Inilah tujuh prinsip
berpikir positif yang kami kutip dan ambil dari buku “Innallaha Ma’ana (Allah Selalu Menemani Kita)” yang ditulis oleh “Huda Rahmansyah dkk”, sebagaimana
berikut ini:
1. Masalah dan nestapa hanya ada pada persepsi.
“Kenyataan adalah
persepsi Anda. Jika Anda ingin mengubah kenyataan hidup Anda, mulailah dengan
mengubah persepsi Anda. (Dr Ibrahim Elfikki).
Jika kita mengubah persepsi kita tentang masalah, memikirkannya sebagai
hadiah terindah dari Allah, lalu berkonsentrasi pada upaya untuk mencari
solusi, maka kita akan menemukan pintu harapan terbuka lebar di hadapan kita.
Karena itu, jangan biarkan persepsi kita tentang suatu masalah mempengaruhi
kita. Sebab, persepsi adalah program akal terdahulu yang bisa jadi keliru. Maka
ubahlah persepsi kita, insya Allah kehidupan kita pun akan berubah. Sebab
permasalahan dan nestapa ada dalam persepsi belaka.
2. Masalah tidak akan
membiarkan Anda dalam kondisi yang ada, ia akan membawa Anda pada kondisi yang
lebih buruk atau yang lebih baik.
“Apa yang terjadi pada
Anda tidak penting, Yang penting adalah apa yang Anda lakukan terhadap apa yang
terjadi pada Anda” (Dr. Robert Schuler)”.
Setiap masalah yang datang dalam hidup membuat kita keluar dari rasa
tenang, damai dan nyaman. Masalah juga mempengaruhi pikiran, konsentrasi,
kekuatan dan perasaan, sampai kita dapat melepaskan diri darinya dengan
cara-cara tertentu. Kita juga akan menemukan orang dengan kepribadian negatif atau
positif.
Jika kita menemukan orang-orang yang berkepribadian negative, kita akan
kehilangan keseimbangan ketika menghadapi masalah, sehingga kita akan berpikir negatif
dan emosional. Perhatian kita akan fokus pada masalah dan dampaknya yang paling buruk. Dengan begitu,
perasaan kita akan menjadi semakin negative dan itu dapat mendorong kita untuk
berperilaku negatif pula. Sehingga masalah yang dihadapi justru semakin rumit.
Ironisnya kita justru akan beranggapan, bahwa masalah yang membuat kondisi kita
menjadi lebih buruk seperti ini.
Sedangkan bagi orang yang berkepribadian positif, mereka akan memutuskan
perhatian pada upaya mencari solusi dengan perasaan tenang dan cara-cara yang
rasional. Ia akan mempelajari masalah yang ada dan memperbaiki sikapnya hingga
dapat berperilaku positif. Baginya, masalah adalah suatu pendewasaan diri dan
akan mengantarkannya pada kondisi yang lebih baik setelahnya.
Syekh Muhammad Mutawalli menuturkan
bahwa: “Anda tidak akan mampu
menyelesaikan masalah dengan pikiran Anda yang sudah ada tentangnya. Sebab,
pikirin ini adalah penyebab lahirnya masalah itu. Untuk menyelesaikannya Anda
harus berpikir dengan cara yang lain.” Karena itu, hal yang barangkali kita
perlukan adalah konseling pada ahlinya. Hadir di majelis-majelis ilmu dan lebih
banyak membaca buku. Barangkali masalah yang kita alami disebakan kurangnya
pengetahuan kita tentang suatu masalah. Sehingga masalah itu berlarut-larut
menghampiri kita.
3. Jangan jadi masalah, pisahkan diri dari masalah.
“Tidak ada masalah yang solusinya
tidak dapat dipikirkan oleh akal manusia. (Voltaire).”
Masalah hanya salah satu kondisi aktivitas hidup yang harus dihadapi
secara wajar dan disikapi dengan tenang, hingga kita menemukan solusinya.
Karena itu kita harus berhati-hati. Cobalah untuk menguasai masalah, jangan
sampai masalah yang menguasai kita.
Berhati-hatilah akan ucapan untuk diri sendiri atau pada orang lain
setelah kata ‘aku’ karena kata ‘aku’ meliputi segalanya di setiap tempat, waktu
serta setiap materi dan energi. Ketika kita mengatakan “aku gagal” berarti
kegagalan itu berlaku ada setiap tempat, waktu, pikiran, bahasa, dan potensi,
termasuk potensi spiritual. Karena itu hati-hatilah setiap kali mengatakan, “Aku….”
Karena kata setelahnya adalah keyakinan yang dapat menimbulkan berbagai masalah
untuk kita. Jangan pernah kita meletakkan kata negatif setelahnya.
Sebaiknya katakana sesuatu yang mendukung dan menguatkan, seperti “Aku
percaya diri”, “Aku bisa”, “Aku mampu melewatinya” Dengan begitu, kita memberi
asupan otak kita dengan gizi positif. Inilah bekal positif untuk menghadapi
setiap masalah, seberat apa pun itu.
4. Belajarlah dari masa lalu, hiduplah pada masa kini dan rencanakanlah
masa depan.
Betapa banyak orang yang menyesali masa lalu atau mengkhawatirkan masa
depannya. Padahal keduanya tidak ada pada saat ini. Masa lalu dan segala
peristiwa yang ada di dalamnya telah berlalu sebagai pengalaman.
Namun dalam hidup kita harus memiliki tujuan yang jelas. Sebab tanpa
tujuan hidup, kita akan merasa hampa dan tidak bersemangat. Kita akan merasa
sia-sia. Karena itu, tujuan hidup itu sangat penting. Bagaimana kita menyikapi
masa lalu dan apa yang harus dilakukan saat ini hingga waktunya mewujudkan impian?
Agar dapat menata kehidupan yang lebih baik, yang pertama yang harus
kita lakukan adalah membersihkan pikiran, konsentrasi, perasaan dan keyakinan negatif
yang ada pada masa lalu.
Jalani hidup dengan banyak bersyukur. Perkuat hubungan dengan Allah.
Mulailah susun rencana untuk hidupmu ke depan. Insya Allah, kita bisa membangun
masa depan yang lebih baik.
Lalu bagaimana cara membersihkan masa lalu? Kita bisa melakukannya
dengan bertanya pada diri sendiri, “Pelajaran apa yang bisa aku petik dari masa
lalu? Kejadian yang terkadang membuat sesal di hari ini. “Andai waktu membawaku
ke masa lalu, apa yang akan aku lakukan?” Tulislah hikmah yang dapat kita ambil
dari kejadian masa lalu, lalu tulis juga sikap kita ketika menghadapi kejadian
serupa di kemudian hari. Dengan demikian, kita membuat akan mampu
mengidentifikasi masa lalu sebagai pelajaran dan kekuatan, bukan sebagai
kelemahan dan kegagalan.
5. Setiap masalah ada
solusi spiritualnya.
“Barangsiapa bertakwa kepada
Allah, niscaya Allah akan memberikan jalan keluar untuknya. Dia Dia memberinya
rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. (surat Ath Thalaq (65) ayat 2-3).
Ketika kita bertawakkal kepada Allah, masalah sesulit apa pun bisa
diatasi. Allah pun menjanjikan keberuntungan bagi orang-orang yang bertakwa.
“Barangsiapa bertakwa kepada
Allah, niscaya Dia akan menyediakan jalan keluar baginya dan memberinya rezeki
dari jalan yang tidak terduga. (surat Al ATh Thalaq (65) ayat 2-3)
Satu hal yang perlu kita yakini, Allah tak akan mungkin menyia-nyiakan
pahala orang yang berbuat kebaikan. Tetaplah berpikir positif apa pun kesulitan
yang tengah kita hadapi. Pusatkan perhatian pada upaya mencari solusi. Namun
jangan lupa, Allah-lah yang Maha Memudahkan dan Maha Pemberi Solusi.
6. Mengubah pikiran berarti
mengubah kenyataan.
Ketika kita ingin melakukan perubahan positif dalam kehidupan kita, maka
hal pertama yang harus dilakukan adalah mengubah pola pikir. Jika kita sering
berpikir hal-hal buru akan terjadi pada diri kita, maka itulah kemungkinan
besar yang akan terjadi. Sebaliknya, jika kita selalu menyertai pikiran-pikiran
positif dan keyakinan yang baik dalam setiap tindakn dan perbuatan kita, insya
Allah kenyataan yang baik pun akan datang menghampiri kita.
Kalaulah semisal, langkah awal yang baik sudah kita lakukan, namun
hasilnya tetap tidak sesuai keinginan kita, janganlah kecewa. Setidaknya kita
telah mengasupi diri kita dengan energi yang positif, sehingga itu bisa
meminimalisir rasa kecewa dan mengontrol diri dari perilaku negatif setelahnya.
Karena itu, ketika kita benar-benar ingin menciptakan perubah positif
dalam hidup mulailah dengan mengubah bagian dalam diri kita. Allah berfirman: “..Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah
keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. (surat
Ar Ra’d (13) ayat11).
7. Ketika Allah menutup satu pintu, pasti Dia membuka pintu lain yang lebih
baik.
Bertakwalah kepada Allah. Janganlah patah semangat dalam mewujudkan
impian dan cita-cita. Meskipun semua pintu tampak tertutup tanpa celah,
janganlah pernah berputus asa. Teruslah bersabar dan berjuang. Yakinlah, Allah
tidak akan menyia-nyiakan orang yang berbuat kebaikan. Allah juga tidak akan
menyia-nyiakan orang yang senantiasa bersabar. Justru Allah akan membukakan
pintu yang lebih baik untuk mereka, lebih baik dari apa yang mereka bayangkan. Hanya
saja Dia tengah menunggu waktu yang tepat untuk menunjukkannya. Dia-lah Allah
sang Dzat Yang Maha Pengasih dan Maha Mulia.
Ketika ujian hidup
terasa berat, cobalah kembali menelusuri kisah nabi dan para sahabatnya.
Ingatlah kembali betapa berat ujian kehidupan mereka saat itu. Bagaiman
orang-orang dahulu memperjuangkan Islam. Tidak hanya berkorban waktu, mereka
juga berkorban harta, tenaga, bahkan nyawa demi kebangkitan Islam.