DENGAN NAMA ALLAH YANG
MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG
1. Perasaan takut adalah malaikat yang hanya menghuni dalam
hati orang yang bertaq-wa.
2. Majikan manusia di dunia adalah orang yang dermawan,
sedangkan majikan manusia di akhirat adalah orang orang yang bertaqwa.
3. Perumpamaan lisan bagaikan binatang buas, jika kamu tidak mengendalikannya, ma-ka ia pun akan memusuhi dirimu.
4. Lapar itu cahaya dan kenyang itu api. Syahwat itu seperti
kayu kering yang mudah ter-bakar. Api syahwat takkan dapat dipadamkan sampai ia
membakar sang pemiliknya.
5. Ketika keimanan seorang hamba itu sempurna, maka baginya
cobaan menjadi nikmat dan kemakmuran menjadi musibah.
6. Ilmu yang maha besar adalah rasa malu dan kehormatan.
Ketika kehormatan dan rasa malu itu lenyap dari diri seseorang, maka kebaikan
pun takkan lagi ada.
7. Ingatlah, sesungguhnya kamu takkan pernah memperoleh ilmu
kecuali dengan enam syarat, yaitu: kecerdasan, ambisi, sabar, bekal yang cukup,
petunjuk guru dan waktu yang lama.
8. Barangsiapa berbuat dosa dan ia malah tertawa, maka Allah
akan memasukkannya ke dalam neraka dan ia pun akan menangis. Barangsiapa
melakukan taat dan ia pun menangis, maka Allah akan memasukkannya ke dalam
syurga dalam keadaan tertawa.
9. Barangsiapa memaksa dirinya untuk berakhlak, maka ia
telah menjadi orang yang telah mengabdikan diri kepada Allah dengan ikhlas.
10. Mendustai para makhluk itu lebih berat daripada langit;
kebenaran itu lebih berat daripada bumi; hati yang rela itu lebih kaya daripada
lautan; hati yang munafik itu lebih keras daripada batu; raja yang jahat itu
lebih panas daripada api neraka; membutuhkan sesuatu dengan meminta bantuan
orang yang suka mencaci itu lebih dingin daripada sesuatu yang paling dingin;
dan sabar itu lebih pahit daripada racun.
11. Tatkala Allah menciptakan dunia, Dia juga menciptakan
kemaksiatan dan kebodo-han di dalam perut yang kenyang, dan Allah menciptakan
ilmu dan hikmah di dalam perut yang lapar.
12. Kuda yang yang bagus terkadang (kakinya) bisa
tergelincir, pedang yang tajam terkadang tidak mempan, api yang menyala nyala
bisa mati, manusia itu tempatnya lupa, dan kebaikan itu bisa melenyapkan
keburukan.
13. Agama dan dunia itu akan senantiasa tampak jelas selama
ada empat perkara yang masih tetap, yaitu: (1) selama orang orang kaya masih tetap
tidak bakhil dengan apa yang mereka terima dari Allah; (2) selama orang orang
bodoh masih tetap tidak menyombongkan diri dari apa yang mereka tidak ketahui;
(3) selama orang orang alim (ulama) masih tetap mengamalkan apa yang mereka
ketahui; (4) selam orang orang fakir tetap tidak menjual akhirat (agama) mereka
dengan dunia.
14. Tiga pilar sabar, yaitu: (1) mencegah hati dari memurkai
qadha; (2) mencegah lisan dari perkataan buruk; dan (3) mencegah anggota badan
dari semisal memukul muka, merobek robek kerah baju, menjerit jerit, menghitami
muka dan semisal meletakkan debu di atas kepala.
15. Balatentara nafsu itu ada sepuluh, yaitu (1)
rakus; (2) hasrat; (3) kikir; (4) cinta dunia; (5) menyimpang; (6) keras
kepala; (7) buruknya budi pekerti; (8) berkhayal; (9) tamak, dan (10) malas. Sedangkan
balatentara hawa ada sepuluh, yaitu (1) hasud, (2) bergaya; (3) ujub; (4)
sombong; (5) keluh kesah; (6) tipu muslihat; (7) kekhawatiran; (8)
berseberangan dengan perintah; (9) prasangka buruk, dan (10) membantah.
16. Semua ilmu itu ilmu dunia, karena ilmu akhirat itu
sebagai pengamalannya; semua amal itu bagaikan debu, kecuali amal yang ikhlas;
semua manusia itu mati, kecuali ulama yang mengamalkan ilmunya; semua orang
yang mengamalkan ilmunya itu terbujuk, kecuali orang yang ikhlas, dan orang
yang ikhlas itu senantiasa dilanda ketakutan, sehingga ia tahu dengan apa ia
akan disudahi.
17. Seharusnya orang muslim itu menjadi orang yang menasehati
dan orang yang welas asih terhadap orang orang muslim lainnya, karena hal
tersebut dari tanda tanda kebahagiaan.
18. Bahkan saat baru bangun tidur, ucapan yang pertama yang
keluar dari lisan adalah tahmid, memuji dan bertasbih kepadaNya, ini adalah
optimisme tinggi di awal hari. Salah satu kunci kesuksesan adalah mengawali
hari dengan keyakinan bahwa setiap kesulitan yang akan ditemui maka sekurang
kurangnya Allah menyiapkan dua jalan kemudahan.
19. Orang bakhil adalah orang yang tidak mengeluarkan harta
kecuali untuk kebutuhan pokok pribadinya, padahal seandainya harta tersebut
disisihkan untuk orang lain, ia tidak akan kekurangan.
20. Saat pagi menyapa diiringi mendung, bukan matahari tidak
ada, tetapi mungkin tirai dan jendela rumah kita belum di buka. Saat masalah
menyapa bukan tidak ada solusi, mungkin hati kita masih terkunci.
21. Semendung apapun pagi, tetaplah pagi, yang datang
menghadirkan berbagai asa dan harap. Seberat apapun ujian, ia tetap peristiwa
yang dibutuhkan oleh setiap manusia.
22. Karena kesulitan, kita menjadi kuat, karena keterbatasan,
kita menjadi kaya, banyak hal hal pahit yang diberikan Allah sebenarnya sedang
menghantarkan kita kepada kemanisan tiada tara, namun justru hal hal yang manis
sering membuat kita lupa. Terkadang logika
terbalik bisa kita lakukan untuk menghadirkan prasangka baik.
23. Tidak ada perkara yang mudah, jika tidak diusahakan dan
diiringi dengan doa. Bagi Allah tak ada yang sulit, manusia saja yang terkadang
tidak yakin.
24. Kekuatan iman lah yang membuat segala yang sulit menjadi
mudah, nikmat berbuah syukur, ujian berbuah sabar, perjuangan melahirkan
pengorbanan. Memang sulit untuk dijalani, namun akankah kenikmatan akhir akan
kita rasakan jika kepahitan proses tidak kita lalui dengan senyuman.
25. Setiap masalah yang datang, sekaligus membawa solusinya,
tetapi itu harus kita min-ta kepada yang memilikinya.
26. Bersyukurlah saat Allah menempatkan kita pada situasi dan
kondisi yang sulit dan ujian yang berat, itu tandanya kita sedang terpilih
untuk memberikan pembuktian tentang kualitas keimanan kita dan yang lebih dari
itu menunjukkan bahwa tak ada yang sulit dan mustahil bagi Allah.
27. Keluh kesah adalah karakter dasar manusia, jadikan ia
sebagai jembatan kita untuk memohon pertolongan kepada Allah.
28. Setiap kita bisa mengeluhkan apa saja, namun tak setiap
kita bisa memberikan jalan keluarnya.
29. Saat satu permintaan kita dikabulkan dengan jawaban yang
lain, maka yakinkan diri itulah yang terbaik, karena itulah kebutuhan kita dan
bukan keinginan kita.
30. Bukan Allah tidak pernah ada saat kita sempit, namun kita
tak pernah menghadir-kan-Nya saat kita lapang. Bukan Allah lupa saat kita kecewa,
namun kita melupakan-Nya saat kita bahagia. Hadirkan Allah dalam setiap kondisi
kita, karena pertolongan-Nya sedekat masalah yang kita hadapi dan serapan
bahagian yang kita rasakan.
31. Walaupun awan mendung bahkan hujan sekalipun di siang
hari, ketahuilah matahari tetaplah ada di baliknya. Sesulit apapun kehidupan
yang dihadapi, yakinlah jalan keluar yang terbaik itu masih dan selalu ada.
32. Semakin tinggi pohon semakin kuat angin menerpa, karena
Allah mengirimkan angin sesuai dengan daya tahan pohon tersebut, sehingga tidak
akan merobohkannya. Kita dapat menjalani ujian bukan semata kita mampu, tetapi
Allah Mahatahu kemampuan kita menerima ujian, maka Allah uji kita sesuai
kemampuan kita yang terbatas.
33. Sejatinya, ujian itu untuk mengangkat derajat kita, bukan
yang lainnya, maka hadapi ujian dengan sabar dan syukur, derajat itu akan
diraih.
34. Allah tak memberi ujian di luar batas kemampuan kita,
Allah hanya menguji akan kesabaran kita.
35. Hidup tanpa ujian, maka kita telah melewati saat saat
terindah dalam hidup, karena kita tidak merasakan kasih sayang Allah.Yang taat
diuji, yang maksiatpun diuji, semua sama akan mendapatkannya, yang membedakan
cita rasanya, nilainya dan balasan akhirnya. Ujian itu seperti mendaki gunung,
tak terlihat indah saat mendakinya bahkan lelah dan putus asa, teruslah
mendaki, maka saat di puncak kitalah pemenangnya.
36. Jalan keluar dalam permasalahan hidup akan ditemukan
dalam ketenangan, ia tak akan di dapati dalam kepanikan. Dan ketenangan itu hanya
diturunkan kepada mereka yang senantiasa bersandar kepada pemilik ketenangan.
37. Saat ditimpa kesempitan, sejatinya selalu ada saja alasan
untuk kita tetap bersyukur. Nikmat Allah itu banyak namun sering dianggap tidak
ada hanya karena sedikit ujian kesulitan yang kita hadapi.
38. Kegelisahan memang ada dalam setiap manusia, namun ia
takkan bisa mempenga-ruhi kehidupan orang yang berserah kepadaNya karena
sejatinya mereka telah mendapatkan penawarnya.
39. Kekecewaan yang kita alami dalam hidup karena kita selalu
mencari yang sempurna. Kesempurnaan telah ditetapkan bukan milik kita, tetapi
kita diberi kekuatan untuk mendekat kepada Dzat Yang Maha Sempurna. Jika
demikian mendekatlah kepadaNya.
40. Saat musibah menimpa, ia tidak hilang dengan keluhan, ia
tak berlalu dengan umpatan. Bentangkan kesabaran, perkuat kepasrahan lalu
teruskan kehidupan karena dibalik musibah masih ada secercah harapan.
41. Musibah hak Allah untuk menurunkannya, taat atau tidak
hambaNya. Tak pantas menuduh atau mendikteNya. Apapun yang diturunkan Allah
adalah anugerah bagi yang pandai mencari hikmah.
42. Selesai tidaknya masalah tergantung kepada siapa kita
mengadu, karena masalah adalah pesan untuk mengadu tentang keterbatasan kita.
43. Tidak setiap kita sama ujiannya, namun setiap kita sama
diperintahkan untuk bersa-bar. Dan kesabaran bergantung dengan ujian, semakin
deras ujian semakin besar payung yang harus melindunginya.
44. Meretas jalan taqwa penuh dengan ujian dan rintangan
namun indah diakhirnya. Hidup itu pilihan namun kita tidak bisa memilih
konsekuensinya.
45. Tentu tidak setiap kita sama dalam mendapatkan ujian,
tapi setiap kita diperintahkan untuk kuat menghadapinya, maka kepasrahan kepada
Allah adalah bentuk kekuatan kita dalam menghadapi ujian.
46. Tidak setiap keputusan pahit selalu dirasakan sakit.
Terkadang ada keputusan pahit yang membuat kita justru merasa tentram dan
tenang serta lepas dari beban. Maka setiap ujian adalah rangkaian kebaikan yang
Allah siapkan untuk kita. Dengan caraNya, Allah sedang memapah kita menuju ke
arah yang lebih baik.
47. Jawaban dari setiap masalah ada pada ketenangan,
ketentraman dan kedamaian, dan itu semua hanya ada pada tulusnya iman dan
totalnya kepasrahan.
48. Ikhlas itu bukan lemah, bukan pasrah, tetapi dia harus
tetap gagah karena pribadi yang ikhlas berjalan di atas masalah masalah besar
sehingga akan menjadikan kita menjadi pribadi yang dibesarkan dengan
keikhlasanNya.
49. Hidup bukan sekali, yang sekali masa untuk menanamnya.
Hidup kedua masa untuk menuai tanpa ada kesempatan untuk menanam.
50. Memandang laut seolah luas tak bertepi tak berujung.
Dunia dengan segala kesena-ngannya seakan akan juga tak berakhir. Ingatlah,
bahwa seluas luas laut dia tetap ada akhirnya. Ujian pun akan ada akhirnya,
karena selama kita makhluk tak pernah ada yang kekal.
51. Life is never flat, hidup tidak pernah datar, berarti
hidup seperti keripik yang berge-lombang. Saat ada di garis atas tancapkan
syukur dan saat ada di garis bawah benamkan sabar.
52. Kita kuat menjalani segala macam ujian karena kita bersandar
kepada Allah Yang Maha Kuat, kita lemah karena kita bergantung kepada manusia,
lalu bagaimana mungkin kita mendapat kekuatan? Karena sandaran kitapun rapuh.
53. Segala yang di dunia ada ujungnya, ada ajal dan batasnya,
jadi tak perlu resah dan kehilangan, tak berbangga dengan keberhasilan. Karena
semua telah ada jatahnya masing masing untuk dipergilirkan.
54. Bilangan detik, menit, bahkan tahun semuanya sama yaitu
penantian kita untuk bertemu dengan Rabb Pencipta semesta alam. Yang berbeda
hanya tentang cara dan dengan apa kita mengisi penantian ini.
55. Mengapa hidup harus penuh lelah dengan kebaikan, bakti,
pengorbanan, dan ke-ikhlasan? Karena agar saat kita dijemput ajal, kita
istirahat dalam senyum, kebahagiaan dan ketenangan.
56. Kita diperintah memberi pengabdian terbaik agar hidup
lebih bermakna. Hidup tanpa pengabdian adalah hidup sia sia, hanya menghabiskan
usia saja dan menunggu kematian.
57. Kematian bukan milik yang sakit, yang tua atau bahkan
yang mengalami kecelakaan. Kematian adalah milik mereka yang hidup. Karena ajal
memiliki tiga misteri: sebab, waktu dan tempat, jadi tidak perlu susah susah
menebaknya, kalau kita hidup pasti mengalami misteri itu.
58. Sehebat apapun kita ternyata yang harus kita cium adalah
bumi, kepala kita akhirnya harus mendarat di tanah juga. Sujud sebuah ekspresi
tubuh yang menunjukkan bahwa bukan hanya kaki yang berpijak, namun kepala yang
menjadi simbol mahkota kehidupan karena disana ada kecerdasan dan keelokan
wajah juga harus tunduk, lalu apa lagi yang akan kita banggakan.
59. Tak perlu berbangga diri dalam hidup, sombong dalam
sikap, dan angkuh dengan yang dimiliki, kecuali jika kita sudah bisa masuk
liang lahat sendiri.
60. Setiap kita akan dirontokkan oleh waktu. Kita tak bisa
menghindari waktu, tua, muda lemah, sakit dan mati semua akan merontokkan kita.
Yang harus kita lakukan hanya meninggalkan jejak yang baik karena waktu
memberikan peluang yang sama untuk berbuat kebaikan dan keburukan.
61. Kita tidak akan pernah bisa melawan waktu, semua akan
tergerus oleh waktu, yang bisa kita lakukan adalah meninggalkan jejak yang
terbaik. Karena kebaikanlah yang tak lekang ditelan waktu, tak pudar oleh masa,
walau kita telah tiada.
62. Bahwa pekatnya malam tak seindah cerahnya pagi. Masa lalu
yang mengecewakan tak sebanding dengan hari baru yang menjanjikan perubahan.
63. Karena waktu adalah makhluk yang selalu datang menyapa.
Saat itu untuk kita, namun setelah berlalu ia harus menjadi pelajaran berharga.
64. Waktu adalah sebuah rentang yang menegaskan tentang
siapakah diantara kita yang merugi dan beruntung.
65. Waktu tidak pernah menunggu kita untuk berubah. Sejatinya
waktu memang selalu berubah, dan kita kemudian harus belajar darinya.
66. Detik, menit, jam, hari tidak menunggu kita untuk berubah
karena karakter mereka berubah dan bergerak. Perubahan menjadikan waktu selalu
baru, harapan baru, dan saksi sejarah baru, berubahlah seperti waktu, jangan
khawatir kita takkan pernah jadi satria baja hitam.
67. Hidup itu panjang, yang pendek adalah waktu untuk
berkaryanya. Karya terbaik menjadikan hidup lebih berarti.
68. Waktu yang kita lalui bersama itu sama, satu menit itu 60
detik, namun rasa dalam memulai waktu itu berbeda. 5 tahun berlalu namun
rasanya baru kemarin.
69. Yang membuat kita kagum dengan sosok ayah adalah karena
beliau mampu me-nyembunyikan kelelahan dan menampakkan ketegaran dihadapan anak
anaknya, yang membuat mereka semangat menjalani hidup walaupun dalam keperihan
sang ayah.
70. Jika ada makhluk yang dapat mengubah dunia, dialah sosok
ibu. Kasih sayangnya, belaiannya, senyumnya dan ketegarannya. Ibu bukan hanya
sebuah panggilan ia adalah simbol kemuliaan, kehormatan dan pengorbanan tiada
henti.
71. Bagi seorang anak tak banyak yang diminta kepada Allah
hanya memohon agar kelak dia bisa setegar ayahnya, sesabar ibunya dan selembut
kasih sayang keduanya. Karena Allah menjadikan keduanya sebagai salah satu
panutan hidup. Pengorbanan yang mereka lakukan hanya bisa ditanggung hati kedua
orang tua bagi mereka investasi abadinya adalah anak yang shaleh.
72. Beranjak senja mereka semakin rapuh, menginjak lanjut
usia mereka semakin sensitif, semakin ingin diperhatikan. Ya, akan tiba masanya
saat kedua orang tua kita bersikap seperti kita kecil dulu, maka jangan pernah
sia siakan saat seperti itu. Rangkul mereka, penuhi kebutuhan mereka semampu
kita, karena saat mereka telah tiada kita sedih bukan kerena ditinggalkan
mereka, kita sedih karena tidak ada lagi ladang amal terbesar dalam hidup kita
merekalah ayah dan ibu kita.
73. Mengapa kita wajib memuliakan kedua orang tua? Karena
mereka telah mengalirkan air mata, mengucurkan keringat, dan menumpahkan darah
untuk membesarkan kita. Pengorbanan yang dilakukan keduanya.
74. Bukan ibu yang menghidupkan janin, bukan pula ibu yang
mematikannya. Yang meng-hidupkan dan membentuk janin serta yang mematikannya
adalah Allah SWT.
75. Berbakti kepada orang tua mesti lahir dari jiwa yang
paling dalam serta diiringi sikap tenang, kesabaran dan kelembutan.
76. Seolah olah kita sudah melihat sebuah gunung dari
kejauhan, begitu biru, indah dan menakjubkan. Maka begitulah kita mendidik diri
dalam melihat kehidupan ke depan, penuh optimisme dan semangat, sungguhpun kita
sadar bahwa jalan untuk menuju gunung tersebut terjal dan suram, tapi bersikap
husnuzzon (baik sangka) dan optimis sejak awal akan membuat perjalanan menuju
masa depan terasa ringan dan menyenangkan.
77. Kebahagiaan adalah saat ada kesempatan dan kita siap
menyambutnya. Banyak orang hanya siap namun tak berusaha mencari kesempatan.
78. Shaum (puasa) adalah tentang optimisme, seberapa berat
menahan nafsu, namun orang yang shaum (puasa) tetap optimis menunggu waktu
maghrib tiba. Kalaupun tak sempat bertemu dengan waktu maghrib karena usia yang
tak sampai, maghrib tetap tiba. Demikian dalam kehidupan keseharian, kita tak
akan luput dari ujian, namun seberat apapun ujian maka jangan pernah lelah
untuk berharap bahwa kelak maghrib akan tiba sebagai akhir dari segala ujian.
79. Jika dunia dan kesenangannya sudah tidak lagi menjanjikan
kebahagiaan, mengapa tak mencoba merubah orientasi kepada kehidupan akhirat?
Kita kerap terpesona dengan sesuatu yang sifatnya sementara, kecantikan dan
ketampanan bukan agamanya, harta yang melimpah bukan halal dan baiknya, banyak
menuntut bukan syukurnya, banyak mengeluh bukan sabarnya, orientasi akhirat
bersifat abadi, apakah kita harus selalu mengatakan ‘wow’ gitu untuk dunia?
80. Pribadi optimis tak mengenal istilah Bad Day, karena yakin Bad Day pasti berlalu.
81. Jika hari kemarin saja bisa memberi pelajaran bagi kita,
maka tentu hari yang baru bisa memberi peluang dan harapan untuk kita. Tidak
ada yang usang dalam hidup, yang ada hanya pikiran kita yang mengusangkan
semuanya.
82. Rahmat Allah itu terkadang datang dalam bentuk sakit,
kesempitan bahkan kegaga-lan. Teruslah berusaha dan bersabar, kelak kita akan
menemukan wujud hasilnya.
83. Kebahagiaan adalah saat kita menyikapi lalu dengan syukur
dan istighfar. Syukur karena Allah masih memberi kesempatan agar kita dapat
lebih baik lagi. Istighfar karena sadar bahwa masa lalu kita tidak steril dari
kesalahan. Masa lalu ibarat spion perlu kita lihat namun jangan lupa tujuan di
depan.
84. Perjuangan penuh kesulitan yang dialami dimasa lalu,
sejatinya akan menjadi cerita sukses dimasa sekarang. Kebanggaan hanya ada pada
usaha yang tidak kenal lelah, lalu sepenuh hati berpasrah.
85. Dunia memang tempat tak pernah selesai semua urusan.
Namun sebenarnya dunialah tempat yang pasti untuk berkarya dengan karya nyata
yang terbaik, karena akhirat hanya akan menjadi tempat berandai andai bagi para
durjana, bagi para penyesal. Karena sejatinya waktu tak berhenti dan detik
takkan kembali.
86. Ikhtiar dan doa adalah cara kita memberi ruang kepada
impian untuk menjadi kenyataan.
87. Jangan pernah menistakan masa lalu kita, karena kita
pernah berada disana.Masa lalu selalu memberikan warna warni hidup, dengannya
kita bisa menangis, bisa tertawa dan mengambil pelajaran darinya.
88. Harapan adalah keniscayaan dalam hidup manusia. Dengan
harapan kita bisa terus bergerak meraih apa yang bisa kita cita citakan. Kita
tanpa harapan bagai burung tanpa sayap.
89. Bahwa terhadap ketidakpastian masa depan selalu
disikapinya dengan optimis. Jadi-kanlah kebahagiaan sebagai visi abadi dalam
menjalani kehidupan. Keputusaasaan hanya milik orang orang yang tidak yakin
akan pertolongan Allah.
90. Shaum (puasa) itu adalah tentang optimisme bahwa maghrib
akan tiba. Maka menja-lani ujian dari Allah itu akan melahirkan optimisme, bahwa
ujian itu akan berputar dan berganti dengan kebaikan yang melimpah.
91. Harapan itu seperti kepompong, maka jagalah dia agar
jangan sampai rusak, rawat dan
periharalah dengan baik.
92. Segala yang kita raih dan miliki, hanya untuk mengajarkan
kepada kita arti nikmat dan kehilangan. Karena segalanya tetap akan kembali
kepada pemiliknya.
93. Saat seekor burung terbang lalu kotorannya jatuh ke kita,
gembira dan bersyukurlah karena sapi tidak bisa terbang. Itulah makna hidup,
seberat apapun ujian tetap ada peluang untuk bersyukur.
94. Kehidupan tidak pernah sepi dari kenangan, ada kenangan
indah atau sebaliknya. Tahukah kita? Bahwa Rasulullah lebih sering mengingat
kekalahan perang uhud daripada perang badar. Jangan pernah membuang kenangan
sepahit apapun, karena dari sana kita
bisa mengambil pelajaran.
95. Karena hanya Allah yang bisa membuat tak mungkin menjadi
mungkin, dan mem-buat yang mungkin menjadi pasti.
96. Jika kita fokus dengan kebaikan orang lain maka
kekurangannya termaafkan, namun saat kita lebih melihat kekurangannya, maka
kebaikannya ternafikan.
97. Saat diri kita banyak mengalami banyak masalah, mungkin
ada hak orang lain yang belum kita tunaikan, kesalahan kita belum dimohonkan
maaf atau sikap durhaka kita kepada kedua orang tua.
98. Untuk memaafkan kesalahan orang lain tak perlu akal yang
cerdas, akan tetapi cukup hati yang luas, tak harus berhitung seberapa banyak
kesalahan orang lain, namun menghitung seberapa banyak kita telah berbuat
kebaikan.
99. Kekurangan orang lain adalah ladang pahala bagi kita
untuk memaafkannya, mendoa-kannya, memperbaikinya dan menjaga aibnya.
100. Kita mungkin sulit melupakan kesalahan orang lain, namun
kita yakin bisa me-maafkannya. Melupakan area memori, sedangkan memaafkan
wilayah hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar