Label

MEMANUSIAKAN MANUSIA: INILAH JATIDIRI MANUSIA YANG SESUNGGUHNYA (79) SETAN HARUS JADI PECUNDANG: DIRI PEMENANG (68) SEBUAH PENGALAMAN PRIBADI MENGAJAR KETAUHIDAN DI LAPAS CIPINANG (65) INILAH ALQURAN YANG SESUNGGUHNYA (60) ROUTE TO 1.6.799 JALAN MENUJU MAKRIFATULLAH (59) MUTIARA-MUTIARA KEHIDUPAN: JALAN MENUJU KERIDHAAN ALLAH SWT (54) PUASA SEBAGAI KEBUTUHAN ORANG BERIMAN (50) ENERGI UNTUK MEMOTIVASI DIRI & MENJAGA KEFITRAHAN JIWA (44) RUMUS KEHIDUPAN: TAHU DIRI TAHU ATURAN MAIN DAN TAHU TUJUAN AKHIR (38) TAUHID ILMU YANG WAJIB KITA MILIKI (36) THE ART OF DYING: DATANG FITRAH KEMBALI FITRAH (33) JIWA YANG TENANG LAGI BAHAGIA (27) BUKU PANDUAN UMROH (26) SHALAT ADALAH KEBUTUHAN DIRI (25) HAJI DAN UMROH : JADIKAN DIRI TAMU YANG SUDAH DINANTIKAN KEDATANGANNYA OLEH TUAN RUMAH (24) IKHSAN: INILAH CERMINAN DIRI KITA (24) RUKUN IMAN ADALAH PONDASI DASAR DIINUL ISLAM (23) ZAKAT ADALAH HAK ALLAH SWT YANG HARUS DITUNAIKAN (20) KUMPULAN NASEHAT UNTUK KEHIDUPAN YANG LEBIH BAIK (19) MUTIARA HIKMAH DARI GENERASI TABI'IN DAN TABI'UT TABIIN (18) INSPRIRASI KESEHATAN DIRI (15) SYAHADAT SEBAGAI SEBUAH PERNYATAAN SIKAP (14) DIINUL ISLAM ADALAH AGAMA FITRAH (13) KUMPULAN DOA-DOA (10) BEBERAPA MUKJIZAT RASULULLAH SAW (5) DOSA DAN JUGA KEJAHATAN (5) DZIKIR UNTUK KEBAIKAN DIRI (4) INSPIRASI DARI PARA SAHABAT NABI (4) INILAH IBADAH YANG DISUKAI NABI MUHAMMAD SAW (3) PEMIMPIN DA KEPEMIMPINAN (3) TAHU NABI MUHAMMAD SAW (3) DIALOQ TOKOH ISLAM (2) SABAR ILMU TINGKAT TINGGI (2) SURAT TERBUKA UNTUK PEROKOK dan KORUPTOR (2) IKHLAS DAN SYUKUR (1)

Sabtu, 18 Januari 2020

AGAR HIDUP LEBIH TENTERAM DAN BAHAGIA



Hari yang Anda jalani sekarang ini terdiri dari beberapa jam. Menit menitnya terangkai menjadi hitungan tahun dan detik detiknya terangkai menjadi hitungan bulan. Di dalamnya Anda menanam kebaikan, mengukir perbuatan mulia, meminta ampunan dari dosa, mengingat Allah, serta bersiap siap untuk meninggalkan dunia. Anda bisa mengisi hari ini dengan kegembiraan dan kebahagiaan, kedamaian dan ketenangan. Di dalamnya Anda ridha terhadap rezeki, istri/suami, anak anak, pekerjaan, rumah, ilmu dan kedudukan Anda.

Allah berfirman: "Hai Musa, Sesungguhnya aku memilih (melebihkan) kamu dan manusia yang lain (di masamu) untuk membawa risalah-Ku dan untuk berbicara langsung dengan-Ku, sebab itu berpegang teguhlah kepada apa yang aku berikan kepadamu dan hendaklah kamu Termasuk orang-orang yang bersyukur."
(surat Al A’raaf (7) ayat 144)

Jalani hari ini tanpa rasa duka, lara, lirih, gelisah, murka, iri dan dengki yang membara. Apabila Anda bisa meminum air segar pada hari ini, tidak usah merisaukan air kemarin yang asin atau air esok yang keruh dan panas.

Pada hari ini aku harus mengatur tutur kataku. Aku tidak akan mengeluarkan ungkapan kasar, cacian, dan gunjingan. Pada hari ini akau akan mengatur rumah dan kantorku agar tidak berantakan, teratur dan rapi. Hanya pada hari ini aku hidup, Karena itu, aku harus memperhatikan kebersihan tubuh, memperbaiki penampilan, memperhatikan kerapihan, serta teratur dalam berjalan, berbicara dan bergerak.

Hanya pada hari ini aku hidup, karenanya, aku berusaha untuk mentaati Allah, mendirikan shalat sesempurna mungkin, membekali diri dengan amalan sunnah, berinteraksi dengan Al Qur’an, menghafal pelajaran, serta menelaah buku yang bermanfaat.

Hanya pada hari ini aku hidup, karenanya, karenanya, aku akan  menanamkan sifat sifat mulia dalam hati, serta mencabut pohon kejahatan darinya berikut semua rantingnya yang berupa rasa sombong, ujub, riya, hasud, dengki, malas, pelit dan buruk sangka.

Hanya pada hari ini kau hidup, karenanya, aku harus bermanfaat bagi orang lain, mempersembahkan kebaikan untuk mereka, menjenguk orang sakit, mengantarkan jenazah, memberikan petunjuk kepada orang yang sedang bingung, memberi makan orang yang lapar, menolong orang yang sedang kesulitan, membantu orang yang didzalimi, mengasihi yang lemah, memuliakan orang yang berilmu, menyayangi yang muda, serta menghormati yang tua.
Wahai masa lalu yang telah berakhir, terbenamlah seperti mentarimu. Aku tidak akan meratapimu dan engkau juga tak akan melihatku mengenangmu. Pasalnya, engkau telah meninggalkanku serta tidak akan kembali kepadaku selamanya.

Wahai masa depan, engkau berada dalam alam yang masih tersembunyi.Aku tidak mau bermimpi dan berangan angan. Aku juga tidak akan menjual diri dengan segala ilusi. Aku tidak akan tergesa gesa mengejar kelahiran sesuatu yang tiada. Sebab, esok masih hampa karena belum tercipta dan belum tiba. “Harimu adalah harimu saat ini, wahai manusia.” Sebuah ungkapan yang menakjubkan dalam kamu bahagia bagi yang ingin hidup indah dan mulia di dunia dan di akhirat kelak. 
 
Berikut ini akan kami kemukakan beberapa rahasia  dari Dr Aidh Al Qarni, agar hidup yang kita lakoni saat ini lebih tenteram dan bahagia, yang kami ambil dari buku “Ya Allah, Kenapa Aku Diuji” karya Ibnu Qayyim Al Jauziyah, sebagai berikut:

A.   RENUNGKAN DAN BERSYUKURLAH.

Renungkanlah bermacam macam nikmat yang Allah curahkan pada kita dari segala penujuru, baik dari atas maupun dari bawah, “dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah). (surat Ibrahim (14) ayat 34).Kesehatan, kedamaian, ketentraman, makanan, pakaian, udara, dan air. Tanpa sadar sebenarnya kita telah menggenggam dunia dan memiliki kehidupan. “tidakkah kamu perhatikan Sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan bathin. dan di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa kitab yang memberi penerangan. (surat Luqman (31) ayat 20). Kita memiliki dua mata, lisan, dua bibir, dua tangan dan dua kaki. “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (surat At Rahman (55) ayat 13)

Apakah menurut kita sepele ketika kita bisa berjalan dengan kedua kaki padahal banyak kaki lain yang lumpuh?!. Apakah sepele ketika kita bisa bertumpu dengan kedua betis, sementara banyak betis lain yang teramputasi?! Apakah sepele ketika kita bisa tidur nyenyak, sementara banyak orang lain yang tidak bisa tidur lantaran sakit?! Renungkan pendengaran kita yang tidak tuli, penglihatan kita yang tidak buta, kulit kita yang tidak terkena sopak, dan lepra, serta akal kita yang masih waras, tidak gila.

