Saat ini Allah SWT selaku
pencipta dan pemilik dari langit dan bumi serta kekhalifahan yang ada di muka
bumi ini sedang memberikan pembelajaran bagi yang mau belajar, yaitu sesuatu
yang haram (harta haram, penghasilan haram, kedudukan haram) akan mendorong pemiliknya untuk berbuat,
bertindak, berperilaku yang dikehendaki oleh syaitan sang laknatullah. Ingat
sesuatu yang dikehendaki oleh syaitan adalah sesuatu yang sangat dikutuk dan
dibenci oleh Allah SWT. Adanya kondisi pembelajaran yang dipertontonkan dan
yang diperlihatkan oleh Allah SWT akhir-akhir ini. Kami selaku warga
negara sangat mendukung segala usaha yang dilakukan oleh KPK, Kepolisian,
Kejaksaan, ICW dan siapapun juga yang tujuannya sama yaitu memberangus
musuh utama bangsa dan negara ini, yaitu Korupsi.
Untuk maksud tersebut di
atas perkenankan kami untuk menyampaikan hal-hal sebagai berikut:
1. Wahai koruptor, wahai calon koruptor
yang saat ini belum ketahuan dan yang belum ditangkap oleh KPK, atau oleh Kejaksaaan,
atau oleh Kepolisian, ketahuilah apa yang ada lakukan pasti diketahui oleh Allah
SWT. Allah SWT pasti
akan meminta pertanggungjawaban atas apa apa yang pernah anda lakukan saat anda
hidup di langit dan di bumi yang bukan anda ciptakan dan dan bukan pula anda
miliki melainkan Allah SWT.
Apakah
manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung
jawaban)?
(surat
Al Qiyamaah (75) ayat 36)
Bahkan
manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri[1531],
(surat
Al Qiyamaah (75) ayat 14)
[1531] Maksudnya ayat
ini ialah, bahwa anggota-anggota badan manusia menjadi saksi terhadap pekerjaan
yang telah mereka lakukan seperti tersebut dalam surat Nur ayat 24.
Ingat, bentuk
pertanggungjawaban yang akan diminta oleh Allah SWT adalah bersifat
individualistik atau secara sendiri-sendiri atau secara pribadi pribadi
sehingga apa-apa yang anda korupsi harus anda pertanggungjawabkan secara
sendiri-sendiri pula. Bayangkan anda yang berbuat seluruh orang menjadi susah
serta membuat keluarga anda sendiri tercemar dengan perbuatan anda lakukan dan
hal yang mustahil adalah Allah SWT meminta pertanggungjawabannya secara
berjamaah.
2. Wahai Koruptor, wahai calon Koruptor
yang saat ini belum ketahuan dan yang belum ditangkap oleh KPK, atau oleh Kejaksaan
atau oleh Kepolisian tetapi sudah pasti diketahui oleh Allah SWT. Untuk itu renungkanlah bahwa di
langit dan di muka bumi ini berlaku ketentuan sabagai berikut :
Sabda
Nabi dalam menceritakan firman Allah: Allah telah mewahyukan kepadaku:
"Wahai saudara para Rasul, wahai saudara para pemberi peringatan! Berilah
berita peringatan kepada kaummu, agar mereka jangan memasuki satu rumahpun dari
rumah-rumah-Ku (masjid), kecuali dengan hati bersih, lidah yang benar, tangan
yang suci, dan kemaluan yang bersih. Dan janganlah mereka memasuki salah satu
rumah-Ku (masjid) padahal mereka masih tersangkut barang aniayaan hak-hak orang
lain. Sesungguhnya Aku mengutuk dia selama ia berdiri di hadapan-Ku melakukan
shalat, sampai ia mengembalikan barang aniayaan itu kepada pemiliknya yang
berhak. Apabila ia telah mengembalikannya, Aku akan jadi alat pendengarannya
yang dengan itu ia mendengar, dan Aku akan menjadi penglihatannya yang dengan
itu ia memandang, dan ia akan menjadi salah seorang wali dan orang pilihan-Ku
dan akan menjadi tetangga-Ku bersama para Nabi, para shiddikin dan para syuhada
yang ditempatkan di dalam syurga.
(Hadits
Qudsi Riwayat Abu Nua'im, Hakim, Ad-Dailami, dan Ibnu Asakir yang bersumber
dari Hudzaifah)
Sebagai orang yang
menumpang di langit dan di bumi Allah SWT, sebagai tamu di langit dan di bumi Allah
SWT ketahuilah bila anda melanggar ketentuan di atas berarti anda telah menjadi
penumpang, tamu yang tidak tahu diri. Hal ini dikarenakan langit dan bumi bukan
kita yang menciptakan sehingga ketentuan Allah SWT sajalah yang berlaku di muka
bumi ini.
Segera kembalikan seluruh
barang aniayaan yang pernah anda korupsi kepada yang berhak agar kutukan Allah
SWT lepas dari anda dan ingatkan pula keluarga, anak dan keturunan anda jangan
pernah melakukan apa-apa yang pernah anda lakukan karena anak keturunan anda
akan menerima warisan yang tidak benar dari anda padahal anak keturunan anda
tidak melakukan seperti yang anda lakukan. Untuk itu terimalah dengan kerelaan
pepatah yang berbunyi “siapa yang memakan nangka ialah yang menerima getahnya”
berlaku khusus hanya kepada anda.
3. Wahai Koruptor, wahai calon Koruptor
yang saat ini belum ketahuan dan yang belum ditangkap oleh KPK, atau oleh Kejaksaan,
atau oleh Kepolisian tetapi sudah pasti diketahui oleh Allah SWT. Tidak ada gunanya anda
beribadah, tidak ada gunanya anda shalat, tidak ada gunanya anda pergi haji dan
umroh apabila barang aniayaan masih ada pada diri anda. Sekarang bandingkan
dengan hasil korupsi anda dengan kutukan yang Allah SWT lakukan kepada diri
anda serta apakah mungkin dengan hasil uang korupsi yang anda lakukan bisa
menyogok Malaikat Penjaga Pintu Syurga sehingga anda bisa masuk Syurga dan
ketahuilah hal itu tidak mungkin terjadi sebelum unta masuk ke dalam lubang jarum.
Selain daripada itu
ketahuilah bahwa hukuman yang ada terima di dunia saat ini tidak serta merta menghapus
hukuman yang berlaku di akhirat kelak atau dengan kata lain lepas anda dari
penjara di dunia tidak berarti urusan dengan Allah SWT selesai karena hukum
dunia tidak bisa menggantikan hukum Allah SWT. Kondisi ini akan lebih parah
lagi jika barang aniayaan yang anda ambil belum anda kembalikan kepada yang
berhak sampai anda meninggal dunia. Akan tetapi jika anda mengembalikannya
kepada yang berhak saat anda masih hidup di muka bumi ini berarti kesempatan
untuk bertaubat telah anda miliki lalu bersiaplah menerima ampunan Allah SWT.
Sekarang semuanya
terpulang kepada anda, apakah mau mengembalikan barang aniayaan yang telah anda
ambil dengan memiskinkan diri sendiri selagi masih ada kesempatan sehingga
rahmat dan ampunan yang telah Allah SWT persiapkan untuk anda menjadi
tidak sia-sia belaka oleh sebab ulah anda sendiri.
4. Wahai Koruptor, wahai calon Koruptor
yang saat ini belum ketahuan dan yang belum ditangkap oleh KPK, atau oleh Kejaksaan,
atau oleh Kepolisian tetapi sudah pasti diketahi oleh Allah SWT. Kami ingin mengajak anda untuk
merenung sejenak untuk memperhatikan kucing yang tidak lain adalah makhluk
ciptaan Allah SWT seperti halnya diri kita. Kucing jika kita beri makan maka
kucing akan dengan tenang memakan makanan yang kita beri. Sekarang bandingkan
dengan kucing yang makan makanan dari mencuri, maka kucing akan ketakutan,
tidak tenang saat memakan makanan yang dicurinya.
Sekarang jika kucing saja
mampu tahu bahwa dirinya mencuri, sekarang bagaimana dengan anda yang
mengkorupsi uang negara tanpa merasa bersalah setelah korupsi padahal kucing
telah mencontohkan kepada anda ia tahu bahwa dirinya mencuri. Jika ini
sampai terjadi pada diri anda bertanyalah kepada kucing kenapa engkau tahu
mencuri sedangkan aku yang diciptakan lebih terhormat oleh Allah SWT
dibandingkan kucing, tidak tahu bahwa mencuri uang negara adalah salah atau
memang kucing lebih terhormat dibandingkan dengan anda wahai koruptor dan wahai
calon koruptor.
5. Wahai Koruptor, wahai calon Koruptor
yang saat ini belum ketahuan dan yang belum ditangkap oleh KPK, atau oleh Kejaksaan,
atau oleh Kepolisian tetapi sudah pasti diketahi Allah SWT. Allah SWT di dalam Al-Qur’an telah
mengemukakan bahwa suara keledai adalah seburuk-buruk suara. Akan tetapi
Keledai sang pemilik suara terburuk telah mengajarkan kepada kita yang mau
belajar yaitu keledai tidak pernah masuk lubang yang sama dua kali (maksudnya
tidak melakukan korupsi berulang baik sendiri-sendiri atau beramai-ramai
berulang ulang).
Dan
sederhanalah kamu dalam berjalan[1182] dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya
seburuk-buruk suara ialah suara keledai.
(surat
Luqman (31) ayat 19)
[1182] Maksudnya: ketika
kamu berjalan, janganlah terlampau cepat dan jangan pula terlalu lambat.
Untuk itu ketahuilah wahai
koruptor dan juga calon koruptor, jika anda masih berulang melakukan korupsi
baik sendiri-sendiri atau beramai-ramai maka ada baiknya anda belajar kepada
keledai yang tidak pernah masuk ke dalam lubang yang sama dua kali, atau apakah
memang keledai lebih terhormat daripada anda wahai koruptor dan calon koruptor
sehingga anda tidak pernah kapok-kapoknya korupsi uang negara atau tidak mampu
mengambil pelajaran dari koruptor yang telah dipenjara.
6. Wahai Koruptor, wahai calon Koruptor
yang saat ini belum ketahuan dan yang belum ditangkap oleh KPK, atau oleh Kejaksaan,
atau oleh Kepolisian tetapi sudah pasti diketahui Allah SWT. Syaitan asalnya dari Api dan
Api akan kembali ke Api. Sekarang jika Allah SWT sudah menetapkan syaitan akan
ditempatkan ke Neraka berarti jika syaitan pulang kampung ke neraka karena kampung
halaman dari syaitan adalah Neraka. Yang menjadi persoalan adalah kenapa kita
mau diajak pulang kampung oleh Syaitan ke Neraka padahal kampung halaman kita
yang asli adalah Syurga? Lalu siapakah yang pintar, Syaitankah atau diri kita
yang bodoh sehingga mau ditipu dan mau dibodohi oleh Syaitan saat hidup
di muka bumi.
Selanjutnya jika anda
merasa lebih pintar dari Syaitan dan jika saat ini sedang merasakan hidup di
penjara segeralah kembalikan seluruh barang aniayaan yang anda ambil kepada
yang berhak saat ini juga karena kita tidak tahu kapan dan dimana akan didatangi
oleh Malaikat Maut dan yang pasti kita pasti akan mati serta jangan sampai anda
mati sebelum mengambalikan apa yang telah anda ambil tanpa hak dan jika hal ini
menimpa pada anda berarti anda sendirilah yang memberikan kesempatan kepada
Syaitan melaksanakan aksinya kepada anda. Mengembalikan barang aniayaan milik
orang lain dari hasil korupsi itu memang sukar, sulit, berat lalu coba
bandingkan dengan panasnya api neraka yang akan kita hadapi kelak. Mana yang
paling berat, mengembalikan ataukah panasnya api neraka? Anda tentu tahu
jawabannya.
7. Wahai Koruptor, wahai calon Koruptor
yang saat ini belum ketahuan dan yang belum ditangkap oleh KPK, atau oleh
Kejaksaan, atau oleh Kepolisian, tetapi sudah pasti diketahi oleh Allah SWT. Usia dan Umur itu berbeda. Usia adalah
saat dipersatukannya Ruh/Ruhani dengan Jasad sampai dengan Ruh/Ruhani
dipisahkan dengan Jasad. Sedangkan Umur adalah seberapa banyak kebaikan atau
keburukan yang telah anda lakukan yang akan dikenang setelah anda meninggal
dunia. Jika setelah meninggal dunia, anda dikenang seperti halnya Qorun atau
Fir’aun atau Abu Jahal itu berarti umur anda pendek. Akan tetapi jika anda
dikenang di dalam kebaikan seperti halnya Buya Hamka, KH Ahmad Dahlan, atau
Bukhari Muslim berarti anda berumur panjang dalam kebaikan sehingga apa yang
anda lakukan bisa menolong anda kelak di akhirat.
Sekarang bagaimana mungkin
anda akan berumur panjang di dalam kebaikan yang akan dikenang oleh generasi
yang datang kemudian hari jika anda adalah seorang koruptor ditambah hasil korupsi
yang anda lakukan tidak pernah anda kembalikan kepada yang berhak. Pilihan
berumur panjang atau pendek ada di tangan anda masing-masing dan ingat anda
sendirilah yang akan menanggung resiko dihadapan Allah SWT kelak.
8. Wahai Koruptor, wahai calon Koruptor
yang saat ini belum ketahuan dan yang belum ditangkap oleh KPK, atau oleh Kejaksaan,
atau oleh Kepolisian, namun sudah pasti diketahui oleh Allah SWT. Output yang baik dan yang dibenarkan
oleh Allah SWT tidak akan pernah berhasil kita dapatkan jika Input yang anda
masukkan ke dalam proses berasal dari barang aniayaan yang anda ambil tanpa hak
melalui korupsi. Haram dan Halal adalah sesuatu yang berbeda dan tegas
perbedaannya sehingga sesuatu haram tidak akan mungkin berhasil membawa anda
menuju Syurga. Haram hasil akhirnya adalah Neraka dan ingat Allah SWT tidak
tidak akan pernah bisa ditipu oleh anda dengan menukar yang haram untuk membeli
tiket masuk Syurga. Semakin sering anda korupsi, semakin lama anda menumpuk
barang aniayaan yang diambil tanpa hak maka semakin senang Syaitan sang
Laknatullah kepada anda karena Syaitan telah berhasil melaksanakan tugasnya
dengan baik.
9. Wahai Koruptor, wahai calon Koruptor
yang saat ini belum ketahuan dan yang belum ditangkap oleh KPK, atau oleh Kejaksaan,
atau oleh Kepolisian, namun sudah pasti diketahui Allah SWT. Kami menulis surat terbuka ini bukan
benci kepada pribadi anda, akan tetapi kami membenci tindakan anda yang
seharusnya tidak bertentangan dengan kehendak Allah SWT justru apa yang ada
lakukan paling dikehendaki oleh Syaitan. Dan jangan pernah salahkan Allah SWT
jika sekarang anda memperoleh penilaian makhluk yang paling dikehendaki, yang
disayangi dan yang paling dibanggakan oleh Syaitan sang laknatullah oleh sebab
ulah anda sendiri yang melakukan tindakan korupsi.
Rasulullah
bersabda: “Api kalian di dunia yang dinyalakan oleh anak keturunan Adam adalah
satu bagian dari tujuh puluh bagian dari neraka Jahannam”. Para sahabat
berkata: “Jika api itu mencukupi ya Rasulullah, maka api itu terpisah dengan
selisih enam puluh sembilan bagian yang kesemuanya itu adalah perumpamaan
panasnya”.
(Hadits
Riwayat Bukhari, Muslim)
Untuk itu renungkanlah
segala perbuatan anda lalu bandingkan resiko yang Allah SWT akan timpakan
kepada anda dengan hasil korupsi yang telah anda peroleh atau apakah anda
memang sudah mempersiapkan diri untuk merasakan panasnya api Neraka yang
panasnya 70 (tujuh puluh) kali panasnya api dunia sehingga anda terus dan terus
melakukan korupsi atau tetap mempertahankan barang aniayaan yang telah anda ambil
tanpa hak sehingga anda menjadi teman dan tetangga yang dibanggakan oleh
Syaitan di Neraka kelak .
Sebagai penutup surat
terbuka ini, kami ingin mengajak anda untuk merenungkan dua buah Ayat Al-Qur’an
dan dua buah hadits yang kami kemukakan di bawah ini yang kesemuanya
menunjukkan sikap Allah SWT kepada manusia. Sekarang jika ini sikap Allah SWT
kepada diri anda, lalu sudahkah anda mensikapi sikap Allah SWT dimaksud untuk
kepentingan diri anda yang mungkin saat ini sedang di dalam penjara atau belum ditangkap
dan belum ketahuan oleh KPK, oleh Kejaksaan atau oleh Kepolisian namun sudah
diketahui Allah SWT.
Sesungguhnya
Allah tidak berbuat zalim kepada manusia sedikitpun, akan tetapi manusia Itulah
yang berbuat zalim kepada diri mereka sendiri.
(Surat
Yunus (10) ayat 44)
Apa
saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang
menimpamu, Maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul
kepada segenap manusia. dan cukuplah Allah menjadi saksi.
(surat
An Nisaa’ (4) ayat 79)
Rasulullah
saw meriwayatkan bahwa Allah swt berfirman: “Wahai hamba-Ku, Aku mengharamkan
diri-Ku untuk berbuat Zalim. Aku juga mengharamkan hal itu kepada kalian, maka
kalian tidak boleh berbuat zalim. Wahai hamba-Ku, kalian akan tersesat, kecuali
orang yang mendapatkan petunjuk-Ku. Karena itu mintalah petunjuk kepada-Ku,
niscaya Aku akan memberi kalian petunjuk. Wahai hamba-Ku, kalian akan
kelaparan, kecuali orang yang Aku berikan makanan. Karena itu, mintalah makanan
kepada-Ku niscaya Aku memberi kalian makanan. Wahai hamba-Ku, kalian akan
telanjang kecuali orang yang Aku berikan pakaian. Karena itu mintalah pakaian
kepada-Ku niscaya AKu akan memberi kalian pakaian. Wahai hamba-Ku, kalian pasti
melakukan dosa pada siang dan malam hari, tapi Aku yang mengampuni seluruh
dosa, maka mohonlah ampunan kepada-Ku, niscaya Aku akan mengampuni dosa kalian.
Wahai hamba-Ku, kalian tidak akan dapat memberikan kerugian atau keuntungan
bagi-Ku. Wahai hamba-Ku, sekiranya manusia dan jin, sejak dulu hingga akhir
jaman, menyembah-Ku dengan dengan tingkatan taqwa yang paling tinggi, niscaya
hal itu tidak akan memberikan kontribusi apapun pada kekuasaan-Ku. Wahai
hamba-Ku, sekiranya seluruh manusia dan jin sejak dulu hingga akhir zama
melakukan perbuatan keji, hal itu tidak akan membuat kekuasaan-Ku menjadi
lemah. Wahai hamba-Ku, sekiranya seluruh manusia dan jin sejak dulu hingga
akhir zama berdiri di atas suatu tempat di bumi ini, lalu mereka memohon
kepada-Ku, kemudian Aku mengabulkan permintaan tiap-tiap mereka, niscaya
hal itu tidak akan mengurangi apa yang ada pada-Ku, bak jarum ketika dimasukkan
ke lautan. Wahai hamba-Ku, laksanakanlah amal ibadah yang telah Aku tetapkan,
dan Aku akan mencatatnya kebaikan, maka bersyukurlah kepada Allah, dan apabila
mendapatkan yang sebaliknya, maka salahkanlah dirimu sendiri.”
(Hadits
Riwayat Muslim)
Ibnu Abbas ra, berkata: Nabi saw bersabda: Allah ta’ala berfirman: Wahai anak Adam! Jika engkau ingat kepada-Ku, Aku ingat kepadamu dan bila engkau lupa kepada-Ku, Akupun ingat kepadamu. Dan jika engkau ta’at kepada-Ku pergilah kemana saja engkau suka, pada tempat dimana Aku berkawan dengan engkau dan engkau berkawan dengan da-Ku, Engkau berpaling dari pada-Ku padahal Aku menghadap kepadamu. Siapakah yang memberimu makan dikala engkau masih janin di dalam perut ibumu. Aku selalu mengurusmu dan memeliharamu sampai terlaksanalah kehendak-Ku bagimu, maka setelah Aku keluarkan engkau kea lam dunia engkau berbuat banyak maksiat. Apakah demikian seharusnya pembalasan kepada yang telah berbuat kebaikan kepadamu.
(Hadits Qudis Riwayat Abu Nasher
Rabi’ah bin Ali Al-Ajli dan Arrafi’ie; 272:182)
Demikian surat terbuka
yang kami sampaikan kepada Anda, Wahai Koruptor, Wahai calon Koruptor yang
belum ketahuan dan yang belum ditangkap oleh KPK, atau oleh Kejaksaan, atau oleh
Kepolisian, namun sudah diketahui oleh Allah SWT. Segera kembalikan seluruh barang
aniayaan yang telah anda korupsi agar jangan sampai ketentuan pengampunan Allah
SWT tidak berlaku bagi anda.
Abu
Dardaa’ ra, berkata: Nabi SAW bersabda: Allah ta’ala berfirman: Wahai anak Adam
selama engkau menyembah-Ku dan mengharap-harapkan-Ku seraya tidak bersyirik
kepada-Ku, akan Kuampuni engkau dari segala apa yang terjadi padamu dan bila
engkau menghadap kepada-Ku dengan dosa-dosa sepenuh langit dan bumi, akan
Ku-hadapi engkau dengan pengampunan sepenuh langit dan bumi, akan Ku-hadapi
engkau dengan pengampunan sepenuh itu juga.
(Hadits
Qudsi Riwayat Aththabarani, Albaihaqi dan Assyirazil, 272:176)
Dan ingat jangka waktu
pengembalian barang aniayaan hanya di sisa waktu yang anda miliki atau sebelum
Malaikat Maut datang melaksanakan tugasnya kepada anda. Selain daripada itu, ada
sesuatu yang harus anda camkan yaitu anda yang telah berbuat korupsi,
tetapi yang menanggung beban adalah anak keturunan anda yang sendiri. Sesuatu
yang tidak adil telah anda tanamkan ke keluarga anda sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar