Label

MEMANUSIAKAN MANUSIA: INILAH JATIDIRI MANUSIA YANG SESUNGGUHNYA (79) SETAN HARUS JADI PECUNDANG: DIRI PEMENANG (68) SEBUAH PENGALAMAN PRIBADI MENGAJAR KETAUHIDAN DI LAPAS CIPINANG (65) INILAH ALQURAN YANG SESUNGGUHNYA (60) ROUTE TO 1.6.799 JALAN MENUJU MAKRIFATULLAH (59) MUTIARA-MUTIARA KEHIDUPAN: JALAN MENUJU KERIDHAAN ALLAH SWT (54) PUASA SEBAGAI KEBUTUHAN ORANG BERIMAN (50) ENERGI UNTUK MEMOTIVASI DIRI & MENJAGA KEFITRAHAN JIWA (44) RUMUS KEHIDUPAN: TAHU DIRI TAHU ATURAN MAIN DAN TAHU TUJUAN AKHIR (38) TAUHID ILMU YANG WAJIB KITA MILIKI (36) THE ART OF DYING: DATANG FITRAH KEMBALI FITRAH (33) JIWA YANG TENANG LAGI BAHAGIA (27) BUKU PANDUAN UMROH (26) SHALAT ADALAH KEBUTUHAN DIRI (25) HAJI DAN UMROH : JADIKAN DIRI TAMU YANG SUDAH DINANTIKAN KEDATANGANNYA OLEH TUAN RUMAH (24) IKHSAN: INILAH CERMINAN DIRI KITA (24) RUKUN IMAN ADALAH PONDASI DASAR DIINUL ISLAM (23) ZAKAT ADALAH HAK ALLAH SWT YANG HARUS DITUNAIKAN (20) KUMPULAN NASEHAT UNTUK KEHIDUPAN YANG LEBIH BAIK (19) MUTIARA HIKMAH DARI GENERASI TABI'IN DAN TABI'UT TABIIN (18) INSPRIRASI KESEHATAN DIRI (15) SYAHADAT SEBAGAI SEBUAH PERNYATAAN SIKAP (14) DIINUL ISLAM ADALAH AGAMA FITRAH (13) KUMPULAN DOA-DOA (10) BEBERAPA MUKJIZAT RASULULLAH SAW (5) DOSA DAN JUGA KEJAHATAN (5) DZIKIR UNTUK KEBAIKAN DIRI (4) INSPIRASI DARI PARA SAHABAT NABI (4) INILAH IBADAH YANG DISUKAI NABI MUHAMMAD SAW (3) PEMIMPIN DA KEPEMIMPINAN (3) TAHU NABI MUHAMMAD SAW (3) DIALOQ TOKOH ISLAM (2) SABAR ILMU TINGKAT TINGGI (2) SURAT TERBUKA UNTUK PEROKOK dan KORUPTOR (2) IKHLAS DAN SYUKUR (1)

Selasa, 08 Oktober 2024

BAHAN RENUNGAN KALBU UNTUK KEBAIKAN DIRI - PART 3

 

1.             Cukuplah Allah Bagimu! Ada seorang yang begitu tergila gila dengan makam dan jabatan. Untuk itulah ia selalu menjilat Sultan Zengi berharap diberi harta benda dan kekuasaan. Mendapati keadaannya yang seperti Sultan Zengi entah dengan sengaja mengujinya ataukah agar dirinya tidak lagi meributkan dirinya sehingga memberinya harta yang berlimpah dan jabatan yang tinggi. Tentu saja orang itu sangat gembira. Hanya saja begitu menjabat makam yang diberikan oleh sultan, saat itu juga ia berhenti dari jabatannya. Tidak hanya itu pakaian mewah yang ia kenakan langsung dilepas seraya ia robek robek. Emas dan harta benda pemberian sultan, ia habiskan untuk diberikan kepada fakir miskin. Demikian ia meninggal semuanya begitu saja.

 

Setelah terjadi peristiwa seperti ini entah kenapa orang itu dengan wajah yang sangat bahagia pergi untuk mengadakan perjalanan jauh mengarungi padang pasir. Saat itulah ia berpapasan dengan salah seorang temannya yang bertanya kepadanya ”Kenapa kamu ini? Mengapa engkau tinggalkan jabatan dan harta bendamu begitu saja?”

 

Mendapati pertanyaan seperti ini orang itu menjawabnya demikian: “Saat pertama kali memangku jabatan aku merasa gemetar untuk pertama kali duduk di atas kursi jabatanku. Saat itulah aku membaca tulisan dalam setempel di tanganku “Cukuplah Allah bagimu”! Ternyata tulisan ini telah membuat hatiku dalam seketika berubah menjadi sangat luas. Sehingga aku rela meninggalkan dunia bersama dengan harta benda dan tahtanya. Semua itu terlihat begitu kecil dalam pandangan hatiku. Sehingga tanpa berpikir panjang aku menampik harta benda dan jabatan yang baru saja diberikan kepadaku”.

 

Allah Maha Kuasa atas segalanya, ilmu dan pengetahuannya mencakup segala ciptaan. Sehingga engkau tidak perlu menunggu mengetuk pintu yang selainNya. Karena itu cukup perhatikan saja engkau setia mengetuk pintuNya, niscaya penghambaanmu ini akan menjadikanmu sebagai sultan….Sejarah kehidupan manusia penuh dengan kisah seperti ini.

 

2.             Seorang Darwish Yang Sejati. Ada seorang raja yang anaknya menderita sakit keras. Sudah berbagai cara dilakukan untuk mengobatinya, namun tidak juga kunjung sembuh. Sang raja yang berada dalam keadaan papa seperti ini mengangkat kedua tanganya untuk berdoa kepada Allah SWT:

 

Ya Rabbi! Jika engkau berkenan memberi kesembuhan pada putraku, maka aku akan mensedekahkan sejumlah uang emas kepada semua darwish yang hidup di tanah ini”. Selang beberapa minggu kemudian Allah berkenan memberi kesembuhan kepada putra raja. Mendapati keadaan ini sang raja pun berniat menunaikan nazarnya untuk memberi sejumlah uang emas kepada semua darwish yang tinggal di wilayahnya. Untuk itulah ia memanggil para pembantunya: “Ambillah kantong uang ini dan bagikan semuanya kepada semua ahli zuhud yang tinggal di wilayah ini”. Ternyata pembantu raja adalah seorang yang cerdik. Ia mengambil sekantong uang emas itu kemudian berkeliling kota selama satu hari penuh untuk membagikannya kepada para ahli zuhud. Setelah seharian berkeliling kota sang pembantu raja itu kemudian kembali ke istana namun masih dengan uang yang utuh.

 

“Sudah seharian saya keliling kota namun sama sekali tidak mendapati seorang zahid pun. Sehingga semua uang ini masih utuh”. Sang raja berkata: “Bagaimana mungkin kamu bilang seperti ini. Aku tahu sedikitnya ada empat ratus zahid yang tinggal di kota ini”.

 

Sang pembantu raja kemudian berkata: “Wahai tuan raja! Setiap orang ahli zuhud tidak mungkin akan mau menerima pemberian uang. Jika ada seorang yang zahid yang menerima uang pastilah ia zahid gadungan.” Mendapati jawaban cerdik ini sang Raja tertawa, kemudian berkata kepada semua orang yang sedang berkumpul di majelisnya: “Seperti apa kau menghormati dan mencintai para zahid yang memberikan hidupnya untuk beribadah kepada Allah, seperti itu pula aku membenci orang yang licik sepertinya. Meski demikian dalam hal ini ia adalah benar. Jika seorang zahid menerima uang, maka carilah seorang yang lebih zahid darinya”.

 

Katanya jalan pintas para alim atau orang mukmin adalah terbentang dalam sepuluh azas, yaitu: Zikir, syukur, melayani, taat, memilih yang lain daripada dirinya sendiri, qonaah, tauhid, tawakkal, berserah diri dan teguh. Jika seseorang menepati kesepuluh azas ini maka meski ia mengenakan dasi dirinya tetaplah seorang alim. Namun sebaliknya jika seseorang tidak berhenti dari selalu menuruti hawa nafsunya, siangnya hanyut dalam kesenangan duniawi, malamnya lelap dalam kemalasan, memakan setiap apa yang didapati, bicara tentang apa saja yang dipikirkan, meski ia mengenakan jubah, tasbih dan sorban dia bukanlah orang alim, kiyai, maupun wali. Sungguh betapa banyak mukmin sejati dalam pakaian biasa, namun sungguh banyak pula orang yang ingat dalam jubah, tasbih dan sorban. Wahai orang yang memamerkan diri di balik pakaian riya namun jauh dari bertaqwa, ketahuilah jika rumahmu tidak lebih dari beralaskan tikar pandan, maka janganlah engkau membuat pintu gerbang istana.

 

3.             Tidak Seorang pun Dapat Memakan Rezeki yang Lainnya. Seperti biasanya, Yahya Efendi,  suatu hari sedang mengadakan perjalanan bersama dengan beberapa orang. Mereka berhenti pada suatu tempat. Saat itu, Yahya Efendi, memanggil salah satu santrinya. “Disana ada peternakan. Ayo kesana untuk meminta telur segar. Kita makan dan kita bersyukur kepada Allah”. Beberapa lama kemudian mereka pergi ke peternakan itu. Kebetulan pemiliknya adalah orang yang berhati baik. Yahya Efendi berkata kepadanya:”Bolehkah kita minta beberapa telur segar”. Pemiliknya peternakan itu menjawabnya: “Sayang sekali semua telur sudah dibeli. Tidak ada satupun yang tersisa.

 

Mendapati jawaban seperti ini Yahya Efendi berkata: “Tidak ada seorangpun bisa memakan jatah rezeki yang lainnya. Buka saja kandangnya insya Allah ada jatah untuk kami.” Saat kandang di buka ternyata ada telur di sana sini. Saat itu Yahya Efendi berkata: “Lihat! Allah telah menciptakan rezekiNya untuk kita,” kemudian mengambil telur telur itu dengan keranjang seraya kembali melanjutkan perjalanan.

 

Jika seseorang ditaqdirkan mendapati jatah rezekinya dari apa dan siapa pun, maka tidak seorangpun akan mampu menghalanginya, karena pada setiap rezeki telah tercantum nama pemiliknya.

 

4.             Apabila dzikir kepada-Nya telah menguasai hati manusia, maka ketika syaitan datang mendekat, ia akan menggeliat-geliat di tanah seperti halnya manusia meggeliat-geliat manakala syaitan-syaitan datang mendekatinya. Apabila ia terjadi, maka semua syaitan akan berkumpul dan mendatanginya seraya bertanya, ‘Apa yang telah terjadi padanya? Syaitan yang lain berkata, “seorang manusia telah menghantam (dengan) dzikirnya! (Imam Al Qusyairi).

 

5.             Mencintai penciptaku adalah lentera kalbuku. Cahaya menuntunku sampai kepadaNya. Siapa yang mengenal cinta dari kalbu yang yakin, mustahil ia rela berpisah denganNya. (syaikh ali aql)

 

6.             Api dapat dipadamkan dengan air. Tapi, api cinta baranya takkan dapat dipadamkan. (syaikh ali aql)

 

7.             Orang takkan dapat menggapai tujuannya kecuali dengan ilmu dan ia bersungguh sungguh mencarinya. Berenanglah di dalamnya, kamu akan hidup bahagia, hidup yang selamat dari buruknya tempat kembali. Bersusah payahlah untuk mencarinya, dengannya, kamu akan puas selamanya. Ilmu memiliki orbit di dalam kemuliaan, dan setiap kemuliaan berputar di porosnya. Berusahalah untuk meraihnya dengan tekad baja, ketetapan hati, tanpa kenal kata terpaksa. Berkorbanlah untuk mencarinya dengan segenap yang kamu miliki, sebab, ilmu lebih abadi bagi seseorang dibanding nasabnya. (ma’rruf ar rashafi)

 

8.             Hijrah dapat mengubah pandangan manusia terhadap alam dan mengubahnya menjadi pandangan yang luas dan menyeluruh, yang pada akhirnya akan menghilangkan kejumudan (stagnasi), kemerosotan sosial, pemikiran, dan perasaan, sehingga masyarakat yang rigid dan jumud dapat berubah menjadi masyarakat yang dinamis. (ali syariati)

 

9.             Hijrah merupakan loncatan besar manusia yang meniupkan semangat perubahan an mereka dari lingkungan yang beku menuju tangga kemajuan dan kesempurnaan. dalam pandangan masyarakat. Dan pula gilirannya akan menggerakkan serta memindahkan. (ali syariati)

 

10.         Cita cita dan harapan akan membuat seseorang melihat apa apa yang tidak dilihat orang lain, mendengar apa yang tidak mereka dengar, dan dapat mewujudkan apa apa yang tidak dapat mereka wujudkan. (anis mansoer)

 

11.         Kereta kegagalan berjalan di atas rel kemalasan. Takut gagal adalah pangkal kegagalan. (anis mansoer)

 

12.         Apa yang dikatakan seorang ibu kepada anaknya di masa buaian maka hal itu akan tetap kekal bersama sang anak sampai ke liang lahat. (anis mansoer)

 

13.         Ciri ciri orang yang ikhlas dalam beramal adalah: (a) manakala ia memandang pujian dan celaan manusia sama saja; (b) melupakan amal ketika beramal; dan (3) jika ia lupa akan haknya untuk memperoleh pahala di akhirat karena amal baiknya. (dzun nun al misri)

 

14.         Agama dan akidah adalah segala galanya. Tanah kelahiran, harta dan status sosial tak ada nilainya apabila agama dan akidah dalam keadaan terancam. (m said ramadhan al buti)

 

15.         Baiknya hati tergantung pada baiknya amal, dan baiknya amal tergantung pada niatnya. (mutharrif ibn abdillah)

 

16.         Suatu amal tidak akan menjadi baik kecuali dilandasi dengan tiga hal: taqwa kepada Allah; niat yang baik dan pencapaian target. (ibnu ajalan)

 

17.         Betapa banyak amal yang kecil menjadi bernilai besar karena faktor niat, dan juga betapa banyak amal yang besar bernilai kecil karena faktor niat. (ibnu al mubarok).

 

18.         Betapa banyaknya orang orang yang shaleh dan betapa sedikitnya orang orang yang siddiq di antara orang orang yang saleh itu. (ma’ruf al khurkhi)

 

19.         Berjuanglah dalam kehidupan di dunia ini karena dunia ini adalah tempat berkorban dan berjuang. (hafizh ibrahim)

 

20.         Aktivitas membaca akan memberi kepuasan tersendiri yang dapat dirasakan oleh setiap orang yang suka membaca, terlebih jika ia sudah menjadi sebuah kebiasaan. Kepuasan yang didapat dari aktivitas membaca takkan dapat diurai dengan kata kata kepada orang lain sampai orang itu dapat merasakannya dengan cita rasanya sendiri. (m mousa syarief).

 

21.         Buku adalah teman duduk yang tidak akan memujimu dengan berlebihan, sahabat yang tidak akan menipumu, dan teman yang tidak membuatmu bosan. Dia adalah teman yang sangat toleran yang tidak akan mengusirmu. Dia adalah tetangga yang tidak akan menyakitimu. Dia adalah teman yang tidak akan memaksamu mengeluarkan apa yang kamu miliki. Dia tidak akan memperlakukanmu dengan tipu daya, tidak akan menipumu dengan kemunafikan, dan tidak akan membuat kebohongan. (al jahizh)

 

22.         Madu lebah merupakan senjata dokter untuk mengobati pelbagai jenis penyakit. Ia bisa diberikan kepada pasien melalui perantara mulut dan injeksi, yang berfungsi sebagai penguat dan makanan, melawan toksin toksin yang bersumber dari bahan bahan makanan dari luar tubuhm dan toksin toksin yang bersumber dari penyakit organ organ yang ada dalam tubuh. (dr abdul aziz ismail)

 

23.         Kebebasan berpikir merupakan syarat yang sangat prinsipil untuk mencapai kemajuan masyarakat. Dengannya, akan muncul ide ide segar yang dapat menyinari jalan menuju pintu gerbang kemajuan. Dengannya pula, akan muncul berbagai pendapat dan ide. Yang pada gilirannya dapat diseleksi, mana ide yang baik dan yang buruk. Kebebasan berpikir ini tidak boleh dikekang dan dibatasi dengan alasan untuk menjaga persatuan umat. Dan, sudah barang tentu, kebebasan berpikir disini adalah dalam batas batas yang diperkenankan oleh syariat. (muhammad syamah)

 

24.         Perbedaan pendapat merupakan bukti dari dinamisnya masyarakat dan merupakan pengantar menuju pintu gerbang kemajuannya. Dengan catatan semua pihak yang berbeda pendapat ingin menggapai kebenaran. (muhammad syamah)

 

25.         Dalam otak manusia ada zat kimiawi yang secara otomatis keluar ketika seseorang berdzikir. Zat itu bernama endhorphin, zat ini berfungsi menenangkan otak. (hm amin syukur)

 

26.         Bila rahasia sebuah atom dari atom atom tersingkap, rahasia segala benda ciptaan, baik lahir maupun bathin juga akan tersingkap, dan kau takkan melihat sesuatu pada dunia ini atau dunia yang akan datang, kecuali Tuhan. (syekh ahmad alawi)

 

27.         Apabila engkau ingin memahami seseorang buatlah dia berbicara. Maka, engkau akan tahu dia yang sebanarnya dari ucapannya. (jalaludin rumi)

 

28.         Ketahuilah, apapun yang menjadikanmu tergetar, itulah yang terbaik untukmu. Dan karena itulah, Kalbu seorang pecintaNya lebih besar daripada singgasanaNya. (jalaludin rumi)

 

29.         Manusia mungkin berada dalam keadaan gembira, dan manusia lainnya berusaha untuk menyadarkan. Itu memang usaha yang baik. Namun, keadaan ini mungkin buruk baginya, dan kesadaran mungkin baik baginya. Membangunkan orang yang tidur, baik atau buruk tergantung siapa yang melakukannya. Jika si pembangun adalah orang yang memiliki pencapaian tinggi, maka akan meningkatkan keadaan orang lain. Jika tidak, maka akan memburukkan keadaan orang lain. (jalaludin rumi)

 

30.         Niat adalah ukuran dalam menilai benarnya suatu perbuatan. Oleh karenanya, ketika niatnya benar, maka perbuatan itu benar dan jika niatnya buruk, maka perbuatan itu buruk. (imam nawawi)

 

31.         Orang bijak adalah dia yang hari ini mengerjakan apa yang orang bodoh akan mengerjakannya tiga hari kemudian. (abdullah ibnu mubarak)

 

32.         Para tokoh sukses adalah orang orang yang paling sering menghadapi krisis yang datang silih berganti di saat mereka berusaha mencapai puncak kesuksesan. Yang membedakan mereka dengan yang lain adalah kemampuan mereka menghadapai dan melalui krisis tersebut dengan sikap sabar, ruh harapan, dan pikiran jernih. Hal ini disebabkan karena mereka tahu dan sadar bahwa  masa masa krisis yang mereka hadapi itu justru akan menumbuhkan kekuatan pada diri mereka. (muhammad utsman al kyasyt)

 

33.         Orang yang sukses tidak lahir sekali. Akan tetapi ia lahir secara terus menerus dan berkesinambungan. Setiap kali ia lahir, ia dapat mewujudkan kesuksesan baru yang sesuai dengan kelahiran barunya itu. Sementara itu, orang yang gagal adalah orang yang lahir hanya sekali. Karenanya, ia menjadi orang yang jumud (sikap statis, beku, tidak mau berubah, berpegang kepada pemikiran lama dan tidak mau menerima perubahan), stagnan dan tidak mampu menghadapi dinamika dan perkembangan kehidupan ini. (muhammad utsman al kyasyt)

 

34.         Abdul Malik ibnu Umar ibnu Abdul Azis mengemukakan, “Siapakah yang menjamin hidup sampai dzuhur, jika Allah menakdirkanmu mati sekarang?”

 

35.         Ahmad bin Ismail berkata, Buku adalah teman bicara yang tidak mendahuluimu ketika kamu sibuk. Tidak memanggilmu ketika kamu sibuk. Tidak memaksamu agar kamu berdandan untuknya. Buku adalah teman duduk yang tidak menyanjungmu, sahabat yang tidak membujukmu, kawan yang tidak membosankan dan penasehat yang tidak mencari kesalahan

 

36.         Iman al Sajjad, ketika menasehati puteranya berkata kepada mereka: Takutlah akan kebohongan dalam hal besar maupun kecil dan dalam olok olok serta pembicaraan yang serius, karena ketika seseorang berbohong dalam hal kecil, ia juga akan dianggap berbohong dalam persoalan besar.

 

37.         Amr bin Ma’di Karib mengemukakan: Seseorang dinilai dengan dua yang kecil dalam dirinya: hatinya dan lidahnya.

 

38.         Ahmad Syauqi mengemukakan: Wahai perempuan: Ketahuilah bahwa kecantikanmu bebas mengembara ke manapun, tetapi harus disertai dua ikatan: kesucian dan kehormatan.

 

39.         Sufyan bin Uyainah berkata: Ulama ulama kita yang rusak, maka pada diri mereka terdapat sifat sifat yang menyerupai kaum Yahudi. Dan diantara ahli ibadah kita yang rusak, maka pada diri mereka terdapat sifat sifat yang menyerupai kaum Nasrani.

 

40.         Mahmud al Warraq berkata: Orang yang paling sempurna adalah yang paling mengetahui kekurangan kekurangan dirinya sendiri, dan paling mampu meredam syahwat dan ambisinya.

 

41.         Ibrahim al Khawash berkata: Lima hal penawar hati; (1) membaca Al Qur’an dengan tafakkur dan tadabbur; (2) perut selalu tidak pernah kenyang; (3) shalat tengah malam (tahajjud); (4) menyendiri menjelang fajar (saat sahur); (5) berkumpul dengan orang orang shaleh.

 

42.         Khalil Al Musawi berkata, “Dalam diri seseorang terdapat empat pilar yang merupakan induk dari akhlak yaitu: hikmah, keberanian, kesucian dan keadilan.Dari keseimbangan dan keselarasan empat pilar inilah akan muncul akhlak mulia.

 

43.         M Iqbal mengatakan: Berilah aku tiga hal: (1) berilah aku kekuatan agar mampu berkata Tidak!; (2) berilah aku akal agar aku mengetahui bagaimana menyampaikannya, dan (3) berilah aku kemampuan agar aku mengetahui kapan itu kusampaikan.

 

44.         Syaikh Al Harits Al Muhasibi mengatakan, “Cinta itu adalah kecenderunganmu pada sesuatu dengan segenap apapun yang ada pada dirimu, kemudian engkau lebih mementingkannya daripada kepentingan terhadap diri, ruh, dan hartamu, kemudian kesesuaianmu dengannya secara terang terangan maupun sembunyi sembunyi, kemudian engkau merasa kurang dalam mencurahkan cinta kepadanya.”

 

45.         Syaikh Al Harits Al Muhasibi menerangkan bahwa ada lima alasan mengapa kita harus berzuhud atau menjauhi dunia. Pertama, dunia dapat menimbulkan fitnah dan membuat hati sibuk dengan urusan urusannya. Kedua, kelak dunia akan mengurangi derajat orang yang cinta kepadanya sehingga si pencinta dunia tidak akan semulia orang yang zuhud. Ketiga, dengan menjauhi dunia akan mendekatkan seseorang kepada Allah sehingga dia akan mendapatkan derajat yang tinggi di syurga. Keempat, penderitaan pada Hari Kiamat, penantian panjang di Padang Mahsyar, serta banyaknya pertanyaan yang diajukan adalah karena seseorang banyak memiliki dunia. Kelima, dunia adalah sesuatu yang paling layak untuk ditinggalkan kalau memang ingin mengkonsentrasikan diri beribadah kepada Allah karena Allah membenci hamba yang hatinya condong pada dunia. Oleh karena itulah, orang orang yang cerdas dan mencintai Allah lebih memilih hidup zuhud di dunia.

 

46.         Ishaq bin Khalaf  berkata, “Orang yang takut kepada Allah bukanlah orang yang suka menangis dan mengusap air mata pada kedua matanya, tetapi orang yang meninggalkan dosa karena takut kepada Tuhannya.

 

47.         Imam al Kazim berkata, “Tuhan menganugerahkan dua jenis petunjuk bagi manusia. Yang satu bersifat lahiri dan tampak, sedang yang lain bersifat bathini dan tersembunyi. Bukti yang nampak adalah para nabi, rasul dan para imam yang suci. Dan bukti yang tersembunyi adalah intelek.

 

48.         Ardasyir mengemukakan: Empat hal memerlukan empat hal: kebangsawanan memerlukan sopan santun; kegembiraan memerlukan rasa aman; kekerabatan memerlukan kasih sayang; dan akal memerlukan pengalaman.

 

49.         Al Kindi mengemukakan: Penuntut ilmu memerlukan enam hal agar menjadi filosof: (1) akal yang cerdas; (2) kegemaran (bertanya) yang berkesinambungan; (3) kesabaran yang indah; (4) ketiadaan rasa takut; (5) kemampuan memberi pemahaman; (6) waktu yang panjang.

 

50.         Abdul Malik bin Marwan berkata: Empat orang yang tidak perlu malu melayaninya: imam (penguasa yang adil), cendekia yang dalam pengetahuannya, ayah dan tamu.

 

51.         Imam Shabry berkata: Kusenangi kebebasan pada tiga hal: (1) wanita dalam naungan suaminya; (2) lelaki dalam naungan agamanya; dan (3) negara dalam naungan Tuhan.

 

52.         Imam Abu Al Faraj bin Al Jauzi berkata, “Takut akan dosa itu adalah api yang membakar syahwat. Keutamaannya adalah menurut kadar terbakarnya syahwat itu, kadar jauhnya dari kemaksiatan, dan kadar keterdorongannya terhadap ketaatan.

 

53.         Syaikh Fadhlala Haeri berkata, “ Ibadah merujuk pada apa yang sesungguhnya kita lakukan atau perjuangan setiap saat. Beribadah berarti berjalan menuju, berkeinginan untuk bersatu  dengan yang disembah.

 

54.         Musthafa Mahmud berkata: Keikhlasan sekecil atom lebih berharga dari buku yang bergudang gudang.

 

55.         3 (tiga) ajaran HOS Cokroaminoto, yaitu: (1) Bersandar kepada sebersih bersih Tauhid; (2) Bersandar kepada setinggi tingginya ilmu; (3) Bersandar kepada setinggi tingginya siasat.

 

56.         Robert Frager/Syeikh Ragib al Jerahi mengemukakan: Kebahagiaan terwujud, saat kita berhasil menggunakan jiwa/nafs sesuai dengan kehendak Tuhan atau menundukkan kehendak pribadi kepada kehendak Tuhan, dan menempuh jalan yang mendekatkan diri kita kepadaNya.

 

57.         Aidh Abdullah Al Qarni mengemukakan: Setiap manusia terutama mereka yang memiliki iman yang kuat, memiliki kapasitas dan kesempatan yang sama untuk meraih hidup bermakna dan bahagia, asal manusia itu memahami hakekat hidupnya dengan benar.

 

58.         Aidh Abdullah Al Qarni mengemukakan: Prinsip dasar meraih kebahagiaan adalah dengan memiliki kemampuan menahan kepedihan dan beradaptasi dalam situasi apapun.

 

59.         Pepatah Arab,

 

a.        Sebagaimana adanya dirimu, begitulah pemimpin yang akan memimpinmu.

b.        Yang memberitahu pemimpin suku bagaimana dia harus bekerja adalah sukunya sendiri.

c.        Jika engkau tunjukkan kepada orang Badui pintu masuk ke rumah, maka buka lebar lebar puntunya, supaya untanya bisa masuk.

d.       Kebenaran adalah putri pencarian.

e.        Penguasamu adalah sebagaimana dirimu.

f.         Belajar kala tua ibarat menulis di pasir, tetapi belajar kala muda ibarat mengukir di batu.

 

60.         Rahasia kebahagiaan adalah melihat semua keindahan dunia dan tak pernah melupakan tetesan minyak di sendok. (Anonim)

 

61.         Bill Polard mengemukakan: Saya percaya bahwa Tuhan adalah pemilik bisnis, tetapi juga mempercayai bahwa membantu pekerja menemukan arti dan tujuan di dalam pekerjaan mereka merupakan kunci kesuksesan organisasi. Tuhan dan bisnis dapat digabungkan dan laba adalah standart untuk menentukan efektifitas upaya gabungan kami ini. Bagi kami yang dapat mempertalikan Tuhan dan laba adalah manusia.

 

62.         Muhammad Iqbal mengemukakan: Kematian akal terletak pada berhentinya berpikir dan kematian hati terletak pada berhentinya berdzikikir.

 

63.         Abdul Latief dan Ahmad Mubarok mengemukakan: Kebahagiaan adalah kondisi hati yang dipenuhi dengan iman dan berperilaku sesuai dengan keyakinannya itu.

 

64.         Ismail Al Faruqi dan Syahrial Yusuf mengemukakan: Ada banyak jalan menuju Tuhan, sama banyaknya dengan nafas manusia. Jiwa itu bak sebuah cermin yang bersih, jasad adalah debu yang ada di atasnya. Kecantikan diri kita tidak akan tampak karena kita tertimbun debu.

 

65.         Nasir Makarim Syiraji mengemukakan; “Cobalah renungkan bahwa para ahli mengatakan bahwa manusia saat mengalami krisis yang tidak mungkin mendapat pertolongan dari sesama manusia akan berusaha memanggil manggil Dzat Yang Maha Agung seperti orang yang berada di atas kapal yang karam atau di atas pesawat yang sedang nahas. Sejarah menginformasikan Fir’aun saja yang merasa dirinya Tuhan di saat mengalami marabahaya saat akan tenggelam digulung ombak, ia masih sempat berkata, “Sekarang aku mengakui tidak suatu apapun yang layak (berhak) untuk disembah, kecuali Tuhannya Musa Yang Maha Agung.”

 

66.         Munawar, mantan anggota GAM, mengemukakan:  Moto kita seharusnya semakin banyak orang baik, orang kaya, orang sukses itu tentu jauh lebih baik. Jangan pernah merasa, bahwa ketika orang lain semakin baik, maka otomatis kita akan tersisih. Jangan! Ujung dari pemikiran semacam ini adalah kepada Tawakkal. Ini serius, kalau masyarakat tahu bahwa kita amanah dalam menjalankan tugas, mereka tidak akan memperlakukan kita aneh aneh. Tetapi sebaliknya kalau kita diam diam main proyek, mereka pun pasti akan tahu dan akan mengerjai kita, dan kitapu harus menutupi nya karena memang ada yang harus ditutupi.

 

67.         Panca Jiwa Gontor terdiri dari; (a) Disiplin; (b) Kemandirian; (c) Silaturahmi; (d) Mentalitas. Kalau kita ingin sukses kita tidak boleh menjadikan makanan, tempat, dan kendaraan, sebagai sesuatu yang mengikat kita. Kita harus merdeka dari atribut atribut yang tidak essential itu.

 

68.         Abdullah Bahjat dan Iman Kurdi mengemukakan, “Sungguh, kita bekerja keras mencari apa yang telah dijamin bagi kita yakni rezeki, dan meninggalkan apa yang telah dijamin bagi kita seolah olah kita tdak pernah membutuhkannya, yaitu syurga. Ini menunjukkan kekurangan keimanan kita”.

 

69.         Yusuf As Siba’iy mengemukakan:

 

a.        Siapa yang merasa berilmu tetapi mendukung para perusak, maka dia adalah perampok.

b.        Siapa yang merasa memperbaiki, tetapi mendekat kepada penganiaya, maka dia adalah pendurhaka.

c.        Siapa yang merasa bertaqwa, tetapi mengejar dunia penuh ambisi, maka dia adalah dajjal.

d.       Siapa yang merasa memiliki hikmah, tetapi menyimpang, maka dia adalah yang picik.

e.        Siapa yang merasa pahlawan, tetapi mengikuti nafsunya, maka dia adalah pengecut.

f.         Siapa yang merasa pemimpin, tetapi dia pendendam, maka dia adalah yang dipimpin.

g.        Siapa yang merasa pembebas, tetapi tidak beragama, maka dia adalah penghancur.

 

70.         Akhlak sahabat yang baik menurut Al Qomah ra, bin Qais seorang faqih di Irak dan meriwayatkan hadits dari sahabat: “Wahai anakku apabila kebutuhan menuntutmu untuk bergaul dengan orang orang, pergaulilah orang yang apabila kamu melayaninya maka dia akan melindungimu. Apabila kamu menemaninya maka dia menghiasimu, dan apabila kesulitan menimpamu maka dia menyantunimu. Pergaulilah orang yang apabila kamu mengulurkan tangan kepadanya dengan kebaikan, dia juga akan mengulurkan tangannya, apabila ia melihat kebaikan di dalam dirimu maka dia akan menghitungnya, ada apabila ia melihat keburukan di dalam dirimu maka dia akan memperbaikinya. Pergaulilah orang yang apabila  kamu meminta kepadanya maka dia memberimu, dan apabila kamu ditimpa bencana maka dia menolongmu. Pergaulilah orang yang apabila kamu berbicara ma dia mempercayainya, apabula kamu mencoba sesuatu maka dia mendukungmu, dan apabila kalian berdua berselisih maka dia mengutamakanmu.

 

71.        Seratus Karakter Iblis vs Pasukan Akal. Seratus karakter yang diminta Iblis kepada Tuhan untuk menjadi prajuritnya sama seperti yang diberikan kepada Adam as,. Allah memberi Adam seratus karakter seraya berkata kepadanya, “Ini sebagian dari prajurit Allah. Pergunakanlah untuk melawan musuhmu, iblis.” Iblis juga meminta kepada Tuhan untuk memberinya jumlah yang sama untuk melawan Adam. Allah pun memberikan permintaan itu untuknya. Setelah itu, hawa nafsu diangkat sebagai raja dari seratus karakter buruk itu, sebagaimana akal diangkat sebagai raja ma’rifat. Selain hawa nafsu, kesembilan puluh sembilan karakter lainnya menjadi pengikut, pendukung, dan prajuritnya, sama seperti prajurit akal.

 

Berikut karakter iblis itu: kufur; bodoh, sombong, iri, dengki, memperdaya, menipu, curang, iri, khianat, memusuhi, berdusta, berbohong, berbuat jahat, memfitnah, menggunjing, pengecut, penjilat, pamer, ingin didengar orang, mengada-ada, keras kepala, sesat, angkuh, lupa diri, dzalim, melampaui batas, tidak peduli, menganggap enteng, gegabah, main-main, berbuat sia-sia, lalai, senang dan gembiria dengan dunia, tergesa-gesa, kasar, keras, kejam, bimbang, malas, lemah, suka menunda, cepat bosan, alpa, lupa, ragu, berangan-angan, bathil, sesat, dungu, suka tertawa, tolol, ingkar, pemburu cinta, cinta pada dunia, senang pada kemuliaan, cinta pada pujian manusia, menyukai barang syubhat, menyukai yang haram, menyukai perhiasaan, tamak, keji, kasar hati, putus asa, congkak, suka mencari aib orang, cemburu, suka mengeluh dan membual.

 

Itulah prajurit yang diberikan pada iblis. Ia berupa seratus karakter hawa nafsu yang mengikutinya. Semuanya menjadi lawan dari karakter Adam as,. Lawan pengetahuan adalah kebodohan. Lawan keramahan adalah kedunguan. Lawan akal adalah kesesatan. Lawan kerja adalah malas. Lawan lembut adalah kasar. Lawan dari sabar adalah tergesa-gesa, Lawan dari yakin adalah ragu. Lawan dari wara’ adalah maksiat. Lawan dari syukur adalah kufur. Lawan dari jujur adalah dusta. Lawan dari baik adalah kejam, Lawan dari benar adalah salah. Lawan dari ingat adalah lupa. Demikian seterusnya.

 

Ketika manusia mempergunakan salah satu dari karakter iblis, maka hawa nafsu juga menampilkan karakter miliknya guna memerangi manusia. Inilah gambaran dan penjelasan dari berbagai karakter tersebut.

 

Lalu bagaimana denga pasukan akal? Berikut ini adalah pasukan akal: Ilmu, kesabaran, keyakinan, kebenaran, penglihatan, kecerdasan, pemahaman, kewibawaan, ketenangan, rasa malu, petunjuk, hafalan, kebersihan, ketajaman, ketaqwaan, pemikiran, ingatan, ampunan, kebajikan, kasih sayang, kehalusan, kelembutan, kedermawanan, keagungan, pujian, sanjungan, rasa syukur, kekuasaan, kebesaran, kebanggaan, kemuliaan, ketawaduan, ketertundukan, kekhusyuan, kepatuhan, kejujuran, kesalinghubungan, keikhlasan, niat, tekad, kesetiaan, keadilan, keselamatan, kelurusan, ikhsan, kerinduan, kebijaksanaan dan pengabdian. Selanjutnya rasa cukup, ridha, hati-hati, pengaturan, pandangan, tawakkal, penyerahan, kemenagan, pertolongan, ketulusan, kelapangan, pengampunan, penutupan, rasa senang, rasa takut, harap, cemas, penampakan, diam, cinta, perintah, larangan, kekokohan, penciptaan, kejelasan, otak, ilham, pengawasan, kecukupan, tobat, kembali, canda, bahagia, pelajaran, mawas diri, penyesalan, kepandaian, dan zuhud.

 

72.         Peran Pasukan Akal. Ilmu dan kesabaran adalah menteri akal. Keyakinan adalah panglima pasukan akal. Kebenaran adalah teman mereka yang terdzalimi. Penglihatan adalah pembebasan. Kecerdasan adalah pasukan terdepan. Pemahaman adalah pemilik keteguhan. Ketenangan dan kewibawaan adalah panglima. Rasa malu merupakan pemilik rahasia. Kesabaran adalah pemilik siasat. Kesadaran menjadi petunjuk. Hafalan dan penjagaan adalah pemilik simpanan.

 

Kesungguhan, ketaqwaan, dan sikap wara’ adalah pemilik khazanah. Pemikira dan ingatan adalah pemilik  makar. Ampunan dan kebajikan adalah pemilik kehormatan. Kasih sayang, kehalusan, kelembutan dan pengawasan adalah para pembantu hakim. Kedermawanan, keagungan, pemberian dan sikap pemurah adalah penjaga harta. Pujian, ingatan, sanjungan dan rasa syukur adalah pemberi bantuan. Kekuasaan, kebesaran, keagungan, kebanggan, dan kemuliaan adalah para petarung. Sikap tawadhu, khusyuk, tunduk adalah pasukan pejalan kaki. Kejujuran merupakan hakim. Kebenaran, keikhlasan, niat dan tekad merupakan pasukan yang maju berduel. Kesetiaan adalah pasukan dipercaya. Keadilan menjadi penerang. Keselamatan dan kelurusan adalah penunjuk jalan. Sikap ikhsan adalah pembawa panji. (Al Hakim Al Thirmidzi dalam bukunya “menyibak Tabir halaman 185)  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar