Label

MEMANUSIAKAN MANUSIA: INILAH JATIDIRI MANUSIA YANG SESUNGGUHNYA (79) SETAN HARUS JADI PECUNDANG: DIRI PEMENANG (68) SEBUAH PENGALAMAN PRIBADI MENGAJAR KETAUHIDAN DI LAPAS CIPINANG (65) INILAH ALQURAN YANG SESUNGGUHNYA (60) ROUTE TO 1.6.799 JALAN MENUJU MAKRIFATULLAH (59) MUTIARA-MUTIARA KEHIDUPAN: JALAN MENUJU KERIDHAAN ALLAH SWT (54) PUASA SEBAGAI KEBUTUHAN ORANG BERIMAN (50) ENERGI UNTUK MEMOTIVASI DIRI & MENJAGA KEFITRAHAN JIWA (44) RUMUS KEHIDUPAN: TAHU DIRI TAHU ATURAN MAIN DAN TAHU TUJUAN AKHIR (38) TAUHID ILMU YANG WAJIB KITA MILIKI (36) THE ART OF DYING: DATANG FITRAH KEMBALI FITRAH (33) JIWA YANG TENANG LAGI BAHAGIA (27) BUKU PANDUAN UMROH (26) SHALAT ADALAH KEBUTUHAN DIRI (25) HAJI DAN UMROH : JADIKAN DIRI TAMU YANG SUDAH DINANTIKAN KEDATANGANNYA OLEH TUAN RUMAH (24) IKHSAN: INILAH CERMINAN DIRI KITA (24) RUKUN IMAN ADALAH PONDASI DASAR DIINUL ISLAM (23) ZAKAT ADALAH HAK ALLAH SWT YANG HARUS DITUNAIKAN (20) KUMPULAN NASEHAT UNTUK KEHIDUPAN YANG LEBIH BAIK (19) MUTIARA HIKMAH DARI GENERASI TABI'IN DAN TABI'UT TABIIN (18) INSPRIRASI KESEHATAN DIRI (15) SYAHADAT SEBAGAI SEBUAH PERNYATAAN SIKAP (14) DIINUL ISLAM ADALAH AGAMA FITRAH (13) KUMPULAN DOA-DOA (10) BEBERAPA MUKJIZAT RASULULLAH SAW (5) DOSA DAN JUGA KEJAHATAN (5) DZIKIR UNTUK KEBAIKAN DIRI (4) INSPIRASI DARI PARA SAHABAT NABI (4) INILAH IBADAH YANG DISUKAI NABI MUHAMMAD SAW (3) PEMIMPIN DA KEPEMIMPINAN (3) TAHU NABI MUHAMMAD SAW (3) DIALOQ TOKOH ISLAM (2) SABAR ILMU TINGKAT TINGGI (2) SURAT TERBUKA UNTUK PEROKOK dan KORUPTOR (2) IKHLAS DAN SYUKUR (1)

Rabu, 23 Desember 2015

Route to 1.6.7.99 : ANCAMAN DIBALIK Route to ALLAH SWT




Hamba ALLAH SWT yang selalu dirahmati-Nya
Sebelum ALLAH SWT menciptakan segala sesuatu, ALLAH SWT sudah mempersiapkan dua buah tempat kembali bagi kekhalifahan yang akan diciptakannya kelak, yaitu Syurga dan juga Neraka. Adanya dua buah tempat kembali bagi kekhalifahan yang akan diciptakan oleh ALLAH SWT, maka ke dua tempat kembali ini harus diisi dengan cara yang seadil-adilnya. Selain daripada itu sebelum diri kita ada di muka bumi, ALLAH SWT sudah memberikan izin kepada Syaitan untuk mengganggu, menggoda anak keturunan dari Nabi Adam as, sampai dengan hari kiamat kelak.


ALLAH SWT sangat demokratis kepada diri kita, yaitu mempersilahkan diri kita memilih apakah mau mematuhi segala ketentuan, segala hukum, segala undang-undang yang berlaku di muka bumi ini atau tidak mau mematuhi itu semua. ALLAH SWT memberlakukan hal ini selain karena wujud komitmen ALLAH SWT kepada Jin, Iblis dan Syaitan yang telah diberikan izin untuk mengganggu dan menggoda manusia serta untuk mengisi Syurga dan Neraka dengan cara yang seadil-adilnya. Adanya syaitan dapat dikatakan sebagai  metode ALLAH SWT untuk menseleksi siapa yang dapat masuk ke syurga dan siapa yang masuk ke neraka. Jika ini kondisinya berarti kita juga dihadapkan untuk memilih ke mana akan pulang kampung, apakah mau ke Neraka ataukah ke Syurga, apakah mau memenuhi segala ketentuan ALLAH SWT ata mau membangkang ketentuan ALLAH SWT.


Sebagai KHALIFAH di muka bumi. sebagai makhluk yang diciptakan oleh ALLAH SWT, sebagai makhluk yang juga tidak pernah menciptakan langit dan bumi berarti saat ini kita sedang menumpang, atau sedang menjadi tamu dilangit dan di bumi ALLAH SWT dan secara otomatis kita harus mentaati dan mematuhi segala ketentuan, segala hukum, segala undang-undang yang telah ditetapkan oleh ALLAH SWT. Adanya kondisi ini maka kita dipersilahkan oleh  ALLAH SWT untuk memilih, apakah mau mentaati ketentuan ALLAH SWT, ataukah mau membangkang ketentuan ALLAH SWT. Dan yang pasti adalah ALLAH SWT akan membedakan segala fasilitas bagi yang mentaati ketentuan ALLAH SWT dengan yang membangkang ketentuan ALLAH SWT. Adanya kondisi ini berarti ALLAH SWT siap memberikan hikmah dan ancaman  kepada setiap manusia yang ada di muka bumi. Hikmah telah kita pelajari, sekarang kita pelajari ancaman yang siap diberikan kepada orang yang tidak tahu diri, yaitu berani membangkang ketentuan ALLAH SWT.


Berikut ini, akan kami kemukakan beberapa ancaman yang akan diberikan ALLAH SWT kepada diri kita yang tidak mau Iman dan Yakin kepada ALLAH SWT, yaitu: 



A.  DIMASUKKAN ke DALAM NERAKA


Berdasarkan surat An Nisaa’ (4) ayat 55 yang kami kemukakan di bawah ini, hadiah dan penghargaan yang akan diberikan kepada diri kita jika tidak mau Iman dan Yakin kepada ALLAH SWT, atau  jika kita tidak mau mematuhi segala perintah dan larangan ALLAH SWT yaitu akan dimasukkan ke dalam Neraka bersama Syaitan sang Laknatullah. Selanjutnya jika hal ini sudah menjadi ketetapan ALLAH SWT kepada seluruh umat manusia, sekarang bertanyalah kepada diri sendiri, dengan mempertanyakan apakah kita sudah memiliki kemampuan untuk menetralisir sehingga mampu menahan panasnya api Neraka Jahannam yang panasnya 70 (tujuh puluh) kali panasnya api dunia. Dan jika jawaban dari pernyataan di atas kita mampu maka lakukanlah secara teratur, lakukanlah secara konsisten, dari waktu ke waktu tindakan dan perbuatan yang tidak mengakui ALLAH SWT sebagai satu-satunya Tuhan yang berhak di sembah, atau jangan pernah Iman dan Yakin kepada ALLAH SWT, atau jangan pernah akui Diinul Islam sebagai Agama yang Haq, atau jangan pernah akui bahwa ALLAH SWT adalah Inisiator, Pencipta dan Pemilik dari langit dan bumi ini.


Jika hal-hal di atas mampu kita laksanakan dengan baik maka hal ini sudah cukup menghantarkan diri kita menempati  Kampung Kesengsaraan dan Kebinasaan, yaitu Neraka Jahannam. Dan jika sampai kita pulang kampung ke Kampung Kesengsaraan dan Kebinasaan berarti kita akan bertetangga dengan Jin/Iblis/Syaitan, atau kita akan mengarungi bahtera kehidupan yang baru dengan Jin/Iblis/Syaitan di Neraka Jahannam.


Maka di antara mereka (orang-orang yang dengki itu), ada orang-orang yang beriman kepadanya, dan di antara mereka ada orang-orang yang menghalangi (manusia) dari beriman kepadanya. dan cukuplah (bagi mereka) Jahannam yang menyala-nyala apinya.
(surat An Nisaa' (4) ayat 55)


Untuk itu jangan pernah berfikir bahwa ALLAH SWT akan salah menempatkan siapa yang berhak menempati Syurga dan siapa yang berhak  menempati Neraka Jahannam. ALLAH SWT dengan Kemahaan yang dimilikinya sudah memiliki alat pembeda yang baku bagi seluruh Khalifah-Nya yang ada di muka bumi, yaitu melalui Diinul Islam dan juga tingkat ketaqwaan. Dan jika saat ini kita sedang melaksanakan tugas sebagai KHALIFAH di muka bumi, sudahkah kita berbuat dan bertindak sesuai dengan Kaveling mana yang telah kita pesan atau kita pilih nantinya? Jika Syurga yang kita pilih maka berbuat dan bertindaklah sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh  ALLAH SWT dan jika Neraka Jahannam yang akan kita pilih maka berbuatlah dan berkehendaklah sesuai dengan perilaku Ahwa dan juga perilaku Syaitan yang kesemuanya mencerminkan Nilai-Nilai Keburukan.


Sebagai KHALIFAH di muka bumi, ada baiknya kita mengetahui kondisi dan keadaan Neraka itu, agar diri kita tidak salah jalan saat menjadi KHALIFAH di muka bumi. Berikut ini akan kami kemukakan kondisi dan keadaan Neraka dimaksud, yaitu:


a.      Neraka adalah Kampung Kebinasaan dan Kesengsaraan.


Inilah Kampung atau tempat kembali yang dijanjikan oleh ALLAH SWT kepada makhluknya yang tidak mematuhi segala larangan dan perintah-Nya. Tempat kembali apakah yang dijanjikan ALLAH SWT itu? Tempat itu adalah Neraka Jahannam yang merupakan sebuah Kampung atau tempat kembali yang berisi kebinasaan dan kesengsaraan.


Dan pada hari itu diperlihatkan neraka Jahannam; dan pada hari itu ingatlah manusia akan tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya. Dia mengatakan: “Alangkah baiknya kiranya aku dahulu mengerjakan (amal saleh) untuk hidupku ini.
(surat Al Fajr (89) ayat 23-24)


Sebagai KHALIFAH di muka bumi, beranikah anda memilih kampung kebinasaan dan kesengsaraan sebagai tempat kembali kelak setelah hari kiamat? Jika anda berani memilih Neraka berarti anda telah menjadi pengikut, antek serta kawan bagi syaitan dan iblis di dalam mengarungi hidup di Neraka.


b.      Neraka mempunyai Tujuh Pintu, atau Tujuh Tingkat


Adapun urut-urutan dari Kampung Kebinasaan dan Kesengsaraan adalah Neraka Jahannam, Lazha, Huthamah, Sa’ir, Saqar, Jahim dan Hawiyah. Selanjutnya beranikah anda memilih salah satu tempat dari ke tujuh Kampung Kebinasaan dan Kesengsaraan sebagai kampung halaman yang baru nanti? 


Sesungguhnya neraka Jahannam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada orang-orang mereka (pengikut-pengikut syaitan) semuanya. Jahannam itu mempunyai tujuh pintu. Tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan yang tertentu bagi mereka.
(surat Al Hijr (15) ayat 43-44)


c.   Berapakah Panasnya Api Neraka?


Pernahkah anda terkena bara api atau terkena tumpahan air panas? Jika anda pernah merasakan itu maka anda pasti merasakan sakitnya terkena bara dan air panah. Sekarang jika bara dan air panas saja sudah membuat anda sakit bagaimana dengan panasnya api neraka yang panasnya 69 kali panasnya api di dunia?


Rasulullah bersabda: “Api kalian di dunia yang dinyalakan oleh anak keturunan Adam adalah satu bagian dari tujuh puluh bagian dari neraka Jahannam”. Para sahabat berkata: “Jika api itu mencukupi ya Rasulullah, maka api itu terpisah dengan selisih enam puluh sembilan bagian yang kesemuanya itu adalah perumpamaan panasnya”.
(HR Bukhari, Muslim)


Sekarang pernahkan anda menilai berapa panasnya api yang ada di dunia kemudian kalikan dengan 69 (enam puluh sembilan) berapa panasnya api Neraka? Maukah anda pergi ke sana?


d.  Apa Warna Api Neraka?


Selama ini kita hanya mengetahui bahwa warna api adalah merah kemudian dengan merahnya api saja kita sudah tidak sanggup mendekatinya ataupun melawannya. Jika sekarang warna api neraka adalah hitam dan gelap tentunya lebih hebat dan lebih dasyat dari api yang berwarna merah.


Rasulullah bersabda: “Api neraka dinyalakan selama seribu tahun sehingga api itu menjadi merah. Api neraka itu lantas dinyalakan lagi selama seribu tahun sehingga api itu menjadi putih. Setelah itu api neraka dinyalakan kembali selama seribu tahun sehingga api neraka itu menjadi hitam dan gelap”.
(HR Atturmudzi)


Jika api yang hitam dan gelap itu adalah tempat kembali kita, coba bayangkan sakit dan perih yang dirasakan oleh tubuh kita pada waktu terbakar. Mau mencobakah anda api tersebut?


e.  Berapa Kedalaman Neraka?


Mau tahukah anda berapa jarak atau kedalaman dari neraka itu? Jatuhkan sebuah batu ke dalam sebuah lorong ataupun sebuah jurang dimana batu tersebut tidak akan sampai sebelum 70 (tujuh puluh) tahun ke dasar lorong tersebut. Dapatkah anda menghitung luas dan dalamnya lorong tersebut? Ini berarti luasnya Neraka tidak ada yang  sanggup mengukurnya kecuali ALLAH SWT dan ini berarti luasnya Kampung Kesengsaraan dan Kebinasaan tidak terhingga sehingga dapat menampung seluruh hamba yang membangkang perintah ALLAH SWT.


Rasulullah bersabda: “ Sesungguhnya batu besar yang dijatuhkan dari ujung neraka Jahannam, ia jatuh selama tujuh puluh tahun dan batu itu tidak sampai ke tempatnya”.
(HR Atturmudzi)


Adanya kondisi ini berarti luasnya Neraka tidak ada yang  sanggup mengukurnya kecuali ALLAH SWT, sehingga dapat menampung seluruh manusia yang membangkang ketentuan dan perintah ALLAH SWT.


f.    Rantai Neraka Jahannam dan Belenggunya?


Setiap manusia yang pulang ke kampung kebinasaan dan kesengsaraan pasti akan dibakar dan disiksa di dalam kobaran api neraka dan orang yang disiksa dan dibakar tersebut pasti akan berontak untuk ke luar dari siksa api neraka. Untuk itu ALLAH SWT akan membelenggu manusia tersebut dengan rantai yang panjangnya 70 (tujuh puluh) hasta sehingga orang yang di bakar dan di siksa tidak akan bisa lari ke mana-mana. 



 “Peganglah dia lantas belenggulah tangannya ke lehernya, kemudian masukkanlah  dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala. Setelah itu belitlah dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta, Sesungguhnya dahulu dia tidak beriman kepada Allah yang Maha Besar dan dia juga tidak menganjurkan orang lain untuk memberi makan orang miskin”.
(surat Al Haaqqah (69) ayat 30-31-32-33-34)


Jika kita di borgol saja sudah susah dan payah untuk bergerak bagaimana jika kita di belenggu serta di rantai  di tengah kobaran api yang menyala-nyala pasti rasanya sangat menyakitkan. Adanya kondisi ini apakah kita tetap mau pulang ke kampung kebinasaan dan kesengsaraan?


g.  Ular dan Kalajengking


Anda tidak perlu takut jika berada di kampung kebinasaan dan kesengsaraan sebab disana selain ada api yang menyala-nyala juga terdapat teman yang menemani kita yaitu ular dan kalajengking.



Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya di dalam api neraka Jahannam terdapat beberapa ular seperti leher ular onta Khurasan. Satu ular menggigit, panasnya terasa selama tujuh puluh tahun masa musim rontok. Di neraka juga terdapat kalajengking seperti keledai besar yang gemuk dan banyak susunya. Satu kalajengking menggigit, sakitnya terasa selama empat puluh tahun.
(HR Hakim)


Mau tahukah anda rasa sakit yang diakibatkan oleh gigitan ular dan kalajengking di kampung kebinasaan dan kesengsaraan? Satu gigitan ular akan terasa sakit dan panasnya selama tujuh puluh tahun masa musim rontok dan satu gigitan kalajengking sakitnya terasa empat puluh tahun. Jika anda mau merasakan gigitan ular dan kalejengking tersebut pulanglah ke kampung kebinasaan dan kesengsaraan dan jika anda tidak mau maka Berimanlah kepada ALLAH SWT dengan sebenar-benarnya.


h.  Disiksa Tiada Henti


Di kampung kebinasaan dan kesengsaraan anda akan mendapatkan sebuah kepastian yaitu Siksa pedih yang tiada henti. Tidak ada saat dan tidak ada waktu yang terbuang semuanya dilalui dengan Siksaan dan Siksaan yang sangat pedih tiada banding.



Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali  kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain,  supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
(surat An Nisa (4) ayat 56)


Sekarang jika anda ingin mencoba kepastian yang ada di dalam Neraka Jahannam, pulang kampunglah kesana maka anda akan merasakan semua jenis Siksaan tersebut.


i.  Makanan Penghuni Neraka


Di dunia kita mengenal apa yang disebut dengan Empat Sehat, Lima Sempurna, akan tetapi jika kita telah memilih untuk pulang ke kampung yang bernama Neraka Jahannam maka jangan berharap makanan yang  memenuhi  syarat  tersebut   dapat  anda  peroleh.



Dan tiada (pula) makanan sedikitpun (baginya) kecuali dari darah dan nanah. Tidak ada yang memakannya kecuali orang-orang yang berdosa.
(surat Al Haaqqah (69) ayat 36-37)


Makanan surga) itukah hidangan yang lebih baik ataukah pohon zaqqum. Sesungguhnya kami menjadikan pohon zaqqum itu sebagai siksaan bagi orang-orang  yang zalim. Sesungguhnya dia adalah sebatang pohon yang keluar dari dasar neraka jahim. Mayangnya seperti kepala syaitan-syaitan. Maka sesungguhnya mereka benar-benar memakan sebagian dari buah pohon itu, maka mereka memenuhi perutnya dengan buah zaqqum itu. Kemudian sesudah makan buah pohon zaqqum itu pasti mereka mendapat minuman yang bercampur dengan air yang sangat panas.
(surat Ash Shaaffaat (37) ayat 62-63-64-65-66-67)


Mereka tiada memperoleh makanan selain dari pohon berduri, yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar.
(surat Al Ghaasyiyah (88) ayat 6-7)


Menu makanan sehat ala Neraka Jahannam adalah Darah dan Nanah serta makanan yang berasal dari pohon berduri yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar dan jika anda haus maka akan dicampur dengan air yang sangat panas atau masih mendidih. Coba anda bayangkan menu makanan ini dengan makanan yang memenuhi Kriteria Empat Sehat Lima Sempurna, mana yang lebih enak?


j. Minuman Penghuni Neraka


Di kampung kebinasaan dan kesengsaraan anda jangan berharap untuk mendapatkan minuman yang sejuk dan menyegarkan. Minuman Kesehatan yang ada di Neraka Jahannam adalah Air yang Mendidih yang dapat merontokkan dan membuat sakit anggota tubuh tiada terkira serta Air Nanah yang menjijikkan serta Air seperti Besi yang mendidih.


Banyak muka pada hari itu tunduk terhina, bekerja keras lagi kepayahan, memasuki api yang sangat panas (neraka), diberi minum (dengan air) dari sumber yang sangat panas.
(surat Al Ghaasyiyah (88) ayat 2-3-4-5)


Dengan air itu dihancur luluhkan segala apa yang ada dalam perut mereka dan juga kulit (mereka). Dan untuk mereka cambuk-cambuk dari besi, setiap kali mereka hendak keluar dari neraka  lantaran kesengsaraan mereka, niscaya mereka dikembalikan ke dalamnya. (Kepada mereka dikatakan): “Rasailah azab yang membakar ini”.
(surat Al Hajj (22) ayat 20-21-22)


Dan katakanlah: “kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir”. Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang-orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka.Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan  tempat istirahat yang paling jelek.
(surat Al Kahfi (18) ayat 29)


Sebagai KHALIFAH di muka bumi, beranikah anda memilih salah satu Minuman Kesehatan ala Neraka Jahannam? Jika anda tidak mau memilih salah satu Minuman Kesehatan tersebut maka jadilah Hamba ALLAH SWT dan jangan pernah sekalipun menjadi Hamba Syaitan. Selanjutnya Beranikah kita pulang kampung ke kampung yang bernama  Kampung Kebinasaan dan Kesengsaraan yang kondisi dan keadaannya sudah kami kemukakan di atas?


Sekarang bagaimana dengan Syurga? Syurga juga memiliki  7(tujuh) tingkat dengan 8(delapan) nama, dimana tingkatan-tingkatan atau keveling yang ada di dalam Syurga terdiri dari Syurga Firdaus; Syurga 'Adn; Syurga Na'iim; Syurga Na'wa;Syurga Darussalaam; Syurga Daarul Muaqaamah; Syurga Al-Muqqamul Amin dan Syurga Khuldi. Selanjutnya jika Syurga dan Neraka juga memiliki 7(tujuh) tingkat 8(delapan) nama, timbul pertanyaan, apakah dengan memiliki satu tiket tanda masuk kita bisa memilih di tingkat mana kita akan kembali? 

Adanya tingkatan Syurga dan Neraka yang berjumlah 7(tujuh) tingkat menunjukkan bahwa masing-masing tingkat baik Syurga maupun Neraka memiliki Syarat dan Ketentuan yang berbeda-beda. Semakin baik seseorang di dalam memenuhi syarat dan ketentuan masuk Syurga maka semakin tinggi tingkatan Syurga yang dapat kita capai, demikian pula sebaliknya. Hal yang samapun terjadi pada Neraka, semakin tinggi kebobrokan seseorang memenuhi syarat dan ketentuan masuk Neraka maka semakin tinggi pula tingkat Neraka yang akan ditempati, demikian pula sebaliknya. Sebagai KHALIFAH di muka bumi, di tingkat Syurga yang manakah kelak kita akan pulang atau di tingkat Neraka manakah kelak kita akan pulang semuanya tergantung kepada apa yang kita lakukan saat ini?



B.  PUTUS HUBUNGAN dengan ALLAH SWT


Hal yang kedua yang akan kita peroleh jika kita tidak mau Iman dan Yakin kepada ALLAH SWT dengan membangkang ketentuan ALLAH SWT adalah terputusnya hubungan antara diri kita dengan ALLAH SWT, atau terputusnya hubungan antara KHALIFAH di muka bumi dengan ALLAH SWT selaku pencipta dan pemilik langit dan bumi. Apa dasarnya? Suatu hubungan yang bersifat dua arah, tidak akan dapat berjalan jika ALLAH SWT saja yang telah menyatakan bahwa ALLAH SWT adalah Tuhan bagi semesta alam. Sedangkan diri kita tidak mau mengakui, tidak mau menerima, tidak mau mengimani, tidak mau meyakini akan keberadaan ALLAH SWT. Dilain sisi keberadaan diri kita di muka bumi tidak bisa dipisahkan dengan adanya Kehendak, Kemampuan dan Ilmu ALLAH SWT. Sekarang mari kita perhatikan, hadits yang kami kemukakan di bawah ini.


Ibnu Abbas ra, berkata: Nabi SAW bersabda: Allah ta’ala berfirman: Tidaklah Aku akan memperhatikan hak hamba-Ku sebelum ia memperhatikan hak-Ku terhadap dia.
(HQR Aththabarani, 272:125)


Berdasarkan hadits di atas ini, ALLAH SWT sudah sangat jelas memberikan keterangan kepada diri kita bahwa ALLAH SWT tidak akan pernah memberikan hak-hak diri kita sepanjang diri kita tidak mau memenuhi hak-hak ALLAH SWT terlebih dahulu. Adanya kondisi ini berarti baik dan buruknya hubungan antara diri kita dengan ALLAH SWT sangat tergantung kepada diri kita sendiri, yaitu :

a.      Semakin baik kita memenuhi hak-hak ALLAH SWT maka semakin baik pula ALLAH SWT memberikan hak-hak diri kita.

b.  Semakin baik kita Iman dan Yakin kepada ALLAH SWT, maka semakin baik pula ALLAH SWT memberikan hak-hak diri kita.

c.    Semakin baik kita sesuai dengan apa yang dikehendaki ALLAH SWT, maka semakin baik pula ALLAH SWT memenuhi janjinya kepada diri kita


Sekarang bagaimana jika kita tidak mau memenuhi hak-hak ALLAH SWT, atau jika kita tidak mau Iman dan Yakin kepada ALLAH SWT, atau jika kita tidak mau sesuai dengan apa yang dikehendaki ALLAH SWT? Dalam hal ini, yang pasti ALLAH SWT tidak akan pernah rugi dengan segala apa yang kita perbuat, dan yang pasti apa yang kita perbuat akan menjauhkan diri kita dengan ALLAH SWT, akan memutuskan hubungan kita dengan ALLAH SWT. Lalu silahkan seorang diri melawan Ahwa dan juga Syaitan saat menjadi KHALIFAH di muka bumi.


Untuk mempertegas, terputusnya hubungan diri kita dengan ALLAH SWT, mari kita perhatikan dengan seksama apa yang terjadi jika Radio yang kita miliki putus hubungan dengan stasiun pemancar karena antena rusak? Terputusnya hubungan radio yang kita miliki dengan stasiun pemancar biasanya disebabkan oleh rusaknya antena. Adanya kondisi ini berarti antena sangat memegang peranan penting di radio, karena dengan adanya antena inilah kita dapat menikmati siaran radio.



Wahab bin Munabbih berkata: ALLAH ta'ala berfirman: sesunguhnya langit-langit dan bumi tidak berdaya menjangkauKu, Aku telah dijangkau oleh hati seorang mukmin.
(HQR Ahmad dari Wahab bin Munabbih, 272:32)


Sekarang akan sia-sia belaka jika kita memiliki radio yang mahal harganya jika kita tidak bisa menerima siaran akibat dari antenanya tidak berfungsi. Jika ini yang terjadi pada radio, sekarang bagaimana jadinya jika diri kita putus hubungan dengan ALLAH SWT padahal diri kita sudah diberikan Hati Ruhani oleh ALLAH SWT? Seperti kita ketahui bersama, fungsi dari Hati Ruhani diri kita tidak berbeda jauh dengan fungsi antena pada radio, yaitu Hati Ruhani adalah alat atau media, atau sarana untuk menjangkau ALLAH SWT, untuk berkomunikasi dengan ALLAH SWT. Di lain sisi Hati Ruhani diri kita merupakan tempat diletakkannya Akal, tempat diletakkannya Perasaan, tempat diletakkan Kehendak, tempat diletakkannya pemahaman dan ketenangan jiwa. Sekarang dapatkah kita merasakan, menikmati itu semua jika kita putus hubungan dengan ALLAH SWT?



sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka.
(surat Al Muthaffiffin (83) ayat 14)


Nabi SAW bersabda: Sesungguhnya bila seorang hamba melakukan dosa satu kali, maka di dalam hatinya timbul satu titik noda hitam. Apabila ia berhenti dari perbuatan dosanya dan memohon ampun serta bertaubat, maka bersihlah hatinya. Jika ia kembali berbuat dosa, maka bertambahlah hitamnya titik nodanya itu sampai memenuhi hatinya.
(HR Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah, Nasa'i; Ibnu Hibban dan Hakim)


Terputusnya hubungan antara diri kita dengan ALLAH SWT berarti kita telah menjadikan Hati Ruhani tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya, atau kita telah merusak fungsi Hati Ruhani, atau kita telah menjadikan Hati Ruhani tidak bisa memberikan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan Ruhani diri kita, seperti ketenangan jiwa.


Timbul pertanyaan, kenapa sampai hubungan dengan ALLAH SWT menjadi terputus yang mengakibatkan Hati Ruhani yang ada di dalam diri manusia mengalami kerusakan atau mengalami gangguan? Rusaknya atau terganggunya hubungan diri kita dengan ALLAH SWT bukan karena ALLAH SWT, namun karena diri kita sendiri yang tidak mampu melaksanakan dengan baik dan benar hal-hal yang kami kemukakan di bawah ini, yaitu:


a.      Tidak mau melaksanakan Diinul Islam secara Kaffah.
b.    Tidak mau menempatkan dan meletakkan  ALLAH SWT sesuai dengan kebesaran dan kemahaan yang dimiliki-Nya,  karena kita telah mengganti kedudukan ALLAH SWT  dengan Tuhan-Tuhan baru selain ALLAH SWT.
c.    Akibat perbuatan dosa, atau sengaja berbuat dosa dengan harapan dosanya nanti diampuni ALLAH SWT.
d.  Memiliki Ilmu tetapi tidak mau mengamalkan, beramal tetapi tidak Ikhlas, atau beramal karena Riya.
e.  Memakan Rezeki ALLAH SWT tetapi tidak pernah mau bersyukur serta tidak Ridha dengan pemberian ALLAH SWT.
f.     Sering mengubur orang mati, namun tidak mau mengambil pelajaran dari kematian tersebut, dan lain sebagainya.


Akibat dari rusaknya hubungan diri kita dengan ALLAH SWT akan mengakibatkan diri berada diluar  Kehendak ALLAH SWT yang berarti diri berada di dalam kehendak Syaitan sang laknatullah serta kita akan mengalami, hal-hal sebagai berikut:

a.      Hilangnya fasilitas dan janji-janji ALLAH SWT yang telah dipersiapkan oleh ALLAH SWT untuk manusia.
b.      Ketenangan dan Ketentraman Bathin menjadi sesuatu yang mahal dan sulit diperoleh.
c.   Cinta ALLAH SWT kepada akal yang diletakkan di dalam hati ruhani bertepuk sebelah tangan akibat putusnya hubungan cinta serta Aura dalam diri tidak terpancar keluar.
d.    Pemahaman akan Agama sulit masuk ke dalam diri manusia serta petunjuk  ALLAH SWT tidak akan pernah didapatkan akibat rusaknya Hati Ruhani.
e.       Penyakit di dalam rongga dada, seperti takut, resah, gelisah,  sangat sulit disembuhkan.      


Untuk dapat menjaga dan memelihara hubungan antara diri kita dengan ALLAH SWT, atau  dalam rangka menjaga kebersihan dan kesehatan Hati Ruhani, maka:

a. Perbanyaklah Istighfar, meminta ampun, dimanapun, kapanpun yang dilanjutkan dengan Perbanyaklah Dzikir, mengingat ALLAH SWT dimanapun, kapanpun.
b. Perbanyak pergaulan dengan orang-orang shalih dengan sering menghadiri majelis dan mendengarkan nasehat mereka serta pelajari Al-Qur'an dan amalkan.
c.       Perbanyak Qiyamul Lail, melalui shalat Tahajud.
d.      Sedikit makan, perbanyak puasa sunat.
e.       Bermunajat kepada ALLAH SWT pada waktu malam hari.


Sekarang bertanyalah kepada diri sendiri, butuhkah kita dengan ALLAH SWT saat melaksanakan tugas sebagai KHALIFAH di muka bumi? Jika kita merasa butuh dengan ALLAH SWT, jangan pernah sekejappun kita putus hubungan dengan ALLAH SWT, karena Ahwa dan juga Syaitan siap menggantikan kedudukan ALLAH SWT saat diri kita memutuskan hubungan dengan ALLAH SWT.



C. Dijadikan BUDAK AHWA


Hal yang ketiga yang akan kita peroleh dan rasakan jika diri kita tidak mau Iman dan Yakin kepada ALLAH SWT adalah kita akan dijadikan budak Ahwa oleh ALLAH SWT. Apa maksudnya? Seperti kita ketahui bersama, setiap manusia pasti terdiri dari Ruhani dan Jasmani. Ruhani asalnya dari ALLAH SWT melalui proses peniupan kedalam Jasmani saat berada di dalam rahim seorang Ibu. Jasmani asalnya dari saripati tanah yang diperoleh dari makanan dan minuman yang di konsumsi oleh manusia. Ruhani  yang asalnya dari ALLAH SWT mempunyai sifat yang mencerminkan Nilai-Nilai Kebaikan yang berasal dari Nilai-Nilai Ilahiah.


Sedangkan Jasmani mempunyai sifat alamiah yang berasal dari Alam yang mencerminkan Nilai-Nilai Keburukan seperti Lemah, Bakhil, Kikir, Loba, Tamak akan harta, suka buruk sangka dan lain sebagainya. Selanjutnya saat diri kita hidup (atau saat Ruhani masih bersatu dengan Jasmani) terjadilah apa yang dinamakan dengan peperangan atau proses saling pengaruh mempengaruhi antara sifat yang dibawa oleh Ruhani dengan sifat yang dibawa oleh Jasmani di dalam mempengaruhi perilaku diri kita.


Apabila Ruhani mampu mengalahkan Jasmani maka perilaku diri kita akan sesuai dengan Nilai-Nilai Kebaikan yang berasal dari Nilai-Nilai Ilahiah sedangkan apabila Jasmani  yang menang terhadap Ruhani maka perilaku diri kita akan memperturutkan atau melakukan hal-hal yang mencerminkan Nilai-Nilai Keburukan.


Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, Maka mereka kelak akan menemui kesesatan,
(surat Maryam (19) ayat 59)


Jika kondisi ini terjadi pada diri kita berarti diri kita telah memperturutkan, atau mempertuhankan Ahwa. Lalu adakah dampak dari ini semua? Berikut ini akan kami contohkan dampak dari memperturutkan salah satu sifat Jasmani yaitu Bakhil. Jika sampai sifat bakhil kita menjadi sifat diri kita, maka di dalam diri kita akan timbul sikap dan perilaku mementingkan diri sendiri, atau mementingkan kelompok lebih dominan daripada mementingkan kepentingan umum, atau sukar untuk berbagi dengan  sesama, atau semuanya untuk kita yang lain biarkan saja, sulitnya keteraturan diwujudkan dalam masyarakat, hal ini ditunjukkan dengan rendahnya tingkat kedisiplinan di tengah masyarakat, sifat konsumerisme tumbuh kembang di dalam masyarakat, alam semakin hancur, bencana di mana-mana, pemutarbalikkan fakta menjadi kebiasaan umum, sulitnya kebenaran diterima oleh masyarakat, mudahnya kemungkaran diterima masyarakat serta hukum sulit ditegakkan. Padahal sifat asli dari Ruhani bukanlah seperti itu.


Jika sampai kita membangkang ketentuan, hukum, perintah dan larangan dari ALLAH SWT yang ditunjukkan dengan kita tidak mau Iman dan Yakin kepada ALLAH SWT berarti :

a.   Kita tidak mau mematuhi perintah dan larangan ALLAH SWT, padahal kita sedang menumpang atau menjadi tamu di langit dan di bumi yang dimiliki dan diciptakan oleh  ALLAH SWT.
b.   Kita telah menyerahkan penguasaan Ruhani diri kita kepada Jasmani sehingga Jiwa kita masuk dalam kategori Jiwa Fujur. Adanya kondisi ini berarti sifat asli dari Ruhani berupa Nilai-Nilai Kebaikan yang berasal dari Nilai-Nilai Ilahiah, telah digantikan atau telah kita tukar dengan Nilai-Nilai Keburukan yang dibawa oleh Jasmani sehingga kita berada di dalam kehendak Syaitan.
c.      Kehendak ALLAH SWT sudah jauh dari diri kita, atau diri kita sudah tidak sesuai lagi dengan Kehendak ALLAH SWT.
d.    ALLAH SWT sebagai satu-satunya Tuhan yang berhak di sembah sudah tidak berlaku lagi sebab sudah digantikan dengan Ahwa (Ahwa telah menjadi Tuhan) sehingga Kehidupan dunia sudah lebih dipentingkan daripada Kehidupan akhirat (dunia segala-galanya, Akhirat nomor sepatu).


Sebagai KHALIFAH di muka bumi, jangan sampai diri kita tidak mau Iman dan Yakin kepada ALLAH SWT, karena dampak dari itu semua tidak hanya dirasakan oleh diri sendiri, namun juga berdampak negatif kepada anak keturunan kita sendiri, kepada masyarakat luas dan juga kepada kualitas dari bumi yang saat ini kita tempati dan berarti tiket masuk ke Neraka Jahannam sudah kita miliki.


D. Dijadikan Budak Syaitan

Hal keempat yang akan kita terima dan rasakan jika kita tidak mau Iman dan Yakin kepada ALLAH SWT adalah diri kita akan dijadikan budak Syaitan oleh ALLAH SWT, kita akan dijadikan sahabat Syaitan, kita akan dijadikan tetangga yang baik bagi Syaitan di Neraka Jahannam kelak. Dan jika sampai diri kita mampu menjadi sahabat Syaitan, atau mampu menjadi budak Syaitan, berarti kita sudah sanggup menahan panasnya api Neraka yang panasnya 70 (tujuh puluh) kali panasnya api dunia.



Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan yang Maha Pemurah (Al Quran), Kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan) Maka syaitan Itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya.
(surat Az Zukhruf (43) ayat 36)


Selain daripada itu, ada hal lainnya yang  harus kita perhatikan yaitu untuk menjadi budak Syaitan, untuk menjadi sahabat Syaitan, untuk menjadi tetangga yang baik bagi Syaitan di Neraka Jahannam kelak, caranya cukup mudah dilaksanakan, dan juga sangat murah, yaitu cukup dengan  berpaling secara konsisten dari waktu ke waktu dari pengajaran ALLAH SWT melalui Diinul Islam, atau jangan pernah akui  Al-Qur'an sebagai Buku Manual yang diturunkan oleh ALLAH SWT untuk kepentingan kekhalifahan di muka bumi, atau jadikan Ahwa sebagai Tuhan pengganti ALLAH SWT saat menjadi KHALIFAH di muka bumi. Akan tetapi jika kita ingin pulang kampung ke Syurga untuk bertemu dengan Yang Maha Terhormat, ditempat yang terhormat, dalam suasana yang saling hormat menghormati, lakukanlah dan laksanakanlah Diinul Islam secara Kaffah dengan melaksananakan Rukun Iman, Rukun Islam dan Ikhsan dalam satu kesatuan yang tidak terpisahkan sehingga diri kita akan selalu sesuai dengan Kehendak ALLAH SWT.


Sebagai KHALIFAH di muka bumi, ada baiknya kita memperhatikan cerita tentang Iblis yang datang menemui Nabi Muhammad SAW, yang kiranya harus dapat kita jadikan pembelajaran dalam rangka melaksanakan tugas sebagai KHALIFAH di muka bumi: Diriwayatkan dari Mu'adz bin Jabal r.a., dari Ibnu Abbas r.a. yang berkisah : Kami bersama Rasulullah SAW di rumah salah seorang sahabat Anshar, dimana saat itu kami di tengah-tengah jamaah. Lalu ada suara orang memanggil dari luar, "Wahai para penghuni rumah, apakah kalian mengizinkanku masuk, sementara kalian butuh kepadaku".

Rasulullah SAW bertanya kepada para jamaah, "Apakah kalian tahu, siapa yang memanggil dari luar itu ?". Mereka menjawab, "Tentu Alllah SWT dan Rasul-Nya lebih tahu".
Lalu Rasulullah SAW menjelaskan, "ini adalah iblis yang terkutuk -semoga Allah senantiasa melaknatnya".

Kemudian Umar r.a. meminta izin kepada Rasulullah sembari berkata, "Ya Rasulullah, apakah engkau mengizinkanku untuk membunuhnya?". Beliau Nabi SAW menjawab, "bersabarlah wahai Umar, apakah engkau tidak tahu bahwa ia termasuk mahluk yang tertunda kematiannya sampai batas waktu yang telah diketahui (hari Kiamat)? Akan tetapi sekarang silahkan kalian membukakan pintu untuknya. Sebab ia diperintahkan untuk datang kesini, maka pahamilah apa yang diucapkan dan dengarkan apa yang bakal ia ceritakan kepada kalian."

Ibnu Abbas berkata : Kemudian dibukakan pintu, lalu ia masuk di tengah-tengah kami. Ternyata ia berupa orang yang sudah tua bangka dan buta sebelah mata. Ia berjenggot sebanyak tujuh helai rambut yang panjangnya seperti rambut kuda. Kedua kelopak matanya terbelah keatas tidak ke samping. Sedangkan kepalanya seperti gajah yang sangat besar, gigi taringnya memanjang keluar seperti babi. Sementara kedua bibirnya seperti bibir kerbau.

Ia datang sambil memberi salam. "Assalamu'alaika ya Muhammad, Assalamu'alaikum ya jamaa'atal-muslimim. " kata iblis.

Nabi SAW menjawab, "Assalamu lillah ya la'iin (Keselamatan hanya milik Allah wahai mahluk yang terkutuk). Saya mendengar engkau punya keperluan kepada kami. Apa keperluan tersebut wahai iblis?".

"Wahai Muhammad, saya datang kesini bukan karena kemauanku sendiri, tapi saya datang kesini karena terpaksa", tutur iblis.

"Apa yang membuatmu terpaksa harus datang kesini wahai mahluk terkutuk?" tanya Rasulullah SAW.

Iblis menjawab, "Telah datang kepadaku seorang malaikat yang diutus oleh Tuhan Yang Maha Agung, dimana utusan itu berkata kepadaku, 'Sesungguhnya Allah SWT memerintahmu untuk datang kepada Muhammad SAW sementara engkau adalah mahluk yang rendah dan hina. Engkau harus memberi tahu kepadanya, bagaimana engkau menggoda dan merekayasa anak-cucu Adam AS, bagaimana engkau membujuk dan merayu mereka. Lalu engkau harus menjawab segala apa yang ditanyakan Muhammad SAW dengan jujur. Maka demi Kebesaran dan Keagungan Allah SWT, jika engkau menjawab dengan bohong, sekalipun hanya sekali, sungguh engkau akan Allah SWT jadikan debu yang bakal dihempaskan oleh angin kencang, dan musuh-musuhmu akan merasa senang'.

Wahai Muhammad, maka sekarang saya datang kepadamu sebagaimana yang diperintahkan kepadaku. Maka tanyakan apa saja yang engkau inginkan. Kalau sampai saya tidak menjawab dengan jujur, maka musuh-musuhku akan merasa senang atas musibah yang bakal saya terima. Sementara tidak ada beban yang lebih berat bagiku daripada bersenangnya musuh-musuhku atas musibah yang menimpa diriku".

Rasulullah SAW mulai melemparkan pertanyaan kepada iblis, "Jika engkau bisa menjawab dengan jujur, maka coba ceritakan kepadaku, siapa orang yang paling engkau benci?"
Iblis menjawab dengan jujur, "Engkau, wahai Muhammad, adalah orang yang paling aku benci dan kemudian orang-orang yang mengikuti agamamu."

"Lalu siapa lagi yang palimg engkau benci?" tanya Rasulullah SAW.
"Seorang pemuda yang bertakwa dimana ia mencurahkan dirinya hanya kepada Allah SWT ", jawab iblis.

"Siapa lagi?" tanya Rasulullah SAW.
"Orang alim yang wara' (menjaga diri dari syubhat) lagi sabar," jawab iblis.

"Siapa lagi?" tanya Rasulullah SAW.
"Orang yang senantiasa melanggengkan kesucian dari tiga kotoran (hadats besar, kecil, dan najis)", tutur iblis.
"Siapa lagi?", tanya Rasulullah SAW.
"Orang fakir yang senantiasa bersabar, yang tidak pernah menuturkan kefakirannya kepada siapapun dan juga tidak pernah mengeluhkan penderitaan yang dialaminya," jawab iblis.

"Lalu dari mana engkau tahu kalau ia bersabar?" tanya Rasulullah SAW kembali.
"Wahai Muhammad, bila ia masih dan pernah mengeluhkan penderitaannya kepada mahluk yang sama dengannya selama tiga hari, maka Allah SWT tidak akan mencatat perbuatannya dalam kelompok orang-orang yang bersabar," jelas iblis.
"Lalu siapa lagi wahai iblis?" tanya Rasulullah SAW.
"Orang kaya yang bersyukur", tutur iblis.

"Lalu apa yang bisa memberi tahu kepadamu, bahwa ia bersyukur?" Tanya Rasulullah SAW.
"Bila saya melihatnya ia mengambil kekayaannya dari apa saja yang dihalalkan dan kemudian disalurkan pada tempatnya", tutur iblis.

"Bagaimana kondisimu apabila ummatku menjalankan shalat?" Tanya Rasulullah SAW.
"Wahai Muhammad, saya langsung merasa gelisah dan gemetar," jawab iblis.

"Mengapa wahai mahluk yang terkutuk?" tanya Rasulullah SAW.
"Sesunguhnya apabila seorang hamba bersujud kepada Allah SWT sekali sujud, maka Allah SWT akan mengangkat satu derajat (tingkat). Apabila mereka berpuasa, maka saya terikat sampai mereka berbuka kembali. Apabila mereka menunaikan manasik haji, maka saya jadi gila. Apabila mereka membaca Al-Qur'an, maka saya akan meleleh (mencair) seperti timah yang dipanaskan dengan api. Apabila mereka bersedekah maka seakan-akan orang yang bersedekah tersebut mengambil kapak lalu memotong saya menjadi dua," jawab iblis.

"Mengapa demikian wahai Abu Murrah (julukan iblis)?" tanya Rasulullah SAW.
"Sebab dalam sedekah ada empat perkara yang perlu diperhatikan; Dengan sedekah itu, Allah SWT akan menurunkan keberkahan dalam hartanya, menjadikan ia disenangi dikalangan mahluk-Nya, dengan sedekah itu pula Allah SWT akan menjadikan suatu penghalang antara neraka dengannya dan akan menghindarkan segala bencana dan penyakit," tutur iblis menjelaskan.
"Lalu bagaimana pendapatmu tentang Abu Bakar?" tanya  Rasulullah SAW.
"Ia sewaktu Jahiliyyah saja tidak pernah taat kepadaku, apalagi sewaktu dalam Islam", tutur iblis.

"Bagaimana dengan Umar bin Khaththab?" tanya  Rasulullah SAW.
"Demi Allah SWT, setiap kali saya bertemu dengannya, mesti akan lari darinya," jawab iblis.

"Bagaimana dengan Utsman?" tanya Rasulullah SAW.
"Saya merasa malu terhadap orang yang para malaikat saja malu kepadanya", jawab iblis.

"Lalu bagaimana dengan Ali bin Abi Thalib?" tanya  Rasulullah SAW.
"Andaikan saya bisa selamat darinya dan tidak pernah bertemu dengannya, ia meninggalkanku dan saya pun meninggal kannya. Akan tetapi ia tidak pernah melakukan hal itu sama sekali" tutur iblis.’

"Segala puji bagi Allah SWT yang telah menjadikan ummatku bahagia dan mencelakakanmu sampai pada waktu yang ditentukan", tutur Rasulullah SAW.

"Tidak dan tidak mungkin, dimana ummatmu bisa bahagia sementara saya senantiasa hidup dan tidak mati sampai pada waktu yang telah ditentukan. Lalu bagaimana engkau bisa bahagia terhadap ummtmu, sementara saya bisa masuk kepada mereka melalui aliran darah dan daging, sedangkan mereka tidak melihatku. Demi Tuhan yang telah menciptakanku dan telah menunda kematianku sampai pada hari mereka dibangkitkan kembali (Kiamat), sungguh saya akan menyesatkan mereka seluruhnya, baik yang bodoh maupun yang alim, yang awam maupun yang bisa membaca Al-Qur'an, yang nakal maupun yang rajin beribadah, kecuali hamba-hamba Allah SWT yang mukhlis (murni)," tutur iblis.

"Siapa menurut engkau hamba-hamba Allah SWT yang mukhlis itu?" Tanya Rasulullah SAW.
Iblis menjawab dengan panjang lebar, "Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa orang yang masih suka dirham dan dinar (harta) adalah belum bisa murni karena Allah SWT. Apabila saya melihat seseorang sudah tidak menyukai dirham dan dinar, serta tidak suka dipuji, maka saya tahu bahwa ia adalah orang yang mukhlis karena Allah, lalu saya tinggalkan. Sesungguhnya seorang hamba selagi masih suka harta dan pujian, sedangkan hatinya selalu bergantung pada kesenangan-kesenangan duniawi, maka ia akan lebih taat kepadaku daripada orang-orang yang telah saya jelaskan kepadamu.

Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa cinta harta itu termasuk dosa yang paling besar? Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa cinta kedudukan adalah termasuk dosa yang paling besar? Apakah engkau tidak tahu saya memiliki tujuh puluh ribu anak, sedangkan setiap anak dari jumlah tersebut memiliki tujuh puluh ribu setan. Diantara mereka ada yang sudah saya tugaskan untuk menggoda ulama, ada yang saya tugaskan untuk menggoda para pemuda, ada yang saya tugaskan untuk menggoda orang-orang yang sudah tua.

Anak-anak muda bagi kami tidak masalah, sedangkan anak-anak kecil lebih mudah kami permainkan sekehendak saya. Diantara mereka juga ada yang saya tugaskan untuk menggoda orang-orang yang tekun beribadah, dan ada juga yang saya tugaskan untuk menggoda orang-orang zuhud. Mereka keluar-masuk dari kondisi ke kondisi lain, dari satu pintu ke pintu lain, sehingga mereka berhasil dengan menggunakan cara apapun. Saya ambil dari mereka nilai keikhlasan dalam hatinya, sehingga mereka beribadah kepada Allah dengan tidak ikhlas, sementara mereka tidak merasakan hal itu.

Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa Barshish seorang rahib (pendeta) yang berbuat ikhlas karena Allah selama tujuh puluh tahun, sehingga dengan doanya ia sanggup menyelamatkan orang-orang yang sakit. Akan tetapi saya tidak berhenti menggodanya sehingga ia sempat berbuat zina dengan seorang perempuan, membunuh orang dan mati dalam kondisi kafir? Inilah yang disebutkan oleh Allah SWT dalam kitab-Nya dengan firman-Nya: "(Bujukan orang-orang munafik itu adalah) seperti (bujukan) setan ketika dia berkata kepada manusia : 'Kafirlah kamu', maka tatkala manusia itu telah kafir ia berkata, 'sesungguhnya aku cuci tangan darimu, karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan Semesta Alam". (QS.Al-Hasyr:16).

Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa kebohongan itu dari saya, saya adalah yang berbohong pertama kali. Orang yang berbohong adalah temanku. Barangsiapa bersumpah atas nama Allah dengan berbohong maka ia adalah kekasihku.

Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa saya pernah bersumpah kepada Adam dan Hawa dengan atas nama Allah, "Bahwa saya akan memberi nasihat kepada kalian berdua'. Maka sumpah bohong itu menyenangkan hatiku. Sedangkan menggunjing dan mengadu domba adalah buah santapan dan kesukaanku. Kesaksian dusta adalah penyejuk mataku dan kesenanganku. Barangsiapa bersumpah dengan menceraikan istrinya (talak) maka hampir tidak akan bisa selamat, sekalipun hanya sekali. Andaikan itu benar, yang karenanya orang membiasakan lidahnya mengucapkan kata-kata tersebut, istrinya akan menjadi haram. Kemudian dari pasangan tersebut menghasilkan keturunan sampai hari Kiamat nanti yang semuanya hasil dari anak-anak zina. Sehingga seluruhnya masuk neraka hanya gara-gara satu ucapan.

Wahai Muhammad, sesungguhnya di antara ummatmu ada orang yang menunda-nunda shalatnya dari waktu ke waktu. Ketika ia hendak menjalankan shalat maka saya selalu berada padanya dan mengganggu sembari berkata kepadanya, 'Masih ada waktu, teruskan engkau sibuk dengan urusan dan pekerjaan yang engkau lakukan' sehingga ia menunda shalatnya, dan kemudian shalat diluar waktunya. Akibatnya dengan shalat yang dikerjakan diluar waktunya itu akan dipukul di kepalanya. Kalau saya merasa kalah, maka saya mengirim kepadanya salah seorang dari setan-setan manusia yang akan menyibukkan waktunya. Kalau dengan usaha itu saya masih kalah, maka saya tinggalkan sampai ia menjalankan shalat.

Ketika dalam shalatnya saya berkata kepadanya, 'Lihatlah ke kanan dan ke kiri'. Akhirnya ia melihat. Maka pada saat itu wajahnya saya usap dengan tangan saya, kemudian saya menghadap didepan matanya sembari berkata, 'engkau telah melakukan apa yang tidak akan menjadi baik lamanya'.

Wahai Muhammad, engkau tahu, bahwa orang yang banyak menoleh dalam shalatnya, Allah akan memukul kepalanya dengan shalat tersebut. Kalau dalam shalat ia sanggup mengalahkan saya, sementara ia shalat sendirian, maka saya perintahkan untuk tergesa-gesa.

Maka ia mengerjakan shalat seperti ayam yang mencocok benih-benih untuk dimakan dan segera meninggalkannya. Kalau ia sanggup mengalahkan saya, dan shalat berjamaah, maka saya kalungkan rantai dilehernya. Ketika ia sedang ruku' saya tarik kepalanya keatas sebelum imam bangun dari ruku' dan saya turunkan sebelum imam turun. Wahai Muhammad, engkau tahu, bahwa orang yang melakukan shalat seperti itu, maka batal shalatnya, dan di hari Kiamat nanti Allah akan menyalin kepalanya dengan kepala keledai.
Kalau dengan cara tersebut saya masih kalah, maka saya perintahkan meremas-remas jari-jemarinya sehingga bersuara, sedangkan ia sedang shalat, karenanya ia tidak termasuk orang-orang yang bertasbih kepadaku padahal ia sedang shalat.

Kalau dengan cara tersebut masih juga tidak mempan, maka saya tiup hidungnya sehingga ia menguap, sementara ia sedang shalat. Kalau ia tidak menutupi mulutnya dengan tangannya maka setan masuk kedalam perutnya, sehingga ia semakin rakus dengan dunia dan berbagai perangkapnya. Ia akan selalu mendengar dan taat kepadaku.

Bagaimana ummatmu bisa bahagia wahai muhammad, sementara saya memerintah orang-orang miskin untuk meninggalkan shalat, dan saya berkata kepadanya, 'Shalat bukanlah kewajiban kalian, shalat hanya kewajiban orang-orang yang diberi nikmat oleh Allah'. Saya pun berkata kepada orang yang sakit, 'Tinggalkan shalat, karena shalat bukanlah kewajibanmu. Shalat hanyalah kewajiban orang-orang yang diberi nikmat kesehatan.
Sebab Allah sudah berfirman, '...dan tidak apa-apa bagi seorang yang sedang sakit...' (QS An-Nur:61). Kalau engkau sudah sembuh baru melakukan shalat. Akhirnya ia mati dalam kondisi kafir. Apabila ia mati dengan meninggalkan shalat ketika sedang sakit, maka ia akan bertemu Allah dengan dimurkai.

Wahai Muhammad, jika saya menyimpang dan berdusta kepadamu, maka hendaknya engkau memohon kepada Allah agar saya dijadikan debu yang lembut. Wahai Muhammad, apakah engkau masih juga merasa gembira terhadap ummatmu, sementara saya bisa memurtadkan seperenam dari ummatmu untuk keluar dari Islam?".

Kemudian Rasulullah SAW meneruskan pertanyaannya, "Wahai mahluk yang terkutuk, siapa teman dudukmu?".
"Orang-orang yang suka makan riba", jawab Iblis.
"Lalu siapa teman dekatmu?", tanya Rasulullah SAW.
"Orang yang berzina", jawab Iblis.

"Siapa teman tidurmu?", tanya Rasulullah SAW.
"Orang yang mabuk", jawab Iblis.

"Siapa tamumu?", tanya Rasulullah SAW.
"Pencuri", jawab Iblis.

"Siapa utusanmu?", tanya Rasulullah SAW.
"Tukang sihir", jawab Iblis.

"Apa yang menyenangkan di dalam pandangan matamu?", tanya Rasulullah SAW.
"Orang yang bersumpah dengan talak", jawab Iblis.

"Siapa kekasihmu?", tanya Rasulullah SAW.
"Orang yang meninggalkan shalat Jum'at", jawab Iblis.

"Wahai mahluk yang terkutuk, apa yang mengakibatkan punggungmu patah?", tanya Rasulullah SAW.
"Suara ringkik kuda untuk berperang membela agama Allah SWT", jawab Iblis.

"Apa yang membuat hatimu panas?", tanya Rasulullah SAW.
"Banyak beristighfar kepada Allah, baik di malam hari maupun di siang hari", jawab Iblis.

"Apa yang membuatmu merasa malu dan hina?", Tanya Rasulullah SAW.
"Sedekah secara rahasia", jawab Iblis.

"Apa yang menjadikan matamu buta?", tanya Rasulullah SAW.
"Shalat diwaktu sahur", jawab Iblis.

"Apa yang dapat mengendalikan kepalamu?", tanya Rasulullah SAW.
"Memperbanyak shalat berjamaah", tutur Iblis.
"Siapa orang yang paling membahagiakanmu?", tanya  Rasulullah SAW.
"Orang yang sengaja meninggalkan shalat", tutur Iblis.

"Siapa yang paling celaka menurut engkau?", tanya Rasulullah SAW.
"Orang-orang yang kikir", jawab Iblis.

"Apa yang paling menyita pekerjaanmu?", Tanya Rasulullah SAW.
"Majelis orang-orang alim", jawab Iblis

"Bagaimana cara engkau makan?", tanya Rasulullah SAW.
"Dengan tangan kiriku dan jari-jemariku", jawab Iblis.

"Dimana engkau mencari tempat berteduh untuk anak-anakmu diwaktu panas?", tanya Rasulullah SAW.
"Dibawah kuku manusia", jawab Iblis.

"Berapa kebutuhan yang pernah engkau minta kepada Tuhanmu?", Tanya Rasulullah SAW. "Sepuluh macam", jawab Iblis.

"Apa saja itu wahai mahluk terkutuk?", tanya Rasulullah SAW.
Iblis pun menjawab : "Saya meminta-Nya agar saya bisa berserikat dengan anak-cucu Adam dalam harta kekayaan dan anak-anak mereka. Akhirnya Allah mengizinkanku berserikat dalam kelompok mereka.

Itulah maksud firman Allah SWT : 'Dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan oleh setan kepada mereka melainkan tipuan belaka'. QS.Al-Isra':64).

Setiap harta yang tidak dikeluarkan zakatnya, maka saya ikut memakannya. Saya juga ikut makan makanan yang bercampur riba dan haram serta segala harta yang tidak dimohonkan perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk.
Setiap orang yang tidak memohon perlindungan kepada Allah dari setan ketika bersetubuh dengan istrinya, maka setan akan ikut bersetubuh. Akhirnya melahirkan anak yang mendengar dan taat kepadaku.

Begitu pula orang yang naik kendaraan dengan maksud mencari penghasilan yang tidak dihalalkan, maka saya adalah temannya. Itulah maksud firman Allah SWT: 'Dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki'. (QS.Al-Isra':64).

Saya memohon kepada-Nya agar saya punya rumah, maka rumahku adalah kamar mandi.
Saya memohon agar saya punya masjid, akhirnya pasar menjadi masjidku. Saya memohon agar saya punya Al-Qur'an, maka syair adalah Al-Qur'anku.
Saya memohon agar saya punya adzan, maka terompet adalah penggilan adzanku.
Saya memohon kepada-Nya agar saya punya tempat tidur, maka orang-orang mabuk adalah tempat tidurku.
Saya memohon agar saya memiliki teman-teman yang menolongku, maka kelompok Al-Qadariyyah menjadi teman-teman yang membantuku.
Dan saya memohon agar saya memiliki teman-teman dekat, maka orang-orang yang menginfakkan harta kekayaannya untuk kemaksiatan adalah teman dekatku. Itulah maksud firman Allah SWT : 'Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya'. (QS.Al-Isra':27) ".

Rasulullah SAW berkata kepada Iblis, "Andaikan tidak setiap apa yang engkau ucapkan itu didukung oleh ayat-ayat dari Kitab Allah tentu aku tidak akan membenarkanmu". Lalu Iblis berkata lagi, "Wahai Muhammad, saya memohon kepada Allah agar saya bisa melihat anak-cucu Adam, sementara mereka tidak bisa melihatku. Kemudian Allah menjadikan aku bisa mengalir melalui peredaran darah mereka. Diriku bisa berjalan kemanapun sesuai kemauan diriku dan dengan cara bagaimana pun. Kalau saya mau dalam sesaat pun bisa. Kemudian Allah berfirman kepadaku. 'Engkau bisa melakukan apa saja yang kau minta'. Akhirnya saya merasa senang dan bangga sampai hari Kiamat. Sesungguhnya orang yang mengikutiku lebih banyak daripada orang yang mengikutimu. Sebagian besar anak-cucu Adam akan mengikutiku sampai hari Kiamat".

Iblis melanjutkan lagi, "Saya memiliki anak yang saya beri nama Atamah. Ia akan kencing di telinga seorang hamba ketika ia tidur meninggalkan shalat Isya'. Andaikan tidak karenanya tentu manusia tidak akan tidur terlebih dahulu sebelum menjalankan shalat.

Saya juga punya anak yang saya beri nama Mutaqadhi. Apabila ada seorang hamba melakukan ketaatan (ibadah) dengan rahasia dan ingin menutupinya, maka anak saya tersebut senantiasa membatalkannya dan dipamerkan ditengah-tengah manusia, sehingga semua manusia tahu. Akhirnya Allah membatalkan sembilan puluh sembilan dari seratus pahala. Sehingga yang tersisa hanya satu pahala. Sebab setiap ketaatan yang dilakukan secara rahasia akan diberi seratus pahala.

Saya punya anak lagi yang bernama Kuhyal, dimana ia bertugas mengusapi celak mata semua orang yang sedang berada di majelis pengajian dan ketika khatib sedang berkuthbah. Sehingga mereka terkantuk dan akhirnya tidur, tidak bisa mendengarkan apa yang dibicarakan para ulama. Mereka yang tertidur tidak akan ditulis pahala sedikitpun untuk selamanya".

Iblis melanjutkan lagi, "Setiap kali ada perempuan keluar mesti ada setan yang duduk di pinggulnya, ada pula yang duduk di daging yang mengelilingi kukunya. Dimana mereka akan menghiasi kepada orang-orang yang melihatnya. Kedua setan itu kemudian berkata kepadanya, 'Keluarkan tanganmu'. Akhirnya ia mengeluarkan tangannya, kemudian kukunya tampak, lalu kelihatan nodanya".
Iblis melanjutkan lagi, "Wahai Muhammad, sebenarnya saya tidak bisa menyesatkan sedikit pun. Akan tetapi saya hanya akan mengganggu dan menghiasi. Andaikan saya memiliki hak dan kemampuan untuk menyesatkan, tentu saya tidak membiarkan segelintir manusia pun di muka bumi ini yang masih sempat mengucapkan dua kalimat Syahadat, 'Tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Utusan-Nya'. Tidak akan ada lagi orang yang shalat dan berpuasa.

Sebagaimana engkau wahai Muhammad, tidak berhak untuk memberikan hidayah sedikit pun kepada siapa saja. Akan tetapi engkau adalah seorang utusan dan penyampai amanat dari Allah. Andaikan engkau memiliki hak dan kemampuan untuk memberi hidayah, tentu engkau tidak akan membiarkan segelintir orang kafir pun di muka bumi ini. Engkau hanyalah sebagai argumentasi (Hujjah) Allah SWT terhadap makhluk-Nya. Sementara saya hanyalah menjadi sebab celakanya orang yang sebelumnya sudah dicap oleh Allah sebagai orang celaka. Orang yang bahagia dan beruntung adalah orang yang dijadikan bahagia oleh Allah sejak dalam perut ibunya, sedangkan orang yang celaka adalah orang yang dijadikan celaka oleh Allah sejak dalam perut ibunya".

Rasulullah SAW kemudian membacakan firman Allah SWT : "Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia ummat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat. Kecuali orang-orang yang diberi Rahmat oleh Tuhanmu'. (QS.Hud:118-119).

Kemudian beliau Nabi SAW melanjutkan dengan firman Allah SWT : "Dan adalah ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku". (QS.Al-Ahzab:38).

Lantas Rasulullah SAW berkata lagi kepada iblis, "Wahai Abu Murrah (iblis), apakah engkau masih mungkin bertobat dan kembali kepada Allah, sementara saya akan menjaminmu masuk surga".

Iblis menjawab, "Wahai Rasulullah, Ketentuan telah memutuskan dan Qalam pun telah kering dengan apa yang terjadi seperti ini hingga hari Kiamat nanti. Maka Maha Suci Allah Yang telah menjadikanmu sebagai tuan para Nabi dan Khathib para penduduk Surga, Dia telah memilih dan mengkhususkan dirimu. Sementara Dia telah menjadikan saya sebagai tuan orang-orang celaka dan Khatib para penduduk Neraka. Saya adalah makhluk yang celaka lagi terusir. Ini adalah akhir dari apa yang saya beritahukan kepadamu, dan saya mengatakan sejujurnya ".(Dikutip dari Syajaratul Kaun, doktrin tentang pribadi manusia pilihan, Muhammad SAW, yang ditulis oleh Asy-Syaikh Al-Akbar Muhyidin Ibnu Arabi Abdullah Muhammad bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Ali Al-Hatimi Ath-Tha'i Al-Andalusia), 17 Ramadhan 560 H - 22 Rabi'uts-Tsani 638 H)


Sebagai KHALIFAH di muka bumi, ketahuilah itulah kondisi dasar dari permusuhan Iblis/Syaitan yang harus kita hadapi selama kita hidup di dunia ini, lalu sudahkah kita mempersiapkan diri menghadapi musuh kita tersebut? agai KHALIFAH di muka bumi, ketahuilah itulah kondisi dasar dari permusuhan Iblis/Syaitan yang harus kita hadapi selama kita  Lalu apakah kewaspadaan dan kehati-hatian sudah kita tanamkan dalam diri maupun di dalam diri anak keturunan kita bahwa musuh sudah begitu siap menghadapi kita? Lalu bertanyalah kepada diri sendiri mampukah kita menghadapi musuh seorang diri tanpa bantuan ALLAH SWT selaku pencipta musuh tersebut?


Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan yang Maha Pemurah (Al Quran), Kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan) Maka syaitan Itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya.
(surat Az Zukhruf (43) ayat 36)


Apa yang kami kemukakan di atas semuanya terpulang kepada diri kita sendiri, karena baik musuh ataupun ALLAH SWT sama-sama sudah bersama diri kita. Sekarang tergantung kepada diri kita mau kepada ALLAH SWT ataukah mau kepada Iblis/Syaitan kita minta pertongan dan perlindungan.



E.  KENA AZAB DUNIA dan AZAB AKHIRAT


Hal yang kelima yang akan kita peroleh dan rasakan jika kita tidak mau Iman dan Yakin kepada ALLAH SWT saat hidup menumpang di langit dan di bumi yang dimiliki oleh  ALLAH SWT adalah akan kena Azab baik di dalam kehidupan dunia dan akhirat. Sekarang azab yang seperti apakah yang akan diberikan saat hidup di dunia? Bagi yang tidak mau Iman dan Yakin kepada ALLAH SWT saat menjadi KHALIFAH di muka bumi akan diberikan hadiah dan penghargaan berupa sulit dan sakitnya saat sakratul maut yang disusul dengan Suul Khatimah, diberikannya anak yang durhaka kepada orang tua, timbulnya Penyakit resah dan gelisah dalam diri, timbulnya penyakit takut dan was-was dalam diri, gontok-gontokkan dalam keluarga sepeninggal orang tua, stress, sedih hati, harta yang didapat tidak membawa berkah  dan lain sebagainya yang kesemuanya paling sesuai dengan kehendak Syaitan.


Selain daripada itu ALLAH SWT juga sudah mempersiapkan penghargaan bagi yang manusia tidak mau Iman dan Yakin kepada ALLAH SWT atau tidak mau taat dan patuh kepada ALLAH SWT, yaitu akan dijadikan penghuni Neraka untuk hidup bertetangga dengan Jin/Iblis/Syaitan. Sekarang  apa yang akan ALLAH SWT berikan kepada diri kita jika kita patuh dan taat kepada ALLAH SWT, lalu apakah sama atau berbeda dengan yang diberikan kepada orang yang tidak mau Iman dan Yakin kepada ALLAH SWT?



dan jadilah orang-orang yang kemarin mencita-citakan kedudukan Karun itu, berkata: "Aduhai, benarlah Allah melapangkan rezki bagi siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hambanya dan menyempitkannya; kalau Allah tidak melimpahkan karunia-Nya atas kita benar-benar Dia telah membenamkan kita (pula). Aduhai benarlah, tidak beruntung orang- orang yang mengingkari (nikmat Allah)".
negeri akhirat[1140] itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. dan kesudahan (yang baik)[1141] itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa.
(surat Al Qashash (28) ayat 82-83)

[1140] Yang dimaksud kampung akhirat di sini ialah kebahagiaan dan kenikmatan di akhirat.
[1141] Maksudnya: syurga.


Jabir ra, berkata: Nabi SAW bersabda: Allah ta’ala berfirman: Aku membalas hamba yang aku benci dengan hamba yang Aku benci pula kemudian Aku masukkan keduanya ke dalam Neraka.
(HQR Aththabarani; 272:75)


ALLAH SWT selaku Inisiator yang juga Pencipta dan Pemilik  dari langit dan bumi, akan memberikan penghargaan kepada setiap orang yang Taat dan Patuh hal-hal sebagai berikut yaitu: Dilapangkan dan dimurahkan Rezeki oleh ALLAH SWT serta dipanjangkan Umur; Maunah dan Pertolongan yang tidak di duga-duga dari ALLAH SWT; Karunia, Hidayah dan Firasat yang baik melalui Hati Ruhani; Dibukanya pintu Ilham atau Ide-Ide brilian; Diberikannya Pemahaman dan Kemantapan Hati di dalam mempelajari Diinul Islam; Diberikannya Ketenangan Bathin; Dimudahkannya Sakratul Maut serta wafat dalam keadaan Husnul Khatimah; Dianugerahkan Keluarga Sakinah serta anak yang shaleh dan shalehah.


Sebagai KHALIFAH yang sedang menjalankan tugas di muka bumi beranikah kita menyatakan bahwa Hadiah dan Penghargaan dari ALLAH SWT kepada orang yang tidak mau Iman dan Yakin kepada ALLAH SWT Lebih Baik, Lebih Enak dan Lebih Bermutu dibandingkan dengan Hadiah dan Penghargaan yang diberikan  ALLAH SWT kepada orang yang Taat dan Patuh? Jawaban dari pertanyaan ini, hanya diri kitalah yang tahu pasti karena hal ini akan menunjukkan kepada diri kita kemana kita akan pulang kampung.



Kelima ancaman yang kami kemukakan di atas bukanlah sebatas pengumuman dan informasi belaka yang dikemukakan oleh ALLAH SWT di dalam  Al-Qur’an. Akan tetapi apa yang telah dikemukakan oleh ALLAH SWT pasti akan dilaksanakan oleh ALLAH SWT dan sebahagian dari ancaman sudah dibuktikan oleh ALLAH SWT kepada umat Nabi Nuh as, umat Nabi Luth as, umat Nabi Musa as. Sekarang setelah mengetahui akan adanya sanksi dan penghargaan dari ALLAH SWT kepada orang-orang yang tidak mau Iman dan Yakin kepada ALLAH SWT, seharusnya kondisi ini membuat diri kita menjadi lebih sadar lalu melakukan Taubatan Nasuha ataukah menjadikan diri kita takut untuk  melawan ALLAH SWT karena kita tidak pernah menciptakan dan memiliki langit dan bumi. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar