Kutipan ini ini kami ambil dari buku “Innallaha Ma’ana (Allah Selalu Menemani Kita)” yang ditulis oleh “Huda Rahmansyah dkk”, sebagaimana berikut ini:
1. Pada
pepohonan nan rindang, satu demi satu daun berguguran. Terempas, mengering,
terbuang diluruhkan lepas dalam genggaman.
Bukan karena tak lagi sayang ataupun cinta yang tak lagi
bertandang,
Sebab ada masa melepaskan adalah cara terbaik untuk
berjuang.
Jangan salahkan ranting-ranting yang begitu hening
menanggalkan,
Karena boleh jadi ia hanya berpasrah pada keadaan.
Tak bisa melawan, sebab goresan takdir telah
ditetapkan.
Daun jatuh tak jauh dari rantingnya.
Walau kadang embusan angin membawa ia melanglang
buana entah kemana.
Namun tak kan bisa ia kembali pada tangkainya.
Daun mengering terurai oleh bakteri, melebur dengan
tanah
Tanpa ada yang mencari.
Nanti, ketika hari demi hari terus berganti, akan ada
pucuk-pucuk daun baru sebagai pengganti, menemani ranting-ranting yang lama
dirundung sepi.
Daun-daun yang telah gugur menjadi bagian inti sari.
Diwakilkan dedaunan baru yang tersebut musim semi.
Musim hanyalah sebuah siklus.
Daun-daun adalah pemain yang mengambil peran.
Baik ranting ataupun dedaunan mengajarkan hakikat
sebuah ketulusan.
Dari kisah keseluruhan, melepaskan, kehilangan,
bertumbuh, dan bersemi, sarat akan sebuah pengorbanan.
2. Terkadang
jatuh membuat kita mampu berdiri lebih tegar dalam kondisi yang terbaik. Yang mengajarkan
kita agar melihat segala sesuatu dari sudut pandang yang berbeda, yang lebih
luas.
3. Setiap
tetesan air mata mengajarkan arti sebuah kekuatan. Kekuatan baru yang membuat
hatimu lebih tegar dari sebelumnya.
4. Jika
yang manis saja yang kita temukan dalam hidup ini, sedangkan yang pahit tak
pernah kita rasakan, yakinlah kita tak akan pernah belajar menjadi lebih baik.
5. Allah
SWT selalu bersama orang-orang yang memilih di jalan terbaik-Nya. Dan semoga
kita bisa menjadi bagian dari proses ini, dan ketika dunia tak lagi berpihak
pada kita, katakan saja pada dunia, “Aku
masih memiliki Allah, Tuhan yang menciptakan kalian, mengendalikan kalian dan
menundukkan kalian, jika Ia menginginkan. Tak ada rasa risau di hari jika aku
selalu mengingat dan menyebut nama agung-Nya. Dan tak perlu kutakuti selain
diri-Nya”.
6. Semua
terlihat seperti engkau mendengar, nyatanya engkau menulikan suara. Semua
terlihat seperti engkau melihat, nyatanya engkau alihkan pandangan. Semua
terlihat seperti engkau bersuara, nyatanya engkau hanya terdiam. Seakan semesta
tak merestuiku untuk bahagia, nyatanya dirimu yang tak membuka hati untukku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar