Label

MEMANUSIAKAN MANUSIA: INILAH JATIDIRI MANUSIA YANG SESUNGGUHNYA (79) SETAN HARUS JADI PECUNDANG: DIRI PEMENANG (68) SEBUAH PENGALAMAN PRIBADI MENGAJAR KETAUHIDAN DI LAPAS CIPINANG (65) INILAH ALQURAN YANG SESUNGGUHNYA (60) ROUTE TO 1.6.799 JALAN MENUJU MAKRIFATULLAH (59) MUTIARA-MUTIARA KEHIDUPAN: JALAN MENUJU KERIDHAAN ALLAH SWT (54) PUASA SEBAGAI KEBUTUHAN ORANG BERIMAN (50) ENERGI UNTUK MEMOTIVASI DIRI & MENJAGA KEFITRAHAN JIWA (44) RUMUS KEHIDUPAN: TAHU DIRI TAHU ATURAN MAIN DAN TAHU TUJUAN AKHIR (38) TAUHID ILMU YANG WAJIB KITA MILIKI (36) THE ART OF DYING: DATANG FITRAH KEMBALI FITRAH (33) JIWA YANG TENANG LAGI BAHAGIA (27) BUKU PANDUAN UMROH (26) SHALAT ADALAH KEBUTUHAN DIRI (25) HAJI DAN UMROH : JADIKAN DIRI TAMU YANG SUDAH DINANTIKAN KEDATANGANNYA OLEH TUAN RUMAH (24) IKHSAN: INILAH CERMINAN DIRI KITA (24) RUKUN IMAN ADALAH PONDASI DASAR DIINUL ISLAM (23) ZAKAT ADALAH HAK ALLAH SWT YANG HARUS DITUNAIKAN (20) KUMPULAN NASEHAT UNTUK KEHIDUPAN YANG LEBIH BAIK (19) MUTIARA HIKMAH DARI GENERASI TABI'IN DAN TABI'UT TABIIN (18) INSPRIRASI KESEHATAN DIRI (15) SYAHADAT SEBAGAI SEBUAH PERNYATAAN SIKAP (14) DIINUL ISLAM ADALAH AGAMA FITRAH (13) KUMPULAN DOA-DOA (10) BEBERAPA MUKJIZAT RASULULLAH SAW (5) DOSA DAN JUGA KEJAHATAN (5) DZIKIR UNTUK KEBAIKAN DIRI (4) INSPIRASI DARI PARA SAHABAT NABI (4) INILAH IBADAH YANG DISUKAI NABI MUHAMMAD SAW (3) PEMIMPIN DA KEPEMIMPINAN (3) TAHU NABI MUHAMMAD SAW (3) DIALOQ TOKOH ISLAM (2) SABAR ILMU TINGKAT TINGGI (2) SURAT TERBUKA UNTUK PEROKOK dan KORUPTOR (2) IKHLAS DAN SYUKUR (1)

Jumat, 14 Februari 2020

PETA PERJALANAN DI AKHIRAT (PART 5 of 5)

 

Pengadilan Allah SWT adalah proses pengadilan yang paling agung, yang paling istimewa dan yang paling luar biasa. Pengadilan Allah SWT adalah pengadilan yang paling cermat, yang paling teliti dan paling adil. Pengadilan Allah SWT adalah pengadilan terakhir, yang sesudahnya tidak akan ada lagi pengadilan. Allah SWT berfirman: dan orang-orang Yahudi berkata: "Orang-orang Nasrani itu tidak mempunyai suatu pegangan", dan orang-orang Nasrani berkata: "Orang-orang Yahudi tidak mempunyai sesuatu pegangan," Padahal mereka (sama-sama) membaca Al Kitab. demikian pula orang-orang yang tidak mengetahui, mengatakan seperti Ucapan mereka itu. Maka Allah akan mengadili diantara mereka pada hari kiamat, tentang apa-apa yang mereka berselisih padanya. (surat Al Baqarah (2) ayat 113)”.

 

Di sini tidak ada lagi istilah sindikat dan mafia pengadilan. Di sini tidak ada lagi penyuapan, pemalsuan atau pengadilan dagelan. Apalagi  putusan karangan juru ketik atau vonis palsu, sebagaimana pernah terjadi dan dilakukan oleh oknum pengadilan pemerintahan manusia di bumi, tidak akan pernah terjadi. Hal ini dikarenakan hakimnya adalah Allah Yang Maha Agung, Yang Maha Gagah, Yang Maha Kuat, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Mendengar, Yang Maha Melihat, Yang Maha Menyaksikan dan Segala Sifat Kebesaran serta Kemuliaan yang sebagaimana termaktub dalam Asmaul Husna.

 

Dalam hal ini, Allah SWT sendiri yang menegaskan dalam firmanNya berikut ini: (yaitu) orang-orang yang menunggu-nunggu (peristiwa) yang akan terjadi pada dirimu (hai orang-orang mukmin). Maka jika terjadi bagimu kemenangan dari Allah mereka berkata: "Bukankah Kami (turut berperang) beserta kamu ?" dan jika orang-orang kafir mendapat keberuntungan (kemenangan) mereka berkata: "Bukankah Kami turut memenangkanmu, dan membela kamu dari orang-orang mukmin?" Maka Allah akan memberi keputusan di antara kamu di hari kiamat dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang yang beriman. (surat An Nisa (4) ayat 141)”.

 

Jaksanya adalah Malaikat Raqib dan Malaikat Atid. Malaikat yang bertugas  menjaga, mengawasi dan mencatat segala amal baik dan amal buruk manusia. Catatannya cermat sekali, sehingga tidak ada kejadian yang tidak dicatatnya. Tuntutannya pun sangat cermat, sebab tanda buktinya lengkap dan jelas. Lagi pula tidak mengenal istilah suap-menyuap untuk memperingan tuntutan.

 

Saksi-saksinya adalah saksi-saksi yang tahu persis apa yang telah dilakukan oleh si tersangka, si tertuduh, si terdakwa sebagai pelaku utama. Mereka adalah saksi-saksi asli. Bukan saksi-saksi palsu. Mereka adalah saksi-saksi yang tidak mengenal sumpah palsu. Saksi- saksi tersebut antara lain adalah :

 

1.   Pertama adanya buku yang bernama “Buku Catatan Malaikat” yang dibuat dan dipelihara oleh Malaikat Raqib dan Malaikat Atid. Allah SWT berfirman: “dan diletakkanlah Kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata: "Aduhai celaka Kami, kitab Apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis). dan Tuhanmu tidak Menganiaya seorang juapun". (Surat Al Kahfi (18) ayat 49)

 

2.  Kedua” Anggota badan si Terdakwa, si Tertuduh, si Tersangka “yaitu lidah, tangan, serta kaki mereka akan berbicara memberikan kesaksiannya masing masing. Allah SWT berfirman: “pada hari (ketika), lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan. (surat An Nuur (24) ayat 24)”. Selain daripada itu, pendengaran, penglihatan dan kulit juga akan menjadi saksi, sebagaimana firman Allah SWT berikut ini: “sehingga apabila mereka sampai ke neraka, pendengaran, penglihatan dan kulit mereka menjadi saksi terhadap mereka tentang apa yang telah mereka kerjakan. dan mereka berkata kepada kulit mereka: "Mengapa kamu menjadi saksi terhadap kami?" kulit mereka menjawab: "Allah yang menjadikan segala sesuatu pandai berkata telah menjadikan Kami pandai (pula) berkata, dan Dia-lah yang menciptakan kamu pada kali pertama dan hanya kepada-Nya lah kamu dikembalikan". kamu sekali-sekali tidak dapat bersembunyi dari kesaksian pendengaran, penglihatan dan kulitmu kepadamu bahkan kamu mengira bahwa Allah tidak mengetahui kebanyakan dari apa yang kamu kerjakan. (surat Fushshilat (41) ayat 20,21,22)”.


3.   Ketiga, “Isi Bumi,” Pada hari itu bumi menceritakan beritanya. Karena sesung-guhnya Tuhanmu telah memerintahkan yang demikian itu kepadanya. Allah SWT berfirman: “pada hari itu bumi menceritakan beritanya, karena Sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya. (surat Al Zalzalah (99) ayat 4 dan 5)”. Demikian pula Nabi SAW mengemukakannya dalam hadits berikut ini: “Rasulullah saw menerangkan, “Sesungguhnya kabar-kabar itu ialah bahwa bumi akan memberikan kesaksian terhadap setiap hamba laki-laki dan perempuan tentang apa yang pernah dilakukan di permukaan bumi; bumi akan berkata, “orang ini telah mengerjakan ini pada hari ini. “Rasulullah saw berkata lagi. “Itulah kabar-kabar yang akan diterangkan oleh bumi.” (Hadits Riwayat Ahmad, Ath Thirmidzi)”.

 

4.   Keempat, “Malaikat Pengiring dan Malaikat Penyaksi”. Menurut ajaran agama Islam, malaikat yang akan menjadi saksi jumlahnya banyak sekali. Sebab setiap kegiatan yang dilakukan terdakwa, tertuduh, tersangka ada Malaikat-Malaikat tertentu yang mengawasi dan yang akan mendoakan. Allah SWT berfirman: “dan datanglah tiap-tiap diri, bersama dengan Dia seorang Malaikat penggiring dan seorang Malaikat penyaksi. (surat Qaf (50) ayat 21)

 

5.    Kelima, “Kesadaran dan Penglihatan si terdakwa sendiri” pada saat kejadian atau disetiap perbuatan yang dilakukannya. Allah SWT berfirman: “pada hari (ketika) manusia teringat akan apa yang telah dikerjakannya, (surat An Naziat (79) ayat 35)”.

 

Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kepadamu (hai orang kafir) siksa yang dekat, pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya; dan orang kafir berkata:"Alangkah baiknya Sekiranya dahulu adalah tanah". (surat An Naba (78) ayat 40)

 

6.    Keenam, “Nabi atau Rasul” juga akan di dijadikan saksi terutama bagi umat dari Nabi atau Rasul yang bersangkutan. Allah SWT berfirman: “dan (ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan dari tiap-tiap umat seorang saksi (rasul), kemudian tidak diizinkan kepada orang-orang yang kafir (untuk membela diri) dan tidak (pula) mereka dibolehkan meminta ma'af. (surat An Nahl (16) ayat 84)’.

 

7.    Ketujuh, “Allah”  sendiri juga menjadi saksi, karena Allah Maha Mengetahui dan Maha Menyaksikan segala gerak hati, niat, angan-angan, cita-cita, tutur kata dan tindak tanduk seluruh makhluk ciptaan-Nya. Dalam Al-Qur’an hal itu disebutkan. Diantaranya sebagai berikut ini: “Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa: kemudian Dia bersemayam di atas ´arsy Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya. dan Dia bersama kamu di mama saja kamu berada. dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan. (surat Al Hadiid (57) ayat 4)”.

 

Allah SWT berfirman: “pada hari ketika mereka dibangkitkan Allah semuanya, lalu diberitakan-Nya kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Allah mengumpulkan (mencatat) amal perbuatan itu, Padahal mereka telah melupakannya. dan Allah Maha menyaksikan segala sesuatu. (surat Al Mujadillah (58) ayat 6)

 

Allah SWT berfirman: “(yaitu) ketika Allah Menampakkan mereka kepadamu di dalam mimpimu (berjumlah) sedikit. dan Sekiranya Allah memperlihatkan mereka kepada kamu (berjumlah) banyak tentu saja kamu menjadi gentar dan tentu saja kamu akan berbantah-bantahan dalam urusan itu, akan tetapi Allah telah menyelamatkan kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala isi hati. (surat Al Anfaal (8) ayat 43)

 

8.       Sedangkan yang menjadi tersangka, tertuduh, terdakwa adalah Manusia dan jin. Merekalah yang diciptakan Allah untuk mentauhidkan (mengesakan) Allah dan beribadah kepada-Nya. Kepada mereka pulalah yang diberi hak dan diberi kebebasan untuk memilih “menjadi hamba yang beriman atau menjadi hamba yang tidak beriman (kafir, munafik, fasik, musyrik). Allah telah memberikan penegasan dalam AlQur’an berikut ini: “Dan katakanlah, “Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu, maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir. “Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang-orang dzalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek”. (surat Al Kahfi (18) ayat 29)

 

Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya mereka yang beriman dan beramal shaleh tentulah kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan amalan (nya) dengan baik.” (surat Al Kahfi (18) ayat 30)

 

Mengenai penciptaan jin dan manusia, yang telah diperintahkam oleh Allah SWT untuk beribadat kepadaNya antara lain Allah berfirman : “Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia, melainkan untuk beribadah kepada-Ku’. (surat Adz Dzariyat ayat 56)”. Lalu siapakah pembelanya dalam pengadilan terakhir yang paling agung karena disaksikan oleh seluruh manusia dan jin itu? Dalam pengadilan yang menelanjangi seluruh gerak hati, niat, tutur kata, dan perilaku terdakwanya itu, memang ada pembelanya.

 

Sebagai pembela utama adalah Nabi Muhammad SAW, sebagaimana dijelaskan dalam salah satu hadits diriwayatkan oleh Abu Daud, berikut ini: “Apabila telah datang hari Kiamat, maka saya adalah imam para Nabi, juru bicara mereka dan pemegang syafaat di antara mereka, ini bukanlah karena kesombongan.” (Hadits Riwayat Abu Daud)”.  Perihal syafaat antara lain disebutkan dalam sebuah hadits, berikut ini: “Sesungguhnya bagi tiap-tiap Nabi itu ada sebuah permohonan yang dapat digunakannya untuk memohonkan umatnya, maka telah dikabulkan permohonan itu, tetapi aku menyimpannya untuk memberika syafaat (pertolongan/pembelaan) nanti kepada umatku di hari kiamat. (Hadits Riwayat Ath Thirmidzi)’.

 

Adapun sebagai pembela lain yang boleh juga disebut sebagai pembelaan kecil adalah pembelaan yang diberikan kepada tiga golongan manusia, yaitu para Nabi, para Ulama dan para Syuhada, seperti disebutkan dalam sebuah hadits berikut ini : “Yang dapat memberi syafaat pada kiamat ada tiga golongan: para Nabi, kemudian para Ulama, kemudian para Syuhada” (Hadits Riwayat Ibnu Majjah)’.

 

Dan sesudah pemeriksaan terhadap terdakwa, yaitu manusia dan jin tadi, dilaksanakan dengan sangat teliti, sangat cermat dan sangat adil, seperti dijelaskan di dalam FirmanNya berikut ini: “Dan Kami akan memasang timbangan yang adil pada hari Kiamat, maka tidaklah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika amalan itu hanya sebesar biji sawi pun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kemi membuat perhitungan.” (Surat Al Anbiyaaa (21) ayat 47)”.

 

Dan setelah memperhatikan tuntutan Malaikat Raqib dan Malaikat Atid, mendengarkan keterangan saksi-saksi, diberikan pembelaan, ditimbang atau dihisab, tibalah saatnya ‘putusan hukum” yang paling adil dijatuhkan. Maka dijatuhkanlah vonis pengadilan agung terakhir, yaitu dua macam putusan’ masuk syurga” atau “masuk neraka”.

 

Kepada mereka yang masuk syurga, antara lain Allah berfirman: “Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-Ku. Dan masuklah ke dalam  syurga-Ku. (surat Al Fajr (89) ayat 27-28-29-30)”. Kepada mereka yang hasil persidangannya buruk lagi tidak memuaskan akan dimasukkan ke dalam neraka, Allah SWT berfirman: “Inilah jahannam (neraka) yang dahulu kamu diancam dengannya. Masuklah ke dalamnya hari ini, disebabkan kamu dahulu mengingkarinya”. (surat Yaa Siin (36) ayat 63 dan 64)’. Mau tidak mau, suka atau tidak suka, percaya atau tidak percaya, semua jin dan manusia akan mengalami proses pengadilan tersebut. Kecuali kekasih-kekasih Allah yang dikehendaki-Nya akan langsung masuk syurga.

 

Sebagai calon terdakwa di pengadilan Allah SWT kelak, ketahuilah hadits berikut ini:  “Seorang laki-laki berkata: “Wahai Nabi Allah, bilakah datangnya hari berhisab itu?” Nabi Menjawab: “Apa yang telah engkau siapkan untuk itu?” (Hadits Riwayat Buchari Muslim dari Anas ra)”. Ini adalah pernyataan resmi dari Nabi Muhammad SAW yang berlaku kepada seluruh umat manusia yang akan menjadi terdakwa kelak, termasuk kepada diri kita.

 

Sebagai terdakwa ataupun calon terdakwa sudahkah kita mempersiapkan segala sesuatunya di dalam menghadapi pengadilan yang akan menentukan kemana kita akan pulang kampung, apakah akan pulang kampung ke kampung kebinasaan dan kesengsaraan ataukah pulang kampung ke kampung kenikmatan dan kebahagiaan?

 

F. LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN JIN/IBLIS/SYAITAN DI HARI KIAMAT.

 

Saat hari berhisab tiba, tidak hanya seluruh manusia saja yang akan mempertanggung jawabkan atas apa apa yang sudah dikerjakannya saat hidup di dunia ini. Jin/Iblis/Syaitanpun tanpa terkecuali juga akan mempertanggungjawakan hasil karya mereka dalam misi penghancuran total yang paling licik, paling licin dan yang sangat menghanyutkan manusia yang telah berhasil ditipunya. Laporan-laporan jin/iblis/syaitan tersebut antara lain sebagaimana dilaporkan di bawah ini.

 

1.       Pelapor pertama, “Aku telah berhasil menipu Adam dan Hawa untuk makan buah larangan Tuhan ketika mereka tinggal di syurga. Hingga akhirnya mereka diusir dari syurga dan diturunkan ke dunia.

 

2. Pelapor kedua, “Aku telah berhasil menjerumuskan Qabil anak Adam untuk membangkang pada aturan yang telah ditetapkan. Dan atas bujukanku dia telah membunuh Habil saudara kandungnya lantaran saudara perempuannya yang cantik dijodohkan dengan Habil.

 

3.   Pelapor ketiga, “Aku telah berhasil merayu Kan’an anak Nuh untuk membantah ajaran ayahnya. Hingga akhirnya dia mati hanyut dalam banjir besar dalam keadaan kafir.

 

4.   Pelapor keempat, Aku telah berhasil menyesatkan ayah Ibrahim, ahli membuat patung untuk berhala yang disembah-sembah sebagai Tuhan. Dia kugoyahkan hatinya hingga tak meyakini ajaran agama yang diwahyukan Tuhan kepada Ibrahim anaknya. Aku juga berhasil menyesatkan Raja Namruj memusuhi Ibrahim dan menyembah berhala.

 

5.  Pelapor kelima, “Aku telah berhasil menghancurkan keimanan Fir’aun hingga menjadi tokoh paling sombong dan mengaku Tuhan. Dia berhasil kusesatkan hingga mati bergelimang dosa dalam keadaan kafir, tenggelam di laut merah bersama-sama pengikutnya ketika memusuhi Musa.

 

6.  Pelapor keenam, “Aku telah berhasil meluluhlantakkan keimanan Bal’am bin Ba’ura, orang shaleh yang terkenal alim yang doanya tak pernah ditolak Tuhan. Kubujuk dia melalui rengekan umatnya sehingga dia bersedia memberi nasehat busuk kepada umatnya untuk mengirim wanita agar melacur kepada prajurit-prajurit Nabi Musa yang dimusuhi umatnya. Akhirnya orang shaleh yang mempunyai kekuatan mengajar santri setiap hari sampai dua belas ribu itu, dilucuti karomahnya oleh Tuhan dan mati dalam keadaan su’ul khatimah (akhir hidup yang jelek).


7.  Pelapor ketujuh, “Aku telah berhasil menipu Barshish. Orang shaleh yang telah beribadah puluhan tahun dan tak pernah berbuat maksiat dalam sekejap mata. Dia memiliki santri 60 ribu orang yang bisa berjalan di atas awan. Hingga malaikat heran dengan ibadahnya. Dia kutipu dengan cara aku menjelma menjadi muridnya yang setia.

 

Ketika dia bertanya kepadaku, “Mengapa aku kuat melakukan ibadah berhari-hari tanpa makan dan minumm bahkan tidak tidur? Maka kujawab, “Aku telah melakukan dosa besar. Jika kuingat dosaku itu maka aku tidak bisa makan, minum apalagi tidur. Karena dosaku itu, aku benar-benar merasakan manisnya beribadah. Karena itu jika Tuan ingin merasakan manisnya ibadah, cobalah melakukan dosa besar sekali saja. Dia kuanjurkan minum khamar. Akhirnya atas rayuanku dia mulai mencoba minum khamar. Lama kelamaan mencandu, hingga jadilah dia pemabuk kemudian dia berzina dan membunuh. Ketika dia sedang sekarat di tiang gantungan sebagai hukuman atas kemaksiatannya itu, aku pun merayu untuk menyelamatkannya asal dia menyembahku, Dan dengan isyarat hatinya dia benar-benar menyembahku. Persis ketika tali gantungan menjerat lehernya dia benar-benar mati dalam keadaan su’ul khatimah karena musyrik menyembah aku, maka akupun tertawa terbahak-bahak atas kemenanganku.

 

8.     Pelapor berikutnya, “Aku telah berhasil menipu ribuan manusia untuk melakukan dosa besar. Yaitu seorang anak membunuh ayahnya, ibunya, saudara kandungnya. Kemudian seorang bapak membunuh anaknya, seorang ibu membunuh anaknya yang dilahirkan. Seorang suami membunuh istrinya dam seorang istri membunuh suaminya. Ribuan manusia kutipu agar cemas hatinya menghadap gejolak kehidupannya dan telah berhasil kubujuk untuk bunuh diri.

 

Kelompok bangsa dan negara telah pula berhasil kurayu untuk melakukan peperangan hingga berjuta-juta manusia mati akibat keserakahan mereka. Jutaan manusia telah nyata-nyata berhasil kusesatkan untuk menyekutukan Tuhan, menjadi kafir ataupun musyrik. Mereka kusesatkan jalan hidupnya agar mereka tidak memilih agama Islam yang diridhai Allah. Agar mereka di akhirat nanti menjadi pengikut kita. Dan kami tidak akan pernah berhenti sedetikpun untuk merayu manusia agar melakukan perjudian, perzinahan, pemerkosaan, pembunuhan dan segala bentuk kejahatan dan perbuatan dosa yang lain.

 

Kulancarkan misi tipuan yang melenakan agar manusia mendirikan kelompok-kelompok yang melemahkan kemudian menghancurkan tauhid melalui gerakan pendangkalan pemahaman agama. Kugerakkan para penguasa pemerintahan di bumi, ahli politik, dan ilmuwan agar melaksanakan paham sekuler atau paham lain dalam mengatur pemerintahan di bumi sehingga mereka itu tidak melaksanakan atau bahkan anti hukum islam.

 

Untuk mendukung gerakan tersebut telah banyak berdiri kelompok-kelompok yang membicarakan hal-hal yang tidak perlu, golongan orang-orang yang suka berkata berlebihan, berbicara hampa dan bathil. Perkumpulan yang suka berbantah dan bertengkar. Organisasi-organisasi yang suka melancarkan permusuhan, berkata keji, suka mencaci maki dan kotor lidah. Kelompok-kelompok yang senang mengutuk, senda-gurau, mentertawakan dan menghina, suka berjanji palsu, membuka rahasia, dusta, adu domba, fitnah, senang sanjungan, sombong, berlidah dua. Mendewakan kedudukan, pangkat, jabatan dan harta kekayaan dunia. Semua itu adalah hasil karya bujukanku dan kemudian yang telah pula dilakukan oleh manusia di bumi.

 

Selain itu kami juga telah mempunyai sahabat karib yang setia, yang sewaktu-waktu siap dikerahkan. Jumlahnya ada sepuluh, yaitu : (1) Hakim yang dzalim; (2) Orang kaya yang sombong; (3) Pedagang yang berkhianat; (4) Pemabuk; (5) Tukang fitnah; (6) Tiap Orang yang beramal dengan riya; (7) Pemakan harta anak yatim; (8) Orang yang malas mendirikan shalat; (9) Orang yang menahan zakat dan; (10) Orang yang selalu bercita-cita tentang keduniaan.”

 

Selain itu kami telah menyediakan fasilitas yang menjadi kecintaan kami dalam misi menghancurkan keimanan manusia, yaitu: (1) dibuatkan rumah oleh Tuhan berupa kamar mandi; (2) Dibuatkan tempat duduk di pasar-pasar dan di jalan-jalan; (3) Diberi makanan segala makanan yang dimakan manusia dengan tidak menyebutkan nama Allah; (4) Diberi minuman segala minuman yang memabukkan; (5) Diberi muadzin berupa suling-suling; (6) Diberi kitab berupa syair-syair dan tatto; (7) diberi hadits berupa dusta dan; (8) diberi pancing berupa wanita”.

 

Sedangkan musuh kami yang paling utama berjumlah lima belas, yaitu : (1) Rasulullah Muhammad saw; (2) Imam atau Hakim yang adil; (3) Orang kaya yang pemurah dan rendah hati;  (4) Pedagang yang jujur; (5) Orang alim yang shalatnya khusyu’; (6) Orang mukmin mukhlis; (7) Orang Mukmin yang berkasih sayang; (8) Orang yang bertaubat dan menjaga taubatnya; (9) Orang yang menjaga diri dari yang haram; (10) Orang mukmin yang menjaga kesucian dirinya; (11) Orang mukmin yang banyak bersedekah; (12) Orang mukmin yang berakhlaq mulia; (13) Orang mukmin yang bermanfaat bagi sesamanya; (14) Penghafal Al-Qur’an dan selalu membacanya dan (15) Orang yang beribadah pada malam hari ketika orang lain sedang tidur nyenyak.”

 

Apa yang ada dipikiran kita tentang kondisi ini semua? Akhirnya memiliki ilmu tentang musuh adalah salah satu cara paling ampuh untuk mengalahkan musuh.

 

9.     Laporan Terakhir adalah Pidato Iblis di hari Kiamat. Dengan berpakaian api, di-ikat rantai api, dan berdiri di atas mimbar api. Iblis berpidato dengan berapi-api di dengar para penghuni neraka. “Wahai manusia! Orang-orang kafir, musyrik dan munafik yang dimurkai Allah. Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang pasti, bahwa kamu akan mati. Kemudian dihimpun di Padang Mahsyar. Dihisab dan dimintai pertanggungjawaban atas segala perbuatanmu selama di dunia. Lalu terbagi menjadi dua golongan. Satu golongan dimasukkan ke Syurga, sedangkan golongan yang lain dimasukkan ke neraka. Sesungguhnya kamu dulu mengira bahwa kamu akan hidup  kekal di dunia. Dan tidak meninggalkan dunia untuk menuju akhirat.

 

Sesungguhnya aku tidak kuasa kepadamu waktu di dunia dahulu. Aku hanya berbisik dan membuat was-was di hatimu. Tetapi kamu telah mengikuti dan menerima saran-saranku. Maka dari itu, pada hari ini kamu jangan mencela aku. Akan tetapi celalah dirimu sendiri. Mengapa kamu tidak beribadah kepada Allah Maha Pencipta segala sesuatu? Aku tidak bisa menyelamatkam kamu. Demikian pula kamu tidak bisa menyalamatkan diriku dari adzab Tuhan. Pada hari ini aku membebaskan diri dari segala apa yang pernah aku bisikkan kepadamu. Karena aku telah terusir dan tertolak dihadapan Allah Tuhan seru semesta alam.

 

Dengan diiringi umpatan dan kutukan dari para penghuni neraka, iblis mengakhiri pidatonya. Malaikat Zabaniyah kemudian menumbak iblis tersebut dengan tombak api yang menumbangkannya dari atas mimbar api. Sehingga iblis jatuh tersungkur ke dalam neraka yang paling bawah bersama-sama para pengikutnya, orang-orang kafir, musyrik dan munafik.

 

Malaikat Zabaniyah kemudian berkata: “Disinilah tempat kalian yang abadi. Di tempat ini kalian tidak akan mati dan tidak pula sempat beristirahat dari merasakan adzab yang sangat pedih”.Dan Allah Yang Maha Kuasa dan juga Maha Perkasa berfirman kepada mereka, “Inilah Jahannam (neraka) yang dahulu kamu diancam dengannya. Masuklah ke dalamnya pada hari ini, disebabkan kamu dahulu mengingkarinya”.(surat Yaa Siin (36) ayat 63-64)”. Kemudian berlaku pula ketentuan sebagaimana firman Allah SWT berikut ini: “Setiap kali mereka hendak keluar dari neraka lantaran kesengsaraan, mereka dikembalikan ke dalamnya serta dikatakan kepada mereka “Rasakanlah adzab yang membakar ini”. (surat Al Hajj ayat 22)

 

Sedangkan kepada orang-orang yang shaleh yang tunduk dan patuh kepada-Nya, lalu Allah berfirman berikut ini:“Hai jiwa yang tenang, Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-Ku. Dan masuklah ke dalam syurga-Ku” (surat Al Fajr ayat 27-28-29-30).”  

 

G.      SHIRAT.

 

Shirat adalah jembatan yang menghubungkan padang Mahsyar dengan syurga, melintasi jurang neraka yang apinya menjilat jilat orang yang lewat di atasnya. Menurut Ibnu Mas’ud, shirat berada di atas Jahannam. Bentuknya sangat tipis, setajam pedang dan licin. Semua manusia yang telah selesai proses hisabnya, kelak akan melewati shirat. Barangsiapa yang berhasil melintasinya akan sampailah di syurga.

 

Sedangkan yang gagal, akan tergelincir jatuh ke neraka. Nabi SAW bersabda: “Dan dibentangkanlah jembatan Jahannam. Akulah orang pertama yang melewatinya. Doa para Rasul pada saat itu: ‘Ya Allah, selamatkanlah, selamatkanlah.’ Pada shirath itu, terdapat pencangkok-pencangkok seperti duri pohon Sa’dân. Pernahkah kalian melihatnya?” Para Sahabat menjawab, “Pernah, wahai Rasulullah. Maka ia seperti duri pohon Sa’dan, tiada yang mengetahui ukuran besarnya kecuali Allah. Maka ia mencangkok manusia sesuai dengan amalan mereka.” (Hadits Riwayat Bukhari)”.

 

Berhasil tidaknya manusia melintasi shirat sangat tergantung kepada saldo amal kebaikan seseorang yang sudah diputuskan dalam persidangan perkara hisab yang bersifat sangat terbuka, independent dan adil. Jika amal kebaikannya, lebih banyak dari amal keburukannya, ia akan sampai ke syurga. Sebaliknya jika saldo amal keburukannya lebih besar dari amal kebaikannya, dengan sendirinya akan terpeleset dan masuk ke neraka.

 

Terdapat beberapa golongan manusia yang berhasil melintasi shirat, yaitu: (1) Golongan pertama dapat melintasi shirat secepat kita melesat; (2) Golongan kedua melewati shirat seperti angin yang cepat; (3) Golongan ketiga melaluinya bagai burung yang terbang cepat; (4) Golongan keempat melintasinya seperti kuda yang lari dengan lincah; (5) Golongan kelima melewati shirat seperti seorang lelaki berlari; (6) Golongan keenam melalui shirat dengan kecepatan larinya binatang ternak; (7) Golongan ketujuh menyeberangi shirat selama sehari semalam. Selebihnya ada, golongan manusia, yang melintasi shirat dengan memakan waktu satu bulan, bahkan ada juga yang memakan waktu selama satu sampai tiga tahun, yang kesemuanya sangat tergantung kepada amal kebaikan yang telah diperbuat oleh manusia saat hidup di muka bumi ini.

 

Sebagai seorang yang beriman, kita wajib mempercayai segala hal yang akan terjadi pada hari Kiamat kelak, baik yang disebutkan dalam al-Qur’an maupun yang terdapat dalam Hadits yang shahih. Kita tidak boleh membeda-bedakan dalam urusan beriman dengan segala peristiwa tersebut, baik itu sesuai dengan logika ataupun tidak. Segala hal yang akan terjadi di akhirat tidak bisa kita qiyaskan (dianalogikan) dengan peristiwa di dunia ini. Karena semua peristiwa di akhirat adalah peristiwa yang penuh dengan keluarbiasaan dan kedahsyatan, yang pada intinya untuk menunjukkan siapa Allah SWT yang sesungguhnya. Semoga kita semua mampu menghadapi proses yang terjadi di alam akhirat yang akhirnya menghantarkan diri kita ke syurga. Aamiin.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar