Sekarang
mari kita pelajari seperti apakah kondisi dan keadaan dari kampung kesengsaraan
dan kebinasaan (neraka) itu sehingga dengan kita mengetahui keadaan dan
kondisinya, bisa menjadi pelajaran bagi diri kita serta menjadi motivasi agar jangan sampai singgah dan bertempat
tinggal di sana.
A.
API NERAKA DIBAWA DARI DUNIA.
Ada seorang waliyullah bernama Bahlul Daanaa
yang hidup di masa khalifah Harun Al Rasyid. Bahlul terkenal dengan sikapnya
yang sering kali di luar sikap manusia pada umumnya. Sehingga orang orang
seringkali menganggapnya sebagai orang gila. Meski sebenarnya sikap anehnya ini
dilakukannya dengan sengaja. Bahlul selalu mencari kesempatan untuk bisa dekat
dengan khalifah Harun Al Rasyid guna memberi peringatan kepadanya tentanh suatu
hal. Suatu hari Bahlul mendatangi khalifah dengan sekujur tubuhnya lusuh penuh
dengan kotoran tanah; menunjukkan kalau dirinya baru saja kembali dari
melakukan perjalanan panjang. Mendapati keadaan yang sepeti ini khalifah Harun
Al Rasyid bertanya: “Bahlul kenapa keadaanmu seperti itu, darimana saja
engkau?’
“Saya baru saja kembali dari neraka Jahannam,
wahai Khalifah!’. “Dari neraka Jahannam? Untuk apa engkau kesana?” “Saya datang
kesana untuk mengambil api”. “Jika engkau butuh api kenapa harus kesana? Lalu
apakah engkau sudah mengambil apinya?” “Tidak, wahai khalifah. Sesampainya di
pintu neraka Jahannam saya bertemu dengan para penjaga. Mereka mengatakan bahwa
‘Di
neraka tidak ada api seperti yang disangka semua orang. Yang benar adalah semua
orang membawa apinya sendiri sendiri dari dunia ke sini”. Adanya
kondisi ini menunjukkan bahwa: Api yang ada di neraka Jahannam maupun
gemerlapnya istana di syurga, semuanya sudah disiapkan sejak manusia hidup di
dunia ini. Karena itu manakah yang ingin engkau persiapkan? Untuk itu
perhatikanlah amal-amal perbuatanmu!
Pernahkah anda terkena bara api atau terkena
tumpahan air panas? Jika anda pernah merasakan itu maka anda pasti merasakan
sakitnya terkena bara api dan air panah. Sekarang jika bara api dan air panas
saja sudah membuat anda sakit bagaimana dengan panasnya api neraka yang
panasnya 69 (enam puluh sembilan) kali panasnya api di dunia, padahal kualitas
api itu kita yang buat sendiri saat hidup di dunia? Hal ini sebagaimana hadits
berikut ini: Rasulullah bersabda: “Api kalian di dunia yang dinyalakan oleh anak
keturunan Adam adalah satu bagian dari tujuh puluh bagian dari neraka
Jahannam”. Para sahabat berkata: “Jika api itu mencukupi ya Rasulullah, maka
api itu terpisah dengan selisih enam puluh sembilan bagian yang kesemuanya itu
adalah perumpamaan panasnya”. (Hadits Riwayat Bukhari, Muslim)”. Sekarang pernahkan anda menilai berapa panasnya
api yang ada di dunia ini kemudian kalikan dengan 69 (enam puluh sembilan)
berapa panasnya api neraka, lalu maukah anda pergi kesana untuk singgah dan
bertempat tingga!
B.
ROMBONGAN YANG PALING AWAL MASUK NERAKA.
Ada tiga macam golongan manusia yang kelak
paling awal memasuki neraka. “Mereka adalah para pembaca Al Qur’an yang
berniat mencari perhatian orang; para hartawan yang menyedekah kan hartanya
agar dipuji orang (riya); dan para pejuang yang berangkat ke medan laga agar
disebut sebagai pahlawan. Hal itu dikisahkan dalam hadits yang
diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra,. Ada seorang ulama, pada masa sahabat, pergi
ke Madinah. Ia bertemu dengan Abu Hurairah ra, di tengah kumpulan banyak orang.
Setelah kumpulan banyak orang itu bubar, sang ulama mengadap Abu Hurairah
ra.“Aku minta, sudilah anda menceritakan hadits dari Nabi SAW,” ucap sang
ulama. “Silahkan duduk baik baik,” pinta Abu Hurairah. Dengarlah hadits yang
aku pernah peroleh langsung dari Rasulullah SAW dan tiada seorangpun bersama
kami (ketika itu)…” Sang ulama menyetujuinya. Sejenak Abu Hurairah menarik
nafas panjang, dan pingsanlah dia. Ketika sadar, ia mengusap wajahnya.
“Dengarlah hadits yang aku peroleh dari Rasulullah SAW….” Abu Hurairah menarik
nafas panjang lagi dan pingsan kembali. Hal ini terulang sampai dengan tiga
kali.
Setelah sadar pingsan yang ketiga kalinya, Abu
Hurairah ra, menuturkan, “Rasulullah SAW telah bersabda: Ketika saatnya hari
kiamat, Allah memutuskan semua urusan makhluk-Nya. Setiap manusia tunduk kepada-Nya.
Yang
pertama dipanggil oleh Allah ialah
pembaca AlQuran, lalu ditanyakan kepadanya: kamu telah mempelajari apa yang
diwahyukan kepada utusan-Ku? Jawab pembaca AlQuran: Ya Tuhan. Allah tanya lagi:
Lalu apa yang kamu amalkan di dalamnya? Pembaca AlQuran menjawab: ‘Aku
membacanya pada malam atau pada siang hari.’ Allah dan para malaikat-Nya
menyanggah: “Kamu telah berbohong, karena semua itu kamu lakukan karena ingin
dipuji orang, dan itu sudah terlaksana di dunia.
Yang
kedua, yang dipanggil oleh Allah
para hartawan, lalu ditanya: “Kau buat apa saja harta yang telah kuberikan
kepadamu?. Si hartawan menjawab: “Kubelanjakan demi menyambung hubungan sanak
famili dan disedekahkan. Allah dan para malaikat-Nya menyanggah: “Kamu telah
berbohong, karena semua itu kamu lakukan agar kamu disebut dermawan dan itu
sudah terlaksana di duni.
Yang
ketiga yang dipanggil oleh Allah
SWT ialah orang mati sabil (syahid), lalu ditanya: “Kenapa kamu terbunuh?’
Jawab mereka:”Berperang fi sabilillah (untuk menegakkan agama Allah). Allah dan
para malaikatNya menyanggah: Kamu telah berbohong, karena tujuanmu hanya supaya
kamu disebut pahlawan yang gagah berani, dan itu sudah kamu dapatkan di dunia.
Lebih lanjut Abu Hurairah ra, menceritakan,
“Lalu Rasulullah, menepuk lututku seraya bersabda: Hai Abu Hurairah, ketiga
macam manusia inilah yang paling awal disiksa di neraka. Dan ketika Muawiyah
mendengar hadits ini langsung menangis. “Sungguh benar Allah dan Rasulnya.”
Lantas ia mengemukakan sebuah ayat: “Barangsiapa (tujuan amalnya) hanya
menghendaki kesenangan dan keindahan dunia, pasti Kami sempurnakan balasannya
di dunia, sedikit pun tidak dikurangi”. (surat Hud ayat 15) (Syamsul Rijal Hamid, Jalan Kehadirat Allah,
Penebar Salam, Jakarta, 2000, hal 156, 157, 158)
C.
KAMPUNG KESENGSARAAN DAN KEBINASAAN ADALAH
NERAKA.
Allah SWT bersabda: “Dan
pada hari itu diperlihatkan neraka Jahannam; dan pada hari itu ingatlah manusia
akan tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya. Dia mengatakan: “Alangkah
baiknya kiranya aku dahulu mengerjakan (amal saleh) untuk hidupku ini. (surat
Al Fajr (89) ayat 23-24)”. Lalu seperti apakah keadaan kampung
kesengsaraan dan kebinasaan itu? Kita akan bisa mengetahuinya melalui hadits
qudsi berikut ini.
Allah SWT berfirman,
“Wahai anak Adam! Bagaimana engkau bisa bermaksiat padaKu padahal engkau masih
tak tahan terhadap panasnya matahari. Neraka Jahannam mempunyai tujuh tingkatan.
Di dalamnya ada api yang sebagian melahap yang lainnya. Di setiap tingkatan ada
tujuh puluh ribu cabang api. Pada setiap cabang ada tujuh puluh ribu tempat
tinggal. Pada setiap tempat tinggal ada tujuh puluh ribu rumah. Pada setiap
rumah ada tujuh puluh ribu sumur. Pada setiap sumur ada tujuh puluh ribu peti
api. Pada setiap peti api ada tujuh puluh ribu kalajengking dari api, dan di
atas setiap peti terdapat tujuh puluh ribu pohon zaqqum. Di setiap pohon ada
tujuh puluh ribu pemimpin dari api. Bersama setiap pemimpin tersebut ada tujuh
puluh ribu malaikat dari api, dan tujuh puluh ribu ular api. Panjang masing
masing ular itu tujuh puluh ribu hasta dari api. Pada setiap perut ular itu ada
lautan dari racun hitam. Setiap kalajengking memiliki seribu ekor. Panjang
masing masing ekornya tujuh puluh ribu hasta.Pada setiap ekor terdapat tujuh
puluh ribu liter racun merah.
Wahai anak Adam! Aku
tidak menciptakan api kecuali diperuntukkan: (1) bagi setiap orang kafir, (2)
pengadu domba, (3) orang yang durhaka kepada orang tua, (4) orang yang riya, (5)
orang yang tidak memberi zakat hartanya, (6) pezina, (7) pemakan harta riba, (8)
peminum khamar, (9) penganiaya anak yatim, (10) pegawai yang berkhianat, (11) wanita
yang meratapi musibah, dan (12) setiap orang yang menyakiti tetangganya.
“kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; Maka
itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. dan adalah Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.” (surat Al Furqaan (25) ayat 70). Oleh karena
itu, kasihilah diri kalian sendiri wahai para hambaKu. Sebab, badanmu sangat
lemah, sedang perjalanan masih jauh, beban sangat berat, ash shirath begitu
halus, pengintai Maha Melihat, dan hakimnya adalah Tuhan semesta alam.” (Imam al Ghazali, Bahagia Senantiasa: Kimia Ruhani Untuk
Kebahagiaan Abadi, Serambi Ilmu Semesta, Jakarta, 2007)
Bayangkan dan renungkan seperti itulah keadaan
dari kampung atau tempat kembali yang dijanjikan oleh Allah SWT kepada
makhluknya yang tidak mematuhi segala larangan dan perintah-Nya. Tempat kembali
apakah yang dijanjikan Allah SWT itu? Tempat itu adalah neraka yang merupakan
sebuah kampung atau tempat kembali yang berisi kebinasaan dan kesengsaraan. Sebagai
khalifah di muka bumi, beranikah anda memilih kampung kebinasaan dan
kesengsaraan sebagai tempat kembali kelak setelah hari kiamat? Jika anda berani
memilih neraka berarti anda telah menjadi pengikut dan antek serta kawan bagi
syaitan dan iblis di dalam mengarungi hidup di neraka.
Selama ini kita hanya mengetahui bahwa warna
api adalah merah kemudian dengan merahnya api saja kita sudah tidak sanggup
mendekatinya ataupun melawannya. Jika sekarang warna api neraka adalah hitam
dan gelap tentunya lebih hebat dan lebih dahsyat dari api yang berwarna merah. Jika api yang hitam dan gelap itu
adalah tempat kembali kita, coba bayangkan sakit dan perih yang dirasakan oleh
tubuh kita pada waktu terbakar. Sebagaimana hadits berikut ini: “Rasulullah bersabda: “Api neraka
dinyalakan selama seribu tahun sehingga api itu menjadi merah. Api neraka itu
lantas dinyalakan lagi selama seribu tahun sehingga api itu menjadi putih.
Setelah itu api neraka dinyalakan kembali selama seribu tahun sehingga api
neraka itu menjadi hitam dan gelap”. (Hadits Riwayat Ath Thirmidzi)”. Beranikah anda merasakan panasnya api tersebut
di akhirat kelak?
Untuk menambah pengetahuan, wawasan
serta untuk lebih mempertegas lagi tentang kampung kebinasaan dan kesengsaraan,
mari kita pelajari hal hal di bawah ini, berdasarkan artikel yang kami ambil
dari “Inilah.Com”, tentang keadaan
neraka, berikut ini:
Yazid Ar-Raqqsyi
meriwayatkan dari Anas bin Malik "Malaikat Jibril datang kepada Rasulullah
pada waktu yang tidak biasa dengan raut muka yang berbeda dari biasanya.
Rasulullah bertanya: Wahai Jibril, kenapa Aku melihat raut mukamu berbeda? Jibril
menjawab, "Wahai Muhammad, aku datang kepadamu pada saat Allah
memerintahkan supaya api neraka dinyalakan. Tidak pantas jika orang yang
mengetahui bahwa - neraka, siksa kubur dan siksa Allah itu sangat dahsyat--
untuk bersenang sebelum dirinya merasa aman dari ancaman itu."
Rasulullah menjawab:
"Wahai Jibril, lukiskanlah keadaan neraka itu kepadaku." Jibril
berkata: "Baik, ...Ketika Allah swt menciptakan neraka, apinya dinyalakan
seribu tahun hingga berwarna hitam pekat, nyala dan baranya tidak pernah
padam."
"Demi Dzat yang
mengutus engkau kebenaran sebagai Nabi, seandainya neraka itu berlubang sebesar
lubang jarum, niscaya segenap penghuni dunia akan terbakar karena
panasnya."
"Demi Dzat yang
mengutus Engkau dengan kebenaran sebagai Nabi, seandainya ada baju penghuni
neraka itu digantung diantara langit dan bumi, niscaya semua penghuni dunia
akan mati karena bau busuk dan panasnya."
"Demi Dzat yg
mengutus Engkau kebenaran sebagai Nabi, seandainya sehasta dari mata rantai
sebagaimana yang disebutkan didalam al quran diletakkan di puncak gunung,
niscaya bumi sampai kedalamnya akan meleleh."
"Demi Dzat yang
mengutus Engkau kebenaran sebagai Nabi, seandainya ada seorang berada di ujung
barat dunia ini disiksa, niscaya orang yang berada di ujung timur akan terbakar
karena panasnya."
Neraka itu mempunyai
7 (tujuh) pintu dan masing-masing pintu dibagi-bagi untuk laki-laki dan
perempuan. Rasulullah bertanya; "Apakah pintu-pintu itu seperti pintu
kami?" Jibril menjawab; "Tidak.Pintu itu selalu terbuka dan pintu
yang satu berada dibawah pintu yang lain. Jarak pintu yang satu dengan pintu
yang lain sejauh perjalan 70 tahun. Pintu yang dibawahnya lebih panas 70 x
lipat dari pintu yang di atasnya."
"Musuh-musuh
Allah diseret kesana dan jika mereka sampai di pintu itu, malaikat Zabaniyah
menyambut mereka dengan membawa rantai dan belenggu. Rantai itu dimasukkan ke dalam
mulutnya dan keluar dari duburnya, sedangkan tangan kirinya dibelenggu dengan
lehernya, dan tangan kanannya dimasukkan ke dalam dada hingga tembus ke bahu.
Setiap orang yang
durhaka itu dirantai bersama setan dalam belenggu yang sama, lantas diseret wajahnya
tersungkur dan dipukul oleh malaikat dengan palu. Setiap kali mereka hendak
keluar dari neraka lantaran kesengsaraan mereka, niscaya mereka dikembalikan ke
dalam neraka."
Rasulullah bertanya,
"Siapakah penghuni masing-masing pintu itu?" Jibril menjawab,
"Pintu yang paling bawah namanya Hawwiyah. Pintu neraka Hawiyyah ini
adalah pintu neraka yang paling bawah (dasar), yang merupakan neraka yang
paling mengerikan. Pintu neraka ini ditempati oleh orang-orang munafik, orang
kafir termasuk juga keluarga Fir'aun, dalam neraka Hawiyyah. “"Maka
tempat kembalinya adalah neraka Hawiyyah" (surat Al Qariah (101) ayat 9).
Pintu kedua namanya
Jahim. Yakni pintu neraka tingkatan ke 6. Tingkatan neraka ini di atasnya
neraka Hawiyyah. Di dalamnya ditempati oleh orang-orang musyrik yang
menyekutukan Allah. Hal ini sebagaimana arti firman Allah ini :"Dan
diperlihatkan dengan jelas neraka Jahim kepada orang-orang yang sesat" (surat
Asy Syu’araa (26) ayat 91).
Pintu ketiga namanya
Saqar, tempat arang-orang shabi'in. Merupakan pintu neraka pada tingkatan ke 5.
Di dalam pintu itu ditempati oleh orang-orang yang menyembah berhala atau
menyembah patung-patung yang dibuat bangsanya sendiri.Tingkatan pintu neraka
ini, terletak di atasnya pintu neraka Jahim. Tentang neraka ini, Allah telah
berfirman yang artinya :"Apakah yang memasukkan kamu ke dalam
Saqar (neraka)" (surat Al Mudatstsir (74) ayat 42)
Pintu keempat namanya
Ladza, berisi iblis dan orang-orang yang mengikutinya, serta orang Majusi.
Ladza merupakan pintu neraka pada tingkatan nomor 4. Di dalamnya ditempati
Iblis laknatullah beserta orang-orang yang mengikutinya dan orang-orang yang
terbujuk rayuannya. Kemudian orang-orang Majusi pun ikut serta menempati neraka
Ladza ini. Mereka kekal bersama Iblis di dalamnya. Tingkatan pintu neraka Ladza
ini diatasnya pintu neraka Saqar. Dalam hal ini Allah telah berfirman : “Sekali-kali
tidak dapat, sesungguhnya neraka itu adalah api yang bergejolak". (surat Al-Ma'arij
(70) ayat 15). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Iblis dan para
pengikutnya akan dimasukkan ke dalam neraka Ladza. Seperti apa yang dikatakan
oleh Malaikat Maut (malaikat Izrail) ketika Iblis hendak dicabut nyawanya, maka
malaikat maut itu berkata, bahwa Iblis akan diberi minum dari neraka Ladza.
Pintu kelima namanya
Huthamah, tempat orang-orang Yahudi. Merupakan pintu neraka pada neraka
tingkatan ke 3. Di dalamnya ditempati oleh orang-orang Yahudi dan para
pengikutnya. Pintu neraka Huthamah ini, tingkatannya di atas pintu neraka Ladza
yang dihuni para Iblis. Tentang neraka Huthamah ini, Allah telah berfirman
dalam Al-Qur'an : "Dan tahukah kamu, apa Huthamah itu? (yaitu) api (yang disediakan)
Allah yang dinyalakan". (surat Al-Humazah (104) ayat 5-6).
Pintu keenam namanya
Sa'ir, merupakan pintu neraka pada neraka tingkatan ke 2. Di dalamnya ditempati
oleh orang-orang Nashrani dan para pengikutnya. Pintu neraka ini berada di atas
tingkatan pintu neraka Huthamah. Mengenai neraka ini, Allah Ta'ala telah
berfirman :"Dan dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala
(neraka)".(surat Al-Insyigaq (84) ayat 12).
Selanjutnya Jibril
terdiam karena merasa segan kepada Rasulullah Saw. kemudian Rasulullah
bertanya, "Kenapa engkau tidak memberitahukan penghuni pintu yang
ketujuh?" Jibril menjawab :"Pintu ke tujuh namanya pintu neraka
Jahanam. Merupakan pintu neraka yang paling atas (pertama). Di dalamnya berisi
umatmu yang melakukan dosa-dosa besar dan tidak tobat sampai mereka meninggal
dunia."
Rasulullah pingsan
mendengar penjelasan Jibril tersebut. Jibril meletakan kepala Rasulullah di
pangkuannya sampai Beliau sadar kembali. Salman Al-Farisi datang dan berdiri di
depan pintu seraya berkata, "Assalaamu'alaikum, yaa ahla baitir rahmah,
apakah saya bisa bertemu dengan junjunganku Rasulullah Saw.?" Namun tidak
ada yang menjawab, sehingga meraka pun menangis dan terjatuh.
Rasulullah bersabda:
"Betapa besar cobaan yang menimpaku dan aku merasa sangat sedih. Jadi, ada
di antara umatku yang akan masuk neraka?" Jibril menjawab, "benar,
yaitu umatmu yang mengerjakan dosa-dosa besar. Kemudian Rasulullah saw.
menangis, dan Jibril pun juga ikut menangis. Rasulullah SAW. lantas masuk ke
rumahnya dan menyendiri. Beliau hanya keluar rumah jika hendak mengerjakan
shalat dan tidak berbicara dengan siapa pun. Dalam shalat beliau menangis dan
sangat merendahkan diri kepada Allah Taala.
Pada hari yang
ketiga, Abu Bakar r.a. datang ke rumah beliau dan mengucapkan,
"Assalaamualaikum, yaa ahla baitir rahmah, apakah saya bisa bertemu
Rasulullah SAW?" Namun tidak ada seorang pun yang menjawabnya, sehingga
Abu Bakar menangis tersedu-sedu. Umar r.a. datang dan berdiri di depan pintu
seraya berkata, "Assalaamu' alaikum, yaa ahlal baitir rahmah, apakah saya
bisa bertemu dengan Rasulullah Saw.?" Namun tidak ada seorang pun yang
menjawabnya, sehingga Umar lantas menangis tersedu-sedu.
Kemudian Salman
bangkit dan mendatangi rumah Fathimah. Sambil berdiri di depan pintu ia
berkata, " Assalaamu' alaikum, wahai putri Rasulullah Saw" sementara
Ali r .a. sedang tidak ada di rumah. Salman lantas berkata, "Wahai putri
Rasulullah SAW., dalam beberapa hari ini Rasulullah Saw. suka menyendiri.
Beliau tidak keluar rumah kecuali untuk shalat dan tidak pemah berkata-kata
serta tidak mengizinkan seseorang untuk masuk ke rumah beliau."
Fathimah lantas pergi
ke rumah beliau (Rasulullah). Di depan pintu rumah Rasulullah Saw. Fathimah
mengucapkan salam dan berkata, "Wahai Rasulullah, saya adalah
Fathimah." Waktu itu Rasulullah Saw. sedang sujud sambil menangis, lantas
mengangkat kepala dan bertanya, "Ada apa wahai Fathimah, Aku sedang
menyendiri. Bukakan pintu untuknya." Maka dibukakanlah pintu untuk
Fathimah.
Fathimah menangis
sejadi-jadinya, karena melihat keadaan Rasulullah yang pucat pasi, tubuhnya
tampak sangat lemah, mukanya sembab karena banyak menangis. Fathimah bertanya,
"Wahai Rasulullah, apakah yang sedang menimpa dirimu wahai ayahku?"
Beliau bersabda, "Wahai Fathimah, Jibril datang kepadaku dan melukiskan
keadaan neraka. Dia memberitahu kepadaku bahwa pada pintu yang teratas
diperuntukkan bagi umatku yang mengerjakan dosa besar. Itulah yang menyebabkan
aku menangis dan sangat sedih."
Fatimah bertanya,
"Wahai Rasulullah, bagaimana mereka masuk ke neraka itu?" Beliau
bersabda, "Mereka digiring ke neraka oleh malaikat. Wajah mereka tidak
hitam, mata mereka tidak biru, mulut mereka tidak disumbat, dan mereka tidak
dibelenggu ataupun dirantai."
Fatimah
bertanya," Wahai Rasulullah, bagaimana sewaktu mereka digiring ke neraka
oleh malaikat?" Beliau bersabda, "Laki-laki ditarik jenggotnya,
sedangkan perempuan dengan ditarik rambut ubun-ubunnya. Banyak diantara umatku
yang masih muda, ketika ditarik jenggotnya untuk digiring ke neraka berkata,
"Betapa sayang kemudaan dan ketampananku.
"Banyak di
antara umatku yang perempuan ketika ditarik ke neraka berkata, "Sungguh
aku sangat malu." Ketika malaikat yang menarik umatku itu sampai ke neraka
dan bertemu dengan Malik, Malik bertanya kepada malaikat yang menarik umatku
itu, "Siapakah mereka itu? Aku tidak pernah melihat orang-orang yang
tersiksa seperti mereka. Wajah mereka tidak hitam, mata mereka tidak biru,
mulut mereka tidak disumbat, mereka tidak dibarengkan dengan golongan setan,
dan mereka tidak dibelenggu atau diikat lehernya?"
Malaikat itu
menjawab, "Kami diperintahkan untuk membawa mereka kepadamu dalam keadaan
seperti itu." Malik berkata kepada mereka, "Wahai orang-orang yang
celaka, siapakah sebenarnya kalian ini?" (Dalam hadis yang lain
disebutkan, bahwa ketika mereka ditarik oleh malaikat, mereka selalu
menyebut-nyebut nama Muhammad. Ketika mereka melihat Malik, mereka lupa untuk
menyebut nama Muhammad Saw. karena seramnya Malaikat Malik).
Mereka menjawab,
"Kami adalah umat yang diturunkan Al-Quran kepada kami dan termasuk orang
yang mengerjakan puasa pada bulan Ramadhan." Malik berkata, "Al-Quran
hanya diturunkan untuk umat Muhammad Saw ."
Ketika mendengar nama
Muhammad, mereka berteriak seraya berkata, 'Kami termasuk umat Muhammad
Saw" . Malik berkata kepada mereka, "Bukankah di dalam Al-Quran ada
larangan untuk mengerjakan maksiat-maksiat kepada Allah Ta'ala?" Ketika
mereka berada di tepi neraka dan diserahkan kepada Malaikat Zabaniyah, mereka
berkata "Wahal Malik, izinkanlah kami untuk menangisi nasib kami."
Malik mengizinkannya,
dan mereka lantas menangis dengan mengeluarkan darah. Malik lantas berkata,
"Alangkah baiknya, seandainya tangis ini kamu lakukan sewaktu berada di
dunia. Seandainya sewaktu di dunia kamu menangis seperti ini karena takut
kepada siksaan Allah, niscaya sekarang ini kamu tidak akan masuk neraka." Malik
lalu berkata kepada Zabaniyah, "Lemparkan, lemparkan mereka ke dalam
neraka." Ketika mereka dilempar ke dalam neraka, mereka berseru secara
serempak mengucapkan kalimat: Laa ilaaha illallah...., sehingga api neraka
langsung menjadi padam.
Kemudian Malik
berkata, "Wahai api, sambarlah mereka!" Api itu menjawab,
"Bagaimana aku menyambar mereka sementara mereka mengucapkan kalimat: Laa
ilaaha illallaah. Malik berkata lagi kepada api neraka, "Sambarlah
mereka". Api itu menjawab, "Bagaimana aku menyambar mereka, sementara
mereka mengucapkan kalimat: Laa ilaaha illallah." Malik berkata,
"Benar, namun begitulah perintah Allah Arasy". Kemudian api itu pun
menyambar mereka. Di antara mereka ada yang disambar sampai dua telapak
kakinya, ada yang disambar sampai dua lututnya, dan ada yang disambar sampai
lehemya.
Ketika api itu akan
menyambar muka, Malik berkata, "Jangan membakar muka mereka, karena dalam
waktu yang cukup lama mereka bersujud Kepada Dzat Yang Maha Kuasa. Dalam
Al-Qur'an, Allah telah mensifati neraka Jahannam sebagai berikut
:"Sesungguhnya neraka itu melontarkan bunga api sebesar dan setinggi
gunung".(QS. Al-Mursilat : 32) "Dan sesungguhnya Jahannam itu
benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka (pengikut-pengikut
setan) semuanya. (QS. Al-Hijr : 43) (sumber
Inilah.com, Dahsyatnya Neraka menurut AlQur’an dan Hadits)
Jika seperti ini
kondisi dasar dari neraka sebagai kampung kebinasaan dan kesengsaraan, lalu apa
yang kita pikirkan dengan kondisi ini. Dan jika sekarang jika ada sebuah
pernyataan yang berbunyi “lebih berat mana menahan dan mengalahkan hawa
nafsu dibandingkan menahan panasnya api neraka”, mana yang kita pilih
sekarang? Pilihan yang paling baik dan benar mampu menahan dan mengendalikan
hawa nafsu karena jika kita memperturutkan hawa nafsu hasil akhirnya adalah
neraka. Dan neraka yang akan kita tempati kondisinya seperti yang telah kami
kemukakan di atas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar