Label

MEMANUSIAKAN MANUSIA: INILAH JATIDIRI MANUSIA YANG SESUNGGUHNYA (79) SETAN HARUS JADI PECUNDANG: DIRI PEMENANG (68) SEBUAH PENGALAMAN PRIBADI MENGAJAR KETAUHIDAN DI LAPAS CIPINANG (65) INILAH ALQURAN YANG SESUNGGUHNYA (60) ROUTE TO 1.6.799 JALAN MENUJU MAKRIFATULLAH (59) MUTIARA-MUTIARA KEHIDUPAN: JALAN MENUJU KERIDHAAN ALLAH SWT (54) PUASA SEBAGAI KEBUTUHAN ORANG BERIMAN (50) ENERGI UNTUK MEMOTIVASI DIRI & MENJAGA KEFITRAHAN JIWA (44) RUMUS KEHIDUPAN: TAHU DIRI TAHU ATURAN MAIN DAN TAHU TUJUAN AKHIR (38) TAUHID ILMU YANG WAJIB KITA MILIKI (36) THE ART OF DYING: DATANG FITRAH KEMBALI FITRAH (33) JIWA YANG TENANG LAGI BAHAGIA (27) BUKU PANDUAN UMROH (26) SHALAT ADALAH KEBUTUHAN DIRI (25) HAJI DAN UMROH : JADIKAN DIRI TAMU YANG SUDAH DINANTIKAN KEDATANGANNYA OLEH TUAN RUMAH (24) IKHSAN: INILAH CERMINAN DIRI KITA (24) RUKUN IMAN ADALAH PONDASI DASAR DIINUL ISLAM (23) ZAKAT ADALAH HAK ALLAH SWT YANG HARUS DITUNAIKAN (20) KUMPULAN NASEHAT UNTUK KEHIDUPAN YANG LEBIH BAIK (19) MUTIARA HIKMAH DARI GENERASI TABI'IN DAN TABI'UT TABIIN (18) INSPRIRASI KESEHATAN DIRI (15) SYAHADAT SEBAGAI SEBUAH PERNYATAAN SIKAP (14) DIINUL ISLAM ADALAH AGAMA FITRAH (13) KUMPULAN DOA-DOA (10) BEBERAPA MUKJIZAT RASULULLAH SAW (5) DOSA DAN JUGA KEJAHATAN (5) DZIKIR UNTUK KEBAIKAN DIRI (4) INSPIRASI DARI PARA SAHABAT NABI (4) INILAH IBADAH YANG DISUKAI NABI MUHAMMAD SAW (3) PEMIMPIN DA KEPEMIMPINAN (3) TAHU NABI MUHAMMAD SAW (3) DIALOQ TOKOH ISLAM (2) SABAR ILMU TINGKAT TINGGI (2) SURAT TERBUKA UNTUK PEROKOK dan KORUPTOR (2) IKHLAS DAN SYUKUR (1)

Rabu, 03 Juni 2020

KAMPUNG KEBAHAGIAAN


Sebelum kami mengemukakan tentang kampung kebahagiaan, yang tidak lain adalah syurga. Ada baiknya terlebih dahulu kita mempelajari dua buah hadits berikut ini: “Diriwayatkan dari Abu Jum’ah ra, yang berkata: “Suatu saat kami pernah makan siang bersama Rasulullah SAW dan ketika itu ada Abu Ubaidah bin Jarrah ra, yang berkata  “Wahai Rasulullah adakah orang yang lebih baik dari kami? Kami memeluk Islam dan berjihad bersama Engkau”. Beliau menjawab “Ya ada, yaitu kaum yang akan datang setelah kalian, yang beriman kepadaku padahal mereka tidak melihatku” (Hadits Riwayat Imam Ahmad dalam Musnad Ahmad juz 4 hal 106 hadits no.17017).

 

Hadits ini menerangkan tentang keberadaan umatnya yang tidak pernah mengenal Beliau secara langsung, tidak hidup bersama Beliau namun mereka semua beriman dan kondisi ini sangat diapresiasi oleh Nabi Muhammad SAW.

 

Hadits berikut ini mempertegas hadits diatas, yaitu: Dari Ibnu Abbas ra, diriwayatkan suatu ketika selepas shalat shubuh, seperti biasa Rasulullah SAW duduk menghadap ke para sahabat. Kemudian Beliau bertanya, “wahai manusia siapakah makhluk Tuhan yang imanya paling menakjubkan?” Sahabat menjawab “ Malaikat, ya Rasul.” “Bagaimana Malaikat tidak beriman, sedangkan mereka pelaksana perintah Tuhan?” Tukas Rasulullah. “Kalau begitu, para Nabi ya Rasulullah, “ para sahabat kembali menjawab. “Bagaimana nabi tidak beriman, sedangkan wahyu dari langit turun kepada mereka?” kembali ujar Rasul. “Kalau begitu para sahabat sahabatmu, ya Rasul.” Tanya salah seorang sahabat. “Bagaimana sahabat sahabatku tidak beriman, sedang mereka menyaksikan apa yang mereka saksikan. Mereka bertemu langsung denganku, melihatku, mendengar kata kataku, dan juga menyaksikan dengan mata kepala sendiri tanda tanda kerasulanku.” Ujar Rasulullah. Lalu Nabi SAW terdiam sejenak, kemudian dengan lembut beliau bersabda, “yang paling menakjubkan imannya,” ujar Rasulullah “adalah kaum yang datang sesudah kalian semua. Mereka beriman kepadaku, tanpa pernah melihatku. Mereka membenarkanku tanpa pernah menyaksikanku. Mereka menemukan tulisan dan beriman kepadaku. Mereka mengamalkan apa apa yang ada dalam tulisan itu. Mereka mengamalkan apa apa yang ada dalam tulisan itu. Mereka membela aku seperti kalia membelaku. Alangkah inginnya aku berjumpa dengan saudara saudaraku itu”. Kemudian, Nabi SAW meneruskan dengan membaca surat Al Baqarah (2) ayat 3 berikut ini: “(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka. (surat Al Baqarah (2) ayat 3). Lalu Nabi SAW bersabda, “berbahagialah orang yang pernah melihatku dan beriman kepadaku’ Nabi SAW mengucapkan itu satu kali. “Berbahagialah orang yang beriman kepadaku padahal tidak pernah melihatku”. Nabi SAW mengucapkan kalimat kedua itu hingga tujuh kali. “Aku sungguh rindu hendak bertemu dengan mereka,” ucap Rasulullah lagi setelah membisu untuk sementara waktu. (Hadits Riwayat Adh Darimi dalam Sunan Ad Darimi juz 2 hal 398 hadits no.2744)”.

 

Apa yang ada dibenak dan pikiran kita setelah mempelajari dan merenungkan dua buah hadits di atas ini? Lalu bayangkan apa yang dimaksud oleh Nabi Muhammad SAW itu adalah diri kita, istri/suami kita, kedua orang tua kita, kedua orang mertua kita, serta anak dan keturunan kita. Sekarang apa yang kita rasakan? Adalah sesuatu yang sangat luar biasa jika yang dirindukan oleh Nabi SAW berdasarkan ketentuan hadits di atas itu adalah benar benar diri kita, suami/istri kita, ke dua orang tua kita, kedua orang mertua kita dan seluruh anak keturunan kita. Lalu apakah kerinduan Nabi SAW kepada diri kita datang secara tiba tiba tanpa pernah ada perjuangan yang luar biasa dari diri kita!

 

Kerinduan Nabi SAW kepada diri kita sangat tergantung kepada diri kita sendiri. Sekarang apakah pantas kita yang kondisinya seperti ini dirindukan oleh Nabi SAW, apalagi tempat bertemunya kita dengan Nabi SAW dapat dipastikan di syurga. Lalu apa yang sudah kita lakukan untuk menuju syurga sehingga Nabi SAW yang telah merindukan diri kita lalu mau menemui diri kita di syurga kelak? Jangan sampai kita hanya mampu berkhayal lalu berdiam diri karena Nabi SAW yang merindukan diri kita lalu dengan seenaknya saja kita hidup di muka bumi ini tanpa mengindahkan ketetuan yang berlaku!

 

Hal yang harus kita jadikan pedoman adalah Nabi SAW tidak akan pernah merindukan sama sekali hambanya/umatnya yang masuk ke dalam neraka jahannam. Sehingga hanya umatnya yang mampu masuk syurgalah yang dirindukan oleh Nabi SAW dan Nabi SAW pun bersedia untuk menemui umatnya yang masuk syurga tersebut. Semoga hal ini menjadi kenyataan bagi diri kita, bagi suami/istri kita, bagi anak dan keturunan kita kelak. Amien.

 

Sekarang mari kita perhatikan dengan seksama sebuah riwayat berikut ini. Menurut sebuah riwayat, Nabi Daud as, telah bertanya kepada Allah SWT dalam doanya: Siapakah yang akan masuk ke dalam syurga, dan siapakah yang shalatnya akan Engkau terima?’ Terhadap pertanyaan ini Allah SWT telah berkata: “Orang yang akan masuk ke dalam syurgaKu dan shalatnya Aku terima adalah yang rendah hati terhadap keagunganKu, yang selalu berdzikir di siang dan malam, yang mengekang nafsunya demi mendapatkan ridhaKu, yang memberi makan kepada sesamanya yang lapar, yang berteman dengan orang orang yang shaleh, yang merasa pedih dengan musibah yang menimpa sesamanya.Orang orang yang seperti inilah yang cahaya nurnya di langit seterang matahari.

 

Aku mengabulkan doa mereka dan Aku akan memberi apa yang mereka minta. Aku terangi kejahilayahannya dengan kelembutan, kebuntuannya dengan berdzikir. Aku terangi kegelapan darinya. Orang orang yang seperti inilah makamnya seperti syurga firdaus sebagai makam syurga yang paling tinggi. Sungai mengalir untuknya tanpa pernah mengering, buah buahan juga tidak akan pernah melayu”. Subhanallah, mungkinkah kita bisa masuk syurga yang sudah disiapkan oleh Allah SWT? Lalu bagaimana dengan “track record” yang  kita miliki, apakah sudah sesuai dengan kehendak Allah SWT?

 

Banyak jalan menuju Roma. Banyak methode dan cara untuk sampai ke suatu  tujuan. Demikian pula jika kita ingin masuk syurga untuk bertemu Allah SWT, yang dilanjutkan  ditemui oleh Nabi Muhammad SAW berikutnya berkumpul dengan keluarga besar kita disana. Ketahuilah bahwa syurga adalah milik Allah SWT. Syurga adalah hak Allah SWT, sehingga Allah SWT lah yang memiliki kekuasaan untuk menentukan siapa siapa saja yang bisa menempati syurgaNya. Untuk itu kita harus mengetahui methode dan cara (syarat dan ketentuan) yang ditetapkan oleh Allah SWT selaku pemilik syurga lalu berusaha untuk memenuhi syarat dan ketentuan yang berlaku semaksimal mungkin.

 

Apalagi kita tahu bahwa syurga bukanlah barang  gratisan  yang bersifat murahan dan yang tidak mungkin akan diobral secara murahan oleh Allah SWT. Syurga adalah bentuk penghargaan yang diberikan oleh Allah SWT untuk khalifahNya yang sukses melaksanakan tugasnya di muka bumi sesuai dengan konsep Allah SWT.Lalu bagaimana dengan kita yang bercita cita untuk masuk syurga? Apa yang sudah kita perbuat? Apa yang sudah kita lakukan? Apa karya nyata yang telah kita buat saat hidup di dunia ini yang didasari ridha dan ikhlas semata mata untuk Allah SWT? Apakah cukup dengan pahala kita bisa masuk syurga lalu berapa banyak pahala yang kita butuhkan untuk bisa masuk syurga jika pahala yang menjadi ukuran?

 

Syurga bukanlah sesuatu yang bisa disejajarkan dengan pahala karena pahala tidak akan mampu untuk membeli syurga atau memasukkan kita ke dalam syurga. Ridha dan Ikhlas berbuat dalam kerangka kebaikan hanyalah alat bantu untuk masuk ke syurga, tetapi rahmat Allah SWT jualah yang bisa memasukkan kita ke syurga. Seperti apakah rahmat Allah SWT yang bisa memasukkan kita ke syurga? Jika ini kondisinya berarti kita wajib untuk mendapatkannya jika syurga yang menjadi tujuan akhir kita. Alangkah bahagianya jika diri kita, keluarga kita, anak keturunan kita bisa berkumpul di dalam syurgaNya Allah SWT kelak. Lalu bagaimana dengan pemenuhan syarat dan ketentuan masuk syurga yang telah kita lakukan? Kenyataannya masih banyak syarat dan ketentuan yang belum kita penuhi. Perilaku kita masih berseberangan dengan Allah SWT. Perbuatan dosa masih juga kita laksanakan. Lalu bagaimana kita akan masuk syurga?

 

Kita juga tahu bahwa syurga bukanlah kita yang menciptakan, melainkan sesuatu yang akan dianugerahkan oleh Allah SWT kepada kita. Lalu kenapa kita yang mengatur Allah SWT agar diri kita saja yang dimasukkan ke dalam syurga?  Syurga adalah hak Allah SWT dimana hak Allah SWT ini hanya akan diberikan oleh Allah SWT kepada yang berhak menerimannya sepanjang yang berhak tersebut mampu memenuhi hak hak Allah SWT terlebih dahulu.

 

Jadi jangan pernah merasa diri kita yang  berhak untuk masuk syurga atau jangan pernah merasa yakin akan masuk syurga karena merasa telah memenuhi syarat dan ketentuan yang dikehendaki oleh Allah SWT. Selanjutnya sebagai pelaksana dari hak hak Allah SWT berarti Allah SWT yang memiliki hak untuk menilai serta menentukan hasil akhir dari pelaksanaan hak hak Allah SWT yang menjadi kewajiban diri kita. Sehingga parameter yang berlaku bukanlah parameter dari pelaksana hak hak Allah SWT melainkan parameter Allah SWT sebagai pemilik syurga.   

 

Ketahuilah bahwa hidup itu laksana cermin yang akan menampilkan apa apa yang pernah kita buat dan lakukan. Cermin tidak pernah berbohong, namun diri kitalah yang sering membohongi cermin dengan tidak mengakui apa yang telah ditampilkan oleh cermin. Dimanakah cermin kita? Seperti apakah kualitas cermin kita? Sanggupkah jika menampik atau tidak mengakui, atau mengatakan cermin itu salah dengan mengatakan buruknya watakku, buruknya perilakuku, buruknya kelakuanku karena cermin? Jika sampai ini yang terjadi berarti ada sesuatu yang salah dalam diri kita terutama kewarasan kita. Jangan sampai kita berbuat seperti itu. 

 

Agar cita cita untuk pulang kampung ke syurga bukanlah khayalan melainkan sebuah kenyataan. Mari kita perhatikan apa yang dikemukakan oleh Ibnul Qayyim berikut ini.

 

“Orang yang menuju jalan Allah dan negeri akhirat (maksudnya menuju syurga) atau siapapun yang menempuh tujuan tertentu, tidak akan pernah sampai kecuali dengan dua ketentuan, yaitu ilmu dan amal. Dengan ilmu seseorang akan mengetahui  di tempat mana ia harus singgah dan di tempat mana ia harus menjauhi sebab sebab kerusakan, tempat yang dapat menghancurkannya, bahkan kelokan yang sering kalii menjebak. Ilmu adalah cahaya yang bersinar terang. Jika ia dalam genggaman, niscaya dapat membantu seseorang sekalipun berjalan di malam yang gelap gulita. Dia dapat memperhitungkan apa yang akan terjadi, apakah di depannya ada jurang yang dalam, wilayah yang penuh bahaya, daratan dengan batuan yang terjal, atau duri duri perjalanan. Dengan cahaya seseorang juga dapat melihat rambu rambu jalan dan tanda tanda yang dipasang sehingga tidak akan tersesat. Dengan cahaya itulah seseorang dapat menemukan dua hal, rambu rambu jalan dan daerah daerah yang membawa kerusakan. Dengan kekuatan ilmu, seseorang pejalan dianggap telah dapat menempuh separuh perjalanan. Demikian pula halnya dengan orang yang meniti jalan Allah.  Apabila seseorang telah dapat melihat jalan, memahami rambu rambunya, mengetahui tempat tempat yang licin dan berbahaya, maka diibaratkan ia telah berhasil separuh kebahagiaan dan keberuntungan. Tinggallah separuh yang lain. Dia harus bergegas menyinggsingkan lengan baju dan berjalan cepat menelusuri jalan jalan tembus melewati satu wilayah ke wilayah lain. Jika ia telah sampai di suatu tempat peristirahatan, hendaklah bersiap siap untuk menempuh jalan selanjutnya. Pada akhirnya, ia akan merasa sudah dekat dengan target tujuan hingga berbagai kesulitan selama perjalanan terasa ringan”.

 

Begitulah. Menempuh jalan menuju Allah SWT (atau menuju syurga) menggunakan hati nurani bukan dengan kaki, dan jalan yang ditempuh memang panjang dan menakutkan. Orang orang pilihan sebelum kita sudah melakukannya sepanjang masa. Sayangnya, jalan tersebut pada masa sekarang menjadi hilang hampir tanpa bekas karena keberpalingan kita dari rintisan yang pernah mereka lakukan. oleh sebab itu, kita sangat memerlukan ilmu. Ilmu memiliki relevansi dengan jalan dan tujuan yang tinggi ini.

Kembali Ibnul Qayyiim menuturkan, “Sejatinya Anda memerlukan kekuatan ilmu, artinya Anda harus belajar. Jangan pernah menyangka bahwa menuju ke jalan Allah tidak perlu menuntut ilmu. Menuntut ilmu merupakan prinsip yang paling esensial dalam rangka menuju Allah. Hal ini mutlak diperlukan bagi orang yang hendak menelusuri jalan tersebut selamanya. Oleh sebab itu, yang paling awal dilakukan adalah dengan menggunakan metode keilmuan yang terpadu, dan memiliki tahapan tahapan dalam setiap cabang keilmuannya, semisal mengkaji ilmu tentang tahu diri yang dilanjutkan dengan tahu aturan serta tahu tujuan akhir.” Ilmu adalah sifat Allah SWT dan kitapun telah diberikan sifat Ilmu sebagai bagian dari modal dasar diri kita untuk menjadi khalifah di muka bumi. Ilmu yang sudah ada dalam diri tidak bisa hanya dengan didiamkan maka ilmu akan berkembang dan mampu menghantarkan diri kita menjadi khalifah yang sesuai dengan kehendak Allah SWT.

 

Ilmu harus dipelajari, dikembangkan dan dipraktekkan dan diamalkan dengan cara mengajarkan kembali kepada sesama barulah ilmu bermanfaat. Ilmu harus dicanangkan sebelum berbicara dan melakukan suatu amalan. Jika tidak demikian, niscaya Anda akan tersesat dan tidak akan pernah sampai tujuan. Maka kekuatan ilmu harus didahulukan, baru setelah itu kekuatan amal. Mulailah Anda mengimplementasikan ilmu ini dalam realita, kemudian berjalan secara nyata.

 

Untuk memperoleh dan mendapatkan ilmu hanya bisa didapat melalui proses belajar mengajar  yang sungguh sungguh, konsisten dalam komitmen. Ilmu diperoleh melalui proses bertahap dari waktu ke waktu. Kita tidak bisa hanya sesekali, atau sekali kali, atau hanya meluangkan waktu ala kadarnya untuk belajar memperoleh ilmu dan jika ini yang terjadi maka sekedar itulah ilmu yang kita peroleh. Belajar harus didukung dengan komitmen yang kuat dan utuh dari diri sendiri maka belajar akan mudah dimudahkan oleh Allah SWT.

 

Di lain sisi, setiap manusia akan melakukan sebuah kegiatan/perbuatan/amaliah sangat tergantung dari kualitas pemahaman yang dimilikinya. Sebagaimana firman Allah SWT berikut ini: “Maka berpalinglah (hai Muhammad) dari orang yang berpaling dari peringatan Kami, dan tidak mengingini kecuali kehidupan duniawi. Itulah sejauh-jauh pengetahuan mereka. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang paling mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia pulalah yang paling mengetahui siapa yang mendapat petunjuk. (surat An Najm (53) ayat 29 dan 30)”. Dimana kualitas pemahaman ini sangat berhubungan dengan kualitas ilmu yang dimiliki seseorang.

 

Jika kualitas ilmu seseorang hanya sebatas sesuatu yang tersurat saja, maka kualitas pemahaman pun hanya sebatas tersurat saja. Jika kita berkehendak untuk memperoleh kualitas pemahaman bukan hanya sekedar yang tersurat saja, melainkan sampai yang tersirat dan yang tersembunyi, tidak ada jalan lain kecuali dengan meningkatkan kualitas kemampuan ilmu sampai yang tersirat dan yang tersembunyi melalui proses belajar dan mengajar yang tiada henti dengan semangat konsisten dalam komitmen. Adanya ilmu yang kita miliki maka jalan untuk menuju Allah SWT sudah kita ketahui, tinggal sekarang bagaimana kita melaksanakan apa apa yang sudah kita pelajari sehingga mampu menghantarkan diri kita kembali kepada Allah SWT kelak.

 

A. NABI MUHAMMAD SAW DAN UMATNYA YANG BERHAK MASUK SYURGA TERLEBIH DAHULU.

 

Berdasarkan hadits yang riwayat Abu Nu’aim berikut ini: “Abu Nua’im dalam kitabnya Al Hidayah telah meriwayatkan sebagai berikut: Allah telah memberi wahyu kepada Musa, Nabi Bani Israil, bahwa barangsiapa bertemu Aku, padahal ia ingkar kepada Ahmad, niscaya Aku masukkan dirinya ke dalam neraka. Musa berkata: Siapakah Ahmad itu, Wahai TuhanKu?’ Allah berfirman: “Tidak pernah Aku ciptakan satu ciptaan yang lebih mulia dalam pandanganKu dari padanya. Telah kutuliskan namanya bersama namaKu di Arsy sebelum Aku cipatakan tujuh lapis langit dan bumi. Sesungguhnya syurga itu terlarang bagi semua makhlukKu, sebelum ia dan umatnya terlebih dahulu memasukinya”. Musa as,  berkata: Siapakah umatnya itu?’ FirmanNya: “Mereka yang banyak memuji Allah. Mereka memuji Allah sambil naik, sambil turun, dan pada setiap keadaan. Mereka mengikat pinggang (menutup aurat) dan berwudhu, membersihkan anggota badan. Mereka berpuasa siang hari, bersepi diri dan berdzikir sepanjang malam. Aku terima amal yang dikerjakan dengan ikhlas, meskipun sedikit. Akan kumasukkan mereka ke dalam syurga karena kesaksiannya tiada Tuhan yang sebenarnya di ibadahi selain Allah”. Musa berkata: Jadikan saya Nabi umat itu?’ Allah berfirman: Nabi Umat itu dari mereka sendiri. Musa berkata lagi: Masukkanlah saya dalam golongan umat Nabi itu?” Allah menerangkan: Engkau lahir mendahului Nabi dan umat itu, sedang dia lahir kemudian. Aku berjanji kepadamu untuk mengumpulkan engkau bersamanya di Daarul Jalaal (syurga). (Hadits Qudsi Riwayat Abu Nua’im dalam Al Hidayah)”.

 

Nabi Muhammad SAW dan umatnya adalah yang diperbolehkan oleh Allah SWT untuk masuk ke dalam syurga pertama kalinya. Umat umat lain menyusul setelah Nabi Muhammad SAW dan umatnya masuk syurga barulah mereka diperkenankan masuk syurga oleh Allah SWT. Inilah salah satu bentuk penghargaan dari Allah SWT kepada umat Nabi Muhammad SAW.Jika saat ini kita masih hidup di dunia, sudahkah kita berusaha dengan baik dan benar untuk menjadi umat Nabi Muhammad SAW yang dikehendaki oleh Allah SWT? Jika belum, berusahalah di sisa usia yang ada dengan sungguh sungguh karena kesempatan hanya ada di sisa usia yang kita miliki. Jika tidak, kapan lagi.

 

Adapun kondisi dari rombongan pertama dari umat Nabi Muhammad SAW yang masuk syurga sebagaimana dikemukakan hadits riwayat Bukhari, Muslim berikut ini: “Rombongan pertama yang melesat ke syurga, rupa mereka seperti rembulan di malam purnama. Mereka tidak meludah di dalamnya, tidak berdahak, dan tidak buang kotoran. Bejana dan sisir mereka dari emas dan perak. Pedupaan mereka adalah kayu gaharu. Keringat mereka adalah minyak wangi misik. Tiap tiap orang akan mendapat dua orang istri yang terlihat sumsum tulang betisnya dari balik dagingnya karena cantiknya. Tidak pernah ada pertengkaran dan kebencian diantara mereka. Hati mereka menyatu. Mereka bertasbih menyucikan Allah SWT di pagi dan petang. (Hadits Riwayat Bukhari Muslim)”. Semoga diri kita, suami/istri, anak dan keturuan kita, orang tua kita/mertua kita, adik dan kakak kita termasuk rombongan yang  pertama masuk ke syurga setelah Nabi Muhammad SAW kelak. Amien.

 

Lalu bagaimana Nabi Muhammad SAW mengetahui umatnya di tengah tengah lautan manusia di padang Mahsyar saat itu? Jawaban ada pada hadits berikut ini: “Rasulullah SAW bersabda; Tidak ada seorangpun dari umatku melainkan aku pasti mengenalnya di hari kiamat. Mereka bertanya: Bagaimana engkau dapat mengenal mereka wahai Rasulullah di antara banyaknya makhluk? Beliau menjawab: “Jika kamu masuk (kandang) dengan membawa makanan setumpuk makanan, di dalamnya ada kuda kuda perang hitam biasa dan ada juga kuda pacu yang putih kepala dan kakinya, Apakah kamu akan mengenalinya di antara mereka? Ia menjawab: Pasti. Rasulullah SAW bersabda: ‘Maka umatku ketika itu putih kepalanya karena sujud dan putih kakinya karena wudhu’. (Hadits Riwayat Ahmad)”.

 

Berdasarkan hadits riwayat Ahmad di atas ini, umat Nabi Muhammad SAW memiliki ciri khas yang mudah dikenali oleh Nabi SAW, dikarenakan umatku ketika itu putih kepalanya karena sujud dan putih kakinya karena wudhu. Adanya perbedaan yang mencolok diantara lautan manusia, tentu sangat memudahkan bagi Nabi SAW untuk memberikan pertolongan, syafaat kepada umatnya. Dan mudah mudahan kita semua termasuk di dalamnya kelak.

 

B.      KONDISI DAN KEADAAN KAMPUNG KEBAHAGIAN

 

Allah SWT berfirman, “Wahai manusia, bagaimana engkau mencintai dunia yang fana dan kehidupan yang sementara, padahal bagi mereka yang taat ada syurga? Mereka bisa masuk dari pintunya yang berjumlah delapan. Pada setiap syurga ada tujuh puluh ribu taman. Pada setiap taman ada tujuh puluh ribu istana yaqut. Pada setiap istana terdapat tujuh puluh ribu tempat tinggal dari zamrud. Pada setiap tempat tinggal ada tujuh puluh ribu rumah dari emas merah. Pada setiap rumah ada tujuh puluh ribu balai dari perak putih. Pada setiap balai ada tujuh puluh ribu meja makan. Di atas meja makan terdapat tujuh puluh ribu piring permata. Pada setiap piring terdapat tujuh puluh ribu aneka makanan. Di sekitar masing masing balai terdapat tujuh puluh ribu ranjang dari emas merah. Di atas setiap ranjang terdapat tujuh puluh ribu selimut dari sutera dan permadani. Di sekitar ranjang ada tujuh puluh ribu sungai dari air kehidupan, susu, madu, dan khamar. Di tengah tengah sungai terdapat tujuh puluh ribu aneka buah.

 

Pada setiap rumah terdapat tujuh puluh ribu kemah dari pohon kayu kecil. Di atas setiap ranjang ada bidadari bidadari yang di hadapannya ada tujuh puluh ribu pelayan muda bagaikan kuningnya telur yang tersimpan. Di atas setiap istana ada tujuh puluh ribu kubah. Pada setiap kubah ada tujuh puluh ribu hadiah dari Tuhan yang tak pernah dilihat oleh mata, tak pernah di dengar oleh telinga, dan tak pernah terlintas dalam hati manusia. “dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih, dan daging burung dari apa yang mereka inginkan. dan ada bidadari-bidadari bermata jeli,  laksana mutiara yang tersimpan baik. sebagai Balasan bagi apa yang telah mereka kerjakan. (surat Al Waaqiah (56) ayat 20, 21, 22, 23, 24).

 

Mereka tidak mati dan tidak pernah tua. Mereka tidak sedih, tidak puasa, tidak shalat, tidak sakit, tidak pernah kencing, serta tidak pernah buang air besar. mereka tidak merasa lelah di dalamnya dan mereka sekali-kali tidak akan dikeluarkan daripadanya” (surat Al Hijr (15) ayat 48). Siapa yang menginginkannya, mengingat kemurahanKu, bertetangga denganKu, serta nikmatKu, maka mendekatlah kepadaKu secara tulus seraya meremehkan dunia dan merasa cukup dengan yang sedikit.” (Imam al Ghazali, Bahagia Senantiasa: Kimia Ruhani Untuk Kebahagiaan Abadi, Serambi Ilmu Semesta, Jakarta, 2007)

 

Sedangkan berdasarkan surat Al Kahfi (18) ayat 30 dan 31 yang kami kemukakan berikut ini:” Sesunggunya mereka yang beriman dan beramal saleh, tentulah Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan amalan(nya) dengan yang baik. mereka Itulah (orang-orang yang) bagi mereka surga 'Adn, mengalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka dihiasi dengan gelang mas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera Halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat istirahat yang indah; (surat Al Kahfi (18) ayat 30 dan 31)”.

 

Allah SWT menunjukkan kebaikannya kepada diri kita dengan memberikan tempat yang terbaik sepanjang diri kita mampu berperilaku kebaikan dalam kerangka ibadah Ikhsan yaitu berupa  kampung kebahagiaan bagi diri kita kelak berupa syurgaNya.Kampung kebahagiaan yang merupakan hadiah terbesar dari Allah SWT kepada manusia yang sukses menjadi Khalifah di muka bumi yang sekaligus makhluk pilihan, dapat dipastikan kondisinya sangat berbeda jauh atau berbeda 360 (tiga ratus enam puluh) derajat dibandingkan dengan kondisi kampung kebinasaan dan kesengsaraan. 

 

C.     NAMA NAMA SYURGA DAN PINTU PINTUNYA.

 

Syurga yang dipersiapkan oleh Allah SWT untuk hamba hamba-Nya, ada delapan tingkat atau delapan kriteria. Adapun nama nama syurga yang disebutkan di dalam AlQuran, itu ialah:

 

1.       Syurga Firdaus, menurut riwayat terbuat dari emas yang merah.

2.       Syurga ‘Adn, menurut riwayat terbuat dari intan yang putih.

3.       Syurga Na’aim (nikmat), menurut riwayat terbuat dari perak yang putih.

4.       Syurga Ma’wa, menurut riwayat terbuat dari jamrut yang hijau.

5.       Syurga Khuldi, menurut riwayat terbuat dari marjan merah.

6.       Syurga Darussalam, menurut riwayat terbuat dari yakut merah.

7.       Syurga Darul Jalal, menurut riwayat terbuat dari permata yang putih.

8.       Syurga Darul Qarar, menurut riwayat terbuat dari emas.

 

Sebagaimana bangunan atau gedung pada umumnya yang ada di dunia, di dalam syurga juga terdapat pintu pintu dan pintu pintu itu memiliki nama nama tertentu sebagaimana kami kemukakan berikut ini: “Dari Abu Hurairah ra, bahwa Nabi SAW bersabda:”Siapa yang berinfaq sedikit saja untuk dua kendaraan di jalan Allah, maka dia akan dipanggil dari pintu-pintu surga: wahai hamba Allah ini adalah hasil kebaikanmu! Jika ia ahli shalat, maka akan dipanggil dari babus shalah (pintu shalat), jika ia ahli jihad maka akan dipanggil dari babul jihad (pintu jihad), jika ia ahli sedekah maka akan dipanggil dari babus shadaqah (pintu sedekah), jika ia ahli puasa maka akan dipanggil dari pintu puasa atau babur rayyan (pintu ar Rayyan)” (Hadits Riwayat  Bukhari no.3666, Muslim no.1027).

 

Untuk melengkapi nama nama syurga, pintu syurga juga ada delapan, namun yang disepakati ulama ada empat nama, yaitu :

 

1.       Babus shalah (pintu shalat), yang dimasuki oleh orang-orang yang mendirikan shalat

2.       Babul jihad (pintu jihad), yang dimasuki oleh orang-orang yang berjihad di jalan Allah.

3.       Babus shadaqah (pintu sedekah), yang dimasuki oleh orang-orang yang gemar bersedekah.

4.       Babur rayyan (pintu ar rayyan) atau disebut juga babus shiyam (pintu puasa), yang dimasuki oleh orang-orang yang berpuasa.

 

Namun empat sisanya, para ulama berbeda pendapat. Diantara kemungkinannya nama nama pintu syurga adalah:

 

1.       Babul kazhiminal ghaizha (pintu menahan marah), yang dimasuki oleh orang-orang yang bisa menahan amarahnya.

2.       Babul ayman (pintu kanan), yang dimasuki oleh orang-orang yang sempurna tawakalnya.

3.       Babur radhiin (pintu ridha), yang dimasuki oleh orang-orang yang ridha kepada takdir Allah.

4.       Babut taubah (pintu taubat), yang dimasuki oleh orang-orang yang bertaubat nasuha.

5.       Babul walid (pintu berbakti pada orang tua), yang dimasuki oleh orang-orang yang berbakti kepada orang tua.

6.       Babul hajji (pintu haji), yang dimasuki oleh orang-orang yang menyempurnakan hajinya.

7.       Babudz dzikri (pintu dzikir), yang dimasuki oleh orang-orang yang banyak berdzikir.

8.       Babul ilmi (pintu ilmu), yang dimasuki oleh orang-orang yang memiliki ilmu yang bermanfaat.

 

Yang lebih penting bagi kita saat ini adalah bukan mengkritisi nama-nama syurga dan juga nama-nama pintu syurga, melainkan berusaha melaksanakan perintah dan larangan Allah SWT agar kita layak memasuki pintunya di syurga kelak. Jangan sampai ketika syurga memiliki delapan pintu namun tidak ada satupun yang terbuka untuk kita, justru yang terbuka untuk kita adalah pintu neraka. Masya Allah, jangan sampai terjadi pada kita.

 

D.    LUASNYA SYURGA DAN KEHARUMAN BAUNYA.

 

Besarnya kampung kebahagiaan yang disediakan oleh Allah SWT kepada orang yang bertakwa adalah seluas langit dan bumi. Sebagaimana firman Allah SWT berikut ini: “Dan bersegeralah kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan  untuk orang-orang yang bertaqwa. (surat Ali Imran (3) ayat 133)”.  Syurga sebagai kampung kebahagiaan tidak hanya luas akan tetapi juga harum sehingga harumnya akan menyebar sampai jarak tujuh puluh tahun.

 

Sebagaimana hadits berikut ini: “Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya bau surga didapatkan dari jarak perjalanan tujuh puluh tahun”. (Hadits Riwayat Ath Thirmidzi)”. Sekarang mampukah kita menghitung jarak perjalanan keharuman syurga selama tujuh puluh tahun perjalanan? Rasanya tidak ada manusia yang sanggup menghitungnya. Maukah kita semua pulang ke Kampung Kebahagiaan yang luasnya seluas langit dan bumi serta harum baunya? Jika kampung kebahagiaan pilihan kita maka tidak ada jalan kecuali untuk itu memenuhi segala  syarat dan ketentuan yang telah  Allah SWT tetapkan, seperti beriman dan bertaqwa atau menjadi makhluk pilihan.

 

E.      PENGHUNI SYURGA DISAMBUT OLEH MALAIKAT.

 

Di dalam kehidupan sehari-hari jika kita disambut dengan karpet merah saja sudah merupakan sebuah penghormatan yang sangat luar biasa. Sekarang bagaimana jika kita pulang ke kampung kebahagian yang bernama syurga? Allah SWT berfirman berikut ini: “Dan orang-orang yang bertaqwa kepada Tuhannya di bawa ke dalam surga berombongan-rombongan (pula). Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah penjaga-penjaganya: “Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu, berbahagialah kamu! maka masukilah surga ini, sedang kamu kekal di dalamnya”. (surat Az Zumar (39) ayat 73)”.

 

Sambutan pertama yang diberikan oleh Allah SWT kepada tamu yang pulang ke kampung kebahagiaan adalah disambut oleh malaikat dengan ucapan salam kehormatan, “kesejahteraan  (dilimpahkan) atasmu, berbahagialah kamu! Maka masukilah syurga ini, dan kekal di dalamnya”. Sekarang maukah anda disambut seperti itu oleh malaikat?

 

F.      USIA PENGHUNI SYURGA.

 

Allah menjanjikan syurga kepada para kekasih-Nya yang taat dan bersabar dalam meniti perintah dan laranganNya  selama di dunia. Allah memberikan balasan berupa keindahan syurga. Saking indahnya, sehingga tidak pernah bisa terbayang oleh manusia. Bayangan mereka, tidak bisa menjangkau keindahannya.

 

Allah menggambarkan keindahannya melalui firmanNya berikut ini: “Maka tidak seorangpun mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam macam nikmat) yang menyenangkan hati sebagai balasan terhadap apa yang mereka kerjakan. (surat As-Sajdah (32) ayat 17)”. Ketika menyampaikan hadits berikut ini: “Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda, Allah ta’ala berfirman: “Aku telah iapkan untuk hamba-hamba-Ku yang sholeh, nikmat syurga yang belum pernah dilihat mata, belum pernah dilihat telinga, dan belum pernah terbayang dalam hati manusia.” (Hadits Riwayat. Bukhari 3244, Muslim 2824). Rasulullah SAW membaca ayat surat as-Sajdah (32) ayat 17 di atas.

 

Disamping itu Allah SWT juga memberikan segala kenikmatan yang diinginkan penghuni syurga, sebagaimana firmanNya berikut ini: “Kepada mereka diedarkan piring piring dan gelas dari emas dan di dalam syurga itu terdapat apa yang diingini oleh hati dan segala yang sedang (dipandang) mata. Dan kamu kekal di dalamnya. (surat Az Zukhruf (43) ayat 71)”. Oleh karena itu,  kita wajib mengimani bahwa penduduk syurga berada dalam keadaan serba istimewa, memiliki banyak kelebihan dari segala sisi. Karena mereka dipersiapkan untuk menikmati segala keindahan yang Allah SWT sediakan.

 

Diantara bentuk kesempurnaan itu, Allah SWT jadikan penduduk syurga pada usia kesempurnaan. Usia dimana mereka bisa lebih maksimal dalam menikmati segala keindahan syurga. Mereka masuk syurga di usia 33 tahun, sebagaimana hadits berikut ini: “Dari Muadz bin Jabal ra, Rasulullah SAW bersabda, Penduduk surga akan masuk surga dalam keadaan jurdan, murdan, bercelak, di usia 30 atau 33 tahun. (Hadits Riwayat Ahmad , Ath Thirmidzi dan Ibnu Abi Syaibah)”. Keterangan: (1) Jurdan, bentuk jamak dari bahasa Arab kata ajrad yang artinya: orang yang tidak memiliki bulu rambut di badannya; (2) Murdan, bentuk jamak dari bahasa Arab kata amrad yang artinya: orang yang tidak memiliki bulu rambut di dagunya.

 

Ibnul Qoyim menjelaskan tentang rahasia usia 33 tahun itu, “hikmah diberi usia 33 tahun sangat jelas, karena di usia itu merupakan pucak dan keadaan paling sempurna dalam merasakan kenikmatan. Karena di usia itu adalah usia kekuatan yang paling sempurna, segala organ kenikmatan berkembang. Dengan gabungan dua ini, diperoleh kesempurnaan kenikmatan dan kuat dalam menikmatinya”. Lalu apakah usia penghuni syurga bertambah? Yang kita yakini, mereka kekal di dalam kenikmatan.Apakah usia mereka bertambah, sehingga usia mereka menjadi 34 atau 35 dan seterusnya.

 

Berdasarkan hadits berikut ini: “Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW menjelaskan, ”Penduduk surga jurdun, murdun, bercelak. Usia mudanya tidak pernah sirna, dan pakaiannya tidak pernah lusuh.” (Hadits Riwayat Ath Thirmidzi, Adh Darimi 2863). Apakah usia mereka penghuni syurga bertambah selama dalam rentang ‘usia muda’? Tidak ada informasi tentang adanya pertambahan usia bagi penghuni syurga. Yang jelas, mereka dalam keadaan sangat sempurna di usia muda yang tidak akan pernah sirna. Semoga Allah menjadikan kita termasuk diantara kekasih-Nya, hingga bisa menikmati keindahan syurga-Nya. Amiin

 

G.    KEUTAMAAN KAMPUNG KEBAHAGIAAN.

 

Di dalam syurga yang merupakan kampung kebahagian isinya adalah semua kenikmatan-kenikmatan yang tidak pernah ada di dalam kehidupan dunia. Jika di dalam neraka diisi dengan siksaan dan jeritan yang tiada henti, lalu apa yang terjadi di dalam syurga? Untuk bisa mengetahui keutamaan kampung syurga yang kelak akan kita tempati, kita bisa mempelajarinya melalui tiga buah firman Allah SWT berikut ini: “Dan apabila kamu melihat di sana (surga) niscaya kamu akan melihat berbagai macam kenikmatan dan kerajaan yang besar. Mereka memakai pakaian sutera halus yang hijau dan sutera tebal dan dipakaikan kepada mereka gelang terbuat dari perak, dan Tuhan memberikan kepada mereka minuman yang bersih. Sesungguhnya ini adalah balasan untukmu, dan usahamu adalah disyukuri (diberi balasan). (surat Al Insaan (76) ayat 20-21-22)

 

Allah SWT berfirman: “Hai hamba-hambaKu, tiada kekhawatiran terhadapmu pada hari ini dan tidak pula kamu bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami dan adalah mereka dahulu orang-orang yang berserah diri. Masuklah kamu ke dalam surga, kamu dan isteri-isteri kamu digembirakan. Diedarkan kepada mereka piring-piring dari emas, dan piala-piala dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kamu kekal di dalamnya. (surat Az Zukhruf (43) ayat 68-69-70-71)

 

Allah SWT berfirman: “Bidadari-bidadari yang jelita, putih bersih dipingit dalam rumah. (surat Ar Rahmaan (55) ayat 72)

 

Selanjutnya untuk mempertegas keberadaan dan keutamaan kampung kebahagiaan kita bisa mempelajarinya melalui hadits yang kami kemukakan berikut ini: Rasulullah bersabda: “Bumi surga itu adalah bata dari emas dan bata dari perak. Tanah liatnya adalah misik adzfar, kerikilnya adalah mutiara dan yaqut, sedangkan debutnya adalah zafaran. Orang yang memasukinya, dia akan mendapatkan kenikmatan dan tidak akan berputus asa. Dia akan kekal tanpa mati. Pakaian mereka tidak akan rusak dan kemudian mereka tidak akan musnah. (Hadits Riwayat Ath Thirmidzi)”.

 

Rasulullah SWT bersabda: “Di syurga tidak ada satupun yang sama dengan yang ada di dunia kecuali nama nama orang (Hadits Riwayat Ath Thabrani)

 

Rasulullah SAW bersabda: “Di syurga ada sebuah kamar yang bagian luarnya terlihat dari dalam dan bagian dalamnya terlihat dari luar. Allah SWT menyiapkannya untuk orang yang memberi makan orang lain, menebar salam, dan shalat malam di saat manusia sedang tidur. (Hadits Riwayat Ibnu Hibban)

 

Mana yang lebih mewah, apakah kondisi syurga ataukah kondisi saat ini? Tidak ada yang berani mengatakan bahwa kondisi saat ini atau kondisi neraka lebih baik dan lebih mewah dibandingkan dengan kondisi syurga.

 

H.    SUNGAI DAN POHON DALAM SYURGA.

 

Di dalam Kampung Kebahagiaan tidak terdapat apa yang dinamakan dengan polusi semuanya bersih dan steril sehingga apa yang terdapat di dalamnya kondisi prima untuk di konsumsi ataupun di minum. Sungai beserta air yang terdapat di dalamnya sangatlah jernih, tidak berbau dan tidak pula berubah apalagi tercemar. Allah SWT berfirman: (Apakah) perumpamaan (penghuni) surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertaqwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang berubah rasanya, sungai-sungai dari khamar (arak) yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring; dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Tuhan mereka, sama dengan orang yang kekal dalam neraka, dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong-motong ususnya? (surat Muhammad (47) ayat 15)”.

 

Lalu apakah hanya itu saja yang terdapat di dalam syurga. Allah SWT berfirman: “Dan golongan kanan, alangkah bahagianya golongan kanan itu. Berada di antara pohon bidara yang tidak berduri, dan pohon pisang yang bersusun-susun (buahnya), dan naungan yang terbentang luas, dan air yang tercurah, dan buah-buahan yang banyak. Yang tidak berhenti (buahnya) dan tidak terlarang mengambilnya. (surat Al Waaqi’ah (56) ayat 27 s/d 33)”. Yang kesemuanya diperuntukkan untuk penghuninya, termasuk untuk diri kita kelak.

 

Sekarang bandingkan dengan kondisi sungai yang ada di kota kota besar seperti Jakarta, Bandung dan Surabaya, hampir semuanya kotor dan hampir semuanya tercemar. Untuk itu jika kita ingin mendapatkan apa yang terdapat di dalam kampung kebahagiaan maka jadilah khalifah yang beriman dan bertaqwa mulai saat ini juga sampai ruh tiba dikerongkongan atau laksanakan Diinul Islam secara kaffah sesuai dengan kehendak Allah SWT.

 

I.        MAKANAN DAN MINUMAN DALAM SYURGA.

 

Di dalam kehidupan sehari-hari kita mengenal apa yang disebut Makanan yang memenuhi konsep 4 sehat 5 sempurna. Jika kita dapat menikmati makanan dengan konsep tersebut maka kita sudah memenuhi kebutuhan gizi yang dibutuhkan oleh tubuh kita. Sekarang jika kita pulang ke kampung yang bernama kampung kebahagiaan maka Allah SWT akan memberikan makanan dan minuman yang jauh melebihi konsep empat sehat lima sempurna. Selain makanan dan minuman yang tersedia kita selalu dilayani oleh pelayan dan makanan selalu dihidangkan di dalam wadah emas dan perak.

 

Semua kemewahan dan kemegahan pada saat kita makan dan minum selalu tersedia apapun bentuknya. Nabi SAW bersabda: “Penghuni surga di dalamnya makan dan minum. Mereka tidak meludah, tidak kencing dan tidak berak. Para Sahabat bertanya, Bagaimana keadaan makanan itu? Rasulullah menjawab: “Sendawa dan peluh seperti peluh misik. Mereka menelan (mengumandangkan) tasbih dan tahmid sebagaimana kalin menelan (menarik masuk dan keluarnya) nafas. (Hadits Riwayat Muslim)

 

Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya semua penghuni surga yang derajatnya paling rendah adalah orang yang berdiri; di atas kepalanya terdapat sepuluh ribu pelayan. Bersama tiap-tiap pelayan terdapat dua piring besar. Piring yang satu dari emas dan piring yang lain dari perak. Disetiap piring yang satu terdapat warna yang tidak sama dengan piring yang lain, Orang yang terakhir makan seperti orang yang pertama makan. Orang yang terakhir mendapatkan kenikmatan dan kelezatan seperti yang didapatkan oleh orang yang pertama. Hal itu lantas berbau misik adzfar. Mereka tidak kencing, tidak berak dan tidak mengingus”. (Hadits Riwayat Ibnu Abid Dunya dan Ath Thabrani)

 

Selanjutnya berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari yang kami kemukakan di berikut ini: Abu Hurairah ra, meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Syurga dan Neraka komplain, Neraka berkata, “Aku dihuni oleh orang-orang yang sombong dan angkuh.’ Syurga berkat, “Aku hanya dihuni oleh orang-orang yang lemah dan hina. Allah SWT berfirman kepada syurga, “Kamu adalah rahmat-Ku. Aku melimpahkan rahmat kepada  hamba-Ku yang Aku kehendaki dengan menjadikannya sebagai penghunimu. Kemudian Allah SWT berfirman kepada Neraka, “Kamu adalah siksa-Ku. Aku menyiksa hamba-Ku yang Aku kehendaki dengan menjadikannya sebagai penghunimu.” Baik Syurga dan Neraka akan dipenuhi dengan penghuninya masing-masing. Tapi, neraka tidak akan penuh hingga Allah meletakkan kaki-Nya lalu neraka berkata, “Cukup, cukup, cukup.” Pada saat itu, nerakapun penuh hingga setiap sudutnya tidak ada yang kosong. Allah tidak pernah menganiaya makhluk-Nya, dan Allah menciptakan makhluk untuk menjadi penghuni Syurga. (Hadits Riwayat Bukhari)”.

 

Allah SWT selaku pencipta kekhalifahan yang ada di muka bumi ini menyatakan bahwa Allah SWT menciptakan manusia untuk menjadi penghuni syurga. Jika sampai diri kita, anak keturunan kita bukan menjadi penghuni syurga berarti kita telah keluar dari rencana besar tentang Kekhalifahan di muka bumi ini.

 

Sekarang bisa kita bayangkan betapa luar biasanya kampung kebahagiaan itu lalu bisakah kita membayangkan kampung kesengsaraan dan kebinasaan yang pasti berbeda dengan kampung kebahagiaan. Lalu beranikah kita menyatakan bahwa Kampung Kebinasaan dan Kesengsaraan lebih baik daripada Kampung Kebahagiaan sehingga kampung itulah yang akan menjadi tempat tinggal kita yang abadi kelak? Jika anda tidak berani mengatakannya atau tidak berani memilih neraka sebagai kampung halaman kita kelak maka jangan pernah menjadi hamba Syaitan atau menjadi hamba ahwa, akan tetapi jadilah hamba  Allah SWT yang taat dan patuh dari waktu ke waktu, dalam kondisi apapun, dimanapun kita berada.

 

J.       STATUS ORANG YANG BUNUH DIRI DI AKHIRAT.

 

Sebagaimana kita ketahui bahwa bunuh diri dalam ajaran Islam hukumnya adalah haram, karena sama saja kita melawan takdir Allah SWT dan Allah berfirman dalam Alquran:“… Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.” (surat An-Nisaa’ (4) ayat  29)”. Banyak orang yang berpikiran pendek, lalu melakukan tindakan bunuh diri ketika dilingkupi oleh berbagai permasalahan hidup. Padahal, bunuh diri sama sekali tidak bisa menjadi solusi bagi kehidupan. Bunuh diri akibatnya sangat luar biasa dihadapan Allah SWT. Berikut ini adalah hal-hal yang terjadi bagi orang yang mengakhiri hidup dengan membunuh dirinya sendiri:

 

1.       Berdasarkan hadits riwayat Bukhari di bawah ini, orang yang bunuh diri, di akhiratnya akan terus-menerus melakukan hal yang sama untuk membunuh dirinya sendiri, lalu menerjunkan dirinya ke dalam neraka. Sebagaimana hadits berikut ini: “Dari Abu Hurairah ra, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Orang yang bunuh diri dengan menggantung diri, dia akan menggantung diri di neraka. Orang yang menikam dirinya (dengan senjata tajam) maka dia akan menikam dirinya di neraka. Dan orang yang bunuh diri dengan menerjunkan diri dari tempat yang tinggi, maka dia akan menerjunkan diri di neraka. (Hadits Riwayat Bukhari)”.

 

2.       Berdasarkan hadits riwayat Bukhari, Muslim, Ath Thirmidzi dan An Nasa’i di bawah ini, orang yang bunuh diri akan hidup kekal selamanya di dalam neraka. Sebagaimana hadits berikut ini: “Dari Abu Hurairah ra, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa menerjunkan diri dari gunung untuk bunuh diri, maka dia di neraka jahannam menerjunkan diri di dalamnya, kekal lagi dikekalkan di dalamnya selama-lamanya. Dan barangsiapa minum racun untuk bunuh diri, maka racunnya itu di tangannya dia meminumnya di neraka jahannam kekal lagi dikekalkan di dalamnya selama-lamanya. Dan barangsiapa bunuh diri dengan senjata tajam, maka senjata tajam itu di tangannya dia melukai dengannya di neraka jahannam, kekal lagi dikekalkan di dalamnya selama-lamanya”. (Hadits Riwayat Bukhari, Muslim, Ath Thirmidzi, dan An Nasa’i)

 

3.       Sekalipun terluka di saat jihad fi sabilillah, seorang yang mati bunuh diri takkan mendapat penghormatan dari Allah dan RasulNya. Nabi SAW bersabda: “Dahulu di antara orang-orang sebelum kalian ada seorang laki-laki yang terluka, lalu dia tidak sabar. Kemudian dia mengambil pisau lalu memotong tangannya, maka darahnya mengalir  tanpa berhenti sehingga dia mati. Allah berfirman, “Hamba-Ku telah mendahului kehendak-Ku dengan dirinya.” (Hadits Riwayat Bukhari)”.

 

“Dari Jabir bin Samurah ra, bahwasanya ada seorang laki-laki yang mengalami luka-luka, kemudian dia menghampiri tempat anak panah dan melukai dirinya dengan anak panah tersebut (sehingga mati). Maka Nabi SAW tidak mau menshalatkannya.” (Hadits Riwayat  Ibnu Hibban)

 

Allah SWT sangat marah dan tidak suka kepada orang yang bunuh diri sehingga sampai kapanpun ia akan tetap di neraka dan tidak akan pernah masuk syurga dan bahkan untuk bisa mencium wanginya syurga tidak diperkenankan oleh Allah SWT. Adanya kondisi ini maka yang paling bahagia adalah syaitan karena ia telah memiliki teman abadi di neraka kelak. Semoga Allah menjauhkan kita dari pikiran buruk untuk membunuh diri sendiri, sesungguhnya rahmat Allah begitu luar biasa untuk diri kita.

 

K.     TENTANG RUH BERGENTAYANGAN.

 

Kematian adalah saat dipisahkannya ruh dengan jasmani. Jasmani dikembalikan ke tanah sedangkan ruh ditempatkan di tempat khusus yang bernama Barzakh dan tidak akan bisa keluar dari Barzakh. Adanya kondisi, tidak ada ruh-ruh yang bergentayangan. Dan jika dianggap ada yang bergentayangan itu adalah syaitan yang melakukan tipu daya dengan menyerupai orang yang sudah meninggal.

 

Dan ketika ruh akan dibangkitkan dari alam barzakh (alam kubur) ke alam akhirat, ruh itu dikembalikan ke jasad yang baru yang diciptakan untuk alam akhirat. Begitu juga  kaitannya dengan jin, bahwa jin itu makhluk yang dapat menjelma atau merubah fisiknya menyerupai bentuk manusia atau makhluk-makhluk yang lain.

 

Syaitan yang berasal dari bangsa jin, jika ingin menyebarkan tipu daya dan keraguan pada keimanan manusia, maka salah satu caranya adalah dengan menjelma menyerupai seseorang yang telah meninggal. Akibat dari penjelmaan tersebut, orang-orang yang melihat menganggap dan berkeyakinan bahwa yang mereka lihat adalah ruh dari orang yang mereka kenal sebelumnya.

 

Oleh karena itu, apa yang dikatakan oleh kaum awam tentang adanya ruh gentayangan tidaklah benar menurut ajaran Islam. Tentunya agar kita bisa terbebas dari gangguan-ganguan arwah jahat yang itu merupakan setan yang melakukan tipu daya, yaitu dengan senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt, dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhkan segala larangan-Nya yang merupakan jalan setan, serta senantiasa berdzikir dan mengingat Allah. Bukankah dengan senantiasa berdzikir hati kita akan tenang, sebagaimana dalam firman-Nya:“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.” [QS. ar-Ra’d (13): 28].

 

L.      ANAK YANG MENINGGAL DI USIA BALITA MAMPU MENOLONG ORANG TUANYA MASUK SYURGA

 

Berdasarkan hadits riwayat Ahmad di bawah ini, Allah SWT memberikan kesempatan kepada anak anak yang meninggal di usia balita untuk menolong orang tuanya masing masing untuk masuk syurga. Sebagaimana hadits berikut ini: “Menurut hadits qudsi: Allah SWT berfirman pada hari kiamat kepada anak anak: “Masuklah kalian ke dalam syurga”! Anak anak itu berkata: “Wahai Tuhan kami, (kami menunggu) hingga ayah ibu kami masuk”. Lalu mereka mendekati pintu syurga, tapi tidak mau masuk ke dalamnya, Allah berfirman lagi: “Mengapa Aku lihat mereka enggan masuk? Masuklah kalian ke dalam syurga!” Mereka menjawab: “Tetapi (bagaimana) orang tua kami? Allah pun berfirman: “Masuklah kalian ke dalam syurga bersama orang tua kalian”. (Hadits Riwayat Ahmad)”.

 

Sebagai orang tua yang memiliki anak anak usia balita yang telah meninggal dunia, jangan karena telah memiliki fasilitas dari Allah SWT melalui baktinya anak anak ini lalu ia berbuat yang tidak sesuai dengan kehendak Allah SWT yang mengakibatkan fasilitas ini menjadi batal karena ulah kita sendiri. Jika sampai ini terjadi, sangat disayangkan karena fasilitas ini tidak dimiliki oleh banyak orang.

 

Sebagai informasi tambahan bagi calon-calon penghuni syurga, berikut ini akan kami kemukakan 5 (lima) buah hadits yang sangat berhubungan dengan betapa Allah SWT sangat berkehendak kepada hamba-hamba-Nya untuk bisa masuk syurga, bukan masuk ke neraka, yaitu:

 

1.       Allah SWT berfirman pada hari kiamat: “Keluarkanlah dari neraka orang yang pernah ingat pada suatu saat kepada-Ku atau orang yang pernah merasa takut kepada-Ku dalam kedudukan apapun”. (Hadits Riwayat Ath Thirmidzi)

 

2.       Sungguh orang yang lebih kucintai di antara kamu dan lebih dekat tempat duduknya denganku pada Hari Kiamat kelak adalah yang paling baik akhlaknya diantara kamu. Dan orang yang paling kubenci di antara kamu dan lebih jauh duduknya denganku pada Hari Kiamat kelak adalah orang yang banyak bicara, orang yang memperpanjang pembicaraan dihadapan manusia, dan orang yang sombong. (Hadits Riwayat Ath Thirmidzi)

 

3.       Malaikat Jibril berkata kepada Nabi Muhammad SAW: Allah SWT akan bicara padaku dihari kiamat: "Hai Jibril, kenapa Aku melihat si anu anak si anu dalam kelompok barisan orang-orang Neraka?" Jibril menjawab: "Kami tidak melihat amal kebaikan yang dapat membawa kebaikan kepadanya pada hari ini" Allah berkata: "Sungguh Aku mendengar dia berseru didunia dulu dengan mengucapkan, Ya Hannan ya Mannan. Maka cobalah datangi dia!". Jibril mendatangi orang itu dan menanyakan maksud seruannya itu, lalu mendapat jawaban: "Siapa lagi Hannan dan Mannan selain dari pada Allah yang Maha mulia dan Maha agung?". Maka aku (Jibril) mengambilnya dari barisan orang-orang Neraka dan memasukkannya kedalam barisan orang- orang Surga. (Hadits Riwayat Al Hakim dari Jabir)

 

4.       Apabila seorang wanita (menyempurnakan) shalat lima waktunya, memelihara kehormatan dirinya, (menyempurnakan) puasa bulan Ramadhan, dan patuh kepada suaminya maka dia akan masuk syurga dari pintu mana saja yang dia kehendaki (Hadits Riwayat Ibnu Hibban)

 

5.       Dua mata yang diharamkan dari api neraka, yaitu mata yang menangis karena takut kepada Allah dan mata yang menjaga serta mengawasi Islam dan umatnya dari gangguan kaum kafir. (Hadits Riwayat Bukhari).

 

Semoga diri kita, keluarga, anak dan keturunan kita mampu masuk ke dalam syurga-Nya Allah SWT melalui ketentuan hadits di atas ini. Amiin.

 

M.   EPISODE MELIHAT WAJAH ALLAH SWT SECARA LANGSUNG.

 

Salah satu kenikmatan yang disediakan Allah SWT bagi orang mukmin di dalam syurga adalah mereka dapat memandang wajah Allah yang maha mulia. Inilah episode yang paling luar biasa, yang paling mengesankan, yang paling dinantikan, yang paling monumental, yang hanya bisa diperoleh dan dirasakan oleh para ahli-ahli syurga setelah semuanya masuk ke dalam syurga yang sesuai dengan tingkatannya masing-masing.

 

Allah SWT berkesempatan untuk membuka singkap hijab-Nya (penutup wajah-Nya yang mulia) kepada ahli ahli syurga yang sudah berada di dalam syurga. Lalu apa yang terjadi? Ahli ahli menyatakan “Tidak ada satupun kenikmatan yang lebih kami cintai dari memandang wajah Allah SWT”  Hal ini sebagaimana dikemukakan dalam surat Yunus (10) ayat 26 berikut ini: “Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (syurga) dan tambahannya (kenikmatan melihat Allah) Dan wajah mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula) dalam kehinaan. Mereka itulah penghuni syurga, mereka kekal di dalamnya.

 

Ayat di atas sejalan dengan hadits berikut ini: “Dari seorang sahabat yang mulia, Shuhaib bin Sinan ra, Rasulullah SAW bersabda, “Jika penghuni syurga telah masuk syurga, Allah ta’ala berfirman: “Apakah kalian mau tambahan nikmat (dari kenikmatan syurga yang telah kalian peroleh)? Bukankah Engkau telah memutihkan wajah-wajah kami? Dan Engkau telah memasukkan kami ke dalam syurga dan menyelamatkan kami dari neraka? Kemudian Allah singkap hijab (penutup wajahNya yang mulia), dan mereka mengatakan, “Tidak ada satupun kenikmatan yang lebih kami cintai dari memandang wajah Allah Ta’ala.” (Hadits Riwayat  Muslim)”.

 

Inilah peristiwa yang paling monumental yang hanya bisa dinikmati oleh ahli-ahli syurga yang sudah berada di dalam syurga dan semoga kita semua bisa melihat wajah Allah SWT kelak di syurga.

 

Agar diri kita mampu melihat dan merasakan sebuah peristiwa yang sangat monumental, sudah selayaknya kita mempelajari hadits berikut ini:

 

“Rasulullah mengajarkan doa memohon kenikmatan memandang wajah Allah: ““Ya Allah, dengan pengetahuan-Mu terhadap yang ghaib dan kekuasaan-Mu atas semua makhluk, hidupkanah aku selama Engkau tahu kehidupan itu lebih baik bagi ku, dan matikanlah aku jika Engkau tahu kematian itu lebih baik bagiku. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon rasa takut kepadaMu di saat sendiri maupun dalam keadaan terang-terangan, aku memohon perkataan yang benar dalam keadaan baik maupun marah, aku memohon kesederhanaan, baik dalam keadaan fakir maupun kaya, aku memohon kenikmatan yang tak akan habis, dan aku memohon penyejuk hati yang tak pernah berakhir. Aku memohon keridhoan atas ketetapanMu, aku memohon ketentraman setelah kematian, dan aku memohon kenikmatan memandang wajah-Mu, dan kerinduan bertemu dengan-Mu, bukan dalam kesusahan yang mebinasakan dan cobaan yang menyesatkan. Ya Allah, hiasilah kami dengan hiasan iman dan jadikanlah kami termasuk orang-orang yang memberi dan diberi petunjuk.” (Hadits Riwayat. An-Nasai, Ahmad dan lainnya)”.

 

Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh An Nasa’i, Ahmad diatas ini, Nabi Muhammad SAW telah mengajarkan kepada kita sebuah doa memohon kenikmatan memandang wajah Allah SWT sehingga kita bisa melihat, memandang, menikmati peristiwa monumental itu, sebagaimana kami kemukakan di atas ini. 

 

Sadar siapa diri kita yang sebenarnya adalahkesadaran yang membuat engkau tahu diri, tahu kehidupan ini. Tanpa kesadaran engkau tidak tahu apapun dalam kehidupan ini.Tanpa kesadaran, engkau sebenarnya tidak bisa menikmati momen momen kehidupanmu.Kesadaran abadi dalam dirimulah harta yang tidak ternilai itu.Dengan kesadaran engkau bisa membuat apa saja menjadi mungkin.Dan kesadaran itu terhubung dengan Tuhan(Eksistensi yang berada dibalik semesta yang luas ini).Karena itu, ingatlah selalu dan sadarlah.

(ferudun ozdemir, dalam bukunya “ada Allah masalah tiada”)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar