Tulisan ini kami
ambil dari buku “Innallaha Ma’ana (Allah
Selalu Menemani Kita)” yang ditulis oleh “Huda Rahmansyah dkk”, sebagaimana berikut ini:
Berlari ia tujuh kali dari Shofa ke Marwah
Berharap telaga jernih akan disusuri.
Tujuh kali ia menjejak. Dari Marwah lalu ke Shofa
beranjak.
Bukanlah hal yang gampang, di tengah gurun yang sangat
gersang.
Tujuh kali ia berlari.
Dari Shofa lalu Marwah kembali disusuri.
Bukanlah hal yang mudah bagi wanita yang tengah
menyusui.
Andai ia adalah kita.
Belum tentu tujuh kali kan mencoba.
Mencari air dalam kepanasan,
Berteman tangis bayi yang tengah kehausan.
Andai ia adalah kita,
Belum tentu tujuh kali kan mencoba.
Sebab sekali pastilah kan terpikir,
Tak mungkin lagi di sana ada air yang mengalir.
Namun ia bukanlah kita,
Ia manusia yang sangat mulia dengan iman yang sungguh
jelita.
Dan kegigihan yang indah tertata.
Dia wanita yang teramat agung, yang keyakinannya
sekokoh gunung.
Kesungguhannya tak dapat dibendung, ketakwaannya sulit
dihitung.
Wanita yang mantap berujar pada sang suami, “Andai itu
perintah Allah,
maka pergilah.
Sungguh Dia tak kan menyia-nyiakan kami”.
Adalah Bunda Hajar yang darinya kita belajar tentang
hakikat sebuah ikhtiar.
Tentang pentingnya menyemai sabar.
Tentang iman yang indah terpancar.
Maka air pun memancar.
Bukan! Bukan dari bukit yang ia kejar.
Bukan pula dari lintas yang ia pijak.
Namun dari hentak kaki sang bayi yang tengah berjejak.
Air mengalir bukan dari ikhtiar yang ia lintas.
Namun dari tempat lain yang tak berbekas.
Begitulah indah Allah membalas.
Dari Bunda Hajar kita belajar, tugas manusia
menyempurnakan ikhtiar.
Soal hasil, biar Allah yang melukis.
Soal Takdir, biar Allah yang menggaris.
Dari Bunda Hajar kita patut memetik teladan, dalam
ikhtiar harus ada kesungguhan.
Soal hasil, biar Allah yang mencatat.
Soal hasil, biar Allah yang memahat.
Boleh jadi hasil tak lewati jalur ikhtiar, bisa jadi
datang dari tempat yang tak dipinta.
Boleh jadi takdir bukan dari usaha yang diukir, bisa
jadi dari tempat yang tak pernah kita pikir.
Ikhtiar terus kita sempurnakan, soal hasil biarlah
Allah yang tentukan.
Sebagaimana Dia yang telah menciptakan, tak akan
mungkin Dia menyia-nyiakan.
Berikhtiarlah dengan kesungguhan yang kuat.
Sungguh, Allah, rasul dari para malaikat serta
orang-orang mukmin pnn tengah melihat.
Layaknya sebuah mahfuzhat, “Sesiapa yang bersungguh-sungguh, pasti ia akan mendapat”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar