1. Kisah Umar bin Khattab
ra, dengan Anak Penjual Susu. Khalifah Umar bin Khattab ra, dikenal
sebagai seorang pemimpin yang sering melakukan kunjungan ke rakyatnya, tanpa
diketahui oleh rakyatnya sendiri. Suatu ketika, pada malam hari, Umar yang
sedang berkeliling mengontrol suasana dan kondisi rakyatnya di malam yang gelap
dan sepi, Umar mendengar seorang wanita sedang berbicara kepada anak
perempuannya. "Anakku, coba kamu campurkan susu itu dengan air!" "Ibu,
saya tidak pernah mendengar keteguhan pendapat Amirul Mukminin (Umar bin
Khattab) seperti ini," jawab anaknya. Sang ibu bertanya, "Apa
sebenarnya keteguhan seorang Umar yang kamu maksudkan, anakku?". "Suara hati yang memanggilnya mengatakan,
tidak boleh susu dicampur dengan air," jawab anaknya. Wanita penjual
susu itu berkata, "Sudahlah anakku, cepat campurkan susu itu dengan air!
Kamu di tempat yang aman, Umar tidak akan tahu apa yang kamu lakukan. Tidak ada
yang melaporkan itu kepada Umar." Mendengar perkataan ibunya, gadis itu
berkata, "Ibu, walaupun Umar bin
Khattab tidak mengetahuinya, tapi demi Allah saya sangat menghormati dan patuh
kepada Umar, baik di hadapan orang banyak maupun di belakangnya."
Keesokan harinya,
setelah bangun pagi, Umar berkata kepada Ashim, anaknya. "Ashim, pergilah
ke suatu tempat di daerah ini. Engkau akan bertemu dengan seorang gadis, kalau
dia tidak sibuk bekerja, maka persuntinglah dia menjadi istrimu. Semoga Allah
memberimu keturunan darinya," kata Umar. Firasat Umar manjur dan tepat.
Ternyata benar, akhirnya putranya itu mempersunting anak perempuan dari wanita
penjual susu itu. Mereka diberi anugerah keturunan yang saleh. Isti Ashim
melahirkan anak perempuan yang kemudian dinikahi oleh Abdul Aziz bin Marwan.
Hasil dari pernikahan ini akhirnya melahirkan Umar bin Abdul Aziz yang dikenal
sebagai seorang khalifah yang adil. (sumber:
Republika.co.id)
2. Seorang laki laki pernah bertanya kepada Khalifah Umar
bin Abdul Azis, “Kapan sebaiknya aku bicara?” “Ketika kamu ingin diam,” jawab
Khalifah. “Kapan aku harus diam?” Tanya laki laki itu lagi. “Ketika kamu ingin
berbicara” jawab Khalifah Umar bin Abdul Azis.
3. Sungguh aneh orang yang mengenal Allah tetapi menentang-Nya,
mengenal syaitan tetapi taat mengikutinya, dan mengenal dunia dengan segala
tipu daya tetapi condong mengikutinya.
4. Rasulullah dan para Khulafaur Rasyidin telah menetapkan
sunnah sunnah. Barang-siapa mengambilnya berarti ia membenarkan kitabullah,
menyempurnakan ketaatan kepada Allah, dan mengokohkan agama Allah bagi dirinya.
5. Pada zaman dahulu, hadiah itu adalah hadiah, tetapi pada
zaman sekarang hadiah itu adalah suap.
6. Waktu adalah pedang. Jika engkau tidak mematahkannya,
maka ia akan me-menggalmu.
7. Perbaikilah bathin kalian, niscaya Allah akan memperbaiki
lahiriah kalian. Perbanyak-lah mengingat kematian dan bersiaplah sebelum ia datang,
karena kedatangannya merupakan penghapus setiap kenikmatan.
8. Saudara sekalian, siapa yang taat kepada Allah, maka ia
wajib ditaati dan siapa yang bermaksiat kepada-Nya, maka maka tidak ada ketaatan
baginya. Taatilah aku selama aku taat kepada Allah, namun jika aku bermaksiat
maka janganlah kalian mentaatiku.
9. Hati adalah wadah rahasia, bibir adalah induk kuncinya,
lidah adalah pembuka kun-cinya, maka hendaklah setiap orang memelihara kunci
pembuka itu.
10. Suatu ketika Umar Ibnu Abdul Aziz ra, dalam perjalanan
bersama Sulaiman bin Abdul Malik. Ketika itu Guntur dan kilat menyertai hujan
sehingga menggetarkan hati mereka. Tapi Umar tersenyum dan berkata: “Inilah
rahmat Allah yang diturunkan-Nya, tetapi itu disertai dengan situasi yang
menakutkan kita. Bayangkanlah rasa takut yang mencekam kalbu kita, jika yang
diturunkan-Nya itu adalah murka-Nya.
11.
Siapa yang bermaksud menemani kami, maka hendaklah dia
menemani kami dengan lima syarat, kalau dia tidak mampu memenuhinya, maka
hendaklah dia menyingkir: (1) menyampaikan kebutuhan siapa yang tidak mampu
menyampaikannya kepada kami secara langsung; (2) membantu kami dalam mewujudkan
kebaikan sekuat kemampuannya; (3) menunjukkan kepada kami kebaikan yang tidak
kami ketahui; (4) tidak menyebut keburukan orang lain di hadapan kami; (5)
tidak ikut campur yang bukan urusannya.
12. Tidak ada orang Mukmin yang meninggal kecuali Allah akan
menjaga anak dan cu-cunya. Bahkan anak dari cucu-cucunya bahkan lebih jauh lagi.
13. Sering seringlah mengingat kematian, sebab jika hidupmu
mudah, ia akan membuat-nya sukar, dan jika hidupmu sukar, ia akan membuatnya
mudah.
14. Tuntutlah ilmu karena itu hiasan bagi orang kaya dan
penolong bagi orang fakir. Ti-dak aku katakana bahwa kekayaan dicari dengan
ilmu, tetapi yang kumaksudkan bahwa ilmu mengajak pada sifat qanaah atau
kerelaan hati.
15. Jika mampu, jadilah kalian orang alim. Jika tidak mampu
jadilah penuntut ilmu. Jika tidak mampu jadilah pencinta ulama. Jika tidak
mampu janganlah kalian membenci ulama.
16. Allah SWT akan memberikan jalan keluar kepada seorang
hamba apabila ia mau menerima ilmu.
17. Jangan sekali kali kamu menganggap ada sesuatu yang lebih
penting dari jiwamu sendiri. Sesungguhnya, tidak ada istilah sedikit dalam
perbuatan dosa.
18. Kadar pertolongan Allah kepada hamba-Nya adalah sesuai
dengan kadar niatnya. Siapa yang sempurna niatnya, sempurna pula pertolongan
Allah kepadanya. Siapa yang kurang niatnya, kurang pula pertolongan Allah
kepadanya.
19. Orang yang terbiasa melalaikan shalat, tentu ia akan
lebih melalaikan perintah Allah yang lainnya.
20. Barangsiapa beribadah kepada Allah tanpa ilmu, dia akan
membuat banyak keru-sakan daripada mendatangkan kebaikan.
21. Tahukah engkau bahwa berbicara dengan menyebut nama Allah
adalah kebaikan, dan berpikir tentang nikmat nikmat Allah adalah ibadah yang
sangat utama.
22. Engkau diciptakan tidak untuk sia sia, tidak pula ia
diciptakan untuk dibiarkan tanpa tujuan. Sesungguhnya, engkau memiliki tempat
kembali ketika Allah akan mengumpulkan manusia bersama sama untuk penetapan keputusan dan keadilan di
antaramu.
23. Esok hari, rasa aman hanya akan menjadi milik manusia
yang takut dan memelihara diri, yang rela melepas sesuatu yang bernilai sedikit
demi mendapatkan yang banyak, menjual sesuatu yang fana demi mendapatkan
sesuatu yang kekal, atau menenggang kesengsaraan demi kebahagiaan.
24. Janganlah engkau banyak bercanda, karena banyak bercanda
itu tanda kebodohan yang bisa melahirkan dendam dan mengeraskan hati.
25. Berhati-hatilah terhadap orang yang bersikap baik hanya
ketika membutuhkanmu. Begitu kebutuhannya terpenuhi habislah sikap baiknya
kepadamu.
26. Sengsaralah orang yang perhatiannya hanya tertuju pada
perutnya.
27. Saudaraku, kuingatkan engkau tentang lamanya ahli neraka
tinggal di neraka yaitu selama lamanya. Jangan sampai engkau terjauhkan dari
sisi Allah, sehingga hal itu menjadi penutup riwayat hidup dan terputusnya
harapan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar