Label

MEMANUSIAKAN MANUSIA: INILAH JATIDIRI MANUSIA YANG SESUNGGUHNYA (79) SETAN HARUS JADI PECUNDANG: DIRI PEMENANG (68) SEBUAH PENGALAMAN PRIBADI MENGAJAR KETAUHIDAN DI LAPAS CIPINANG (65) INILAH ALQURAN YANG SESUNGGUHNYA (60) ROUTE TO 1.6.799 JALAN MENUJU MAKRIFATULLAH (59) MUTIARA-MUTIARA KEHIDUPAN: JALAN MENUJU KERIDHAAN ALLAH SWT (54) PUASA SEBAGAI KEBUTUHAN ORANG BERIMAN (50) ENERGI UNTUK MEMOTIVASI DIRI & MENJAGA KEFITRAHAN JIWA (44) RUMUS KEHIDUPAN: TAHU DIRI TAHU ATURAN MAIN DAN TAHU TUJUAN AKHIR (38) TAUHID ILMU YANG WAJIB KITA MILIKI (36) THE ART OF DYING: DATANG FITRAH KEMBALI FITRAH (33) JIWA YANG TENANG LAGI BAHAGIA (27) BUKU PANDUAN UMROH (26) SHALAT ADALAH KEBUTUHAN DIRI (25) HAJI DAN UMROH : JADIKAN DIRI TAMU YANG SUDAH DINANTIKAN KEDATANGANNYA OLEH TUAN RUMAH (24) IKHSAN: INILAH CERMINAN DIRI KITA (24) RUKUN IMAN ADALAH PONDASI DASAR DIINUL ISLAM (23) ZAKAT ADALAH HAK ALLAH SWT YANG HARUS DITUNAIKAN (20) KUMPULAN NASEHAT UNTUK KEHIDUPAN YANG LEBIH BAIK (19) MUTIARA HIKMAH DARI GENERASI TABI'IN DAN TABI'UT TABIIN (18) INSPRIRASI KESEHATAN DIRI (15) SYAHADAT SEBAGAI SEBUAH PERNYATAAN SIKAP (14) DIINUL ISLAM ADALAH AGAMA FITRAH (13) KUMPULAN DOA-DOA (10) BEBERAPA MUKJIZAT RASULULLAH SAW (5) DOSA DAN JUGA KEJAHATAN (5) DZIKIR UNTUK KEBAIKAN DIRI (4) INSPIRASI DARI PARA SAHABAT NABI (4) INILAH IBADAH YANG DISUKAI NABI MUHAMMAD SAW (3) PEMIMPIN DA KEPEMIMPINAN (3) TAHU NABI MUHAMMAD SAW (3) DIALOQ TOKOH ISLAM (2) SABAR ILMU TINGKAT TINGGI (2) SURAT TERBUKA UNTUK PEROKOK dan KORUPTOR (2) IKHLAS DAN SYUKUR (1)

Senin, 16 Maret 2020

INSPIRASI UNTUK KEBAIKAN DIRI, KELUARGA DAN ANAK KETURUNAN (PART 5)


DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG

  

1.       Perasaan takut adalah malaikat yang hanya menghuni dalam hati orang yang bertaq-wa.

 

2.         Majikan manusia di dunia adalah orang yang dermawan, sedangkan majikan manusia di akhirat adalah orang orang yang bertaqwa.

 

3.       Perumpamaan lisan bagaikan binatang buas, jika kamu tidak mengendalikannya, ma-ka ia pun akan memusuhi dirimu.

 

4.        Lapar itu cahaya dan kenyang itu api. Syahwat itu seperti kayu kering yang mudah ter-bakar. Api syahwat takkan dapat dipadamkan sampai ia membakar sang pemiliknya.

 

5.       Ketika keimanan seorang hamba itu sempurna, maka baginya cobaan menjadi nikmat dan kemakmuran menjadi musibah.

 

6.        Ilmu yang maha besar adalah rasa malu dan kehormatan. Ketika kehormatan dan rasa malu itu lenyap dari diri seseorang, maka kebaikan pun takkan lagi ada.

 

7.       Ingatlah, sesungguhnya kamu takkan pernah memperoleh ilmu kecuali dengan enam syarat, yaitu: kecerdasan, ambisi, sabar, bekal yang cukup, petunjuk guru dan waktu yang lama.

 

8.        Barangsiapa berbuat dosa dan ia malah tertawa, maka Allah akan memasukkannya ke dalam neraka dan ia pun akan menangis. Barangsiapa melakukan taat dan ia pun menangis, maka Allah akan memasukkannya ke dalam syurga dalam keadaan tertawa.

 

9.      Barangsiapa  memaksa  dirinya  untuk berakhlak, maka ia telah menjadi orang yang telah mengabdikan diri kepada Allah dengan ikhlas.

 

10.  Mendustai para makhluk itu lebih berat daripada langit; kebenaran itu lebih berat daripada bumi; hati yang rela itu lebih kaya daripada lautan; hati yang munafik itu lebih keras daripada batu; raja yang jahat itu lebih panas daripada api neraka; membutuhkan sesuatu dengan meminta bantuan orang yang suka mencaci itu lebih dingin daripada sesuatu yang paling dingin; dan sabar itu lebih pahit daripada racun.

 

11.    Tatkala Allah menciptakan dunia, Dia juga menciptakan kemaksiatan dan kebodo-han di dalam perut yang kenyang, dan Allah menciptakan ilmu dan hikmah di dalam perut yang lapar.

 

12. Kuda yang yang bagus terkadang (kakinya) bisa tergelincir, pedang yang tajam terkadang tidak mempan, api yang menyala nyala bisa mati, manusia itu tempatnya lupa, dan kebaikan itu bisa melenyapkan keburukan.

 

13.   Agama dan dunia itu akan senantiasa tampak jelas selama ada empat perkara yang masih tetap, yaitu: (1) selama orang orang kaya masih tetap tidak bakhil dengan apa yang mereka terima dari Allah; (2) selama orang orang bodoh masih tetap tidak menyombongkan diri dari apa yang mereka tidak ketahui; (3) selama orang orang alim (ulama) masih tetap mengamalkan apa yang mereka ketahui; (4) selam orang orang fakir tetap tidak menjual akhirat (agama) mereka dengan dunia.

 

14.   Tiga pilar sabar, yaitu: (1) mencegah hati dari memurkai qadha; (2) mencegah lisan dari perkataan buruk; dan (3) mencegah anggota badan dari semisal memukul muka, merobek robek kerah baju, menjerit jerit, menghitami muka dan semisal meletakkan debu di atas kepala.

 

15.     Balatentara nafsu itu ada sepuluh, yaitu (1) rakus; (2) hasrat; (3) kikir; (4) cinta dunia; (5) menyimpang; (6) keras kepala; (7) buruknya budi pekerti; (8) berkhayal; (9) tamak, dan (10) malas. Sedangkan balatentara hawa ada sepuluh, yaitu (1) hasud, (2) bergaya; (3) ujub; (4) sombong; (5) keluh kesah; (6) tipu muslihat; (7) kekhawatiran; (8) berseberangan dengan perintah; (9) prasangka buruk, dan (10) membantah.

 

16.   Semua ilmu itu ilmu dunia, karena ilmu akhirat itu sebagai pengamalannya; semua amal itu bagaikan debu, kecuali amal yang ikhlas; semua manusia itu mati, kecuali ulama yang mengamalkan ilmunya; semua orang yang mengamalkan ilmunya itu terbujuk, kecuali orang yang ikhlas, dan orang yang ikhlas itu senantiasa dilanda ketakutan, sehingga ia tahu dengan apa ia akan disudahi.

 

17.    Seharusnya orang muslim itu menjadi orang yang menasehati dan orang yang welas asih terhadap orang orang muslim lainnya, karena hal tersebut dari tanda tanda kebahagiaan.

 

18.   Bahkan saat baru bangun tidur, ucapan yang pertama yang keluar dari lisan adalah tahmid, memuji dan bertasbih kepadaNya, ini adalah optimisme tinggi di awal hari. Salah satu kunci kesuksesan adalah mengawali hari dengan keyakinan bahwa setiap kesulitan yang akan ditemui maka sekurang kurangnya Allah menyiapkan dua jalan kemudahan.


19.    Orang bakhil adalah orang yang tidak mengeluarkan harta kecuali untuk kebutuhan pokok pribadinya, padahal seandainya harta tersebut disisihkan untuk orang lain, ia tidak akan kekurangan.

 

20.    Saat pagi menyapa diiringi mendung, bukan matahari tidak ada, tetapi mungkin tirai dan jendela rumah kita belum di buka. Saat masalah menyapa bukan tidak ada solusi, mungkin hati kita masih terkunci.

 

21.     Semendung apapun pagi, tetaplah pagi, yang datang menghadirkan berbagai asa dan harap. Seberat apapun ujian, ia tetap peristiwa yang dibutuhkan oleh setiap manusia.

 

22.    Karena kesulitan, kita menjadi kuat, karena keterbatasan, kita menjadi kaya, banyak hal hal pahit yang diberikan Allah sebenarnya sedang menghantarkan kita kepada kemanisan tiada tara, namun justru hal hal yang manis sering membuat kita lupa. Terkadang logika  terbalik bisa kita lakukan untuk menghadirkan prasangka baik.

 

23.     Tidak ada perkara yang mudah, jika tidak diusahakan dan diiringi dengan doa. Bagi Allah tak ada yang sulit, manusia saja yang terkadang tidak yakin.

 

24.     Kekuatan iman lah yang membuat segala yang sulit menjadi mudah, nikmat berbuah syukur, ujian berbuah sabar, perjuangan melahirkan pengorbanan. Memang sulit untuk dijalani, namun akankah kenikmatan akhir akan kita rasakan jika kepahitan proses tidak kita lalui dengan senyuman.

 

25.     Setiap masalah yang datang, sekaligus membawa solusinya, tetapi itu harus kita min-ta kepada yang memilikinya.

 

26.   Bersyukurlah saat Allah menempatkan kita pada situasi dan kondisi yang sulit dan ujian yang berat, itu tandanya kita sedang terpilih untuk memberikan pembuktian tentang kualitas keimanan kita dan yang lebih dari itu menunjukkan bahwa tak ada yang sulit dan mustahil bagi Allah.

 

27.  Keluh kesah adalah karakter dasar manusia, jadikan ia sebagai jembatan kita untuk memohon pertolongan kepada Allah.

 

28.    Setiap kita bisa mengeluhkan apa saja, namun tak setiap kita bisa memberikan jalan keluarnya.

 

29.     Saat satu permintaan kita dikabulkan dengan jawaban yang lain, maka yakinkan diri itulah yang terbaik, karena itulah kebutuhan kita dan bukan keinginan kita.

 

30.     Bukan Allah  tidak  pernah  ada saat kita sempit, namun kita tak pernah menghadir-kan-Nya saat kita lapang. Bukan Allah lupa saat kita kecewa, namun kita melupakan-Nya saat kita bahagia. Hadirkan Allah dalam setiap kondisi kita, karena pertolongan-Nya sedekat masalah yang kita hadapi dan serapan bahagian yang kita rasakan.

 

31.   Walaupun awan mendung bahkan hujan sekalipun di siang hari, ketahuilah matahari tetaplah ada di baliknya. Sesulit apapun kehidupan yang dihadapi, yakinlah jalan keluar yang terbaik itu masih dan selalu ada.

 

32.      Semakin tinggi pohon semakin kuat angin menerpa, karena Allah mengirimkan angin sesuai dengan daya tahan pohon tersebut, sehingga tidak akan merobohkannya. Kita dapat menjalani ujian bukan semata kita mampu, tetapi Allah Mahatahu kemampuan kita menerima ujian, maka Allah uji kita sesuai kemampuan kita yang terbatas.

 

33.   Sejatinya, ujian itu untuk mengangkat derajat kita, bukan yang lainnya, maka hadapi ujian dengan sabar dan syukur, derajat itu akan diraih.

 

34.  Allah tak memberi ujian di luar batas kemampuan kita, Allah hanya menguji akan kesabaran kita.

 

35.   Hidup tanpa ujian, maka kita telah melewati saat saat terindah dalam hidup, karena kita tidak merasakan kasih sayang Allah.Yang taat diuji, yang maksiatpun diuji, semua sama akan mendapatkannya, yang membedakan cita rasanya, nilainya dan balasan akhirnya. Ujian itu seperti mendaki gunung, tak terlihat indah saat mendakinya bahkan lelah dan putus asa, teruslah mendaki, maka saat di puncak kitalah pemenangnya.

 

36.   Jalan keluar dalam permasalahan hidup akan ditemukan dalam ketenangan, ia tak akan di dapati dalam kepanikan. Dan ketenangan itu hanya diturunkan kepada mereka yang senantiasa bersandar kepada pemilik ketenangan.

 

37.   Saat ditimpa kesempitan, sejatinya selalu ada saja alasan untuk kita tetap bersyukur. Nikmat Allah itu banyak namun sering dianggap tidak ada hanya karena sedikit ujian kesulitan yang kita hadapi.

 

38.    Kegelisahan  memang  ada dalam setiap manusia, namun ia takkan bisa mempenga-ruhi kehidupan orang yang berserah kepadaNya karena sejatinya mereka telah mendapatkan penawarnya.

 

39.    Kekecewaan yang kita alami dalam hidup karena kita selalu mencari yang sempurna. Kesempurnaan telah ditetapkan bukan milik kita, tetapi kita diberi kekuatan untuk mendekat kepada Dzat Yang Maha Sempurna. Jika demikian mendekatlah kepadaNya.

 

40.  Saat musibah menimpa, ia tidak hilang dengan keluhan, ia tak berlalu dengan umpatan. Bentangkan kesabaran, perkuat kepasrahan lalu teruskan kehidupan karena dibalik musibah masih ada secercah harapan.

 

41.  Musibah hak Allah untuk menurunkannya, taat atau tidak hambaNya. Tak pantas menuduh atau mendikteNya. Apapun yang diturunkan Allah adalah anugerah bagi yang pandai mencari hikmah.

 

42.    Selesai tidaknya masalah tergantung kepada siapa kita mengadu, karena masalah adalah pesan untuk mengadu tentang keterbatasan kita.

 

43.   Tidak setiap kita sama ujiannya, namun setiap kita sama diperintahkan untuk bersa-bar. Dan kesabaran bergantung dengan ujian, semakin deras ujian semakin besar payung yang harus melindunginya.

 

44.  Meretas jalan taqwa penuh dengan ujian dan rintangan namun indah diakhirnya. Hidup itu pilihan namun kita tidak bisa memilih konsekuensinya.

 

45.    Tentu tidak setiap kita sama dalam mendapatkan ujian, tapi setiap kita diperintahkan untuk kuat menghadapinya, maka kepasrahan kepada Allah adalah bentuk kekuatan kita dalam menghadapi ujian.

 

46.   Tidak setiap keputusan pahit selalu dirasakan sakit. Terkadang ada keputusan pahit yang membuat kita justru merasa tentram dan tenang serta lepas dari beban. Maka setiap ujian adalah rangkaian kebaikan yang Allah siapkan untuk kita. Dengan caraNya, Allah sedang memapah kita menuju ke arah yang lebih baik.

 

47.    Jawaban dari setiap masalah ada pada ketenangan, ketentraman dan kedamaian, dan itu semua hanya ada pada tulusnya iman dan totalnya kepasrahan.

 

48.    Ikhlas  itu  bukan lemah, bukan pasrah, tetapi dia harus tetap gagah karena pribadi yang ikhlas berjalan di atas masalah masalah besar sehingga akan menjadikan kita menjadi pribadi yang dibesarkan dengan keikhlasanNya.

 

49.   Hidup bukan sekali, yang sekali masa untuk menanamnya. Hidup kedua masa untuk menuai tanpa ada kesempatan untuk menanam.

 

50.    Memandang laut seolah luas tak bertepi tak berujung. Dunia dengan segala kesena-ngannya seakan akan juga tak berakhir. Ingatlah, bahwa seluas luas laut dia tetap ada akhirnya. Ujian pun akan ada akhirnya, karena selama kita makhluk tak pernah ada yang kekal.

 

51.    Life is never flat, hidup tidak pernah datar, berarti hidup seperti keripik yang berge-lombang. Saat ada di garis atas tancapkan syukur dan saat ada di garis bawah benamkan sabar.

 

52.   Kita kuat menjalani segala macam ujian karena kita bersandar kepada Allah Yang Maha Kuat, kita lemah karena kita bergantung kepada manusia, lalu bagaimana mungkin kita mendapat kekuatan? Karena sandaran kitapun rapuh.

 

53.   Segala yang di dunia ada ujungnya, ada ajal dan batasnya, jadi tak perlu resah dan kehilangan, tak berbangga dengan keberhasilan. Karena semua telah ada jatahnya masing masing untuk dipergilirkan.

 

54.  Bilangan detik, menit, bahkan tahun semuanya sama yaitu penantian kita untuk bertemu dengan Rabb Pencipta semesta alam. Yang berbeda hanya tentang cara dan dengan apa kita mengisi penantian ini.

 

55.  Mengapa hidup harus penuh lelah dengan kebaikan, bakti, pengorbanan, dan ke-ikhlasan? Karena agar saat kita dijemput ajal, kita istirahat dalam senyum, kebahagiaan dan ketenangan.

 

56.     Kita diperintah memberi pengabdian terbaik agar hidup lebih bermakna. Hidup tanpa pengabdian adalah hidup sia sia, hanya menghabiskan usia saja dan menunggu kematian.

 

57.   Kematian bukan milik yang sakit, yang tua atau bahkan yang mengalami kecelakaan. Kematian adalah milik mereka yang hidup. Karena ajal memiliki tiga misteri: sebab, waktu dan tempat, jadi tidak perlu susah susah menebaknya, kalau kita hidup pasti mengalami misteri itu.

 

58.    Sehebat apapun kita ternyata yang harus kita cium adalah bumi, kepala kita akhirnya harus mendarat di tanah juga. Sujud sebuah ekspresi tubuh yang menunjukkan bahwa bukan hanya kaki yang berpijak, namun kepala yang menjadi simbol mahkota kehidupan karena disana ada kecerdasan dan keelokan wajah juga harus tunduk, lalu apa lagi yang akan kita banggakan.

 

59.   Tak perlu berbangga diri dalam hidup, sombong dalam sikap, dan angkuh dengan yang dimiliki, kecuali jika kita sudah bisa masuk liang lahat sendiri.

 

60.    Setiap kita akan dirontokkan oleh waktu. Kita tak bisa menghindari waktu, tua, muda lemah, sakit dan mati semua akan merontokkan kita. Yang harus kita lakukan hanya meninggalkan jejak yang baik karena waktu memberikan peluang yang sama untuk berbuat kebaikan dan keburukan.

 

61.   Kita tidak akan pernah bisa melawan waktu, semua akan tergerus oleh waktu, yang bisa kita lakukan adalah meninggalkan jejak yang terbaik. Karena kebaikanlah yang tak lekang ditelan waktu, tak pudar oleh masa, walau kita telah tiada.

 

62.    Bahwa pekatnya malam tak seindah cerahnya pagi. Masa lalu yang mengecewakan tak sebanding dengan hari baru yang menjanjikan perubahan.

 

63.  Karena waktu adalah makhluk yang selalu datang menyapa. Saat itu untuk kita, namun setelah berlalu ia harus menjadi pelajaran berharga.

 

64.   Waktu adalah sebuah rentang yang menegaskan tentang siapakah diantara kita yang merugi dan beruntung.

 

65.  Waktu tidak pernah menunggu kita untuk berubah. Sejatinya waktu memang selalu berubah, dan kita kemudian harus belajar darinya.

 

66.   Detik, menit, jam, hari tidak menunggu kita untuk berubah karena karakter mereka berubah dan bergerak. Perubahan menjadikan waktu selalu baru, harapan baru, dan saksi sejarah baru, berubahlah seperti waktu, jangan khawatir kita takkan pernah jadi satria baja hitam.

 

67.  Hidup itu panjang, yang pendek adalah waktu untuk berkaryanya. Karya terbaik menjadikan hidup lebih berarti.

 

68.   Waktu yang kita lalui bersama itu sama, satu menit itu 60 detik, namun rasa dalam memulai waktu itu berbeda. 5 tahun berlalu namun rasanya baru kemarin.

 

69.  Yang membuat kita kagum dengan sosok ayah adalah karena beliau mampu me-nyembunyikan kelelahan dan menampakkan ketegaran dihadapan anak anaknya, yang membuat mereka semangat menjalani hidup walaupun dalam keperihan sang ayah.

 

70.   Jika ada makhluk yang dapat mengubah dunia, dialah sosok ibu. Kasih sayangnya, belaiannya, senyumnya dan ketegarannya. Ibu bukan hanya sebuah panggilan ia adalah simbol kemuliaan, kehormatan dan pengorbanan tiada henti.

 

71.      Bagi seorang anak tak banyak yang diminta kepada Allah hanya memohon agar kelak dia bisa setegar ayahnya, sesabar ibunya dan selembut kasih sayang keduanya. Karena Allah menjadikan keduanya sebagai salah satu panutan hidup. Pengorbanan yang mereka lakukan hanya bisa ditanggung hati kedua orang tua bagi mereka investasi abadinya adalah anak yang shaleh.

 

72.   Beranjak senja mereka semakin rapuh, menginjak lanjut usia mereka semakin sensitif, semakin ingin diperhatikan. Ya, akan tiba masanya saat kedua orang tua kita bersikap seperti kita kecil dulu, maka jangan pernah sia siakan saat seperti itu. Rangkul mereka, penuhi kebutuhan mereka semampu kita, karena saat mereka telah tiada kita sedih bukan kerena ditinggalkan mereka, kita sedih karena tidak ada lagi ladang amal terbesar dalam hidup kita merekalah ayah dan ibu kita.

 

73.     Mengapa kita wajib memuliakan kedua orang tua? Karena mereka telah mengalirkan air mata, mengucurkan keringat, dan menumpahkan darah untuk membesarkan kita. Pengorbanan yang dilakukan keduanya.

 

74.   Bukan  ibu  yang  menghidupkan  janin, bukan pula ibu yang mematikannya. Yang meng-hidupkan dan membentuk janin serta yang mematikannya adalah Allah SWT.

 

75.    Berbakti kepada orang tua mesti lahir dari jiwa yang paling dalam serta diiringi sikap tenang, kesabaran dan kelembutan.


76.     Seolah olah kita sudah melihat sebuah gunung dari kejauhan, begitu biru, indah dan menakjubkan. Maka begitulah kita mendidik diri dalam melihat kehidupan ke depan, penuh optimisme dan semangat, sungguhpun kita sadar bahwa jalan untuk menuju gunung tersebut terjal dan suram, tapi bersikap husnuzzon (baik sangka) dan optimis sejak awal akan membuat perjalanan menuju masa depan terasa ringan dan menyenangkan.

 

77.      Kebahagiaan adalah saat ada kesempatan dan kita siap menyambutnya. Banyak orang hanya siap namun tak berusaha mencari kesempatan.

 

78.  Shaum (puasa) adalah tentang optimisme, seberapa berat menahan nafsu, namun orang yang shaum (puasa) tetap optimis menunggu waktu maghrib tiba. Kalaupun tak sempat bertemu dengan waktu maghrib karena usia yang tak sampai, maghrib tetap tiba. Demikian dalam kehidupan keseharian, kita tak akan luput dari ujian, namun seberat apapun ujian maka jangan pernah lelah untuk berharap bahwa kelak maghrib akan tiba sebagai akhir dari segala ujian.

 

79.   Jika dunia dan kesenangannya sudah tidak lagi menjanjikan kebahagiaan, mengapa tak mencoba merubah orientasi kepada kehidupan akhirat? Kita kerap terpesona dengan sesuatu yang sifatnya sementara, kecantikan dan ketampanan bukan agamanya, harta yang melimpah bukan halal dan baiknya, banyak menuntut bukan syukurnya, banyak mengeluh bukan sabarnya, orientasi akhirat bersifat abadi, apakah kita harus selalu mengatakan ‘wow’ gitu untuk dunia?

 

80.    Pribadi optimis tak mengenal istilah Bad Day, karena  yakin Bad Day pasti berlalu.

 

81.    Jika  hari  kemarin  saja bisa memberi pelajaran bagi kita, maka tentu hari yang baru bisa memberi peluang dan harapan untuk kita. Tidak ada yang usang dalam hidup, yang ada hanya pikiran kita yang mengusangkan semuanya.

 

82.   Rahmat Allah itu terkadang datang dalam bentuk sakit, kesempitan bahkan kegaga-lan. Teruslah berusaha dan bersabar, kelak kita akan menemukan wujud hasilnya.

 

83.  Kebahagiaan adalah saat kita menyikapi lalu dengan syukur dan istighfar. Syukur karena Allah masih memberi kesempatan agar kita dapat lebih baik lagi. Istighfar karena sadar bahwa masa lalu kita tidak steril dari kesalahan. Masa lalu ibarat spion perlu kita lihat namun jangan lupa tujuan di depan.

 

84.  Perjuangan penuh kesulitan yang dialami dimasa lalu, sejatinya akan menjadi cerita sukses dimasa sekarang. Kebanggaan hanya ada pada usaha yang tidak kenal lelah, lalu sepenuh hati berpasrah.

 

85.     Dunia memang tempat tak pernah selesai semua urusan. Namun sebenarnya dunialah tempat yang pasti untuk berkarya dengan karya nyata yang terbaik, karena akhirat hanya akan menjadi tempat berandai andai bagi para durjana, bagi para penyesal. Karena sejatinya waktu tak berhenti dan detik takkan kembali.

 

86.  Ikhtiar dan doa adalah cara kita memberi ruang kepada impian untuk menjadi kenyataan.

 

87.     Jangan pernah menistakan masa lalu kita, karena kita pernah berada disana.Masa lalu selalu memberikan warna warni hidup, dengannya kita bisa menangis, bisa tertawa dan mengambil pelajaran darinya.

 

88.   Harapan adalah keniscayaan dalam hidup manusia. Dengan harapan kita bisa terus bergerak meraih apa yang bisa kita cita citakan. Kita tanpa harapan bagai burung tanpa sayap.

 

89.    Bahwa terhadap ketidakpastian masa depan selalu disikapinya dengan optimis. Jadi-kanlah kebahagiaan sebagai visi abadi dalam menjalani kehidupan. Keputusaasaan hanya milik orang orang yang tidak yakin akan pertolongan Allah.

 

90.     Shaum (puasa) itu adalah tentang optimisme bahwa maghrib akan tiba. Maka menja-lani ujian dari Allah itu akan melahirkan optimisme, bahwa ujian itu akan berputar dan berganti dengan kebaikan yang melimpah.

 

91.   Harapan itu seperti kepompong, maka jagalah dia agar jangan sampai rusak, rawat dan  periharalah dengan baik.

 

92.    Segala  yang  kita  raih  dan miliki, hanya untuk mengajarkan kepada kita arti nikmat dan kehilangan. Karena segalanya tetap akan kembali kepada pemiliknya.

 

93.   Saat seekor burung terbang lalu kotorannya jatuh ke kita, gembira dan bersyukurlah karena sapi tidak bisa terbang. Itulah makna hidup, seberat apapun ujian tetap ada peluang untuk bersyukur.

 

94.  Kehidupan tidak pernah sepi dari kenangan, ada kenangan indah atau sebaliknya. Tahukah kita? Bahwa Rasulullah lebih sering mengingat kekalahan perang uhud daripada perang badar. Jangan pernah membuang kenangan sepahit apapun, karena dari  sana kita bisa mengambil pelajaran.

 

95.   Karena hanya Allah yang bisa membuat tak mungkin menjadi mungkin, dan mem-buat yang mungkin menjadi pasti.

 

96.     Jika kita fokus dengan kebaikan orang lain maka kekurangannya termaafkan, namun saat kita lebih melihat kekurangannya, maka kebaikannya ternafikan.

 

97.   Saat diri kita banyak mengalami banyak masalah, mungkin ada hak orang lain yang belum kita tunaikan, kesalahan kita belum dimohonkan maaf atau sikap durhaka kita kepada kedua orang tua.

 

98.     Untuk memaafkan kesalahan orang lain tak perlu akal yang cerdas, akan tetapi cukup hati yang luas, tak harus berhitung seberapa banyak kesalahan orang lain, namun menghitung seberapa banyak kita telah berbuat kebaikan.

 

99.    Kekurangan orang lain adalah ladang pahala bagi kita untuk memaafkannya, mendoa-kannya, memperbaikinya dan menjaga aibnya.

 

100. Kita mungkin sulit melupakan kesalahan orang lain, namun kita yakin bisa me-maafkannya. Melupakan area memori, sedangkan memaafkan wilayah hati.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar