dari Abu
Hurairah ra, Nabi SAW bersabda,“Seandainya manusia mengetahui apa
yang ada (yaitu keutamaan) di dalam seruan (adzan) dan shaf pertama, lalu
mereka tidak bisa mendapatkan shaf tersebut kecuali dengan undian, sungguh
mereka akan melakukan undian untuk mendapatkannya.”
(Hadits Riwayat Bukhari Nomor 580).
Lafadz Adzan :
Allaahu Akbar, Allaahu
Akbar (2x)
Asyhadu allaa illaaha
illallaah. (2x)
Asyhadu anna Muhammadar
rasuulullah. (2x)
Hayya 'alashshalaah (2x)
Hayya 'alalfalaah. (2x)
Allaahu Akbar, Allaahu
Akbar (1x)
Laa ilaaha illallaah
(1x)
Untuk Adzan yang dikumandangkan ketika akan sholat shubuh, maka ditambahkan lafadz
Ash-shalaatu khairum
minan-nauum (2x)
dibaca setelah lafadz
Hayya alalfalaah. Artinya: "Shalat itu lebih baik dari pada tidur"
Sekarang kami mengajak pembaca tulisan
ini untuk menghayati makna yang terkandung di balik dahsyatnya adzan dan ikamah
ini dengan hati yang bersih lagi sehat. Ayo kita mulai.
1.
Makna
pertama dari Allahu Akbar (Allah Maha
Besar) menandakan keabadian, kekekalan, ilmu, kekuasaan, kekuatan,
kebaikan, anugerah, keagungan, dan kemulian Allah SWT. Dengan mengucapkan
Allahu Akbar, muadzin menyatakan secara tidak langsung, Allah adalah Dia yang
menciptakan dan yang memerintahkan. Dia menciptakan segala sesuatu melalui
kehendakNya. Semua ciptaan itu adalah milikNya dan akan kembali kepadaNya. Dia
adalah Yang Awal, sebelum segala sesuatu, dari keabadian. Dia adalah Yang
Akhir, setelah segala sesuatu, dan kekal. Dia adalah Yang Nyata, lebih dari
apapun lainnya, namun tidak dapat dipahami. Dia adalah Yang Tersembunyi, lebih
dari apapun lainnya, namun tanpa batas. Dengan kata lain, nyataNya Allah adalah
lebih nyata dibandingkan dengan manifestasi apapun lainnya dan tersembunyiNya
Allah adalah lebih tersembunyi dibandingkan dengan apapun lainnya.
2.
Makna
kedua dari Allahu Akbar adalah Dia
itu Maha Mengetahui. Yaitu, Dia mengetahui apa yang telah terjadi dan apa yang
akan terjadi sebelum terjadi.
3.
Makna
ketiga dari Allahu Akbar adalah Dia
adalah Maha Kuasa dan memiliki otoritas atas segala sesuatu. KekuasaanNya luas
di atas apapun yang Dia kehendaki. Dia adalah kuat yang bermakna bahwa Dia
memiliki kekuasaan atas ciptaanNya dan memerintah mereka. KekuatanNya adalah
kekuatanNya sendiri dan kekuasaanNya adalah dominan dan berdiri kokoh di atas
segala sesuatu. Apabila Dia berkehendak untuk membuat sesuatu menjadi eksis,
Dia cukup memerintahkan ‘jadi’ dan jadilah sesuatu itu.
4.
Makna
keempat dari Allahu Akbar mengandung
makna kesabaran dan kehormatanNya. Dia begitu sabar seolah olah Dia tidak
mengetahui (kesalahan kesalahan kita) sama sekali. Dia begitu sabar seolah olah
Dia tidak melihat (dosa dosa kita) samak sekali. Dai menyembunyikan maksiat
maksiat yang kita lakukan seolah olah tidak ada ketaatan. Dia tidak tergesa
gesa untuk menghukum atau menegur disebabkan sifat sifat tersebut di atas.
Makna lain dari Allahu Akbar adalah Dia tidak bisa dilukiskan dan Dia tidak
memiliki sebutan bagaimananya. Ketika seseorang mengucapkan Allahu Akbar seolah
olah ia mengakui bahwa Allah itu terlalu Agung daripada untuk dipahami melalui
sifat sifat yang dinisbatkan kepadaNya oleh para penisbat. Apa yang dinamakan
para penisbat sifat sifat ini melakukan demikian sesuai dengan keinginan
keinginan dan imajinasi imajinasi mereka sendiri dan tidak sesuai dengan
keagunganNya. Allah adalah jauh lebih Tinggi dibandingkan dengan apa yang para
penisbat pahami tentang sifat sifatNya.
Namun, konotasi lain dari Allahu Akbar adalah bahwa Allah itu
Maha Agung dan Maha Tinggi. Dia Maha Kaya dan tidak membutuhkan perbuatan
perbuatan para makhlukNya.
5.
Pernyataan
Asyhadu allaa illaaha illallaah (Aku
bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah) adalah sebuah pernyataan bahwa
kesaksian tanpa pengakuan dari hati adalah mustahil. Orang yang menyatakan itu
mengakui: Aku mengetahui bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan setiap yang
disembah selain Dia adalah palsu. Aku dengan ini membuat pengakuan lisan dan
pengakuan dari lubuk hatiku bahwa tidak ada tuhan selain Dia. Aku juga bersaksi
bahwa tidak ada tuhan lain yang dapat memberikan perlindungan selain Dia dan
tidak ada suaka dari keburukan keburukan, kejahatan kejahatan dan kerusakan
kecuali dalam Wujud SuciNya
6.
Dan
kesaksian, Asyhadu allaa illaaha
illallaah untuk kali kedua mengemukakan: “Aku bersaksi bahwa tidak ada
pemberi petunjuk kecuali Allah dan tidak ada yang dapat memperoleh petunjuk
dalam agama kecuali melaluiNya. Aku menjadikan Allah sebagai Saksi bahwa tidak
ada yang disembah selain Dia. Aku menjadikan para penghuni langit dan bumi dan
segala sesuatu yang berada di antara keduanya, diantara para malaikat, umat
manusia, gunung gunung, pepohonan, hewan hewan liar, reptil reptil, singkatnya,
segala yang eksis dari alam ciptaan, sebagai saksi saksi, bahwa aku bersaksi
bahwa tidak ada pencipta kecuali Allah. Juga, tidak ada pemberi rezeki, tidak
ada yang disembah, tidak ada yang dapat merugikan, tidak ada yang dapat
menguntungkan, tidak ada yang dapat menyelesaikan urusan urusan, tidak yang
dapat memberikan keselamatan, tidak ada pemberi anugerah, tidak ada pengendali,
tidak ada penasehat, tidak ada yang dapat menyembuhkan, tidak ada yang
memajukan urusan urusan atau
menangguhkannya kecuali Allah SWT. Penciptaan dan perintah hanya ada dalam
otoritasNya. Seluruh kebaikan hanya berada dalam tanganNya, Maha Berkah Allah,
Tuhan seluruh alam.
7.
Dan
pernyataan, Asyhadu anna Muhammadar Rasuulullah
(Aku bersaksi bahwa Muhammad SAW adalah utusan Allah), bermakna: “Aku
bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan selain Allah, Muhammad SAW adalah
hambaNya, rasulNya, dan makhluk pilihanNya. Dia telah mengutus Muhammad SAW
untuk menjadi petunjuk bagi seluruh umat manusia dan menyampaikannya agama yang
benar. Dia akan menjadikan agamaNya mengalahkan seluruh ideology meskipun kaum
musyrik tidak menyukainya. Dan aku menjadikan semua rasul dan nabi (salam
sejahtera untuk mereka semua) sebagai saksi saksi, demikian juga para malaikat
dan seluruh umat manusia, yang menghuni langit dan bumi, bahwa Muhammad SAW
adalah pemuka orang orang dahulu dan orang orang kemudian.
8.
Dan
pernyataan, Asyhadu anna Muhammadar Rasuulullah
(Aku bersaksi bahwa Muhammad SAW adalah utusan Allah), untuk kali kedua
mengandung pengertian: “Aku bersaksi bahwa semua orang membutuhkan Allah Yang
Maha Esa, Maha Menaklukkan, Yang tidak membutuhkan para hambaNya, para
makhlukNya dan umat manusia seluruhnya. Aku bersaksi bahwa Allah SWT mengutus
Muhammad SAW sebagai pemberi berita gembira
dan sebagai pemberi peringatan untuk mengajak mereka menuju Allah dengan
izinNya dan sebagai lentera bercahaya bagi mereka. Jadi, siapa pun yang mengingkari
atau menolaknya atau tidak beriman kepadanya (Muhammad SAW), maka Allah SWT
akan menjebloskannya di dalam api neraka, yang akan menjadi kediamannya yang
abadi karena ia tidak akan memperoleh istirahat dari azabnya.
9.
Seruan,
Hayya 'alashshalaah (Ayo bersegera
untuk shalat), mengindikasikan: Segeralah melakukan perbuatan terbaikmu,
memenuhi undangan Tuhanmu, menuju ampunan Tuhanmu, untuk memadamkan api yang
telah engkau nyalakan dan untuk membebaskan lehermu dari belenggu belenggu yang
telah melilitmu. Agar Allah dapat menghapus perbuatan perbuatan jahatmu,
mengampuni dosa dosamu, mengubah perbuatan perbuatan burukmu menjadi perbuatan perbuatan baik,
karena Dia adalah Maha Mulia, Pemilik perintah yang agung. Dan sesungguhnya Dia
telah membolehkan kita, kaum muslim, untuk masuk di dalam pelayananNya dan
untuk hadir di haribaanNya.
10. Seruan, Hayya
'alashshalaah (Ayo bersegera untuk shalat), untuk kedua kali, mengandung
makna: Bangkitlah untuk memanjatkan doa kepada Allah, Tuhanmu. Kemukakan
kebutuhan kebutuhanmy kepada Tuhanmu, mintalah dariNya melalui kalimat
kalimatNya. Tingkatkanlah dzikirmu, rukukmu, sujudmu, kekhusyu’anmu,
ketundukanmu, angkatlah kedua tanganmu untuk memohon kepadaNya, Dia telah
membolehkan kita untuk semuanya ini.
11. Dan seruan, Hayya 'alalfalaah (bersegeralah untuk meraih
kesuksesan/kemenangan), mengandung makna: Laksanakan dan bersegeralah untuk
melakukan perbuatan yang akan berlangsung selamanya dan tidak akan pernah
binasa, suatu keamanan yang tidak akan pernah binasa, suatu kehidupan yang
petunjuknya tidak dapat diperoleh oleh kematian, suatu nikmat yang tidak akan
pernah berakhir, suatu kerajaan yang tidak akan pernah berkesudahan, suatu
kebahagiaan yang tidak akan pernah berubah menjadi penderitaan, suatu
pertemanan yang tidak akan pernah menjadi asing, suatu cahaya yang tidak akan
pernah melihat kegelapan, suatu keselamatan yang tidak mengenal batas batas,
kesejahteraan tiada akhir, perasaan cukup yang tidak akan pernah melihat
kemiskinan, suatu kesehatan yang tidak akan pernah mengenal penyakit, suatu
kehormatan yang tidak akan pernah menyaksikan keterhinaan, suatu kekuatan yang
tidak akan pernah berubah menjadi kelemahan, suatu keagungan yang akan tetap
tidak terlampaui, dan bersegeralah untuk meraih kesenagan dunia dan akhirat.
12. Dan seruan, Hayya 'alalfalaah (bersegeralah untuk meraih kesuksesan/kemenangan),
untuk kedua kalinya mengindikasikan: Bersegeralah menuju segala kenikmatan tersebut di atas yaitu kehormatan yang agung,
kewajiban yang sangat besar, anugerah yang sangat tinggi, kelegaan yang sangat
besar, kemurahan hati yang abadi berdekatan dengan Nabi SAW di dalam hunian
kebenaran dan kebajikan di dekat Raja Yang Maha Kuasa.
13. Pernyataan Allahu Akbar, mengemukakan: Allah SWT terlalu agung daripada apa
yang dapat dipahami oleh siapapun di antara para makhlukNya berupa kenikmatan
kenikmatan yang tersedia di sisiNya bagi hambaNya yang taat. Seorang hamba yang
memiliki ciri ciri berikut: mematuhi perintah perintahNya, beribadah kepadaNya,
memerhatikan peringatan peringatanNya, adalah tenggelam dalam berdzikir
kepadaNya, mencintaiNya, ridha terhadapNya, bersandar padaNya, takut kepadaNya,
menaruh harapan harapan kepadaNya, dan benar benar tunduk kepada keputusan dan
ketentuanNya.
14. Pernyataan Allahu Akbar untuk kedua kalinya mengindikasikan: Allah terlalu
agung, terlalu tinggi dan terlalu besar daripadaapa yang dapat dipahami oleh
seseorang berupa besarnya penghormatanNya terhadap para hambaNya. Atau memahami
hukumanNya terhadap musuhNya, betapa besar maaf dan ampunanNya dan nikmat
nikmatNya kepada orang yang menjawab seruanNya dan seruan rasulNya, serta
betapa besarnya hukuman, kemurkaan dan teguran terhadap orang orang yang
mengingkari dan menolakNya.
15. Seruan Laa ilaha Illallah (Tidak ada Tuhan selain Allah) bermakna: Allah
memiliki hujjah yang jelas terhadap manusia melalui rasulNya, risalahNya,
keteranganNya dan seruanNya. Dan Dia terlalu agung bagi siapa pun untuk
memiliki argumen menentangNya. Jadi siapa pun yang menjawabNya, maka baginya
cahaya dan kemuliaan. Dan orang yang mengingkariNya maka sesungguhnya Allah
tidak membutuhkan alam semesta dan Dia Maha Cepat dalam menghisab.
16. Dan seruan, Qad qamati al shalat (sesungguhnya shalat telah didirikan), dalam
ikamah, mengemukakan: Waktu untuk memenuhi undangan, bermunajat, memenuhi
kebutuhan kebutuhan, meraih keinginan keinginan, menyatu dengan Allah SWT dan
kemuliaanNya, ampunan, ridha dan maafNya, sesungguhnya telah tiba.
Jika seseorang mau memberikan
perhatian dan merenungkan dengan sungguh sungguh tentang dahsyatnya adzan di
atas dengan berbagai aspeknya, niscaya ia akan memahami betapa pentingnya dan
signifikannta shalat sebagai tiang agama.
Siapapun yang mampu menghayati adzan
dan ikamah yang sesuai dengan interpretasinya tersebut di atas, niscaya ia akan
mendapatkan hatinya penuh dengan rahmat ilahi dan kemuliaan serta manifestasi
Allah dalam hatinya akan mengintensifkan
setiap momen yang berlalu. Mengumandangkan adzan dan ikamah sesungguhnya adalah
mengingat Allah SWT. Lalu apabila Allah mengingat hambaNya, niscaya
kekuasaanNya, keagunganNya dan kerajaanNya meliputinya. Konsekuensinya, seluruh
pemikirannya terfokus hanya kepadaNya, dan demi ketenangan hatinya, ia menyiapkan
dirinya untuk shalat, sungguh sungguh berbicara dengan Tuhannya, dan memenuhi
kebutuhan kebutuhanNya. Semoga kita mampu merasakan apa yang seharusnya kita
rasakan.
Daftar Pustaka:
Allamah Thabathaba'i dan Mirza Isfahani, Wilayah dan Shalat: Perantara Ke Pendekatan Ilahi, Penerbit Citra, Jakarta, 2016.