Maukah mata kita ditukar dengan segunung emas? Maukah kita menjual pendengaran dengan sebukit perak? Maukah kita membeli istana yang indah dengan lisan sehingga kita menjadi bisu? Maukah kita menukar ke dua tangan ini dengan kalung mutiara dan permata?

Jadi, demikian banyak dan melimpah nikmat yang ada pada kita. Hanya saja, kita tidak sadar. Kita risau, sedih dan gelisah, padahal kita masih bisa menikmati sepotong roti hangat, air dingin dan tidur nyenyak, dan berada dalam kondisi sehat. Kita meratapi yang tiada, sementara lupa bersyukur terhadap apa yang ada. Kita risau dengan kerugian harta yang diderita, padahal di tanganmu terdapat kunci kebahagiaan serta limpahan nikmat dan kebaikan. Renungkan dan bersyukurlah! “dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka Apakah kamu tidak memperhatikan? (surat Adz Dzariyaat (51) ayat 21)

B.    YANG LALU BIARLAH BERLALU.

Mengingat ingat, mengenang dan meratapi kejadian kejadian tidak menyenangkan di masa lalu merupakan sikap bodoh dan kurang waras. Sikap tersebut mematikan tekad dan menghancurkan kehidupan yang sedang dijalani. Bagi orang berakal, berkas masa lalu harus dilipat dan dilupakan. Ia harus ditutup rapat dan diikat kuat tanpa perlu dimunculkan kembali dalam ingatan. Ia telah berakhir dan berlalu. Kesedihan tidak akan bisa mengembalikannya. Kerisauan tidak akan bisa memperbaikinya. Duka tidak akan bisa meluruskannya. Lara pun tidak bisa menghidupkannya. Sebab, ia telah tiada.

Janganlah kita hidup dalam bayang bayang masa lalu. Selamatkan diri kita dari itu. Apakah kita ingin agar air sungai kembali ke hulunya, matahari ke tempat terbitnya, bayi ke dalam perut ibunya, dan air mata ke mata airnya?! Dengan terus mengenang, merisaukan dan meratapi masa lalu berarti kita menempatkan diri pada kondisi dan posisi cemas dan risau berkepanjangan.Terpaku pada lembaran masa lalu berari menyianyiakan masa kini, membuang buang potensi, serta mengabaikan masa di hadapan mata. Setelah menyebutkan sejumlah umat berikut perilakunya, Allah kemudian berfirman, “itu adalah umat yang lalu; baginya apa yang telah diusahakannya dan bagimu apa yang sudah kamu usahakan, dan kamu tidak akan diminta pertanggungan jawab tentang apa yang telah mereka kerjakan.” (surat Al Baqarah (2) ayat 134).

Persoalannya sudah selesai dan sudah lewat. Tidak perlu memeriksa bangkai zaman dan mengembalikan roda sejarah. Orang yang kembali ke masa lalu seperti orang yang menumbuk gandum yang sudah menjadi tepung atau menggergaji serbuk bekas gergajian. Bencana yang menimpa kita adalah ketidakmampuan kita menghadapi masa kini dan sibuk  mengenang masa lalu. Kita lupakan istana kita yang indah dan kita ratapi puing puing yang sudah hancur. Andaikan seluruh jin dan manusia berkumpul untuk mengembalikan sesuatu yang telah berlalu, mereka tidak akan mampu karena memang mustahil terwujud. Manusia tidak melihat dan tidak menoleh ke belakang. Angin berhembus ke depan. Air mengalir ke depan. Rombongan berjalan ke depan. Karena itu, jangan melawan hukum kehidupan.

C.    JANGAN BERHARAP TERIMA KASIH DARI ORANG.

Allah menciptakan hamba agar mereka mengingatNya. Allah memberikan rezeki kepada makhluk agar mereka bersyukur kepadaNya. Namun, banyak yang menyembah dan bersyukur kepada selainNya. Sebab, kecenderungan untuk membangkang, mengingkari, dan kufur terhadap nikmat demikian dominan dalam diri manusia. Karena itu, jangan merasa aneh apabila mereka mengingkari kebaikan Anda, menghilangkan jasa Anda, dan melupakan budi baik Anda. Bahkan, bisa jadi mereka memusuhi serta menjadi dengki pada Anda lantaran Anda berbuat baik pada mereka.

Perhatikanlah lembaran dunia yang nyata ini. Di dalamnya terdapat cerita tentang orang tua yang telah mendidik, memberi makan, pakaian, minuman, dan pengajaran kepada anaknya. Orang tua rela begadang sampai si anak tidur, rela lapar sampai si anak kenyang, serta rela dirinya penat sampai si anak istirahat. Namun, ketika beranjak dewasa dan kuat, si anak ibarat anjing galak terhadap orang tuanya. Ia menghardik, memaki, durhaka, dan menjadi bencana.

Karena itu, orang yang lembaran kebaikannya lenyap di hadapan mereka yang fitrahnya rusak hendaknya bersikap tenang. Hendaknya ia merasa cukup dengan pahala di sisi Tuhan. Nasihat ini tidak mengajak Anda untuk menanggalkan perbuatan mulia dan menghentikan sikap berbuat baik kepada orang. Maksudnya, Anda harus siap menerima sikap orang yang mengingkari kebaikan kira. Janganlah risau dengan tingkah laku mereka.

Siapa yang melakukan kebaikan balasannya tidak akan hilang. Perbuatan baik antara Allah dan manusia tidak sirna.

Kerjakanlah kebaikan dengan mengharap ridha Allah. Dengan demikian, Anda telah sukses dan berhasil; tak peduli orang lain menyepelekan dan mengingkarinya. Pujilah Allah karena Anda telah berbuat baik, sementara ia berbuat buruk. Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah.Janganlah heran dan terkejut jika Anda memberikan pena kepada orang bodoh lalu ia menuliskan kata ejekan pada Anda. Jangan heran jika Anda Tuhan. Apatah lagi terhadap diriku dan diri Anda.

D.   BERBUAT BAIK KEPADA ORANG MEMBUAT HIDUP MENJADI LAPANG.

Kemulian menjadi namanya. Kebaikan menjadi perlambangnya. Kebajikan menjadi cita rasanya. Pihak yang paling mendapat manfaat dari perbuatan membahagiakan orang lain adalah pelakunya sendiri. Mereka segera dapat memetik buahnya dalam jiwa, akhlak, dan pribadi mereka. Yaitu berupa kelapangan, ketenangan dan ketentraman.  Jika kita ditimpa kerisauan dan kemurungan cobalah berbuat baik kepada orang lain, niscaya kita akan mendapatkan kelapangan dan ketenangan. Berilah orang yang kesulitan, tolonglah orang yang teraniaya, selamatkan orang yang menderita, berikan makan orang yang lapar, jenguklah orang sakit, dan bantulah orang yang tertimpa musibah, kita pasti akan merasakan kebahagiaan.

Berbuat baik seperti minyak kesturi. Ia bermanfaat baik bagi yang membawanya, yang menjualnya, maupun yang membelinya. Dampak psikologis dari perbuatan baik merupakan obat berkah yang terdapat di apotik muli orang orang yang kalbu mereka dihiasi oleh kebajikan dan kebaikan.

Wahai yang sedang diserang mimpi buruk, kegalauan, dan ketakutan, marilah menuju taman kebaikan dan sibukkan diri dengan memberi, menjamu, menolong, dan melayani orang lain, pasti akan mengecap dan meraih kebahagiaan. “Padahal tidak ada seseorangpun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya, tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridhaan Tuhannya yang Maha tinggi.  dan kelak Dia benar-benar mendapat kepuasan.” (surat Al Lail (92) ayat 19, 20, 21)
E.    ISI WAKTU LUANG DENGAN BEKERJA &BERKARYA.

Para penganggur biasanya senang bergosip, sebab pikiran mereka terpecah kemana mana. “mereka rela berada bersama orang-orang yang tidak berperang[653], dan hati mereka telah dikunci mati Maka mereka tidak mengetahui (kebahagiaan beriman dan berjihad). (surat At Taubah (9) ayat 87)

[653] Maksudnya: wanita-wanita, anak-anak, orang-orang lemah, orang-orang yang sakit dan orang-orang yang sudah tua.

Kondisi paling berbahaya bagi pikiran pada saat pemiliknya menganggur tidak bekerja. Ia ibarat mobil yang berjalan cepat tanpa ada pengemudi yang mengendalikannya. Ketika menganggur, bersiap siaplah untuk risau, resah, dan gelisah karena kekosongan tersebut akan menghadirkan file file tentang masa lalu, masa kini dan masa depan. Akhirnya Anda galau, karena itu, camkan pesanku: lakukan hal bermanfaat daripada membiarkan waktu luang begitu saja. Sebab, ia merupakan bentuk pembunuhan yang samar dan bunuh diri dengan tablet penenang.

Berleha leha adalah kelalaian dan waktu luang merupakan pencuri professional. Sementara, akalmu menjadi korban dari perang fantasi dan khayalan. Maka sekarang bangkitlah, bacalah, bertasbihlah, belajarlah, tulislah, atur perpustakaan Anda, tata rumah Anda, atau berikan bantuan kepada orang sehingga Anda bisa mengisi waktu luang.

Ingat, tabiat manusia seperti pepohonan : ada yang manis dan kecut, ada yang panjang dan ytang pendek. Begitulah seharisnya diri Anda. Jika Anda seperti pisang, jangan berubah menjadi apel. Pasalnya, Anda tampak indah dan bernilai ketika menjadi pisang. Perbedaan warna kulit, bahasa, dan potensi kita merupakan salah satu tanda kekuasaan Tuhan, karena itu, janganlah dilawan.

F.     BERSAMA KESULITAN ADA KEMUDAHAN.

Wahai manusia, setelah lapar ada kenyang, setelah haus ada rasa segar, setelah begadang ada tidur, setelah sakit ada sehat, yang tiada pasti akan sampai, yang tersesat akan menemukan jalan, kesulitan akan hilang, dan kegelapan akan sirna. “ Maka kamu akan melihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya (orang-orang munafik) bersegera mendekati mereka (Yahudi dan Nasrani), seraya berkata: "Kami takut akan mendapat bencana". Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan (kepada Rasul-Nya), atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya. Maka karena itu, mereka menjadi menyesal terhadap apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka”. (surat Al Maaidah (5) ayat 52)

Jika Anda melihat padang pasir yang luas membentang, ketahulah bahwa sesudah itu terdapat taman hijau yang rimbun. Jika Anda melihat tali yang demikian kuat, ketahuilah bahwa pada suatu saat ia akan putus juga. Bersama air mata ada senyuman. Bersama takut ada rasa aman. Bersama kekhawatiran ada ketenangan.

Orang yang diperbudak oleh kondisinya dan tertawan oleh gelapnya keadaan hanya melihat masalah, kesulitan dan derita. Mereka hanya melihat dinding kamar dan pintu rumah saja. Padahal, seharusnya mereka mau melihat apa di balik dinding dan memikirkan apa di balik pagar. Karena itu, jangan resah karena keadaan tidak mungkin terus sama. Sebaik baik ibadah adalah menantikan jalan keluar. Hari demi hari terus berjalan. Waktu terus berputar, sementara yang ghaib tidak nampak dan Tuhan yang Maha Bijaksana sibuk mengatur. Semoga sesudah itu Allah menghadirkan jalan keluar. Bersama kesulitan ada kemudahan.

G.   JANGAN HANCURKAN DIRI KARENA HAL SEPELE.

Banyak orang resah lantaran sesuatu yang kecil dan sepele. Di mata orang pesimis, sesuatu yang kecil tampak besar. Sebaliknya, hal yang besar tampak kecil dimata orang besar.

Perhatikan kondisi orang munafik, apa yang menjadi perhatian mereka. Mereka berkata, “Jangan pergi berjuang dalam keadaan panas,” “Izinkan aku untuk tidak ikut berjihad dan jangan uji aku,” “Rumah kami kosong,” “Kami khawatir  nasib buruk menimpa kami,” Yang Allah dan RasulNya berikan kepada kami hanya janji kosong,” Demikian gambaran jiwa yang sangat buruk.

Yang menjadi perhatian mereka hanya persoalan perut, makan, tempat tinggal, dan istana. Mata mereka tidak pernah tertuju kepada langit keteladanan. Mereka tidak pernah melihat bintang kemuliaan. Perhatian dan pengetahuan mereka hanya terbatas pada kendaraan, pakaian, sandal, dan makanan. Lihatlah kondisi sebagian besar manusia. Sepanjang hari mereka risau karena perselisihan dengan istri, anak, kerabat atau karena mendengar ungkapan makian atau sikap yang sepele. Itulah bencana yang menimpa mereka. Bukan tujuan tujuan mulia yang menyibukkan mereka. Mereka tidak memiliki perhatian agung untuk mengisi waktu mereka.

Ada pepatang yang berbunyi, “Jika air keluar dari wadahnya, maka wadah tadi akan diisi dengan udara.” Karena itu, renungkan persoalan yang menjadi perhatian Anda, apakah ia layak mendapat tempat sedemikian rupa. Sebab, untuk itu Anda curahkan pikiran, tenaga, darah dan waktu Anda. Ini tentu saja sebuah kerugian besar. Para psikolog berkata, “Berikan porsi yang logis untuk segala hal.” Secara lebih tepat Al Qur’an menegaskan, “dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah Mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (surat Ath Thalaaq (65) ayat 3) Berikan porsi dan kadar yang sesuai dengan segala hal. Jangan sampai Anda berbuat dzalim dan berlebihan.

H.   TERIMALAH JATAH YANG ALLAH BERIKAN UNTUK ANDA, ANDA PASTI MENJADI ORANG PALING KAYA.

Anda harus menerima bagian yang telah ditetapkan untuk Anda, entah terkait dengan fisik, harta, anak, tempat tinggal, ataupun potensi dan bakat. Demikianlah bunyi firman Allah, “Allah berfirman: "Hai Musa, Sesungguhnya aku memilih (melebihkan) kamu dan manusia yang lain (di masamu) untuk membawa risalah-Ku dan untuk berbicara langsung dengan-Ku, sebab itu berpegang teguhlah kepada apa yang aku berikan kepadamu dan hendaklah kamu Termasuk orang-orang yang bersyukur." (surat Al A’raaf (7) ayat 144). Sebagian besar ulama terdahulu dan sebagian besar generasi pertama adalah orang orang miskin. Mereka tidak memiliki banyak harta, tidak memiliki rumah mewah, kendaraan dan pelayan. Namun, mereka bisa membuat diri sendiri dan orang lain bahagia. Sebab, mereka mempergunakan karunia yang Allah berikan jalan yang benar. Karena itu, usia, waktu dam potensi mereka menjadi berkah. Sebaliknya, sebagian orang diberi limpahan harta, anak, dan karunia, namun hal itu justru menjadi sebab penderitaan dan kemalangan. Sebab, mereka telah menyimpang dari fitrah yang lurus dan jalan yang benar.Ini menjadi bukti nyata bahwa dunia bukan segalanya.

Jika Anda ingin bahagia, terimalah bentuk rupa Anda yang telah Allah gariskan; terimalah posisi Anda di tengah keluarga dan masyarakat, suara Anda, kecerdasan Anda, dan penghasilan Anda, serta terimalah meski kurang daripada apa yang Anda dapatkan sekarang. Jadi, nilai Anda terletak pada potensi, ilmu, amal shaleh, manfaat, dan akhlak Anda. Janga bersedih atas ketampanan, kecantikan, harta, dan keluarga yang hilang. Terimalah jatah yang telah Allah tetapkan.

I.    HADAPILAH HIDUP SEBAGAIMANA ADANYA.

Dunia tercipta dalam kondisi keruh, tapi dari sana engkau menghendakinya bersih.” Demikianlah kondisi dunia. Dunia disesaki berbagai kelezatan, banyak beban, hidup sulit, cepat berubah, berhias kekotoran, dan Anda pun senantiasa dalam keadaan susah payah. Anak, istri, teman, sahabat, rumah dan pekerjaan, semuanya mendatangkan kekeruhan dan kadangkala menyulitkan. Karena itu, padamkan hawa panas keburukannya dengan hawa dingin kebaikannya agar Anda selamat.

Allah berkehendak dunia berupa gabungan dari dua hal yang berlawanan, dua jenis, dua kelompok, dan dua pendapat. Yaitu baik dan buruk, saleh dan rusak, serta gembira dan sedih. Kemudian, kebaikan, kesalehan, dan kegembiraan murni hanya terdapat di syurga, sementara keburukan, kerusakan, dan kesedihan murni semuanya terkumpul di neraka. Dalam sebuah hadits disebutkan, “Dunia terlaknat dan terlaknat pula apapun di dalamnya kecuali dzikir, serta orang berilmu dan penuntut ilmu.” Karena itu, jalani kenyataan yang ada. Jangan melanglang buana ke alam khayalan dan idealism. Hadapilah dunia sebagaimana adanya dan berinteraksilah dengannya! Tidak ada teman tanpa cacat dan tidak ada sesuatu yang sempurna di dunia. Sebab, kesucian dan kesempurnaan bukanlah karakter dan sifatnya.

J.   KATAKAN, “BERJALANLAH DI MUKA BUMI!”

Yang bisa melapangkan hati dan melenyapkan kerisauan adalah berjalan menyusuri sejumlah kampong dan negeri, berjalan di muka bumi yang luas, dan melihat kitab alam yang terhampar guna menyaksikan pena kekuasaan Tuhan. Di atas lembaran alam wujud tertulis tanda tanda keindahanNya agar Anda bisa melihat taman taman yang indah dan kebun yang rimbun.
Keluarlah dari rumah, perhatikan alam sekitar di kanan kiri Anda, naiklah ke atas pohon, reguklah air yang jernih, dan dekatilah ranting pohon melati. Di sana jiwa Anda akan terasa lapang seperti burung yang berkicau yang terbang  di angkasa kebahagiaan.

Keluarlah dari rumah, buanglah sesuatu yang selama ini menutupi mata Anda. Lalu, berjalanlah di bumi Allah yang luas ini seraya berdzikir dan bertasbih kepadaNya. Menyendiri di kamar sempit tanpa melakukan aktivitas berguna merupakan jalan menuju bunuh diri. Kamar Anda bukan alam dan Anda bukan bukan satu satunya manusia. Mengapa Anda menyerah di hadapan kerisauan. Ucapkanlah dengan segenap penglihatan, pendengaran, dan perasaan Anda, “Berangkatlah baik di kala ringan maupun berat.” Berjalan menyusuri bumi adalah wisata yang dianjurkan untuk mereka yang sedang galau serta diselimuti gelapnya kamar sempit. Marilah melanglang buana agar kita bahagia, gembira, berpikir dan merenung.

K. INGATKAN DIRIMU DENGAN SYURGA SELUAS LANGIT DAN BUMI.

Jika di dunia ini Anda berada dalam kondisi lapar, miskin, sedih, sakit, kehilangan hak, atau teraniaya, ingatkan diri kepada kenikmatan, kelapangan, kebahagiaan, dan kedamaian abadi di syurga. Jika Anda yakin terhadapnya dan beramal untuknya maka seluruh kerugian berubah menjadi keberuntungan. Ujian yang menimpa Anda berubah menjadi karunia.

Orang yang paling cerdas adalah orang yang beramal untuk akhirat karena ia lebih baik dan lebih kekal. Sebaliknya, orang yang paling bodoh dan dungu adalah orang orang yang memandang dunia sebagai tempat tinggal dan angan angan terakhir mereka. Karenanya, mereka menjadi orang yang paling risau saat terkena musibah dan paling menyesal saat mendapat ujian.

Andaikan mereka melepas hijab yang menutupi hati dan kebodohan yang membungkus mata, tentu mereka akan teringat dengan negeri abadi berikut segala kenikmatan dan istananya. Tentu mereka akan mendengar dan memperhatikan firman Tuhan saat menggambarkannya. Sungguh ia merupakan negeri yang layak mendapat perhatian dan upaya manusia.

Apakah kita telah mengetahui gambaran penduduk syurga bahwa mereka tidak sakit, tidak bersedih, tidak mati, senantiasa muda, serta pakaian mereka tidak pernah usang. Mereka berada dalam kamar kamar yang bagian luarnya terlihat dari dalam dan bagian dalamnya terlihat dari luar. Di dalam syurga terdapat sesuatu yang tidak pernah terlihat mata, tidak terdengar oleh telinga, serta tak terlintas dalam hati manusia.Sungguh kesenangan yang sempurna dan kegembiraan yang tak terkira. Lalu, mengapa kita tidak mau berpikir dan merenungkannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar