Hidup ini bukanlah kita
yang menciptakan. Melainkan hidup ini dianugerahkan kepada kita. Terlebih
dengan limpahan segala macam nikmatnya, hingga mungkinkah kita mampu menghitung
jumlah nikmat yang telah dianugerahkan sejak dari lahir hingga sekarang?
Mungkinkah kita menunaikan kewajiban bersyukur atas nafas yang kita hirup, atas
apa yang kita makan, apa yang kita minum, atas kebahagiaan kita, kehangatan,
keindahan yang kita rasakan? Tidakkah kita bergelimang dalam lautan nikmat,
kemudian mengeluh atas sedikit ujian, sedikit kepedihan yang kita rasakan
adalah hal yang sama sekali tidak ada terhadapNya?
Berbaurlah bersama dengan
keramaian manusia secukupnya, inilah keharusan kehidupan. Namun jika seluruh
waktumu engkau gunakan untuk dunia, maka engkau akan terjauhkan dari sahabatmu.
Siapakah sahabatmu yang sejati itu? Saat sedang sendirian dengan siapakah
engkau bertatap muka? Luangkanlah waktu menyendiri agar engkau bisa mendekatkan
diri kepada Sang Pencipta, untuk sharing denganNya, untuk menyampaikan rasa
syukur dan berdoa. Karena saat engkau sedang sendirian berarti saat itu ada
jalan untuk bersama denganNya. Janganlah engkau lupa!
Apakah
kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, Padahal belum datang kepadamu
(cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? mereka ditimpa
oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam
cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya:
"Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, Sesungguhnya
pertolongan Allah itu Amat dekat.
(surat
Al Baqarah (2) ayat 214)
Sungguh Allah SWT
sangatlah dekat denganmu, bahkan ia lebih dekat dari pada dirimu sendiri. Namun
seringkali manusialah yang menutup jalannya sendiri. Demikian jelasnya: sejauh
mana manusia memenuhi hatinta dengan dunia, maka sejauh itu pula ia akan
menjauhkan diri dari Sang Pencipta. Jauh disini bukanlah dalam hitungan jarak,
melainkan bentangan yang memisahkan hati. Jika engkau semakin cenderung lekat
dengan manusia dan dunia, maka pintu neraca hatimu akan semakin terjauhkan dari
Allah SWT. Sedangkan begitu engkau mulai menjauh dari manusia dan dunia, maka
engkau sederajat akan semakin terbuka pintu hatimu kepada Allah SWT.
Sekolah yang paling besar
tidak lain adalah kehidupan yang sedang kita lalui ini. Pelajaran yang paling
besar adalah kesulitan yang kita hadapi, dan juga segala peristiwa yang kita
jumpai. Seorang yang bijaksana adalah dia orang yang memperhatikan kehidupan
ini dengan pandangan hati dan mata yang jeli. Sehingga mampu mengambil
pelajaran dari segala apa yang disaksikannya. Atau kalau tidak, maka rumput pun
hidup di dunia ini. Namun engkau adalah seorang manusia, sehingga engkau harus
hidup dengan sebagaiamana seharusnya seorang manusia. Sehingga pelajaran yang
engkau ambil dapat menumbuhkan kebaikan baik di dunia ini maupun kelak di alam
akhirat.
Sesungguhnya Allah SWT
yang memberi derita, ujian, cobaan, musibah, tantangan adalah juga telah
memberikan penawar bersamaan dengannya. Engkau pun pasti akan mendapatkan
imbalan yang besar dari derita itu entah di dunia ini entah kelak di alam
akhirat. Namun dengan syarat engkau tidak ingkar, tetap bersyukur dalam
bersabar dan berdoa. Sampai kemudian bahkan engkaupun akan terheran heran
dengan imbalan yang akan engkau dapatkan. Lalu kepada siapakah engkau akan
mengadu saat kesulitan, kesusahan, cobaan menimpamu? Apakah kepada makhluk,
ataukah kepada Dzat Yang Maha menggenggam yang nyata dan yang abadi? Namun
ketahulah jika kepada makhlukNya, maka dirimulah yang akan merugi. Karena
makluk yang kepadanya engkau mengadukan diri adalah juga bergantung kepada
rahmat dan kasih sayangNya. Karena itu janganlah engkau mengharap rahmat dan
kasih sayang kepada selain Allah SWT. Mintalah dari Nya. Jika menghendaki maka
ia akan langsung mengabulkan doamu dan atau mengirimkan utusan untuk menjadi
perantara bagi terkabulkannya doamu.
dan
apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka (jawablah),
bahwasanya aku adalah dekat. aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa
apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala
perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada
dalam kebenaran.
(surat
Al Baqarah (2) ayat 186)
Setiap orang haruslah
selalu berusaha agar hatinya condong kepada Allah SWT; agar selalu taat meniti
jalanNya. Caranya tidak lain adalah berusaha melawan ketidaksabaran dengan
kesabaran, melawan kelupaan dengan berdzikir, melawan kesombongan dengan
bersyukur, melawan pembangkangan dengan taat, melawan pelit dengan dermawan,
melawan keraguan dengan keyakinan, melawan riya dengan ikhlas, melawan dosa
dengan bertaubat, melawan kebohongan dengan kebenaran, melawan kebodohan dengan
bertafakur sehingga insya Allah diri kita, keluarga kita, anak keturunan kita, bisa
menjadi hamba yang baik di sisi Allah SWT. Amien.
1. Bisa jadi kadang engkau sangat
menginginkan sesuatu, bahkan sedemikian engkau mengingingkannya sampai sampai
demi mendapatkannya tidak ada lagi pintu yang belum engkau ketuk. Namun tahukah
engkau jika saat engkau sangat menginginkan sesuatu, Allah SWT yang akan
memenuhi hal yang engkau inginkan itu adalah juga Dzat yang mencipta keinginan
itu pada dirimu. Dia pula yang menciptakan orang orang yang akan membukakan
setiap pintu yang engkau ketuk sehingga bisa menjadi perantara terpenuhinya
keinginanmu. Bayangkan jika saja engkau bersandar hanya kepada Allah semata,
niscaya adakah pintu yang tidak akan terbuka bagimu?
2. Kopi tidaklah akan terasa lezat tanpa
diseduh; demikian halnya dengan teh. Sepanjang api belum membakarmu, maka
bagaimana mungkin engkau bisa matang? Setiap apa yang menimpamu adalah
merupakah guru. Setiap hal yang membuatmu sedih, pedih adalah hal yang akan
menjadi pengalaman bagimu. Berapa kali kita jatuh saat belajar berjalan?
Janganlah lupa! Setiap tamparan kehidupan adalah semata mata untuk meningkatkan
levelmu satu derajat. Setiap apa yang engkau hadapi, yang engkau alami
merupakan pelajaran dari sekolah kehidupan ini. Ambillah pelajaran darinya
dengan sebenar benarnya dan lanjutkanlah perjalananmu.
3. Janganlah engkau merendahkan atau
meninggikan seseorang hanya karena penampilan luarnya! Karena hanya Allah SWT
lah Yang Maha Mengetahui isi hati seorang hamba.
4. Wahai anakku! Dunia adalah mirip
dengan sebuah cermin. Apapun yang engkau perbuat, perbuatan itu pula yang akan
kembali kepadamu. Sehingga setiap orang menjadi jelas siapa dirinya dengan
perbuatannya, entah besar entah kecil, entah baik entah buruk.
5. Jika engkau menginginkan sesuatu, maka
berikanlah apa yang menjadi keharusannya. Berusaha dengan setengah setengah
tidaklah mungkin membawamu sampai ke tujuan. Saat engkau melalukan sesuatu di
jalan Allah juga lakukanlah sebagaimana mestinya. Keinginanmu untuk bertemu
dengan sang kekasih pasti juga ada biayanya. Tentulah dengan perjalanan
setengah setengah tidak akan mungkin mengantarmu sampai pada perjumpaan dengan
Dzat Yang Maha dicintai. Bahkan engkau hanyalah akan menjadi bahan tertawaan.
6. Jatuh bangunlah bersama Allah,
berakhlaklah dengan akhlaknya sehingga engkau pun akan selamat dari berkhianat
atas amanah yang diberikan kepadamu. Milikilah akhlak sebagaimana akhlaknya
Dzat Yang Maha mencipta akhlak, sehingga engkau pun akan mendapatkan akhlaknya
para para nabi, berselimut dengan akhlaknya Allah SWT.
7. Allah menganggap murkanya orang tua
sebagai murkaNya, Oleh karena itu ambillah hati kedua orangtuamu. Sehingga
Allah SWT juga akan melimpahkan ridhaNya kepadamu. Jika engkau masih mendapati
keduanya berada disampingmu, maka kesempatan syurga ada disampingmu! Janganlah
engkau melewatkannya.
8. Banyak orang tua yang telah
memperingati untuk tidak berbuat ini itu…. untuk mendengarkan seseorang yang
sedang bicara kepadamu meski sepintas orang itu berada dalam keadaan salah.
Dari mana engkau apa yang telah terjadi pada orang lain, apa yang dilakukan
orang lain, dan kenapa orang lain berbuat sesuatu? Dengarkan terlebih dahulu.
Dan jangan lupa! Kalau dunia ini adalah cermin: seperti apa dirimu, itulah yang
akan kembali kepadamu.
9. Saat sebutir debu pun tidak akan
pernah bergerak tanpa sepengatahuanNya, lalu untuk apa engkau mesti risau?
Sungguh Allah SWT adalah juga Tuhan bagi segala hal yang engkau khawatirkan.
Karena itu janganlah engkau takut pada ciptaan, melainkan takutlah kepada
penciptaNya. Sungguh takut yang seperti ini akan menghilangkan semua
ketakutanmu yang disebabkan oelh semua hal yang lain.
10. Mintalah yang terbaik menurut Allah
saat Engkau meminta sesuatu dariNya. Karena bisa jadi meski sesuatu sangat
engkau inginkan namun ia tidak baik bagimu.
11. Jika seseorang ditakdirkan mendapati
jatah rezekinya dari apa dan siapa pun, maka tidak seorangpun akan mampu
menghalanginya, karena pada setiap rezeki telah tercantum nama pemiliknya.
12. Sungguh betapa harta benda, kekayaan,
dan pangkat terasa begitu manis bagi manusia? Sehingga saat semua ini diambil
dari tangan manusia, ia merasa miskin. Namun saat manusia tidak mendapatkan
meski seteguk air, barulah saat itu ia menyadari kalau seluruh hartanya
tidaklah lebih dari senilai seteguk air. Lagi pula siapakah yang dapat membawa
secuil pun dari harta bendanya? Karena apa yang dibawa ke alam akhirat hanya
sebatas amal perbuatan setiap orang. Semua amalan itulah yang akan ditimbang
dalam neraca Ilahi. Sungguh berbahagialah bagi siapa saja yang neraca amal
baiknya lebih berat.Sedangkan barangsiapa yang amal kejelekannya lebih berat
dalam neraca, maka sungguh adakah tempat berlindung selain kepada Allah SWT?
Jika saja manusia hidup di dunia ini dengan perhitungan ini, maka insya Allah
ia akan menjadi orang yang terselamatkan.
13. Pertahankanlah agar hatimu tetap
terjaga bersih! Karena hati adalah cermin sehingga seberapa bersih hatimu maka
semua kebaikan dan akhlak mulia akan tercermin darimu.
14. Apa pun yang menimpa seseorang adalah
karena perbuatannya sendiri. Wahai sahabat! Jika engkau melakukan suatu
kejelekan, jika engkau mendapati suatu kejelekan, jika takqdir telah dijatuhkan
kepadamu, maka perhatikanlah masa lalumu dengan benar, bisa jadi ini adalah
karena perbuatanmu itu.
15. Janganlah sekali kali engkau menyakiti
hati orang lain! Jika ada seseorang yang merasa sakit hati karenamu maka
segeralah minta maaf. Meski engkau tidak sengaja melakukannya. Meski terhadap
anak kecil sekalipun. Karena bisa jadi hati seorang hamba rumah bagi Allah SWT.
Jika engkau menyakiti hatinya maka berarti engkau telah juga menyakiti Allah
SWT. Inginkah engkau mengalami hal yang seperti ini?
16. Keteguhan dan perjuanganmu di jalan
Allah SWT tidak akan menjadikan apa yang ada padamu berkurang sedikitpun. Oleh
karena itu teguhkan harapanmu, kuatkan iman dan keyakinanmu. Jika engkau tetap
seperti ini, maka Allah akan memberi semua yang akan engkau minta.
17. Terkadang seorang ayah yang menuntun
anaknya untuk memasuki syurga, namun terkadang pula seorang anak yang menuntun
orang tuanya. Sungguh betapa mulia dan gembira orang tua yang memiliki anak
yang shaleh, yang mana dengan doa dan linangan air matanya Allah SWT berkenan
melimpahkan rahmatNya yang agung kepadanya. Sehingga menginggalkan dunia ini
dalam hati yang tenang.
18. Janganlah berputus asa dari kekayaan
Allah SWT. Namun janganlah pula mengujinya. Karena engkau tidak mungkin bisa
mengusi Sang Pencipta. Sungguh rahmat dan kasih sayang Allah SWT mencakup semua
makhluk di langit dan bumi, namun janganlah lupa bahwa Allah SWT juga Al Kahhar
dan sehingga jadilah orang yang tahu diri.
19. Janganlah sekali kali engkau memandang
seseorang sebagai pendosa! Karena rahmat Allah SWT sedemikian luas rahmatNya,
sehingga bisa saja seorang yang hari ini menjadi pendosa, esok ia menjadi
seorang yang paling bertaqwa. Sungguh kasih sayang Allah SWT mencakup semua
makhlukNya. Dan sungguh betapa senangnya seorang hamba yang bisa mendapatkan
rahmatNya.
20. Sungguh betapa senangnya seseorang
yang bisa mencintai Allah dengan segenap jiwanya, dengan sepenuh hati yang
lembut, tulus dan ikhlas.
21. Di dunia ini Allah SWT melimpahkan
rezeki baik kepada yang beriman maupun yang kafir, baik kepada yang taat maupun
yang ingkar. Oleh karena itu jika engkau mendapati seorang yang membutuhkan,
fakir, miskin dan kelaparan, maka tuntunlah tangannya, berikanlah kepadanya
sebagian dari rezeki yang telah Allah SWT limpahkan. Jika Allah SWT hendak
menjadikanmu perantara untuk memberikan rezeki seseorang, maka janganlah sekali
kali engkau mencoba menghalang halanginya!
22. Janganlah sekali kali engkau menilai
seseorang hanya berdasarkan wajah luarnya saja, karena hanya Allah SWT lah yang
bisa melihat isi hati seseorang dengan sebenarnya. Bagaimana engkau bisa
mengetahui asal usul seseorang dan yang yang telah dialaminya jika hanya
melihat dari penampilan luarnya. Oleh karena itu janganlah engkau memandang
rendah seseorang, janganlah pula menilai seseorang hanya dari penampakan
luarnya.
23. Meski bersabar itu teramat sangat
pedih, namun buahnya jauh lebih manis daripada madu. Terlebih jika seseorang
bersabar demi ridha Allah SWT, maka dia pasti akan mendapatkan imbalan yang
jauh lebih baik mungkin di alam dunia ini, namun tentunya kelak di alam
akhirat.
24. Tahukah engkau seperti apakah kekayaan
yang melimpah itu? Apakah kekayaannya seorang raja? Ataukah kekayaannya Karun?
Ketahuilah bahwa semua kekayaan ini tidaklah lebih dari setetes air dalam
hamparan luasnya samudra kekayaan sang raja yang sesungguhnya, yaitu Allah SWT.
Oleh karena itu saat engkau berserah diri kepadaNya, maka engkau pun telah
bersarah kepada Dzata yang tidak terbatas kekayaan dan kekuasaanNya. Bahkan
kekayaan yang terbenam di dalam bumi juga tidaklah lebih dari sebercak dari
perbendaharaaanNya.
25. Janganlah engkau berputus asa!
Demikian kata orang. Namun mintalah pula harapan itu dari Allah SWT. Dan
janganlah engkau berputus asa dari Allah SWT Yang Maha memiliki kekayaan yang
tersembunyi. Dia lah tempat engkau bersandar, pintu mengadu yang tidak akan
mungkin menampikmu kembali dengan tangan kosong jika engkau mengetukNya.
26. Bersyukurlah kepada Allah SWT baik
dalam berkelebihan maupun dalam kesempitan. Jika menghendaki maka Allah SWT
akan memberi, dan jika menghendaki pula akan menunda pemberianNya. Namun rahmat
dan kasih sayangNya menyelimuti seisi jagad raya ini. Sehingga munajatmu kepada
Nya tidak akan mungkin tanpa jawaban. Saat engkau mengingatNya Dia juga akan
mengingatmu, Saat engkau memanggilNya Dia pun akan datang kepadamu.
27. Maukah engkau jika Allah SWT akan
melipat gandakan limpahan nikmatNya kepadamu? Kalau begitu bersyukurlah!
Bersyukur dan berilah orang lain dari sebagian nikmat Allah SWT yang telah
diberikan kepadamu.Bersyukur dan bersedekah akan membuka pintu kenikmatan
melimpah yang tidak pernah engkau duga sebelumnya. Namun jika engkau kufur dan
bersikap pelit dengan nikmat yang telah Allah SWT berikan, maka takutlah!
Karena sesungguhnya yang memiliki nikmat itu bukanlah dirimu. Melainkan Allah
SWT yang telah melimpahkan kepadamu, lalu harta siapa dan dari siapa yang
engkau sembunyikan?
28. Syaitan akan selalu menggoda manusia,
inilah yang menjadi pekerjaannya, tugasnya. Sedangkan tugas kita adalah
menjauhkan diri dari mereka. Lalu bagaimana kita bisa melakukakn hal ini?
Banyak jalan yang bisa kita lalui. Namun yang paling aman dan paling singkat adalah
bersandarlah engkau kepada Allah SWT. Percayalah kepadaNya. Berlindunglah
kepadaNya. Saat itulah siapapun tidak akan mampu menggelincirkan dirimu. Tak
seorangpun akan kuat untuk itu.
29. Sungguh Allah SWT sangatlah dekat
denganmu, bahkan ia lebih dekat dari pada dirimu sendiri. Namun seringkali
manusialah yang menutup jalannya sendiri. Demikian jelasnya: sejauh mana
manusia memenuhi hatinta dengan dunia, maka sejauh itu pula ia akan menjauhkan
diri dari Sang Pencipta. Jauh disini bukanlah dalam hitungan jarak, melainkan
bentangan yang memisahkan hati. Jika engkau semakin cenderung lekat dengan
manusia dan dunia, maka pintu neraca hatimu akan semakin terjauhkan dari Allah
SWT. Sedangkan begitu engkau mulai menjauh dari manusia dan dunia, maka engkau
sederajat akan semakin terbuka pintu hatimu kepada Allah SWT.
30. Saat seseorang tidak bisa mengedalikan
kemarahannya, saat itulah syaitan telah
menguasainya. Seseorang yang telah masuk ke dalam frekuensi marah, maka ia
tidaklah berbeda dengan orang gila. Iat tidak mungkin lagi dapat sadar diri,
sehingga perbuatannya digerakkan oleh emosi. Dalam keadaan seperti inilah ia
akan merugikan baik diri dan juga orang lain. Karena saat seseorang tidak kuat
mengendalikan amarahnya, berarti ia telah hanyut oleh banjir yang membuat lupa
dari Allah SWT. Maka saat engkau mulai marah, bersabar, berlindunglah kepada
Allah SWT. Ucapkanlah “hasbunallahu wa ni’mal wakil’. Yang berarti engkau
menjadikan Allah SWT sebagai wakil terhadap apa yang sedang engkau hadapi.
Karena Dialah sebaik baiknya wakil.
31. Akankah engkau berpaling dari Allah
SWT Yang Maha melimpahkan nikmat saat sesekali Ia mengujimu dengan kesempitan?
Silahkan saja, namun kepada siapa engkau akan mengadu saat itu? Karena hanya
Dia Allah SWT tempat segala makhluk mengadu, tempat bertumpu bagi segala
penghidupan.
32. Allah SWT telah berfirman, Jadilah,
maka jadilah jagad raya dan seluruh isinya. Namun kepada manusia proses
penciptaan ini diterangkan dalam enam masa. Karena di sini Allah SWT akan
memberi pelajaran kepada manusia agar membuat perencanaan dalam setiap
pekerjaannya, membuat jadwal waktu, timing, dan mengevaluasi performa
pekerjaannya, serta tidak tergesa gesa. Inilah yang menjadi tugas bagi setiap
manusia. Dan tugas ini pun demi keberhasilan dan kebahagiaan manusia itu
sendiri.
33. Sungguh berdzikir kepada Allah SWT,
mengingatNya, bersandar dan berserah diri kepadaNya adalah jauh lebih mulia
daripada seluruh kekayaan yang ada di dunia ini. Karena kelak di hari kiamat
umat manusia tidaklah ditimbang dengan harta kekayaan yang pernah dimilikinya,
melainkan dengan seberapa besar amalan yang telah diperbuat untuk menunaikan
tugas tugas yang telah Allah SWT perintahkan.
34. Adakah keteguhan padamu untuk setiap
saat bersama dengan Allah SWT? Jika keteguhan itu ada pada dirimu, maka gunung
manakah yang akan mampu menghalang halangi langkahmu?
35. Seperti apa engkau mengenal Allah SWT,
seperti itu pula ia akan hadir kepadamu, Jika saat disebut Asma Allah SWT
terhembus dalam hatimu cinta dan kerinduan kepadaNya, maka ketahuilah bahwa Allah
SWT adalah sebagaimana yang disangka oleh hambaNya. Oleh karena itu jika saja
yang terpikir dalam akalmu adalah ketakutan, azab, api penyiksaan, maka
ketahuilah bahwa saat itu pun engkau sudah berada dalam ketakutan dan kobaran
api.
36. Kalaulah memang seperti inilah kehidupan. Jika
saja seorang yang tertimpa sebuah musibah mampu merenungi kejelekan lahir
bathinnya, maka pastilah ia akan mengamini jika dirinya jauh lebih berhak akan
musibah yang lebih besar baik di dunia mampun kelak di akhirat.
37. Seorang kesatria adalah seorang yang
tidak akan mungkin mengikat dirinya dengan dunia yang telah dimilikinya, tidak
akan pula bersedih saat dunia pergi dari genggaman tangannya. Karena ia tahu
jika Allah SWT yang menjadi pemilik sejati dunia beserta seluruh isinya.
Tidaklah ada secuil pun dari dunia ini yang menjadi milik kita. Kalaulah ada ia
tidak lain adalah amanah yang dipinjamkan kepada kita. Karena jika saja barang
secuil dari dunia ini milik kita, niscaya ia bisa di bawa mati.
38. Pada kenyataannya untuk mendekatkan
diri kepada Allah SWT tidaklah membutuhkan perantara. Namun sungguh untuk dapat
melakukannya adalah perkara yang tidak mudah. Bersama dengan Allah SWT di
setiap saat, mengingat Allah SWT dalam setiap pekerjaan, dalam setiap kata yang
diucapkan, dan melakukan bukannya yang baik menurut nafsu melainkan menurut
ajaranNya, adalah hal hal yang setahap demi setahap akan mendekatkan diri
seorang manusia kepada Allah SWT. Sungguh betapa beruntungnya seorang hamba
yang bisa menjadi sahabatNya.
39. Hukum
dan takdir adalah milikNya. Apa yang Ia anugerahkan kepada kita kadang
bisa membuat kita senang, kadang pula bisa membuat kita sedih, dan bahkan
membuat kita kesusahan. Namun tidaklah diperkenankan melawan takdir ilahi. Jika
pun engkau melawannya maka tidaklah akan ada keuntungannya bagimu. Sehingga
hanya ada satu hal yang mesti dilakukan, yaitu jangan mengeluh!. Rela dengan
apa yang ada tanpa mengeluhkannya kepada Allah SWT adalah sikap yang seharusnya
ditunjukkan oleh seorang hamba.
40. Sungguh, mungkin berteguh hati untuk
dapat selalu bersyukur dalam segala keadaan adalah sangat susah. Namun
imbalannya insya Allah jauh lebih tinggi dari apa saja yang pernah terlintas
dalam anganmu. Sehingga terkadang ada banyak orang yang mana dalam pandangan
kita terlihat sebagai seorang yang merana, pedih, derita dengan musibah yang
sedang menimpanya. Namun ternyata keadaan bathinnya jauh lebih bahagia dan
indah bermandikan taman syurga. Demikian sungguh hanyalah Allah SWT Yang Maha
Tahu akan apa yang tersimpan di dalam hati seorang hamba.
41. Kebutuhan yang paling mendesak seorang
hamba kepada Allah SWT adalah saat sang hamba berpaling, merasa tidak
membutuhkanNya. Saat dimana Allah sWT ingin sekali melimpahkan rahmatNya adalah
juga saar di mana seorang hamba berpaling dari rahmatNya. Sedangkan makam yang
yang paling mulia di sisi Allah SWT adalah mendekatkan diri kepada Allah SWT.
42. Setiap bayi yang terlahir ke dunia ini
pastilah suatu hari akan mendapati kematiannya. Karena Allah SWT telah
mentakdirkan semua makhluk hidup akan merasakan kematian. Karena tempat kembali
yang sesungguhnya hanyalah kepadaNya. Lalu kenapa manusia bersedih dengan
kematian, meski hal ini adalah sangat maklum, manusia akan bersedih saat
dekatnya meninggal dunia. Jika saja manusia ingat bahwa tempat kembali hanya
kepadaNya, ingat bahwa suatu hari kita juga akan kembali kepadaNya, maka kita
pun akan lebih berhati hati dengan apa saja yang kita perbuat di dunia ini.
43. Adakah sebuah tempat, sebuah perbuatan
yang tanpa penglihatan dan pengawasan Allah SWT? Karena di tempat yang paling rahasia
sekalipun sama sekali bukanlah sebuah rahasia dalam penglihatan dan pengawasan
Allah SWT. Jika engkau benar benar memahami hakekat ini, maka engkau pun tidak
akan pernah keluar dari jalan pertanggungjawabanmu kepadaNya.
44. Terkadang apa yang kita sangka sebagai
sebuah musibah yang menimpa diri kita mungkin jika dibandingkan dengan apa yang
menimpa orang lain tidaklah lebih dari setetes air dalam hamparan lautan.
Karena ada yang lebih susah dari yang susah. Ada yang lebih sulit dari yang
sulit. Sehingga dapat bersyukur setiap saat adalah akhlak yang paling mulia.
45. Jalan yang paling baik untuk dapat
bertemu dengan Allah SWT adalah beribadah dengan rahasia kepadaNya. Sehingga
jika saja manusia mengetahui Nur yang terhembus kepadanya saat beribadah
pastilah ia akan melakukan segala cara agar dapat lebih lama menunaikan
ibadahnya.
46. Saat seorang manusia merenungi
penciptaan jagad raya ini dalam perenungan mendalam dalam keheningan,
memikirkan kuasanya Dzat yang telah mencipta, maka perenungan ini pun akan
dapat menjadi ibadah baginya. Bahkan bisa jadi tafakurnya ini menjadi berlipat
lipat jauh lebih mulia dari pada ibadah sunnah.
47. Kematian adalah kejadian yang tidak
akan mungkin bisa dihindari. Namun hakekatnya ia bukanlah akhir dari segalanya.
Karena manusia masih harus mempertanggung jawabkan semua amal perbuatannya
dalam sebuah persidangan setelah kematiannya, Meski mengingat kematian terasa
pedih bagi manusia, namun dalam kepedihan ini akan menariknya dari terlalu
serakah dan berangan angan panjang akan dunia.
48. Ilmu akan membukakan mata hati,
menjadi penerang dalam kegelapan, menjadi tenaga dalam kelemahan, menjadi
tataran dalam meniti tangga kemuliaan dan kebaikan. Merenung demi mendapatkan
ilmu adalah setara dengan berpuasa di siang hari, dan beribadah di malam hari,
Taat kepada Allah SWT, tekun dalam beribadah, tekun dalam tauhid, sopan dan
santun, menghindarkan diri dari segala yang meragukan, mengunjungi kerabat
adalah mungkin dilakukan dengan langkah ilmu. Halal dan haram juga diketahui
dengan ilmu dan ilmu adalah pemandu. Sementara amal mengikuti setelahnya. Ilmu
menjadi ilham bagi kebaikan dan menjauhkan diri dari kenistaan.
49. Meski tidak ada satu orang pun yang
mampu mengenal Allah SWT dengan sempurna, namun mencintai Allah SWT, bersandar
seraya berserah diri kepadaNya, mengingat dalam beribadah kepadaNya mungkin
seorang hamba mampu menggapai sebercak kebaikan dan kemuliaan dari sisiNya.
Sungguh betapa gembiranya seorang yang mendapat sebercak cahaya dari
perbendaharaan keagunganNya itu, sehingga baginya akan terlimpahkan ikhsan dan
kebaikan yang sama sekali belum pernah diketahui, belum pernah pula kita lihat
sebelumnya.
Tidaklah sedikitpun dari harta benda, kekayaan,
ketenaran, dan tidak pula seorang sahabatpun di dunia ini yang akan menyertai
kita sampai ke alam kubur. Mereka juga tidak akan pernah menyertai kita di alam
akhirat nanti. Satu satunya hal yang akan menyertai kita hanyalah amal
perbuatan yang pernah kita lakukan di dunia ini, apa yang kita perbuat untuk
menunaikan tugas dan tanggung jawab kita kepada Allah SWT. Semua inilah yang
akan menjadi sahabat atau musuh. Karena itu yang terpenting untuk kita lakukan selama
di dunia ini adalah melakukan segala hal yang dapat diridhai oleh Allah SWT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar