Bismillah.
Saat engkau dibimbing
untuk menempuh jalan taqwa melalui kalbu ini, tariklah napas sejenak, dan
mulailah melangkah dengan mantap.
Allah SWT ada di mana mana,
lalu apa yang dimaksud dengan dimana mana ada Allah SWT? Berdasarkan ketentuan
surat Al Hadiid (57) ayat 4 di bawah ini, yang ada di mana mana bukanlah
DzatNya Allah SWT. DzatNya Allah SWT ada di Arsy sedangkan yang ada di mana
mana adalah kemahaan Allah SWT, kebesaran Allah SWT, pengawasan Allah SWT,
kasih sayang Allah SWT, ilmu Allah SWT, kekuatan Allah SWT dan lain sebagainya
sesuai dengan Asmaul Husna. Dengan adanya Allah SWT ada dimana mana maka
kemanapun kita menghadap disitu ada Allah SWT sehingga Allah SWT selalu bersama
diri kita dimana saja kita berada.
Dialah
yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa: kemudian Dia bersemayam di
atas ´arsy[1453] Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang
keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya
[1454]. dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. dan Allah Maha melihat
apa yang kamu kerjakan.
(surat
Al Hadiid (57) ayat 4)
[1453] Bersemayam di atas
'Arsy ialah satu sifat Allah yang wajib kita imani, sesuai dengan kebesaran
Allah dan kesucian-Nya.
[1454] Yang dimaksud
dengan yang naik kepada-Nya antara lain amal-amal dan do´a-do´a hamba.
Bukanlah suatu yang sangat
berlebihan, jika pernyataan di bawah ini juga menjadi pernyataan diri kita saat
melaksanakan tugas sebagai khalifah Allah SWT di muka bumi ini.
KALBUMU ADALAH SANG
PENCARI.
JALAN TAQWA ADALAH MESIN
PENCARI.
ALAM SEMESTA ADALAH
INTERNET SEJATI DAN BANYAK SITUS SITUS PERIHAL YANG MAHA PENGASIH DAN PENYAYANG,
YANG SERVERNYA TIADA PERNAH
MATI SEDETIKPUN
Apa yang terjadi dengan diri
kita setelah merenungkan ayat di atas? Ternyata kalbu kita belum bisa bekerja
sesuai dengan fungsinya karena berpenyakit. Untuk itu “Sembuhkan sakit hatimu,
maka akan sembuh seluruh tubuhmu”. Ada orang yang punya sakit hati yang benar
benar kronis dalam bentuk Benci Banget; Dendam Banget; Nggak Suka Banget; Sedih
Banget; Kecewa Banget. Semua itu dianggap serius, sampai sakitnya berdampak
pada tubuh. Begitu muncul dalam bentuk penyakit kanker, diabetes, sakit
jantung, baru diatasi. Dan yang diatasi pun hanya dipermukaannya saja.Diatasi
dengan operasi, obat herbal bertahun tahun bahkan seumur hidup, kemoterapi,
radiasi. Semua yang membuat sel sel tubuh luluh lantak. Tapi akar masalahnya
tidak di atasi. Akar masalahnya adalah hati yang sakit dan semakin rusak.
Kemudian merusak seluruh jaringan tubuh seperti : (a) Darah tetap dibiarkan
asam; (b) Kondisi tubuh asam; (c) Pikiran tetap stress, jiwa tidak tenang; (d)
Dendam masih banyak; (e) Kecewa masih berlanjut; (f) Perasaan masih tidak enak;
(g) Benci masih kuat. Secara tidak langsung kita membunuh diri sendiri. Serius?
Ingat Rasulullah SAW pernah
berkata: Ada segumpal daging yang jika ia baik maka seluruh tubuh akan baik.
Dan kalau ia buruk maka seluruh tubuh akan buruk. Itulah HATI. Seharusnya ia
selalu dalam kondisi indah dan baik. Selalu ikhlas, menerima ketentuan Allah
SWT, bersyukur, tulus berbagi dan bahagia bersama.Seperti anak kecil atau anak
bayi yang selalu bahagia dan tertawa, seperti itulah kondisi hati kita
seharusnya.Pada saat kita sudah tidak lagi seperti itu, itulah saat penyakit
muncul. Dan deteksi dini harus dilakukan. Akar permasalahan harus diatasi. Hati perlu terus dicuci dan
dibersihkan. Tanda tanda hati bersih dan suci adalah: (a) Selalu bahagia atas
kebahagiaan orang lain; (b) Selalu bersemangat berbagi tanpa pamrih; (c) Selalu
ridha dengan ketentuan yang Allah SWT berikan untuk kita; (d) Tidak dengki; (e)
Tidak dendam. Sehat hatinya maka sehat pula diri kita, baik yang lahir maupun
yang bathin.
Saat
Anda dibimbing untuk menempuh jalan taqwa melalui kalbu ini,
sediakanlah
waktu untuk merenungkan kondisi kefitrahan diri kita dengan selalu berkaca diri
sebelum bertindak dan berbuat sesuatu.
Sekarang pelajari, hayati,
renungkan dengan hati yang fitrah 3(tiga) buah ayat Al Qur’an yang kami
kemukakan di bawah ini, lalu apa yang ada di dalam pikiran kita? Bisakah kita
menghindarkan diri dari Allah SWT? Bisakah kita tidak bersama Allah SWT sedetikpun?
Bisakah kita lari dari kebesaran dan kemahaan Allah SWT? Bisakah kita keluar
dari kekuasaan Allah SWT?
semua yang ada di langit dan bumi selalu meminta kepadanya. Setiap waktu Dia dalam kesibukan[1444].
Maka
nikmat Rabb-mu yang manakah yang kamu dustakan?
(surat
Ar Rahman (55) ayat 29, 30)
[1444] Maksudnya: Allah
Senantiasa dalam Keadaan Menciptakan, menghidupkan, mematikan, Memelihara,
memberi rezki dan lain lain.
dan
banyak sekali tanda-tanda (kekuasaan Allah) di langit dan di bumi yang mereka
melaluinya, sedang mereka berpaling dari padanya.
(surat
Yusuf (12) ayat 105)
dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, Maka
kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah[83]. Sesungguhnya Allah Maha
Luas (rahmat-Nya) lagi Maha mengetahui.
(surat
Al Baqarah (2) ayat 115)
[83] Disitulah wajah Allah
maksudnya; kekuasaan Allah meliputi seluruh alam; sebab itu di mana saja
manusia berada, Allah mengetahui perbuatannya, karena ia selalu berhadapan
dengan Allah.
Jika hati kita masih sesuai
dengan fitrahnya, maka ke tiga ayat di atas ini dapat dipahami dengan baik dan
benar. Lalu kita pasti akan menyatakan Tiada Tuhan Selain Allah SWT.
Sekarang ambil cermin lalu
bertanya siapa diri kita dan siapa Allah SWT lalu patutkah kita melaksanakan
ketentuan surat Adz Dzariyaat (51) ayat 56 di bawah ini yang sudah ditetapkan
berlaku oleh Allah SWT? Sepanjang kita mampu berkaca diri melalui cermin dengan
hati yang fitrah, maka kita wajib mengabdi, berbakti lalu menjadikan diri kita
sebagai kebanggaan Allah SWT di muka bumi ini.
dan
aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi
kepada-Ku.
(surat
Adz Dzariyaat (51) ayat 56.
Rahasia kesuksesan dan
kebahagiaan hidup itu sesungguhnya terletak pada kemampuan kita menyerap makna
dari pelajaran pelajaran yang ada di alam semesta ini (alam semesta ini adalah
internet sejati yang berasal dari Allah SWT) . Kemudian hal hal tersebut
diproses lebih lanjut oleh hati menjadi suatu keyakinan yang mantap. Selama
manusia belum memiliki kejernihan pandangan maka ia tidak akan dapat menemukan
jalan yang akan membawanya pada kesuksesan dan kebahagiaan.
Allah
menganugerahkan Al Hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah)
kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan Barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia
benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. dan hanya orang-orang yang
berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).
(surat
Al Baqarah (2) ayat 269)
Hanya orang orang yang
diberi hikmah yang selalu membasahi bibirnya dengan Alhamdulillah, segala puji
bagi Allah, Rabb semesta alam. Ucapan tersebut kemudian diaktualisasikan dalam
kehidupan sehari hari. Dari sinilah kita sadar bahwa Allah SWT yang mengatur
segala sesuatu di alam, termasuk perilaku manusia. Maka sudah selayaknya kita
rela diatur oleh sang Khalik karena kita adalah makhluk. Berikut ini akan kami
kemukakan beberapa bahan renungan yang harus kita jadikan hikmah kehidupan
dalam kerangka memudahkan kita untuk merealisasikan Visi Akhirat yang telah
kita miliki.
A.
Pernahkah kita merenung bahwa yang
membuat nikmat itu adalah keterbatasan? Misalnya telinga, dibatasi pendengarannya oleh Allah SWT.
Seandainya pendengaran kita tidak dibatasi niscaya gemuruh pabrik di sekitar
kita akan terdengar. Semua aktivitas di dunia akan terdengar oleh telinga kita
sehingga tidak nikmat lagi hidup ini. Tidur tidak bisa nyenyak karena telinga
terus mendengar suara bising di sekitarnya.
dan jika kamu menghitung-hitung nikmat
Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah
benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(surat An Nahl (16) ayat 18)
Begitu pula mata kita,
penglihatannya tidak tembus pandang, kemudian apa yang terjadi jika penglihatan
kita bisa tembus pandang? Banyak mudharatnya ketimbang manfaatnya. Lalu
pernahkah kita merenung, siapa yang bisa menghitung kedipan mata? Sekiranya
maka tidak berkedip, akan terjadi keanehan dan ketakutan karena mata kita melotot
dan hilang keindahannya. Pernahkah kita merenung, ketika kita mau tidur, Allah
SWT membuat proses mengantuk terlebih dahulu. Sekiranya tidak, dan manusia
tidur begitu saja tiba tiba, maka dunia akan kacau, saling tabrak satu sama
lain. Maha Sempurna Allah SWT, bahwa ternyata yang membuat nikmat adalah
keterbatasan. Dalam hal makan, misalnya, begitu kenyang lantas berhenti,
Andaikata tidak ada rasa kenyang maka kita akan makan terus tanpa berhenti
sehingg tidak terasa nikmat lagi. Nikmatnya makan ketika lapar dan nikmatnya
lapar ketika kenyang.
B.
Pernahkah pada saat kita duduk santai
dan menikmati hari, tiba tiba terpikirkan oleh kita untuk berbuat sesuatu
kebaikan untuk orang lain?
ITU
ADALAH ALLAH SWT YANG SEDANG BERBICARA/BERDIALOG DENGANMU DAN MENGETUK PINTU HATIMU. Lalu apa yang terjadi dan apa yang kita
rasakan setelah berdialog dengan Allah SWT?
tidak ada kebaikan pada kebanyakan
bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh
(manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf, atau Mengadakan perdamaian di
antara manusia. dan Barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keredhaan
Allah, Maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.
(surat An Nisaa’ (4) ayat 114)
dan belanjakanlah (harta bendamu) di
jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan,
dan berbuat baiklah, karena Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
berbuat baik.
(surat Al Baqarah (2) ayat 195)
dan carilah pada apa yang telah
dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu
melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada
orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu
berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang berbuat kerusakan.
(surat Al Qashash (28) ayat 77)
C.
Pernahkah saat kita sedang sedih, kecewa
tetapi tidak ada orang di sekitarmu yang dapat dijadikan tempat curahan hati?
ITU
ADALAH ALLAH SWT YANG SEDANG RINDU PADAMU DAN INGIN AGAR KAU BERBICARA
KEPADANYA.
Ya'qub menjawab: "Sesungguhnya
hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku, dan aku
mengetahui dari Allah apa yang kamu tiada mengetahuinya."
(surat Yusuf (12) ayat 86)
Abu Umamah ra, berkata: Nabi SAW
bersabda: Allah Ta’ala berfirman: “ Pergilah wahai Malaikat Ku kepada hambaKu
dan timpakanlah musibah kepadanya” lalu pergilah malaikat tersebut menimpakan
musibah kepada Hamba Allah yang menerimanya dengan syukur, dan segala pujian
bagi Allah. Kembalilah malaikat itu kepada Tuhan seraya berkata: Ya Tuhan kami,
kami telah menimpakan musibah atasnya sebagaimana perintahMu, lalu berfirmnan
Allah: kembalilah kepadanya (hambaKu) karena Aku ingin mendengar suaranya.
(Hadits Qudsi Riwayat Ath Thabarani:
272:76)
D.
Pernahkan tanpa sengaja kau memikirkan
seseorang yang sudah lama tidak bertemu, tiba tiba orang tersebut muncul, atau
kita bertemu dengannya atau kita menerima telepon darinya?
ITU
ADALAH KUASA ALLAH SWT YANG SEDANG MENGHIBURMU. TIDAK ADA YANG NAMANYA
KEBETULAN.
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan
bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi
orang-orang yang berakal,
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah
sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan
tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami,
Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah
Kami dari siksa neraka.
(surat Ali Imran (3) ayat 190, 191)
E.
Pernahkah kita mendapatkan sesuatu yang
tidak terduga, yang selama ini kita inginkan tapi rasanya sulit untuk
didapatkan?
ITU
ADALAH ALLAH SWT YANG MENGETAHUI DAN MENDENGAR SUARA BATHIN MU SERTA HASIL DARI
BENIH KEBAIKAN YANG KITA TABURKAN SEBELUMNYA.
apabila mereka telah mendekati akhir
iddahnya, Maka rujukilah mereka dengan baik atau lepaskanlah mereka dengan baik
dan persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil di antara kamu dan hendaklah
kamu tegakkan kesaksian itu karena Allah. Demikianlah diberi pengajaran dengan
itu orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat. Barangsiapa bertakwa
kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar.
dan memberinya rezeki dari arah yang
tiada disangka-sangkanya. dan Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya
Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan
yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah Mengadakan ketentuan bagi
tiap-tiap sesuatu.
(surat Ath Thalaaq (65) ayat 2, 3)
Abu Dzar ra, berkata: Nabi SAW bersabda:
Allah Ta’ala berfirman: Satu amal kebajikan anak Adam dilipatgandakan sepuluh
atau lebih. Sedangkan satu amal maksiat hanya dihitung satu, bahkan dapat Aku
ampuni.
(Hadits Qudsi Riwayat Abu Nu’aim;
272:105)
F.
Pernahkah kita berada dalam situasi
buntu, semua terasa begitu sulit, begitu tidak menyenangkan, hambar, kosong,
bahkan menakutkan?
ITU
ADALAH SAAT ALLAH SWT MENGIZINKAN KITA UNTUK DIUJI. ALLAH SWT MENDENGAR RINTIHAN
SERTA DOAMU AGAR KAU MENYADARI AKAN KEBERADAANNYA.
dan Sesungguhnya Kami benar-benar akan
menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di
antara kamu, dan agar Kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu.
(surat Muhammad (47) ayat 31)
Abu Hurairah ra, berkata: Nabi SAW
bersabda: Allah Ta’ala berfirman: Apabila hambaKu ingin menemui Ku, Aku pun
ingin menemuinya. Tetapi bila enggan menemui Ku, Akupun enggan menemuinya.
(Hadits Qudsi Riwayat Bukhari, Malin dan
An Nasa’I,, 272:17)
Ingatlah, saat diri kita
melupakan aturan yang telah diatur oleh Allah SWT, maka Allah SWT akan bukakan
semua pintu kesenangan namun menutup semua pintu ketenangan atau ketentraman.
(ingat, hati kudu tentrem nyambut gawe karo seneng).
Maka
tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun
membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka
bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka
dengan sekonyong-konyong, Maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.
(surat
Al An’am (6) ayat 44)
Jika sudah seperti ini
keadaannya maka berlakulah ketentuan yang terdapat di dalam surat Al Hasyr (59)
ayat 19 di bawah ini yaitu lupa kepada Allah SWT maka Allah SWT akan melupakan
kita dengan diri kita sendiri sehingga kita tidak tahu diri yang pada akhirnya
menjadikan diri kita lupa diri dan lupa aturan.Lalu bertanyalah kepada rumput
yang bergoyang, mau kemana kita pergi?
dan
janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah
menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. mereka Itulah orang-orang yang
fasik.
(surat
Al Hasyr (59) ayat 19)
Adanya hal hal yang telah
dikemukakan di atas, melalui Alam Semesta Yang Tidak Lain adalah Internet
Sejati dan yang didalamnya banyak situs situs perihal Yang Maha Pengasih dan
Maha Penyayang, Yang Maha Melihat dan Maha Mendengar, dan lain sebagainya.
Sudah seharusnya menjadikan diri kita kita peka, sadar, serta memiliki perasaan
yang sesuai dengan fitrahnya maka kita akan sering menyadari bahwa kasih
sayang, kuasa, keberadaan, pengawasan, perlindungan, pertolongan Allah SWT
selalu ada di saat diri kita merasa bahagia, senang, merasa tidak mampu, saat
terpuruk, saat terpojok dan lain sebagainya.
dan
Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan
manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami
(ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya
untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga
(tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu
sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah
orang-orang yang lalai.
(surat
Al A’raaf (7) ayat 179)
Ketidakpekaan manusia
terhadap Allah SWT dikarenakan modal dasar yang sudah diberikan oleh Allah SWT
sudah tidak berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Untuk itu renungkanlah apa
yang dikemukakan dalam surat Al A’raaf (7) ayat 179 di atas ini. Bayangkan Hati
yang seharusnya bisa memahami ayat ayat Allah SWT sudah hilang fungsinya. Mata
yang awalnya bisa dipergunakan untuk melihat tanda tanda kekuasaan Allah SWT
sekarang menjadi buta. Telinga yang seharusnya bisa mendengar ayat ayat Allah
SWT kini telah menjadi pekak atau budek. Akhirnya kita lebih rendah
dibandingkan dengan binatang ternak. Semoga ini tidak terjadi pada diri kita,
keluarga kita dan anak keturunan kita.
Ibnu
Abbas ra, berkata: Nabi SAW bersabda: Allah ta’ala berfirman: “Wahai anak Adam,
jika engkau ingat kepadaKu pasti Aku juga ingat kepadamu, dan bila engkau lupa kepadaKu Akupun akan ingat kepadamu. Dan
jika engkau taat padaKu pergilah kemana saja engkau suka, pada tempat dimana
Aku berkawan dengan engkau dan engkau berkawan dengan Aku, Engkau berpaling
dari Ku padahal Aku menghadap padamu, Siapakah yang memberimu makan dikala
engkau masih janin di dalam perut ibumu, Aku selalu mengurusmu dan memeliharamu
sampai terlaksanalah kehendakKu atas dirimu, maka setelah Aku keluarkan engkau
ke alam dunia, engkau berbuat banyak maksiat. Apakah demikian seharusnya
pembalasan kepada yang telah berbuat kebaikan kepadamu”.
(Diriwayatkan
oleh Abu Nashr Rabi’ah bin Ali Al Ajli dan Ar Rafi’i; 272:182)
Jangan sampai pepatah “air
susu dibalas dengan air tuba” terjadi saat kita hidup di muka bumi ini. Ingat,
Allah SWT sangat memperhatikan diri kita, Allah SWT sangat peduli kepada kita
walaupun kita berpaling dari padaNya. Lalu apakah kepedulian ini akan kita sia
siakan karena kebodohan diri kita dengan membalas kebaikan Allah SWT dengan
keburukan! Jangan sampai ini terjadi pada diri, keluarga dan anak keturunan
kita. Amien.
Rasulullah
SAW bersabda: “Dua nikmat yang sering di sia siakan oleh banyak orang adalah
kesehatan dan kesempatan.”
(Hadits
Riwayat Bukhari melalui Ibnu Abbas ra,)
Kita bisa membeli jam tangan
namun kita tidak bisa membeli waktu. Waktu pasti berakhir maka gunakan waktu
yang sudah disediakan oleh Allah SWT. Jangan buang buang waktu begitu saja
tanpa prestasi, tanpa amal shaleh. Ingat saat hidup di dunia kita harus
memiliki karya nyata/prestasi luar biasa
di dalam rangka membayar dengan mahal visi akhirat yang akan kita
realisir. Penyesalan selalu di belakang dan manusia mengira bahwa yang di
belakang itu bisa ditarik ke muka,padahal itu semua hanya dugaan belaka.
dan
Kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang
azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).
dan
ikutilah Sebaik-baik apa yang telah diturunkan kepadamu dari Tuhanmu[1315]
sebelum datang azab kepadamu dengan tiba-tiba, sedang kamu tidak menyadarinya,
supaya
jangan ada orang yang mengatakan: "Amat besar penyesalanku atas
kelalaianku dalam (menunaikan kewajiban) terhadap Allah, sedang aku
Sesungguhnya Termasuk orang-orang yang memperolok-olokkan (agama Allah ),
atau
supaya jangan ada yang berkata: 'Kalau Sekiranya Allah memberi petunjuk
kepadaku tentulah aku Termasuk orang-orang yang bertakwa'.
atau
supaya jangan ada yang berkata ketika ia melihat azab 'Kalau Sekiranya aku
dapat kemnbali (ke dunia), niscaya aku akan Termasuk orang-orang berbuat baik'.
(Bukan
demikian) Sebenarya telah datang keterangan-keterangan-Ku kepadamu lalu kamu
mendustakannya dan kamu menyombongkan diri dan adalah kamu Termasuk orang-orang
yang kafir".
(surat
Az Zumar (39) ayat 54 sampai 59)
[1315] Maksudnya: Al Quran
Jangan berangan angan masa
muda akan kembali. Jangan pula meratapi apa yang sudah berlalu. Allah SWT sudah
menciptakan wajah kita menghadap ke depan. Kalaupun menengok, wajah kita hanya
bisa diputar sembilan puluh derajat, sebatas bahu. Hal ini mengisyaratkan agar
kita memiliki harapan menatap ke masa depan dan kalau melihat masa lalu,
cukuplah sekilas sebagai bahan renungan. Kita bukan hidup di masa lalu. Kita
menanam hari ini untuk memetiknya di masa depan. Jangan pernah takut melihat masa
depan karena kita telah mengalami masa lalu dan hari ini sedang giat berbuat.
Jika kita terjebak berlarut larut memikirkan masa lalu, memikirkan kekurangan,
memikirkan ketidaktahuan, memikirkan ketidaksempurnaan, maka sama dengan
menggergaji serbuk kayu.
dan
kalau Sekiranya Allah menyiksa manusia disebabkan usahanya, niscaya Dia tidak
akan meninggalkan di atas permukaan bumi suatu mahluk yang melatapun[1262] akan
tetapi Allah menangguhkan (penyiksaan) mereka, sampai waktu yang tertentu; Maka
apabila datang ajal mereka, Maka Sesungguhnya Allah adalah Maha melihat
(keadaan) hamba-hamba-Nya.
(surat
Faathir (35) ayat 45)
[1262]
Daabbah artinya ialah makhluk yang melata. tetapi yang dimaksud di sini ialah
manusia.
Ingat, Allah SWT melalui
surat Faathir (35) ayat 45 di atas ini, masih memberikan kesempatan kedua bagi diri
kita. Lalu apakah kesempatan kedua ini akan berlalu tanpa memberikan efek yang
sangat positif bagi hidup dan kehidupan kita karena kebodohann kita. Semuanya
sangat tergantung kepada diri kita, mau memanfaatkan ataukah mau membuangnya ke
tong sampah.Allah SWT memberikan kesempatan kedua kepada diri kita karena Allah
SWT sangat sayang kepada seluruh manusia yang telah diangkatnya menjadi
khalifah di muka bumi ini.
Kita tidak perlu takut
kepada kematian karena mati adalah awal hidup yang sesungguhnya. Yang harus
kita takuti adalah jika kita mati dalam keadaan belum ada bekal sama sekali.
Karena itu, mumpung masih ada kesempatan, bersegeralah berbuat kebaikan dengan
membuat karya nyata di muka bumi sebagai bentuk pengorbanan, perjuangan diri
kita untuk membayar mahal visi akhirat yang telah kita tentukan. Berbuat dan
bertindak nyata tanpa harus disuruh apalagi terpaksa, lalu lupakan apa yang
telah kita buat kemudian bertindaklah untuk berbuat kebaikan dalam bentuk yang
lain lagi di waktu yang berlainan pula. Semakin baik dan semakin panjang karya
nyata yang kita perbuat dengan dilandaskan ikhlas kepada Allah SWT maka semakin
panjang umur kita serta semakin banyak bekal kita di akhirat kelak.
dan
belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang
kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya
Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang
dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku Termasuk orang-orang yang
saleh?"
dan
Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah
datang waktu kematiannya. dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan.
(surat
Al Munafiqun (63) ayat 10 dan 11)
Dari
Abu Hurairah ra, berkata: “Ada seseorang datang kepada Nabi SAW. Dan bertanya:
“Wahai Rasulullah, sedekah apakah yang paling besar pahalanya? Beliau menjawab:
‘Bersedekahlah sedangkan kamu masih sehat, suka harta, takut miskin dan masih
berkeinginan kaya. Dan janganlah kamu menunda nunda, sehingga apabila nyawa
sudah sampai di tenggorokan, maka kamu baru berkata: Untuk fulan sekian dan
untuk fulan sekian. Padahal harta itu sudah menjadi hak si fulan (ahli
warisnya).
(Hadits
Riwayat Bukhari dan Muslim)
Lakukan apa yang harus kita
lakukan saat ini juga. Jangan ditunda tunda karena kita tidak tahu sampai kapan
kita ada di muka bumi ini. Lalu perhatikan segala administarasinya/dokumentasinya
dengan baik dan benar. Jangan sampai niat yang ikhlas menjadi berantakan karena
melanggar ketentuan yang berlaku. Susah payah, berdarah darah, penuh perjuangan
untuk membuat karya nyata di muka bumi, rusak karena ketidaktahuan atau
ketidakmengertian kita atas ketentuan syariat dan juga ketentuan hukum positif
yang berlaku, yang mana keduanya harus berjalan beriringan. Selanjutnya ayo
renungkan dengan seksama hadits yang kami kemukakan di bawah ini, lalu sudahkah
kita mampu melaksanakannya?.
Siapa
yang ingin mengetahui kedudukannya di sisi Allah, hendaklah dia mengamati
bagaimana kedudukan Allah dalam dirinya. Sesungguhnya Allah menempatkan
hambaNya dalam kedudukan sebagaimana dia menempatkan kedudukan Allah pada
dirinya.
(Hadits
Riwayat Ahmad)
Semoga kita mampu
menempatkan Allah SWT pada posisi yang sempurna di dalam hati kita sehingga
kitapun menjadi sempurna pula dihadapan Allah SWT serta mampu membuat Allah SWT
tersenyum dari waktu ke waktu kepada diri kita. Ayo segera berbuat, bertindak,
sebelum semuanya terlambat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar