab?" tanya Rasulullah SAW.
"Demi Allah SWT, setiap kali saya bertemu dengannya, mesti akan lari darinya," jawab iblis.
"Bagaimana dengan Utsman?" tanya Rasulullah SAW.
"Saya merasa malu terhadap orang yang para malaikat saja malu kepadanya", jawab iblis.
"Lalu bagaimana dengan Ali bin Abi Thalib?" tanya Rasulullah SAW.
"Andaikan saya bisa selamat darinya dan tidak pernah bertemu dengannya, ia meninggalkanku dan saya pun meninggalkannya. Akan tetapi ia tidak pernah melakukan hal itu sama sekali" tutur iblis.
"Segala puji bagi Allah SWT yang telah menjadikan ummatku bahagia dan mencelakakanmu sampai pada waktu yang ditentukan", tutur Rasulullah SAW.
"Tidak dan tidak mungkin, dimana ummatmu bisa bahagia sementara saya senantiasa hidup dan tidak mati sampai pada waktu yang telah ditentukan. Lalu bagaimana engkau bisa bahagia terhadap ummtmu, sementara saya bisa masuk kepada mereka melalui aliran darah dan daging, sedangkan mereka tidak melihatku. Demi Tuhan yang telah menciptakanku dan telah menunda kematianku sampai pada hari mereka dibangkitkan kembali (Kiamat), sungguh saya akan menyesatkan mereka seluruhnya, baik yang bodoh maupun yang alim, yang awam maupun yang bisa membaca Al-Qur'an, yang nakal maupun yang rajin beribadah, kecuali hamba-hamba Allah SWT yang mukhlis (murni)," tutur iblis.
"Siapa menurut engkau hamba-hamba Allah SWT yang mukhlis itu?" Tanya Rasulullah SAW.
Iblis menjawab dengan panjang lebar, "Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa orang yang masih suka dirham dan dinar (harta) adalah belum bisa murni karena Allah SWT. Apabila saya melihat seseorang sudah tidak menyukai dirham dan dinar, serta tidak suka dipuji, maka saya tahu bahwa ia adalah orang yang mukhlis karena Allah, lalu saya tinggalkan. Sesungguhnya seorang hamba selagi masih suka harta dan pujian, sedangkan hatinya selalu bergantung pada kesenangan-kesenangan duniawi, maka ia akan lebih taat kepadaku daripada orang-orang yang telah saya jelaskan kepadamu.
Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa cinta harta itu termasuk dosa yang paling besar?
Apakah
engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa cinta kedudukan adalah termasuk dosa
yang paling besar? Apakah engkau tidak tahu saya memiliki tujuh puluh ribu
anak, sedangkan setiap anak dari jumlah tersebut memiliki tujuh puluh ribu
setan. Diantara mereka ada yang sudah saya tugaskan untuk menggoda ulama, ada
yang saya tugaskan untuk menggoda para pemuda, ada yang saya tugaskan untuk
menggoda orang-orang yang sudah tua. Anak-anak muda bagi kami tidak masalah,
sedangkan anak-anak kecil lebih mudah kami permainkan sekehendak saya. Diantara
mereka juga ada yang saya tugaskan untuk menggoda orang-orang yang tekun
beribadah, dan ada juga yang saya tugaskan untuk menggoda orang-orang zuhud.
Mereka keluar-masuk dari kondisi ke kondisi lain, dari satu pintu ke pintu
lain, sehingga mereka berhasil dengan menggunakan cara apapun. Saya ambil dari
mereka nilai keikhlasan dalam hatinya, sehingga mereka beribadah kepada Allah
dengan tidak ikhlas, sementara mereka tidak merasakan hal itu.
Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa Barshish
seorang rahib (pendeta) yang berbuat ikhlas karena Allah selama tujuh puluh
tahun, sehingga dengan doanya ia sanggup menyelamatkan orang-orang yang sakit.
Akan tetapi saya tidak berhenti menggodanya sehingga ia sempat berbuat zina
dengan seorang perempuan, membunuh orang dan mati dalam kondisi kafir? Inilah
yang disebutkan oleh Allah SWT dalam kitab-Nya dengan firman-Nya:
"(Bujukan orang-orang munafik itu adalah) seperti (bujukan) setan ketika
dia berkata kepada manusia : 'Kafirlah kamu', maka tatkala manusia itu telah
kafir ia berkata, 'sesungguhnya aku cuci tangan darimu, karena sesungguhnya aku
takut kepada Allah, Tuhan Semesta Alam". (QS.Al-Hasyr:16).
Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa kebohongan
itu dari saya, saya adalah yang berbohong pertama kali. Orang yang berbohong
adalah temanku. Barangsiapa bersumpah atas nama Allah dengan berbohong maka ia
adalah kekasihku.
Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa saya pernah bersumpah kepada Adam dan Hawa dengan atas nama Allah, "Bahwa saya akan memberi nasihat kepada kalian berdua'. Maka sumpah bohong itu menyenangkan hatiku. Sedangkan menggunjing dan mengadu domba adalah buah santapan dan kesukaanku. Kesaksian dusta adalah penyejuk mataku dan kesenanganku. Barangsiapa bersumpah dengan menceraikan istrinya (talak) maka hampir tidak akan bisa selamat, sekalipun hanya sekali. Andaikan itu benar, yang karenanya orang membiasakan lidahnya mengucapkan kata-kata tersebut, istrinya akan menjadi haram. Kemudian dari pasangan tersebut menghasilkan keturunan sampai hari Kiamat nanti yang semuanya hasil dari anak-anak zina. Sehingga seluruhnya masuk neraka hanya gara-gara satu ucapan.
Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa saya pernah bersumpah kepada Adam dan Hawa dengan atas nama Allah, "Bahwa saya akan memberi nasihat kepada kalian berdua'. Maka sumpah bohong itu menyenangkan hatiku. Sedangkan menggunjing dan mengadu domba adalah buah santapan dan kesukaanku. Kesaksian dusta adalah penyejuk mataku dan kesenanganku. Barangsiapa bersumpah dengan menceraikan istrinya (talak) maka hampir tidak akan bisa selamat, sekalipun hanya sekali. Andaikan itu benar, yang karenanya orang membiasakan lidahnya mengucapkan kata-kata tersebut, istrinya akan menjadi haram. Kemudian dari pasangan tersebut menghasilkan keturunan sampai hari Kiamat nanti yang semuanya hasil dari anak-anak zina. Sehingga seluruhnya masuk neraka hanya gara-gara satu ucapan.
Wahai Muhammad, sesungguhnya diantara ummatmu ada orang
yang menunda-nunda shalatnya dari waktu ke waktu. Ketika ia hendak menjalankan
shalat maka saya selalu berada padanya dan mengganggu sembari berkata
kepadanya, 'Masih ada waktu, teruskan engkau sibuk dengan urusan dan pekerjaan
yang engkau lakukan' sehingga ia menunda shalatnya, dan kemudian shalat diluar
waktunya. Akibatnya dengan shalat yang dikerjakan diluar waktunya itu akan
dipukul di kepalanya. Kalau saya merasa kalah, maka saya mengirim kepadanya
salah seorang dari setan-setan manusia yang akan menyibukkan waktunya. Kalau
dengan usaha itu saya masih kalah, maka saya tinggalkan sampai ia menjalankan
shalat.
Ketika dalam shalatnya saya berkata kepadanya, 'Lihatlah
ke kanan dan ke kiri'. Akhirnya ia melihat. Maka pada saat itu wajahnya saya
usap dengan tangan saya, kemudian saya menghadap didepan matanya sembari
berkata, 'engkau telah melakukan apa yang tidak akan menjadi baik lamanya'.
Wahai Muhammad, engkau tahu, bahwa orang yang banyak
menoleh dalam shalatnya, Allah akan memukul kepalanya dengan shalat tersebut.
Kalau dalam shalat ia sanggup mengalahkan saya, sementara ia shalat sendirian,
maka saya perintahkan untuk tergesa-gesa. Maka ia mengerjakan shalat seperti
ayam yang mencocok benih-benih untuk dimakan dan segera meninggalkannya. Kalau
ia sanggup mengalahkan saya, dan shalat berjamaah, maka saya kalungkan rantai
dilehernya. Ketika ia sednag ruku' saya tarik kepalanya keatas sebelum imam
bangun dari ruku' dan saya turunkan sebelum imam turun. Wahai Muhammad, engkau
tahu, bahwa orang yang melakukan shalat seperti itu, maka batal shalatnya, dan
di hari Kiamat nanti Allah akan menyalin kepalanya dengan kepala keledai.
Kalau dengan cara tersebut saya masih kalah, maka saya
perintahkan meremas-remas jari-jemarinya sehingga bersuara, sedangkan ia sedang
shalat, karenanya ia tidak termasuk orang-orang yang bertasbih kepadaku padahal
ia sedang shalat.
Kalau dengan cara tersebut masih juga tidak mempan, maka
saya tiup hidungnya sehingga ia menguap, sementara ia sedang shalat. Kalau ia
tidak menutupi mulutnya dengan tangannya maka setan masuk kedalam perutnya,
sehingga ia semakin rakus dengan dunia dan berbagai perangkapnya. Ia akan
selalu mendengar dan taat kepadaku.
Bagaimana ummatmu bisa bahagia wahai muhammad, sementara
saya memerintah orang-orang miskin untuk meninggalkan shalat, dan saya berkata
kepadanya, 'Shalat bukanlah kewajiban kalian, shalat hanya kewajiban
orang-orang yang diberi nikmat oleh Allah'. Saya pun berkata kepada orang yang
sakit, 'Tinggalkan shalat, karena shalat bukanlah kewajibanmu. Shalat hanyalah
kewajiban orang-orang yang diberi nikmat kesehatan. Sebab Allah sudah
berfirman, '...dan tidak apa-apa bagi seorang yang sedang sakit...' (QS
An-Nur:61). Kalau engkau sudah sembuh baru melakukan shalat. Akhirnya ia mati
dalam kondisi kafir. Apabila ia mati dengan meninggalkan shalat ketika sedang
sakit, maka ia akan bertemu Allah dengan dimurkai.
Wahai Muhammad, jika saya menyimpang dan berdusta
kepadamu, maka hendaknya engkau memohon kepada Allah agar saya dijadikan debu
yang lembut. Wahai Muhammad, apakah engkau masih juga merasa gembira terhadap
ummatmu, sementara saya bisa memurtadkan seperenam dari ummatmu untuk keluar
dari Islam?".
Kemudian Rasulullah SAW meneruskan pertanyaannya,
"Wahai mahluk yang terkutuk, siapa teman dudukmu?".
"Orang-orang yang suka
makan riba", jawab Iblis.
"Lalu siapa teman
dekatmu?", tanya Rasulullah SAW.
"Orang yang
berzina", jawab Iblis.
"Siapa teman
tidurmu?", tanya Rasulullah SAW.
"Orang yang
mabuk", jawab Iblis.
"Siapa tamumu?",
tanya Rasulullah SAW.
"Pencuri", jawab
Iblis.
"Siapa
utusanmu?", tanya Rasulullah SAW.
"Tukang sihir",
jawab Iblis.
"Apa yang menyenangkan
pandangan matamu?", tanya Rasulullah SAW.
"Orang yang bersumpah dengan talak", jawab
Iblis.
"Siapa kekasihmu?", tanya Rasulullah SAW.
"Orang yang meninggalkan shalat Jum'at", jawab
Iblis.
"Wahai mahluk yang terkutuk, apa yang mengakibatkan
punggungmu patah?", tanya Rasulullah SAW.
"Suara ringkik kuda untuk berperang membela agama
Allah SWT", jawab Iblis.
"Apa yang membuat
hatimu panas?", tanya Rasulullah SAW.
"Banyak beristighfar
kepada Allah, baik di malam hari maupun di siang hari", jawab Iblis.
"Apa yang membuatmu merasa malu dan hina?", tanya Rasulullah SAW.
"Sedekah secara rahasia", jawab Iblis.
"Apa yang membuatmu merasa malu dan hina?", tanya Rasulullah SAW.
"Sedekah secara rahasia", jawab Iblis.
"Apa yang menjadikan
matamu buta?", tanya Rasulullah SAW.
"Shalat diwaktu
sahur", jawab Iblis.
"Apa yang dapat
mengendalikan kepalamu?", tanya Rasulullah SAW."Memperbanyak shalat
berjamaah", tutur Iblis.
"Siapa orang yang
paling membahagiakanmu?", tanya Rasulullah SAW.
"Orang yang sengaja
meninggalkan shalat", tutur Iblis.
"Siapa yang paling
celaka menurut engkau?", tanya Rasulullah SAW.
"Orang-orang yang
kikir", jawab Iblis.
"Apa yang paling
menyita pekerjaanmu?", tanya Rasulullah SAW.
"Majelis orang-orang
alim", jawab Iblis
"Bagaimana cara engkau
makan?", tanya Rasulullah SAW.
"Dengan tangan kiriku
dan jari-jemariku", jawab Iblis.
"Dimana engkau mencari
tempat berteduh untuk anak-anakmu diwaktu panas?", tanya Rasulullah SAW.
"Dibawah kuku
manusia", jawab Iblis.
"Berapa kebutuhan yang
pernah engkau minta kepada Tuhanmu?", Tanya Rasulullah SAW.
"Sepuluh macam", jawab Iblis.
"Sepuluh macam", jawab Iblis.
"Apa saja itu wahai mahluk terkutuk?", tanya Rasulullah SAW.
Iblis pun menjawab : "Saya
meminta-Nya agar saya bisa berserikat dengan anak-cucu Adam dalam harta
kekayaan dan anak-anak mereka. Akhirnya Allah mengizinkanku berserikat dalam
kelompok mereka. Itulah maksud firman Allah SWT : 'Dan berserikatlah dengan
mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. Dan tidak ada yang
dijanjikan oleh setan kepada mereka melainkan tipuan belaka'. QS.Al-Isra':64).
Setiap harta yang tidak dikeluarkan zakatnya, maka saya ikut memakannya. Saya juga ikut makan makanan yang bercampur riba dan haram serta segala harta yang tidak dimohonkan perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk.
Setiap harta yang tidak dikeluarkan zakatnya, maka saya ikut memakannya. Saya juga ikut makan makanan yang bercampur riba dan haram serta segala harta yang tidak dimohonkan perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk.
Setiap orang yang tidak memohon perlindungan kepada Allah dari setan ketika bersetubuh dengan istrinya, maka setan akan ikut bersetubuh. Akhirnya melahirkan anak yang mendengar dan taat kepadaku.
Begitu pula orang yang naik kendaraan dengan maksud mencari penghasilan yang tidak dihalalkan, maka saya adalah temannya. Itulah maksud firman Allah SWT: 'Dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki'. (QS.Al-Isra':64).
Saya memohon kepada-Nya agar saya punya rumah, maka rumahku adalah kamar mandi. Saya memohon agar saya punya masjid, akhirnya pasar menjadi masjidku. Saya memohon agar saya punya Al-Qur'an, maka syair adalah Al-Qur'anku. Saya memohon agar saya punya adzan, maka terompet adalah penggilan adzanku. Saya memohon kepada-Nya agar saya punya tempat tidur, maka orang-orang mabuk adalah tempat tidurku. Saya memohon agar saya memiliki teman-teman yang menolongku, maka kelompok Al-Qadariyyah menjadi teman-teman yang membantuku.
Dan saya memohon agar saya memiliki teman-teman dekat, maka orang-orang yang menginfakkan harta kekayaannya untuk kemaksiatan adalah teman dekatku. Itulah maksud firman Allah SWT : 'Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya'. (QS.Al-Isra':27) ".
Rasulullah SAW berkata kepada Iblis, "Andaikan tidak
setiap apa yang engkau ucapkan itu didukung oleh ayat-ayat dari Kitab Allah
tentu aku tidak akan membenarkanmu". Lalu Iblis berkata lagi, "Wahai
Muhammad, saya memohon kepada Allah agar saya bisa melihat anak-cucu Adam,
sementara mereka tidak bisa melihatku. Kemudian Allah menjadikan aku bisa
mengalir melalui peredaran darah mereka. Diriku bisa berjalan kemanapun sesuai
kemauan diriku dan dengan cara bagaimana pun. Kalau saya mau dalam sesaat pun
bisa. Kemudian Allah berfirman kepadaku. 'Engkau bisa melakukan apa saja yang
kau minta'. Akhirnya saya merasa senang dan bangga sampai hari Kiamat.
Sesungguhnya orang yang mengikutiku lebih banyak daripada orang yang
mengikutimu. Sebagian besar anak-cucu Adam akan mengikutiku sampai hari
Kiamat".
Iblis melanjutkan lagi, "Saya memiliki anak yang
saya beri nama Atamah. Ia akan kencing di telinga seorang hamba ketika ia tidur
meninggalkan shalat Isya'. Andaikan tidak karenanya tentu manusia tidak akan
tidur terlebih dahulu sebelum menjalankan shalat.
Saya juga punya anak yang saya beri nama Mutaqadhi.
Apabila ada seorang hamba melakukan ketaatan (ibadah) dengan rahasia dan ingin
menutupinya, maka anak saya tersebut senantiasa membatalkannya dan dipamerkan
ditengah-tengah manusia, sehingga semua manusia tahu. Akhirnya Allah
membatalkan sembilan puluh sembilan dari seratus pahala. Sehingga yang tersisa
hanya satu pahala. Sebab setiap ketaatan yang dilakukan secara rahasia akan
diberi seratus pahala.
Saya punya anak lagi yang bernama Kuhyal, dimana ia
bertugas mengusapi celak mata semua orang yang sedang berada di majelis
pengajian dan ketika khatib sedang berkuthbah. Sehingga mereka terkantuk dan
akhirnya tidur, tidak bisa mendengarkan apa yang dibicarakan para ulama. Mereka
yang tertidur tidak akan ditulis pahala sedikitpun untuk selamanya".
Iblis melanjutkan lagi, "Setiap kali ada perempuan
keluar mesti ada setan yang duduk di pinggulnya, ada pula yang duduk di daging
yang mengelilingi kukunya. Dimana mereka akan menghiasi kepada orang-orang yang
melihatnya. Kedua setan itu kemudian berkata kepadanya, 'Keluarkan tanganmu'.
Akhirnya ia mengeluarkan tangannya, kemudian kukunya tampak, lalu kelihatan
nodanya".
Iblis melanjutkan lagi, "Wahai Muhammad, sebenarnya
saya tidak bisa menyesatkan sedikit pun. Akan tetapi saya hanya akan mengganggu
dan menghiasi. Andaikan saya memiliki hak dan kemampuan untuk menyesatkan,
tentu saya tidak membiarkan segelintir manusia pun di muka bumi ini yang masih
sempat mengucapkan dua kalimat Syahadat, 'Tidak ada Tuhan selain Allah dan
Muhammad adalah Utusan-Nya'. Tidak akan ada lagi orang yang shalat dan
berpuasa. Sebagaimana engkau wahai Muhammad, tidak berhak untuk memberikan
hidayah sedikit pun kepada siapa saja.
Akan tetapi engkau adalah seorang utusan
dan penyampai amanat dari Allah. Andaikan engkau memiliki hak dan kemampuan
untuk memberi hidayah, tentu engkau tidak akan membiarkan segelintir orang
kafir pun di muka bumi ini. Engkau hanyalah sebagai argumentasi (Hujjah) Allah
SWT terhadap mahluk-Nya. Sementara saya hanyalah menjadi sebab celakanya orang
yang sebelumnya sudah dicap oleh Allah sebagai orang celaka. Orang yang bahagia
dan beruntung adalah orang yang dijadikan bahagia oleh Allah sejak dalam perut
ibunya, sedangkan orang yang celaka adalah orang yang dijadikan celaka oleh
Allah sejak dalam perut ibunya".
Rasulullah SAW kemudian membacakan firman Allah SWT :
"Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia ummat yang
satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat. Kecuali orang-orang yang
diberi Rahmat oleh Tuhanmu'. (QS.Hud:118-119).
Kemudian beliau Nabi SAW melanjutkan dengan firman Allah SWT : "Dan adalah ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku". (QS.Al-Ahzab:38).
Lantas Rasulullah SAW berkata lagi kepada iblis, "Wahai Abu Murrah (iblis), apakah engkau masih mungkin bertobat dan kembali kepada Allah, sementara saya akan menjaminmu masuk surga".
Kemudian beliau Nabi SAW melanjutkan dengan firman Allah SWT : "Dan adalah ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku". (QS.Al-Ahzab:38).
Lantas Rasulullah SAW berkata lagi kepada iblis, "Wahai Abu Murrah (iblis), apakah engkau masih mungkin bertobat dan kembali kepada Allah, sementara saya akan menjaminmu masuk surga".
Iblis menjawab, "Wahai Rasulullah, Ketentuan telah
memutuskan dan Qalam pun telah kering dengan apa yang terjadi seperti ini
hingga hari Kiamat nanti. Maka Maha Suci Allah Yang telah menjadikanmu sebagai
tuan para Nabi dan Khathib para penduduk Surga, Dia telah memilih dan
mengkhususkan dirimu. Sementara Dia telah menjadikan saya sebagai tuan
orang-orang celaka dan Khatib para penduduk Neraka. Saya adalah mahluk yang
celaka lagi terusir. Ini adalah akhir dari apa yang saya beritahukan kepadamu,
dan saya mengatakan sejujurnya ".
Segala Puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam, Awal dan
Akhir, Zhahir dan Bathin Dan semoga Shalawat dan Salam sejahtera tetap
diberikan kepada seorang Nabi yang Ummi dan kepada para keluarga dan sahabatnya
serta para Utusan dan para Nabi.
Semoga bermanfaat buat kita semua, para pengikut
Rasulullah SAW, manusia pilihan, tuan para Nabi dan Khathib para penduduk
Surga. Semoga pula kita diberikan-Nya kemampuan dan ketebalan iman untuk
mengiktu Al-Qur'an & Al-Hadits, kemudian dihari berbangkit nanti oleh Allah
SWT, kita digolongkan didalam barisan dan kelompoknya Nabi Muhammad SAW. Amin.
Akhirul kalam, afwan jika ada kekeliruan dan apabila menjadikan kurang berkenan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar