DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA
PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG
A. MENGETUK HATI SANUBARI DENGAN HADITS QUDSI.
1. Allah
SWT berfirman, “Wahai anak Adam! Kepada siapa engkau akan
menga-dukan Aku padahal bukan kepada dzat seperti Aku engkau mengadu? Sampai
kapan engkau melupakanKu padahal Aku tidak pernah memerintahkanmu untuk itu?
Sampai kapan engkau kufur padaKu padahal Aku tak pernah berbuat lalim kepada
hambaNya? Sampai kapan engkau mengingkari nikmatKu? Sampai kapan engkau
meremehkan KitabKu, padahal Aku tidak pernah membebanimu dengan sesuatu yang diluar
kemampuanmu? Sampai kapan engkau terus menjauh dariKu? Sampai kapan engkau mendurhakaiKu padahal engkau tak mempunyai Tuhan
selainKu?
Jika
engkau sakit adakah dokter selain Aku yang bisa menyembuhkanmu? Engkau telah
mengeluhkanKu dan murka pada ketentuanKu, padahal Aku telah menurunkan hujan
deras kepadamu, tetapi justru engkau berkata, ‘Kita diberi hujan oleh bintang
ini’ Dengan demikian engkau telah kufur kepadaKu dan beriman kepada bintang.
Akulah yang telah menurunkan rahmat padamu dengan ketentuan, hitungan, dan
pembagian yang jelas. Jika salah seorang dari kalian mendapat makanan selama
tiga hari, lalu berkata, ‘Aku sedang malang, tidak dalam keadaan baik’, berarti
ia telah mengingkari nikmatKu. Siapa yang tidak membayarkan zakat hartanya, berarti
telah mengabaikan KitabKu. Dan apabila ia telah mengetahui bahwa waktu shalat
telah tiba namun ia tidak meluangkan waktu untuknya, berarti ia telah
melupakanKu."
2. Allah
SWT berfirman, “Wahai anak Adam! Bagaimana engkau bisa
bermaksiat padaKu padahal engkau masih tak tahan terhadap panasnya matahari.
Neraka Jahannam mempunyai tujuh tingkatan. Di dalamnya ada api yang sebagian
melahap yang lainnya. Di setiap tingkatan ada tujuh puluh ribu cabang api. Pada
setiap cabang ada tujuh puluh ribu tempat tinggal. Pada setiap tempat tinggal
ada tujuh puluh ribu rumah. Pada setiap rumah ada tujuh puluh ribu sumur. Pada
setiap sumur ada tujuh puluh ribu peti api. Pada setiap peti api ada tujuh
puluh ribu kalajengking dari api, dan di atas setiap peti terdapat tujuh puluh
ribu pohon zaqqum.
Di
setiap pohon ada tujuh puluh ribu pemimpin dari api. Bersama setiap pemimpin
tersebut ada tujuh puluh ribu malaikat dari api, dan tujuh puluh ribu ular api.
Panjang masing masing ular itu tujuh puluh ribu hasta dari api. Pada setiap
perut ular itu ada lautan dari racun hitam. Setiap kalajengking memiliki seribu
ekor. Panjang masing masing ekornya tujuh puluh ribu hasta.Pada setiap ekor
terdapat tujuh puluh ribu liter racun merah. Wahai anak Adam! Aku tidak
menciptakan api kecuali diperuntukkan bagi setiap orang kafir, pengadu domba,
orang yang durhaka kepada orang tua, orang yang riya, orang yang tidak memberi
zakat hartanya, pezina, pemakan harta riba, peminum khamar, penganiaya anak
yatim, pegawai yang berkhianat, wanita yang meratapi musibah, dan setiap orang
yang menyakiti tetangganya. “kecuali
orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; Maka itu
kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. dan adalah Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.” (surat
Al Furqaan (25) ayat 70). Oleh karena itu, kasihilah diri kalian sendiri
wahai para hambaKu. Sebab, badanmu sangat lemah, sedang perjalanan masih jauh,
beban sangat berat, ash shirath begitu halus, pengintai Maha Melihat, dan
hakimnya adalah Tuhan semesta alam.”
3. Allah
SWT berfirman, “Wahai manusia, bagaimana engkau mencintai
dunia yang fana dan kehidupan yang sementara, padahal bagi mereka yang taat ada
syurga? Mereka bisa masuk dari pintunya yang berjumlah delapan. Pada setiap
syurga ada tujuh puluh ribu taman. Pada setiap taman ada tujuh puluh ribu
istana yaqut. Pada setiap istana terdapat tujuh puluh ribu tempat tinggal dari
zamrud. Pada setiap tempat tinggal ada tujuh puluh ribu rumah dari emas merah.
Pada setiap rumah ada tujuh puluh ribu balai dari perak putih. Pada setiap
balai ada tujuh puluh ribu meja makan. Di atas meja makan terdapat tujuh puluh
ribu piring permata. Pada setiap piring terdapat tujuh puluh ribu aneka
makanan. Di sekitar masing masing balai terdapat tujuh puluh ribu ranjang dari
emas merah. Di atas setiap ranjang terdapat tujuh puluh ribu selimut dari
sutera dan permadani. Di sekitar ranjang ada tujuh puluh ribu sungai dari air
kehidupan, susu, madu, dan khamar. Di tengah tengah sungai terdapat tujuh puluh
ribu aneka buah.
Pada
setiap rumah terdapat tujuh puluh ribu kemah dari pohon kayu kecil, Di atas
setiap ranjang ada bidadari bidadari yang di hadapannya ada tujuh puluh ribu
pelayan muda bagaikan kuningnya telur yang tersimpan. Di atas setiap istana ada
tujuh puluh ribu kubah. Pada setiap kubah ada tujuh puluh ribu hadiah dari
Tuhan yang tak pernah dilihat oleh mata, tak pernah di dengar oleh telinga, dan
tak pernah terlintas dalam hati manusia. “dan
buah-buahan dari apa yang mereka pilih, dan daging burung dari apa yang mereka
inginkan. dan ada bidadari-bidadari bermata jeli, laksana mutiara yang tersimpan baik. sebagai
Balasan bagi apa yang telah mereka kerjakan. (surat Al Waaqiah (56) ayat 20,
21, 22, 23, 24).” Mereka tidak mati dan tidak pernah tua. Mereka tidak
sedih, tidak puasa, tidak shalat, tidak sakit, tidak pernah kencing, serta
tidak pernah buang air besar. “mereka
tidak merasa lelah di dalamnya dan mereka sekali-kali tidak akan dikeluarkan
daripadanya” (surat Al Hijr (15) ayat 48). Siapa yang menginginkannya,
mengingat kemurahanKu, bertetangga denganKu, serta nikmatKu, maka mendekatlah
kepadaKu secara tulus seraya meremehkan dunia dan merasa cukup dengan yang
sedikit.”
4. Allah
SWT, berfirman, “Wahai anak Adam! Aku heran kepada orang
yang meyakini kematian, bagaimana ia masih bisa bersenang senang? Aku heran
kepada orang yang meyakini hisab, bagaimana ia sibuk mengumpulkan harta? Aku
heran kepada orang yang meyakini alam kubur, bagaimana ia masih bisa tertawa?
Aku heran kepada orang yang meyakini akhirat, bagaimana ia bisa istirahat? Aku heran kepada orang yang meyakini bahwa
dunia akan sirna, bagaimana ia merasa tentram bersamanya? Aku heran kepada
orang yang ahli bicara, tapi kalbunya buta. Aku heran dengan orang yang
bersuci dengan air, tapi ia tidak pernah menyucikan hatinya. Aku heran dengan
orang yang sibuk mengurusi aib orang lain, sementara ia lupa kepada aib
dirinya. Atau, kepada orang yang mengetahui bahwa Allah melihatnya, bagaimana
ia mendurhakaiNya. Atau, kepada orang yang mengetahui bahwa Allah melihatnya,
bagaimana ia mendurhakaiNya. Atau kepada orang yang percaya bahwa ia akan mati
sendirian, berada dalam kubur sendirian, dan dihisab sendirian, bagaimana ia
merasa senang bersama manusia. Tiada Tuhan selainKu, dan Muhammad adalah hamba
dan RasulKu.
5. Allah
SWT berfirman, “Wahai manusia! Tak ada hidup seperti
pengaturan, tak ada warak seperti menahan diri untuk tidak mengganggu orang,
tak ada cinta yang lebih mulia daripada etika, tak ada penolong seperti taubat,
tak ada ibadah seperti menuntut ilmu pengetahuan, tak ada shalat seperti rasa
takut, tak ada kemenangan seperti bersikap sabar, tak ada kebahagiaan seperti
taufik Tuhan, tak ada keindahan yang melebihi akal, tak ada teman yang lebih
menyenangkan daripada sikap santun. Wahai anak Adam! Tekunlah beribadah padaKu,
niscaya Kuisi hatimu dengan kekayaan, Kuberkahi rezekimu, dan Kutuangkan
kelapangan dalam dirimu. Jangan sampai engkau lalai dari mengingatKu. Jika
demikian, Aku isi hatumu dengan kafakiran, badanmu dengan capek dan kepayahan,
serta dadamu dengan kerisauan.Jika engkau melihat sisa umurmu, engkau akan
bersikap zuhud terhadap sisa impianmu. Wahai anak Adam! Dengan kesehatan yang
Kuberikan, engkau menjadi kuat dan taat padaKu, dengan taufik dariKu engkau
bisa mengerjakan kewajiban, dengan rezeki dariKu engkau dapat melakukan
maksiat, dengan kehendakKu engkau bisa berbuat sesukamu, dengan keinginanKu
engkau bisa menginginkan apa yang kau inginkan untuk dirimu, dengan nikmatKu
engkau bisa berdiri, duduk, dan kembali serta dengan bantuanKu engkau bisa
memasuki waktu sore dan pagi. Begitu pula, dalam karuniaKu engkau hidup, dalam
nikmatKu engkau bisa bertindak, dalam kesehatan dariKu engkau menjadi indah.Namun kemudian engkau melupakanKu dan
mengingat selainKu. Mengapa engkau tidak menunaikan hak Ku dan bersyukur
padaKu?”.
6. Allah
SWT, berfirman, “Wahai anak Adam! Kematian menyingkap semua
raha-siamu, hari kiamat membuka semua berita tentangmu, dan siksa mengungkap
yang tersembunyi darimu. Jika engkau berbuat dosa, jangan engkau melihat pada
kecilnya dosa tersebut, tetapi lihatlah kepada siapa engkau berbuat maksiat.
Jika engkau menerima rezeki, jangan melihat sedikitnya rezeki tersebut, tetapi
lihatlah pada siapa yang memberinya. Jangan
kau remehkan dosa yang kecil, karena engkau tdaik tahu dengan dosa yang mana
engkau mendurhakaiNya. Jangan merasa aman dari makarKu, karena makarKu iyu
lebih halus dari pada merayapnya semu di atas kerikil pada malam gelap gulita.
Wahai anak Adam! Apakah engkau mendurhakaiKu dan mengingat murkaKu?
Apakah
engkau tidak melakukan apa yang Kularang? Apakah engkau menunaikan kewajiban
sebagaimana yang Kuperintahkan? Apakah engaku telah menyantuni para fakir
miskin dengan hartamu? Apakah engkau telah berbuat baik pada orang yang
menjahatimu? Apakah engkau telah memaafkan orang yang menyakitimu? Apakah
engkau telah menyambung tali silaturahmi dengan orang yang memutuskannya?
Apakah engkau telah berbuat adil terhadap orang yang berkhianat kepadamu?
Apakah engkau telah berbicara dengan orang yang memusuhimu? Apakah engkau telah
mengajarkan ada pada anak anakmu? Apakah engkau yelah membuat rela tetanggamu?
Serta apakah engkau telah bertanya pada para ulama tentang urusan agama dan
duniamu? Sesungguhnya Aku tidak melihat rupa kalian, juga tidak kecantikan atau
ketampanan kalian. Tetapi Aku melihat hati kalian, dan dengan itu, Aku rela
pada kalian.”
7. Allah
SWT berfirman, “Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Aku,
tiada sekutu bagiKu, dan Muhammad adalah hamba dan RasulKu. Siapa yang tidak
rela terhadap ketentuanKu, tidak sabar terhadap ujianKu, tidak mensyukuri
nikmatKu, dan tidak puas dengan pemberianKu, maka hendaklah ia menyembah Tuhan
selain Aku. Siapa yang sedih terhadap
kehidupan dunianya, seolah olah ia sedang murka kepadaKu. Siapa yang mengeluh
atas suatu musibah, berarti ia telah mengeluhkanKu. Siapa yang mendatangi orang
kaya, lalu ia merendahkan diri karena kekayaannya, maka hilanglah dua pertiga
agamanya. Siapa yang memukul wajahnya karena kematian seseorang, seolah
olah ia telah mengambil tombak untuk memerangiKu. Siapa yang mematahkan kayu di
atas kubur, seolah olah ia telah menghancurkan Ka’bahKu dengan tangannya. Siapa
yang tidak peduli dari mana ia mendapat makanan, maka Allah juga tidak peduli
dari pintu mana ia akan dimasukkan ke neraka jahannam. Siapa yang tidak
bertambah agamanya, berarti ia merugi. Sementara orang yang merugi, mati adalah
lebih baik baginya. Siapa yang mengamalkan apa yang ia ketahui, maka Allah akan
mewariskan untuknya ilmu yang tidak ia ketahui. Serta siapa yang panjang angan
angan, maka amalnya tidak ikhlas.
8. Allah
SWT berfirman, “Wahai anak Adam! Jadilah orang yang kanaah,
maka eng-kau akan merasa cukup. Tinggalkan rasa dengki, pasti engkau bahagia.
Hindarilah hal yang haram, pasti kamu ikhlas dalam beragama. Siapa yang tidak
melakukan ghibah, Aku cinta padanya. Siapa yang meninggalkan manusia, ia akan
selamat dari mereka. Siapa yang sedikit
bicara, sempurnalah akalnya. Siapa yang ridha dengan yang sedikit, berarti ia
telah yakin kepada Allah SWT. Wahai anak Adam! Engkau tidak mau mengamalkan
apa yang engkau ketahui, lalu bagaimana engkau mencari pengetahuan yang tidak
kamu ketahui? Wahai anak Adam! Engkau telah berbuat di dunia seolah olah tidak
akan mati esok, dan sibuk mengumpulkan harta seakan akan hidup selamanya. Wahai
dunia! Jangan engkai beri orang yang tamak padamu. Carilah orang yang zuhud
terhadapmu. Menjadi manislah engkau dalam pandangan orang yang melihatmu.
9. Allah
SWT berfirman, “Wahai anak Adam! Siapa yang sedih karena
dunia, hal itu hanya akan menjauhkannya dari Allah. Di dunia ia capek, di akhirat
ia susah; Allah akan buat hatinya risau senantiasa, terus sibuk tiada henti,
miskin tanpa pernah bisa kaya, dan selalu diliputi oleh angan angan. Wahai anak
Adam! Umurmu setiap hari berkurang, tapi
engkau tidak mengetahuinya. Setiap hari Aku datang membawa rezekimu, tapi
engkau tidak pernah bersyukur. Engkau tidak pernah puas dengan yang
sedikit, dan tak pernah kenyang dengan harta yang banyak. Wahai anak Adam!
Setiap hari Aku berikan rezeki padamu, sementara setiap malam para malaikat
datang kepadaKu membawa amal burukmu. Engkau makan rezekiKu, tapi engkau
maksiat kepadaKu. Engkau berdoa kepadaKu lantas Kukabulkan. KebaikanKu tercurah
padamu, tetapi kejahatanmu yang sampai padaKu. Dan sebaik baik kekasihmu adalah
Aku. Sedangkan seburuk buruk hambaKu adalah engkau. Engkau lepaskan apa yang
Aku berikan kepadamu. Kututupi keburukanmu setelah sebelumnya terbuka.Aku malu
padamu, sementara engkau tidak pernah malu kepadaKu. Engkau melupakanKu dan
mengingat yang lain. Engkau takut pada manusia, dan merasa aman dariKu. Engkau
takut pada murka mereka dan tidak takut murkaKu.
10. Allah
SWT berfirman, “Wahai anak Adam! Jangan engkau menjadi
orang yang meremehkan taubat, panjang angan angan, bertutur kata layaknya orang
orang ahli ibadah tapi beramal layaknya
orang munafik. Jika diberi tidak pernah
puas, dan jika tidak diberi tak bisa sabar. Menyeru kepada kebajikan tapi ia
sendiri tidak mengamalkan. Mencegah kejahatan, tapi ia sendiri melakukannya.
Mencintai orang shaleh, sementara ia sendiri bukan termasuk golongan mereka,
dan membenci orang orang munafik, tapi ia sendiri termasuk di antara mereka.
Mengatakan sesuatu yang tidak ia kerjakan dan mengerjakan yang tidak
diperintah. Ia menagih apa yang ia sendiri tidak penuhi. Wahai anak Adam!
Setiap kali hari berganti, bumi berbicara kepadamu, yang isinya, ‘Wahai anak
manusia, engkau berjalan di atas punggungku, dikubur di dalam perutku,
mengumbar syahwat di atas punggungku, dan ulat ulat melahapmu di dalam perutku.
Wahai anak Adam! Aku rumah pengasingan, rumah pertanyaan, rumah kesendirian,
rumah kegelapan, rumah ular dan kalajengking, maka makmurkanlah aku, jangan
engkau rusak!.”
11. Allah
SWT berfirman, “Wahai anak Adam! Aku tidak menciptakan
kalian untuk memperbanyak jumlah kalian dari yang tadinya sedikit, tidak untuk
berteman dengan kalian setelah tadinya kesepian, tidak untuk meminta bantuan
kalian atas sesuatu yang Aku tidak mampu kerjakan, juga tidak untuk memetik
manfaat atau menolak mudharat. Tapi, Aku menciptakan kalian agar kalian terus
mengabdi kepadaKu, agar banyak bersyukur padaKu, dan agar bertasbih padaKu,
baik pagi maupun petang. Wahai anak Adam! Seandainya
generasi dahulu dan kemudian dari kalian, jin dan manusia, yang kecil dan yang
besar, yang merdeka dan yang menjadi hamba, semuanya berkumpul untuk taat kepadaKu,
hal itu tidak akan menambah kerajaanKu sedikitpun. Siapa yang berjihad,
sebenarnya ia berjihad untuk dirinya sendiri. Allah Maha Kaya, tidak butuh atas
seluruh isi alam. Wahai anak Adam! Engkau akan disakiti sebagaimana engkau
menyakiti. Dan engkau akan diperlakukan sebagaimana engkau berbuat.”
12. Allah
SWT berfirman, “Wahai anak Adam! Wahai para hamba dinar
dan dirham! Aku ciptakan keduanya agar kalian bisa memakan rezekiKu, bisa
memakai pakaianKu, bertasbih dan menyucikanKu. Lantas kalian mengambil KitabKu
dan membelakanginya, kalian ambil dinar dan dirham dan meletakkanya di atas
kepala kalian. Kalian tinggikan rumah
kalian, sementara rumahKu kalian rendahkan. Kalian bukan orang orang yang
baik, dan bukan pula orang merdeka. Kalian hanyalah para hamba dunia.Kerumunan
kalian tak ubahnya seperti kuburan; bentuk luarnya tampak indah, sementara
isinya rusak. Demikian juga kalian berbuat baik kepada manusia, kalian
mencintai mereka, bermanis lidah kepada mereka, tetapi sebenarnya kalian
menjauhi mereka dengan hati kalian yang keras dan sifat kalian yang buruk.
Wahai anak Adam! Ikhlaslah dalam beramal dan mintalah kepadaKu, sebab Aku akan
memberi kalian lebih banyak daripada yang diminta oleh sang peminta.”
13. Allah
SWT berfirman, “Wahai anak Adam! Aku tidak menciptakan
kalian dengan sia sia, dan tidak menciptakan kalian secara percuma. Aku tidak
pernah lalai, Aku Maha Mengetahu tentang kalian. Kalian tidak akan memperoleh
apa yang ada di sisiKu, kecuali dengan bersabar terhadap apa yang tidak kalian
sukai dalam hal yang Kuridhai. Bersabar
untuk tetap taat padaKu lebih mudah bagi kalian daripada bersabar untuk tidak
bermaksiat kepadaKu. Meninggalkan dosa lebih mudah bagi kalian daripada
meminta ampun kepadaKu dari panasnya neraka. Siksa dunia lebih mudah bagi kalian
daripada siksa akhirat. Wahai anak Adam! Semua kalian akan tersesat, kecuali
yang Aku beri petunjuk. Masing masing kalian berbuat salah kecuali yang Aku
lindungi. Maka bertaubatlah kepadaKu, niscaya Aku menyayangi kalian. Jangan
kalian bukan rahasia kalian kepada dzat yang tak pernah tersembunyi bagiNya
rahasia kalian.”
14. Allah
SWT berfirman, “Wahai anak Adam! Jangan kalian melaknat
makhluk, sebab laknat tersebut akan kembali kepada kalian. Wahai anak Adam!
Langit tegak di angkasa tanpa tiang karena salah satu namaKu, tetapi hati
kalian tak pernah tegak dengan seribu nasehat dalam kitabKu. Wahai manusia! Batu itu tidak akan lunak karena berada
dalam air, sebagaimana nasihat tidak mampu mempengaruhi hati yang keras. Wahai
anak Adam! Bagaimana kalian bersaksi sebagai hamba hamba Allah, tetapi kalian
mendurhakaiNya? Bagaimana kalian meyakini bahwa mati adalah pasti, namun kalian
membencinya? Kalian mengatakan hal yang tidak kalian ketahui dan menganggap
remeh, padahal yang demikian itu besar di sisi Allah.”
15. Allah
SWT berfirman, “Wahai manusia! Telah datang kepada kalian
nasihat dan obat pelipur lara dari Tuhan kalian (surat Yunus (10) ayat 57)
Mengapa kalian hanya berbuat baik terhadap orang yang berbuat baik kepada
kalian. Kalian hanya menyambung tali silaturahmi dengan orang yang
bersilaturahmi dengan kalian. Kalian hanya berbicara dengan orang yang mengajak
kalian bicara. Kalian hanya memberi makan kepada orang yang memberi kalian
makan, dan hanya menghormati orang yang menghormati kalian. Tidak ada seorangpun
yang lebih mulia daripada yang lain. Yang
disebut orang mukmin hanyalah yang beriman kepada Allah dan RasulNya.
Mereka berbuat baik kepada orang yang berbuat jahat kepadanya, menyambung tali
silaturahmi dengan orang yang memutuskan hubungan dengannya, memaafkan orang
yang tidak memberi maaf, menunaikan amanah terhadap orang yang mendurhakainya,
mengajak bicara orang yang meninggalkannya, dan menghormati orang yang
merendahkannya. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui atas kalian semua.”
16. Allah
SWT berfirman, “Wahai manusia! Dunia adalah rumah bagi
orang orang yang tidak mempunyai rumah, harta bagi mereka yang tidak berharta.
Orang orang yang tidak berakal akan mengumpulkannya, orang yang tidak mengerti
akan membanggakannya, orang yang tidak bertawakkal kepada Allah akan tamak
padanya, dan orang yang tak mengenal akan menuruti hawa nafsunya padanya. Maka
dari itu, siapa yang mencari kenikmatan dan kehidupan sementara, berarti dia
telah berbuat aniaya pada dirinya, mendurhakai Tuhannnya, lupa pada akhirat, dan
tertipu oleh dunia. Ia melakukan dosa, lahir dan bathin.“dan tinggalkanlah dosa yang nampak dan yang tersembunyi. Sesungguhnya
orang yang mengerjakan dosa, kelak akan diberi pembalasan (pada hari kiamat),
disebabkan apa yang mereka telah kerjakan.” (surat Al An’am (6) ayat 120). Wahai
anak Adam! Perhatikanlah Aku, berdaganglah dan berhubunganlah denganKu, serta
sedikitlah mengambil keuntungan. Disisi Ku terdapat sesuatu yang belum pernah
terlihat oleh mata, belum pernah terdengar oleh telinga, dan belum pernah
terlintas dalam hati manusia. GudangKu tak akan pernah habis dan tidak akan
berkurang. Sesungguhnya Aku Maha Pemberi dan Maha Mulia.”
17. Allah
SWT berfirman, “Wahai anak Adam!“ingatlah akan nikmat-Ku yang telah aku anugerahkan kepadamu, dan
penuhilah janjimu kepada-Ku[42], niscaya aku penuhi janji-Ku kepadamu; dan
hanya kepada-Ku-lah kamu harus takut (tunduk)”.(surat Al Baqarah (2) ayat 40) Sebagaimana
kalian mendapat petunjuk hanya dengan suatu dalil, begitu pula jalan menuju
syurga hanya dengan amal. Sebagaimana harta kekayaan hanya bisa diperoleh
dengan kerja keras, begitu pula kalian hanya bisa masuk syurga dengan bersabar
dalam beribadah kepadaKu. Maka hampirilah Allah dengan amal ibadah sunnah. Carilah ridhaKu dengan ridhanya para fakir
miskin. Tuntutlah rahmatKu dengan menghadiri majelis majelis para ulama, karena
rahmatKu tak pernah lepas sedetik pun dari mereka. Allah SWT berfirman,
“Wahai Musa dengarlah ucapanKu, Siapa yang sombong terhadap orang miskin, ia
akan dikumpulkan pada hari kiamat dalam bentuk biji sawi. Sedangkan yang rendah
hati pada mereka, ia akan dimuliakan di dunia dan di akhirat. Siapa yang
membuka rahasia orang miskin, ia akan dikumpulkan pada hari kiamat dalam
keadaan rahasianya terungkap. Siapa yang menghinakan orang msikin berarti ia
telah terang terangan memerangiKu. Sementara siapa yang beriman kepadaKu,
malaikat menyalaminya baik di dunia maupun di akhirat.”
18. Allah
SWT berfirman, “Wahai anak Adam! Betapa banyak lampu lampu
dipadamkan oleh embusan hawa nafsu; betapa banyak ahli ibadah yang dirusak oleh
rasa ujubnya; betapa banyak orang kaya yang dihancurkan oleh kekayaannya;
betapa banyak orang miskin yang dibinasakan oleh kemiskinannya; betapa banyak
orang yang sehat yang dirusak oleh kesehatannya; betapa banyak orang alim yang
dibinasakan oleh ilmunya serta betapa banyak orang bodoh yang dihancurkan oleh
kebodohannya. Kalau bukan karena masih adanya para orang tua yang rukuk, anak
muda yang beribadah secara khusyu’, bayi bayi yang menyusu, dan hewan hewan
yang digembala, niscaya Aku buat langit di atas kalian menjadi besi, bumi
menjadi tandus, dan debu menjadi abu. Serta tak akan Aku turunkan bagi kalian
setetes air pun dari langit, takkan Kutumbuhkan satu benihpun, dan akan
Kutuangkan bagi kalian siksa yang keras.”
19. Allah
SWT berfirman, “Wahai anak Adam! Apabila agama, daging dan
darah kalian baik, maka amal, daging, dan darah kalian juga baik. Namun apabila
agama kalian rusak, rusak pula amal, daging dan darah kalian. Janganlah engkau menjadi lampu yang membakar
dirinya lalu menerangi orang lain.Keluarkan kecintaan terhadap dunia dari
hatimu karena Aku tak akan menyatukan cinta padaKu pada hati yang sama. Sayangilah
dirimu dalam mengumpulkan harta. Sebab, rezekimu telah ditentukan, orang yang
tamak tak akan mendapatkan, orang yang bakhil adalah tercela, nikmat tak akan
langgeng, mencari rezeki tanpa batas adalah perbuatan jahat. Sementara itu,
ajal sudah pasti, yang hak sudah diketahui, sebaik baik hikmah Allah adalah
khusyu’, sebaik baik kekayaan adalah sifat kanaah, sebaik baik bekal adalah
taqwa, sebaik baik isi hati adalah yakin, dan sebaik baik pemberian adalah
kesehatan dan keselamatan.”
20. Allah
SWT berfirman, “Wahai
orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu
kerjakan?” (surat Ash Shaff (61) ayat 2). Betapa sering kalian berkata kata
tapi menyalahi. Betapa sering kalian mencegah sesuatu yang kalian sendiri
melakukan. Betapa sering kalian memerintahkan tapi tak pernah mengerjakan.
Betapa kalian banyak mengumpulkan apa yang
tidak kalian makan. Sering kali kalian menunda nunda taubat, hari demi
hari, tahun demi tahun, kemudian setelah itu kalian tak diberi jatah tempo
lagi. Apa ada yang bisa menyelematkan
kalian dari maut? Apakah kalian bisa melepaskan diri dari api neraka? Apakah
kalian yakin bisa mendapatkan syurga? Atau apakah antara kalian dan Tuhan ada
hubungan kasih sayang?
Semua nikmat itu telah membuatmu terputus, kebaikan itu
telah merusakmu, dan panjang angan angan telah menjerumuskanmu dari dunia.
Jangan kau simpan kesehatan dan keselamatan yang ada, karena hari harimu telah
diketahui dan nafasmu terbatas. Berikan untuk dirimu apa yang tersisa. Wahai
anak Adam! Engkau datangi amalmu. Setiap hari umurmu berkurang, sejak engkau
keluar dari perut ibumu. Setiap hari engkau mendekati saat saat dimasukkan ke
liang kubur. Wahai anak Adam! Di dunia engkau seperti lalat. Setiap kali jatuh
ke madu, ia bergantung kepadanya. Begitu pun engkau. Jangan engkau menjadi
seperti kayu bakar yang membakar dirinya dengan api untuk memberi manfaat bagi
orang lain.”
21. Allah
SWT berfirman, “Wahai anak Adam! Beramallah seperti yang
Kuperintah dan hindarilah apa yang Kularang, niscaya Kujadikan engkau hidup tak
pernah mati selamanya. Aku adalah Dzat Yang Maha Hidup yang takkan pernah mati.
Jika Aku berkata pada sesuatu, ‘Jadi’ maka jadilah ia. Wahai anak Adam! Apabila
perkataanmu manis sementara perbuatanmu buruk, maka engkau adalah pimpinan
orang orang munafik. Apabila lahirmu baik sedang bathinmu buruk, maka engkau
termasuk mereka yang celaka, yang menipu Allah padahal mereka menipu diri
mereka sendiri, “mereka hendak menipu
Allah dan orang-orang yang beriman, Padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri
sedang mereka tidak sadar.” (surat Al Baqarah (2) ayat 9). Wahai anak Adam!
Tidak akan masuk Syurga kecuali orang yang merendahkan hatinya karena
keagunganKu, yang menghabiskan siangnya dengan berdzikir padaKu, serta menahan
hawa nafsunya karena Aku. Aku melindungi orang asing, mengayomi orang fakir,
memuliakan anak yatim. Aku laksana Ayah yang penyayang baginya serta laksana
suami yang setia dan cinta pada para janda. Siapa yang mempunyai sifat sifat
tersebut di atas, Aku akan memberikan balasan kepadanya. Jika ia meminta
sesuatu padaKu, niscaya Kukabulkan dan jika memohon akan Kuberikan.”
22. Allah
SWT berfirman, “Wahai anak Adam! Lihatlah pada dirimu dan
semua makhlukKu. Apabila engkau menemukan orang yang lebih kau perhatikan
daripada dirimu, maka alihkan kemuliannya padamu. Jika tidak, muliakan dirimu
dengan taubat dan amal shaleh jika engkau memang menyayangi dirimu. Ingatlah
nikmat Allah yang telah Dia berikan padaMu dan perjanjian yang Dia buat
denganmu di mana saat itu engkau katakana, “dan
ingatlah karunia Allah kepadamu dan perjanjian-Nya yang telah diikat-Nya dengan
kamu, ketika kamu mengatakan: "Kami dengar dan Kami taati". dan
bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah mengetahui isi hati(mu).(surat Al
Maaidah (5) ayat 7). Takutlah engkau kepada Allah sebelum datang hari
kiamat, hari yang satu dengan lainnya saling menyalahkan, hari kenyataan, hari
yang sangat lama, hari bencana, hari yang kekal, hari guncangan yang hebat,
hari datangnya musibah, hari terguncangnya gunung gunung, datangnya hukuman,
hari yang cepat berubah, dan hari dimana setiap anak menjadi beruban.
23. Allah
SWT berfirman, “Wahai anak Adam! Hampirilah Aku sesuai
dengan kadar kebutuhanmu padaKu dan bermaksiatlah padaKu sesuai kadar
ketahananmu menghadapi api neraka. Janganlah kalian melihat pada ajal kalian
yang ditunda, pada rezeki kalian yang ada, dan dosa kalian yang tersembunyi. “janganlah kamu sembah di samping
(menyembah) Allah, Tuhan apapun yang lain. tidak ada Tuhan (yang berhak
disembah) melainkan Dia. tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah.
bagi-Nyalah segala penentuan, dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan.” (surat
Al Qashash (28) atat 88)
24. Allah
SWT berfirman, “Wahai anak Adam! “Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, Maka anggaplah ia
musuh(mu), karena Sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya
supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala” (surat Faathir (35)
ayat 6). Sadarilah tentang hari ketika kalian semua dikumpulkan secara
berbondong bondong. Lalu kalian berdiri di hadapan Ar Rahman secara berbaris.
Setelah itu kalian membaca kitab catatan amal kalian huruf per huruf. Lantas
kalian ditanya tentang amal kalian, baik yang tersembunyi maupun yang tampak
nyata. “(ingatlah) hari (ketika) Kami
mengumpulkan orang-orang yang takwa kepada Tuhan yang Maha Pemurah sebagai
perutusan yang terhormat,dan Kami akan menghalau orang-orang yang durhaka ke
neraka Jahannam dalam Keadaan dahaga.” (surat Maryam (19) ayat 85, 86).
Kalian
mendapat janji dan ancaman. Aku adalah Allah, tak ada yang serupa denganKu.
Tidak ada kekuasaan seperti kekuasaanKu. Siapa yang berpuasa untukKu di masa
hidupnya secara ikhlas, maka ia Kuberi makanan berbuka yang beraneka rupa.
Siapa yang menghabiskan malamnya dengan ibadah, ia mendapat balasan khusus di
sisiKu. Siapa yang menjaga matanya dari sesuatu yang haram, Aku berikan
perlindungan dari neraka. Aku adalah Tuhan, maka kenalilah Aku. Aku adalah yang
memberi semua nikmat, maka bersyukurlah kepadaKu. Aku adalah Dzat yang menjaga,
maka peliharalah Aku. Aku adalah Dzat yang menolong, maka tolonglah Aku. Aku
adalah Dzat yang memberi ampunan, maka mintalah ampunan padaKu. Aku adalah Dzat
yang dituju, maka hampirilah Aku. Aku adalah Dzat yang memberi, maka mintalah
kepadaKu. Aku adalah Dzat yang disembah, maka beribadahlah kepadaKu. Aku adalah
Dzat Yang Maha Mengetahui, maka berhati hatilah kepadaKu.”
25. Allah
SWT berfirman, “Wahai anak Adam! ”Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak
disembah), yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang
berilmu[188] (juga menyatakan yang demikian itu). tak ada Tuhan melainkan Dia
(yang berhak disembah), yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Sesungguhnya
agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. tiada berselisih orang-orang
yang telah diberi Al Kitab[189] kecuali sesudah datang pengetahuan kepada
mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir
terhadap ayat-ayat Allah Maka Sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya. (surat
Ali Imran (3) ayat 18, 19)
[188] Ayat ini untuk
menjelaskan martabat orang-orang berilmu.
[189] Maksudnya ialah
Kitab-Kitab yang diturunkan sebelum Al Quran.
Allah
SWT berfirman: “Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, Maka sekali-kali
tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan Dia di akhirat Termasuk
orang-orang yang rugi.(surat Ali Imran (3) ayat 85).
Dia
berikan kabar gembira dengan syurga kepada semua yang berbuat baik. Siapa yang
mengenal Allah dengan ikhlas lalu mentaatiNy, maka ia selamat. Siapa yang
mengenal syaitan lalu ia mendurhakainya, maka ia selamat. Siapa yang mengenal kebenaran lalu mengikutinya, maka ia aman. Siapa
yang mengenal kebatilan lalu ia menghindarinya, maka ia menang. Siapa yang
mengenal syaitan dan dunia lalu menolak keduanya, maka ia bahagia. Siapa
yang menolak akhirat lalu ia ingin menggapainya, maka ia mendapat petunjuk.
Sungguh Allah memberikan petunjuk pada siapa yang Dia kehendaki dan kepadanya
kalian semua kembali.
Wahai
anak Adam! Apabila Allah telah menjamin rezekimu mengapa engkau masih terus
risau kepadanya? Jika Allah akan mengganti, mengapa engkau bakhil? Jika iblis
merupakan musuh Allah SWT mengapa engkau lalai? Jika hukumannya berupa neraka,
mengapa engkau masih bersantai? Jika balasan Allah berupa syurga, mengapa
engkau masih bermaksiat? Jika segala sesuatu terjadi menurut ketentuanKu,
mengapa engkau masih gundah?. “(kami
jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang
luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira[1459] terhadap apa yang
diberikan-Nya kepadamu. dan Allah tidak menyukai Setiap orang yang sombong lagi
membanggakan diri, (surat Al Hadiid (57) ayat 23)
[1459] Yang dimaksud dengan
terlalu gembira: ialah gembira yang melampaui batas yang menyebabkan
kesombongan, ketakaburan dan lupa kepada Allah.
26. Allah
SWT berfirman, “Wahai anak Adam! Perbanyaklah bekalmu
karena perjalanan sangat jauh. Perbaharuilah amal ibadahmu karena laut sangat
dalam. Cermatlah dalam beramal karena al
shirat begitu halus. Serta ikhlas lah dalam bekerja karena sang pengintai
Maha Melihat. Semua keinginanmu hendaknya di syurga, istirahatmu adalah menuju
akhirat, serta bagimu ada bidadari yang bermata jeli. Mengabdilah kepadaKu,
niscaya Aku layani dirimu. Mendekatlah padaKu dengan meremehkan dunia dan
mencintai orang orang shaleh, Sungguh Allah tak akan menyianyiakan pahala orang
yang berbuat baik.”
27. Allah
SWT berfirman, “Wahai anak Adam! Sabarlah dan bersikaplah
tawadhu, niscaya Aku muliakan engkau.Bersyukurlah padaKu, niscaya Aku tambah
untukmu. Mintalah ampunan padaKu, niscaya Aku mengampunimu. Apabila engkau
berdoa padaKu, niscaya Aku kabulkan. Bertaubatlah padaku niscaya Aku terima taubatmu. Mintalah padaKu, niscaya
Kuberi. Bersedekahlah, niscaya Aku akan berkahi rezekimu. Sambunglah tali
silaturahmi, niscaya Aku panjangkan umurmu. Mintalah padaKu kesehatan,
keselamatan, keikhlasan dalam berkehendak , warak kepada Allah dalam bertaubat,
dan kekayaan dalam bersikap kanaah. Wahai anak Adam! Bagaimana engkau ingin
beribadah padahal engkau dalam kekenyangan? Bagaimana engkau ingin mencintai
Allah padahal engkau cinta pada dunia? Bagaimana engkau bisa cemas pada Allah
padahal engkau takut miskin? Bagaimana engkau bisa bersikap warak padahal
engkau tamak terhadap dunia? Bagaimana engkau ingin mendapat ridha Allah tanpa
menolong fakir miskin? Bagaimana engaku bisa mendapat ridhaNya padahal engkau bakhil? Bagaimana engkau ingin
mendapat syurga, padahal engkau suka pada pujian? Serta bagaimana engkau ingin
mendapat kebahagiaan, padahal ilmumu sedikit?”.
28. Allah
SWT berfirman, “Wahai anak Adam! Harta itu adalah milikKu
dan kamu adalah hambaKu. Tiada bagimu dari hartaKu selain apa yang kamu makan
lalu sirna, atau yang engkau pakai lalu lapuk, atau kamu sedekahkan lalu kekal.
Dengan demikian, antara engkau dan Aku ada tiga bagian: Yang satu milikKu, satu lagi milikmu, dan yang satu lagi antara Aku dan
engkau. Yang menjadi milikKu adalah rohmu, sementara yang menjadi milikmu
adalah amalmu. Adapun yang ada di antara Aku dan kamu adalah engkau berdoa dan
Aku mengabulkan. Wahai anak Adam! Bersikaplah warak. Jadilah orang yang
menerima, niscaya engkau melihatKu. Sembahlah Aku, niscaya engkau berjalan
menuju kepadaKu. Wahai anak Adam! Bila engkau seperti penguasa yang masuk
neraka karena perbuatan jahat, atau seperti orang Arab karena maksiat, atau
ulama karena rasa dengki, atau pedagang karena khianat, atau orang lalim karena
perbutan bodoh mereka, atau ahli ibadah karena riya, atau orang kaya karena
sombong, atau orang fakir karena dusta, maka siapa yang menginginkan syurga?”.
29. Allah
SWT berfirman, “ Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah
kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu
mati melainkan dalam Keadaan beragama Islam.” (surat Ali Imran (3) ayat 102).
Wahai anak Adam! Ilmu tanpa amal adalah
seperti kilat dan Guntur tanpa hujan. Sedangkan amal tanpa ilmu adalah seperti
pohon tidak berbuah. Orang alim yang tak beramal seperti busur tak bersenar.
Harta yang tidak dizakatkan seperti menanam garam di atas batu kerikil.
Nasihat yang diberikank kepada orang bodoh seperti intan dan permata pada
binatang melata. Orang yang berbuat jahad padahal berilmu seperti batu bernoda.
Nasehat yamg diberikan kepada yang tidak menginginkannya seperti seruling bagi
orang yang meninggal. Sedekah dari yang haram seperti orang yang membersihkan
kotoran pada pakaiannya dengan air kencingnya. Shalat tanpa zakat seperti
bangkai tanpa roh. Orang alim yang tidak bertaubat seperti bangunan tanpa
pondasi. “Maka Apakah mereka merasa aman
dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)? tiada yang merasa aman dan azab
Allah kecuali orang-orang yang merugi.” (surat Al A’raaf (7) ayat 99).
30. Allah
SWT berfirman, “Wahai anak Adam! Sesuai dengan kadar
kecenderunganmu terhadap dunia dan kecintaanmu terhadapKu, sesungguhnya Aku
takkan pernah mengumpulkan cinta padaKu dan cinta pada dunia dalam satu hati.
Wahai anak Adam! Waraklah, niscaya engkau mengenalKu. Laparlah, niscaya engkau melihatKu. Ikhlaslah dalam beribadah kepadaKu,
niscaya engkau sampai padaKu. Bersihkan amalmu dari sifat riya, niscaya
Kukenakan padamu pakaian cintaKu. Berdzikirlah padaKu, niscaya Aku menyebutmu
di hadapan malaikatKu. Wahai anak Adam! Di dalam hatimu masih ada sesuatu
selain Allah. Engkau mengharap pada selain Allah. Sampai kapan engkau menyebut
Allah, sementara engkau takut kepada selainNya? Jika engkau betul betul
mengenalKu, pastilah dalam benakmu hanya ada Allah, engkau hanya takut pada
Allah, dan lidahmu tak akan pernah bosan menyebutNya. Sesungguhnya menyambung
dosa adalah taubatnya orang yang dusta.
Wahai anak Adam! Jika engkau takut pada
neraka sebagaimana engkau takut pada kemiskinan, niscaya Kuberikan padamu kekayaan
dari jalan yang tak pernah kau sangka sangka. Wahai anak Adam! Apabila engkau menginginkan syurga
sebagaimana engkau cinta pada dunia, niscaya Kuberikan padamu kebahagiaan di
dunia dan di akhirat. Seandainya engkau mengingatKu sebagaimana kalian
mengingat yang satu dengan lainnya, niscaya para malaikat akan memberi salam
padamu, pagi dan petang. Seandainya engkau senang beribadah padaKu sebagaimana
engkau senang pada dunia, niscaya Aku muliakan engkau seperti kemuliaan para
rasul. Maka dari itu, jangan engkau isi hatimu dengan cinta dunia karena
sebentar lahi ia akan sirna.”
31.
Allah
SWT berfirman, “Sabar untuk tidak berbuat maksiat yang
sedikit lebih mudah bagimu daripada bersabar terhadap siksa Jahannam yang
banyak. “dan orang-orang yang berkata:
"Ya Tuhan Kami, jauhkan azab Jahannam dari Kami, Sesungguhnya azabnya itu
adalah kebinasaan yang kekal".(surat Al Furqaan (25) ayat 65).
Bersabar untuk tetap taat sebentar akan membuatmy bersenang senang senantiasa
dengan disertai nikmat yang kekal. Wahai anak Adam! Engkau harus yakin terhadap
apa yang sudah Kujamin untukmu sebeluk Kuberikan rezekimu pada yang lain.
Zuhudlah di dunia sebelum Aku berzuhud kepadamu. Lepaskan dirimu dari berbagai syubhat, sebelum kebaikan kebaikanmu
musnah di hari hisab. Isilah hatimu dengan mengingat akhirat, karena tidak ada
tempat lagi bagimu selain kubur.
Wahai anak Adam! Siapa yang rindu kepada
syurga pasti ia cepat cepat melakukan berbagai kebajikan. Siapa yang takut
kepada neraka pasti ia tak akan berbuat keburukan. Siapa yang menahan hawa
nafsunya, pasti ia mendapat kedudukan mulia. Wahai Musa bin Imran! Jika musibah
menimpamu sedang engkau tidak dalam keadaan suci, maka kecamlah dirimu sendiri.
Wahai Musa! Miskin kebaikan merupakan kematian terbesar. Wahai Musa! Siapa yang
tdak bermusyawarah, pasti ia menyesal. Sedangkan siapa yang melakukan
istikharah, ia takkan menyesal.”
32. Allah
SWT berfirman, “Siapa yang mencari popularitas (gila
publikasi) dengan amal perbuatannya, maka ia seperti orang yang memikul air
untuk dipindahkan ke gunung. Ia hanya capek dan lelah sedang amalnya tidak
diterima. Setiap kali bercampur dengan air, ia tetap keras. Wahai anak Adam!
Ketahuilah bahwa Aku tak menerima amal seorang hamba kecuali yang ikhlas
untukKu. Maka, berbahagialah mereka yang ikhlas. Wahai anak Adam! Apabila kemiskinan telah datang, katakanlah
kepadanya, ‘Selamat datang wahai perlambang orang shaleh.’ Sementara
apabila kekayaan telah datang, katakan padanya, ‘Dosa yang akan mempercepat
datangnya siksa.’ Apabila engkau melihat seorang tamu yang sedang ditahan
disana, maka katakana, ‘Aku berlindung pada Allah dari syaitan yang terkutuk.’
Wahai anak Adam! Harta itu adalah milikKu sedangkan engkau adalah hambaKu dan tamu itu
adalah utusanKu. Tidakkah engkau takut kalau Kucabut nikmatKu itu? Rezeki
itu berasal dariKu, bersyukur adalah kewajibanmu dan manfaatnya kembali padamu.
Tidakkah kau memujiKu atas nikmat yang kuberikan? Wahai anak Adam! Ada tiga
kewajiban bagimu: zakat harta, silaturahmi, dan mengurus keluarga serta tamu.
Jika engkau tidak mengerjakan apa yang Kuperintahkan, Kujadikan engkau sebagai
bencana bagi seluruh alam. Wahai anak Adam! Apabila engkau tak memelihara hak
keluargamu, Aku tak akan memandangmu, tak akan menerima amalmu, serta tak akan
mengabulkan doamu.
Wahai
anak Adam! Jangan engkau bertawakal kepada makhluk sesamamu, karena jika
demikian Kuserahkan urusanmu padanya. Janganlah engkau sombong pada manusia
karena engkau berasal dari nutfah dan Kukeluarkan ia dari seluran kencing, ‘Dia diciptakan dari air yang dipancarkan,
yang keluar dari antara tulang sulbi laki-laki dan tulang dada perempuan.’
(surat Ath Thaariq (86) ayat 6, 7) . Jangan memandang apa yang Kularang,
karena yang pertama kali dimakan oleh cacing adalah kedua matamu. Ketahuilah
bahwa engkau akan dihisab atas apa yang kau lihat dan apa yang kau cintai.
Ingatlah terhadap kedudukanmu esok dihadapanKu. Aku sama sekali takkan lupa
terhadap isi hatimu. Aku Maha Mengetahui apa yang tersimpan di dalam hati.”
33. Allah
Azza wa Jalla berfirman, “Wahai anak Adam! Mengabdilah kepadaKu,
karena Aku senang pada orang yang mengabdi padaKu dan Aku akan jadikan para
hambaKu mengabdi padamu. Engkau tidak mengetahui sejauh mana engkau telah
bermaksiat padaKu pada masa lalu dan pasa sisa usiau itu. Oleh karena itu,
jangan lupa mengingatKu. Sebab, Aku Maha Berkuasa melakukan sesuatu. Engkau
adalah hamba yang hina, sedangkan Aku Tuhan Yang Maha Mulia. Seandainya semua
saudaramu dan orang orang yang mencintaimu mengetahui bau dosamu seperti yang
kuketahui darimu, pasti mereka enggan duduk dan mendekatimu. Lalu bagaimana
ketika dosamu itu setiap hari bertambah, padahal umurmu terus berkurang
semenjak engkau dilahirkan oleh ibumu?
Wahai
anak Adam! Musibah orang yang rusak perahunya lalu kembali dengan memperguna
kan sepotong papan belum seberapa dibandingkan musibahmu itu. Oleh karenanya,
hitunglah selalu dosa dosamu dan waspadalah terhadap amalmu. Wahai anak Adam! Aku melihat kepadamu dengan tatapan
keselamatan dan Aku tutup aib dosa dosamu. Aku tidak membutuhkanmu sementara
engkau terus melakukan maksiat, padahal engkau butuh kepadaKu. Wahai anak
Adam! Sampai kapan dirimu demikian? Engkau makmurkan dunia padahal ia akan
sirna. Sebaliknya, engkau hancurkan akhirat padahal ia kekal. Wahai anak Adam!
Kau kenali makhlukKu dan kau ketahui kebencian mereka. Wahai anak Adam, seandainya
penghuni langit dan bumi memohon ampunan untukmu, semestinya engkau menangisi
dosa dosamu karena engkau tidak tahu dalam keadaan bagaimana engkau akan
menjumpaiKu.
Wahai
Musa bin Imran! Dengarlah apa yang Aku katakan, dan apa yang Kukatakan ini
benar bahwa tidaklah seseorang hamba beriman kepadaKu sebelum masyarakat merasa
aman dari kejahatan, kelaliman, tipu daya, adu domba, pelanggaran, hasutannya.
Wahai Musa! ‘dan Katakanlah:
"Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; Maka Barangsiapa yang ingin
(beriman) hendaklah ia beriman, dan Barangsiapa yang ingin (kafir) Biarlah ia
kafir". Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu
neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. dan jika mereka meminta minum, niscaya
mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang
menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang
paling jelek.’ (surat Al Kahfi (18) ayat 29)
34. Allah
SWT berfirman, “Wahai anak Adam! Engkau memasuki pagi
dengan berada di antara dua nikmat. Tetapi engkau tidak mengetahui mana dari
keduanya yang paling banyak menentangmu; dosamu yang tersembunyi atau pujian
dan sanjungan untukmu? Seandainya manusia
mengetahui tentang dirimu seperti Aku mengetahui, tentu mereka tidak akan
mengucapkan salam kepadamu. Yang lebih penting dari itu semua adalah kesehatan,
ketidakbutuhanmu kepada mereka, kebutuhan mereka kepadamu, dan perbuatan mereka
yang tidak mengganggumu. Maka dari itu, pujilah Aku dan kenalilah seberapa
banyak nikmatKu padamu. Bersihkan amalmu dari riya.Berbekallah seperti bekal
seorang musafir yang cemas dan tempatkan kebaikanmu di bawah ArasyKu.
Wahai
anak Adam! Hatimu yang keras menangisi amal perbuatanmu. Amal perbuatanmu
menangisi badanmu. Badanmu menangisi lidahmu. Sedangkan lidahmu menangisi
matamu. Wahai anak Adam! Khazanah kekayaanKu tidak pernah habis. Seberapa besar
kau berinfaq Aku gantikan. Tetapi selama kau tak memberi, Aku juga takkan
memberikan. Engkau kikir terhadap fakir
miskin karena sangka burukmu, karena takut miskin, dan karena tidak percaya
padaKu. Sebab, Aku jadikan fitrahmu memperhatikan masalah rezeki. Jika
engkau risau terhadap hal rezeki, lantas Aku memberikannya padamu maka
infaqkanlah. Janganlah engkau bersikap kikir terhadap rezekiKu. Aku menjamin
untuk menggantikannya dan berjanji untuk memberi imbalan pahala. Maka, mengapa
engkau masih meragukan KitabKu? Siapa yang tak mempercayai janjiKu dan siapa
yang tidak mempercayai para nabiKu, berarti ia telah menentang sifat ketuhananKu.
Sementara, siapa yang menentang sifat ketuhananKu, maka Kutelungkupkan wajahnya
di dalam neraka.”
35. Allah
SWT berfirman, “Wahai anak Adam! Akulah Allah, tak ada Tuhan selain Aku. Maka
sembahlah Aku, bersyukurlah padaKu dan jangan kufur. Wahai anak Adam! Siapa
yang memusuhi waliKu, berarti ia telah secara terang terangan memerangiKu. Aku
sangat murka terhadap orang yang menganiaya hamba yang tak mempunyai penolong
selain Aku. Siapa yang rela terhadap pembagianKu. Aku berkahi rezekinya, dan
dunia akan mendatanginya secara tak disangka sangka walaupun ia tak
meninginkannya.”
36. Allah
Azza wa Jalla berfirman, “Wahai anak Adam! Letakkan tanganmu di
atas dadamu, Apa yang kau cintai untuk dirimu, maka cintai pula untuk orang
lain. Wahai anak Adam! Badanmu lemah, lidahmu ringan, dan hatimu kuat. Wahai
anak Adam! Sasaranmu adalah kematian.
Maka beramallah untuk menghadapinya sebelum ia datang.Wahai anak Adam!
Setiap anggota badan yang Kuciptakan Kuberikan rezeki padanya. Wahai anak Adam!
Seandainya Kuciptakan engkau dalam keadaan buta, niscaya engkau akan meratapi
matamu itu. Dan seandainya Kuciptakan engkau dalam keadaan tuli, niscaya engkau
akan meratapi pendengaranmu. Oleh karena itu, kenalilah seberapa besar nikmatKu
padamu. Lalu bersyukurlah padaKu, jangan kufur. KepadaKu lah segala sesuatu
akan kembali,
Wahai
anak Adam! Jangan engkau bersusah payah dalam hal yang telah Kutentukan
untukmu. Setiap bagianmu pasti mencarimu sampai sempurna. Wahai anak Adam!
Jangan engkau bersumpah palsu dengan namaKu. Siapa yang bersumpah palsu dengan mempergunakan namaKu, aku Kumasukkan
ke dalam neraka. Wahai anak Adam! Apabila engkau memakan rezekiKu, maka
ikutilah dengan taat padaKu.
Wahai
anak Adam! Janganlah engkau menuntut padaKu tentang rezeki esok hari, karena
Aku pun tak menuntut tentang amal esok hari.Wahai anak Adam! Seandainya Aku mau
meninggalkan dunia pada salah satu hambaKu, niscaya Aku pilih para NabiKu agar
mereka bisa mendakwahi semuanya untuk taat kepadaKu dan untuk mengerjakan
perintahKu.
Wahai
anak Adam! Beramallah untuk dirimu sebelum maut datang. Jangan sampai engkau
terperdaya oleh kesalahan. Jangan sampai
kehidupan dan angan angan yang panjang membuatmu lupa bertaubat. Engkau akan
menyesal kerena telah menunda nunda saat penyesalan tak berguna lagi. Wahai
anak Adam! Jika engkau tidak mengeluarkan hakKu dari harta yang Kuberikan
padamu dan engkau tidak memberikan hak fakir miskin, niscaya aka nada yang
mengambil paksa harta tersebut darimu dan Aku tak akan memberikan pahala
untukmu. Wahai anak Adam! Apabila engkau menginginkan rahmatKu, maka takutlah
padaKu. Apabila engkau takut pada siksaKu, maka jangan berbuat maksiat. Wahai
anak Adam! Aku ridha dengan amalmu yang sedikit, tetapi engkau tidak ridha
dengan nikmatKu yang banyak.
Wahai
anak Adam! Apabila engkau memperoleh harta, ingatlah pada hari perhitungan.
Apabila engkau duduk untuk makan, ingatlah pada mereka yang lapar. Apabila
nafsumu mengajakmu untuk menguasai orang lemah, ingatlah akan kekuasaan Allah
atasmu. Jika mau, bisa saja Dia membuat yang lemah tadi kuat. Apabila engkau
tertimpa musibah, maka bacalah ‘la
quwwata illa billah al aliyi al zahim’. Manakala engkau sakit, obatilah
dirimu dengan sedekah. Dan manakala engkau terkena musibah, ucapkanlah, ‘inna lillahi wa inna ilaihi raji’un’.’
37. Allah
SWT berfirman, “Wahai anak Adam! Kerjakanlah kebaikan
karena ia merupakan kunci dan pengantar ke arah syurga. Hindari keburukan
karena ia kunci dan pengantar ke arah neraka. Wahai anak Adam! Ketahuilah bahwa
apa yang engkau bangun akan hancur. Umurmu akan musnah, jasadmu untuk tanah,
dan yang yang engkau kumpulkan adalah untuk diwariskan. Jadi, semua kenikmatan
tersebut untuk selainmu, sedang engkau bertanggung jawab terhadap hisab, selain
mendapat siksa dan penyesalan. Teman
setiamu di dalam kubur adalah amal shaleh. Maka, hisablah dirimu sebelum engkau
dihisab. Hendaklah engkau senantiasa taat padaKu. Jangan berbuat maksiat
padaKu, serta ridhalah dengan apa yang Kuberikan padamu. Jadilah orang yang bersyukur.
Wahai anak Adam! Siapa yang berbuat dosa
dalam keadaan tertawa, Aku akan memasukkannya ke dalam neraka dalam keadaan
menangis. Sedangkan siapa yang duduk menangis karena takut padaKu, Aku akan
memasukkannya ke dalam syurga dalam keadaan tertawa. Wahai anak Adam! Betapa
banyak orang kaya yang mengharap kefakiran pada hari hisabnya. Betapa banyak
orang gagah dihinakan oleh maut. Betapa banyak sesuatu yang manis dibuat pahit
oleh kematian. Betapa banyak orang yang senang karena harta, dikeruhkan oleh
ajalnya. Betapa banyak kebahagiaan yang menimbulkan kesedihan berkepanjangan.
Wahai
anak Adam! Seandainya binatang melata tersebut mengetahui kematian sebagaimana
engkau mengetahuinya, pastilah ia tak mau makan dan minum sampai mati kelaparan
dan kehausan. Wahai anak Adam! Seandainya engkau hanya ditakdirkan mengalami
kematian dan kedahsyatannya, seharusnya engkau tidak merasa tenang di malam
hari dan tidak tentram di siang hari, lalu bagaimana dengan sesudah kematian
yang lebih berat lagi?
Wahai
anak Adam! Jadikan kesudahanmu memperoleh nikmat di akhirat. Engkau harus sedih
atas kebajikan yang tidak kau dapatkan. Sebaliknya, engkau tak boleh senang
dengan dunia yang kau peroleh dan tak boleh putus asa manakala tak
mendapatkannya.Wahai anak Adam! Aku menciptakanmu dari tanah. Aku juga akan
mengembalikanmu kepada tanah dan dari tanah pula engaku akan dibangkitkan.
Maka, tinggalkan dunia dan bersiap siaplah untuk menghadapi kematian.
Ketahuilah, manakala Aku mencintai seorang hamba, Aku jauhkan ia dari dunia dan
Kupekerjakan ia untuk akhirat. Akan kuperlihatkan cacatnya dunia sehingga ia
menjauh darinya dan beramal dengan amalan penduduk syurga. Maka, Kumasukkan ia
kedalam syurga karena rahmatKu. Sebaliknya, jika Aku membenci seorang hamba
Kusibukkan ia dengan dunia sehingga ia lupa padaKu dan Kupekerjakan ia dengan
amal duniawi. Dengan demikian, ia termasuk penduduk neraka dan Kumasukkan ke
dalamnya.
Wahai
anak Adam! Setiap usia akan sirna betapapun panjangnya. Dunia seperti bayangan
naungan, dimana ia menetap sebentar lalu pergi dan tidak kembali lagi.Wahai
anak Adam! Akulah yang menciptakanmu.Aku pula yang memberikan rezeki padamu,
menghidupkanmu, mematikanmu, membangkitkanmu, dan menghisabmu. Jika engkau
melakukan keburukan, engkau akan melihat balasan amalmu. Padahal engkau tak
bisa memberikan manfaat dan mudharat. Juga engkau tidak bisa menghidupkan,
mematikan dan membangkitkan. Wahai anak Adam! Taatlah dan mengabdilah padaKu. Jangan engkau risau dengan masalah rezeki
karena semuanya telah Kucukupi. Jangan engkau risau dengan sesuatu yang telah
Kujamin.
Wahai anak Adam! Bagaimana engkau memikirkan
sesuatu, yang tak ditakdirkan untukmu dan tak mampu engkau jangkau. Sebagaimana
engkau tak akan mendapat pahala amal yang tak kau lakukan. Wahai anak Adam!
Bagaimana orang yang akan melewati mati, masih bangga dengan dunianya?
Bagaimana orang yang akan menempati kubur, ia senang dengan rumahnya yang ada
di dunia? Wahai anak Adam! Rezeki sedikit yang kau syukuri lebih baik daripada
rezeki banyak tapi engkau tidak mensyukurinya. Wahai anak Adam! Harta terbaikmu adalah yang kau keluarkan
dan harta terburukmu adalah yang kau tinggalkan di dunia.Oleh karena itu,
persembahkan suatu kebaikan, niscaya engkau dakan dapati hal itu disisiKu
sebelum maut menjemputmu.
Wahai
anak Adam! Siapa yang risau, maka Akulah yang memberikan jalan keluar bagi
kerisauannya itu. Siapa yang meminta ampunan, Akulah yang mengampuninya. Siapa
yang bertobat, Aku lah yang melindunginya. Siapa yang telanjang, Akulah yang
memberikan pakaian padanya. Siapa yang takut, Akulah yang akan memberikan rasa aman padanya. Serta
siapa yang lapar, Akulah yang akan membuatnya kenyang. Jika hambaKu telah
menantiKu dan rela terhadap perkaraKu, akan Aku mudahkan urusannya, akan Aku
dukung serta akan Aku lapangkan dadanya.
Wahai Musa! Siapa yang memperkaya diri dengan harta fakir miskin dan anak yatim, akan Kubuat ia fakir di dunia dan akan Kusiksa ia di akhirat. Siapa yang berbuat aniaya terhadap fakir miskin dan orang lemah, akan Aku hancurkan bangunannya serta akan Aku tempatkan ia di dalam api neraka.”
B.
SURAT
CINTA DARI IMAM AL GHAZALI.
1. Belajarlah
pada Hatim Al Asham. Anakku Tercinta, Renungkanlah hikayat di
bawah ini: Hatim Al Asham adalah salah seorang sahabat dari Syaqiq bin Ibrahim Al
Balkhi. Suatu ketika, Syaqiq bertanya kepada Hatim, “Wahai Hatim, sudah tiga
puluh tahu kita bersahabat. Apa yang telah kamu peroleh selama ini?” Hatim
menjawab, “Aku telah memperoleh delapan ilmu pengetahuan yang sangat
bermanfaat. Inilah yang mencukupkan diriku untuk mencapai keselamatan dan
kebahagiaan. Aku berharap keselamatan dan kebahagiaan itu berada di dalamnya.”
Syaqiq lalu bertanya, “Apa itu, hai sahabatku?”. Hatim menjawab,
“Pertama, aku telah mengamati
berbagai macam makhluk. Aku lihat, mereka mempunyai kekasih sebagai tambatan
hatinya. Sebagian dari mereka, ada yang didampingi kekasihnya hanya hingga
menjelang kematiannya. Ada juga yang didampingi kekasihnya hingga ke liang
kubur. Sesuadah itu, semuanya kembali dan meninggalkannya sendirian di kuburan.
Tidak seorangpun yang bersedia menemaninya masuk ke liang kubur.Usai melihat
kejadian itu, terbersit di dalam pikiranku bahwa ternyata kekasih yang paling
utama ialah yang menyertai seseorang masuk ke liang kubur dan memberikan
hiburan di dalamnya. Hal ini hanya aku temui pada amal shaleh. Oleh karena itu,
amal shaleh kujadikan kekasih, agar kelak bisa menjadi pelita dalam kuburku,
menghibur dan tidak meninggalkanku seorang diri.
Kedua, aku
lihat kebanyakan manusia hanya memperturutkan kehendak nafsunya untuk memenuhi
segala hasratnya. Terhadap hal ini, aku camkan firman Allah SWT. Dan adapun orang orang yang takut kepada
kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka
sesungguhnya syurgalah tempat tinggalnya. (surat An Nazi’at (79) ayat 40-41). Aku yakin, yang dikatakan AlQuran tentu benar,
maka aku segera melawan kehendak nafsu. Aku berjihad dan berjuang menahan hawa
nafsuku, berusaha menolak segala keinginanku yang liar hingga ia tunduk,
menyerah, dan taat kepada Allah SWT.
Ketiga, aku
lihat setiap orang membanting tulang untuk memperoleh dan menumpuk kekayaan
dunia. Mereka membelajankannya dengan hemat, bahkan amat kikir. Aku teringat
firman Allah SWT, “Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang di sisi Allah
adalah kekal. (surat An Nahl (16) ayat 96). Lalu, segera kubelanjakan harta
simpananku untuk mencari ridha Allah: bersedekah kepada fakir miskin dan
berjihad di jalan Allah agar kelak menjadi simpanan di sisi Allah SWT.
Keempat, aku
melihat sebagian manusia mengira bahwa kemuliaan dan ketinggian derajat
ditentukan oleh banyaknya kerabat dan keluarga. Lalu, mereka merasa gagah dan
bangga jika memiliki kerabat yang banyak. Sebagian dari mereka ada pula yang
beranggapan bahwa kemulian dan ketinggian martabat terletak pada banyaknya
harta dan anak. Dengan kekayaan itu, mereka lalu menepuk dada. Sebagian yang
lain beranggapan bahwa kemuliaan dan ketinggian martabat berada dalam perilaku
yang dzalim, keserakahan dan pertumpahan darah antara sesama manusia. Bahkan
ada pula yang berkeyakinan bahwa kemuliaan dan ketinggian martabat terletak
pada keborosan, hura hura, dan menghambur hamburkan harta. Melihat kenyataan
itu, lalu kurenungkan firman Allah SWT berikut ini: “Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah
ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu. (surat Al Hujurat (49) ayat
13). Maka kupilih taqwa sebagai jalan kemuliaan dan ketinggian martabat.
Aku yakin, yang dikemukakan AlQuran adalah benar. Dan semua anggapan mereka
salah dan tak beralasan.
Kelima, aku
melihat manusia hidup saling cela dan umpat. Kulihat pangkal itu semua adalah
karena kedengkian dalam masalah harta, pengaruh dan kepandaian. Maka aku pun
merenungkan firman Allah SWT berikut ini: “Apakah
mereka yang membagi bagikan rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka
penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami meninggikan sebagian mereka
atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat
mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik daripada apa
yang mereka kumpulkan. (surat Al Zukhruf (43) ayat 32). Aku mengerti bahwa pembagian rezeki dan
kedudukan telah ditentukan Allah sejak zaman azali. Itu sebabnya, kubuang jauh
jauh sifat iri dan dengki dari dalam hati. Kuterima dengan senang hati setiap
pemberian Allah SWT.
Keenam,
kulihat manusia saling bermusuhan karena berbagai sebab dan tujuan. Maka
kurenungkan kembali firman Allah SWT berikut ini: “Sesungguhnya syaitan itu musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu)
karena sesungguhnya syaitan syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya
mereka menjadi penghuni neraka yang menyala nyala. (surat Fathir (35) ayat 6).”
Maka mengertilah aku bahwa orang tidak layak memusuhi kecuali terhadap syaitan.
Itu berarti orang yang memusuhi orang lain telah kena jarring tipu daya
syaitan.
Ketujuh, aku
melihat setiap orang bekerja keras dan memeras keringat untuk mencari makan dan
kebutuhan hidup, hingga kadang ia terjatuh ke dalam kesyubhatan, terjerumus
dalam hal yang haram, dan mencemarkan martabatnya. Maka kurenungkan kembali
firman Allah SWT berikut ini: “Dan tidak
ada suatu binatang melata pun di bumi, melainkan Allah lah yang memberinya
rezeki. (surat Hud (11) ayat 6).” Aku pun mengerti bahwa rezeki itu berada
pada kekuasaan Allah SWT semata. Masalah rezeki, Dialah yang menanggungnya.
Oleh karena itu, aku lalu bangkit untuk memelihara ibadah kepadaNya dan kubuang
jauh jauh rasa loba dan tamak. Hanya kepadaNya aku menyerahkan sepenuhnya
masalah rezeki ini.
Kedelapan, aku
sering melihat manusia menyandarkan nasib dan harapannya kepada sesame dan
makhluk lain. Sebagian dari mereka ada yang menyandarkan kepada uang dan
kebendaan, harta dan kekayaan, perusahaan dan perdagangan. Ada pula yang
bergantung kepada sesama manusia. Maka
kembali kuperhatikan dengan sungguh sungguh firman Allah SWT berikut
ini: “Dan barangsiapa yang bertawakkal
kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah
melaksanakan urusan (yang dikehendakiNya). Sesungguhnya Allah telah mengadakan
ketentuan bagi tiap tiap sesuatu. (surat Ath Thalaq (65) ayat 3).” Oleh karena itu, aku bertawakkal kepada Allah
SWT. Sebab, hanya Dialah yang dapat mencukupi segala kebutuhanku. Hanya Allah
lah sebaik baik pelindung. Setelah mendengar keterangan Hatim tersebut. Syaqiq
pun berkata, “Semoga Allah memberikan taufik kepadamu, wahai sahabatku. Aku
telah menelaah kitab Taurat, Injil, Zabur dan AlQuran, semuanya memberikan
keterangan yang engkau katakan itu. Orang yang mengamalkan perkara itu berarti
ia telah mengamalkan ke empat kita suci tersebut. Anakku, Ambillah hikmah dari
hikayat di atas ini untuk menempuh jalan kebenaran.
2. Nasehat
dari Syaqiq bin Ibrahim Al Balkhi. Berikut ini akan kami
kemukakan beberapa nasehat yang berasal dari Syaqiq bin Ibrahim Al Balkhi untuk
kita semua, yaitu;
a. Siapa yang mengeluh kepada selain Allah atas sebuah musibah, niscaya ia tidak daka dapat merasakan nikmat taat kepada Allah dalam hatinya.
b. Bersiap-siaplah kalian semua di dalam menghadapi kematian, jangan sampai ketika ia datang kalian minta dikembalikan lagi ke dunia (karena belum beramal).
c. Tidak ada yang lebih aku cintai daripada tamu, karena rezekinya ada di tangan Allah dan pahalanya untukku.
d. Bertemanlah dengan manusia sebagaimana engkau berteman dengan api, ambil manfaatnya dan berhati hatilah jangan sampai api itu membakarmu.
e. Tanda tobat adalah menangisi apa yang telah berlalu, takut terjatuh kembali ke dalam dosa, meninggalkan teman teman yang jahat, dan bersahabat dengan orang orang yang baik.
f. Pintu pertolongan Allah akan tertutup bagi seorang hamba dalam enam keadaan, yaitu: (1) sibuk dengan nikmat tanpa mensyukurinya; (2) bersemangat menuntut ilmu, tetapi meninggalkan pengamalannya; (3) bersegera melakukan dosa dan menunda tobat; (4) bangga berteman dengan orang shaleh tanpa mencontoh apa yang mereka lakukan; (5) bersemangat mengejar dunia, padahal ia akan meninggalkannya; dan (6) berpaling dari akhirat, padahal ia akan mendatanginya.
g.
Beribadahlah kepada Allah karena engkau pasti
membutuhkanNya. Ambillah harta duniawi sekedar cukup untuk memenuhi kebutuhan
hidupmu. Berbuatlah maksiat kepada Allah jika engkau kuat menanggung siksaNya.
Persiapkanlah bekal di dunia menurut ukuran lamanya engkau tinggal di akhirat.
Beramallah untuk meraih syurga sesuai dengan tingkatan yang engkau inginkan.
3. Nasehat
dari Hatim Al Asham Al Balkhi. Berikut ini akan kami kemukakan
beberapa nasehat dari Hatim Al Asham Al Balkhi untuk kita semua, yaitu:
a. Tidak ada yang menemani kita sampai liang kubur kecuali amal shaleh. Inilah kekasih sejati. Itulah mengapa, amal shaleh kujadikan kekasih, supaya dia menjadi pelita yang menerangiku di dalam kubur, menghiburku dan tidak meninggalkanku sendirian di sana.
b. Ketahuilah, tergesa gesa adalah perbuatan syaitan, kecuali dalam lima hal: (1) menghidangkan makanan jika tamu datang; (2) mengurus jenazah jika ada yang meninggal; (3) menikahkan gadis jika sudah dewasa; (4) membayar utang jika sudah jatuh tempo; dan (5) bertobat dari dosa jika melakukan dosa.
c. Jika engkau mengaku cinta kepada Rasulullah SAW, tetapi engkau membenci kaum fakir miskin, maka pengakuanmu itu adalah dusta belaka.
d.
Aku mengetahui bahwa pandangan Allah tidak
pernah lepas dariku di manapun aku berada, sungguh aku malu kepadaNya jika aku
melakukan kemaksiatan dan tidak berbuat kebaikan.
e. Mempersiapkan diri untuk kematian adalah perbuatan orang yang bertobat. Tanda kesiapan itu adalah ia tidak pernah merasa tidak ridha kepadaNya dalam keadaan apapun.
f. Ada lima tanda kesengsaraan, yaitu: (1) hati yang keras; (2) pendangan yang jumud (sempit); (3) sedikit pilihan; (4) cinta pada dunia; dan (5) panjang angan angan. Adapun lima tanda kebahagiaan, yaitu: (1) keyakinan dalam hati; (2) menahan diri dari berutang; (3) zuhud terhadap dunia; (4) rasa malu; dan (5) ilmu pengetahuan.
g. Saat engkau shalat, berdirilah karena perintah Tuhanmu, berjalanlah dengan tenang, dan masuklah dengan sunnah. Dan takutlah engkau seandainya shalatmu itu tidak diterima.
h. Apabila engkau berbuat maksiat kepada Allah, lakukanlah maksiat di tempat yang Dia tidak melihatmu.
i. Tawakkal dibangun di atas empat hal. Pertama,
aku tahu bahwa rezekiku tidak akan dimakan oleh orang lain, sehingga jiwaku
tenang karenanya. Kedua, aku tahu bahwa amalku tidak dikerjakan oleh orang lain
sehingga aku sibuk mengerjakannya. Ketiga, aku tahu bahwa kematian akan datang
tiba tiba sehingga aku berlomba dengannya. Keempat, aku tahu bahwa diriku tidak
bisa menghindar dari pandangan Allah sehingga aku malu kepadaNya.
4. Jagalah
Tuhanmu. Anakku tercinta. Ada empat perkara yang patut kamu
lakukan dengan sungguh sungguh. Pertama, hendaklah kamu bergaul
dengan Allah SWT dengan etika yang baik. Misalnya, jika seseorang berbuat
sesuatu yang mengesankan hatimu, contohlah perbuatannya itu untuk orang lain.
Tapi, jika ada orang berbuat sesuatu yang tidak berkenan di hatimu, janganlah
kamu contoh perbuatan itu. Sebab, apa yang diridhai semua manusia, berarti hal
itu juga diridhai Allah, dan perbuatan yang tidak disukai manusia, biasanya
juga tidak disukai Allah SWT.
Kedua,
setiap kali kamu melakukan perbuatan yang berkait dengan orang lain, lakukanlah
dengan penuh rasa cinta dan kasih sayang, seperti kamu menyayangi dirimu
sendiri. Iman seseorang dikatakan belum sempurna, sebelum dirinya mampu
mencintai orang lain sebagaimana layaknya ia mencintai dirinya sendiri.
Ketiga,
jika kamu mendalami dan mempelajari satu disiplin ilmu, hendaklah ilmu itu berguna
untuk meluruskan hati dan membersihkan dirimu. Manfaatkanlah ilmu itu dengan
sebaik baiknya. Jangan sampai ilmu yang kamu pelajari itu tidak mendatangkan
manfaat apapun. Gunakanlah ilmu itu untuk menjaga hatimu dan untuk mengetahui
sifat sifat hawa nafsu dan untuk melepaskan hatimu dari belenggu dunia. Ilmu
itu harus berguna untuk membersihkan dirimu dari moral yang rendah, serta untuk
mendekatkan dirimu kepadaNya. Dengarlah sepatah kata lagi nasihatku ini dan
renungkanlah sampai kamu memperoleh jalan keluar dari kesempitan. Untuk itu
renungkanlah sabda Rasulullah, “Sesungguhnya
Allah tidak akan melihat bentuk fisik dan perbuatanmu, tetapi Allah melihat
pada hati dan niatmu.”
Hal ke empat,
Anakku, janganlah kamu mengumpulkan harta kekayaan melebihi kebutuhan satu
tahun. Rasulullah SAW tidak pernah meminta kepada Allah harta yang berlebih,
seperti dalam doanya, “Ya Allah, jadikanlah makan dan minumku beserta
keluargaku secukupnya saja.”
5. Waktu
adalah Kebajikan. Anakku tercinta. Simaklah nasihat Rasulullah
SAW ini. Tanda tanda kebencian Allah terhadap seseorang ialah ketika ia
menyianyiakan waktu dengan melakukan hal hal yang tiada guna. Umur seseorang
akan berlalu, tetapi jika ia tidak menggunakannya untuk beribadah yang
diperintahkan Allah, pantas ia menyesal sepanjang masa. Barangsiapa berumur
lebih dari empat puluh tahun, sedangkan amal baiknya belum mampu mengalahkan
amal buruknya, bersiap siaplah dia masuk neraka.
6. Mainkan
Jurus Pedang Kebajikanmu. Anakku tercinta. Janganlah kau hidup
dalam keadaan miskin amal dan kehilangan semangat kerja. Tanamkan dalam dirimu
bahwa ilmu tanpa disertai amal tak akan memberi manfaat dan keselamatan.
Contohnya begini. Di tengah hutan ada seorang laki laki yang perkasa dan
pemberani Ia membawa sepuluh pedang yang tajam, dilengkapi juga dengan senjata
yang lain. Tiba tiba datang seekor singa besar yang sangat buas, dan siap
menerkamnya.
Menurutmu, mampukah pedang tajam itu
melindungi dirinya dari bahaya jika senjata itu tidak diangkat, dihunus dan
ditikamkan pada singa itu? Tentu saja “tidak”! Senjata itu tidak akan
mendatangkan manfaat jika tidak digunakan sebagaimana fungsinya. Demikian
halnya dengan seseorang yang membaca buku tentang seribu masalah, lalu
mempelajarinya secara mendalam. Apabila ilmu dari buku yang dia baca itu tidak
diamalkan, ilmu tidak akan mendatangkan manfaat sedikit pun baginya.
Perumpamaan yang lain. Seseorang yang terserang penyakit demam berdarah dan
sakit kuning, hanya akan sembuh jika ia bersedia mematuhi nasehat dokter dan
minum obat yang diberikannya.
7. Amalmu Kekasih Setiamu. Anakku tercinta. Selagi kamu tidak beramal, selama itu pula kamu tidak akan memperoleh pahala. Dalam sebuah hikayat, diceritakan ada seorang laki laki dari Bani Israil yang telah melakukan ibadah selama 70 tahun. Lalu, Allah mengutus malaikat untuk mengabarkan bahwa kesungguhannya dalam beribadah itu tidak ada kaitannya dengan imbalan masuk syurga. Orang itu lalu berkata, “Kami diciptakan Allah untuk beribadah kepadaNya. Karena itu, dalam beribadah kami tidak sepantasnya mengharapkan sesuatu.” Sang malaikat kembali kepada Allah seraya berkata, “Ya Rabbi, Engkau tentu tahu apa yang dikatakan hamba itu.” Lalu Allah berfirman: “Wahai malaikat, apabila ia tidak berpaling dari beribadah kepadaKu, maka dengan sifat kemurahanKu Aku tidak akan berpaling darinya. Maka saksikanlah, wahai malaikatKu sesungguhnya, Aku telah mengampuni dosa dosanya.
C.
NASEHAT
DARI IMAM AL GHAZALI.
1. Iman adalah ujaran dengan lisan, mengakui
kebenarannya dengan hati dan menga-malkannya dengan anggota badan. Banyak
keterangan yang menjelaskan bahwa seseorang wajib beramal. Memang, seseorang
bisa mencapai syurga dengan limpahan karunia dan kemurahan Allah. Semua itu
akan didapat jika ia mempersiapkan diri dengan ketaatan dalam beribadah
kepadaNya. Ingatlah, rahmat Allah hanya mendekat kepada orang orang yang
berbuat kebaikan. Ada orang yang mengatakan bahwa seseorang dapat mencapai
syurga hanya semata mata dengan iman. Memang itu “benar” tetapi kapan
sampainya? Berapa banyak kesulitan yang akan dihadapi? Dalam pendakian iman
itu, adakah yang tidak selamat? Bilapun mencapai syurga, apakah ia tidak akan
rugi karena bekal amalnya sangat sedikit?
2. Jasad kita ini dapat dimisalkan sebagai kuda
tunggangan dan ruh sebagai penung-gang nya, jasad diciptakan untuk ruh dan ruh
untuk jasad. Kalau seseorang tidak mengetahui jiwanya sendiri yang paling dekat
kepadanya, maka apa gunanya ia menuntut berbagai ilmu pengetahuan yang bermacam
macam? Orang yang seperti itu dapat dimisalkan seperti peminta minta yang ingin
memberi makanan kepada penduduk suatu kota, padahal ia sendiri tidak mempunyai
uang untuk membeli makanan.
3. Kuat dan jayanya suatu umat adalah karena
akhlaknya, bila akhlaknya rusak, maka binasalah umat itu serta berbahagialah
jika seseorang meninggal disertai dengan kematian dosanya.
4. Tidak seorangpun yang bisa mengetahui
kesalahan seorang raja melainkan raja itu sendiri, maka oleh karena itu Allah
telah menjadikan setiap kita adalah raja di dalam lukisan yang sangat kecil,
begitulah tentang suatu kerajaan yang tidak terbatas menjadi tiruan
kepunyaanNya. Di dalam kerajaan dari manusia itu, maka tahta Tuhan itu diwakili
oleh ruh.Malaikat yang tinggi oleh kalbu, al Kursi oleh otak, laut oleh ruang
perbendaharaan.
5. Kenikmatan kenikmatan yang dikaruniakan Allah
yang akan membawa kebaha-giaan. Maka apabila seseorang hanya sedikit saja
cintanya kepada Allah maka di akhiratpun ia akan menerima sedikit saja.
6. Perintah niat dalam ibadah itu sebenarnya
mudah, namun ia menjadi sulit karena ketidaktahuan seseorang akan hakikat niat
atau karena was was.
7. Apabila cinta kepada Allah itu sudah
sempurna, maka tidak ada sesuatu kesenangan yang dapat melebihi kesenangan
dalam melakukan ibadah.
8. Ada tiga jalan yang dapat ditempuh untuk
berbudi luhur: berbudi luhur karena tabiat, karena latihan dan karena
pelajaran.
9. Kenapa akhlak atau watak manusia itu
tidak dapat diubah, sedangkah akhlak binatang bisa diubah? Mengubah tabiat
binatang masih dapat dilaksanakan. Bukankah burung rajawali yang asalnya ganas
dapat dijadikan jinak dan kuda yang asalnya enggan dikekang akhir dapatlah
dipimpin dan dikendalikan. Semuanya itu adalah sebagai bukti bahwa akhlak
memang dapat diubah ubah dan mungkin mengalami perubahan.
10. Semua penyakit yang menyerang jiwa dan hati
itulah yang menyebabkan seseorang menyeleweng dan akhirnya condong mencintai
sesuatu selain Allah. Ia tidak akan dapat melepaskan diri dari penyakit itu
selama ia masih condong kepada sesuatu yang tidak diridhai Allah.
11. Wahai teman, hatimu adalah cermin yang
mengkilap. Kau harus membersihkan debu yang menutupinya, karena hati
ditakdirkan untuk memantulkan cahaya rahasia rahasia ilahi.
12. Ketahuilah! Bahwasanya menyayangi makhluk
Allah berarti telah mengagung-agungkan perintahNya.
13. Tujuan perbaikan akhlak ialah untuk
membersihkan kalbu dari kotoran kotoran hawa nafsu dan amarah, hingga ia jernih
bagaikan cermin yang dapat menerima cahaya Tuhan.
14. Tiada kebahagiaan yang lebih utama dari pada
mempunyai ilmu hakekat mengenai Allah. Bencana akibat kebodohan adalah sebesar
besar musibah seseorang manusia.
15. Kalau hanya karena kebiasaan orang bisa
merasa senang dan cenderung kepada barang yang bathil, kenapa ia tidak bisa
merasa nikmat dengan barang yang hak, kalau hatinya disalurkan kesana dan
dibiasakan.
16. Kesempurnaan yang hakiki ialah adanya ilmu dan amal. Selain dua hal ini, merupakan kesempurnaan bayangan, sebab akan
lenyap setelah yang memilikinya meninggal dunia.
17. Jika kamu hendak melaksanakan shalat, maka
lupakan dunia dan seisinya.
18. Sikap fanatik dan taklid buta sering dijumpai
pada orang orang yang lemah akalnya. Mereka mengenal kebenaran melalui tokoh
tokoh mereka, padahal tokoh tokoh itu tidak selalu identik dengan kebenaran.
19. Tidur sesungguhnya merupakan mekanisme
pembelajaran bagi orang awam. Melalui aktivitas tidurlah panca indera dan akal
manusia diistirahatkan sehingga potensi hati bekerja. Ilmu dan informasi yang
tidak dapat diperoleh manusia melalui aktivitas panca indera dan akal, dapat
ditemui ketika kita tidur, dengan syarat bahwa tidur kita berkualitas dan hati
kita bersih. Salah satu cara sederhana untuk membuat agar tidur berkualitas
adalah keharusan untuk berdoa sebelum tidur dan juga sebaiknya diawali dengan
mensucikan diri fisik dan non fisik sebelum tidur baik dengan cara berwudhu
atau beristighfar memohon ampunan kepada Allah dan lalu bersyukur atas
kehidupan yang baru saja kita jalani dan kemudian berdoa sebelum memejamkan
mata.
20. Ilmu itu adalah berlaku dari akal,
sebagaimana berlakunya buah buahan dari kayu, sinar dari matahari and
penglihatan dari mata.
21. Hendaklah anak diberi kesempatan setelah
mengikuti pelajaran untuk menghibur dirinya dengan permainan yang baik dan
mengistirahatkan dirinya, namun permainan itu jangan sampai membuatnya lelah.
22. Ketahuilah! Bahwa dua kalimat syahadat yang
simpel itu mengandung sebuah pengukuhan yaitu pengukuhan atas dzat Allah SWT,
sifat Allah dan perbuatanNya, dan pengukuhan atas kebenaran Rasulullah SAW.
23. Kekayaan harta benda, pangkat atau kedudukan
tinggi tidaklah dapat menutupi kekerdilan jiwa atau tabiat yang tidak jujur.
Malahan bertambah banyak kekayaan atau bertambah tinggi kedudukan bertambah
jelaslah kekerdilan jiwa dan kekurangan seseorang.Oleh sebab itu perkayalah
bathin lebih dahulu untuk menghadapi kemungkinan naik atau kemungkinan turun.
24. Murah tangan dan dermawan adalah perbuatan
yang terpuji tetapi derma yang sejujur jujurnya dan yang seikhlas ikhlasnya
ialah yang timbul dari timbang rasa. Kadang kadang diberikan sebelum diminta.
Ada juga derma itu yang diberikan karena keborosan semata mata atau karena
hendak menunjukkan kelebihan diri atas kekurangan orang yang lain.
25. Nilai hidup ditentukan oleh akidahnya dan
perjuangannya menegakkan akidah itu. Akidah bukanlah soal otak, dia adalah soal
jiwa. Otak atau akal hanyalah semata mata alat daripada jiwa yang penuh dengan
akidah. Apabila jiwa telah dipenuhi oleh akidah, seluruh diripun jatuh ke bawah
perintahnya sehingga gerak dan gerik, melangkah atau tertegun, maju atau mundur
tak dapat lagi melepaskan diri dari pengaruh akidah itu.
26. Puncaknya segala akidah ialah iman kepada
Allah; bertambah mendalam diri ke dalam cintaNya. Kita tidak menampakkan satu
kekuasaan pun selain dari kekuasaanNya. DitangaNyalah terpegang tampuk langit
dan bumi, hanya Dia yang sanggup memberi manfaat dan mudharat, memberi dan
menahan, menaikkan dan menurunkan.
27. Tidak seorangpu juga, betapapun luas
kekuasaannya dan tinggi kedudukannya yang dapat mengisi hatinya seorang muslim
selain dari Allah, jiwa dan raganya, hati dan jantungnya dipenuhi oleh satu
kalimat… Allah, tak ada tempat sedikitpun buat yang lain.Akidahnya kepada Allah
menyebabkan seorang muslim tidak mengharapkan yang lain dan tidak menakuti yang
lain. Ia tidak pernah merasa kesepian walaupun kelihatan dia akan menjual
akidahnya itu, sebab menurut keyakinannya inilah kekayaan yang menjadi
sumbangan di antara hidupnya yang sekarang dengan hidupnya yang akan datang.
Akidah inilah yang menyebabkan dia tidak takut menghadapi maut, sebab maut
keyakinannya adalah dinding tipis belaka yang menolong membebaskannya daripada
hidup fana menuju hidup baqa. Walaupun sudah hancur tulangnya menjadi tanah,
namun dia tetap hidup. Gilalah orang yang hendak mencoba menukar akidahnya itu
dengan benda.
28. Hubungan manusia dengan Tuhan, bukanlah
hubungan antara buruh dengan majikan, tetapi hubungan hamba dengan Tuhan,
pekerjaan yang dikerjakan hamba, bukanlah pekerjaan Tuhan dan bukan kembali
manfaatnya kepada Tuhan, tetapi kembali ke hamba itu sendiri. Sebab itu maka
hamba yang ikhlas itu mengikuti perintah Tuhan lantara insyaf bahwa dia hamba
Tuhan. Tuhan menitahkan supaya bekerja baik, untuk maslahat dirinya sendiri.
29. Manusia yang paling berat menghadapi fitnah
ini adalah para ulama. Sebab, motif bagi kebanyakan mereka dalam menyebarkan
ilmu adalah kelezatan kekuasaan, kesenangan karena diikuti, dan kesukaan
terhadap pujian dan sanjungan. Syaitan mengacaukan mereka dengan hal hal
tersebut. Syaitan pun merayu: “Tujuan kalian adalah menyiarkan agama Allah dan
membela syariat yang dibawa oleh Rasulullah SAW”. Juru dakwah itu menduga bahwa
ia telah menganugerahi Allah SWT dengan nasihatnya kepada manusia dan penguasa
itu. Ia merasa gembira dengan penerimaan manusia atas perkataannya dan sambutan
mereka kepadanya.
30. Namun ia mengaku gembiranya itu adalah karena
dimudahkannya baginya untuk menegakkan agama. Kalau tampak ada orang diantara
teman temannya yang lebih baik nasihatnya dari padanya, dan orang banyak
berpaling kepadanya dan menyambutnya, hal itu menjadikannya sakit hati dan
susah. Andaikata motifnya agama, pasti ia akan bersyukur kepada Allah, karena
Allah telah membantunya dalam menjalankan urusan penting ini dengan orang lain.
31. Ketahuilah! Bahwa putusnya hubungan
antara makhluk (manusia) dengan Al Haq (Dzat Yang Maha Benar), disebabkan oleh
keterikatan manusia dengan sesama makhluk, dengan jiwa mereka sendiri, dengan
pandangan mereka sendiri, perbuatan mereka sendiri, dan keberpalingan mereka
dari akidah yang benar.
32. Kemudian syaitan tidak membiarkannya begitu
saja, ia membisikkan, “Sebenarnya susahmu itu adalah karena terputusnya pahala
darimu dan bukan karena berpaling wajah orang banyak darimu kepada orang lain.
Sebab, kalau mereka mendapat manfaat dari nasihatmu, tentu engkau akan diberi
pahala. Susahmu karena kehilangan pahala itu adalah terpuji. Orang yang patut
dikasihani itu tidak tahu bahwa tunduknya kepada yang hak dan penyerahannya
akan urusan itu adalah lebih utama dan lebih besar pahalanya, serta lebih
bermanfaat kepadanya di akhirat daripada dikerjakannya sendirian.
33. Hati adalah sebagai tanah, sedangkan keimanan
adalah sebagai benih yang ditanam di situ. Ketaatan adalah berjalan menurut
arah dan arusnya hati, serta yang disalurkan disitu. Adapun hati yang sudah
terjerus dalam kelezatan duniawiyah dan sudah berkecimpung dalam segala
kemaksiatannya, dapatlah diumpamakan sebagai tanah yang tandus yang tidak
mungkin lagi dapat ditanami benih sebab sudah tidak subur lagi.
34. Aku ingin membangunkan kamu dari tidur. Wahai kalian yang membaca AlQur’an dengan tiada
akhir, kalian yang mengambil studi AlQur’an sebagai profesi dan meneguk makna
dan kalimat secara harfiah, kulit luar. Berapa lama lagi kalian berada di
pinggiran laut, menutup mata akan keindahan keindahan makna AlQur’an. Bukankah
menjadi bagian dari tugasmu mengarungi tengah dan kedalaman samudra untuk
meraih makna makna hakiki Qur’ani agar kalian bisa melihat dan menggapai
keajaiban keajaiban. Dan menyelami bagian yang terdalam hingga menjadi kaya
(kepribadian) memperoleh mutiara mutiara AlQur’an.
35. Kecintaan kepada Allah itu wajib karena
menaruh ketaatan tanpa kecintaan kepada Allah itu palsu. Karena itu, kita harus
mendahulukan cinta sebelum taat. Ciri ciri orang yang dicintai adalah orang
orang yang tahan uji dalam menghadapi tantangan hidup. Orang yang banyak
pahalanya bukan mereka yang lari dalam menghadapi masalah, tetapi mereka yang
tahan uji dalam menghadapi masalah.
36. Kecintaan kepada Allah melingkupi hati.
Kecintaan ini membimbing hati dan me-rambah ke segala hal.
37. Putus asa dan bangga diri menjadi penyebab
kehancuran karena kebahagiaan hanya bisa diraih dengan berusaha dan
mengupayakannya secara sungguh sungguh serta persiapan yang matang. Orang yang
putus asa tidak mau berusaha dan berdaya upaya, sebab ia menilai bahwa apa yang
diharapkan tak mungkin menjadi kenyataan. Sementara, orang yang bangga diri
merasa yakin bahwa ia telah berusaha secara sempurna serta beranggapan bahwa
seluruh kebutuhannya telah tercukupi secara menyeluruh sehingga tidak mau lagi
berusaha dan berdaya upaya serta tak
memiliki lagi kehendak untuk mengupayakan sesuatu. Yang telah ada tentu tak
bakal diupayakan lagi serta yang tak mungkin ada tentu tak bakal diupayakan
lagi. Dalam pandangan orang yang bangga diri, kebahagiaannya telah cukup.
Sementara orang yang putus asa memandang bahwa kebahagiaannya tak mungkin ia
capai. Itulah sebabnya, putus asa dan bangga diri merupakan sumber kehancuran
manusia.
Daftar Pustaka:
1. Imam Al Ghazali, Bahagia Senantiasa: Kimia Ruhani Untuk Kebahagiaan Abadi, Serambi Ilmu Semesta, Jakarta, 2007.
2. Imam Al Ghazali, Peringatan Peringatan Ilahi Dalam Hadis Qudsi, Mitra Pustaka, Jogjakarta, 2006.
3. Islah
Gusmian, Surat
Cinta Al Ghazali: Nasihat Nasihat Pencerah Hati,
Mizania, Bandung, 2006.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar