Label

MEMANUSIAKAN MANUSIA: INILAH JATIDIRI MANUSIA YANG SESUNGGUHNYA (79) SETAN HARUS JADI PECUNDANG: DIRI PEMENANG (68) SEBUAH PENGALAMAN PRIBADI MENGAJAR KETAUHIDAN DI LAPAS CIPINANG (65) INILAH ALQURAN YANG SESUNGGUHNYA (60) ROUTE TO 1.6.799 JALAN MENUJU MAKRIFATULLAH (59) MUTIARA-MUTIARA KEHIDUPAN: JALAN MENUJU KERIDHAAN ALLAH SWT (54) PUASA SEBAGAI KEBUTUHAN ORANG BERIMAN (50) ENERGI UNTUK MEMOTIVASI DIRI & MENJAGA KEFITRAHAN JIWA (44) RUMUS KEHIDUPAN: TAHU DIRI TAHU ATURAN MAIN DAN TAHU TUJUAN AKHIR (38) TAUHID ILMU YANG WAJIB KITA MILIKI (36) THE ART OF DYING: DATANG FITRAH KEMBALI FITRAH (33) JIWA YANG TENANG LAGI BAHAGIA (27) BUKU PANDUAN UMROH (26) SHALAT ADALAH KEBUTUHAN DIRI (25) HAJI DAN UMROH : JADIKAN DIRI TAMU YANG SUDAH DINANTIKAN KEDATANGANNYA OLEH TUAN RUMAH (24) IKHSAN: INILAH CERMINAN DIRI KITA (24) RUKUN IMAN ADALAH PONDASI DASAR DIINUL ISLAM (23) ZAKAT ADALAH HAK ALLAH SWT YANG HARUS DITUNAIKAN (20) KUMPULAN NASEHAT UNTUK KEHIDUPAN YANG LEBIH BAIK (19) MUTIARA HIKMAH DARI GENERASI TABI'IN DAN TABI'UT TABIIN (18) INSPRIRASI KESEHATAN DIRI (15) SYAHADAT SEBAGAI SEBUAH PERNYATAAN SIKAP (14) DIINUL ISLAM ADALAH AGAMA FITRAH (13) KUMPULAN DOA-DOA (10) BEBERAPA MUKJIZAT RASULULLAH SAW (5) DOSA DAN JUGA KEJAHATAN (5) DZIKIR UNTUK KEBAIKAN DIRI (4) INSPIRASI DARI PARA SAHABAT NABI (4) INILAH IBADAH YANG DISUKAI NABI MUHAMMAD SAW (3) PEMIMPIN DA KEPEMIMPINAN (3) TAHU NABI MUHAMMAD SAW (3) DIALOQ TOKOH ISLAM (2) SABAR ILMU TINGKAT TINGGI (2) SURAT TERBUKA UNTUK PEROKOK dan KORUPTOR (2) IKHLAS DAN SYUKUR (1)

Rabu, 03 Juni 2020

INILAH HARI KIAMAT YANG DIJANJIKAN ALLAH SWT (PART 1 of 2)

 

Lebih berat mana mengalahkan ahwa (hawa nafsu) saat hidup di dunia, dibandingkan dengan menahan panasnya api neraka yang menyala nyala saat di akhirat kelak!Adakah yang mampu menahan panasnya api neraka?

 

Berdasarkan surat Muhammad (47) ayat 36 berikut ini: Sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah permainan dan senda gurau. dan jika kamu beriman dan bertakwa, Allah akan memberikan pahala kepadamu dan Dia tidak akan meminta harta-hartamu. (surat Muhammad  (47) ayat 36)”.   Dikemukakan bahwa kekhalifahan di muka bumi adalah sebuah permainan yang diciptakan Allah SWT, yang berarti Allah SWTlah yang mempunyai hak penuh atas permainan yang diciptakan-Nya tersebut.

 

Setiap permainan harus memiliki apa yang dinamakan dengan prinsip-prinsip dasar sebuah permainan sebab jika tanpa prinsip dasar ini, sebuah permainan tidak bisa dilaksanakan secara baik dan benar serta tidak bisa dipertanggungjawabkan permainannya. Untuk itu di setiap permainan, harus terdapat hal-hal sebagai berikut:

 

1.   Harus ada 2(dua) kelompok peserta permainan, yaitu ada pemain (manusia) dan ada lawan (ahwa/hawa nafsu).

2.       Harus ada waktu permainan yaitu harus ada awalnya dan juga harus ada akhirnya.

3.       Harus ada tempat untuk bermain atau arena untuk melangsungkan pertandingan.

4.       Harus ada yang kalah dan ada yang menang.

5.       Harus ada patokan atau pedoman baku untuk mengatur permainan.

6.       Harus ada wasit atau ada penengah jika terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan.  

 

Jika ini adalah ketentuan dasar dari setiap permainan yang ada pada saat ini, sekarang bagaimana dengan konsep dwifungsi yang mana setiap manusia adalah abd’ (hamba)-Nya yang sekaligus khalifah-Nya di muka bumi, apakah prinsip-prinsip dasar dari suatu permainan terdapat pula di dalam konsep dwifungsi? Konsep dwifungsi juga memiliki prinsip-prinsip dasar suatu permainan, yaitu:

 

1.     Konsep dwifungsi juga memiliki peserta atau pihak yang mengikuti  pertandingan, da-lam hal ini adalah manusia, dalam hal ini ruh yang dibantu oleh Allah SWT melawan jasmani, dalam hal ini melawan ahwa yang dibantu oleh setan. 

2.     Konsep dwifungsi juga memiliki jangka waktu yaitu di mulai dari  diciptakannya Nabi Adam as, sebagai manusia pertama sampai dengan hari kiamat sebagai batas akhirnya. Sedangkan untuk  orang per orang secara pribadi  di mulai dari ditiupkannya ruh ke dalam jasmani saat masih di dalam rahim seorang ibu sampai dengan dipisahkannya ruh dengan jasmani melalui apa yang dinamakan dengan sakratulmaut. 

3.    Konsep dwifungsi juga memiliki tempat atau arena pertandingan yaitu di muka bumi dan juga di dalam diri sendiri.  

4.   Konsep dwifungsi juga memiliki pemenang dan pecundang, di mana pemenang akan menerima penghargaan dari Allah SWT berupa kampung kebahagiaan, sedangkan bagi pecundang yang kalah akan menerima kampung kebinasaan dan kesengsaraan dari Allah SWT. 

5.   Konsep dwifungsi juga memiliki ketentuan atau pedoman dasar permainan yaitu Dii-nul Islam. 

6.    Untuk mendapatkan permainan yang memenuhi prinsip fairplay maka Allah SWT ber-tindak sebagai wasit yang dibantu oleh para malaikat sebagai petugas pencatat melalui system cctv yang paling canggih.

 

Hal yang harus kita perhatikan secara seksama tentang konsep dwifungsi sebagai sebuah permainan adalah setiap permainan pasti ada yang kalah dan ada yang menang, sehingga akan ada juara bagi yang memenangkan pertandingan ataupun pecundang yang kalah dalam pertandingan. Sekarang apa jadinya jika suatu permainan atau suatu pertandingan tidak ada akhirnya? Allah SWT berfirman: “Katakanlah: "Kepunyaan siapakah apa yang ada di langit dan di bumi." Katakanlah: "Kepunyaan Allah." Dia telah menetapkan atas Diri-Nya kasih sayang. Dia sungguh akan menghimpun kamu pada hari kiamat yang tidak ada keraguan padanya. orang-orang yang meragukan dirinya mereka itu tidak beriman. (surat Al An'am (6) ayat 12)”. Saat ini Allah SWT selaku pencipta dan pemilik dari permainan kekhalifana di muka bumi sudah menentukan dan menetapkan adanya hari kiamat atau hari kiamat itu pasti terjadi, berarti:

 

1.       Kita akan mengetahui hasil akhir dari permainan kekhalifahan yang kita laksanakan;

2.   Kita akan dapat mengetahui tempat kembali bagi diri kita, apakah ke syurga atau ke neraka.

 

Selanjutnya jika keterangan yang telah kami kemukakan di atas ini merupakan asumsi dasar adanya hari kiamat, selanjutnya sebagai abd’ (hamba)-Nya yang sekaligus khalifah-Nya di muka bumi apakah kita telah yakin dengan seyakin-yakinnya bahwa hari kiamat itu pasti terjadi? Jika telah menyakini bahwa setiap pertandingan pasti mempunyai waktu tertentu, maka kitapun harus yakin dengan seyakin-yakinnya bahwa:

 

1.   Dipisahkannya ruh dengan jasmani merupakan batas akhir dari permainan yang ber-laku secara individual, namun hasil akhir belum bisa ditentukan; 

2.       Hari kiamat adalah batas akhir dari konsep dwifungsi yang ada di muka bumi sehingga menjadi batas akhir keseluruhan permainan,

 

Yang dilanjutkan dengan menentukan hasil akhir atas pencapaian setiap manusia, sehingga baik kematian dan juga kiamat pasti akan terjadi. 

Untuk itu perhatikanlah apa yang dikemukakan oleh Allah SWT selaku inisiator, pencipta yang sekaligus pemilik dari langit dan bumi yang terdapat di dalam surat Ar Ruum (30) ayat 8 berikut ini: dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri mereka? Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan waktu yang ditentukan. dan Sesungguhnya kebanyakan di antara manusia benar-benar ingkar akan Pertemuan dengan Tuhannya. (surat Ar Ruum (30) ayat 8)”, yaitu: (1) Langit dan bumi diciptakan oleh  Allah SWT dengan tujuan yang benar serta; (2) Langit dan bumi diciptakan dengan jangka waktu yang telah ditentukan.

 

Adanya penegasan yang dikemukakan oleh Allah SWT selaku pencipta dan pemilik dari langit dan bumi berarti keberadaan langit dan bumi, termasuk segala isinya bersifat sementara sehingga keberadaan  langit dan bumi tidak bersifat kekal sehingga pada suatu waktu yang telah ditentukan maka langit dan bumi akan menjadi sediakala (maksudnya akan disatukan kembali oleh Allah SWT). Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa akan tiba suatu waktu tertentu yang telah ditentukan oleh Allah SWT bahwa keberadaan langit dan bumi akan disatukan kembali melalui hari kiamat.

 

Sekarang bagaimana jika kita tidak mempercayai akan adanya hari kiamat? Apabila kita tidak percaya akan adanya hari kiamat,  berarti ketentuan yang tertuang di dalam surat An Naml (27) ayat 4 berikut ini berlaku: “Sesungguhnya orang orang yang tidak beriman kepada akhirat, Kami jadikan terasa indah bagi mereka perbuatan perbuatan mereka (yang buruk), sehingga mereka bergelimang dalam kesesatan. (surat An Naml (27) ayat 4)”. yaitu orang orang yang tidak mempercayai hari akhirat adalah mereka mereka yang memandang indah perbuatan perbuatan buruk mereka sehingga mereka bergelimang dalam kesesatan. Hal ini terlihat jelas dari perilaku mereka yang hanya mementingkan kehidupan dunia.

 

Sekarang bagaimana jika ada orang orang yang tidak mempercayai akan adanya hari kiamat, jika ada yang tidak mempercayai hari kiamat berarti mereka telah gagal melaksanakan rukun iman yang enam dalam satu kesatuan yang tidak terpisahkan, sehingga mereka telah keluar dari konsep Diinul Islam sebagai agama yang haq di muka bumi ini. Mereka juga telah ingkar janji terhadap ikrar ketuhanan yang telah mereka nyatakan kepada Allah SWT saat masih di dalam rahim seorang ibu. Untuk itu perhatikanlah dengan seksama surat Al A'raaf (7) ayat 172 berikut ini: dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), Kami menjadi saksi". (kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya Kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)", (surat Al A'raaf (7) ayat 172)”. Dimana setiap manusia tanpa terkecuali selain telah mengakui bahwa Allah SWT adalah Tuhan juga kita juga telah tahu dan telah mengerti akan adanya hari kiamat.

 

Sebagai abd’ (hamba)-Nya yang sekaligus khalifah-Nya yang sedang melaksanakan tugas di muka bumi, sadarkah dan tahukah serta mengertikah bahwa kita semua secara pribadi-pribadi telah mengakui bahwa kiamat itu pasti terjadi? Jika ini adalah kondisi setiap manusia kepada Allah SWT, maka apabila kita tidak mau mempercayai adanya hari kiamat, maka batallah ikrar ketuhanan yang telah kita lakukan atau kita telah melanggar janji setia kepada Allah SWT sewaktu masih dalam rahim Ibu.

 

Sekarang mari kita bahas lebih dalam lagi tentang kiamat dengan bertanya ada apakah dibalik kewajiban kita untuk beriman kepada hari akhirat (kiamat) itu? Untuk menjawabnya, mari kita perhatikan dengan seksama apa yang terjadi di dalam kehidupan ini. Dimana dalam kehidupan ada istilah pahlawan dan istilah penjahat (pengkhianat). Saat seseorang dinobatkan oleh negara menjadi seorang pahlawan, maka negara biasanya akan memberikan tanda jasa bintang tertentu kepada mereka. Apakah hal ini sudah sesuai dengan konsep dwifungsi yang sesungguhnya.

 

Apakah tanda jasa bintang tertentu sudah sepadan dengan perbuatan yang telah didedikasikan nya? Sekarang bagaimana dengan seorang penjahat (pengkhianat), katakan seorang yang bernama Adolf Hitler yang telah membunuh 2 juta orang Yahudi saat perang dunia ke 2. Jika kasus Adolf Hitler disidangkan di pengadilan Mahkamah International, hukuman yang diterima Hitler paling tinggi adalah hukuman mati atau penjara seumur hidup. Apakah hukuman yang dijatuhkan oleh Mahkamah International kepada Adolf Hitler sudah sepadan dengan perbuatan yang dilakukannya? Hari kiamat merupakan saat bagi Allah SWT untuk menyempurnakan segala kenikmatan kepada para pahlawan bangsa yang tidak bisa diberikan oleh negara karena adanya keterbatasan landasan hukum dan fasilitas yang dimiliki oleh suatu negara.

 

Demikian pula dengan para penjahat (pengkhianat) sekelas Adolf Hitler, adanya hari kiamat merupakan saat bagi Allah SWT memberikan hukuman yang paling setimpal dan sepadan dengan apa yang telah diperbuat oleh penjahat karena adanya keterbatasan aturan hukum yang berlaku di dunia atau adanya konspirasi yang mengakibatkan hukum tidak berjalan adil. Kondisi inilah yang tidak diinginkan oleh orang-orang yang tidak mengakui adanya hari kiamat. 

 

Sekarang timbul pertanyaan, kapankah berakhirnya konsep dwifungsi di muka bumi ini? Konsep penghambaan dan kekhalifahan di muka bumi tidak bisa disamakan dengan pertandingan olah raga yang jelas waktunya, contohnya pertandingan sepak bola yang hanya berdurasi 2 kali 45 menit. Penghambaan yang sekaligus kekhalifahan di muka bumi adalah suatu permainan yang diciptakan oleh Allah SWT yang hanya diketahui saat awalnya saja, yaitu sejak Nabi Adam as, diciptakan, untuk yang bersifat makro atau setelah ruh ditiupkan ke dalam jasmani manusia sewaktu dalam rahim seorang ibu untuk perseorangan. Namun kapan permainan itu akan berakhir hanya Allah SWT saja yang tahu.

 

Tidak diberitahukannya kapan saat tibanya kiamat oleh Allah SWT agar manusia termasuk diri kita selalu di dalam kewaspadaan dan selalu konsentrasi di dalam menjalankan kekhalifahan di muka bumi sehingga Allah SWT berkehendak kepada manusia untuk selalu dinamis di dalam menjalankan tugas.

 

Sekarang apa jadinya jika manusia yang sedang melaksanakan tugas di muka bumi sudah mengetahui dengan pasti saat akan tibanya hari kiamat? Adanya kepastian waktu tentang kiamat akan membuat diri kita menjadi manusia yang bersifat pasif, manusia akan bersikap monoton, tidak dinamis, serta kerjanya hanya menunggu dan menunggu sehingga tidak akan ada bedanya antara orang yang taat dan yang tidak taat kepada Allah SWT. Adanya kondisi seperti ini, jelas sangat tidak dikehendaki oleh Allah SWT dikarenakan akan timbul ketidakadilan di antara sesama manusia serta permainan tidak bisa berjalan secara “fairplay.”

 

Berdasarkan hadits berikut ini: Abu Hurairah ra, berkata: Pada suatu hari ketika Nabi SAW duduk bersama sahabat, tiba-tiba datang seorang bertanya: Apakah Iman? Jawab Nabi SAW: Iman ialah percaya pada Allah, dan Malaikat-Nya, dan akan berhadapan kepada Allah, dan pada Nabi utusan-Nya dan percaya pada hari bangkit dari kubur. Lalu ditanya; Apakah Islam? Jawab Nabi SAW; Islam ialah menyembah kepada Allah dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, dan mendirikan sembahyang. Lalu bertanya: Apakah Ihsan? Jawab Nabi SAW: Ihsan ialah menyembah pada Allah seakan-akan anda melihat-Nya, maka jika tidak dapat melihat-Nya, ketahuilah bahwa Allah melihatmu. Lalu bertanya: Bilakah hari qiyamat? Jawan Nabi SAW: Orang yang ditanya tidak lebih mengetahui daripada yang menanya, tetapi saya memberitakan padamu beberapa syarat (tanda-tanda) akan tibanya hari qiyamat, yaitu jika budak sahaya telah melahirkan majikannya, dan jika penggembala onta dan ternak lainnya telah berlomba membangun gedung-gedung, termasuk dalam lima macam yang tidak dapat mengetahuinya kecuali Allah, yang tersebut dalam ayat: "Sesungguhya hanya Allah yang mengetahui, bilakah hari qiyamat, dan Dia pula yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang di dalam rahim  ibu, dan tiada seorangpun yang mengetahui apa yang akan terjadi esok hari, dan tidak seorang pun yang mengetahui di manakah ia akan mati. Sesungguhnya Allah maha mengetahui sedalam-dalamnya". Kemudian pergilah orang itu. Lalu Nabi SAW menyuruh sahabat: Kembalikanlah orang itu! Tetapi sahabat tidak melihat bekas orang itu. Maka Nabi SAW bersabda: Itu Malaikat Jibril datang untuk mengajarkan agama kepada manusia. (Hadits Riwayat Bukhari, Muslim, Al-Lu'lu Wal Marjan: No.5)”.

 

Akhirnya hanya Allah SWT sajalah yang mengetahui secara pasti kapan hari kiamat akan terjadi, namun Allah SWT melalui Nabi Muhammad SAW telah memberikan tanda-tanda hari kiamat sebagaimana tertuang dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim di atas ini. Walaupun telah ada tanda-tanda hari kiamat yang telah dikemukakan oleh Nabi Muhammad SAW, tidak cukup bagi kita untuk mengetahui secara pasti kapan terjadinya hari kiamat itu. Hal yang harus kita jadikan pedoman adalah bahwa hari kiamat pasti terjadi seperti pasti berakhirnya sebuah pertandingan.  

 

A.     APA ITU KIAMAT. 

Suatu permainan atau suatu pertandingan harus memiliki batas waktu, jika tidak akan sangat sulit untuk menentukan siapakah yang berhak menjadi pemenang dan yang berhak memperoleh hadiah. Adanya batas waktu akan memudahkan bagi wasit atau juri untuk mengadakan penilaian dan/atau untuk memutuskan siapa yang berhak menyandang gelar juara. Kekhalifahan yang ada di muka bumi,  juga memiliki batas waktu yaitu sejak diciptakannya Nabi Adam as, sampai dengan hari kiamat kelak. Lalu apa itu kiamat yang sesungguhnya? Berikut ini akan kami kemukakan apa yang dimaksud dengan kiamat itu, yakni:

 

1.    Kiamat Adalah Saat Langit dan Bumi Disatukan Kembali. Berdasarkan surat Al Anbiyaa (2) ayat 30 di berikut ini: “Dan apakah orang orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi keduanya dahulu menyatu, kamudian Kami pisahkan antara keduanya, dan Kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air, maka mengapa mereka tidak beriman? (surat Al Anbiyaa (2) ayat 30)”. Bahwa langit dan bumi pada mulanya adalah satu kepal (menyatu), kemudian dipecah dua oleh Allah SWT, yang satu bagian menjadi langit yang berjumlah tujuh lapis dan yang satu lagi menjadi bumi yang berjumlah tujuh lapis pula. Setelah menjadikan langit dan bumi yang masing-masing berjumlah tujuh lapis, lalu Allah SWT bersemayam di Arsy  untuk mengatur segala urusan yang menyangkut langit dan bumi beserta segala isinya.

 

Hari kiamat adalah saat Allah SWT mengembalikan kembali kondisi langit dan bumi menjadi seperti semula, yaitu langit dan bumi dijadikan satu kembali seperti saat awalnya terjadi. Coba anda bayangkan langit dan bumi yang masing-masing berjumlah 7 lapis dikembalikan kembali menjadi satu hanya dalam waktu yang sangat pendek, sebagaimana dalam surat Al Haqqah (69) ayat 13,14,15,16 berikut ini: Maka apabila sangkala ditiup sekali tiup, dan diangkatlah bumi dan gunung gunung lalu dibenturkan keduanya sekali benturan, maka pada hari itu terjadilah hari kiamat, dan terbelahlah langit, karena pada hari itu langit menjadi rapuh. (surat Al Haqqah (69) ayat 13, 14, 15, 16)”. Adanya kondisi  dapat dipastikan akan terjadi kepanikan, ketakutan, serta goncangan yang sangat hebat di muka bumi ini saat terjadinya kiamat.

 

Kondisi ini Allah SWT kemukakan di dalam surat Al Zalzalah (99) ayat 1-3 berikut ini: “Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat), dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya, dan manusia bertanya: “Mengapa bumi (menjadi begini)?”, (surat Al Zalzalah (99) ayat 1-3). Ayat ini  menceritakan bagaimana proses disatukannya kembali langit dan bumi, yaitu dengan digoncangkannya bumi dengan goncangan yang sangat dahsyat sehingga segala isi perut bumi keluar termasuk keluarnya manusia atau bangkitnya manusia dari dalam kuburnya masing-masing.    

 

2.    Kiamat Adalah Saat Allah Menjadi Penguasa Tunggal. Adanya hari kiamat, ma-ka pada hari itu atau pada saat itu yang berlaku hanyalah ketentuan Allah SWT semata sehingga tidak ada ketentuan-ketentuan lain berlaku pada hari kiamat selain ketentuan Allah SWT. Adanya hal ini menunjukkan hanya Allah SWT sajalah yang menjadi penguasa tunggal, penguasa tertinggi sehingga selain daripada Allah SWT tidak akan mungkin mampu menunjukkan diri, apalagi mau mengalahkan Allah SWT. Allah SWT berfirman: Katakanlah: "Kepunyaan siapakah apa yang ada di langit dan di bumi." Katakanlah: "Kepunyaan Allah." Dia telah menetapkan atas Diri-Nya kasih sayang. Dia sungguh akan menghimpun kamu pada hari kiamat yang tidak ada keraguan padanya. orang-orang yang meragukan dirinya mereka itu tidak beriman. (surat Al An'am (6) ayat 12)”.

 

Allah SWT pada hari kiamat akan menunjukkan kekuatan-Nya, kekuasaan-Nya, kemahaan yang dimiliki-Nya dengan menggenggam bumi serta menggulung langit, sebagaiman firmanNya berikut ini: dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya Padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya. Maha suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan. (surat Az Zumar (39) ayat 67)”.  Adanya kondisi ini yang diperlihatkan oleh Allah SWT, lalu adakah yang akan sanggup mengalahkannya, adakah yang sanggup menandinginya, adakah yang sanggup menunda apa yang dilakukan Allah SWT.

 

Semua manusia pada saat hari kiamat tidak akan mampu berbuat apapun, yang ada hanyalah ketidakmampuan untuk mencegah terjadinya kiamat. Seluruh manusia, termasuk diri kita,pada saat hari kiamat sangat tergantung dengan apa-apa yang telah diperbuat semasa hidup di dunia termasuk di dalamnya 3(tiga) perkara yang ditinggalkan yaitu sadhaqah jariah, ilmu yang bermanfaat serta doa anak yang shaleh. Sekarang sudahkah kita memiliki bekal untuk menghadapi hari kiamat?      

 

3.   Kiamat Adalah Saat Manusia Bangkit Dari Kubur. Jika kita ingin mengetahui dengan pasti berapa jumlah manusia yang telah diutus oleh Allah SWT sebagai khalifah di muka bumi, saat hari kiamatlah ada jawabannya. Hal ini berdasarkan surat Al Mu'minuun (23) ayat 16 berikut ini: Kemudian, Sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat. (surat Al Mu'minuun (23) ayat 16) dan surat Al Ankabuut (29) ayat 20 berikut ini:Katakanlah: "Berjalanlah di (muka) bumi, Maka perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian Allah menjadikannya sekali lagi. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (surat Al Ankabuut (29) ayat 20)”.

 

Hari kiamat merupakan hari atau saat seluruh manusia dibangkitkan dari dalam kubur mereka masing-masing, dengan mempersatukan seluruh ruh manusia yang ada di alam barzakh dengan jasmani baru (maksudnya Allah SWT membuatkan kembali jasmani manusia yang sudah hancur dengan yang baru kemudian disatukan kembali dengan ruh ruh setiap manusia). Sehingga pada saat hari kiamat seluruh manusia yang telah pernah diciptakan oleh Allah SWT akan dikembalikan ke muka bumi tanpa terkecuali, termasuk diri kita.

 

Sebagai khalifah yang sedang menjalankan tugas di muka bumi, jangan pernah berharap diri kita tidak akan dibangkitkan oleh Allah SWT pada hari kiamat. Kita pasti akan dibangkitkan dari kubur dan dikumpulkan oleh Allah SWT di padang Mahsyar, untuk mempertanggung jawabkan program kekhalifahan yang telah kita laksanakan sewaktu hidup di muka bumi. Jika kita sadar bahwa kampung halaman kita adalah syurga, maka belilah syurga itu saat ini dengan iman dan amal shaleh. Akan tetapi jika kita memilih kampung halaman yang baru adalah neraka tentu syaratnya mudah yaitu jangan pernah beriman dan jangan pernah berbuat amal shaleh secara konsisten.

 

Saat terjadinya hari kiamat  maka berakhir pula program kekhalifahan di muka bumi. Adanya hari kiamat maka akan ketahuanlah siapa-siapa saja yang berhak menempati syurga dan siapa-siapa saja yang berhak menempati neraka. Selain daripada itu, hari kiamat yang telah dipersiapkan oleh Allah SWT dengan matang, merupakan sarana bagi manusia dan juga sarana bagi Allah SWT untuk:

 

a.     Hari  kiamat  merupakan  sarana bagi manusia untuk bertatap muka, bertemu langsung dengan Allah SWT tanpa hijab sama sekali di syurga kelak. Allah SWT berfirman: Barangsiapa yang mengharap Pertemuan dengan Allah, Maka Sesungguhnya waktu (yang dijanjikan) Allah itu, pasti datang. dan Dialah yang Maha mendengar lagi Maha mengetahui.(surat Al Ankabuut (29) ayat 5)”. 

b.  Hari kiamat juga berarti  saat  Allah SWT menunjukkan, memperlihatkan, mempertonton kan kemahaan dan kebesaran Allah SWT secara langsung kepada seluruh umat manusia. Allah SWT berfirman: Allah-lah yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini Pertemuan (mu) dengan Tuhanmu. (surat Ar Ra'd (13) ayat 2)”. 

c.     Hari kiamat merupakan saat Allah SWT memberikan balasan yang sempurna dan seadil adilnya atas segala amal perbuatan manusia sewaktu menjalankan tugas di muka bumi. Allah SWT berfirman: sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat itu. dan Kami akan memberi Balasan kepada orang-orang  yang bersyukur.(surat Ali Imran (3) ayat 145)”. 

d.   Hari kiamat juga berarti saat bagi manusia menerima laporan atas unjuk kerja selama bertugas menjadi khalifah di muka bumi dari Allah SWT. Allah SWT berfirman: Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya. dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya pula. (surat Al Zalzalah (99) ayat 7-8)

 

Adanya pemberian atau dibalasnya segala pahala ataupun pembebanan atas segala dosa dan kesalahan kepada setiap manusia di waktu hari kiamat oleh Allah SWT. Kondisi akan mempertegas posisi dan kedudukan masing-masing manusia baik yang akan pulang ke syurga maupun yang akan pulang ke neraka. Maksudnya jika kita menempati syurga di lapisan syurga yang manakah kita akan ditempatkan dan jika kita menempati neraka di lapisan neraka yang manakah kita akan ditempatkan oleh Allah SWT. Hal ini dimungkinkan sebab baik syurga maupun neraka memiliki 7(tujuh) tingkatan dengan 8 (delapan) buah nama yang kesemuanya berbeda-beda fasilitasnya. 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar