Label

MEMANUSIAKAN MANUSIA: INILAH JATIDIRI MANUSIA YANG SESUNGGUHNYA (79) SETAN HARUS JADI PECUNDANG: DIRI PEMENANG (68) SEBUAH PENGALAMAN PRIBADI MENGAJAR KETAUHIDAN DI LAPAS CIPINANG (65) INILAH ALQURAN YANG SESUNGGUHNYA (60) ROUTE TO 1.6.799 JALAN MENUJU MAKRIFATULLAH (59) MUTIARA-MUTIARA KEHIDUPAN: JALAN MENUJU KERIDHAAN ALLAH SWT (54) PUASA SEBAGAI KEBUTUHAN ORANG BERIMAN (50) ENERGI UNTUK MEMOTIVASI DIRI & MENJAGA KEFITRAHAN JIWA (44) RUMUS KEHIDUPAN: TAHU DIRI TAHU ATURAN MAIN DAN TAHU TUJUAN AKHIR (38) TAUHID ILMU YANG WAJIB KITA MILIKI (36) THE ART OF DYING: DATANG FITRAH KEMBALI FITRAH (33) JIWA YANG TENANG LAGI BAHAGIA (27) BUKU PANDUAN UMROH (26) SHALAT ADALAH KEBUTUHAN DIRI (25) HAJI DAN UMROH : JADIKAN DIRI TAMU YANG SUDAH DINANTIKAN KEDATANGANNYA OLEH TUAN RUMAH (24) IKHSAN: INILAH CERMINAN DIRI KITA (24) RUKUN IMAN ADALAH PONDASI DASAR DIINUL ISLAM (23) ZAKAT ADALAH HAK ALLAH SWT YANG HARUS DITUNAIKAN (20) KUMPULAN NASEHAT UNTUK KEHIDUPAN YANG LEBIH BAIK (19) MUTIARA HIKMAH DARI GENERASI TABI'IN DAN TABI'UT TABIIN (18) INSPRIRASI KESEHATAN DIRI (15) SYAHADAT SEBAGAI SEBUAH PERNYATAAN SIKAP (14) DIINUL ISLAM ADALAH AGAMA FITRAH (13) KUMPULAN DOA-DOA (10) BEBERAPA MUKJIZAT RASULULLAH SAW (5) DOSA DAN JUGA KEJAHATAN (5) DZIKIR UNTUK KEBAIKAN DIRI (4) INSPIRASI DARI PARA SAHABAT NABI (4) INILAH IBADAH YANG DISUKAI NABI MUHAMMAD SAW (3) PEMIMPIN DA KEPEMIMPINAN (3) TAHU NABI MUHAMMAD SAW (3) DIALOQ TOKOH ISLAM (2) SABAR ILMU TINGKAT TINGGI (2) SURAT TERBUKA UNTUK PEROKOK dan KORUPTOR (2) IKHLAS DAN SYUKUR (1)

Sabtu, 18 Januari 2020

IMAN DAN POTENSI DIRI




Setiap manusia lahir dengan bentuk tubuh yang sama; memiliki modal dasar yang sama (dalam hal ini jasmani, ruhani, amanah yang 7, hubbul yang 7 serta telah disiapkan adanya diinul islam);  berjalan di muka bumi dan hidup dalam batas ruang serta waktu tertentu, yang kami istilahkan dengan subuh adalah kelahiran dan akan menuju isya kematian. Makhluk makhluk hidup yang lain pun memiliki kesamaan pada sisi ini (yaitu ruang dan waktu).


Namun, hakikat kelahiran setiap manusia adalah kemampuan meninggalkan jejak kehidupan yang mendalam di muka bumi ini.Kehidupan seorang manusia takkan berarti atau tidak akan meninggalkan jejak yang kuat serta pengaruh yang besar, kecuali bila orang tersebut memiliki jiwa yang kuat, akal yang cerdas, tekad yang membaja, dan kemauan yang tak lekang dikikis waktu, yang di dukung oleh tahu diri, tahu aturan, dan tahu tujuan akhir.


Pada saat itulah, ia akan lahir menjadi manusia besar yang pernah hadir di dunia. Apakah kita mampu seperti ini? Semoga di sisa hidup yang kita miliki kita mampu memiliki karya nyata yang bisa dinikmati oleh generasi yang hadir di kemudian hari.


Agar diri kita mampu sesuai dengan kehendak Allah SWT selaku pemilik dan pencipta dari rencana besar kekhalifahan di muka bumi. Ada beberapa faktor, unsur, dan kunci sukses tentang hakikat kelahiran manusia yang harus kita ketahui, kita miliki dan kita amalkan, sebagaimana dikemukakan oleh Prof. Dr, Taufiq Yusuf Al Wa’iy dalam bukunya “Iman Membangkitkan Kekuatan Terpendam.” Adapun yang dimaksud dengan faktor, unsur, dan kunci sukses dimaksud adalah sebagai berikut:  


A.   ADANYA FAKTOR KEKUATAN IMAN


Di dalam kekuatan iman, ada faktor keteguhan untuk tetap berada di atas kebenaran. Tidak hanya itu, kekuatan iman pun mampu melahirkan pembela pembela kebenaran. Allah SWT berfirman:

Maka berpegang teguhlah kamu kepada agama yang telah diwahyukan kepadamu. Sesungguhnya kamu berada di atas jalan yang lurus. (surat Az Zukhruf (43) ayat 43)

Inilah kekuatan yang mewariskan kesabaran untuk menghadapi berbagai macam krisis sampai datangannya kemenangan. Allah SWT berfirman:

Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.
(surat Ali Imran (3) ayat 200)
Ingat, perbedaan kedudukan setiap makhluk di sisi Allah SWT, di dunia dan di akhirat, tidak lebih daripada adanya perbedaan terhadap dua hal yang selama ini menjadi pujian Allah atas para NabiNya dengan firmanNya.

dan ingatlah hamba-hanmba Kami: Ibrahim, Ishaq dan Ya'qub yang mempunyai perbuatan-perbuatan yang besar dan ilmu-ilmu yang tinggi. (surat Shaad (38) ayat 45)

Yang dimaksud dengan Al Aydi pada ayat di atas ialah kekuatan dalam menjalankan kebenaran. Dan Al Abshar adalah bashirah dalam agama atau kesempurnaan pengetahuan terhadap kebenaran dan kesempurnaan dalam menjalankannya.

Adapun manusia sebagai makhluk Allah, maka mereka terbagi dalam empat kelompok dengan kekuatam dan bashirah yang berbeda beda, yaitu:

a.      Manusia yang memiliki bashirah dan kekuatan sebagaimana yang dijelaskan di atas, bahwa mereka adalah para Nabi dengan kedudukan yang paling mulia di sisiNya.
b.      Kebalikan dari kelompok manusia diatas, atau mereka yang tidak memiliki bashirah dalam iman mereka, dan juga tidak memiliki kekuatan untuk merealisasikan kebenaran. Inilah kelompok manusia dengan jumlah yang paling besar; pandangan mereka hanya sebatas pandangan mata, semangat yang lemah, dan hati yang sakit. Kehadiran mereka hanya mempersempit ruang hidup ini dan membuat harga harga kebutuhan melambung tinggi. Tak ada manfaat dari kebersamaan mereka, kecuali cela dan kehinaan.
c.      Mereka yang memiliki bashirah terhadap petunjuk dan kebenaran dan mengetahuinya dengan baik, namum mereka lemah dan tidak memiliki kekuatan untuk merealisasikan nya. Mereka juga tidak menyerukannya di hadapan manusia. Ini adalah kondisi seorang mukmin yang lemah imannya. Padahal mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah.
d.     Kelompok manusia yang memiliki kekuatan, tekad dan kemauan besar, tapi memiliki bashirah yang lemah dalam keimanan. Ia tak mampu membedakan antara wali Allah dan wali syaitan, tapi senantiasa menganggap bahwa semua yang hitam itu adalh kurma dan yang putih adalah lemak, sebagaimana ia beranggapan bahwa sesuatu yang bengkak pada tubuh manusia adalah lemak dan mengganggap bahwa obat yang bermanfaat untuk kesehatan itu adalah racun semata.

Dari keempat kelompok tersebut, tak ada satu pun yang layak diangkat sebagai pemimpun dalam agama ini, kecuali mereka yang berada dalam kelompok pertama, sebagaimana firmanNya:

dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar[1195]. dan adalah mereka meyakini ayat-ayat kami.
(surat As Sajdah (32) ayat 24)


[1195] Yang dimaksud dengan sabar ialah sabar dalam menegakkan kebenaran.

Maka, barangsiapa yang memiliki dua unsur kekuatan ini: Bashirah dan tekad dalam dirinya, niscaya ia akan istiqamah di atas jalannya menuju Allah. Ia kerahkan segala kemampuannya, agar semakin kuat menghadapi segala tantangan dan rintangan melalui pertolongan Allah.

B.    KEKUATAN TEMPATNYA DI DALAM HATI.

Kekuatan adalah kerja hati dan tak ada sesuatu pun yang dapat menguasai hati seorang manusia setelah Allah yang menguasai pemiliknya. Sebagaimana burung burung terbang tinggi di angkasa dengan kepakan dua sayapnya, demikian pula manusia yang terbang menuju ketinggian dengan tekad dan cita citanya, bebas dari belenggu yang mengikat tubuhnya.

Demikianlah (perintah Allah). dan Barangsiapa mengagungkan syi'ar-syi'ar Allah[990], Maka Sesungguhnya itu timbul dari Ketakwaan hati.
(surat Al Hajj (22) ayat 32)

[990] Syi'ar Allah Ialah: segala amalan yang dilakukan dalam rangka ibadat haji dan tempat-tempat mengerjakannya.

Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi Ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.
(surat Al Hajj (22) ayat 37)

Rasulullah SAW pun bersabda, “Ketaqwaan itu ada di sini (sambil menunjuk dada beliau).  Maka, orang yang cerdas melintasi jalan yang panjang disertai dengan semangat, kemauan yang kuat, cita cita yang tinggi, tujuan yang murni dan niat yang ikhlas. Namun, ada juga orang yang malas melintas jalan itu dengan penuh kelelahan, amal yang sangat sedikit, dan perjalanan yang teramat berat. Mereka tidak tahu bahwa dengan tekad yang membaja dan cinta yang mendalam, kesulitan itu dapat disingkirkan dan perjalanan menjadi mudah dilalui. Melangkah maju menuju Allah hanya dapat dilakukan bila disertai dengan kemauan yang kuat, kejujuran dan ambisi.

Seseorang yang memiliki ambisi dan kemauan kuat dapat menyusul orang yang terus bekerja tanpa ambisi dan kemauan yang kuat. Namun, jika ia memiliki ambisi dan kemauan, tentu ia akan lebih maju karena kedua sifat tersebut; ambisi dan kerja keras. Dan inilah yang disebut dengan ibadah ikhsan.

C.    HATI YANG HIDUP DENGAN ILMU DAN TEKAD.

Lemahnya keinginan atau kemauan merupakan tanda melemahnya kehidupan hati. Ketika hati menyempurnakan kehidupannya, kemauan, kehendak, dan cintanya pun akan menguat. Kehendak dan cinta akan selalu mengikuti jiwa yang memerintahkan untuk tunduk pada kehendak yang dicintainya dan menyelamatkan hati dari ketergelinciran yang menjadi penghalang antara dirinya dan segala kehendak serta keinginannya.Lemahnya keinginan dan terputusnya ambisi dapat disebabkan oleh lemahnya jiwa dan perasaan, atau juga karena adanya hantaman keterpurukan yang menimpa kehidupan ini. Maka, kekuatan jiwa dan kehendak adalah tanda kekuatan bagi kehidupan, sebagaimana kelemahannya adalah isyarat kelemahan jiwa dan kehendak.

Tingginya cita cita, kehendak yang jujur dan keinginan untuk mencapai batas kesempurnaan hidup adalah faktor faktor yang dapat membawa kita meraih kenikmatan dan kesempurnaan hidup. Semua itu hanya akan dicapai dengan cita cita dan kehendak yang tinggi, serta cinta yang jujur dan keinginan yang tulus. Sedangkan mereka yang terpuruk dalam kehidupannya adalah manusia yang juga terpuruk cita cita dan kehendaknya serta cinta dan keinginan yang lemah. Bahkan terkadang kehidupan binatang lebih baik daripada kehidupan mereka sebagai manusia.

D.   ISLAM MENCIPTAKAN KEKUATAN JIWA DALAM DIRI SETIAP MUKMIN

Berikut ini akan kami kemukakan beberapa hadits yang menunjukkan betapa ajaran Islam menciptakan kekuatan jiwa dalam diri setiap mukmin. Hal ini akan terlihat jelas melalui hadits hadits di bawah ini.

Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang hendak melakukan kebaikan lalu ia tidak mengerjakannya, maka Allah mencatat untuknya satu kebaikan yang sempurna.” (Hadits Riwayat Bukhari)

“Barangsiapa yang meminta syahadah (mati syahid) kepada Allah dengan hati yang jujur, niscaya Allah akan menempatkannya dalam derajat orang orang yang mati syahid, walaupun ia mati di atas kasurnya.”
(Hadits Riwayat Muslim, Abu Dawud, An Nassa’i, dan Ibnu Majah)

Sabda beliau tentang orang orang yang mempersiapkan dirinya untuk berjihad, lalu menemui kematiannya sebelum memasuki gelanggang jihad “Allah telah memberinya pahala (mati syahid) sesuai dengan niatnya”. (Hadits Riwayat Imam Ahmad, An Nassa’i, Ibnu Hibban, dan Al Hakim)

Selain daripada itu, Sabda beliau tentang orang orang yang tidak dapat ikut dalam perang Tabuk sedangkan mereka sangat ingin turut serta di dalamnya, “Sesungguhnya, di Madinah ada beberapa lelaki yang biasa hadir bersama kalian menempuh jalan yang panjang, melintasi bukit, dan lembah. Namun, saat ini, mereka terhalang oleh sesuatu.(Muttafaq’Alaihi)

Sabda beliau, “Tidak seorangpun yang berkehendak melaksanakan Qiyamullail, namun ia tidak melakukannya karena tertidur, kecuali Allah telah mencatat untuknya pahala shalatnya, karena tidurnya saat itu disertai dengan niatnya yang tulus.” (Hadits Riwayat An Nassa’i dan Abu Dawud). Rasulullah SAW menegaskan bahwa orang itu akan mendapatkan pahala bukan karena ia melaksanakan Qiyamullail, tetapi karena pada saat ia terlelap di atas kasurnya hingga fajar menyingsing, ia melaluinya dengan tekad yang tinggi, hati yang bersih, keyakinan yang kokoh, dan keikhlasan kepada Allah untuk melaksanakan shalat tahajjud.
Seorang mukmin juga akan melebihi derajat mukmin lainnya karena tekad dan ketinggian cita citanya, sebagaimana yang dijelaskan oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya, “Satu dirham ini telah melampaui seratus ribu dirham.” Para sahabat bertanya, “Bagaimana mungkin itu terjadi, ya Rasulullah, satu dirham melampaui seratus ribu dirham?” Beliau berkata, “Orang ini hanya memiliki 2 dirham, ia pun mengambil 1 dirham dan menginfakkannya. Sementara yang lain memiliki harta yang melimpah ruah, dan ia hanya menginfakkan seratus ribu dirham.(Hadits Riwayat Ahmad, An Nassa’i, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, dan Al Hakim)

E.    KEPUASAN SEORANG MUKMIN YANG BERCITA CITA TINGGI.

Seorang mukmin yang memiliki keinginan dan cita cita yang tinggi, tidak akan menghasilkan karya yang kecil. Ia tidak akan puas dengan perkara yang kecil. Ia suka menangani masalah masalah besar dalam kehidupannya. Mereka yang memiliki tekad dan cita cita yang tinggi mengetahui dengan baik, bahwa apabila ia tidak mampu memberi manfaat kepada orang orang yang hidup di dunia ini, ia tidak berarti apa apa bagi orang lain. Itulah yang membuat dirinya tidak pernah rela berada di pinggiran sejarah kemanusiaan. Ia harus berada di dalam salah satu inti kekuatan yang membawa pengaruh dan meninggalkan jejak mendalam bagi generasi sesudahnya.

Pemilik cita cita yang tinggi adalah sekelompok manusia yang ketika orang lain melihat kemustahilan pada suatu masalah, maka tekad dan kemauannya semakin tajam dan menguat untuk menaklukkannya. Dengan taufik dan karunia Allah, ia pun akan menghasilkan  apa yang telah dihasilkan oleh mereka yang memiliki kehendak yang kuat dan cita cita yang tinggi. Dengan bertawakkal kepada Allah, ia juga senantiasa berusaha untuk menaklukkan segala kesulitan dan tantangan yang menghadang langkah kakinya, tanpa harus tergantung kepada siapapun.

Orang yang memiliki cita cita yang tinggi akan berjalan menuju puncak keimanan, tidak pernah tinggal diam dan tidak pernah berpasrah diri atas kenyataan yang ia hadapi.  Ketahilah bahwa ‘Berpuas diri dengan apa yang telah diraih adalah wujud kehinaan diri’. “Jadilah seorang lelaki yang tapak kakinya berpijak di atas tanah, namun obsesi dan cita citanya menggantung tinggi di atas bintang kejora.” Apabila setiap orang membayangkan dirinya mampu naik ke atas langit biru, maka keburukannya yang paling besar adalah ketika ia rela berada di bumi.

Perilaku paling buruk yang ada dalam diri seseorang adalah kebiasaan bertaklid. Seseorang yang taklid, jika tekadnya semakin kuat, perilaku itu akan menguat sehingga ia tidak bersedia diingatkan oleh orang yang dianggap berbeda dengannya. Sebab, seseorang yang telak taklid buta akan selalu mengikuti setiap langkah orang yang ia taklid, tanpa mau mengetahui kemana ia akan dibawa.

Untuk itu ketahuilah bahwa Anda saat ini tengah berada di atas gelanggang kompetisi sementara waktu yang Anda miliki berputar dengan sangat cepat. Orang yang malas tidak akan mendapatkan apapun darinya, dan keutamaan yang ada di dalamnya hanya akan diraih dengan kesungguhan dan kemauan.
F.     KUATNYA TEKAD DAN CITA CITA ADALAH BUKTI KEKUATAN IMAN.

Besarnya obsesi keimanan akan membuat seseorang berlari menuju kemuliaan, tanpa bosan dan jemu, serta tidak berputus asa (adakah manusia yang berputus asa dari rahmat Allah kecuali orang yang dzalim?) Manusia terbaik hanya melakukan karya yang agung. Ketinggian cita citanya menyamai sebuah generasi. Mereka adalah logam mulia atau nyala api yang selalu membara yang sulit ditandingi. Mereka seperti orang orang yang disabdakan oleh Rasulullah SAW, “Kalian akan menemukan sekelompok manusia bagaikan kumpulan seratus unta, yang takkan ditemukan saru diantaranya sebagai rahilah (lebih unggul dari yang lain),” (Hadits Riwayat Muslim)

Umat ini sesungguhnya, telah merasakan adanya jejak keimanan dalam diri orang orang jujur dengan kekuatan tekad dan cita citanya. Kemudian, mereka semakin mendalam jejak keimanan itu dengan cara cara tertentu, sehingga dapat diberikan kepada pribadi pribadi muslim lainnya sebagai energi kekuatan dalam menempuh perjalanan kehidupannya. Setelah mereka menyaksikan bahwa orang orang yang tidak memiliki keimanan pada hakikatnya adalah manusia yang hilang dalam kehidupannya. Ia bahkan dapat menghancurkannya dan menghancurkan dirinya sendiri. Oleh karena itu, manusia sesuai dengan apa yang ia yakini.

Seorang pakar pengembangan kepribadian yang cukup ternama, Anthony Robinz berkata, “Sesungguhnya, setiap kita kerap bertanya apakah iman (keyakinan) itu sebuah idelologi (akidah) ataukah sebuah ajaran?”.Sesungguhnya, iman itu dapat berbentuk prinsip, ideologi, atau perasaan terbimbing yang dapat memberikan setiap orang makna kehidupan dan mengarahkannya. Iman itu sesungguhnya adalah sesuatu yang telah dipilihkan untuk manusia sejak dahulu dan sebagai aturan untuk memandang dunia ini. Ia bagaikan pemimpin bagi otak kita. Ketika kita percaya kebenaran sesuatu melalui cara pandang yang harmonis, maka ia akan menghantarkan sebuah isyarat tertentu ke dalam otak kita dan memberitahukannya bagaimana merepresentasikan apa yang terjadi itu.

Jhon Stewart Mill juga pernah berkata, “Seseorang yang memiliki keimanan (keyakinan) dalam dirinya mempuanyai kekuatan ganda yang setara dengan kekuatan 99 orang yang tidak beriman. Keimanan akan segera membawa instruksi yang Anda terima menuju sel sel syaraf Anda. Ketika Anda mengimani adanya kebenaran pada sesuatu, maka pada saat itu Anda akan berada pada sikap mempercayai dengan sebenar benarnya. Bila Anda mampu berinteraksi dengan keimanan ini secara efektif, maka kemungkinan besar Anda akan memiliki kekuatan untuk menciptakan kebaikan dalam kehidupan Anda

Sepanjang sejarahnya, agama agama yang ada di muka bumi ini telah meniupkan kekuatan kepada jutaan pengikutnya. Agama memberi mereka kemampuan untuk melakukan sesuatu yang selama ini mereka duga takkan sanggup melakukannya. Imanlah yag membantu kita mengeksplorasi seluruh potensi yang kita miliki yang selama ini terpendam dalam diri kita. Dialah yang menciptakan dan mengarahkan kemampuan ini untuk meraih hasil yang kita harapkan.

Iman ibarat peta atau kompas yang dapat mengarahkan kita menuju tujuan. Dialah yang melahirkan dalam diri kita kepercayaan untuk sampai pada sasaran yang diinginkan. Bila seseorang tidak mampu menghadirkan keimanan dalam dirinya, niscaya ia akan menjadi sosok manusia yang tidak berdaya, bagaikan seorang tukang sampan yang tidak memiliki dayung. Adanya keyakinan yang kuat dan dapat membimbing, akan memberi Anda kemampuan untuk berbuat dan berkarya di dunia ini, sebagaimana keimanan akan membantu Anda memandang apa yang Anda inginkan dan memberi  Anda semangat kerja untuk mencapainya.

Orang orang yang berimanlah yang mengubah alur sejarah dan mereka pula yang mengubah keyakinan dan perilaku kita. Oleh karena itu, langkah pertama yang harus kita lakukan ialah mengubah keyakinan kita, agar dapat meraih kemajuan dan mengadopsi keyakinan orang orang yang berhasil meraih sukses dalam usaha dan kerja mereka. Dan ketika pengetahuan kita tentang perilaku manusia semakin bertambah, maka pengetahuan kita tentang pengaruh tidak lazim yang ditimbulkan oleh iman terhadap kehidupan kita, juga akan bertambah. Akan tetapi, yang jelas, dalam batasan psikologi, keyakinan keyakinan tersebut berhasil menguasai apa yang selama ini menjadi kenyataan.

Belum lama ini, telah dilakukan penelitian terhadap seorang wanita yang terguncang jiwanya. Hal ini terjadi karena dia menganggap dirinya terkena penyakit gula. Padahal, kadar gula dalam darahnya biasa saja. Ketika dia meyakini bahwa dirinya terkena penyakit gula, secara psikologis, dia merasakan adanya perubahan dalam dirinya, dan merasa benar benar terkena penyakit tersebut. Anggapan itulah yang menyebabkan keyakinan seseorang terhadap sesuatu menjadi riil atau nyata.

Selain daripada itu, berdasarkan penelitian Andrew Will dapat diketahui bahwa para pecandu narkoba mendapat pengaruh sangat besar, sesuai dengan apa yang mereka duga selama ini. Peneliti ini berhasil menenangkan salah seorang pecandu dengan cara memberikan vitamin, dan yang lain merasakan kegelisahan, ketika mereka diberikan paraftiorit. Pada akhir penjelasannya, Dokter Will berkata, “Sihir narkotika itu sesungguhnya, terletak dalam otak orang yang mengkonsumsinya dan tidak tersimpan dalam obat obatan itu.

Dalam kondisi seperti ini, iman merupakan satu satunya unsure yang memiliki pengaruh sangat besar terhadap setiap orang yang memilikinya. Dengan segala kekuatan yang bersumber dari keimanan, tidak ada satu kekuatan pun yang mampu memberikan hasil dari proses yang serupa.

Iman adalah situasi jiwa, atau representasi internal yang menentukan perilaku setiap manusia. Kita juga dapat mengatakan bahwa iman menyebabkan lahirnya kekuatan untuk melakukan sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin. Iman adalah ketika Anda yakin bahwa Anda akan meraih sukses pada satu bidang tertentu,  atau ketika Anda yakin mampu merealisasikan sesuatu, maka Anda akan meraih dan mampu mewujudkannya.

Selain daripada itu, iman juga dapat menjadi pendorong munculnya ketidakberdayaan, kegagalan, dan ketidakmampuan mencapai tujuan yang dikehendaki, atau menampakkan gambaran kelemahan kita, yang tidak dapat ditaklukkan, karena sangat kuat. Jika Anda yakin bahwa Anda mampu meraih sukses, niscaya Anda akan memiliki kemampuan untuk merealisasikannya, dan juka Anda yakin bahwa Anda akan gagal, maka pesan ini pun akan membawa Anda kepada kegagalan.

Kesalahan terbesar yang dilakukan manusia dalam memahami keimanan adalah keyakinan bahwa iman hanyalah kumpulan pemahaman dan pemikiran yang kaku, tidak terkait dengan amal, tindakan, dan aktivitas. Pemahaman seperti ini tentu saja bertolak belakang dengan hakekat Islam. Padahal, iman adalah pintu yang mengantarkan Anda pada keunggulan, karena iman takkan mati, walau berhubungan dengan sesuatu yang kaku dan beku.Iman dapat menakar kadar kemampuan yang dapat kita manfaatkan. Imanlah yang membuat pikiran kita terus bergerak atau menghentikannya. 

Sesungguhnya, orang orang yang ingin mencapai sesuatu, maka mereka melakukan itu dengan keimanan yang memberinya kekuatan untuk mencapainya.”
(Virr Gill)

Sekali lagi, apakah sesungguhnya, keyakinan itu? Keyakinan adalah arahan bagi pemahaman kita, yang telah tertata dan ada sejak dahulu. Keyakinanlah  yang menentukan jalinan hubungan kita dengan diri kita sendiri secara terus menerus. Lalu, dari manakah datangnya keyakinan? Mengapa sebagian orang memiliki keyakinan yang dapat mendorong mereka mencapai tangga sukses, sementara yang lain memiliki keyakinan namun mengantarkan mereka kepada kegagalan?

Sebelum kita berbicara tentang keyakinan yang mengantarkan kita pada kesuksesan, bagian pertama yang paling kita butuhkan di sini adalah mengetahui sumber keyakinan tersebut. “Bagian tertinggi keyakinan itu ialah kepada Risalah Rabbaniyyah yang tidak pernah didatangi oleh kebatilan dari depan dan dari belakang. Dia adalah undang undang kebahagiaan yang hakiki.

G.     SUMBER SUMBER YANG MENCIPTAKAN KEBERHASILAN ATAU KEGAGALAN.

Berikut ini akan kami kemukakan beberapa sumber sumber atau sebab yang menciptakan keberhasilan atau kegagalan seseorang di dalam menggapai tekad keimanan yang sudah ada dihadapan dirinya sendiri, yaitu:

1.   Sumber pertama adalah Lingkungan.

Lingkungan merupakan tempat atau lingkungan social dimana lingkaran kegagalan berputar di dalamnya dan melahirkan kegagalan, atau kesuksesan yang berputar di dalamnya dan melahirkan kesuksesan yang tanpa henti. Keterpurukan dan kegagalan bukanlah dua sumber kehinaaan yang hakiki dalam kehidupan orang orang miskin dan fakir, karena sebagian orang dapat menaklukkannya. Mimpi buruk yang sesungguhnya, terletak pada kemampuan lingkungan mempengaruhi mimpi dan keyakinan Anda.

Apabila yang Anda saksikan di tengah lingkungan adalah kegagalan dan keterpurukan, maka akan sulit bagi Anda untuk menciptakan dalam diri Anda sebuah eksperimen internal yang dapat membawa Anda kepada keberhasilan. Sebab, mencontoh atau meniru merupakan aktifitas yang kita lakukan sepanjang waktu. Namun apabila Anda tumbuh dan berkembang di tengah lingkungan yang mengarahkan Anda pada kesuksesan, maka akan menjadi mudah bagi Anda meniru jejak kesuksesan dan keberhasilan itu. Akan tetapi bila Anda tumbuh dan berkembang di tengah lingkungan yang sarat dengan ketakberdayaan, konsisi ini akan membentuk kesan khusus dalam diri Anda, atas apa yang seharusnya Anda dapat lakukan.

2.   Sumber kedua adalah adanya peristiwa besar.

Bagi sebagian orang, sebuah peristiwa dapat mengubah sikap dan cara pandang mereka terhadap dunia ini, termasuk kepada diri kita sendiri. Selain itu, sebagian besar dari kita mengalami banyak peristiwa yang takkan mungkin kita lupakan selama kita hidup. Ada satu pengalaman yang mempunyai efek sangat besar terhadap diri kita dan melekat kuat dalam ingatan. Pengalaman seperti inilah yang membentuk keyakinan sehingga mampu mengubah kehidupan kita menjadi lebih baik lagi dari waktu ke waktu.

3.   Sumber ketiga adalah pengetahuan.

Pengetahuan merupakan bekal terbaik yang dapat digunakan untuk menghancurkan rantai yang membelenggu lingkungan kita, dan yang menghalangi tumbuhnya kemampuan serta potensi diri seseorang. Walaupun pengetahuan yang dapat diambil dari sekitar Anda kurang dan tidak berkualitas, tetapi dengan membaca hasil karya dan pengalaman sukses orang lain, Anda akan mampu menumbuhkan keyakinan dalam diri, yang akan mengantarkan Anda pada kesuksesan.

Ajaran Islam senantiasa memotivasi kita untuk menuntut ilmu dan menjadikannya sebagai setiap kewajiban bagi setiap muslim dan muslimah, serta menjadikannya sebagai jalan menuju syurga. Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang pergi menuntut ilmu, niscaya Allah memudahkan baginya jalan menuju syurga”.

Ingat, “ketika engkau membaca sesuatu, engkau akan mendapatkan sesuatu yang baru.” Dan juga “Makanan bisa saja engkau tinggalkan, tapi jangan biarkan kesempatan membaca itu berlalu darimu”. Dengan demikian, berusahalan agar Anda selalu memberi gizi yang cukup bagi akal Anda melalui proses membaca yang bukan sekedar hanya membaca secara tersurat saja, akan tetapi kita harus mampu mengetahui apa yang tersirat dan yang tersembunyi dari apa apa yang kita baca lalu kita melaksanakan apa apa yan telah kita pelajari tersebut. Ibnu Qayyim Al Jauziyah berkata, “Engkau takkan merasakan kebahagiaan dalam menuntut ilmu, kecuali dengan pengorbananmu yang tulus, kejujuranmu dalam menuntutnya, dan niatmu yang ikhlas.”

Barangsiapa yang bercita cita ingin menciptakan karya nyata yang besar lagi berumur panjang mampu dinikmati oleh generasi yang dapat dikemudian hari, maka ia harus mendukungnya dengan rasa cinta terhadap cara yang diajarkan oleh Agama ini, yaitu kebahagiaan. Walaupun awalnya jalan yang dilalui tidak pernah lepas dari rintangan, tantangan, gangguan dan permusuhan. Ayo segera berbuat, sekarang juga sebelum semuanya berakhir. Jangan pernah menunggu untuk berkarya nyata karena waktu tidak menunggu diri kita untuk berbuat dan berkarya nyata.

4.   Sumber keempat adalah pengalaman.

Pengalaman bukanlah guru yang terbaik bagi kehidupan kita, akan tetapi belajar dari pengalamanlah yang mampu menjadikan kita jauh lebih baik dari waktu ke waktu. Hasil dari belajar dari pengalaman yang kita peroleh dalam kehidupan, mungkin akan dapat membantu merealisasikan tujuan masa depan yang kita raih. Jalan yang dapat membantu Anda menumbuhkan keyakinan terhadap kemampuan sendiri untuk melakukan sesuatu. Hanya dengan mencoba melakukan hat itu satu kali. Apabila pada kali pertama Anda mampu meraih kesuksesan, akan lebih mudah bagi Anda untuk menumbuhkan keyakinan terhadap kemampuan diri sendiri yang akan direalisasikan pada kesempatan lain.

Sebagai penutup, ketahuilah bahwa balon udara terbang ke udara bukan dikarenakan warna dan bentuk dari balon itu. Terbang tingginya balon tidak ada hubungannya dengan warna balon ataupun bentuk dari balon. Kemampuan balon terbang sangat tergantung pada seberapa berkualitas isi dari gas yang ada di dalam balon. Semakin berkualitas gas yang ada di dalam balon maka semakin tinggi balon mampu terbang.

Hal yang samapun berlaku pada diri manusia. Manusia tidak dinilai dari warna kulitnya. Manusia tidak dinilai dari bentuk dan penampilannya. Manusia dinilai dari seberapa tinggi dan berkualitas keimanan yang ada di dalam dirinya dan yang kemudian tercermin di dalam perbuatannya. Ingat, Allah SWT memiliki parameter tersendiri dalam menilai keberhasilan khalifahNya. Allah SWT tidak pernah menilai seseorang dari penampilan phisiknya apalagi menilai khalifahNya berdasarkan warna kulitnya.

Adanya factor keimanan dalam diri (dalam ruh/ruhani yang fitrah) menunjukkan kepada diri kita bahwa Allah tidak membatasi kemampuan seseorang atau tidak ada batasan potensi diri seseorang untuk mencapai sesuatu yang tertinggi dalam kehidupan. Namun kitalah yang menjadikannya rendah dikarenakan kita sendiri tidak mengetahui serta tidak mampu memanfaatkan potensi keimanan yang ada di dalam diri. Semoga hal ini tidak terjadi pada diri kita. Allah SWT berfirman: 

Dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya. Dan sesungguhnya usahanya itu kelak akan diperlihatkan kepadanya. (surat An Najm (53) ayat 39, 40)

Ingat, Allah SWT memiliki system CCTV yang paling canggih yang dilaksanakan oleh Malaikat yang memiliki tugas untuk merekam siap memutar ulang atas apa apa yang telah kita perbuat. Lalu bisakah kita menghindarkan diri dari ini semua! Ayo segera lakukan perubahan dengan meningkatkan keimanan melalui program hijrah, terutama hijrah maknawiyah, sekarang juga. Jangan tunda tunda lagi sebelum semuanya berakhir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar