Hamba
ALLAH SWT yang selalu dirahmati-Nya
Sebelum ALLAH SWT menciptakan
segala sesuatu, ALLAH SWT sudah mempersiapkan dua buah tempat kembali bagi
kekhalifahan yang akan diciptakannya kelak, yaitu Syurga dan juga Neraka.
Adanya dua buah tempat kembali bagi kekhalifahan yang akan diciptakan oleh ALLAH
SWT, maka ke dua tempat kembali ini harus diisi dengan cara yang
seadil-adilnya. Selain daripada itu sebelum diri kita ada di muka bumi, ALLAH
SWT sudah memberikan izin kepada Syaitan untuk mengganggu, menggoda anak
keturunan dari Nabi Adam as, sampai dengan hari kiamat kelak.
ALLAH SWT sangat demokratis kepada diri kita, yaitu
mempersilahkan diri kita memilih apakah mau mematuhi segala ketentuan, segala
hukum, segala undang-undang yang berlaku di muka bumi ini atau tidak mau
mematuhi itu semua. ALLAH SWT memberlakukan hal ini selain karena wujud
komitmen ALLAH SWT kepada Jin, Iblis dan Syaitan yang telah diberikan izin
untuk mengganggu dan menggoda manusia serta untuk mengisi Syurga dan Neraka
dengan cara yang seadil-adilnya. Adanya syaitan dapat dikatakan sebagai metode ALLAH SWT untuk menseleksi siapa yang dapat masuk ke syurga dan siapa yang masuk ke neraka. Jika ini kondisinya berarti kita juga
dihadapkan untuk memilih ke mana akan pulang kampung, apakah mau ke Neraka
ataukah ke Syurga, apakah mau memenuhi segala ketentuan ALLAH SWT ata mau
membangkang ketentuan ALLAH
SWT.
Sebagai KHALIFAH di muka bumi.
sebagai makhluk yang diciptakan oleh ALLAH SWT, sebagai makhluk yang juga tidak
pernah menciptakan langit dan bumi berarti saat ini kita sedang menumpang, atau
sedang menjadi tamu dilangit dan di bumi ALLAH SWT dan secara otomatis kita
harus mentaati dan mematuhi segala ketentuan, segala hukum, segala
undang-undang yang telah ditetapkan oleh ALLAH SWT. Adanya kondisi ini maka
kita dipersilahkan oleh ALLAH SWT untuk
memilih, apakah mau mentaati ketentuan ALLAH SWT, ataukah mau membangkang
ketentuan ALLAH SWT. Dan yang pasti
adalah ALLAH SWT akan membedakan segala fasilitas bagi yang mentaati ketentuan
ALLAH SWT dengan yang membangkang ketentuan ALLAH SWT. Adanya kondisi ini
berarti ALLAH SWT siap memberikan hikmah dan ancaman kepada setiap manusia yang ada di muka bumi.
Hikmah telah kita pelajari, sekarang kita pelajari ancaman yang siap diberikan
kepada orang yang tidak tahu diri, yaitu berani membangkang ketentuan ALLAH
SWT.
Berikut ini, akan kami kemukakan
beberapa ancaman yang akan diberikan ALLAH SWT kepada diri kita yang tidak mau
Iman dan Yakin kepada ALLAH SWT, yaitu:
A. DIMASUKKAN
ke DALAM NERAKA
Berdasarkan surat An Nisaa’ (4)
ayat 55 yang kami kemukakan di bawah ini, hadiah dan penghargaan yang akan
diberikan kepada diri kita jika tidak mau Iman dan Yakin kepada ALLAH SWT, atau jika kita tidak mau mematuhi segala perintah
dan larangan ALLAH SWT yaitu akan dimasukkan ke dalam Neraka bersama Syaitan
sang Laknatullah. Selanjutnya jika hal ini sudah menjadi ketetapan ALLAH SWT
kepada seluruh umat manusia, sekarang bertanyalah kepada diri sendiri, dengan
mempertanyakan apakah kita sudah memiliki kemampuan untuk menetralisir sehingga
mampu menahan panasnya api Neraka Jahannam yang panasnya 70 (tujuh puluh) kali
panasnya api dunia. Dan jika jawaban dari pernyataan di atas kita mampu maka
lakukanlah secara teratur, lakukanlah secara konsisten, dari waktu ke waktu
tindakan dan perbuatan yang tidak mengakui ALLAH SWT sebagai satu-satunya Tuhan
yang berhak di sembah, atau jangan pernah Iman dan Yakin kepada ALLAH SWT, atau
jangan pernah akui Diinul Islam sebagai Agama yang Haq, atau jangan pernah akui
bahwa ALLAH SWT adalah Inisiator, Pencipta dan Pemilik dari langit dan bumi
ini.
Jika hal-hal di atas mampu kita
laksanakan dengan baik maka hal ini sudah cukup menghantarkan diri kita
menempati Kampung Kesengsaraan dan
Kebinasaan, yaitu Neraka Jahannam. Dan jika sampai kita pulang kampung ke
Kampung Kesengsaraan dan Kebinasaan berarti kita akan bertetangga dengan
Jin/Iblis/Syaitan, atau kita akan mengarungi bahtera kehidupan yang baru dengan
Jin/Iblis/Syaitan di Neraka Jahannam.
Maka di antara mereka (orang-orang yang dengki
itu), ada orang-orang yang beriman kepadanya, dan di antara mereka ada
orang-orang yang menghalangi (manusia) dari beriman kepadanya. dan cukuplah
(bagi mereka) Jahannam yang menyala-nyala apinya.
(surat
An Nisaa' (4) ayat 55)
Untuk itu jangan pernah berfikir bahwa ALLAH SWT akan salah
menempatkan siapa yang berhak menempati Syurga dan siapa yang berhak menempati Neraka Jahannam. ALLAH SWT dengan
Kemahaan yang dimilikinya sudah memiliki alat pembeda yang baku bagi seluruh
Khalifah-Nya yang ada di muka bumi, yaitu melalui Diinul Islam dan juga tingkat
ketaqwaan. Dan jika
saat ini kita sedang melaksanakan tugas sebagai KHALIFAH di muka bumi, sudahkah
kita berbuat dan bertindak sesuai dengan Kaveling mana yang telah kita pesan
atau kita pilih nantinya? Jika Syurga yang kita pilih maka berbuat dan
bertindaklah sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh ALLAH SWT dan jika Neraka Jahannam yang akan
kita pilih maka berbuatlah dan berkehendaklah sesuai dengan perilaku Ahwa dan
juga perilaku Syaitan yang kesemuanya mencerminkan Nilai-Nilai Keburukan.
Sebagai KHALIFAH di muka bumi, ada
baiknya kita mengetahui kondisi dan keadaan Neraka itu, agar diri kita tidak
salah jalan saat menjadi KHALIFAH di muka bumi. Berikut ini akan kami kemukakan
kondisi dan keadaan Neraka dimaksud, yaitu:
a. Neraka adalah
Kampung Kebinasaan dan Kesengsaraan.
Inilah Kampung atau
tempat kembali yang dijanjikan oleh ALLAH SWT kepada makhluknya yang tidak
mematuhi segala larangan dan perintah-Nya. Tempat kembali apakah yang
dijanjikan ALLAH SWT itu? Tempat itu adalah Neraka Jahannam yang merupakan
sebuah Kampung atau tempat kembali yang berisi kebinasaan dan kesengsaraan.
Dan pada hari itu diperlihatkan neraka Jahannam; dan pada hari itu
ingatlah manusia akan tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya. Dia
mengatakan: “Alangkah baiknya kiranya aku dahulu mengerjakan (amal saleh) untuk
hidupku ini.
(surat Al Fajr (89) ayat 23-24)
Sebagai KHALIFAH di muka
bumi, beranikah anda memilih kampung kebinasaan dan kesengsaraan sebagai tempat
kembali kelak setelah hari kiamat? Jika anda berani memilih Neraka berarti anda
telah menjadi pengikut, antek serta kawan bagi syaitan dan iblis di dalam
mengarungi hidup di Neraka.
b. Neraka
mempunyai Tujuh Pintu, atau Tujuh Tingkat
Adapun
urut-urutan dari Kampung Kebinasaan dan Kesengsaraan adalah Neraka Jahannam,
Lazha, Huthamah, Sa’ir, Saqar, Jahim dan Hawiyah. Selanjutnya beranikah anda
memilih salah satu tempat dari ke tujuh Kampung Kebinasaan dan Kesengsaraan
sebagai kampung halaman yang baru nanti?
Sesungguhnya
neraka Jahannam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada orang-orang
mereka (pengikut-pengikut syaitan) semuanya. Jahannam itu mempunyai tujuh
pintu. Tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan yang tertentu bagi
mereka.
(surat Al Hijr (15) ayat 43-44)
c. Berapakah
Panasnya Api Neraka?
Pernahkah anda terkena
bara api atau terkena tumpahan air panas? Jika anda pernah merasakan itu maka
anda pasti merasakan sakitnya terkena bara dan air panah. Sekarang jika bara
dan air panas saja sudah membuat anda sakit bagaimana dengan panasnya api
neraka yang panasnya 69 kali panasnya api di dunia?
Rasulullah
bersabda: “Api kalian di dunia yang dinyalakan oleh anak keturunan Adam adalah
satu bagian dari tujuh puluh bagian dari neraka Jahannam”. Para sahabat
berkata: “Jika api itu mencukupi ya Rasulullah, maka api itu terpisah dengan
selisih enam puluh sembilan bagian yang kesemuanya itu adalah perumpamaan
panasnya”.
(HR Bukhari, Muslim)
Sekarang pernahkan anda
menilai berapa panasnya api yang ada di dunia kemudian kalikan dengan 69 (enam
puluh sembilan) berapa panasnya api Neraka? Maukah anda pergi ke sana ?
d. Apa Warna Api Neraka?
Selama ini kita hanya
mengetahui bahwa warna api adalah merah kemudian dengan merahnya api saja kita
sudah tidak sanggup mendekatinya ataupun melawannya. Jika sekarang warna api
neraka adalah hitam dan gelap tentunya lebih hebat dan lebih dasyat dari api
yang berwarna merah.
Rasulullah
bersabda: “Api neraka dinyalakan selama seribu tahun sehingga api itu menjadi
merah. Api neraka itu lantas dinyalakan lagi selama seribu tahun sehingga api
itu menjadi putih. Setelah itu api neraka dinyalakan kembali selama seribu
tahun sehingga api neraka itu menjadi hitam dan gelap”.
(HR Atturmudzi)
(HR Atturmudzi)
Jika api yang hitam dan
gelap itu adalah tempat kembali kita, coba bayangkan sakit dan perih yang
dirasakan oleh tubuh kita pada waktu terbakar. Mau mencobakah anda api
tersebut?
e. Berapa Kedalaman
Neraka?
Mau
tahukah anda berapa jarak atau kedalaman dari neraka itu? Jatuhkan sebuah batu
ke dalam sebuah lorong ataupun sebuah jurang dimana batu tersebut tidak akan
sampai sebelum 70 (tujuh puluh) tahun ke dasar lorong tersebut. Dapatkah anda menghitung luas dan
dalamnya lorong tersebut? Ini berarti luasnya Neraka tidak ada yang sanggup mengukurnya kecuali ALLAH SWT dan ini
berarti luasnya Kampung Kesengsaraan dan Kebinasaan tidak terhingga sehingga
dapat menampung seluruh hamba yang membangkang perintah ALLAH SWT.
Rasulullah bersabda: “ Sesungguhnya batu besar yang
dijatuhkan dari ujung neraka Jahannam, ia jatuh selama tujuh puluh tahun dan
batu itu tidak sampai ke tempatnya”.
(HR Atturmudzi)
Adanya kondisi ini
berarti luasnya Neraka tidak ada yang
sanggup mengukurnya kecuali ALLAH SWT, sehingga dapat menampung seluruh
manusia yang membangkang ketentuan dan perintah ALLAH SWT.
f. Rantai Neraka Jahannam dan Belenggunya?
Setiap
manusia yang pulang ke kampung kebinasaan dan kesengsaraan pasti akan dibakar
dan disiksa di dalam kobaran api neraka dan orang yang disiksa dan dibakar
tersebut pasti akan berontak untuk ke luar dari siksa api neraka. Untuk itu
ALLAH SWT akan membelenggu manusia tersebut dengan rantai yang panjangnya 70
(tujuh puluh) hasta sehingga orang yang di bakar dan di siksa tidak akan bisa
lari ke mana-mana.
“Peganglah dia lantas belenggulah tangannya ke
lehernya, kemudian masukkanlah dia ke
dalam api neraka yang menyala-nyala. Setelah itu belitlah dia dengan rantai
yang panjangnya tujuh puluh hasta, Sesungguhnya dahulu dia tidak beriman kepada
Allah yang Maha Besar dan dia juga tidak menganjurkan orang lain untuk memberi
makan orang miskin”.
(surat Al Haaqqah (69) ayat
30-31-32-33-34)
Jika
kita di borgol saja sudah susah dan payah untuk bergerak bagaimana jika kita di
belenggu serta di rantai di tengah
kobaran api yang menyala-nyala pasti rasanya sangat menyakitkan. Adanya kondisi
ini apakah kita tetap mau pulang ke kampung kebinasaan dan kesengsaraan?
g. Ular dan Kalajengking
Anda
tidak perlu takut jika berada di kampung kebinasaan dan kesengsaraan sebab
disana selain ada api yang menyala-nyala juga terdapat teman yang menemani kita
yaitu ular dan kalajengking.
Rasulullah
bersabda: “Sesungguhnya di dalam api neraka Jahannam terdapat beberapa ular
seperti leher ular onta Khurasan. Satu ular menggigit, panasnya terasa selama
tujuh puluh tahun masa musim rontok. Di neraka juga terdapat kalajengking
seperti keledai besar yang gemuk dan banyak susunya. Satu kalajengking menggigit,
sakitnya terasa selama empat puluh tahun.
(HR Hakim)
Mau
tahukah anda rasa sakit yang diakibatkan oleh gigitan ular dan kalajengking di
kampung kebinasaan dan kesengsaraan? Satu gigitan ular akan terasa sakit dan
panasnya selama tujuh puluh tahun masa musim rontok dan satu gigitan
kalajengking sakitnya terasa empat puluh tahun. Jika anda mau merasakan gigitan
ular dan kalejengking tersebut pulanglah ke kampung kebinasaan dan kesengsaraan
dan jika anda tidak mau maka Berimanlah kepada ALLAH SWT dengan
sebenar-benarnya.
h. Disiksa Tiada Henti
Di
kampung kebinasaan dan kesengsaraan anda akan mendapatkan sebuah kepastian
yaitu Siksa pedih yang tiada henti. Tidak ada saat dan tidak ada waktu yang
terbuang semuanya dilalui dengan Siksaan dan Siksaan yang sangat pedih tiada
banding.
Sesungguhnya
orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka
ke dalam neraka. Setiap kali kulit
mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya
Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
(surat An Nisa (4) ayat 56)
Sekarang
jika anda ingin mencoba kepastian yang ada di dalam Neraka Jahannam, pulang
kampunglah kesana maka anda akan merasakan semua jenis Siksaan tersebut.
i. Makanan Penghuni Neraka
Di dunia kita mengenal apa yang disebut dengan Empat
Sehat, Lima Sempurna, akan tetapi jika kita telah memilih untuk pulang ke
kampung yang bernama Neraka Jahannam maka jangan berharap makanan yang memenuhi
syarat tersebut dapat
anda peroleh.
Dan tiada (pula) makanan sedikitpun (baginya) kecuali dari darah dan
nanah. Tidak ada yang memakannya kecuali orang-orang yang berdosa.
(surat Al Haaqqah
(69) ayat 36-37)
Makanan surga) itukah hidangan yang lebih baik ataukah pohon zaqqum.
Sesungguhnya kami menjadikan pohon zaqqum itu sebagai siksaan bagi
orang-orang yang zalim. Sesungguhnya dia
adalah sebatang pohon yang keluar dari dasar neraka jahim. Mayangnya seperti
kepala syaitan-syaitan. Maka sesungguhnya mereka benar-benar memakan sebagian
dari buah pohon itu, maka mereka memenuhi perutnya dengan buah zaqqum itu.
Kemudian sesudah makan buah pohon zaqqum itu pasti mereka mendapat minuman yang
bercampur dengan air yang sangat panas.
(surat Ash Shaaffaat
(37) ayat 62-63-64-65-66-67)
Mereka tiada
memperoleh makanan selain dari pohon berduri, yang tidak menggemukkan dan tidak
pula menghilangkan lapar.
(surat Al Ghaasyiyah (88) ayat 6-7)
Menu makanan sehat ala
Neraka Jahannam adalah Darah dan Nanah serta makanan yang berasal dari pohon
berduri yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar dan jika
anda haus maka akan dicampur dengan air yang sangat panas atau masih mendidih.
Coba anda bayangkan menu makanan ini dengan makanan yang memenuhi Kriteria
Empat Sehat Lima Sempurna, mana yang lebih enak?
j.
Minuman
Penghuni Neraka
Di kampung kebinasaan dan
kesengsaraan anda jangan berharap untuk mendapatkan minuman yang sejuk dan
menyegarkan. Minuman Kesehatan yang ada di Neraka Jahannam adalah Air yang
Mendidih yang dapat merontokkan dan membuat sakit anggota tubuh tiada terkira
serta Air Nanah yang menjijikkan serta Air seperti Besi yang mendidih.
Banyak muka
pada hari itu tunduk terhina, bekerja keras lagi kepayahan, memasuki api yang
sangat panas (neraka), diberi minum (dengan air) dari sumber yang sangat panas.
(surat Al Ghaasyiyah (88) ayat 2-3-4-5)
Dengan air
itu dihancur luluhkan segala apa yang ada dalam perut mereka dan juga kulit
(mereka). Dan untuk mereka cambuk-cambuk dari besi, setiap kali mereka hendak
keluar dari neraka lantaran kesengsaraan
mereka, niscaya mereka dikembalikan ke dalamnya. (Kepada mereka dikatakan):
“Rasailah azab yang membakar ini”.
(surat Al Hajj (22) ayat 20-21-22)
Dan katakanlah: “kebenaran itu datangnya
dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan
barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir”. Sesungguhnya Kami telah
sediakan bagi orang-orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka.Dan jika mereka meminta minum, niscaya
mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang
menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.
(surat Al Kahfi (18) ayat 29)
Sebagai KHALIFAH di muka bumi, beranikah anda memilih salah satu Minuman Kesehatan ala Neraka
Jahannam? Jika anda tidak mau memilih salah satu Minuman Kesehatan
tersebut maka jadilah Hamba ALLAH SWT dan jangan pernah sekalipun menjadi Hamba
Syaitan. Selanjutnya Beranikah kita
pulang kampung ke kampung yang bernama
Kampung Kebinasaan dan Kesengsaraan yang kondisi dan keadaannya sudah
kami kemukakan di atas?
Sekarang
bagaimana dengan Syurga? Syurga juga memiliki
7(tujuh) tingkat dengan 8(delapan) nama, dimana tingkatan-tingkatan atau
keveling yang ada di dalam Syurga terdiri dari Syurga Firdaus; Syurga 'Adn; Syurga Na'iim; Syurga Na'wa;Syurga
Darussalaam; Syurga Daarul Muaqaamah; Syurga Al-Muqqamul Amin dan Syurga Khuldi.
Selanjutnya jika Syurga dan Neraka juga memiliki 7(tujuh) tingkat 8(delapan)
nama, timbul pertanyaan, apakah dengan memiliki satu tiket tanda masuk kita
bisa memilih di tingkat mana kita akan kembali?
Adanya tingkatan Syurga dan
Neraka yang berjumlah 7(tujuh) tingkat menunjukkan bahwa masing-masing tingkat
baik Syurga maupun Neraka memiliki Syarat dan Ketentuan yang berbeda-beda. Semakin baik seseorang di dalam memenuhi
syarat dan ketentuan masuk Syurga maka semakin tinggi tingkatan Syurga yang
dapat kita capai, demikian pula sebaliknya. Hal yang samapun terjadi pada
Neraka, semakin tinggi kebobrokan seseorang memenuhi syarat dan ketentuan masuk
Neraka maka semakin tinggi pula tingkat Neraka yang akan ditempati, demikian
pula sebaliknya. Sebagai KHALIFAH di muka bumi, di tingkat Syurga yang manakah kelak kita
akan pulang atau di tingkat Neraka manakah kelak kita akan pulang semuanya
tergantung kepada apa yang kita lakukan saat ini?
B. PUTUS
HUBUNGAN dengan ALLAH SWT
Hal yang kedua yang akan kita
peroleh jika kita tidak mau Iman dan Yakin kepada ALLAH SWT dengan membangkang
ketentuan ALLAH SWT adalah terputusnya hubungan antara diri kita dengan ALLAH
SWT, atau terputusnya hubungan antara KHALIFAH di muka bumi dengan ALLAH SWT
selaku pencipta dan pemilik langit dan bumi. Apa dasarnya? Suatu hubungan yang
bersifat dua arah, tidak akan dapat berjalan jika ALLAH SWT saja yang telah
menyatakan bahwa ALLAH SWT adalah Tuhan bagi semesta alam. Sedangkan diri kita
tidak mau mengakui, tidak mau menerima, tidak mau mengimani, tidak mau meyakini
akan keberadaan ALLAH SWT. Dilain sisi keberadaan diri kita di muka bumi
tidak bisa dipisahkan dengan adanya Kehendak, Kemampuan dan Ilmu ALLAH SWT.
Sekarang mari kita perhatikan, hadits yang kami kemukakan di bawah ini.
Ibnu
Abbas ra, berkata: Nabi SAW bersabda: Allah ta’ala berfirman: Tidaklah Aku akan
memperhatikan hak hamba-Ku sebelum ia memperhatikan hak-Ku terhadap dia.
(HQR
Aththabarani, 272:125)
Berdasarkan hadits di atas ini,
ALLAH SWT sudah sangat jelas memberikan keterangan kepada diri kita bahwa ALLAH
SWT tidak akan pernah memberikan hak-hak diri kita sepanjang diri kita tidak
mau memenuhi hak-hak ALLAH SWT terlebih dahulu. Adanya kondisi ini berarti baik
dan buruknya hubungan antara diri kita dengan ALLAH SWT sangat tergantung
kepada diri kita sendiri, yaitu :
a. Semakin
baik kita memenuhi hak-hak ALLAH SWT maka semakin baik pula ALLAH SWT
memberikan hak-hak diri kita.
b. Semakin
baik kita Iman dan Yakin kepada ALLAH SWT, maka semakin baik pula ALLAH SWT
memberikan hak-hak diri kita.
c. Semakin
baik kita sesuai dengan apa yang dikehendaki ALLAH SWT, maka semakin baik pula ALLAH SWT memenuhi janjinya kepada
diri kita
Sekarang bagaimana jika kita tidak
mau memenuhi hak-hak ALLAH SWT, atau jika kita tidak mau Iman dan Yakin kepada
ALLAH SWT, atau jika kita tidak mau sesuai dengan apa yang dikehendaki ALLAH SWT? Dalam hal ini, yang
pasti ALLAH SWT tidak akan pernah rugi dengan segala apa yang kita perbuat, dan
yang pasti apa yang kita perbuat akan menjauhkan diri kita dengan ALLAH SWT,
akan memutuskan hubungan kita dengan ALLAH SWT. Lalu silahkan seorang diri
melawan Ahwa dan juga Syaitan saat menjadi KHALIFAH di muka bumi.
Untuk mempertegas, terputusnya
hubungan diri kita dengan ALLAH SWT, mari kita perhatikan dengan seksama apa
yang terjadi jika Radio yang kita miliki putus hubungan dengan stasiun pemancar
karena antena rusak? Terputusnya hubungan radio yang kita miliki dengan stasiun
pemancar biasanya disebabkan oleh rusaknya antena. Adanya kondisi ini berarti
antena sangat memegang peranan penting di radio, karena dengan adanya antena
inilah kita dapat menikmati siaran radio.
Wahab bin Munabbih berkata: ALLAH ta'ala berfirman:
sesunguhnya langit-langit dan bumi tidak berdaya menjangkauKu, Aku telah
dijangkau oleh hati seorang mukmin.
(HQR
Ahmad dari Wahab bin Munabbih, 272:32)
Sekarang akan sia-sia belaka jika
kita memiliki radio yang mahal harganya jika kita tidak bisa menerima siaran
akibat dari antenanya tidak berfungsi. Jika ini yang terjadi pada radio,
sekarang bagaimana jadinya jika diri kita putus hubungan dengan ALLAH SWT
padahal diri kita sudah diberikan Hati Ruhani oleh ALLAH SWT? Seperti kita
ketahui bersama, fungsi dari Hati Ruhani diri kita tidak berbeda jauh dengan
fungsi antena pada radio, yaitu Hati Ruhani adalah alat atau media, atau
sarana untuk menjangkau ALLAH SWT, untuk berkomunikasi dengan ALLAH SWT. Di
lain sisi Hati Ruhani diri kita merupakan tempat diletakkannya Akal, tempat
diletakkannya Perasaan, tempat diletakkan Kehendak, tempat diletakkannya
pemahaman dan ketenangan jiwa. Sekarang dapatkah kita merasakan, menikmati itu
semua jika kita putus hubungan dengan ALLAH SWT?
sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang
selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka.
(surat
Al Muthaffiffin (83) ayat 14)
Nabi SAW bersabda: Sesungguhnya bila seorang hamba
melakukan dosa satu kali, maka di dalam hatinya timbul satu titik noda hitam.
Apabila ia berhenti dari perbuatan dosanya dan memohon ampun serta bertaubat,
maka bersihlah hatinya. Jika ia kembali berbuat dosa, maka bertambahlah
hitamnya titik nodanya itu sampai memenuhi hatinya.
(HR
Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah, Nasa'i; Ibnu Hibban dan Hakim)
Terputusnya hubungan antara diri kita dengan ALLAH SWT
berarti kita telah menjadikan Hati Ruhani tidak dapat berfungsi sebagaimana
mestinya, atau kita telah merusak fungsi Hati Ruhani, atau kita telah
menjadikan Hati Ruhani tidak bisa memberikan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan
Ruhani diri kita, seperti ketenangan jiwa.
Timbul pertanyaan, kenapa sampai
hubungan dengan ALLAH SWT menjadi terputus yang mengakibatkan Hati Ruhani yang
ada di dalam diri manusia mengalami kerusakan atau mengalami gangguan? Rusaknya
atau terganggunya hubungan diri kita dengan ALLAH SWT bukan karena ALLAH SWT,
namun karena diri kita sendiri yang tidak mampu melaksanakan dengan baik dan
benar hal-hal yang kami kemukakan di bawah ini, yaitu:
a.
Tidak mau melaksanakan Diinul Islam secara Kaffah.
b. Tidak mau menempatkan dan meletakkan
ALLAH SWT sesuai dengan kebesaran dan kemahaan yang dimiliki-Nya, karena kita telah mengganti kedudukan ALLAH
SWT dengan Tuhan-Tuhan baru selain ALLAH
SWT.
c. Akibat perbuatan dosa, atau sengaja berbuat dosa dengan harapan dosanya
nanti diampuni ALLAH SWT.
d. Memiliki Ilmu tetapi tidak mau mengamalkan, beramal tetapi tidak Ikhlas,
atau beramal karena Riya.
e. Memakan Rezeki ALLAH SWT tetapi tidak pernah mau bersyukur serta tidak
Ridha dengan pemberian ALLAH SWT.
f. Sering mengubur orang mati, namun
tidak mau mengambil pelajaran dari kematian tersebut, dan lain sebagainya.
Akibat dari rusaknya hubungan diri
kita dengan ALLAH SWT akan mengakibatkan diri berada diluar Kehendak ALLAH SWT yang berarti diri berada
di dalam kehendak Syaitan sang laknatullah serta kita akan mengalami, hal-hal
sebagai berikut:
a.
Hilangnya fasilitas dan janji-janji ALLAH SWT yang telah dipersiapkan
oleh ALLAH SWT untuk manusia.
b.
Ketenangan dan Ketentraman Bathin menjadi sesuatu yang mahal dan sulit
diperoleh.
c. Cinta ALLAH SWT kepada akal yang diletakkan di dalam hati ruhani bertepuk
sebelah tangan akibat putusnya hubungan cinta serta Aura dalam diri tidak
terpancar keluar.
d. Pemahaman akan Agama sulit masuk ke dalam diri manusia serta petunjuk ALLAH SWT tidak akan pernah didapatkan akibat
rusaknya Hati Ruhani.
e.
Penyakit di dalam rongga dada, seperti takut, resah, gelisah, sangat sulit disembuhkan.
Untuk dapat menjaga dan memelihara
hubungan antara diri kita dengan ALLAH SWT, atau dalam rangka menjaga kebersihan dan kesehatan
Hati Ruhani, maka:
a. Perbanyaklah Istighfar, meminta ampun, dimanapun, kapanpun yang
dilanjutkan dengan Perbanyaklah Dzikir, mengingat ALLAH SWT dimanapun,
kapanpun.
b. Perbanyak pergaulan dengan orang-orang shalih dengan sering menghadiri
majelis dan mendengarkan nasehat mereka serta pelajari Al-Qur'an dan amalkan.
c.
Perbanyak Qiyamul Lail, melalui shalat Tahajud.
d.
Sedikit makan, perbanyak puasa sunat.
e.
Bermunajat kepada ALLAH SWT pada waktu malam hari.
Sekarang bertanyalah kepada diri
sendiri, butuhkah kita dengan ALLAH SWT saat melaksanakan tugas sebagai
KHALIFAH di muka bumi? Jika kita merasa butuh dengan ALLAH SWT, jangan pernah
sekejappun kita putus hubungan dengan ALLAH SWT, karena Ahwa dan juga Syaitan
siap menggantikan kedudukan ALLAH SWT saat diri kita memutuskan hubungan dengan
ALLAH SWT.
C. Dijadikan
BUDAK AHWA
Hal yang ketiga yang akan kita
peroleh dan rasakan jika diri kita tidak mau Iman dan Yakin kepada ALLAH SWT
adalah kita akan dijadikan budak Ahwa oleh ALLAH SWT. Apa maksudnya? Seperti
kita ketahui bersama, setiap manusia pasti terdiri dari Ruhani dan Jasmani.
Ruhani asalnya dari ALLAH SWT melalui proses peniupan kedalam Jasmani saat
berada di dalam rahim seorang Ibu. Jasmani asalnya dari saripati tanah yang
diperoleh dari makanan dan minuman yang di konsumsi oleh manusia. Ruhani yang asalnya dari ALLAH SWT mempunyai sifat
yang mencerminkan Nilai-Nilai Kebaikan yang berasal dari Nilai-Nilai Ilahiah.
Sedangkan Jasmani mempunyai sifat
alamiah yang berasal dari Alam yang mencerminkan Nilai-Nilai Keburukan seperti
Lemah, Bakhil, Kikir, Loba, Tamak akan harta, suka buruk sangka dan lain
sebagainya. Selanjutnya saat diri kita hidup (atau saat Ruhani masih bersatu
dengan Jasmani) terjadilah apa yang dinamakan dengan peperangan atau proses
saling pengaruh mempengaruhi antara sifat yang dibawa oleh Ruhani dengan sifat
yang dibawa oleh Jasmani di dalam mempengaruhi perilaku diri kita.
Apabila Ruhani mampu mengalahkan
Jasmani maka perilaku diri kita akan sesuai dengan Nilai-Nilai Kebaikan yang
berasal dari Nilai-Nilai Ilahiah sedangkan apabila Jasmani yang menang terhadap Ruhani maka perilaku
diri kita akan memperturutkan atau melakukan hal-hal yang mencerminkan
Nilai-Nilai Keburukan.
Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang
jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, Maka mereka
kelak akan menemui kesesatan,
(surat
Maryam (19) ayat 59)
Jika kondisi ini terjadi pada diri
kita berarti diri kita telah memperturutkan, atau mempertuhankan Ahwa. Lalu
adakah dampak dari ini semua? Berikut ini akan kami contohkan dampak dari
memperturutkan salah satu sifat Jasmani yaitu Bakhil. Jika sampai sifat bakhil
kita menjadi sifat diri kita, maka di dalam diri kita akan timbul sikap dan
perilaku mementingkan diri sendiri, atau mementingkan kelompok lebih dominan
daripada mementingkan kepentingan umum,
atau sukar untuk berbagi dengan
sesama, atau semuanya untuk kita yang lain biarkan saja, sulitnya
keteraturan diwujudkan dalam masyarakat, hal ini ditunjukkan dengan rendahnya
tingkat kedisiplinan di tengah masyarakat, sifat konsumerisme tumbuh kembang di
dalam masyarakat, alam semakin hancur, bencana di mana-mana, pemutarbalikkan
fakta menjadi kebiasaan umum, sulitnya kebenaran diterima oleh masyarakat,
mudahnya kemungkaran diterima masyarakat serta hukum sulit ditegakkan. Padahal
sifat asli dari Ruhani bukanlah seperti itu.
Jika sampai kita membangkang
ketentuan, hukum, perintah dan larangan dari ALLAH SWT yang ditunjukkan dengan
kita tidak mau Iman dan Yakin kepada ALLAH SWT berarti :
a. Kita tidak mau mematuhi perintah dan larangan ALLAH
SWT, padahal kita sedang menumpang atau menjadi tamu di langit dan di bumi yang
dimiliki dan diciptakan oleh ALLAH SWT.
b. Kita telah menyerahkan penguasaan Ruhani diri kita
kepada Jasmani sehingga Jiwa kita masuk dalam kategori Jiwa Fujur. Adanya
kondisi ini berarti sifat asli dari Ruhani berupa Nilai-Nilai Kebaikan yang
berasal dari Nilai-Nilai Ilahiah, telah digantikan atau telah kita tukar dengan
Nilai-Nilai Keburukan yang dibawa oleh Jasmani sehingga kita berada di dalam
kehendak Syaitan.
c. Kehendak
ALLAH SWT sudah jauh dari diri kita, atau diri kita sudah tidak sesuai lagi
dengan Kehendak ALLAH SWT.
d. ALLAH SWT sebagai satu-satunya Tuhan yang berhak di
sembah sudah tidak berlaku lagi sebab sudah digantikan dengan Ahwa (Ahwa telah
menjadi Tuhan) sehingga Kehidupan dunia sudah lebih dipentingkan daripada
Kehidupan akhirat (dunia segala-galanya, Akhirat nomor sepatu).
Sebagai KHALIFAH di muka bumi,
jangan sampai diri kita tidak mau Iman dan Yakin kepada ALLAH SWT, karena dampak dari itu
semua tidak hanya dirasakan oleh diri sendiri, namun juga berdampak negatif
kepada anak keturunan kita sendiri, kepada masyarakat luas dan juga kepada
kualitas dari bumi yang saat ini kita tempati dan berarti tiket masuk ke Neraka
Jahannam sudah kita miliki.
D.
Dijadikan Budak Syaitan
Hal
keempat yang akan kita terima dan rasakan jika kita tidak mau Iman dan Yakin
kepada ALLAH SWT adalah diri kita akan dijadikan budak Syaitan oleh ALLAH SWT,
kita akan dijadikan sahabat Syaitan, kita akan dijadikan tetangga yang baik
bagi Syaitan di Neraka Jahannam kelak. Dan jika sampai diri kita mampu menjadi
sahabat Syaitan, atau mampu menjadi budak Syaitan, berarti kita sudah sanggup
menahan panasnya api Neraka yang panasnya 70 (tujuh puluh) kali panasnya api
dunia.
Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan
yang Maha Pemurah (Al Quran), Kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan)
Maka syaitan Itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya.
(surat
Az Zukhruf (43) ayat 36)
Selain
daripada itu, ada hal lainnya yang harus
kita perhatikan yaitu untuk menjadi budak Syaitan, untuk menjadi sahabat
Syaitan, untuk menjadi tetangga yang baik bagi Syaitan di Neraka Jahannam
kelak, caranya cukup mudah dilaksanakan, dan juga sangat murah, yaitu cukup
dengan berpaling secara konsisten dari
waktu ke waktu dari pengajaran ALLAH SWT melalui Diinul Islam, atau jangan
pernah akui Al-Qur'an sebagai Buku
Manual yang diturunkan oleh ALLAH SWT untuk kepentingan kekhalifahan di muka
bumi, atau jadikan Ahwa sebagai Tuhan pengganti ALLAH SWT saat menjadi KHALIFAH
di muka bumi. Akan tetapi jika kita ingin pulang kampung ke Syurga untuk
bertemu dengan Yang Maha Terhormat, ditempat yang terhormat, dalam suasana yang
saling hormat menghormati, lakukanlah dan laksanakanlah Diinul Islam secara
Kaffah dengan melaksananakan Rukun Iman, Rukun Islam dan Ikhsan dalam satu
kesatuan yang tidak terpisahkan sehingga diri kita akan selalu sesuai dengan
Kehendak ALLAH SWT.
Sebagai
KHALIFAH di muka bumi, ada baiknya kita memperhatikan cerita tentang Iblis yang
datang menemui Nabi Muhammad SAW, yang kiranya harus dapat kita jadikan
pembelajaran dalam rangka melaksanakan tugas sebagai KHALIFAH di muka bumi: Diriwayatkan dari Mu'adz bin Jabal
r.a., dari Ibnu Abbas r.a. yang berkisah : Kami bersama Rasulullah SAW di rumah
salah seorang sahabat Anshar, dimana saat itu kami di tengah-tengah jamaah.
Lalu ada suara orang memanggil dari luar, "Wahai para penghuni rumah,
apakah kalian mengizinkanku masuk, sementara kalian butuh kepadaku".
Rasulullah SAW bertanya kepada para jamaah, "Apakah kalian tahu, siapa yang memanggil dari luar itu ?". Mereka menjawab, "Tentu Alllah SWT dan Rasul-Nya lebih tahu".
Lalu Rasulullah SAW menjelaskan,
"ini adalah iblis yang terkutuk -semoga Allah senantiasa
melaknatnya".
Kemudian Umar r.a. meminta izin
kepada Rasulullah sembari berkata, "Ya Rasulullah, apakah engkau
mengizinkanku untuk membunuhnya?". Beliau Nabi SAW menjawab,
"bersabarlah wahai Umar, apakah engkau tidak tahu bahwa ia termasuk mahluk
yang tertunda kematiannya sampai batas waktu yang telah diketahui (hari
Kiamat)? Akan tetapi sekarang silahkan kalian membukakan pintu untuknya. Sebab
ia diperintahkan untuk datang kesini, maka pahamilah apa yang diucapkan dan
dengarkan apa yang bakal ia ceritakan kepada kalian."
Ibnu Abbas berkata : Kemudian dibukakan pintu, lalu ia masuk di tengah-tengah kami. Ternyata ia berupa orang yang sudah tua bangka dan buta sebelah mata. Ia berjenggot sebanyak tujuh helai rambut yang panjangnya seperti rambut kuda. Kedua kelopak matanya terbelah keatas tidak ke samping. Sedangkan kepalanya seperti gajah yang sangat besar, gigi taringnya memanjang keluar seperti babi. Sementara kedua bibirnya seperti bibir kerbau.
Ia datang sambil memberi salam. "Assalamu'alaika ya Muhammad, Assalamu'alaikum ya jamaa'atal-muslimim. " kata iblis.
Nabi SAW menjawab, "Assalamu lillah ya la'iin (Keselamatan hanya milik Allah wahai mahluk yang terkutuk). Saya mendengar engkau punya keperluan kepada kami. Apa keperluan tersebut wahai iblis?".
"Wahai Muhammad, saya datang kesini bukan karena kemauanku sendiri, tapi saya datang kesini karena terpaksa", tutur iblis.
"Apa yang membuatmu terpaksa harus datang kesini wahai mahluk terkutuk?" tanya Rasulullah SAW.
Iblis menjawab, "Telah datang kepadaku seorang malaikat yang diutus oleh Tuhan Yang Maha Agung, dimana utusan itu berkata kepadaku, 'Sesungguhnya Allah SWT memerintahmu untuk datang kepada Muhammad SAW sementara engkau adalah mahluk yang rendah dan hina. Engkau harus memberi tahu kepadanya, bagaimana engkau menggoda dan merekayasa anak-cucu Adam AS, bagaimana engkau membujuk dan merayu mereka. Lalu engkau harus menjawab segala apa yang ditanyakan Muhammad SAW dengan jujur. Maka demi Kebesaran dan Keagungan Allah SWT, jika engkau menjawab dengan bohong, sekalipun hanya sekali, sungguh engkau akan Allah SWT jadikan debu yang bakal dihempaskan oleh angin kencang, dan musuh-musuhmu akan merasa senang'.
Wahai Muhammad, maka sekarang saya datang kepadamu sebagaimana yang diperintahkan kepadaku. Maka tanyakan apa saja yang engkau inginkan. Kalau sampai saya tidak menjawab dengan jujur, maka musuh-musuhku akan merasa senang atas musibah yang bakal saya terima. Sementara tidak ada beban yang lebih berat bagiku daripada bersenangnya musuh-musuhku atas musibah yang menimpa diriku".
Rasulullah SAW
mulai melemparkan pertanyaan kepada iblis, "Jika engkau bisa menjawab
dengan jujur, maka coba ceritakan kepadaku, siapa orang yang paling engkau
benci?"
Iblis menjawab
dengan jujur, "Engkau, wahai Muhammad, adalah orang yang paling aku benci
dan kemudian orang-orang yang mengikuti agamamu."
"Lalu siapa lagi yang palimg engkau benci?" tanya Rasulullah SAW.
"Seorang
pemuda yang bertakwa dimana ia mencurahkan dirinya hanya kepada Allah SWT
", jawab iblis.
"Siapa lagi?" tanya Rasulullah SAW.
"Orang
alim yang wara' (menjaga diri dari syubhat) lagi sabar," jawab iblis.
"Siapa lagi?" tanya Rasulullah SAW.
"Orang
yang senantiasa melanggengkan kesucian dari tiga kotoran (hadats besar, kecil,
dan najis)", tutur iblis.
"Siapa
lagi?", tanya Rasulullah SAW.
"Orang
fakir yang senantiasa bersabar, yang tidak pernah menuturkan kefakirannya
kepada siapapun dan juga tidak pernah mengeluhkan penderitaan yang
dialaminya," jawab iblis.
"Lalu dari
mana engkau tahu kalau ia bersabar?" tanya Rasulullah SAW kembali.
"Wahai
Muhammad, bila ia masih dan pernah mengeluhkan penderitaannya kepada mahluk
yang sama dengannya selama tiga hari, maka Allah SWT tidak akan mencatat
perbuatannya dalam kelompok orang-orang yang bersabar," jelas iblis.
"Lalu
siapa lagi wahai iblis?" tanya Rasulullah SAW.
"Orang
kaya yang bersyukur", tutur iblis.
"Lalu apa yang bisa memberi tahu kepadamu, bahwa ia bersyukur?" Tanya Rasulullah SAW.
"Bila saya
melihatnya ia mengambil kekayaannya dari apa saja yang dihalalkan dan kemudian
disalurkan pada tempatnya", tutur iblis.
"Bagaimana
kondisimu apabila ummatku menjalankan shalat?" Tanya Rasulullah SAW.
"Wahai
Muhammad, saya langsung merasa gelisah dan gemetar," jawab iblis.
"Mengapa wahai mahluk yang terkutuk?" tanya Rasulullah SAW.
"Sesunguhnya
apabila seorang hamba bersujud kepada Allah SWT sekali sujud, maka Allah SWT
akan mengangkat satu derajat (tingkat). Apabila mereka berpuasa, maka saya
terikat sampai mereka berbuka kembali. Apabila mereka menunaikan manasik haji,
maka saya jadi gila. Apabila mereka membaca Al-Qur'an, maka saya akan meleleh
(mencair) seperti timah yang dipanaskan dengan api. Apabila mereka bersedekah
maka seakan-akan orang yang bersedekah tersebut mengambil kapak lalu memotong
saya menjadi dua," jawab iblis.
"Mengapa demikian wahai Abu Murrah (julukan iblis)?" tanya Rasulullah SAW.
"Sebab
dalam sedekah ada empat perkara yang perlu diperhatikan; Dengan sedekah itu,
Allah SWT akan menurunkan keberkahan dalam hartanya, menjadikan ia disenangi
dikalangan mahluk-Nya, dengan sedekah itu pula Allah SWT akan menjadikan suatu
penghalang antara neraka dengannya dan akan menghindarkan segala bencana dan
penyakit," tutur iblis menjelaskan.
"Lalu
bagaimana pendapatmu tentang Abu Bakar?" tanya Rasulullah SAW.
"Ia
sewaktu Jahiliyyah saja tidak pernah taat kepadaku, apalagi sewaktu dalam
Islam", tutur iblis.
"Bagaimana
dengan Umar bin Khaththab?" tanya
Rasulullah SAW.
"Demi
Allah SWT, setiap kali saya bertemu dengannya, mesti akan lari darinya,"
jawab iblis.
"Bagaimana
dengan Utsman?" tanya Rasulullah SAW.
"Saya
merasa malu terhadap orang yang para malaikat saja malu kepadanya", jawab
iblis.
"Lalu
bagaimana dengan Ali bin Abi Thalib?" tanya Rasulullah SAW.
"Andaikan
saya bisa selamat darinya dan tidak pernah bertemu dengannya, ia meninggalkanku
dan saya pun meninggal kannya. Akan tetapi ia tidak pernah melakukan hal itu
sama sekali" tutur iblis.’
"Segala puji bagi Allah SWT yang telah menjadikan ummatku bahagia dan mencelakakanmu sampai pada waktu yang ditentukan", tutur Rasulullah SAW.
"Tidak dan tidak mungkin, dimana ummatmu bisa bahagia sementara saya senantiasa hidup dan tidak mati sampai pada waktu yang telah ditentukan. Lalu bagaimana engkau bisa bahagia terhadap ummtmu, sementara saya bisa masuk kepada mereka melalui aliran darah dan daging, sedangkan mereka tidak melihatku. Demi Tuhan yang telah menciptakanku dan telah menunda kematianku sampai pada hari mereka dibangkitkan kembali (Kiamat), sungguh saya akan menyesatkan mereka seluruhnya, baik yang bodoh maupun yang alim, yang awam maupun yang bisa membaca Al-Qur'an, yang nakal maupun yang rajin beribadah, kecuali hamba-hamba Allah SWT yang mukhlis (murni)," tutur iblis.
"Siapa
menurut engkau hamba-hamba Allah SWT yang mukhlis itu?" Tanya Rasulullah
SAW.
Iblis menjawab
dengan panjang lebar, "Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa
orang yang masih suka dirham dan dinar (harta) adalah belum bisa murni karena
Allah SWT. Apabila saya melihat seseorang sudah tidak menyukai dirham dan
dinar, serta tidak suka dipuji, maka saya tahu bahwa ia adalah orang yang
mukhlis karena Allah, lalu saya tinggalkan. Sesungguhnya seorang hamba selagi
masih suka harta dan pujian, sedangkan hatinya selalu bergantung pada
kesenangan-kesenangan duniawi, maka ia akan lebih taat kepadaku daripada orang-orang
yang telah saya jelaskan kepadamu.
Apakah engkau
tidak tahu wahai Muhammad, bahwa cinta harta itu termasuk dosa yang paling
besar? Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa cinta kedudukan adalah
termasuk dosa yang paling besar? Apakah engkau tidak tahu saya memiliki tujuh
puluh ribu anak, sedangkan setiap anak dari jumlah tersebut memiliki tujuh
puluh ribu setan. Diantara mereka ada yang sudah saya tugaskan untuk menggoda
ulama, ada yang saya tugaskan untuk menggoda para pemuda, ada yang saya
tugaskan untuk menggoda orang-orang yang sudah tua.
Anak-anak muda
bagi kami tidak masalah, sedangkan anak-anak kecil lebih mudah kami permainkan
sekehendak saya. Diantara mereka juga ada yang saya tugaskan untuk menggoda
orang-orang yang tekun beribadah, dan ada juga yang saya tugaskan untuk
menggoda orang-orang zuhud. Mereka keluar-masuk dari kondisi ke kondisi lain,
dari satu pintu ke pintu lain, sehingga mereka berhasil dengan menggunakan cara
apapun. Saya ambil dari mereka nilai keikhlasan dalam hatinya, sehingga mereka
beribadah kepada Allah dengan tidak ikhlas, sementara mereka tidak merasakan
hal itu.
Apakah engkau
tidak tahu wahai Muhammad, bahwa Barshish seorang rahib (pendeta) yang berbuat
ikhlas karena Allah selama tujuh puluh tahun, sehingga dengan doanya ia sanggup
menyelamatkan orang-orang yang sakit. Akan tetapi saya tidak berhenti
menggodanya sehingga ia sempat berbuat zina dengan seorang perempuan, membunuh
orang dan mati dalam kondisi kafir? Inilah yang disebutkan oleh Allah SWT dalam
kitab-Nya dengan firman-Nya: "(Bujukan orang-orang munafik itu adalah)
seperti (bujukan) setan ketika dia berkata kepada manusia : 'Kafirlah kamu',
maka tatkala manusia itu telah kafir ia berkata, 'sesungguhnya aku cuci tangan
darimu, karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan Semesta Alam".
(QS.Al-Hasyr:16).
Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa kebohongan itu dari saya, saya adalah yang berbohong pertama kali. Orang yang berbohong adalah temanku. Barangsiapa bersumpah atas nama Allah dengan berbohong maka ia adalah kekasihku.
Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa saya pernah bersumpah kepada Adam dan Hawa dengan atas nama Allah, "Bahwa saya akan memberi nasihat kepada kalian berdua'. Maka sumpah bohong itu menyenangkan hatiku. Sedangkan menggunjing dan mengadu domba adalah buah santapan dan kesukaanku. Kesaksian dusta adalah penyejuk mataku dan kesenanganku. Barangsiapa bersumpah dengan menceraikan istrinya (talak) maka hampir tidak akan bisa selamat, sekalipun hanya sekali. Andaikan itu benar, yang karenanya orang membiasakan lidahnya mengucapkan kata-kata tersebut, istrinya akan menjadi haram. Kemudian dari pasangan tersebut menghasilkan keturunan sampai hari Kiamat nanti yang semuanya hasil dari anak-anak zina. Sehingga seluruhnya masuk neraka hanya gara-gara satu ucapan.
Wahai Muhammad,
sesungguhnya di antara ummatmu ada orang yang menunda-nunda shalatnya dari
waktu ke waktu. Ketika ia hendak menjalankan shalat maka saya selalu berada
padanya dan mengganggu sembari berkata kepadanya, 'Masih ada waktu, teruskan
engkau sibuk dengan urusan dan pekerjaan yang engkau lakukan' sehingga ia
menunda shalatnya, dan kemudian shalat diluar waktunya. Akibatnya dengan shalat
yang dikerjakan diluar waktunya itu akan dipukul di kepalanya. Kalau saya
merasa kalah, maka saya mengirim kepadanya salah seorang dari setan-setan
manusia yang akan menyibukkan waktunya. Kalau dengan usaha itu saya masih
kalah, maka saya tinggalkan sampai ia menjalankan shalat.
Ketika dalam shalatnya saya berkata kepadanya, 'Lihatlah ke kanan dan ke kiri'. Akhirnya ia melihat. Maka pada saat itu wajahnya saya usap dengan tangan saya, kemudian saya menghadap didepan matanya sembari berkata, 'engkau telah melakukan apa yang tidak akan menjadi baik lamanya'.
Wahai Muhammad, engkau tahu, bahwa orang yang banyak menoleh dalam shalatnya, Allah akan memukul kepalanya dengan shalat tersebut. Kalau dalam shalat ia sanggup mengalahkan saya, sementara ia shalat sendirian, maka saya perintahkan untuk tergesa-gesa.
Maka ia mengerjakan
shalat seperti ayam yang mencocok benih-benih untuk dimakan dan segera
meninggalkannya. Kalau ia sanggup mengalahkan saya, dan shalat berjamaah, maka
saya kalungkan rantai dilehernya. Ketika ia sedang ruku' saya tarik kepalanya
keatas sebelum imam bangun dari ruku' dan saya turunkan sebelum imam turun.
Wahai Muhammad, engkau tahu, bahwa orang yang melakukan shalat seperti itu,
maka batal shalatnya, dan di hari Kiamat nanti Allah akan menyalin kepalanya
dengan kepala keledai.
Kalau dengan
cara tersebut saya masih kalah, maka saya perintahkan meremas-remas
jari-jemarinya sehingga bersuara, sedangkan ia sedang shalat, karenanya ia
tidak termasuk orang-orang yang bertasbih kepadaku padahal ia sedang shalat.
Kalau dengan
cara tersebut masih juga tidak mempan, maka saya tiup hidungnya sehingga ia
menguap, sementara ia sedang shalat. Kalau ia tidak menutupi mulutnya dengan
tangannya maka setan masuk kedalam perutnya, sehingga ia semakin rakus dengan
dunia dan berbagai perangkapnya. Ia akan selalu mendengar dan taat kepadaku.
Bagaimana ummatmu bisa bahagia wahai muhammad, sementara saya memerintah orang-orang miskin untuk meninggalkan shalat, dan saya berkata kepadanya, 'Shalat bukanlah kewajiban kalian, shalat hanya kewajiban orang-orang yang diberi nikmat oleh Allah'. Saya pun berkata kepada orang yang sakit, 'Tinggalkan shalat, karena shalat bukanlah kewajibanmu. Shalat hanyalah kewajiban orang-orang yang diberi nikmat kesehatan.
Sebab Allah
sudah berfirman, '...dan tidak apa-apa bagi seorang yang sedang sakit...' (QS
An-Nur:61). Kalau engkau sudah sembuh baru melakukan shalat. Akhirnya ia mati
dalam kondisi kafir. Apabila ia mati dengan meninggalkan shalat ketika sedang
sakit, maka ia akan bertemu Allah dengan dimurkai.
Wahai Muhammad, jika saya menyimpang dan berdusta kepadamu, maka hendaknya engkau memohon kepada Allah agar saya dijadikan debu yang lembut. Wahai Muhammad, apakah engkau masih juga merasa gembira terhadap ummatmu, sementara saya bisa memurtadkan seperenam dari ummatmu untuk keluar dari Islam?".
Kemudian Rasulullah SAW meneruskan pertanyaannya, "Wahai mahluk yang terkutuk, siapa teman dudukmu?".
"Orang-orang
yang suka makan riba", jawab Iblis.
"Lalu
siapa teman dekatmu?", tanya Rasulullah SAW.
"Orang
yang berzina", jawab Iblis.
"Siapa teman tidurmu?", tanya Rasulullah SAW.
"Orang
yang mabuk", jawab Iblis.
"Siapa tamumu?", tanya Rasulullah SAW.
"Pencuri",
jawab Iblis.
"Siapa
utusanmu?", tanya Rasulullah SAW.
"Tukang
sihir", jawab Iblis.
"Apa yang menyenangkan di dalam pandangan matamu?", tanya Rasulullah SAW.
"Orang
yang bersumpah dengan talak", jawab Iblis.
"Siapa
kekasihmu?", tanya Rasulullah SAW.
"Orang
yang meninggalkan shalat Jum'at", jawab Iblis.
"Wahai
mahluk yang terkutuk, apa yang mengakibatkan punggungmu patah?", tanya Rasulullah
SAW.
"Suara
ringkik kuda untuk berperang membela agama Allah SWT", jawab Iblis.
"Apa yang membuat hatimu panas?", tanya Rasulullah SAW.
"Banyak
beristighfar kepada Allah, baik di malam hari maupun di siang hari", jawab
Iblis.
"Apa yang membuatmu merasa malu dan hina?", Tanya Rasulullah SAW.
"Sedekah
secara rahasia", jawab Iblis.
"Apa yang
menjadikan matamu buta?", tanya Rasulullah SAW.
"Shalat
diwaktu sahur", jawab Iblis.
"Apa yang
dapat mengendalikan kepalamu?", tanya Rasulullah SAW.
"Memperbanyak
shalat berjamaah", tutur Iblis.
"Siapa
orang yang paling membahagiakanmu?", tanya
Rasulullah SAW.
"Orang
yang sengaja meninggalkan shalat", tutur Iblis.
"Siapa yang paling celaka menurut engkau?", tanya Rasulullah SAW.
"Orang-orang
yang kikir", jawab Iblis.
"Apa yang
paling menyita pekerjaanmu?", Tanya Rasulullah SAW.
"Majelis
orang-orang alim", jawab Iblis
"Bagaimana
cara engkau makan?", tanya Rasulullah SAW.
"Dengan
tangan kiriku dan jari-jemariku", jawab Iblis.
"Dimana engkau mencari tempat berteduh untuk anak-anakmu diwaktu panas?", tanya Rasulullah SAW.
"Dibawah
kuku manusia", jawab Iblis.
"Berapa
kebutuhan yang pernah engkau minta kepada Tuhanmu?", Tanya Rasulullah SAW.
"Sepuluh macam", jawab Iblis.
"Apa saja
itu wahai mahluk terkutuk?", tanya Rasulullah SAW.
Iblis pun
menjawab : "Saya meminta-Nya agar saya bisa berserikat dengan anak-cucu
Adam dalam harta kekayaan dan anak-anak mereka. Akhirnya Allah mengizinkanku
berserikat dalam kelompok mereka.
Itulah maksud
firman Allah SWT : 'Dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak
dan beri janjilah mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan oleh setan kepada
mereka melainkan tipuan belaka'. QS.Al-Isra':64).
Setiap harta yang tidak dikeluarkan zakatnya, maka saya ikut memakannya. Saya juga ikut makan makanan yang bercampur riba dan haram serta segala harta yang tidak dimohonkan perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk.
Setiap orang
yang tidak memohon perlindungan kepada Allah dari setan ketika bersetubuh dengan
istrinya, maka setan akan ikut bersetubuh. Akhirnya melahirkan anak yang
mendengar dan taat kepadaku.
Begitu pula
orang yang naik kendaraan dengan maksud mencari penghasilan yang tidak
dihalalkan, maka saya adalah temannya. Itulah maksud firman Allah SWT: 'Dan
kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki'.
(QS.Al-Isra':64).
Saya memohon kepada-Nya agar saya punya rumah, maka rumahku adalah kamar mandi.
Saya memohon
agar saya punya masjid, akhirnya pasar menjadi masjidku. Saya memohon agar saya
punya Al-Qur'an, maka syair adalah Al-Qur'anku.
Saya memohon
agar saya punya adzan, maka terompet adalah penggilan adzanku.
Saya memohon
kepada-Nya agar saya punya tempat tidur, maka orang-orang mabuk adalah tempat
tidurku.
Saya memohon
agar saya memiliki teman-teman yang menolongku, maka kelompok Al-Qadariyyah
menjadi teman-teman yang membantuku.
Dan saya
memohon agar saya memiliki teman-teman dekat, maka orang-orang yang
menginfakkan harta kekayaannya untuk kemaksiatan adalah teman dekatku. Itulah
maksud firman Allah SWT : 'Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah
saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya'.
(QS.Al-Isra':27) ".
Rasulullah SAW berkata kepada Iblis, "Andaikan tidak setiap apa yang engkau ucapkan itu didukung oleh ayat-ayat dari Kitab Allah tentu aku tidak akan membenarkanmu". Lalu Iblis berkata lagi, "Wahai Muhammad, saya memohon kepada Allah agar saya bisa melihat anak-cucu Adam, sementara mereka tidak bisa melihatku. Kemudian Allah menjadikan aku bisa mengalir melalui peredaran darah mereka. Diriku bisa berjalan kemanapun sesuai kemauan diriku dan dengan cara bagaimana pun. Kalau saya mau dalam sesaat pun bisa. Kemudian Allah berfirman kepadaku. 'Engkau bisa melakukan apa saja yang kau minta'. Akhirnya saya merasa senang dan bangga sampai hari Kiamat. Sesungguhnya orang yang mengikutiku lebih banyak daripada orang yang mengikutimu. Sebagian besar anak-cucu Adam akan mengikutiku sampai hari Kiamat".
Iblis melanjutkan lagi, "Saya memiliki anak yang saya beri nama Atamah. Ia akan kencing di telinga seorang hamba ketika ia tidur meninggalkan shalat Isya'. Andaikan tidak karenanya tentu manusia tidak akan tidur terlebih dahulu sebelum menjalankan shalat.
Saya juga punya anak yang saya beri nama Mutaqadhi. Apabila ada seorang hamba melakukan ketaatan (ibadah) dengan rahasia dan ingin menutupinya, maka anak saya tersebut senantiasa membatalkannya dan dipamerkan ditengah-tengah manusia, sehingga semua manusia tahu. Akhirnya Allah membatalkan sembilan puluh sembilan dari seratus pahala. Sehingga yang tersisa hanya satu pahala. Sebab setiap ketaatan yang dilakukan secara rahasia akan diberi seratus pahala.
Saya punya anak
lagi yang bernama Kuhyal, dimana ia bertugas mengusapi celak mata semua orang
yang sedang berada di majelis pengajian dan ketika khatib sedang berkuthbah.
Sehingga mereka terkantuk dan akhirnya tidur, tidak bisa mendengarkan apa yang
dibicarakan para ulama. Mereka yang tertidur tidak akan ditulis pahala
sedikitpun untuk selamanya".
Iblis melanjutkan lagi, "Setiap kali ada perempuan keluar mesti ada setan yang duduk di pinggulnya, ada pula yang duduk di daging yang mengelilingi kukunya. Dimana mereka akan menghiasi kepada orang-orang yang melihatnya. Kedua setan itu kemudian berkata kepadanya, 'Keluarkan tanganmu'. Akhirnya ia mengeluarkan tangannya, kemudian kukunya tampak, lalu kelihatan nodanya".
Iblis
melanjutkan lagi, "Wahai Muhammad, sebenarnya saya tidak bisa menyesatkan
sedikit pun. Akan tetapi saya hanya akan mengganggu dan menghiasi. Andaikan
saya memiliki hak dan kemampuan untuk menyesatkan, tentu saya tidak membiarkan
segelintir manusia pun di muka bumi ini yang masih sempat mengucapkan dua
kalimat Syahadat, 'Tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Utusan-Nya'.
Tidak akan ada lagi orang yang shalat dan berpuasa.
Sebagaimana
engkau wahai Muhammad, tidak berhak untuk memberikan hidayah sedikit pun kepada
siapa saja. Akan tetapi engkau adalah seorang utusan dan penyampai amanat dari
Allah. Andaikan engkau memiliki hak dan kemampuan untuk memberi hidayah, tentu
engkau tidak akan membiarkan segelintir orang kafir pun di muka bumi ini.
Engkau hanyalah sebagai argumentasi (Hujjah) Allah SWT terhadap makhluk-Nya.
Sementara saya hanyalah menjadi sebab celakanya orang yang sebelumnya sudah
dicap oleh Allah sebagai orang celaka. Orang yang bahagia dan beruntung adalah
orang yang dijadikan bahagia oleh Allah sejak dalam perut ibunya, sedangkan
orang yang celaka adalah orang yang dijadikan celaka oleh Allah sejak dalam perut
ibunya".
Rasulullah SAW
kemudian membacakan firman Allah SWT : "Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu
Dia menjadikan manusia ummat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih
pendapat. Kecuali orang-orang yang diberi Rahmat oleh Tuhanmu'. (QS.Hud:118-119).
Kemudian beliau Nabi SAW melanjutkan dengan firman Allah SWT : "Dan adalah ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku". (QS.Al-Ahzab:38).
Lantas Rasulullah SAW berkata lagi kepada iblis, "Wahai Abu Murrah (iblis), apakah engkau masih mungkin bertobat dan kembali kepada Allah, sementara saya akan menjaminmu masuk surga".
Iblis menjawab,
"Wahai Rasulullah, Ketentuan telah memutuskan dan Qalam pun telah kering
dengan apa yang terjadi seperti ini hingga hari Kiamat nanti. Maka Maha Suci Allah
Yang telah menjadikanmu sebagai tuan para Nabi dan Khathib para penduduk Surga,
Dia telah memilih dan mengkhususkan dirimu. Sementara Dia telah menjadikan saya
sebagai tuan orang-orang celaka dan Khatib para penduduk Neraka. Saya adalah
makhluk yang celaka lagi terusir. Ini adalah akhir dari apa yang saya
beritahukan kepadamu, dan saya mengatakan sejujurnya ".(Dikutip dari Syajaratul Kaun, doktrin tentang pribadi
manusia pilihan, Muhammad SAW, yang ditulis oleh Asy-Syaikh Al-Akbar Muhyidin
Ibnu Arabi Abdullah Muhammad bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Ali Al-Hatimi
Ath-Tha'i Al-Andalusia), 17 Ramadhan 560 H - 22 Rabi'uts-Tsani 638 H)
Sebagai KHALIFAH di muka
bumi, ketahuilah itulah kondisi dasar dari permusuhan Iblis/Syaitan yang harus
kita hadapi selama kita hidup di dunia ini, lalu sudahkah kita mempersiapkan
diri menghadapi musuh kita tersebut? Lalu apakah kewaspadaan dan kehati-hatian
sudah kita tanamkan dalam diri maupun di dalam diri anak keturunan kita bahwa
musuh sudah begitu siap menghadapi kita? Lalu bertanyalah kepada diri sendiri
mampukah kita menghadapi musuh seorang diri tanpa bantuan ALLAH SWT selaku
pencipta musuh tersebut?
Barangsiapa
yang berpaling dari pengajaran Tuhan yang Maha Pemurah (Al Quran), Kami adakan
baginya syaitan (yang menyesatkan) Maka syaitan Itulah yang menjadi teman yang
selalu menyertainya.
(surat
Az Zukhruf (43) ayat 36)
Apa yang kami kemukakan
di atas semuanya terpulang kepada diri kita sendiri, karena baik musuh ataupun
ALLAH SWT sama-sama sudah bersama diri kita. Sekarang tergantung kepada diri
kita mau kepada ALLAH SWT ataukah mau kepada Iblis/Syaitan kita minta pertongan
dan perlindungan.
E. KENA AZAB DUNIA dan
AZAB AKHIRAT
Hal yang kelima yang akan kita
peroleh dan rasakan jika kita tidak mau Iman dan Yakin kepada ALLAH SWT saat
hidup menumpang di langit dan di bumi yang dimiliki oleh ALLAH SWT adalah akan kena Azab baik di dalam
kehidupan dunia dan akhirat. Sekarang azab yang seperti apakah yang akan
diberikan saat hidup di dunia? Bagi yang tidak mau Iman dan Yakin kepada ALLAH
SWT saat menjadi KHALIFAH di muka bumi akan diberikan hadiah dan penghargaan
berupa sulit dan sakitnya saat sakratul maut yang disusul dengan Suul Khatimah,
diberikannya anak yang durhaka kepada orang tua, timbulnya Penyakit resah dan
gelisah dalam diri, timbulnya penyakit takut dan was-was dalam diri,
gontok-gontokkan dalam keluarga sepeninggal orang tua, stress, sedih hati,
harta yang didapat tidak membawa berkah
dan lain sebagainya yang kesemuanya paling sesuai dengan kehendak
Syaitan.
Selain daripada itu ALLAH SWT juga
sudah mempersiapkan penghargaan bagi yang manusia tidak mau Iman dan Yakin
kepada ALLAH SWT atau tidak mau taat dan patuh kepada ALLAH SWT, yaitu akan
dijadikan penghuni Neraka untuk hidup bertetangga dengan Jin/Iblis/Syaitan.
Sekarang apa yang akan ALLAH SWT berikan
kepada diri kita jika kita patuh dan taat kepada ALLAH SWT, lalu apakah sama
atau berbeda dengan yang diberikan kepada orang yang tidak mau Iman dan Yakin
kepada ALLAH SWT?
dan jadilah orang-orang yang kemarin
mencita-citakan kedudukan Karun itu, berkata: "Aduhai, benarlah Allah
melapangkan rezki bagi siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hambanya dan
menyempitkannya; kalau Allah tidak melimpahkan karunia-Nya atas kita
benar-benar Dia telah membenamkan kita (pula). Aduhai benarlah, tidak beruntung
orang- orang yang mengingkari (nikmat Allah)".
negeri akhirat[1140] itu,
Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat
kerusakan di (muka) bumi. dan kesudahan (yang baik)[1141] itu adalah bagi
orang-orang yang bertakwa.
(surat Al Qashash (28) ayat 82-83)
[1140] Yang dimaksud kampung akhirat di sini ialah
kebahagiaan dan kenikmatan di akhirat.
[1141] Maksudnya: syurga.
Jabir ra, berkata: Nabi SAW bersabda: Allah ta’ala
berfirman: Aku membalas hamba yang aku benci dengan hamba yang Aku benci pula
kemudian Aku masukkan keduanya ke dalam Neraka.
(HQR Aththabarani; 272:75)
ALLAH SWT selaku Inisiator yang
juga Pencipta dan Pemilik dari langit
dan bumi, akan memberikan penghargaan kepada setiap orang yang Taat dan Patuh
hal-hal sebagai berikut yaitu: Dilapangkan dan dimurahkan Rezeki oleh ALLAH SWT
serta dipanjangkan Umur; Maunah dan Pertolongan yang tidak di duga-duga dari
ALLAH SWT; Karunia, Hidayah dan Firasat yang baik melalui Hati Ruhani;
Dibukanya pintu Ilham atau Ide-Ide brilian; Diberikannya Pemahaman dan
Kemantapan Hati di dalam mempelajari Diinul Islam; Diberikannya Ketenangan
Bathin; Dimudahkannya Sakratul Maut serta wafat dalam keadaan Husnul Khatimah;
Dianugerahkan Keluarga Sakinah serta anak yang shaleh dan shalehah.
Sebagai KHALIFAH yang sedang
menjalankan tugas di muka bumi beranikah kita menyatakan bahwa Hadiah dan
Penghargaan dari ALLAH SWT kepada orang yang tidak mau Iman dan Yakin kepada ALLAH SWT Lebih Baik, Lebih Enak dan Lebih
Bermutu dibandingkan dengan Hadiah dan Penghargaan yang diberikan ALLAH SWT kepada orang yang Taat dan Patuh?
Jawaban dari pertanyaan ini, hanya diri kitalah yang tahu pasti karena hal ini
akan menunjukkan kepada diri kita kemana kita akan pulang kampung.
Kelima ancaman yang kami kemukakan
di atas bukanlah sebatas pengumuman dan informasi belaka yang dikemukakan oleh
ALLAH SWT di dalam Al-Qur’an. Akan
tetapi apa yang telah dikemukakan oleh ALLAH SWT pasti akan dilaksanakan oleh ALLAH
SWT dan sebahagian dari ancaman sudah dibuktikan oleh ALLAH SWT kepada umat
Nabi Nuh as, umat Nabi Luth as, umat Nabi Musa as. Sekarang setelah mengetahui
akan adanya sanksi dan penghargaan dari ALLAH SWT kepada orang-orang yang tidak
mau Iman dan Yakin kepada ALLAH SWT, seharusnya kondisi ini membuat diri kita
menjadi lebih sadar lalu melakukan Taubatan Nasuha ataukah menjadikan diri kita
takut untuk melawan ALLAH SWT karena
kita tidak pernah menciptakan dan memiliki langit dan bumi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar