1.
Cukuplah Allah Bagimu! Ada seorang yang begitu tergila gila dengan
makam dan jabatan. Untuk itulah ia selalu menjilat Sultan Zengi berharap diberi
harta benda dan kekuasaan. Mendapati keadaannya yang seperti Sultan Zengi entah
dengan sengaja mengujinya ataukah agar dirinya tidak lagi meributkan dirinya
sehingga memberinya harta yang berlimpah dan jabatan yang tinggi. Tentu saja
orang itu sangat gembira. Hanya saja begitu menjabat makam yang diberikan oleh
sultan, saat itu juga ia berhenti dari jabatannya. Tidak hanya itu pakaian
mewah yang ia kenakan langsung dilepas seraya ia robek robek. Emas dan harta
benda pemberian sultan, ia habiskan untuk diberikan kepada fakir miskin.
Demikian ia meninggal semuanya begitu saja.
Setelah terjadi peristiwa seperti ini entah
kenapa orang itu dengan wajah yang sangat bahagia pergi untuk mengadakan
perjalanan jauh mengarungi padang pasir. Saat itulah ia berpapasan dengan salah
seorang temannya yang bertanya kepadanya ”Kenapa kamu ini? Mengapa engkau
tinggalkan jabatan dan harta bendamu begitu saja?”
Mendapati pertanyaan seperti ini orang itu
menjawabnya demikian: “Saat pertama kali memangku jabatan aku merasa gemetar
untuk pertama kali duduk di atas kursi jabatanku. Saat itulah aku membaca
tulisan dalam setempel di tanganku “Cukuplah Allah bagimu”! Ternyata tulisan
ini telah membuat hatiku dalam seketika berubah menjadi sangat luas. Sehingga
aku rela meninggalkan dunia bersama dengan harta benda dan tahtanya. Semua itu
terlihat begitu kecil dalam pandangan hatiku. Sehingga tanpa berpikir panjang
aku menampik harta benda dan jabatan yang baru saja diberikan kepadaku”.
Allah Maha Kuasa atas
segalanya, ilmu dan pengetahuannya mencakup segala ciptaan. Sehingga engkau
tidak perlu menunggu mengetuk pintu yang selainNya. Karena itu cukup perhatikan
saja engkau setia mengetuk pintuNya, niscaya penghambaanmu ini akan
menjadikanmu sebagai sultan….Sejarah kehidupan manusia penuh dengan kisah
seperti ini.
2.
Seorang Darwish Yang Sejati. Ada seorang raja yang anaknya menderita sakit
keras. Sudah berbagai cara dilakukan untuk mengobatinya, namun tidak juga
kunjung sembuh. Sang raja yang berada dalam keadaan papa seperti ini mengangkat
kedua tanganya untuk berdoa kepada Allah SWT:
Ya Rabbi! Jika engkau berkenan memberi
kesembuhan pada putraku, maka aku akan mensedekahkan sejumlah uang emas kepada
semua darwish yang hidup di tanah ini”. Selang beberapa minggu kemudian Allah
berkenan memberi kesembuhan kepada putra raja. Mendapati keadaan ini sang raja pun
berniat menunaikan nazarnya untuk memberi sejumlah uang emas kepada semua
darwish yang tinggal di wilayahnya. Untuk itulah ia memanggil para pembantunya:
“Ambillah kantong uang ini dan bagikan semuanya kepada semua ahli zuhud yang
tinggal di wilayah ini”. Ternyata pembantu raja adalah seorang yang cerdik. Ia
mengambil sekantong uang emas itu kemudian berkeliling kota selama satu hari
penuh untuk membagikannya kepada para ahli zuhud. Setelah seharian berkeliling
kota sang pembantu raja itu kemudian kembali ke istana namun masih dengan uang
yang utuh.
“Sudah seharian saya keliling kota namun sama
sekali tidak mendapati seorang zahid pun. Sehingga semua uang ini masih utuh”.
Sang raja berkata: “Bagaimana mungkin kamu bilang seperti ini. Aku tahu
sedikitnya ada empat ratus zahid yang tinggal di kota ini”.
Sang pembantu raja kemudian berkata: “Wahai
tuan raja! Setiap orang ahli zuhud tidak mungkin akan mau menerima pemberian
uang. Jika ada seorang yang zahid yang menerima uang pastilah ia zahid
gadungan.” Mendapati jawaban cerdik ini sang Raja tertawa, kemudian berkata
kepada semua orang yang sedang berkumpul di majelisnya: “Seperti apa kau
menghormati dan mencintai para zahid yang memberikan hidupnya untuk beribadah
kepada Allah, seperti itu pula aku membenci orang yang licik sepertinya. Meski
demikian dalam hal ini ia adalah benar. Jika seorang zahid menerima uang, maka
carilah seorang yang lebih zahid darinya”.
Katanya jalan pintas para
alim atau orang mukmin adalah terbentang dalam sepuluh azas, yaitu: Zikir,
syukur, melayani, taat, memilih yang lain daripada dirinya sendiri, qonaah,
tauhid, tawakkal, berserah diri dan teguh. Jika seseorang menepati kesepuluh
azas ini maka meski ia mengenakan dasi dirinya tetaplah seorang alim. Namun
sebaliknya jika seseorang tidak berhenti dari selalu menuruti hawa nafsunya,
siangnya hanyut dalam kesenangan duniawi, malamnya lelap dalam kemalasan,
memakan setiap apa yang didapati, bicara tentang apa saja yang dipikirkan,
meski ia mengenakan jubah, tasbih dan sorban dia bukanlah orang alim, kiyai,
maupun wali. Sungguh betapa banyak mukmin sejati dalam pakaian biasa, namun
sungguh banyak pula orang yang ingat dalam jubah, tasbih dan sorban. Wahai
orang yang memamerkan diri di balik pakaian riya namun jauh dari bertaqwa, ketahuilah
jika rumahmu tidak lebih dari beralaskan tikar pandan, maka janganlah engkau
membuat pintu gerbang istana.
3.
Tidak Seorang pun Dapat Memakan Rezeki yang
Lainnya. Seperti biasanya, Yahya Efendi, suatu hari sedang mengadakan perjalanan
bersama dengan beberapa orang. Mereka berhenti pada suatu tempat. Saat itu,
Yahya Efendi, memanggil salah satu santrinya. “Disana ada peternakan. Ayo
kesana untuk meminta telur segar. Kita makan dan kita bersyukur kepada Allah”.
Beberapa lama kemudian mereka pergi ke peternakan itu. Kebetulan pemiliknya
adalah orang yang berhati baik. Yahya Efendi berkata kepadanya:”Bolehkah kita
minta beberapa telur segar”. Pemiliknya peternakan itu menjawabnya: “Sayang
sekali semua telur sudah dibeli. Tidak ada satupun yang tersisa.
Mendapati jawaban seperti ini Yahya Efendi
berkata: “Tidak ada seorangpun bisa memakan jatah rezeki yang lainnya. Buka
saja kandangnya insya Allah ada jatah untuk kami.” Saat kandang di buka
ternyata ada telur di sana sini. Saat itu Yahya Efendi berkata: “Lihat! Allah
telah menciptakan rezekiNya untuk kita,” kemudian mengambil telur telur itu
dengan keranjang seraya kembali melanjutkan perjalanan.
Jika seseorang ditaqdirkan
mendapati jatah rezekinya dari apa dan siapa pun, maka tidak seorangpun akan
mampu menghalanginya, karena pada setiap rezeki telah tercantum nama
pemiliknya.
4.
Apabila
dzikir kepada-Nya telah menguasai hati manusia, maka ketika syaitan datang
mendekat, ia akan menggeliat-geliat di tanah seperti halnya manusia
meggeliat-geliat manakala syaitan-syaitan datang mendekatinya. Apabila ia
terjadi, maka semua syaitan akan berkumpul dan mendatanginya seraya bertanya,
‘Apa yang telah terjadi padanya? Syaitan yang lain berkata, “seorang manusia
telah menghantam (dengan) dzikirnya! (Imam Al Qusyairi).
5.
Mencintai
penciptaku adalah lentera kalbuku. Cahaya menuntunku sampai kepadaNya. Siapa
yang mengenal cinta dari kalbu yang yakin, mustahil ia rela berpisah denganNya.
(syaikh ali aql)
6.
Api
dapat dipadamkan dengan air. Tapi, api cinta baranya takkan dapat dipadamkan. (syaikh ali aql)
7.
Orang
takkan dapat menggapai tujuannya kecuali dengan ilmu dan ia bersungguh sungguh
mencarinya. Berenanglah di dalamnya, kamu akan hidup bahagia, hidup yang
selamat dari buruknya tempat kembali. Bersusah payahlah untuk mencarinya,
dengannya, kamu akan puas selamanya. Ilmu memiliki orbit di dalam kemuliaan,
dan setiap kemuliaan berputar di porosnya. Berusahalah untuk meraihnya dengan
tekad baja, ketetapan hati, tanpa kenal kata terpaksa. Berkorbanlah untuk
mencarinya dengan segenap yang kamu miliki, sebab, ilmu lebih abadi bagi
seseorang dibanding nasabnya. (ma’rruf ar
rashafi)
8.
Hijrah
dapat mengubah pandangan manusia terhadap alam dan mengubahnya menjadi
pandangan yang luas dan menyeluruh, yang pada akhirnya akan menghilangkan
kejumudan (stagnasi), kemerosotan sosial, pemikiran, dan perasaan, sehingga
masyarakat yang rigid dan jumud dapat berubah menjadi masyarakat yang dinamis.
(ali syariati)
9.
Hijrah
merupakan loncatan besar manusia yang meniupkan semangat perubahan an mereka
dari lingkungan yang beku menuju tangga kemajuan dan kesempurnaan. dalam
pandangan masyarakat. Dan pula gilirannya akan menggerakkan serta memindahkan.
(ali syariati)
10.
Cita
cita dan harapan akan membuat seseorang melihat apa apa yang tidak dilihat orang
lain, mendengar apa yang tidak mereka dengar, dan dapat mewujudkan apa apa yang
tidak dapat mereka wujudkan. (anis
mansoer)
11.
Kereta
kegagalan berjalan di atas rel kemalasan. Takut gagal adalah pangkal kegagalan.
(anis mansoer)
12.
Apa
yang dikatakan seorang ibu kepada anaknya di masa buaian maka hal itu akan
tetap kekal bersama sang anak sampai ke liang lahat. (anis mansoer)
13.
Ciri
ciri orang yang ikhlas dalam beramal adalah: (a) manakala ia memandang pujian
dan celaan manusia sama saja; (b) melupakan amal ketika beramal; dan (3) jika
ia lupa akan haknya untuk memperoleh pahala di akhirat karena amal baiknya. (dzun nun al misri)
14.
Agama
dan akidah adalah segala galanya. Tanah kelahiran, harta dan status sosial tak
ada nilainya apabila agama dan akidah dalam keadaan terancam. (m said ramadhan al buti)
15.
Baiknya
hati tergantung pada baiknya amal, dan baiknya amal tergantung pada niatnya. (mutharrif ibn abdillah)
16.
Suatu
amal tidak akan menjadi baik kecuali dilandasi dengan tiga hal: taqwa kepada
Allah; niat yang baik dan pencapaian target. (ibnu ajalan)
17.
Betapa
banyak amal yang kecil menjadi bernilai besar karena faktor niat, dan juga
betapa banyak amal yang besar bernilai kecil karena faktor niat. (ibnu al mubarok).
18.
Betapa
banyaknya orang orang yang shaleh dan betapa sedikitnya orang orang yang siddiq
di antara orang orang yang saleh itu. (ma’ruf
al khurkhi)
19.
Berjuanglah
dalam kehidupan di dunia ini karena dunia ini adalah tempat berkorban dan
berjuang. (hafizh ibrahim)
20.
Aktivitas
membaca akan memberi kepuasan tersendiri yang dapat dirasakan oleh setiap orang
yang suka membaca, terlebih jika ia sudah menjadi sebuah kebiasaan. Kepuasan
yang didapat dari aktivitas membaca takkan dapat diurai dengan kata kata kepada
orang lain sampai orang itu dapat merasakannya dengan cita rasanya sendiri. (m mousa syarief).
21.
Buku
adalah teman duduk yang tidak akan memujimu dengan berlebihan, sahabat yang
tidak akan menipumu, dan teman yang tidak membuatmu bosan. Dia adalah teman
yang sangat toleran yang tidak akan mengusirmu. Dia adalah tetangga yang tidak
akan menyakitimu. Dia adalah teman yang tidak akan memaksamu mengeluarkan apa
yang kamu miliki. Dia tidak akan memperlakukanmu dengan tipu daya, tidak akan
menipumu dengan kemunafikan, dan tidak akan membuat kebohongan. (al jahizh)
22.
Madu
lebah merupakan senjata dokter untuk mengobati pelbagai jenis penyakit. Ia bisa
diberikan kepada pasien melalui perantara mulut dan injeksi, yang berfungsi
sebagai penguat dan makanan, melawan toksin toksin yang bersumber dari bahan
bahan makanan dari luar tubuhm dan toksin toksin yang bersumber dari penyakit
organ organ yang ada dalam tubuh. (dr
abdul aziz ismail)
23.
Kebebasan
berpikir merupakan syarat yang sangat prinsipil untuk mencapai kemajuan
masyarakat. Dengannya, akan muncul ide ide segar yang dapat menyinari jalan
menuju pintu gerbang kemajuan. Dengannya pula, akan muncul berbagai pendapat
dan ide. Yang pada gilirannya dapat diseleksi, mana ide yang baik dan yang
buruk. Kebebasan berpikir ini tidak boleh dikekang dan dibatasi dengan alasan untuk
menjaga persatuan umat. Dan, sudah barang tentu, kebebasan berpikir disini
adalah dalam batas batas yang diperkenankan oleh syariat. (muhammad syamah)
24.
Perbedaan
pendapat merupakan bukti dari dinamisnya masyarakat dan merupakan pengantar
menuju pintu gerbang kemajuannya. Dengan catatan semua pihak yang berbeda
pendapat ingin menggapai kebenaran. (muhammad
syamah)
25.
Dalam
otak manusia ada zat kimiawi yang secara otomatis keluar ketika seseorang
berdzikir. Zat itu bernama endhorphin, zat ini berfungsi menenangkan otak. (hm amin syukur)
26.
Bila
rahasia sebuah atom dari atom atom tersingkap, rahasia segala benda ciptaan,
baik lahir maupun bathin juga akan tersingkap, dan kau takkan melihat sesuatu
pada dunia ini atau dunia yang akan datang, kecuali Tuhan. (syekh ahmad alawi)
27.
Apabila
engkau ingin memahami seseorang buatlah dia berbicara. Maka, engkau akan tahu
dia yang sebanarnya dari ucapannya. (jalaludin
rumi)
28.
Ketahuilah,
apapun yang menjadikanmu tergetar, itulah yang terbaik untukmu. Dan karena
itulah, Kalbu seorang pecintaNya lebih besar daripada singgasanaNya. (jalaludin rumi)
29.
Manusia
mungkin berada dalam keadaan gembira, dan manusia lainnya berusaha untuk
menyadarkan. Itu memang usaha yang baik. Namun, keadaan ini mungkin buruk
baginya, dan kesadaran mungkin baik baginya. Membangunkan orang yang tidur,
baik atau buruk tergantung siapa yang melakukannya. Jika si pembangun adalah
orang yang memiliki pencapaian tinggi, maka akan meningkatkan keadaan orang
lain. Jika tidak, maka akan memburukkan keadaan orang lain. (jalaludin rumi)
30.
Niat
adalah ukuran dalam menilai benarnya suatu perbuatan. Oleh karenanya, ketika
niatnya benar, maka perbuatan itu benar dan jika niatnya buruk, maka perbuatan
itu buruk. (imam nawawi)
31.
Orang
bijak adalah dia yang hari ini mengerjakan apa yang orang bodoh akan
mengerjakannya tiga hari kemudian. (abdullah
ibnu mubarak)
32.
Para
tokoh sukses adalah orang orang yang paling sering menghadapi krisis yang
datang silih berganti di saat mereka berusaha mencapai puncak kesuksesan. Yang membedakan
mereka dengan yang lain adalah kemampuan mereka menghadapai dan melalui krisis
tersebut dengan sikap sabar, ruh harapan, dan pikiran jernih. Hal ini
disebabkan karena mereka tahu dan sadar bahwa
masa masa krisis yang mereka hadapi itu justru akan menumbuhkan kekuatan
pada diri mereka. (muhammad utsman al
kyasyt)
33.
Orang
yang sukses tidak lahir sekali. Akan tetapi ia lahir secara terus menerus dan
berkesinambungan. Setiap kali ia lahir, ia dapat mewujudkan kesuksesan baru
yang sesuai dengan kelahiran barunya itu. Sementara itu, orang yang gagal
adalah orang yang lahir hanya sekali. Karenanya, ia menjadi orang yang jumud (sikap statis, beku, tidak mau berubah,
berpegang kepada pemikiran lama dan tidak mau menerima perubahan), stagnan
dan tidak mampu menghadapi dinamika dan perkembangan kehidupan ini. (muhammad utsman al kyasyt)
34.
Abdul Malik ibnu Umar ibnu Abdul Azis mengemukakan, “Siapakah yang menjamin
hidup sampai dzuhur, jika Allah menakdirkanmu mati sekarang?”
35.
Ahmad bin Ismail berkata, Buku adalah teman bicara yang tidak
mendahuluimu ketika kamu sibuk. Tidak memanggilmu ketika kamu sibuk. Tidak
memaksamu agar kamu berdandan untuknya. Buku adalah teman duduk yang tidak
menyanjungmu, sahabat yang tidak membujukmu, kawan yang tidak membosankan dan penasehat
yang tidak mencari kesalahan
36.
Iman al Sajjad, ketika menasehati puteranya berkata
kepada mereka: Takutlah akan kebohongan dalam hal besar maupun kecil dan dalam
olok olok serta pembicaraan yang serius, karena ketika seseorang berbohong
dalam hal kecil, ia juga akan dianggap berbohong dalam persoalan besar.
37.
Amr bin Ma’di Karib mengemukakan: Seseorang dinilai
dengan dua yang kecil dalam dirinya: hatinya dan lidahnya.
38.
Ahmad Syauqi mengemukakan: Wahai perempuan:
Ketahuilah bahwa kecantikanmu bebas mengembara ke manapun, tetapi harus
disertai dua ikatan: kesucian dan kehormatan.
39.
Sufyan bin Uyainah berkata: Ulama ulama kita yang rusak,
maka pada diri mereka terdapat sifat sifat yang menyerupai kaum Yahudi. Dan
diantara ahli ibadah kita yang rusak, maka pada diri mereka terdapat sifat
sifat yang menyerupai kaum Nasrani.
40.
Mahmud al Warraq berkata: Orang yang paling sempurna
adalah yang paling mengetahui kekurangan kekurangan dirinya sendiri, dan paling
mampu meredam syahwat dan ambisinya.
41.
Ibrahim al Khawash berkata: Lima hal penawar hati; (1)
membaca Al Qur’an dengan tafakkur dan tadabbur; (2) perut selalu tidak pernah
kenyang; (3) shalat tengah malam (tahajjud); (4) menyendiri menjelang fajar
(saat sahur); (5) berkumpul dengan orang orang shaleh.
42.
Khalil Al Musawi berkata, “Dalam diri seseorang terdapat
empat pilar yang merupakan induk dari akhlak yaitu: hikmah, keberanian,
kesucian dan keadilan.Dari keseimbangan dan keselarasan empat pilar inilah akan
muncul akhlak mulia.
43.
M Iqbal mengatakan: Berilah aku tiga hal: (1)
berilah aku kekuatan agar mampu berkata Tidak!; (2) berilah aku akal agar aku
mengetahui bagaimana menyampaikannya, dan (3) berilah aku kemampuan agar aku
mengetahui kapan itu kusampaikan.
44.
Syaikh Al Harits Al Muhasibi mengatakan, “Cinta itu adalah
kecenderunganmu pada sesuatu dengan segenap apapun yang ada pada dirimu,
kemudian engkau lebih mementingkannya daripada kepentingan terhadap diri, ruh,
dan hartamu, kemudian kesesuaianmu dengannya secara terang terangan maupun
sembunyi sembunyi, kemudian engkau merasa kurang dalam mencurahkan cinta
kepadanya.”
45.
Syaikh Al Harits Al Muhasibi menerangkan bahwa ada lima alasan
mengapa kita harus berzuhud atau menjauhi dunia. Pertama, dunia dapat
menimbulkan fitnah dan membuat hati sibuk dengan urusan urusannya. Kedua, kelak dunia akan mengurangi derajat
orang yang cinta kepadanya sehingga si pencinta dunia tidak akan semulia orang
yang zuhud. Ketiga, dengan
menjauhi dunia akan mendekatkan seseorang kepada Allah sehingga dia akan mendapatkan
derajat yang tinggi di syurga. Keempat, penderitaan pada Hari
Kiamat, penantian panjang di Padang Mahsyar, serta banyaknya pertanyaan yang
diajukan adalah karena seseorang banyak memiliki dunia. Kelima, dunia adalah
sesuatu yang paling layak untuk ditinggalkan kalau memang ingin
mengkonsentrasikan diri beribadah kepada Allah karena Allah membenci hamba yang
hatinya condong pada dunia. Oleh karena itulah, orang orang yang cerdas dan
mencintai Allah lebih memilih hidup zuhud di dunia.
46.
Ishaq bin Khalaf
berkata, “Orang yang takut kepada Allah bukanlah orang yang suka
menangis dan mengusap air mata pada kedua matanya, tetapi orang yang
meninggalkan dosa karena takut kepada Tuhannya.
47.
Imam al Kazim berkata, “Tuhan menganugerahkan dua
jenis petunjuk bagi manusia. Yang satu bersifat lahiri dan tampak, sedang yang
lain bersifat bathini dan tersembunyi. Bukti yang nampak adalah para nabi,
rasul dan para imam yang suci. Dan bukti yang tersembunyi adalah intelek.
48.
Ardasyir mengemukakan: Empat hal memerlukan
empat hal: kebangsawanan memerlukan sopan santun; kegembiraan memerlukan rasa
aman; kekerabatan memerlukan kasih sayang; dan akal memerlukan pengalaman.
49.
Al
Kindi mengemukakan: Penuntut ilmu memerlukan enam hal agar menjadi filosof: (1)
akal yang cerdas; (2) kegemaran (bertanya) yang berkesinambungan; (3) kesabaran
yang indah; (4) ketiadaan rasa takut; (5) kemampuan memberi pemahaman; (6)
waktu yang panjang.
50.
Abdul Malik bin Marwan berkata: Empat orang yang tidak perlu
malu melayaninya: imam (penguasa yang adil), cendekia yang dalam
pengetahuannya, ayah dan tamu.
51.
Imam Shabry berkata: Kusenangi kebebasan pada tiga
hal: (1) wanita dalam naungan suaminya; (2) lelaki dalam naungan agamanya; dan
(3) negara dalam naungan Tuhan.
52.
Imam Abu Al Faraj bin Al Jauzi berkata, “Takut akan dosa itu adalah
api yang membakar syahwat. Keutamaannya adalah menurut kadar terbakarnya
syahwat itu, kadar jauhnya dari kemaksiatan, dan kadar keterdorongannya
terhadap ketaatan.
53.
Syaikh Fadhlala Haeri berkata, “ Ibadah merujuk pada apa yang
sesungguhnya kita lakukan atau perjuangan setiap saat. Beribadah berarti
berjalan menuju, berkeinginan untuk bersatu
dengan yang disembah.
54.
Musthafa Mahmud berkata: Keikhlasan sekecil atom
lebih berharga dari buku yang bergudang gudang.
55.
3
(tiga) ajaran HOS Cokroaminoto,
yaitu: (1) Bersandar kepada sebersih bersih Tauhid; (2) Bersandar kepada
setinggi tingginya ilmu; (3) Bersandar kepada setinggi tingginya siasat.
56.
Robert Frager/Syeikh Ragib al Jerahi mengemukakan: Kebahagiaan terwujud,
saat kita berhasil menggunakan jiwa/nafs sesuai dengan kehendak Tuhan atau
menundukkan kehendak pribadi kepada kehendak Tuhan, dan menempuh jalan yang
mendekatkan diri kita kepadaNya.
57.
Aidh Abdullah Al Qarni mengemukakan: Setiap manusia terutama
mereka yang memiliki iman yang kuat, memiliki kapasitas dan kesempatan yang
sama untuk meraih hidup bermakna dan bahagia, asal manusia itu memahami hakekat
hidupnya dengan benar.
58.
Aidh Abdullah Al Qarni mengemukakan: Prinsip dasar meraih
kebahagiaan adalah dengan memiliki kemampuan menahan kepedihan dan beradaptasi
dalam situasi apapun.
59.
Pepatah
Arab,
a.
Sebagaimana
adanya dirimu, begitulah pemimpin yang akan memimpinmu.
b.
Yang
memberitahu pemimpin suku bagaimana dia harus bekerja adalah sukunya sendiri.
c.
Jika
engkau tunjukkan kepada orang Badui pintu masuk ke rumah, maka buka lebar lebar
puntunya, supaya untanya bisa masuk.
d. Kebenaran adalah putri pencarian.
e.
Penguasamu
adalah sebagaimana dirimu.
f.
Belajar
kala tua ibarat menulis di pasir, tetapi belajar kala muda ibarat mengukir di
batu.
60.
Rahasia
kebahagiaan adalah melihat semua keindahan dunia dan tak pernah melupakan
tetesan minyak di sendok. (Anonim)
61.
Bill Polard mengemukakan: Saya percaya bahwa
Tuhan adalah pemilik bisnis, tetapi juga mempercayai bahwa membantu pekerja
menemukan arti dan tujuan di dalam pekerjaan mereka merupakan kunci kesuksesan
organisasi. Tuhan dan bisnis dapat digabungkan dan laba adalah standart untuk
menentukan efektifitas upaya gabungan kami ini. Bagi kami yang dapat
mempertalikan Tuhan dan laba adalah manusia.
62.
Muhammad Iqbal mengemukakan: Kematian akal terletak
pada berhentinya berpikir dan kematian hati terletak pada berhentinya berdzikikir.
63.
Abdul Latief dan Ahmad Mubarok mengemukakan: Kebahagiaan adalah
kondisi hati yang dipenuhi dengan iman dan berperilaku sesuai dengan
keyakinannya itu.
64.
Ismail Al Faruqi dan Syahrial Yusuf mengemukakan: Ada banyak jalan menuju
Tuhan, sama banyaknya dengan nafas manusia. Jiwa itu bak sebuah cermin yang
bersih, jasad adalah debu yang ada di atasnya. Kecantikan diri kita tidak akan
tampak karena kita tertimbun debu.
65.
Nasir
Makarim Syiraji mengemukakan; “Cobalah renungkan bahwa para ahli mengatakan
bahwa manusia saat mengalami krisis yang tidak mungkin mendapat pertolongan
dari sesama manusia akan berusaha memanggil manggil Dzat Yang Maha Agung
seperti orang yang berada di atas kapal yang karam atau di atas pesawat yang
sedang nahas. Sejarah menginformasikan Fir’aun saja yang merasa dirinya Tuhan
di saat mengalami marabahaya saat akan tenggelam digulung ombak, ia masih
sempat berkata, “Sekarang aku mengakui tidak suatu apapun yang layak (berhak)
untuk disembah, kecuali Tuhannya Musa Yang Maha Agung.”
66.
Munawar, mantan anggota GAM,
mengemukakan: Moto kita seharusnya
semakin banyak orang baik, orang kaya, orang sukses itu tentu jauh lebih baik.
Jangan pernah merasa, bahwa ketika orang lain semakin baik, maka otomatis kita
akan tersisih. Jangan! Ujung dari pemikiran semacam ini adalah kepada Tawakkal.
Ini serius, kalau masyarakat tahu bahwa kita amanah dalam menjalankan tugas,
mereka tidak akan memperlakukan kita aneh aneh. Tetapi sebaliknya kalau kita
diam diam main proyek, mereka pun pasti akan tahu dan akan mengerjai kita, dan
kitapu harus menutupi nya karena memang ada yang harus ditutupi.
67.
Panca Jiwa Gontor terdiri dari; (a) Disiplin; (b)
Kemandirian; (c) Silaturahmi; (d) Mentalitas. Kalau kita ingin sukses kita
tidak boleh menjadikan makanan, tempat, dan kendaraan, sebagai sesuatu yang
mengikat kita. Kita harus merdeka dari atribut atribut yang tidak essential
itu.
68.
Abdullah Bahjat dan Iman Kurdi mengemukakan, “Sungguh, kita bekerja
keras mencari apa yang telah dijamin bagi kita yakni rezeki, dan meninggalkan
apa yang telah dijamin bagi kita seolah olah kita tdak pernah membutuhkannya,
yaitu syurga. Ini menunjukkan kekurangan keimanan kita”.
69.
Yusuf As Siba’iy mengemukakan:
a.
Siapa
yang merasa berilmu tetapi mendukung para perusak, maka dia adalah perampok.
b.
Siapa
yang merasa memperbaiki, tetapi mendekat kepada penganiaya, maka dia adalah
pendurhaka.
c.
Siapa
yang merasa bertaqwa, tetapi mengejar dunia penuh ambisi, maka dia adalah
dajjal.
d. Siapa yang merasa memiliki hikmah,
tetapi menyimpang, maka dia adalah yang picik.
e.
Siapa
yang merasa pahlawan, tetapi mengikuti nafsunya, maka dia adalah pengecut.
f.
Siapa
yang merasa pemimpin, tetapi dia pendendam, maka dia adalah yang dipimpin.
g.
Siapa
yang merasa pembebas, tetapi tidak beragama, maka dia adalah penghancur.
70.
Akhlak
sahabat yang baik menurut Al Qomah ra,
bin Qais seorang faqih di Irak dan meriwayatkan hadits dari sahabat: “Wahai
anakku apabila kebutuhan menuntutmu untuk bergaul dengan orang orang,
pergaulilah orang yang apabila kamu melayaninya maka dia akan melindungimu.
Apabila kamu menemaninya maka dia menghiasimu, dan apabila kesulitan menimpamu
maka dia menyantunimu. Pergaulilah orang yang apabila kamu mengulurkan tangan
kepadanya dengan kebaikan, dia juga akan mengulurkan tangannya, apabila ia
melihat kebaikan di dalam dirimu maka dia akan menghitungnya, ada apabila ia
melihat keburukan di dalam dirimu maka dia akan memperbaikinya. Pergaulilah
orang yang apabila kamu meminta
kepadanya maka dia memberimu, dan apabila kamu ditimpa bencana maka dia
menolongmu. Pergaulilah orang yang apabila kamu berbicara ma dia
mempercayainya, apabula kamu mencoba sesuatu maka dia mendukungmu, dan apabila
kalian berdua berselisih maka dia mengutamakanmu.
71.
Seratus Karakter Iblis vs
Pasukan Akal. Seratus karakter yang diminta Iblis kepada Tuhan untuk
menjadi prajuritnya sama seperti yang diberikan kepada Adam as,. Allah memberi
Adam seratus karakter seraya berkata kepadanya, “Ini sebagian dari prajurit
Allah. Pergunakanlah untuk melawan musuhmu, iblis.” Iblis juga meminta kepada
Tuhan untuk memberinya jumlah yang sama untuk melawan Adam. Allah pun
memberikan permintaan itu untuknya. Setelah itu, hawa nafsu diangkat sebagai
raja dari seratus karakter buruk itu, sebagaimana akal diangkat sebagai raja
ma’rifat. Selain hawa nafsu, kesembilan puluh sembilan karakter lainnya menjadi
pengikut, pendukung, dan prajuritnya, sama seperti prajurit akal.
Berikut
karakter iblis itu: kufur; bodoh, sombong, iri, dengki, memperdaya, menipu,
curang, iri, khianat, memusuhi, berdusta, berbohong, berbuat jahat, memfitnah,
menggunjing, pengecut, penjilat, pamer, ingin didengar orang, mengada-ada,
keras kepala, sesat, angkuh, lupa diri, dzalim, melampaui batas, tidak peduli,
menganggap enteng, gegabah, main-main, berbuat sia-sia, lalai, senang dan
gembiria dengan dunia, tergesa-gesa, kasar, keras, kejam, bimbang, malas,
lemah, suka menunda, cepat bosan, alpa, lupa, ragu, berangan-angan, bathil,
sesat, dungu, suka tertawa, tolol, ingkar, pemburu cinta, cinta pada dunia,
senang pada kemuliaan, cinta pada pujian manusia, menyukai barang syubhat,
menyukai yang haram, menyukai perhiasaan, tamak, keji, kasar hati, putus asa,
congkak, suka mencari aib orang, cemburu, suka mengeluh dan membual.
Itulah prajurit yang diberikan pada iblis. Ia berupa
seratus karakter hawa nafsu yang mengikutinya. Semuanya menjadi lawan dari
karakter Adam as,. Lawan pengetahuan adalah kebodohan. Lawan keramahan adalah
kedunguan. Lawan akal adalah kesesatan. Lawan kerja adalah malas. Lawan lembut
adalah kasar. Lawan dari sabar adalah tergesa-gesa, Lawan dari yakin adalah
ragu. Lawan dari wara’ adalah maksiat. Lawan dari syukur adalah kufur. Lawan dari
jujur adalah dusta. Lawan dari baik adalah kejam, Lawan dari benar adalah
salah. Lawan dari ingat adalah lupa. Demikian seterusnya.
Ketika manusia mempergunakan salah satu dari karakter
iblis, maka hawa nafsu juga menampilkan karakter miliknya guna memerangi
manusia. Inilah gambaran dan penjelasan dari berbagai karakter tersebut.
Lalu bagaimana denga pasukan akal? Berikut ini adalah
pasukan akal: Ilmu, kesabaran, keyakinan, kebenaran, penglihatan, kecerdasan,
pemahaman, kewibawaan, ketenangan, rasa malu, petunjuk, hafalan, kebersihan,
ketajaman, ketaqwaan, pemikiran, ingatan, ampunan, kebajikan, kasih sayang,
kehalusan, kelembutan, kedermawanan, keagungan, pujian, sanjungan, rasa syukur,
kekuasaan, kebesaran, kebanggaan, kemuliaan, ketawaduan, ketertundukan,
kekhusyuan, kepatuhan, kejujuran, kesalinghubungan, keikhlasan, niat, tekad,
kesetiaan, keadilan, keselamatan, kelurusan, ikhsan, kerinduan, kebijaksanaan
dan pengabdian. Selanjutnya rasa cukup, ridha, hati-hati, pengaturan,
pandangan, tawakkal, penyerahan, kemenagan, pertolongan, ketulusan, kelapangan,
pengampunan, penutupan, rasa senang, rasa takut, harap, cemas, penampakan,
diam, cinta, perintah, larangan, kekokohan, penciptaan, kejelasan, otak, ilham,
pengawasan, kecukupan, tobat, kembali, canda, bahagia, pelajaran, mawas diri,
penyesalan, kepandaian, dan zuhud.
72.
Peran Pasukan Akal. Ilmu dan kesabaran adalah menteri
akal. Keyakinan adalah panglima pasukan akal. Kebenaran adalah teman mereka
yang terdzalimi. Penglihatan adalah pembebasan. Kecerdasan adalah pasukan
terdepan. Pemahaman adalah pemilik keteguhan. Ketenangan dan kewibawaan adalah
panglima. Rasa malu merupakan pemilik rahasia. Kesabaran adalah pemilik siasat.
Kesadaran menjadi petunjuk. Hafalan dan penjagaan adalah pemilik simpanan.
Kesungguhan, ketaqwaan, dan sikap wara’ adalah pemilik khazanah. Pemikira dan ingatan adalah pemilik makar. Ampunan dan kebajikan adalah pemilik kehormatan. Kasih sayang, kehalusan, kelembutan dan pengawasan adalah para pembantu hakim. Kedermawanan, keagungan, pemberian dan sikap pemurah adalah penjaga harta. Pujian, ingatan, sanjungan dan rasa syukur adalah pemberi bantuan. Kekuasaan, kebesaran, keagungan, kebanggan, dan kemuliaan adalah para petarung. Sikap tawadhu, khusyuk, tunduk adalah pasukan pejalan kaki. Kejujuran merupakan hakim. Kebenaran, keikhlasan, niat dan tekad merupakan pasukan yang maju berduel. Kesetiaan adalah pasukan dipercaya. Keadilan menjadi penerang. Keselamatan dan kelurusan adalah penunjuk jalan. Sikap ikhsan adalah pembawa panji. (Al Hakim Al Thirmidzi dalam bukunya “menyibak Tabir halaman 185)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar