Label

MEMANUSIAKAN MANUSIA: INILAH JATIDIRI MANUSIA YANG SESUNGGUHNYA (79) SETAN HARUS JADI PECUNDANG: DIRI PEMENANG (68) SEBUAH PENGALAMAN PRIBADI MENGAJAR KETAUHIDAN DI LAPAS CIPINANG (65) INILAH ALQURAN YANG SESUNGGUHNYA (60) ROUTE TO 1.6.799 JALAN MENUJU MAKRIFATULLAH (59) MUTIARA-MUTIARA KEHIDUPAN: JALAN MENUJU KERIDHAAN ALLAH SWT (54) PUASA SEBAGAI KEBUTUHAN ORANG BERIMAN (50) ENERGI UNTUK MEMOTIVASI DIRI & MENJAGA KEFITRAHAN JIWA (44) RUMUS KEHIDUPAN: TAHU DIRI TAHU ATURAN MAIN DAN TAHU TUJUAN AKHIR (38) TAUHID ILMU YANG WAJIB KITA MILIKI (36) THE ART OF DYING: DATANG FITRAH KEMBALI FITRAH (33) JIWA YANG TENANG LAGI BAHAGIA (27) BUKU PANDUAN UMROH (26) SHALAT ADALAH KEBUTUHAN DIRI (25) HAJI DAN UMROH : JADIKAN DIRI TAMU YANG SUDAH DINANTIKAN KEDATANGANNYA OLEH TUAN RUMAH (24) IKHSAN: INILAH CERMINAN DIRI KITA (24) RUKUN IMAN ADALAH PONDASI DASAR DIINUL ISLAM (23) ZAKAT ADALAH HAK ALLAH SWT YANG HARUS DITUNAIKAN (20) KUMPULAN NASEHAT UNTUK KEHIDUPAN YANG LEBIH BAIK (19) MUTIARA HIKMAH DARI GENERASI TABI'IN DAN TABI'UT TABIIN (18) INSPRIRASI KESEHATAN DIRI (15) SYAHADAT SEBAGAI SEBUAH PERNYATAAN SIKAP (14) DIINUL ISLAM ADALAH AGAMA FITRAH (13) KUMPULAN DOA-DOA (10) BEBERAPA MUKJIZAT RASULULLAH SAW (5) DOSA DAN JUGA KEJAHATAN (5) DZIKIR UNTUK KEBAIKAN DIRI (4) INSPIRASI DARI PARA SAHABAT NABI (4) INILAH IBADAH YANG DISUKAI NABI MUHAMMAD SAW (3) PEMIMPIN DA KEPEMIMPINAN (3) TAHU NABI MUHAMMAD SAW (3) DIALOQ TOKOH ISLAM (2) SABAR ILMU TINGKAT TINGGI (2) SURAT TERBUKA UNTUK PEROKOK dan KORUPTOR (2) IKHLAS DAN SYUKUR (1)

Minggu, 31 Maret 2019

JIKA SAJA AKU BERDZIKIR UNTUK ALLAH SWT


Hidup ini bukanlah kita yang menciptakan. Melainkan hidup ini dianugerahkan kepada kita. Terlebih dengan limpahan segala macam nikmatnya, hingga mungkinkah kita mampu menghitung jumlah nikmat yang telah dianugerahkan sejak dari lahir hingga sekarang? Mungkinkah kita menunaikan kewajiban bersyukur atas nafas yang kita hirup, atas apa yang kita makan, apa yang kita minum, atas kebahagiaan kita, kehangatan, keindahan yang kita rasakan? Tidakkah kita bergelimang dalam lautan nikmat, kemudian mengeluh atas sedikit ujian, sedikit kepedihan yang kita rasakan adalah hal yang sama sekali tidak ada terhadapNya?

Berbaurlah bersama dengan keramaian manusia secukupnya, inilah keharusan kehidupan. Namun jika seluruh waktumu engkau gunakan untuk dunia, maka engkau akan terjauhkan dari sahabatmu. Siapakah sahabatmu yang sejati itu? Saat sedang sendirian dengan siapakah engkau bertatap muka? Luangkanlah waktu menyendiri agar engkau bisa mendekatkan diri kepada Sang Pencipta, untuk sharing denganNya, untuk menyampaikan rasa syukur dan berdoa. Karena saat engkau sedang sendirian berarti saat itu ada jalan untuk bersama denganNya. Janganlah engkau lupa!

Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, Padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, Sesungguhnya pertolongan Allah itu Amat dekat.
(surat Al Baqarah (2) ayat 214)

Sungguh Allah SWT sangatlah dekat denganmu, bahkan ia lebih dekat dari pada dirimu sendiri. Namun seringkali manusialah yang menutup jalannya sendiri. Demikian jelasnya: sejauh mana manusia memenuhi hatinta dengan dunia, maka sejauh itu pula ia akan menjauhkan diri dari Sang Pencipta. Jauh disini bukanlah dalam hitungan jarak, melainkan bentangan yang memisahkan hati. Jika engkau semakin cenderung lekat dengan manusia dan dunia, maka pintu neraca hatimu akan semakin terjauhkan dari Allah SWT. Sedangkan begitu engkau mulai menjauh dari manusia dan dunia, maka engkau sederajat akan semakin terbuka pintu hatimu kepada Allah SWT.

Sekolah yang paling besar tidak lain adalah kehidupan yang sedang kita lalui ini. Pelajaran yang paling besar adalah kesulitan yang kita hadapi, dan juga segala peristiwa yang kita jumpai. Seorang yang bijaksana adalah dia orang yang memperhatikan kehidupan ini dengan pandangan hati dan mata yang jeli. Sehingga mampu mengambil pelajaran dari segala apa yang disaksikannya. Atau kalau tidak, maka rumput pun hidup di dunia ini. Namun engkau adalah seorang manusia, sehingga engkau harus hidup dengan sebagaiamana seharusnya seorang manusia. Sehingga pelajaran yang engkau ambil dapat menumbuhkan kebaikan baik di dunia ini maupun kelak di alam akhirat.

Sesungguhnya Allah SWT yang memberi derita, ujian, cobaan, musibah, tantangan adalah juga telah memberikan penawar bersamaan dengannya. Engkau pun pasti akan mendapatkan imbalan yang besar dari derita itu entah di dunia ini entah kelak di alam akhirat. Namun dengan syarat engkau tidak ingkar, tetap bersyukur dalam bersabar dan berdoa. Sampai kemudian bahkan engkaupun akan terheran heran dengan imbalan yang akan engkau dapatkan. Lalu kepada siapakah engkau akan mengadu saat kesulitan, kesusahan, cobaan menimpamu? Apakah kepada makhluk, ataukah kepada Dzat Yang Maha menggenggam yang nyata dan yang abadi? Namun ketahulah jika kepada makhlukNya, maka dirimulah yang akan merugi. Karena makluk yang kepadanya engkau mengadukan diri adalah juga bergantung kepada rahmat dan kasih sayangNya. Karena itu janganlah engkau mengharap rahmat dan kasih sayang kepada selain Allah SWT. Mintalah dari Nya. Jika menghendaki maka ia akan langsung mengabulkan doamu dan atau mengirimkan utusan untuk menjadi perantara bagi terkabulkannya doamu.

dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka (jawablah), bahwasanya aku adalah dekat. aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.
(surat Al Baqarah (2) ayat 186)

Setiap orang haruslah selalu berusaha agar hatinya condong kepada Allah SWT; agar selalu taat meniti jalanNya. Caranya tidak lain adalah berusaha melawan ketidaksabaran dengan kesabaran, melawan kelupaan dengan berdzikir, melawan kesombongan dengan bersyukur, melawan pembangkangan dengan taat, melawan pelit dengan dermawan, melawan keraguan dengan keyakinan, melawan riya dengan ikhlas, melawan dosa dengan bertaubat, melawan kebohongan dengan kebenaran, melawan kebodohan dengan bertafakur sehingga insya Allah diri kita, keluarga kita, anak keturunan kita, bisa menjadi hamba yang baik di sisi Allah SWT. Amien.

1.      Bisa jadi kadang engkau sangat menginginkan sesuatu, bahkan sedemikian engkau mengingingkannya sampai sampai demi mendapatkannya tidak ada lagi pintu yang belum engkau ketuk. Namun tahukah engkau jika saat engkau sangat menginginkan sesuatu, Allah SWT yang akan memenuhi hal yang engkau inginkan itu adalah juga Dzat yang mencipta keinginan itu pada dirimu. Dia pula yang menciptakan orang orang yang akan membukakan setiap pintu yang engkau ketuk sehingga bisa menjadi perantara terpenuhinya keinginanmu. Bayangkan jika saja engkau bersandar hanya kepada Allah semata, niscaya adakah pintu yang tidak akan terbuka bagimu?

2.      Kopi tidaklah akan terasa lezat tanpa diseduh; demikian halnya dengan teh. Sepanjang api belum membakarmu, maka bagaimana mungkin engkau bisa matang? Setiap apa yang menimpamu adalah merupakah guru. Setiap hal yang membuatmu sedih, pedih adalah hal yang akan menjadi pengalaman bagimu. Berapa kali kita jatuh saat belajar berjalan? Janganlah lupa! Setiap tamparan kehidupan adalah semata mata untuk meningkatkan levelmu satu derajat. Setiap apa yang engkau hadapi, yang engkau alami merupakan pelajaran dari sekolah kehidupan ini. Ambillah pelajaran darinya dengan sebenar benarnya dan lanjutkanlah perjalananmu.

3.      Janganlah engkau merendahkan atau meninggikan seseorang hanya karena penampilan luarnya! Karena hanya Allah SWT lah Yang Maha Mengetahui isi hati seorang hamba.

4.      Wahai anakku! Dunia adalah mirip dengan sebuah cermin. Apapun yang engkau perbuat, perbuatan itu pula yang akan kembali kepadamu. Sehingga setiap orang menjadi jelas siapa dirinya dengan perbuatannya, entah besar entah kecil, entah baik entah buruk.

5.       Jika engkau menginginkan sesuatu, maka berikanlah apa yang menjadi keharusannya. Berusaha dengan setengah setengah tidaklah mungkin membawamu sampai ke tujuan. Saat engkau melalukan sesuatu di jalan Allah juga lakukanlah sebagaimana mestinya. Keinginanmu untuk bertemu dengan sang kekasih pasti juga ada biayanya. Tentulah dengan perjalanan setengah setengah tidak akan mungkin mengantarmu sampai pada perjumpaan dengan Dzat Yang Maha dicintai. Bahkan engkau hanyalah akan menjadi bahan tertawaan.

6.      Jatuh bangunlah bersama Allah, berakhlaklah dengan akhlaknya sehingga engkau pun akan selamat dari berkhianat atas amanah yang diberikan kepadamu. Milikilah akhlak sebagaimana akhlaknya Dzat Yang Maha mencipta akhlak, sehingga engkau pun akan mendapatkan akhlaknya para para nabi, berselimut dengan akhlaknya Allah SWT.

7.      Allah menganggap murkanya orang tua sebagai murkaNya, Oleh karena itu ambillah hati kedua orangtuamu. Sehingga Allah SWT juga akan melimpahkan ridhaNya kepadamu. Jika engkau masih mendapati keduanya berada disampingmu, maka kesempatan syurga ada disampingmu! Janganlah engkau melewatkannya.

8.      Banyak orang tua yang telah memperingati untuk tidak berbuat ini itu…. untuk mendengarkan seseorang yang sedang bicara kepadamu meski sepintas orang itu berada dalam keadaan salah. Dari mana engkau apa yang telah terjadi pada orang lain, apa yang dilakukan orang lain, dan kenapa orang lain berbuat sesuatu? Dengarkan terlebih dahulu. Dan jangan lupa! Kalau dunia ini adalah cermin: seperti apa dirimu, itulah yang akan kembali kepadamu.

9.      Saat sebutir debu pun tidak akan pernah bergerak tanpa sepengatahuanNya, lalu untuk apa engkau mesti risau? Sungguh Allah SWT adalah juga Tuhan bagi segala hal yang engkau khawatirkan. Karena itu janganlah engkau takut pada ciptaan, melainkan takutlah kepada penciptaNya. Sungguh takut yang seperti ini akan menghilangkan semua ketakutanmu yang disebabkan oelh semua hal yang lain.

10.  Mintalah yang terbaik menurut Allah saat Engkau meminta sesuatu dariNya. Karena bisa jadi meski sesuatu sangat engkau inginkan namun ia tidak baik bagimu.

11.  Jika seseorang ditakdirkan mendapati jatah rezekinya dari apa dan siapa pun, maka tidak seorangpun akan mampu menghalanginya, karena pada setiap rezeki telah tercantum nama pemiliknya.

12.  Sungguh betapa harta benda, kekayaan, dan pangkat terasa begitu manis bagi manusia? Sehingga saat semua ini diambil dari tangan manusia, ia merasa miskin. Namun saat manusia tidak mendapatkan meski seteguk air, barulah saat itu ia menyadari kalau seluruh hartanya tidaklah lebih dari senilai seteguk air. Lagi pula siapakah yang dapat membawa secuil pun dari harta bendanya? Karena apa yang dibawa ke alam akhirat hanya sebatas amal perbuatan setiap orang. Semua amalan itulah yang akan ditimbang dalam neraca Ilahi. Sungguh berbahagialah bagi siapa saja yang neraca amal baiknya lebih berat.Sedangkan barangsiapa yang amal kejelekannya lebih berat dalam neraca, maka sungguh adakah tempat berlindung selain kepada Allah SWT? Jika saja manusia hidup di dunia ini dengan perhitungan ini, maka insya Allah ia akan menjadi orang yang terselamatkan.

13.  Pertahankanlah agar hatimu tetap terjaga bersih! Karena hati adalah cermin sehingga seberapa bersih hatimu maka semua kebaikan dan akhlak mulia akan tercermin darimu.

14.  Apa pun yang menimpa seseorang adalah karena perbuatannya sendiri. Wahai sahabat! Jika engkau melakukan suatu kejelekan, jika engkau mendapati suatu kejelekan, jika takqdir telah dijatuhkan kepadamu, maka perhatikanlah masa lalumu dengan benar, bisa jadi ini adalah karena perbuatanmu itu.

15.  Janganlah sekali kali engkau menyakiti hati orang lain! Jika ada seseorang yang merasa sakit hati karenamu maka segeralah minta maaf. Meski engkau tidak sengaja melakukannya. Meski terhadap anak kecil sekalipun. Karena bisa jadi hati seorang hamba rumah bagi Allah SWT. Jika engkau menyakiti hatinya maka berarti engkau telah juga menyakiti Allah SWT. Inginkah engkau mengalami hal yang seperti ini?

16.  Keteguhan dan perjuanganmu di jalan Allah SWT tidak akan menjadikan apa yang ada padamu berkurang sedikitpun. Oleh karena itu teguhkan harapanmu, kuatkan iman dan keyakinanmu. Jika engkau tetap seperti ini, maka Allah akan memberi semua yang akan engkau minta.

17.  Terkadang seorang ayah yang menuntun anaknya untuk memasuki syurga, namun terkadang pula seorang anak yang menuntun orang tuanya. Sungguh betapa mulia dan gembira orang tua yang memiliki anak yang shaleh, yang mana dengan doa dan linangan air matanya Allah SWT berkenan melimpahkan rahmatNya yang agung kepadanya. Sehingga menginggalkan dunia ini dalam hati yang tenang.

18.  Janganlah berputus asa dari kekayaan Allah SWT. Namun janganlah pula mengujinya. Karena engkau tidak mungkin bisa mengusi Sang Pencipta. Sungguh rahmat dan kasih sayang Allah SWT mencakup semua makhluk di langit dan bumi, namun janganlah lupa bahwa Allah SWT juga Al Kahhar dan sehingga jadilah orang yang tahu diri.

19.  Janganlah sekali kali engkau memandang seseorang sebagai pendosa! Karena rahmat Allah SWT sedemikian luas rahmatNya, sehingga bisa saja seorang yang hari ini menjadi pendosa, esok ia menjadi seorang yang paling bertaqwa. Sungguh kasih sayang Allah SWT mencakup semua makhlukNya. Dan sungguh betapa senangnya seorang hamba yang bisa mendapatkan rahmatNya.

20.  Sungguh betapa senangnya seseorang yang bisa mencintai Allah dengan segenap jiwanya, dengan sepenuh hati yang lembut, tulus dan ikhlas.

21.  Di dunia ini Allah SWT melimpahkan rezeki baik kepada yang beriman maupun yang kafir, baik kepada yang taat maupun yang ingkar. Oleh karena itu jika engkau mendapati seorang yang membutuhkan, fakir, miskin dan kelaparan, maka tuntunlah tangannya, berikanlah kepadanya sebagian dari rezeki yang telah Allah SWT limpahkan. Jika Allah SWT hendak menjadikanmu perantara untuk memberikan rezeki seseorang, maka janganlah sekali kali engkau mencoba menghalang halanginya!

22.  Janganlah sekali kali engkau menilai seseorang hanya berdasarkan wajah luarnya saja, karena hanya Allah SWT lah yang bisa melihat isi hati seseorang dengan sebenarnya. Bagaimana engkau bisa mengetahui asal usul seseorang dan yang yang telah dialaminya jika hanya melihat dari penampilan luarnya. Oleh karena itu janganlah engkau memandang rendah seseorang, janganlah pula menilai seseorang hanya dari penampakan luarnya.

23.  Meski bersabar itu teramat sangat pedih, namun buahnya jauh lebih manis daripada madu. Terlebih jika seseorang bersabar demi ridha Allah SWT, maka dia pasti akan mendapatkan imbalan yang jauh lebih baik mungkin di alam dunia ini, namun tentunya kelak di alam akhirat.

24.  Tahukah engkau seperti apakah kekayaan yang melimpah itu? Apakah kekayaannya seorang raja? Ataukah kekayaannya Karun? Ketahuilah bahwa semua kekayaan ini tidaklah lebih dari setetes air dalam hamparan luasnya samudra kekayaan sang raja yang sesungguhnya, yaitu Allah SWT. Oleh karena itu saat engkau berserah diri kepadaNya, maka engkau pun telah bersarah kepada Dzata yang tidak terbatas kekayaan dan kekuasaanNya. Bahkan kekayaan yang terbenam di dalam bumi juga tidaklah lebih dari sebercak dari perbendaharaaanNya.

25.  Janganlah engkau berputus asa! Demikian kata orang. Namun mintalah pula harapan itu dari Allah SWT. Dan janganlah engkau berputus asa dari Allah SWT Yang Maha memiliki kekayaan yang tersembunyi. Dia lah tempat engkau bersandar, pintu mengadu yang tidak akan mungkin menampikmu kembali dengan tangan kosong jika engkau mengetukNya.

26.  Bersyukurlah kepada Allah SWT baik dalam berkelebihan maupun dalam kesempitan. Jika menghendaki maka Allah SWT akan memberi, dan jika menghendaki pula akan menunda pemberianNya. Namun rahmat dan kasih sayangNya menyelimuti seisi jagad raya ini. Sehingga munajatmu kepada Nya tidak akan mungkin tanpa jawaban. Saat engkau mengingatNya Dia juga akan mengingatmu, Saat engkau memanggilNya Dia pun akan datang kepadamu.

27.  Maukah engkau jika Allah SWT akan melipat gandakan limpahan nikmatNya kepadamu? Kalau begitu bersyukurlah! Bersyukur dan berilah orang lain dari sebagian nikmat Allah SWT yang telah diberikan kepadamu.Bersyukur dan bersedekah akan membuka pintu kenikmatan melimpah yang tidak pernah engkau duga sebelumnya. Namun jika engkau kufur dan bersikap pelit dengan nikmat yang telah Allah SWT berikan, maka takutlah! Karena sesungguhnya yang memiliki nikmat itu bukanlah dirimu. Melainkan Allah SWT yang telah melimpahkan kepadamu, lalu harta siapa dan dari siapa yang engkau sembunyikan?

28.  Syaitan akan selalu menggoda manusia, inilah yang menjadi pekerjaannya, tugasnya. Sedangkan tugas kita adalah menjauhkan diri dari mereka. Lalu bagaimana kita bisa melakukakn hal ini? Banyak jalan yang bisa kita lalui. Namun yang paling aman dan paling singkat adalah bersandarlah engkau kepada Allah SWT. Percayalah kepadaNya. Berlindunglah kepadaNya. Saat itulah siapapun tidak akan mampu menggelincirkan dirimu. Tak seorangpun akan kuat untuk itu.

29.  Sungguh Allah SWT sangatlah dekat denganmu, bahkan ia lebih dekat dari pada dirimu sendiri. Namun seringkali manusialah yang menutup jalannya sendiri. Demikian jelasnya: sejauh mana manusia memenuhi hatinta dengan dunia, maka sejauh itu pula ia akan menjauhkan diri dari Sang Pencipta. Jauh disini bukanlah dalam hitungan jarak, melainkan bentangan yang memisahkan hati. Jika engkau semakin cenderung lekat dengan manusia dan dunia, maka pintu neraca hatimu akan semakin terjauhkan dari Allah SWT. Sedangkan begitu engkau mulai menjauh dari manusia dan dunia, maka engkau sederajat akan semakin terbuka pintu hatimu kepada Allah SWT.

30.  Saat seseorang tidak bisa mengedalikan kemarahannya, saat  itulah syaitan telah menguasainya. Seseorang yang telah masuk ke dalam frekuensi marah, maka ia tidaklah berbeda dengan orang gila. Iat tidak mungkin lagi dapat sadar diri, sehingga perbuatannya digerakkan oleh emosi. Dalam keadaan seperti inilah ia akan merugikan baik diri dan juga orang lain. Karena saat seseorang tidak kuat mengendalikan amarahnya, berarti ia telah hanyut oleh banjir yang membuat lupa dari Allah SWT. Maka saat engkau mulai marah, bersabar, berlindunglah kepada Allah SWT. Ucapkanlah “hasbunallahu wa ni’mal wakil’. Yang berarti engkau menjadikan Allah SWT sebagai wakil terhadap apa yang sedang engkau hadapi. Karena Dialah sebaik baiknya wakil.

31.  Akankah engkau berpaling dari Allah SWT Yang Maha melimpahkan nikmat saat sesekali Ia mengujimu dengan kesempitan? Silahkan saja, namun kepada siapa engkau akan mengadu saat itu? Karena hanya Dia Allah SWT tempat segala makhluk mengadu, tempat bertumpu bagi segala penghidupan.

32.  Allah SWT telah berfirman, Jadilah, maka jadilah jagad raya dan seluruh isinya. Namun kepada manusia proses penciptaan ini diterangkan dalam enam masa. Karena di sini Allah SWT akan memberi pelajaran kepada manusia agar membuat perencanaan dalam setiap pekerjaannya, membuat jadwal waktu, timing, dan mengevaluasi performa pekerjaannya, serta tidak tergesa gesa. Inilah yang menjadi tugas bagi setiap manusia. Dan tugas ini pun demi keberhasilan dan kebahagiaan manusia itu sendiri.

33.  Sungguh berdzikir kepada Allah SWT, mengingatNya, bersandar dan berserah diri kepadaNya adalah jauh lebih mulia daripada seluruh kekayaan yang ada di dunia ini. Karena kelak di hari kiamat umat manusia tidaklah ditimbang dengan harta kekayaan yang pernah dimilikinya, melainkan dengan seberapa besar amalan yang telah diperbuat untuk menunaikan tugas tugas yang telah Allah SWT perintahkan.

34.  Adakah keteguhan padamu untuk setiap saat bersama dengan Allah SWT? Jika keteguhan itu ada pada dirimu, maka gunung manakah yang akan mampu menghalang halangi langkahmu?

35.  Seperti apa engkau mengenal Allah SWT, seperti itu pula ia akan hadir kepadamu, Jika saat disebut Asma Allah SWT terhembus dalam hatimu cinta dan kerinduan kepadaNya, maka ketahuilah bahwa Allah SWT adalah sebagaimana yang disangka oleh hambaNya. Oleh karena itu jika saja yang terpikir dalam akalmu adalah ketakutan, azab, api penyiksaan, maka ketahuilah bahwa saat itu pun engkau sudah berada dalam ketakutan dan kobaran api.

36.   Kalaulah memang seperti inilah kehidupan. Jika saja seorang yang tertimpa sebuah musibah mampu merenungi kejelekan lahir bathinnya, maka pastilah ia akan mengamini jika dirinya jauh lebih berhak akan musibah yang lebih besar baik di dunia mampun kelak di akhirat.

37.  Seorang kesatria adalah seorang yang tidak akan mungkin mengikat dirinya dengan dunia yang telah dimilikinya, tidak akan pula bersedih saat dunia pergi dari genggaman tangannya. Karena ia tahu jika Allah SWT yang menjadi pemilik sejati dunia beserta seluruh isinya. Tidaklah ada secuil pun dari dunia ini yang menjadi milik kita. Kalaulah ada ia tidak lain adalah amanah yang dipinjamkan kepada kita. Karena jika saja barang secuil dari dunia ini milik kita, niscaya ia bisa di bawa mati.

38.  Pada kenyataannya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT tidaklah membutuhkan perantara. Namun sungguh untuk dapat melakukannya adalah perkara yang tidak mudah. Bersama dengan Allah SWT di setiap saat, mengingat Allah SWT dalam setiap pekerjaan, dalam setiap kata yang diucapkan, dan melakukan bukannya yang baik menurut nafsu melainkan menurut ajaranNya, adalah hal hal yang setahap demi setahap akan mendekatkan diri seorang manusia kepada Allah SWT. Sungguh betapa beruntungnya seorang hamba yang bisa menjadi sahabatNya.

39.  Hukum  dan takdir adalah milikNya. Apa yang Ia anugerahkan kepada kita kadang bisa membuat kita senang, kadang pula bisa membuat kita sedih, dan bahkan membuat kita kesusahan. Namun tidaklah diperkenankan melawan takdir ilahi. Jika pun engkau melawannya maka tidaklah akan ada keuntungannya bagimu. Sehingga hanya ada satu hal yang mesti dilakukan, yaitu jangan mengeluh!. Rela dengan apa yang ada tanpa mengeluhkannya kepada Allah SWT adalah sikap yang seharusnya ditunjukkan oleh seorang hamba.

40.  Sungguh, mungkin berteguh hati untuk dapat selalu bersyukur dalam segala keadaan adalah sangat susah. Namun imbalannya insya Allah jauh lebih tinggi dari apa saja yang pernah terlintas dalam anganmu. Sehingga terkadang ada banyak orang yang mana dalam pandangan kita terlihat sebagai seorang yang merana, pedih, derita dengan musibah yang sedang menimpanya. Namun ternyata keadaan bathinnya jauh lebih bahagia dan indah bermandikan taman syurga. Demikian sungguh hanyalah Allah SWT Yang Maha Tahu akan apa yang tersimpan di dalam hati seorang hamba.

41.  Kebutuhan yang paling mendesak seorang hamba kepada Allah SWT adalah saat sang hamba berpaling, merasa tidak membutuhkanNya. Saat dimana Allah sWT ingin sekali melimpahkan rahmatNya adalah juga saar di mana seorang hamba berpaling dari rahmatNya. Sedangkan makam yang yang paling mulia di sisi Allah SWT adalah mendekatkan diri kepada Allah SWT.

42.  Setiap bayi yang terlahir ke dunia ini pastilah suatu hari akan mendapati kematiannya. Karena Allah SWT telah mentakdirkan semua makhluk hidup akan merasakan kematian. Karena tempat kembali yang sesungguhnya hanyalah kepadaNya. Lalu kenapa manusia bersedih dengan kematian, meski hal ini adalah sangat maklum, manusia akan bersedih saat dekatnya meninggal dunia. Jika saja manusia ingat bahwa tempat kembali hanya kepadaNya, ingat bahwa suatu hari kita juga akan kembali kepadaNya, maka kita pun akan lebih berhati hati dengan apa saja yang kita perbuat di dunia ini.

43.  Adakah sebuah tempat, sebuah perbuatan yang tanpa penglihatan dan pengawasan Allah SWT?  Karena di tempat yang paling rahasia sekalipun sama sekali bukanlah sebuah rahasia dalam penglihatan dan pengawasan Allah SWT. Jika engkau benar benar memahami hakekat ini, maka engkau pun tidak akan pernah keluar dari jalan pertanggungjawabanmu kepadaNya.

44.  Terkadang apa yang kita sangka sebagai sebuah musibah yang menimpa diri kita mungkin jika dibandingkan dengan apa yang menimpa orang lain tidaklah lebih dari setetes air dalam hamparan lautan. Karena ada yang lebih susah dari yang susah. Ada yang lebih sulit dari yang sulit. Sehingga dapat bersyukur setiap saat adalah akhlak yang paling mulia.

45.  Jalan yang paling baik untuk dapat bertemu dengan Allah SWT adalah beribadah dengan rahasia kepadaNya. Sehingga jika saja manusia mengetahui Nur yang terhembus kepadanya saat beribadah pastilah ia akan melakukan segala cara agar dapat lebih lama menunaikan ibadahnya.

46.  Saat seorang manusia merenungi penciptaan jagad raya ini dalam perenungan mendalam dalam keheningan, memikirkan kuasanya Dzat yang telah mencipta, maka perenungan ini pun akan dapat menjadi ibadah baginya. Bahkan bisa jadi tafakurnya ini menjadi berlipat lipat jauh lebih mulia dari pada ibadah sunnah.

47.  Kematian adalah kejadian yang tidak akan mungkin bisa dihindari. Namun hakekatnya ia bukanlah akhir dari segalanya. Karena manusia masih harus mempertanggung jawabkan semua amal perbuatannya dalam sebuah persidangan setelah kematiannya, Meski mengingat kematian terasa pedih bagi manusia, namun dalam kepedihan ini akan menariknya dari terlalu serakah dan berangan angan panjang akan dunia.

48.  Ilmu akan membukakan mata hati, menjadi penerang dalam kegelapan, menjadi tenaga dalam kelemahan, menjadi tataran dalam meniti tangga kemuliaan dan kebaikan. Merenung demi mendapatkan ilmu adalah setara dengan berpuasa di siang hari, dan beribadah di malam hari, Taat kepada Allah SWT, tekun dalam beribadah, tekun dalam tauhid, sopan dan santun, menghindarkan diri dari segala yang meragukan, mengunjungi kerabat adalah mungkin dilakukan dengan langkah ilmu. Halal dan haram juga diketahui dengan ilmu dan ilmu adalah pemandu. Sementara amal mengikuti setelahnya. Ilmu menjadi ilham bagi kebaikan dan menjauhkan diri dari kenistaan.

49.  Meski tidak ada satu orang pun yang mampu mengenal Allah SWT dengan sempurna, namun mencintai Allah SWT, bersandar seraya berserah diri kepadaNya, mengingat dalam beribadah kepadaNya mungkin seorang hamba mampu menggapai sebercak kebaikan dan kemuliaan dari sisiNya. Sungguh betapa gembiranya seorang yang mendapat sebercak cahaya dari perbendaharaan keagunganNya itu, sehingga baginya akan terlimpahkan ikhsan dan kebaikan yang sama sekali belum pernah diketahui, belum pernah pula kita lihat sebelumnya.

Tidaklah sedikitpun dari harta benda, kekayaan, ketenaran, dan tidak pula seorang sahabatpun di dunia ini yang akan menyertai kita sampai ke alam kubur. Mereka juga tidak akan pernah menyertai kita di alam akhirat nanti. Satu satunya hal yang akan menyertai kita hanyalah amal perbuatan yang pernah kita lakukan di dunia ini, apa yang kita perbuat untuk menunaikan tugas dan tanggung jawab kita kepada Allah SWT. Semua inilah yang akan menjadi sahabat atau musuh. Karena itu yang terpenting untuk kita lakukan selama di dunia ini adalah melakukan segala hal yang dapat diridhai oleh Allah SWT. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar