DENGAN NAMA ALLAH YANG
MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG
1. Memberi bukan berarti harus menerima, tetapi memberi
hanya salah satu jalan kita untuk mensyukuri nikmat Allah.
2. Hidup ini tentang berbagi kenikmatan, bahkan kesedihan.
Tak perlu pelit berbagi ba-hagia, tak perlu sungkan berbagi duka, pun untuk
menerimanya, karena disana hidup kita lebih bermakna dan sadar tentang makna
keberpasrahan kepadaNya.
3. Mengapa kita lebih mengutamakan harta, karir dan
popularitas? Karena kita masih hidup di alam khayal, membayangkan bahwa semua
itu yang akan membahagiakan dan melanggengkan kita. Mulai saat ini hiduplah di
alam nyata, maka kita akan dapati apa yang sebenarnya yang kekal dalam
kehidupan kita kelak, dan dapat membahagiakan kita, nyatalah dalam hidup maka
kita akan bahagia.
4. Kemiskinan adalah tentang takut kehilangan. Kekayaan
adalah tentang lapangnya hati menerima pemberian Allah dan ikhlas untuk
berbagi. Dunia takkan pernah mengenyangkan kita, kepuasan hanya ada pada
menghadirkan seluas luasnya kebahagiaan pada sesama.
5. Balasan atas kebaikan yang kita lakukan mencari sendiri
para pelakunya, tak pernah tertukar.
6. Bisa jadi kesuksesan yang kita raih saat ini adalah
berkat doa tulus orang orang yang pernah kita bantu, karena kita tidak tahu
dari lisan mana doa itu diijabah. Maka tebarlah selalu kebaikan dan tunggu
keajaiban dalam hidup kita.
7. Keberkahan hidup adalah tentang menebar kebaikan kepada
sesama. Lalu tunggulah keajaiban dalam hidup kita karena doa doa tulus mereka
yang telah dibantu. Namun sebenarnya ketentraman hatilah yang didapat saat kita
dapat meringankan beban saudara kita, dan selama itu pula Allah tetap akan
menurunkan pertolongannya kepada mereka yang selalu menolong saudaranya.
8. Sadarkah kita bahwa selama ini kita telah menyimpan
banyak kebaikan namun hilang entah kemana? Kita berwhudu dengan sebaik baiknya
wudhu, namun kita berlebih lebihan dalam menggunakan air. Kita bersedekah
kepada faqir miskin dengan jumlah yang besar, namun kita telah menghina dan
menghardik mereka. Kita shalat pada malam hari dan shaum (puasa) pada siang
hari namun memutuskan silaturahim.
9. Selama harta hanya dinikmati sendiri, maka kita masih
didera kemiskinan. Orang kaya adalah orang yang hartanya dapat dinikmati oleh
orang lain dan bermanfaat bagi mereka. Pengumpul harta sejatinya takut mereka
akan kehilangan, sedang penebar harta di jalan Allah yakin bahwa itulah
kekayaan sejati.
10. Hidup ini adalah sebuah perjalanan. Setiap perjalanan
pasti membutuhkan dua hal utama yaitu tujuan dan bekal. Setelah menentukan
tujuan, maka carilah bekal yang tepat yaitu keimanan dan ketaqwaan.
11. Harta tidak bisa memperkaya hidup ini, ia hanya
sebahagian dari bekal hidup.Hidup kaya saat hati lapang, berbagi kebahagiaan,
memaafkan dan cukup dengan pemberian yang telah Allah karuniakan.
12. Hidup bukan mengajarkan satu sisi kehidupan saja, ia
mengajarkan semuanya, maka nikmatnya hidup saat kita mau belajar.
13. Rezeki itu apa yang kita makan, kita pakai, kita rasakan
dan nikmati bukan selalu yang kita miliki. Berbahagialah orang yang dicukupkan
rezekinya dan lebih bahagia lagi orang yang merasa cukup dengan pemberian
Allah.
14. Untuk setiap perjuangan tak kenal lelah, tak kenal henti,
Allah telah sediakan tempat peristirahatan terbaik, ternyaman dan paling
sempurna. Jika tidak ada waktu bersantai di dunia, biarlah karena memang dunia
bukan tempatnya. Lelahnya di dunia untuk mengabdi kepada Allah adalah istirahat
kita di akhirat nan abadi dalam kenikmatan.
15. Kita senantiasa ingin memiliki apa yang dinikmati orang
lain, padahal pada saat itu orang lain justru sedang berangan angan memiliki
apa yang kita nikmati. Fokus dan nikmatilah apa yang telah Allah berikan, itu
lebih mendamaikan jiwa, mengayakan hati dan menjernihkan cara berfikir kita,
bahwa rezeki takkan tertukar, dan setiap rezeki punya nilainya masing masing.
16. Tidak setiap keputusan pahit selalu dirasakan sakit.
Terkadang ada keputusan pahit yang membuat kita justru merasa tentram dan
tenang, serta lepas dari beban. Maka setiap ujian adalah rangkaian kebaikan
yang telah Allah siapkan untuk kita. Dengan caraNya, Allah sedang memapah kita
menuju ke arah yang lebih baik.
17. Ketika kita berbagi kita kaya, saat hati memaafkan kita
mulia. Jika diri mendoakan kita bahagia.
18. Jalan yang rata dan bagus lebih membahayakan dan
melenakan bagi kita dibanding jalan yang berlubang. Perjalanan hidup kita sarat
dengan lubang, kerikil bahkan tebing terjal. Ini semua agar kita senantiasa
waspada, berhati hati dan mawas diri.
19. Keberhasilan selalu dibangun dan dicapai melalui usaha
bersama. Tak ada manusia yang bisa berhasil sendirian. Oleh karenanya, jangan
pernah menyalahkan orang lain tatkala kita gagal, sebabnya kita tidak
melibatkan yang lain untuk berhasil bersama. Sedang gagal selalu akibat ego dan
keangkuhan diri yang tidak mau menerima kekurangan orang lain.
20. Saat dipuncak kesuksesan, ternyata kita tetap tidak bisa
melampaui langit.Tepis kesombongan dengan cara kita tetap ulurkan tangan kepada
mereka yang masih mendaki agar sama sama merasakannya.
21. Allah Yang Maha Baik dan Maha Bijaksana telah memberi
kita ikan, namun kita harus mau mengail untuk mendapatkannya. Semua telah Allah
sediakan untuk manusia, tak ada yang kurang. Jika ada yang kurang, itu adalah
kemalasan dan kurang syukurnya kita.
22. Iman tidak menjanjikan kemudahan namun perjuangan. Iman
juga tidak menghadirkan kemewahan namun kesederhanaan. Tapi pada akhirnya, iman
selalu menyediakan yang terbaik bagi pemiliknya. Proses panjang tak menjadi
kendala jika pada akhirnya ada sesuatu yang mendamaikan di sisi Dzat Yang Maha
Kaya.
23. Kegagalan tak selalu disebut kesalahan. Justru menjadi
kesalahan karena kita berhenti mencoba, berhenti bangkit dan tidak mau belajar.
Jangan malu dengan kegagalan yang kita alami, namun menyesallah saat kita hanya
mengeluh dengan kegagalan.
24. Mensyukuri nikmat Allah maka sebenarnya kita menjemput
rezeki yang lain. Karena syukur itu sendiri nikmat yang tidak terkira. Betapa
banyak orang yang berlimpah nikmat tapi tak diberi nikmat untuk bersyukur.
25. Syukur artinya menjaga nikmat kita agar tidak cepat
hilang. Namun saat nikmat hilang, sadari dan renungkan, mungkin Allah ingin
mengingatkan kita, betapa kenikmatan duniawi sering melenakan kita hingga lupa
kapan terakhir mata ini basah karena mengingat nikmatNya, mengakui kesalahan
kita.
26. Keberpasrahan bagian dari seni menjalani hidup karena
hidup tidak selalu menjan-jikan apa yang kita inginkan, tapi saat berpasrah,
kita mendapatkan apa yang kita butuhkan yaitu kebahagiaan dan kelapangan hati.
27. Mengapa nikmat Allah tidak akan pernah bisa kita hitung
dan kita syukuri semuanya? Karena syukur saja adalah nikmat bagi kita dan juga
karena kita tidak pernah diperintah untuk menghitungnya. Syukur adalah tentang
keyakinan kita bahwa kita tak memiliki apa apa dan tidak dimiliki siapa siapa
selain milik Allah.
28. Air yang jernih tetap akan jernih walau diaduk berkali
kali, mungkin hanya ada riak riak kecil saja. Hidup kita pasti akan di aduk
oleh berbagai ujian, namun hanya mereka yang jernih yang tak akan berubah
keyakinannya.
29. Jika seekor tupai tak pernah jatuh, justru dia belum
teruji. Jika manusia tidak pernah salah, maka kesempurnaannya dan hidupnya tak
teruji. Kita tidak tertarik dengan orang yang mengatakan tidak pernah salah,
kita terpesona dengan orang yang jatuh lalu bangkit. Seperti permata atau
berlian yang jatuh ketumpukan pasir, tak mudah mencarinya namun ia takkan
pernah tertukar dengan batu biasa. Kita selalu ingin mendapatkan yang terbaik,
rezeki, jodoh, akhir hidup dan lain lain. Telitilah mencarinya, karena yang
terbaik tidak bisa didapatkan dengan tergesa gesa.
30. Ketenangan itu tidak jauh dicari, tidak sulit digapai, ia
ada dalam lembar lembar kalamNya, ada dalam sujud panjang dan ada pada
lapangnya hati akan takdirmu.
31. Ada saat kita dihadapkan banyak pilihan dalam hidup,
namun sejatinya pilihan itu hanya satu, yaitu memohon kepada Allah untuk
pilihan terbaik.
32. Setiap realitas kehidupan telah ada ketetapan Allah, maka
tugas kita mencari ketetapanNya yang baik, karena hidup antara pilihan dan
taqdir.
33. Jangan habiskan semua pujian kita untuk siapapun, karena
itu akan membutakan mata kita akan kekurangan dan kelemahannya.
34. Yang mengerikan adalah saat Allah membacakan ayat ayatNya
melalui alam ini, ka-rena kita tidak lagi mengindahkan ayat ayatNya yang
tersurat.
35. Kejujuran memang tak semudah yang kita bayangkan, namun
kita lebih mudah untuk membayangkan akibat dari sebuah kedustaan.
36. Perpisahan itu hanya tentang fisik, tentang raga namun
kekal dalam ingatan dan jiwa. Sesuatu yang telah diikat dengan keimanan, maka
perpisahan dianggap penantian indah penuh harap untuk bersua kembali.
37. Putaran itu begitu serasi dan harmoni, terus bergerak
walau sesak, ada tangisan, ada senyum bahagia, ada lafaz lafaz keagungan,
dengan satu tujuan meraih ampunan. Hidup bagai putaran thawaf, semua bergerak
untuk ridhaNya bukan yang lainnya.
38. Setiap perjalanan akan selalu ada makna baru yang
diketemukan. Berjalan tidak sekedar berjalan, namun memberi bukti tentang
kebesaran Allah.
39. Menangis adalah media untuk membuncahkan kebahagiaan,
kegelisahan dan kema-rahan. Oleh karena itu kita tidak perlu menahan tangis saat
membutuhkannya.
40. Jika hati itu sebuah ruangan, maka ia harus dibuka agar
udara yang buruk keluar tergan-tikan dengan udara yang segar dan sehat.
41. Hidup itu antara pilihan dan taqdir, karena itu pilihlah
yang terbaik. Pilihan itu predictable sedangkan taqdir unpredictable.
42. Hidup kita hanya untuk mengulang sejarah yang tersurat
indah dalam kitabNya. Ada yang taat, ada juga para durjana. Yang berbeda hanya
waktu dan pelakunya saja.
43. Jika hidup selalu diisi dengan keluh kesah, terus kapan
syukurnya? Jika waktu habis mengejar dunia kapan ingat akhiratnya? Hidup memang
tidak bisa diprediksi namun beramal shaleh tidak menunggu prediksi kita.
44. Kanvas itu ibarat jatah hidup kita, akankah lukisannya
indah dipandang dan dike-nang atau justru sebaliknya? Tergantung cat dan kuas
yang digunakan untuk melukis kanvas tersebut, itulah kebaikan kebaikan kita.
45. Bergaul, berbaur dan bersilaturrahim mengajarkan bahwa
kita banyak kekurangan, karena kelemahan diri kita bisa terlihat jelas dari
orang orang disekitar kita.
46. Beramallah dengan amal yang terbaik, karena di saat sudah
dikafani, kita tidak bisa berbuat apa apa, shalat saja harus dishalati.
47. Semesta tak berhenti bertasbih, dan tak lelah bertahmid.
Semua menciptakan harmoni nan indah. Jika tidak ada lagi manusia yang bertasbih
karena kesombongannya, rasanya sangat cukup melihat keharmonian ini, biar kita
belajar ketaatan dari mereka.
48. Tanpa kitapun susah akan berganti mudah, siang
menghadirkan malam. Hidup itu hanya tentang sikap, maka sikap kitalah yang
menentukan kebahagiaan dan kesusahan hidup kita.
49. Pelajaran terakhir dari kisah Nabi Ibrahim as, dan
keluarganya adalah memper-siapkan generasi pelanjut. Nabi Ibrahim as, sadar
bahwa beliau tidak selalu sehat dan hidup selamanya, maka beliaupun
mempersiapkan puteranya untuk melanjutkan estafet dakwahnya. Nabi Ismail as, tidak
akan menjadi anak penyabar jika tidak mendapat pendidikan dari ibunya Siti
Hajar dan Siti Hajar tidak akan menjadi seorang penyabar jika tidak dididik
oleh Nabi Ibrahim as, Oleh karenanya dalam Al Qur’an hanya ada dua Nabi yang
Allah sebut sebagai Uswatun Hasanah, yaitu Nabi Muhammad SAW dan Nabi Ibrahim
as.
50. Barangsiapa bertaubat tetapi tidak menambah ibadahnya, ia
bukannya telah ber-taubat. Barangsiapa bertaubat tetapi tidak mengubah
perilakunya, ia bukannya telah bertaubat. Barangsiapa bertaubat tetapi tidak
mengganti temannya, ia bukannya telah bertaubat. Barangsiapa bertaubat tetapi
tidak menuntut ilmu, tidak membuang sikap riya’, tidak menyedekahkan kelebihan
yang dimilikinya ataupun tidak meminta maaf kepada orang yang pernah
disakitinya, ia bukannya telah bertaubat.
51. Sabar merupakan obat bagi penyakit sombong dan boros.
Setiap amal shaleh yang disertai dengan kesombongan akan kehilangan nilai
kebaikan.
52. Selama berpuasa, kita sesungguhnya berlatih sabar. Kita
juga bersabar dalam mere-nungkan firman firman Allah yang diturunkan pada bulan
yang agung itu.
53. Iman, Percaya dan Harapan adalah : (1) Ada disuatu hari semua
penduduk desa berdoa memohon hujan, pada hari dimana semua orang berkumpul
untuk berdoa, hanya ada satu bocah laki laki yang membawa payung, itulah
Iman; (2) Teladan dari seorang bayi berusia satu tahun, ketika anda
melemparkannya ke udara, dia tertawa karena dia tahu anda akan menangkapnya
kembali, itulah kepercayaan; (3) Setiap malam saat kita tidur, kita tidak
tahu apakah masih hidup saat bangun esok hari, tetapi kita masih mempunyai
rencana untuk esok hari, itulah harapan.
54. Sabar sangat penting kita tumbuhkan dalam keadaan lapang
atau sempit. Kekayaan tak mesti kita anggap sebagai nikmat; bisa jadi ia ujian
terhadap kualitas iman kita.
55. Tekad kuat disertai kesabaran dan keberanian merupakan
potensi yang mengalahkan banyak kekuatan. Kekuatan sejati menyembul dari
kedalaman iman dan kebenaran.
56. Sabar adalah pusara ketenangan.Melalui kesabaran,
seseorang akan memiliki sikap berani, pemaaf, pantang menyerah, konsisten dan
lain sebagainya.
57. Setiap orang membutuhkan kesabaran untuk menjaga
stabilitas emosinya. Orang yang labil emosinya sering menampakkan
ketidaksabaran serta kelemahan iman dan amal.
58. Dalam hubungan suami istri, kesabaran aakan diuji ketika
suami atau istri marah kepada pasangannya. Kesabaran sangat diperlukan untuk
mengukuhkan tali pernikahan.
59. Rasa tenang akan memperoleh makna dan nilai yang sempurna
bila disertai kesa-baran.
60. Pribadi islami adalah pribadi yang memiliki kapabilitas
sebagai insan beriman yang selalu melakukan koreksi dan evaluasi diri, serta
menerima segala tanggung jawab sesuai dengan nilai nilai Islam.
61. Sabar tidak berarti kelambanan yang bercitra negatif.
Sabar adalah kemampuan mengendalikan diri untuk menghasilkan kekuatan positif
yang dahsyat.
62. Kualitas kesabaran merupakan fondasi bagi perkembangan
pribadi. Kesabaran dan daya tahan jiwa lahir dari sikap penghargaan terhadap
diri sendiri yang menopang kontrol atas stabilitas emosi. Dari sini muncul rasa
tulus (ikhlas).
63. Dengan keberanian, kita mampu menguasai ketakutan dan
mengontrol rasa percaya diri. Dengan kesabaran, kita bisa menguasai kemarahan
dan rasa putus asa.
64. Resep yang tepat untuk mengubah kelemahan menjadi
kekuatan adalah sikap sabar. Sikap inilah yang menjadi fondasi daya pribadi dan
kesehatan jiwa.
65. Kita tidak boleh meremehkan nikmat karena seluruh kreasi
Ilahi adalah anugerah bagi manusia. Segala bentuk yang sempurna di bumi dan
jagat ini adalah nikmat Allah.
66. Dalam keadaan miskin, seseorang harus bersabar untuk
menumbuhkan sikap positif terhadap Allah dan berusaha keras. Dalam keadaan
kaya, seseorang harus bersabar atas kelimpahan harta dan merencanakan
pengeluarannya dengan cermat.
67. Keberhasilan bagi seseorang adalah di saat bertindak,
saat ini, bukan pada hasil akhir.
68. Ajaklah diri kita masuk ke lingkaran terdalam dalam
lapisan kesadaran kita untuk menemukan fitrah kita yang suci, tenang dan
tenteram.
69. Apa yang engkau tanam dalam kebun jiwamu itu, itulah yang
akan engkau petik hasil-nya nanti di kehidupan sesudah kematian.
70. Kunci mewujudkan apa yang diinginkan adalah bila
keinginan itu diridhai Allah. Apa maksudnya? Yaitu keinginan yang sejalan
dengan kehendak Allah. Jiwaku lebur dan menyatu dengan kehendak Allah.
71. Dengan pikiran, perasaan dan tindakan yang hebat engkau
sudah menjadi hebat. Ketika engkau sudah mulai berpikir jernih, merasakan
keindahan, maka kasih sayang menyebar; menunjukkan engkau sudah melakukan
tindakan yang hebat.
72. Bila mereka bertanya kepadamu, jawablah dengan bijaksana
sesuai dengan kesiapan akal mereka.
73. Kekuatan hubungan bukan pada banyaknya pertemuan, bukan
pada tali darah tapi hubungan yang paling kuat adalah hubungan ruhani, hubungan
hati.
74. Suasana bathin yang terganggu adalah suatu tanda engkau
sedang jauh dari kesa-daran.
75. Tindakan dengan penuh kesadaran akan menghasilkan
tindakan yang berkualitas.
76. Orang dermawan itu merdeka, sebab ia yang menguasai
hartanya. Sementara, orang bakhil itu budak, sebab ia yang dikuasai hartanya.
77. Benci adalah pencukur, bukan pencukur rambut, melainkan
pencukur agama. Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di dalam genggamanNya,
kalian tidaklah beriman sampai kalian saling mencintai.
78. Sesungguhnya Allah Maha Indah dan mencintai keindahan.
Sombong itu menyalah-kan kebenaran dan meremehkan orang lain.
79. Sisa usia seorang mukmin tidak bernilai apa apa kecuali
ia mau memperbaiki apa yang telah lewat.
80. Agar tidak selalu tersiksa oleh bayangan kematian,
seseorang mesti ingat bahwa siapa yang mengingat Allah kala sehat, niscaya ia
akan dijaga oleh Allah kala sakit. Siapa yang hatinya terpaut dengan Allah,
niscaya seluruh gerakan inderanya dikendalikan langsung oleh Allah.
81. Ketika kepayahan terlewati, kebahagiaan akan mengabdi.
Sebaliknya, ketika kebaha-giaan terlewati, penyesalanlah yang akan mengabdi.
82. Kenalilah kadar dirimu, dengan mengenali apa apa yang
menggelisahkanmu.
83. Kejujuran itu berat di awal, kebongan itu berat di akhir.
Yang pertama melegakan, yang kedua menggelisahkan,
84. Tubuh adalah tentara jiwa. Sucikan jiwa, agar tubuh
melangkah di jalan kesucian.
85. Makna dari kata yang kau lepaskan, berada pada kata yang
kembali padamu.
86. Tiap pemimpin selalu memiliki waktu untuk menyendiri,
mengurai makna makna, membarukan atau memperbaharui jiwa.
87. Para berilmu tahu benar beban ilmu hingga tak sanggup
banyak bicara kala semakin banyak nan dipahami.
88. Kebaikan tanpa iman laksana buih di lautan. Ia
bertebaran, tetapi tak hadirkan kese-lamatan. Tanda iman adalah kesejukan, tapi
jangan jadikan kesejukan itu tujuan.
89. Tidakkah kau lelah, wahai diri, bergelimang dalam dosa,
yang nikmatnya selalu hanya sesaat.
90. Ia nan telah tinggi, tak peduli seberapa tinggi ia
berdiri.Tanamlah doa di kala lapang, agar dikabulkan doa di kala sempit.
91. Bermimpilah, lalu wujudkan. Sebab bagian dari syukur
adalah bermimpi dan mewu-judkannya.
92. Keinginanmu untuk pasrah sebelum menyempurnakan usaha
bisa jadi merupakan kekufuran yang samar. Sementara keteguhanmu untuk berusaha
tanpa mengindahkan kepasrahan bisa jadi merupakan kesombongan terselubung.
Keindahan hidup terjadi ketika keduanya berjalan harmonis.
93. Kerinduan terdalam itu adalah kembali. Kenalilah agar ia
lurus tak kesana kemari.
94. Kehidupan terus berlangsung, bukan sebab kita tak pernah
jatuh, tetapi sebab kita jatuh dan bangkit berkali kali.
95. Ikhlas akan menyembunyikan namamu dihadapan penduduk
bumi, tetapi menyema-rakkannya di hadapan penduduk langit.
96. Barangsiapa yang dikehendaki berada dalam kebaikan akan
dilindungi dari sia sianya perkataan.
97. Dia yang sedang sombong sejatinya sedang terluka. Maka
jadilah obat, dengan berlembut hati padanya.
98. Sungguh pendeknya lidah tak sebanding dengan dampaknya.
Jika buruk, panjang keburukannya. Jika baik, panjang kebaikannya.
99. Beristighfarlah, wahai diri. Sebab kau takkan pernah
tahu, Istighfar mana yang akan diterima sedang hitungan dosa tak pernah henti
walau sejenak.
100. Berhati hatilah
wahai diri, pada bocornya iman. Tamballah segera dengan penyesalan dan
teguhnya perbaikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar