ADNAN ATH THARSYAH dalam bukunya “Yang Disenangi Nabi
SAW dan Yang Tidak Disukai” telah mengemukakan bahwa Nabi SAW suka mengerjakan Shalat
Sunnah di Rumah sebagaimana riwayat
berikut ini: Ibnu Majah dalam suatu riwayat telah mengemukakan bahwa Abdullah
bin Sa’ad berkatam “Aku pernah bertanya kepada Rasulullah mana yang lebih
utama, apakah aku shalat di rumahku ataukah di masjid? Beliau menjawab, “Tidakkah kamu melihat rumahku? Betapa
dekatnya dengan masjid. Aku lebih suka mengerjakan shalat di rumahku ketimbang
aku mengerjakanya di masjid, kecuali pada shalat-shalat fardhu.”
Rasulullah adalah orang yang sangat suka mengerjakan
shalat di rumah sendiri terkecuali untuk shalat-shalat fardhu yang lima, maka
beliau mengerjakannya di masjid. Dan, ini pun telah Rasulullah sunnahkan untuk
umatnya seperti dalam sabda beliau SAW: “Dan
kerjakanlah shalat sunnah wahai manusia di rumah kalian masing-masing, karena
sesungguhnya sebaik-baik shalat adalah shalat seseorang di rumahnya kecuali
shalat fardhu.” (Hadist Riwayat Bukhari).
Rasulullah ingin kalau rumah-rumah orang Islam itu
ramai dan dinamis dengan diadakan shalat di dalamnya dan tidak sunyi seperti
kuburan yang memang bukan untuk dilakukan shalat atau rumah yang hanya dipakai
untuk tidur saja tanpa pernah dilakukan shalat di dalamnya. Untuk itu
Rasulullah mengajarkan umatnya dengan sabdanya, “Kerjakanlah shalat di rumah kalian dan janganlah kalian jadikan rumah
kalian seperti kuburan” (Hadits Riwayat Muslim)
Rasulullah menganjurkan untuk melakukan shalat sunnah
di rumah agar terhindar dari riya, terjaga dari tindakan sia-sia, dan untuk
mendapatkan keberkahan buat rumah dari shalat tersebut di mana rahmat dan
malaikat akan turun ke rumah tersebut.
Sebaliknya, setan akan pergi jauh, sehingga yang ada hanya kebaikan
sebagaimana hadits di bawah ini.
“Apabila salah
seorang di antara kalian mengerjakan shalat di masjid maka hendaklah dia memberikan
jatah shalat untuk rumahnya, karena Allah akan menjadikan kebaikan di rumahnya
dari shalat itu. (Hadits Riwayat Muslim).
Rasullah telah memberikan perumpamaan bagi rumah yang
di dalamnya dilakukan shalat dan dzikir kepada Allah; dan rumah yang tidak
pernah sama sekali dilakukan dzikir di dalamnya. Rasulullah bersabda, “Perumpamaan rumah yang di dalamnya dilakukan
zikir kepada Allah dan rumah yang tidak pernah dilakukan zikir di dalamnya adalah bagaikan orang yang masih
hidup dengan orang yang sudah mati. (Hadits Riwayat Muslim)”.
Dalam hadits ini mengandung anjuran untuk melakukan
dzikir kepada Allah di rumah dan jangan sampai rumah itu kosong dari dzikir kepada-Nya.
Rasulullah telah mengajarkan kita bahwa setan itu senantiasa akan lari rumah
yang di dalamnya selalu ada dzikir kepada Allah dan rumah yang selalu di
dalamnya dibacakan surah-surah Al-Qur’an. Untuk itu perhatikanlah sabda
Rasulullah berikut ini: “Janganlah kalian
jadikan rumah kalian sebagai kuburan, sesungguhnya setan itu akan lari dari
rumah yang di dalamnya selalu dibaca surat Al Baqarah. (Hadits Riwayat Muslim)”.
Ingat, walaupun shalat di Masjid Nabawi itu lebih baik
dari seribu shalat di tempat lain, tetapi Rasulullah telah menjadikan shalat
sunnah di rumah itu lebih baik daripada shalat sunnah di masjid Beliau,
sebagaimana sabdanya berikut ini: “Shalat
seseorang di rumahnya itu lebih baik daripada shalatnya di masjidku ini kecuali
shalat fardhu. (Hadits Riwayat Abu Dawud)”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar