1. Bersikap Hati Hati. Sudah tidak disangsikan lagi jika sumber
panduan bagi umat Islam yang paling utama setelah AlQuran adalah kitab shahih
Bukhari. Pada suatu waktu Ismail Al Bukhari mengadakan perjalanan panjang
dengan penuh susah payah mendaki gunung,
menyusuri lereng, menyeberangi beberapa lembah hanya untuk mendapatkan riwayat
hadits dari seseorang. Selang beberapa minggu kemudian sampailah Ismail Al
Bukhari di tempat seorang yang ia cari. Namun begitu sampai di depan rumahnya
ia langsung urung, kembali tanpa bertemu dengannya sekalipun. Karena ia
mendapati orang tersebut sedang berusaha menangkap untanya yang lepas dengan
membohonginya dengan karung kosong. Ketika ia bertemu dengan orang orang yang
bertanya kepadanya kenapa langsung kembali tanpa menemui orang tersebut ia
menjawabnya demikian: “ Aku tidak akan percaya dengan riwayat yang akan
diberikan oleh seorang yang mencoba
menangkap untanya dengan membohonginya”
Sungguh betapa bahagianya
seorang alim yang mendapatkan ilmunya dengan menjunjung tinggi hak sesama
makhluk meski sekecil atom. Mereka adalah sahabatnya Allah. Mendapati
kebersamaan dengannya adalah mendapat kekayaan yang tidak terhingga.
2. Kendi Dengan Jubah Yang Lusuh. Suatu hari ada beberapa orang yang mendatangi
Ahmed Mekki Efendi untuk meminta nasehat. Saat itu Ahmed Mekki Efendi bercerita
tentang waliyullah “Bayezid Bistami” demikian: Waliyullah yang agung ini setia
hari siang dan malam telah berjuang keras untuk melumpuhkan nafsunya. Meski
telah berusaha seperti itu, namun tetap juga nafsunya tidak dapat mati. Bayezid
mendapati pada nafsunya masih terdapat sifat sombong dan ujub. Sungguh betapa
ia sangat menginginkan dapat beribadah dengan selayaknya menghamba kepada Allah
SWT. Namun tetap juga shalatnya ia lihat masih belum layak untukNya.
Beyezid akhirnya tertunduk mendoa kepada Allah
SWT: “Ya Rabbi! Meski telah bertahun tahun berusaha namun hamba belum juga
dapat beribadah dengan selayaknya kepadaMu. Selalu saja shalatku hanyalah dapat
layak untuk seorang Bayezid”.
Bayezid kemudian menuturkan demikian: Selama
empat puluh tahun aku melakukan usaha untuk mengalahkan nafsuku. Bertahun tahun
aku melakukan penyiksaan diri untuk dapat membunuhnya. Kemudian aku berdoa
kepada Allah SWT: Ya Rabbi! Dengan apa hamba dapat mencapai keridhaanMu? Saat
itulah terdengar suara dari alam ghaib: “Sepanjang kendi dan jubah lusuhmu itu
masih melekat di dalam hatimu, maka engkau tidak akan pernah bisa berjumpa
denganNya!”. Sehingga Bayezid melepaskan kendi dan jubah lusuhnya dari menjerat
hatinya. Baru setelah itulah ia dapat mencapai ridha Allah SWT.
Perhatikanlah ujian yang
diberikan oleh Allah SWT kepada para hamba agungNya. Perhatikanlah sehingga
engkau dapat merenungi betapa melimpahnya anugerah nikmat Allah SWT yang
diberikan kepadamu. Kemudian renungkanlah apa semua nikmat itu ataukah Dzat
Yang Maha melimpahkannya yang ada di dalam hatimu? Ketahuilah bahwa jika hatimu
penuh cinta pada harta benda dunia, maka Allah SWT tidak akan pernah bersemayam
di dalam hatimu! Oleh karena itu keluarkanlah segala yang selainNya dari dalam
hatimu dan bukalah hatimu hanya kepadaNya. Tidak akan kah engkau menginginkan
adanya seorang sultan di dalam hatimu, yaitu Sultannya jagad raya ini?
3. Tidaklah Seorang Hamba Dapat Membayar Upah Dari
Sebuah Pekerjaan Yang Dilakukan Demi Allah SWT. Suatu hari ada seorang yang bertanya kepada
seorang yang shaleh tentang apakah dirinya pernah mengalami suatu kejadian yang
membuat hatinya sangat terkesan. Mendapati pertanyaan ini hamba yang shaleh ini
bercerita demikian:
“Suatu hari saat berada di Makkah Al Mukarramah
aku kehilangan semua uangku. Sehingga aku tidak memiliki sedikitpun uang.
Mulailah aku menunggu kiriman dari Basrah. Hanya saja setelah beberapa lama
kiriman uang belum juga datang. Saat itu rambutku sudah terlalu panjang tidak
karuan.Akhirnya aku pergi ke tukang potong rambut dengan berkata: “Aku sama
sekali tidak memiliki uang, namun berkenankah engkau memotong rambutku demi
ridha Allah?”
Kebetulan saat itu sang tukang potong rambut
sedang memotong rambut orang lain. Hanya saja seketika itu juga ia
mempersilahkanku untuk duduk di tempat kosong disampingnya. “Duduklah di sini”
dan kemudian mulai memotong rambutku, membuat pelanggannya menunggu. Saat itu
tentu saja pelanggan yang pertama mengeluh: “Mohon maaf, Anda minta potong
rambutmu dengan membayar sejumlah uang, sementara orang ini minta potong rambut
demi ridha Allah SWT. Pekerjaan yang dilakukan untuk Allah harus selalu
diutamakan dan tidak ada materi yang bisa membayarnya. Tidak seorangpun tahu
dan mampu membayar upah suatu pekerjaan yang dilakukan demi ridha Allah SWT”.
Setelah memotong rambutku, tukang potong rambut
itu bahkan juga memaksa memberiku uang dengan memasukkannya ke dalam sakuku:
“Semoga engkau bisa memenuhi kebutuhan mendesakmu dengan uang ini. Mohon maaf
hanya sekedar ini yang aku bisa!” katanya seraya memasukkan uangnya ke dalam
saku bajuku. Selang beberapa hari kemudian uang yang aku tunggu tunggu dari
Basrah telah datang. Aku kemudian membawa sejumlah uang untuk diberikan kepada
tukang potong rambut itu. Hanya saja ia malah menolaknya: “Aku tidak akan
mungkin mau mengambilnya! Tidak seorangpun mampu membayar upah suatu pekerjaan
yang dilakukan demi ridha Allah! Lanjutkan perjalananmu, semoga Allah memberi
keselamatan sampai tujuan!” ucap tukang potong rambut.
Berbuatlah amal kebaikan,
tebarlah benih ke lautan, jika ikan ikan di sana tidak mengetahuinya, maka
ketahuilah jika Allah Maha mengetahuinya. Berbuatlah amal baik hanya demi ridha
Allah semata! Terlepas seseorang tahu atau tidak membalasnya. Lakukan hanya
untuk ridha Allah SWT, pastilah Ia akan mengetahui amal kebaikanmu dan akan
rela dengannya. Sehingga engkau pun akan mendapatkan imbalan yang tak terhingga
dari sisiNya.
4. Karomah Paling Agung. Suatu hari ada seorang wali sedang berjalan
dengan menggendong setumpuk kayu bakar. Usianya yang telah lanjut membuatnya
berjalan sempoyongan menahan beratnya beban kayu bakar itu. Saat itulah ia
berpapasan dengan seorang pemuda yang berkata kepadanya: “Wahai orang tua!
Apakah kamu sudah tidak yakin kepada Allah Yang Maha Melimpahkan Rezeki
sehingga dalam seusia ini engkau masih harus menggendong kayu seberat itu?
Ataukah engkau sudah tidak lagi memiliki kerabat lagi yang bisa mengurusmu?’
Mendengar kata katanya ini sang wali tukang
kayu itu segera menengadahkan ke dua tangannya untuk berdoa: “Ya Allah! Ubahlah
kayu kayu ini menjadi emas!” Atas kuasa Allah seketika itu kayu kayu itu
berubah menjadi emas. Begitu melihat kejadian ini pemuda itu menjadi sangat
terkejut: “Seseorang yang telah mencapai derajat seperti ini kenapa masih juga
memanggul kayu?” tanyanya. Kemudian wali tukang kayu itu berkata: “Wahai
anakku! Aku melakukan ini adalah untuk menempa nafsuku agar selalu tahu diri
sebahai seorang hamba. Sehingga tidak keluar dari penghambaannya. Karena
derajat makbul di sisi Allah adalah Istiqomah dalam menghamba”.
Tentu saja Allah yang akan
memberi rezeki, namun Ia menginginkanmu untuk bekerja. Oleh karena bekerja
dengan cara cara yang halal termasuk ibadah, maka berteguhlah dirimu dalam
mengabdi sebagai hamba! Bekerjalah dengan sekuat tenaga, namun janganlah
mengikat hatimu dengannya, jadikan dunia ini sebagai ladang akhirat sehingga
kelak engkau akan mendapatkan buahnya di hari akhirat kelak.
5. Bentuk Hati. Alauddin
Attar, murid Syekh Naqsuabandi bercerita: Suatu hari ada seorang darwis yang
bertanya kepadaku mengenai bentuknya hati. Terhadap pertanyaan ini aku
menjawabnya: “Aku tidak Tahu”. Mendapati jawabanku seperti itu ia kemudian
berkata: “Aku melihat hati itu seperti wujud bulan umur tiga hari”. Aku
kemudian menjelaskan kejadian ini kepada Syekh Naqsyabandi. Ia kemudian berkata
demikian: “Itu adalah menurut hatinya”. Kemudian kami berdiri, Syekh
Naqsyabandi kemudian menginjakkan kakinya di atas kakiku. Saat itulah aku tidak
sadarkan diri dalam seketika. Aku melihat seluruh makhluk, seluruh jagad raya
dan dunia lain menyatu di dalam hatiku.
Tidak ada yang lebih dekat
kepada Allah melebihi kedekatannya hati, karena itu hati adalah makhluk yang
paling mulia, dan yang paling tinggi nilainya. Hati adalah alam tersendiri yang
penuh dengan rahasia, segalanya ada padanya. Oleh karena itu dalam sebuah
hadits qudsi Allah telah berfirman: “Aku tidak bisa ditampung oleh langit dan
bumi, namun hati mampu menampungku”. Ini adalah salah satu rahasianya yang
dalam.
6. Seperti Inilah Permasalahan Dunia. Mevlana suatu hari datang ke rumah, dia melihat
anaknya tampak sedih dan kemudian bertanya penyebabnya, anaknya: “Tidak apa
apa..” ucapnya. Setelah itu Mevlana pergi keluar, dia mengambil topeng serigala
yang tergantung di pintu, kemudian dia memakainya dan mulai meraung sambil
mengangkat tangannya. Anaknya tertawa melihat hal ini. Mevlana masuk ke dalam
dan berkata pada anaknya: “Lihatkan, seperti inilah permasalahan permasalahan
dunia. Padahal serigala merupakan seekor hewan yang menakutkan tapi engkau
tidak takut karena tahu bahwa di belakangnya ada ayahmu. Oleh karena itu jangan
pernah lupa bahwa di belakang segala permasalahan terdapat Allah dan yakinlah
padaNya.
Ketika engkau diselimuti oleh
suatu permasalahan dunia, jangan pernah lupa bahwa Allah Yang Maha memberi
permasalahan itu. Dia juga Yang Maha Kuasa untuk memecahkan permasalahan itu.
Berlindunglah kepada Allah dari segala ketakutan, dari segala permasalahan,
sehingga semuanya akan terlihat mudah bagimu.
7. Supaya Para Malaikat Berdoa. Ketika Abu Hamza Al Bagdadi berbincang bincang
dengan beberapa orang orang tercintanya: “Saudara saudaraku, maukah jika para
malaikat mendoakan kalian?” tanyanya. “Pasti tuanku, kami sangat menginginkan
hal itu,” balas mereka. “Kalau begitu lakukanlah dua hal ini,” ucap Abu Hamza.
“Yang pertama, saling mencintai satu sama lain. Yang kedua, berbicaralah
mengenai hal hal baik saat kalian berkumpul.” “Apa yang harus kami bicarakan
tuanku?”
“Misalnya berbicaralah tentang Islam. Bahaslah
mengenai Allah. Ambil sebuah buku ilmiah dan bacalah”. Kemudian dia
menambahkan: “Jika dua atau tiga orang atau lebih berkumpul di suatu tempat
kemudian berdiskusi mengenai hal hal yang baik, maka saat itu para malaikat di
langit akan iri dan berdoa untuk mereka”.
Suatu hari datang seorang pemuda: “Tuanku, aku
ingin mencintai Allah, apa yang harus aku lakukan?” tanyannya. “Kalau begitu,
jangan cintai dirimu”, jawabnya. “Karena sesorang yang mencintai dirinya tidak
akan mencintai Allah. Orang yang mencintai Allah tidak akan mencintai nafsunya.
Lebih dari itu, orang yang mencintai nafsunya tidak akan dapat mengambil hikmah
dari yang lebih tua”. Pemuda itu kembali bertanya: “apa tandanya orang yang
dapat mengambil hikmah dari yang lebih tua?” Abu Hamza berkata: “Mereka
bukannya membebani orang lain, melainkan membantunya menanggung bebannya”.
Lakukanlah semua perbuatan
baik untuk Allah. Pikirkan ridha Allah, bukan balasan dari manusia. Buatlah
Allah menyukainya, sungguh itu cukup untuk kita.Seseorang bisa jadi hari ini
menyanjungmu, namun hari esok ia akan mencercamu. Barangsiapa yang menantikan
balasan dari manusia, adalah sama keadaannya dengan seseorang yang pergi
berbelanja di pasar, namun begitu membuka kantong uangnya ia hanya menemukan
batu batu kerikil. Tentu saja sama sekali tidak ada gunanya tidak bisa untuk
berjual beli. Demikianlah halnya dengan amal baik yang tidak ikhlas, ia sama sekali
tidak ada gunanya. Karena kelak di hari akhirat engkau hanya akan mendapati
manfaat dari amal baik yang dikerjakan hanya untuk Allah semata. Amal yang
tidak ikhlas tidak lebih dari ibarat tissue kotor yang akan membuat wajah kita
penuh noda serta coreng di muka.
8. Syeikh Sadi berkata:
“Dengarkan wahai manusia! Jika engkau menginginkan kedekatan di sisi Allah,
maka jangan engkau terlena dunia sehingga melupakan-Nya! Bersikap setialah
kepada Tuhanmu! Perhatikan keindahan hatinya, sehingga engkau tidak akan terkelabuhi
oleh keindahan luarnya!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar