Setiap perintah yang diperintahkan
oleh Allah SWT bukanlah tujuan akhir
dari perintah itu sendiri. Perintah yang diperintahkan oleh Allah SWT adalah
sarana, atau alat bantu bagi yang diperintah untuk memperoleh manfaat yang hakiki
yang terdapat di balik perintah yang telah diperintahkan oleh Allah SWT. Hal
yang samapun berlaku saat diri kita melaksanakan ibadah Ikhsan dalam kerangka
melaksanakan Diinul Islam secara kaffah, yaitu ibadah ikhsan bukanlah tujuan
akhir dari ibadah yang kita lakukan. Melaksanakan ibadah Ikhsan adalah sarana
bagi diri kita untuk memperoleh atau mendapatkan apa apa yang ada di balik
perintah melaksanakan ibadah Ikhsan.
[1344] Ialah huruf-huruf abjad yang terletak pada permulaan sebagian dari surat-surat AlQuran seperti: Alif laam miim, Alif laam raa, Alif laam miim shaad dan sebagainya. diantara Ahli-ahli tafsir ada yang menyerahkan pengertiannya kepada Allah karena dipandang Termasuk ayat-ayat mutasyaabihaat, dan ada pula yang menafsirkannya. golongan yang menafsirkannya ada yang memandangnya sebagai nama surat, dan ada pula yang berpendapat bahwa huruf-huruf abjad itu gunanya untuk menarik perhatian Para Pendengar supaya memperhatikan AlQuran itu, dan untuk mengisyaratkan bahwa AlQuran itu diturunkan dari Allah dalam bahasa Arab yang tersusun dari huruf-huruf abjad. kalau mereka tidak percaya bahwa AlQuran diturunkan dari Allah dan hanya buatan Muhammad s.a.w. semata-mata, Maka cobalah mereka buat semacam AlQuran itu.
Hal yang harus kita kritisi dalam persoalan ini adalah syarat dan ketentuan untuk menerima kebaikan adalah beriman dan beramal shaleh (lihat kembali bab tentang siapa sajakah orang yang berbuat kebaikan) sehingga apabila kita ingin memperoleh ganjaran dari pelaksanaan ibadah Ikhsan maka penuhilah ketentuan ini. Untuk itu jangan pernah berharap memperoleh ganjaran dari Allah SWT berupa kebaikan jika syarat dan ketentuan yang telah ditetapkan Allah SWT tidak pernah kita penuhi.
Sebagai Abd’ (hamba) yang sekaligus khalifah Allah SWT di muka bumi yang sangat membutuhkan kebaikan baik untuk kehidupan di dunia maupun untuk kehidupan di akhirat kelak. Sudah sepatutnya kita mengetahui dan memenuhi syarat syarat untuk memperoleh ganjaran dari Allah SWT, terkecuali kita sendiri merasa tidak membutuhkan kebaikan. Sekarang bayangkan jika sampai saldo kebaikan yang kita miliki negatif tidak bisa menutupi keburukan atau dosa yang telah pernah kita perbuat, lalu apa yang bisa kita perbuat saat hari berhisab tiba? Saat berhisab tiba, tidak ada jual beli kebaikan, tidak ada pinjam meminjam kebaikan, tidak ada jamin menjaminkan kebaikan, tidak ada tukar menukar kebaikan, yang ada adalah pertanggungjawaban secara individual serta memperoleh hasil akhir dari apa apa yang telah kita perbuat saat hidup di muka bumi ini. Hasil akhir dari perjalanan hidup kita di dunia hanya ada 2(dua) kemungkinan yaitu apakah menghantarkan diri kita ke syurga ataukah menghantarkan diri kita ke neraka.
Agar diri kita bisa fokus untuk melaksanakan kebaikan saat hidup di muka bumi ini. Berikut ini akan kami kemukakan beberapa tujuan yang hakikik yang terdapat di balik perintah berbuat kebaikan dalam kerangka ibadah Ikhsan, sehingga hal inilah yang harus menjadi tujuan akhir dari perjalanan hidup ini, yaitu :
A. AGAR DIRI KITA BISA MASUK SYURGA.
Salah satu
tujuan utama diri kita melaksanakan kebaikan dalam kerangka ibadah Ikhsan
adalah agar diri kita bisa masuk ke dalam syurga lalu bertemu dengan Allah SWT
di syurga. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Allah SWT dalam surat
Yunus (10) ayat 26 yang kami kemukakan berikut ini, “bagi orang-orang yang berbuat
baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya[686]. dan muka mereka
tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula) kehinaan[687]. mereka Itulah
penghuni syurga, mereka kekal di dalamnya.”
[686] Yang dimaksud dengan tambahannya ialah kenikmatan melihat Allah.
[687] Maksudnya: muka mereka berseri-seri dan tidak ada sedikitpun tanda kesusahan.
Ingat, kebaikan
yang kita lakukan bukanlah untuk menjadikan diri ini sekedar ahli ahli (calon
calon) penghuni syurga semata, namun harus menjadikan diri kita sebagai
penghuni penghuni syurga yang hidup kekal di dalamnya. Sehingga wajah kita tidak
ditutupi dengan debu hitam (wajahnya bercahaya) dan tidak pula ada kehinaan
pada diri kita sebab muka kita sangat berseri seri dan tidak ada sedikitpun
tanda kesusahan. Dan jika ada manusia yang tidak ingin masuk syurga tentu ada
yang salah di dalam diri manusia tersebut. Semoga hal itu bukan diri kita dan
juga bukan anak dan keturunan diri kita.
Selanjutnya
mari kita perhatikan surat Al Maaidah (5) ayat 12 berikut ini: “dan
Sesungguhnya Allah telah mengambil Perjanjian (dari) Bani Israil dan telah Kami
angkat diantara mereka 12 orang pemimpin dan Allah berfirman:
"Sesungguhnya aku beserta kamu, Sesungguhnya jika kamu mendirikan shalat
dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka
dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik. Sesungguhnya aku akan
menutupi dosa-dosamu. dan Sesungguhnya kamu akan Kumasukkan ke dalam surga yang
mengalir air didalamnya sungai-sungai. Maka Barangsiapa yang kafir di antaramu
sesudah itu, Sesungguhnya ia telah tersesat dari jalan yang lurus.” Ayat
ini mengemukakan bahwa orang yang berbuat kebaikan yang dilandasi dengan
beriman kepada Allah SWT dan RasulNya serta mampu mendirikan shalat dan
menunaikan zakat yang dilanjutkan dengan selalu berbuat kebaikan akan
dimasukkan oleh Allah SWT ke dalam syurga yang mengalir di dalamnya sungai
sungai. Namun apabila kita kafir, sesungguhnya kita akan dimasukkan ke dalam Neraka
dikarenakan kita telah tersesat dari jalan yang lurus.
Sedangkan
berdasarkan surat Al Hadiid (57) ayat 11 dan 12 berikut ini: “siapakah
yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, Maka Allah akan
melipat-gandakan (balasan) pinjaman itu untuknya, dan Dia akan memperoleh
pahala yang banyak. (yaitu) pada hari ketika kamu melihat orang mukmin
laki-laki dan perempuan, sedang cahaya mereka bersinar di hadapan dan di
sebelah kanan mereka, (Dikatakan kepada meraka): "Pada hari ini ada berita
gembira untukmu, (yaitu) syurga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, yang
kamu kekal di dalamnya. Itulah keberuntungan yang besar.” Keberuntungan
yang terbesar dari Allah SWT adalah masuk ke dalam syurga yang mengalir di
bawahnya sungai sungai kepada siapa saja yang mau meminjamkan kepada Allah SWT
pinjaman yang baik berupa menafkahkan sebahagian hartanya di jalan Allah SWT
baik laki laki ataupun perempuan yang dilandasi keimanan. Adapun wajah wajah
mereka bersinar tidak hanya di depan saja namun juga bersinar di sebelah kanan
mereka dikarenakan mereka memperoleh pahala yang sangat banyak dari Allah SWT.
Saat ini
Allah SWT sudah mengemukakan segala informasi tentang syurga dan juga tentang
neraka di dalam AlQuran sehingga jangan sampai menjadi penyesalan yang tiada
guna saat di akhirat seperti apa yang dikemukakan Allah SWT di dalam surat Al
Haaqqah (69) ayat 50 berikut ini: “dan Sesungguhnya AlQuran itu benar-benar
menjadi penyesalan bagi orang-orang kafir (di akhirat).” Jika sudah
seperti ini maka jangan pernah salahkan orang lain dan jangan pula salahkan Allah SWT tetapi
salahkan diri sendiri yang tidak mau menerima peringatan dan pelajaran yang
telah dikemukakan Allah SWT dalam AlQuran. Apalagi AlQuran itu sudah ada
dihadapan diri kita. Dan dengan adanya syurga dan adanya neraka sebagai tempat
kembali bagi umat manusia tentu tidak sama syarat dan ketentuan yang
menyertainya. Untuk bisa masuk ke dalam syurga tentu sangat berbeda syarat dan
ketentuannya jika ingin masuk ke neraka. Hal ini sebagaimana telah dikemukakan oleh
Allah SWT melalui surat Al Qalam (68) ayat 35 berikut ini: “Maka Apakah patut Kami
menjadikan orang-orang Islam itu sama dengan orang-orang yang berdosa (orang
kafir) [1496]?
[1496] Maksudnya: sama tentang Balasan yang disediakan Allah untuk mereka masing-masing.
Sekarang seperti apakah syurga sebagai “kampung kebahagiaan” yang telah dijanjikan Allah SWT kepada umatnya yang patuh dan taat. Lalu apakah kondisi syurga sebagai “kampung kebahagian” sama dengan kondisi neraka sebagai “kampung kebinasaan dan kesengsaraan”?
Jawabannya ada pada surat Al Kahfi (18) ayat 30 dan 31 berikut ini: “Sesunggunya mereka yang beriman dan beramal saleh, tentulah Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan amalan(nya) dengan yang baik. mereka Itulah (orang-orang yang) bagi mereka surga 'Adn, mengalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka dihiasi dengan gelang mas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera Halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat istirahat yang indah.” dan juga ada pada surat Al Furqaan (25) ayat 75 dan 76 yang kami kemukakan berikut ini: “mereka Itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang Tinggi (dalam syurga) karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan Ucapan selamat di dalamnya, mereka kekal di dalamnya. syurga itu Sebaik-baik tempat menetap dan tempat kediaman.”
Syurga sebagai kampung kebahagiaan merupakan hadiah terbesar dari Allah SWT kepada manusia yang sukses menjadi Abd’ (hamba) yang sekaligus khalifah di muka bumi dapat dipastikan kondisinya sangat berbeda jauh dibandingkan dengan kondisi neraka sebagai kampung kebinasaan dan kesengsaraan. Jika kita ingin tahu kondisi dan keadaan syurga sebagai kampung kebahagiaan yang kelak akan kita tempati, berikut ini akan kami kemukakan kondisi kampung kebahagiaan itu.
1. Syurga
Sebagai Kampung Kebahagiaan. Sekarang
seperti apakah syurga sebagai “kampung kebahagiaan” yang telah dijanjikan
Allah SWT kepada umatnya yang patuh dan taat. Lalu apakah kondisi syurga
sebagai “kampung kebahagian” sama dengan kondisi neraka sebagai “kampung
kebinasaan dan kesengsaraan”? Jawabannya ada pada surat Al Kahfi (18) ayat 30
dan 31 berikut ini: “Sesunggunya mereka yang beriman dan beramal
saleh, tentulah Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang
mengerjakan amalan(nya) dengan yang baik. mereka Itulah (orang-orang yang) bagi
mereka surga 'Adn, mengalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka
dihiasi dengan gelang mas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera Halus
dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang
indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat istirahat yang indah.” dan juga ada pada surat Al Furqaan
(25) ayat 75 dan 76 yang kami kemukakan berikut ini: “mereka
Itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang Tinggi (dalam syurga) karena
kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan Ucapan selamat di
dalamnya, mereka kekal di dalamnya. syurga itu Sebaik-baik tempat menetap dan
tempat kediaman.” Itulah
sebagian dari kondisi dan keadaan syurga. Dan apabila kita ingin mengetahuinya
lebih detail lagi, ayo kita perhatikan hadits qudsi berikut ini.
Allah
SWT berfirman, “Wahai
manusia, bagaimana engkau mencintai dunia yang fana dan kehidupan yang
sementara, padahal bagi mereka yang taat ada syurga? Mereka bisa masuk dari
pintunya yang berjumlah delapan. Pada setiap syurga ada tujuh puluh ribu taman.
Pada setiap taman ada tujuh puluh ribu istana yaqut. Pada setiap istana
terdapat tujuh puluh ribu tempat tinggal dari zamrud. Pada setiap tempat
tinggal ada tujuh puluh ribu rumah dari emas merah. Pada setiap rumah ada tujuh
puluh ribu balai dari perak putih. Pada setiap balai ada tujuh puluh ribu meja
makan. Di atas meja makan terdapat tujuh puluh ribu piring permata. Pada setiap
piring terdapat tujuh puluh ribu aneka makanan. Di sekitar masing masing balai
terdapat tujuh puluh ribu ranjang dari emas merah. Di atas setiap ranjang
terdapat tujuh puluh ribu selimut dari sutera dan permadani. Di sekitar ranjang
ada tujuh puluh ribu sungai dari air kehidupan, susu, madu, dan khamar. Di
tengah tengah sungai terdapat tujuh puluh ribu aneka buah. Pada setiap rumah
terdapat tujuh puluh ribu kemah dari pohon kayu kecil, Di atas setiap ranjang
ada bidadari bidadari yang di hadapannya ada tujuh puluh ribu pelayan muda
bagaikan kuningnya telur yang tersimpan. Di atas setiap istana ada tujuh puluh
ribu kubah. Pada setiap kubah ada tujuh puluh ribu hadiah dari Tuhan yang tak
pernah dilihat oleh mata, tak pernah di dengar oleh telinga, dan tak pernah
terlintas dalam hati manusia. “dan
buah-buahan dari apa yang mereka pilih, dan daging burung dari apa yang mereka
inginkan. dan ada bidadari-bidadari bermata jeli, laksana mutiara yang tersimpan baik. sebagai
Balasan bagi apa yang telah mereka kerjakan. (surat Al Waaqiah (56) ayat
20, 21, 22, 23, 24).” Mereka tidak mati dan tidak pernah tua. Mereka tidak
sedih, tidak puasa, tidak shalat, tidak sakit, tidak pernah kencing, serta
tidak pernah buang air besar. “mereka
tidak merasa lelah di dalamnya dan mereka sekali-kali tidak akan dikeluarkan
daripadanya” (surat Al Hijr (15) ayat 48). Siapa yang menginginkannya, mengingat
kemurahanKu, bertetangga denganKu, serta nikmatKu, maka mendekatlah kepadaKu
secara tulus seraya meremehkan dunia dan merasa cukup dengan yang sedikit.” (Imam Al Ghazali, Bahagia Senantiasa: Kimia Ruhani Untuk Kebahagiaan Abadi, Serambi
Ilmu Semesta, Jakarta, 2007.
2. Luasnya Syurga dan Keharuman Baunya. Besarnya kampung kebahagiaan yang disediakan oleh Allah SWT kepada orang yang bertakwa adalah seluas langit dan bumi. Syurga sebagai kampung kebahagiaan tidak hanya luas akan tetapi juga harum sehingga harumnya akan menyebar sampai jarak tujuh puluh tahun, sebagaimana firmanNya berikut ini: “Dan bersegeralah kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa. (surat Ali Imran (3) ayat 133). Dan berdasarkan hadits berikut ini: Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya bau surga didapatkan dari jarak perjalanan tujuh puluh tahun”. (Hadits Riwayat Ath Thirmidzi). Sekarang mampukah kita menghitung jarak perjalanan keharuman syurga dalam tujuh puluh tahun perjalanan? Rasanya tidak ada manusia yang sanggup menghitungnya. Maukah kita semua pulang ke Kampung Kebahagiaan yang luasnya seluas langit dan bumi serta harum baunya? Dan jika kampung kebahagiaan pilihan kita maka tidak ada jalan kecuali untuk itu memenuhi segala syarat dan ketentuan yang telah Allah SWT tetapkan, seperti beriman dan bertaqwa atau menjadi makhluk pilihan.
3. Penghuni Syurga Disambut oleh Malaikat. Di dalam kehidupan sehari-hari jika kita disambut dengan karpet merah saja sudah merupakan sebuah penghormatan yang sangat luar biasa. Sekarang bagaimana jika kita pulang ke kampung kebahagian yang bernama syurga. Allah SWT berfirman: “Dan orang-orang yang bertaqwa kepada Tuhannya di bawa ke dalam surga berombongan-rombongan (pula). Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah penjaga-penjaganya: “Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu, berbahagialah kamu! maka masukilah surga ini, sedang kamu kekal di dalamnya”. (surat Az Zumar (39) ayat 73). Sambutan pertama yang diberikan oleh Allah SWT kepada Tamu yang pulang ke kampung kebahagiaan adalah disambut oleh Malaikat dengan ucapan salam kehormatan. Sekarang maukah anda disambut seperti itu oleh Malaikat?
4. Keutamaan
Kampung Kebahagiaan. Di
dalam syurga yang merupakan Kampung Kebahagian isinya adalah semua
kenikmatan-kenikmatan yang tidak pernah ada di dalam kehidupan dunia. Jika di
dalam neraka diisi dengan siksaan dan jeritan yang tiada henti, lalu apa yang
terjadi di dalam syurga. Allah SWT berfirman: “Dan apabila kamu melihat di sana (surga) niscaya
kamu akan melihat berbagai macam kenikmatan dan kerajaan yang besar. Mereka
memakai pakaian sutera halus yang hijau dan sutera tebal dan dipakaikan kepada
mereka gelang terbuat dari perak, dan Tuhan memberikan kepada mereka minuman
yang bersih. Sesungguhnya ini adalah balasan untukmu, dan usahamu adalah
disyukuri (diberi balasan). (surat Al Insaan (76) ayat 20-21-22). Di dalam syurga yang terjadi hanyalah
senyum kebahagiaan yang tiada terkira dan tidak putus-putusnya. Selanjutnya
maukah kita pulang kesana?
5. Kondisi dan Keadaan Di dalam Syurga. Mau tahukah anda kondisi dan keadaan dari Kampung Kebahagiaan yang dijanjikan oleh Allah SWT bagi hambanya yang Taat dan Patuh. Allah SWT berfirman: “Hai hamba-hambaKu, tiada kekhawatiran terhadapmu pada hari ini dan tidak pula kamu bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami dan adalah mereka dahulu orang-orang yang berserah diri. Masuklah kamu ke dalam surga, kamu dan isteri-isteri kamu digembirakan. Diedarkan kepada mereka piring-piring dari emas, dan piala-piala dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kamu kekal di dalamnya. (surat Az Zukhruf (43) ayat 68-69-70-71)
Allah SWT berfirman: “Bidadari-bidadari yang jelita, putih bersih dipingit dalam rumah. (surat Ar Rahmaan (55) ayat 72)
Sekarang perhatikan dan pelajarilah hadis
yang kami kemukakan berikut ini kemudian bayangkanlah kemewahannya serta
bandingkanlah dengan keadaan kita saat ini. Rasulullah SAW bersabda:
“Bumi surga itu adalah bata dari emas dan bata dari perak. Tanah liatnya adalah
misik adzfar, kerikilnya adalah mutiara dan yaqut, sedangkan debutnya adalah
zafaran. Orang yang memasukinya, dia akan mendapatkan kenikmatan dan tidak akan
berputus asa. Dia akan kekal tanpa mati. Pakaian mereka tidak akan rusak dan
kemudian mereka tidak akan musnah. (Hadits Riwayat Ath Thirmidzi). Selanjutnya mana yang lebih mewah
apakah kondisi syurga ataukah kondisi saat ini? Tidak ada yang berani
mengatakan bahwa kondisi saat ini atau kondisi neraka lebih baik dan lebih
mewah dibandingkan dengan kondisi syurga.
6. Sungai
dan Pohon Dalam Syurga. Di
dalam Kampung Kebahagiaan tidak terdapat apa yang dinamakan dengan polusi
semuanya bersih dan steril sehingga apa yang terdapat di dalamnya kondisi prima
untuk di konsumsi ataupun di minum. Sungai beserta air yang terdapat di
dalamnya sangatlah jernih, tidak berbau dan tidak pula berubah apalagi
tercemar. Allah SWT berfirman: “(Apakah) perumpamaan (penghuni) surga yang
dijanjikan kepada orang-orang yang bertaqwa yang di dalamnya ada sungai-sungai
dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang
berubah rasanya, sungai-sungai dari khamar (arak) yang lezat rasanya bagi
peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring; dan mereka memperoleh di
dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Tuhan mereka, sama dengan
orang yang kekal dalam neraka, dan diberi minuman dengan air yang mendidih
sehingga memotong-motong ususnya?(surat Muhammad (47) ayat 15)
Allah SWT berfirman: “Dan golongan kanan, alangkah bahagianya golongan kanan itu. Berada di antara pohon bidara yang tidak berduri, dan pohon pisang yang bersusun-susun (buahnya), dan naungan yang terbentang luas, dan air yang tercurah, dan buah-buahan yang banyak. Yang tidak berhenti (buahnya) dan tidak terlarang mengambilnya.(surat Al Waaqi’ah (56) ayat 27 s/d 33). Sekarang bandingkan dengan kondisi sungai yang ada di Jakarta, hampir semuanya kotor dan hampir semuanya tercemar. Untuk itu jika kita ingin mendapatkan apa yang terdapat di dalam Kampung Kebahagiaan maka jadilah khalifah yang beriman dan bertaqwa mulai saat ini juga sampai ruh tiba dikerongkongan atau laksanakan Diinul Islam secara kaffah sesuai dengan kehendak Allah SWT.
7. Makanan dan Minuman dalam Syurga. Di dalam kehidupan sehari-hari kita mengenal apa yang disebut makanan yang memenuhi konsep 4 sehat 5 sempurna. Jika kita dapat menikmati makanan dengan konsep tersebut maka kita sudah memenuhi kebutuhan gizi yang dibutuhkan oleh tubuh kita. Sekarang jika kita pulang ke kampung yang bernama Kampung Kebahagiaan maka Allah SWT akan memberikan makanan dan minuman yang jauh melebihi konsep empat sehat lima sempurna. Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya semua penghuni surga yang derajatnya paling rendah adalah orang yang berdiri; di atas kepalanya terdapat sepuluh ribu pelayan. Bersama tiap-tiap pelayan terdapat dua piring besar. Piring yang satu dari emas dan piring yang lain dari perak. Disetiap piring yang satu terdapat warna yang tidak sama dengan piring yang lain, Orang yang terakhir makan seperti orang yang pertama makan. Orang yang terakhir mendapatkan kenikmatan dan kelezatan seperti yang didapatkan oleh orang yang pertama. Hal itu lantas berbau misik adzfar. Mereka tidak kencing, tidak berak dan tidak mengingus”. (Hadits Riwayat Ibnu Abid Dun-ya dan Ath Thabrani). Selain makanan dan minuman yang tersedia kita selalu dilayani oleh pelayan dan makanan selalu dihidangkan di dalam wadah emas dan perak.
Semua kemewahan dan kemegahan pada
saat kita makan dan minum selalu tersedia apapun bentuknya. Rasulullah
bersabda: “Penghuni surga di dalamnya makan dan minum. Mereka tidak meludah,
tidak kencing dan tidak berak. Para Sahabat bertanya, Bagaimana keadaan makanan
itu? Rasulullah menjawab: “Sendawa dan peluh seperti peluh misik. Mereka
menelan (mengumandangkan) tasbih dan tahmid sebagaimana kalin menelan (menarik
masuk dan keluarnya) nafas.(Hadits Riwayat Muslim)
Berikut ini akan kami kemukakan tingkatan tingkatan syurga yang juga telah dipersiapkan untuk diri kita oleh Allah SWT dan jika hal ini yang menjadi tujuan kita maka segera penuhi syarat dan ketentuan yang berlaku atas tingkatan tingkatan syurga itu, yaitu :
a. Syurga Firdaus. Berdasarkan surat Al Kahfi (18) ayat 107 yang kami kemukakan berikut ini: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal, (surat Al Kahfi (18) ayat 107) Syurga Firdaus diperuntukan bagi orang yang beriman lagi beramal shaleh. Ingat, bukan beriman saja namun harus disertai dengan amal shaleh. Sedangkan berdasarkan surat Al Mu’minuun (23) ayat 9 sampai 11 yang kami kemukakan berikut ini: “dan orang-orang yang memelihara sembahyangnya. mereka Itulah orang-orang yang akan mewarisi, (yakni) yang akan mewarisi syurga Firdaus. mereka kekal di dalamnya.” Syurga firdaus juga dipersiapkan untuk orang orang yang mampu memelihara shalatnya dari waktu ke waktu yang tercermin dari perilakunya yaitu mencegah perbuatan keji dan munkar.
b.
Syurga
Adn. Berdasarkan surat An Nahl (16) ayat 30 dan 31 yang kami
kemukakan berikut ini: “dan dikatakan kepada orang-orang yang
bertakwa: "Apakah yang telah diturunkan oleh Tuhanmu?" mereka
menjawab: "(Allah telah menurunkan) kebaikan". orang-orang yang
berbuat baik di dunia ini mendapat (pembalasan) yang baik. dan Sesungguhnya
kampung akhirat adalah lebih baik dan Itulah Sebaik-baik tempat bagi orang yang
bertakwa, (yaitu) syurga 'Adn yang mereka masuk ke dalamnya, mengalir di
bawahnya sungai-sungai, di dalam surga itu mereka mendapat segala apa yang
mereka kehendaki. Demikianlah Allah memberi Balasan kepada orang-orang yang
bertakwa.” Syurga Adn
diperuntukkan bagi orang yang bertakwa kepada Allah SWT yang tercermin selalu
berbuat kebaikan saat hidup di dunia. Di dalam syurga And mengalir sungai
sungai di bawahnya serta penghuninya
mendapatkan segala apa yang dikehendakinya.
Sedangkan berdasarkan surat Thaha (20)
ayat 75-76 yang kami kemukakan berikut ini: “dan Barangsiapa datang kepada
Tuhannya dalam Keadaan beriman, lagi sungguh-sungguh telah beramal saleh, Maka
mereka Itulah orang-orang yang memperoleh tempat-tempat yang Tinggi (mulia), (yaitu)
syurga 'Adn yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya.
dan itu adalah Balasan bagi orang yang bersih (dari kekafiran dan kemaksiatan).”
Syurga Adn diperuntukkan bagi
orang yang dalam keadaan beriman lagi bersungguh sungguh telah beramal shaleh
yang dibuktikan banyak berbuat kebaikan. Penghuni Syurga Adn adalah orang orang
yang bersih dari kekafiran dan juga kemaksiatan. Selanjutnya berdasarkan surat Fathir
(35) ayat 32-33 yang kami kemukakan berikut
ini: “kemudian kitab itu Kami wariskan
kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara
mereka ada yang Menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang
pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan[1260]
dengan izin Allah. yang demikian itu adalah karunia yang Amat besar. (bagi
mereka) syurga 'Adn mereka masuk ke dalamnya, di dalamnya mereka diberi
perhiasan dengan gelang-gelang dari emas, dan dengan mutiara, dan pakaian
mereka didalamnya adalah sutera.”
[1260] Yang dimaksud dengan orang yang Menganiaya dirinya sendiri ialah orang yang lebih banyak kesalahannya daripada kebaikannya, dan pertengahan ialah orang-orang yang kebaikannya berbanding dengan kesalahannya, sedang yang dimaksud dengan orang-orang yang lebih dahulu dalam berbuat kebaikan ialah orang-orang yang kebaikannya Amat banyak dan Amat jarang berbuat kesalahan.
Syurga Adn adalah syurga yang telah dipersiapkan oleh Allah SWT untuk hamba hamba pilihan Allah SWT yaitu hamba hamba selalu lebih dahulu berbuat kebaikan atau hamba yang menjadi pelopor utama dan pertama kebaikan atau hamba yang selalu menjadi panutan di dalam kebaikan. Penghuni syurga Adn diberi perhiasan dengan gelang gelang emas, mutiara dan pakaiannya adalah pakaian sutera. Selain dari pada itu, berdasarkan surat Ar Ra’d (13) ayat 22, 23 seperti yang kami kemukakan berikut ini: “dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Tuhannya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang Itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik), (yaitu) syurga 'Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu.” Syurga Adn adalah syurga yang diperuntukkan bagi orang orang yang sabar di dalam mencari keridhaan Allah SWT, mendirikan shalat, menafkahkan sebagian rezeki (menginfaqkan hartanya di jalan Allah SWT) serta menolak kejahatan dengan kebaikan. Penghuni syurga Adn akan tinggal bersama atau kumpul bersama dengan keluarga serta bersama orang orang shaleh.
c. Syurga Naim. Berdasarkan surat Luqman (31) ayat 8 “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, bagi mereka syurga-syurga yang penuh kenikmatan.” dan juga berdasarkan surat Al Hajj (22) ayat 56 seperti yang kami kemukakan berikut ini: “kekuasaan di hari itu ada pada Allah, Dia memberi keputusan di antara mereka. Maka orang-orang yang beriman dan beramal saleh adalah di dalam syurga yang penuh kenikmatan.” syurga Naim diperuntukkan bagi orang-orang yang benar-benar beriman kepada Allah SWT dan mengerjakan amal amal shaleh.
d. Syurga Ma’wa. Berdasarkan surat As Sajdah (32) ayat 19 yang kami kemukakan di bawah ini, “Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, Maka bagi mereka jannah tempat kediaman, sebagai pahala terhadap apa yang mereka kerjakan.” Syurga Ma’wa sudah dipersiapkan oleh Allah SWT untuk orang beriman dan mengerjakan amal shaleh. Sedangkan berdasarkan surat An Nazi’at (79) ayat 40, 41 yang kami kemukakan berikut ini: “dan Adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, Maka Sesungguhnya syurgalah tempat tinggal(nya).” syurga Ma’wa diperuntukkan bagi orang orang yang takut kepada kebesaran Allah SWT serta menahan diri dari keinginan hawa nafsunya.
e. Syurga Darussalam. Berdasarkan surat Al An’am (6) ayat 126 dan 127 yang kami kemukakan berikut ini: “dan Inilah jalan Tuhanmu; (jalan) yang lurus. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan ayat-ayat (Kami) kepada orang-orang yang mengambil pelajaran. bagi mereka (disediakan) darussalam (syurga) pada sisi Tuhannya dan Dialah pelindung mereka disebabkan amal-amal saleh yang selalu mereka kerjakan.”. syurga Darussalam diperuntukkan untuk orang orang yang mau mengambil pelajaran dari ayat ayat Allah SWT lalu mengerjakan pelajaran itu dengan mengerjakan amal amal shaleh sehingga ia selalu berada di jalan Allah SWT.
f. Syurga Darul Muqamah. Berdasarkan surat Faathir (35) ayat 35 yang kami kemukakan berikut ini: “yang menempatkan Kami dalam tempat yang kekal (surga) dari karunia-Nya; didalamnya Kami tiada merasa lelah dan tiada pula merasa lesu". syurga Darul Muqamah adalah syurga yang diperuntukkan bagi orang yang selalu bersyukur kepada Allah SWT dimana di dalamnya orang-orang tidak pernah merasa lelah dan tidak merasa lesu.
g. Syurga Al Maqamul Amin.
Berdasarkan surat Ad
Dukhaan (44) ayat 51 yang kami kemukakan berikut ini: “Sesungguhnya orang-orang yang
bertakwa berada dalam tempat yang aman.” syurga Al Maqamul Amin adalah
syurga yang diperuntukkan bagi orang orang yang bertaqwa.
h. Syurga Khuldi.
Berdasarkan surat Al
Furqaan (25) ayat 15 yang kami kemukakan berikut ini: “Katakanlah:
"Apa (azab) yang demikian itukah yang baik, atau surga yang kekal yang
telah dijanjikan kepada orang-orang yang bertaqwa?" Dia menjadi Balasan
dan tempat kembali bagi mereka?”. syurga
Khuldi diperuntukkan bagi orang yang bertaqwa, yaitu orang yang taat
menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi segala yang dilarang.
Sekarang kita sudah mengetahui tentang tingkatan tingkatan syurga, lalu mana pilihan syurga kita? Semua tingkatan syurga memiliki syarat dan ketentuan yang berbeda beda, lalu di posisi manakah diri kita? Jika memang betul kita berkeinginan pulang kampung ke syurga tidak ada jalan lain di sisi usia kita yang ada kita harus berjuang semaksimal mungkin untuk memenuhi salah satu kriteria masuk syurga. Hal lainnya yang juga harus kita perhatikan adalah masuk ke dalam syurga hanya dengan rahmat Allah SWT semata, sebagaimana hadits berikut ini: “Anas ra, berkata: Nabi SAW bersabda: Allah ta’ala berfirman: “Terdengarlah seruan pada hari kiamat dari tengah Arsy: Wahai umat Muhammad! Sesungguhnya Allah SWT berfirman: Aku telah hibahkan kepada kalian hak hak Ku yang menjadi kewajibanmu dan tersisalah akibat akibat yang harus dipertanggungjawabkan, maka saling berhibahlah kalian dan masuklah syurga dengan rahmat Ku” Masuk syurga bukan pula dengan pahala, karena pahala tidak akan sanggup membeli syurga, akan tetapi rahmat dan kasih sayang Allah SWT yang akan menghantarkan diri kita masuk syurga. Semoga kita mampu memperoleh rahmat dan kasih sayang Allah SWT saat hidup di dunia ini.
B. KEBAIKAN UNTUK MEMBENTENGI DIRI KITA DARI API NERAKA.
Untuk apa kita melaksanakan kebaikan dalam kerangka ibadah Ikhsan yaitu agar diri kita dijauhkan dari api neraka, atau menjadikan kebaikan menjadi benteng atau pelindung bagi diri kita dari api neraka. Sehingga diri kita dijauhkan, dihindarkan oleh Allah SWT dari panas dan ganasnya api neraka. Hal ini sesuai dengan ketentuan surat Al Anbiyaa (21) ayat 101 berikut ini: “bahwasanya orang-orang yang telah ada untuk mereka ketetapan yang baik dari Kami, mereka itu dijauhkan dari neraka.” Bayangkan kebaikan kebaikan yang telah kita kerjakan dalam kerangka ibadah Ikhsan mampu meredam panasnya api neraka lalu kebaikan itu mampu membentengi diri kita dari panas dan ganasnya nya api neraka.
Selain daripada itu, berdasarkan surat Al Mursalaat (77) ayat 32 berikut ini: “Sesungguhnya neraka itu melontarkan bunga api sebesar dan setinggi istana.” Dan juga berdasarkan surat Al Ma’aarij (70) ayat 15 berikut ini: “sekali-kali tidak dapat, Sesungguhnya neraka itu adalah api yang bergolak.” serta surat Al Mulk (67) ayat 7 yang kami kemukakan berikut ini: “apabila mereka dilemparkan ke dalamnya mereka mendengar suara neraka yang mengerikan, sedang neraka itu menggelegak.” Berdasarkan dua ayat di atas. Allah SWT telah mengemukakan kondisi dan keadaan dari neraka. Lalu sebagai Abd’ (hamba) yang sekaligus khalifah Allah SWT di muka bumi yang memiliki mata, telinga, perasaan, akal bisakah kita membayangkan keadaan neraka yang seperti itu? Jika kita termasuk orang orang yang berakal dan juga memiliki perasaan tentu kita bisa membayangkan betapa buruknya kampung kebinasaan dan kesengsaraan itu dan betapa sengsaranya diri kita jika dimasukkan kesana oleh Allah SWT.
Untuk itulah Allah SWT memberikan
batasan dan kriteria bagi yang ingin masuk syurga harus seperti ini dan jika ingin
masuk neraka lakukanlah hal-hal sebagai berikut sebagaimana 3 (tiga) buah
firmanNya, yaitu: Tuhan berfirman: “Pergilah, barangsiapa di antara
mereka yang mengikuti kamu, maka sesungguhnya neraka Jahannam adalah balasanmu
semua, sebagai suatu pembalasan yang cukup. (surat Al Israa’ (17) ayat 63)
Allah berfirman: “Keluarlah kamu dari surga itu
sebagai orang terhina lagi terusir. Sesungguhnya barangsiapa di antara mereka
mengikuti kamu, benar-benar Aku akan mengisi neraka Jahannam dengan kamu
semuanya”. (surat Al A’raaf (7) ayat 18)
Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya hamba-hambaKu, kamu
tidak dapat berkuasa atas mereka. Dan cukuplah TuhanMu sebagai Penjaga. (surat
Al Israa’ (17) ayat 65).
Berdasarkan ketentuan tiga buah ayat di atas ini, Jika kita ingin pulang kampung ke syurga, jadilah umat yang patuh dan taat kepada perintah Allah SWT dan jika kita ingin pulang kampung ke neraka Jahannam, jadilah umat yang patuh dan taat kepada perintah iblis/syaitan. Adanya informasi syarat-syarat untuk masuk neraka dan masuk syurga secara terbuka berarti terjadilah keadilan informasi setelah itu silahkan memilih, apakah mau masuk ke syurga ataukah mau masuk ke neraka, apakah mau menjadi hamba Allah SWT ataukah mau menjadi hamba syaitan? Pilihan dan konsekuensi akhir ada pada diri kita sendiri, bukan pada Allah SWT. Untuk itu silahkan memilih dan selamat menikmati pilihan.
Sekarang mari kita pelajari seperti apakah neraka itu sehingga dengan kita ketahui keadaan dan kondisinya bisa menjadi pelajaran bagi diri kita dan jangan sampai kita pulang kampung kesana.
1. Kampung
Kebinasaan dan Kesengsaraan adalah Neraka. Allah SWT berfirman, “Wahai anak Adam! Bagaimana engkau
bisa bermaksiat padaKu padahal engkau masih tak tahan terhadap panasnya
matahari. Neraka Jahannam mempunyai tujuh tingkatan. Di dalamnya ada api yang
sebagian melahap yang lainnya. Di setiap tingkatan ada tujuh puluh ribu cabang
api. Pada setiap cabang ada tujuh puluh ribu tempat tinggal. Pada setiap tempat
tinggal ada tujuh puluh ribu rumah. Pada setiap rumah ada tujuh puluh ribu
sumur. Pada setiap sumur ada tujuh puluh ribu peti api. Pada setiap peti api
ada tujuh puluh ribu kalajengking dari api, dan di atas setiap peti terdapat
tujuh puluh ribu pohon zaqqum. Di setiap pohon ada tujuh puluh ribu pemimpin
dari api. Bersama setiap pemimpin tersebut ada tujuh puluh ribu malaikat dari
api, dan tujuh puluh ribu ular api. Panjang masing masing ular itu tujuh puluh
ribu hasta dari api. Pada setiap perut ular itu ada lautan dari racun hitam.
Setiap kalajengking memiliki seribu ekor. Panjang masing masing ekornya tujuh
puluh ribu hasta.Pada setiap ekor terdapat tujuh puluh ribu liter racun merah.
Wahai anak Adam! Aku tidak menciptakan api kecuali diperuntukkan bagi setiap
orang kafir, pengadu domba, orang yang durhaka kepada orang tua, orang yang
riya, orang yang tidak memberi zakat hartanya, pezina, pemakan harta riba,
peminum khamar, penganiaya anak yatim, pegawai yang berkhianat, wanita yang
meratapi musibah, dan setiap orang yang menyakiti tetangganya. “kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman
dan mengerjakan amal saleh; Maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan
kebajikan. dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (surat Al Furqaan (25) ayat 70). Oleh
karena itu, kasihilah diri kalian sendiri wahai para hambaKu. Sebab, badanmu
sangat lemah, sedang perjalanan masih jauh, beban sangat berat, ash shirath
begitu halus, pengintai Maha Melihat, dan hakimnya adalah Tuhan semesta alam.” (Imam Al Ghazali, Bahagia Senantiasa: Kimia Ruhani Untuk Kebahagiaan Abadi, Serambi
Ilmu Semesta, Jakarta, 2007).
Inilah kampung atau tempat kembali yang dijanjikan oleh Allah SWT kepada makhluknya yang tidak mematuhi segala larangan dan perintah-Nya. Tempat kembali apakah yang dijanjikan Allah SWT itu? Tempat itu adalah Neraka yang merupakan sebuah Kampung atau tempat kembali yang berisi kebinasaan dan kesengsaraan, sebagaimana firmanNya berikut ini: Dan pada hari itu diperlihatkan neraka Jahannam; dan pada hari itu ingatlah manusia akan tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya. Dia mengatakan: “Alangkah baiknya kiranya aku dahulu mengerjakan (amal saleh) untuk hidupku ini. (surat Al Fajr (89) ayat 23-24). Sebagai Abd’ (hamba) yang sekaligus khalifah di muka bumi, beranikah anda memilih kampung kebinasaan dan kesengsaraan sebagai tempat kembali kelak setelah hari kiamat? Jika anda berani memilih neraka berarti anda telah menjadi pengikut dan antek serta kawan bagi syaitan dan iblis di dalam mengarungi hidup di neraka.
2. Neraka mempunyai Tujuh Pintu atau Tujuh Tingkat. Urut-urutan dari Kampung Kebinasaan dan Kesengsaraan yang telah dipersiapkan oleh Allah SWT adalah Jahannam, Lazha, Huthamah, Sa’ir, Saqar, Jahim dan Hawwiyah, sebagaimana firmanNya berikut ini: “Sesungguhnya neraka Jahannam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada orang-orang mereka (pengikut-pengikut syaitan) semuanya. Jahannam itu mempunyai tujuh pintu. Tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan yang tertentu bagi mereka. (surat Al Hijr (15) ayat 43-44). Selanjutnya beranikah anda memilih salah satu tempat dari ke tujuh kampung kebinasaan dan kesengsaraan sebagai kampung halaman yang baru kelak dikemudian hari?
3. Berapakah Panasnya Api Neraka? Pernahkah anda terkena bara api atau terkena tumpahan air panas? Jika anda pernah merasakan itu maka anda pasti merasakan sakitnya terkena bara dan air panah. Sekarang jika bara dan air panas saja sudah membuat kita merasakan sakit bagaimana dengan panasnya api neraka yang panasnya 69 (enam puluh sembilan) kali panasnya api yang ada di dunia? Rasulullah bersabda: “Api kalian di dunia yang dinyalakan oleh anak keturunan Adam adalah satu bagian dari tujuh puluh bagian dari neraka Jahannam”. Para sahabat berkata: “Jika api itu mencukupi ya Rasulullah, maka api itu terpisah dengan selisih enam puluh sembilan bagian yang kesemuanya itu adalah perumpamaan panasnya”. (Hadits Riwayat Bukhari, Muslim). Sekarang pernahkan anda menilai berapa panasnya api yang ada di dunia kemudian kalikan dengan 69 (enam puluh sembilan) berapa panasnya api neraka? Maukah anda pergi ke sana?
4. Apa Warna Api Neraka? Selama ini kita hanya mengetahui bahwa warna api adalah merah kemudian dengan merahnya api saja kita sudah tidak sanggup mendekatinya ataupun melawannya. Jika sekarang warna api neraka adalah hitam dan gelap tentunya lebih hebat dan lebih dasyat dari api yang berwarna merah. Rasulullah bersabda: “Api neraka dinyalakan selama seribu tahun sehingga api itu menjadi merah. Api neraka itu lantas dinyalakan lagi selama seribu tahun sehingga api itu menjadi putih. Setelah itu api neraka dinyalakan kembali selama seribu tahun sehingga api neraka itu menjadi hitam dan gelap”. (Hadits Riwayat Athturmudzi). Jika api yang hitam dan gelap itu adalah tempat kembali kita, coba bayangkan sakit dan perih yang dirasakan oleh tubuh kita pada waktu terbakar. Mau mencobakah anda api tersebut?
5. Berapa Kedalaman Neraka? Mau tahukah anda berapa jarak atau kedalaman dari neraka itu? Jatuhkan sebuah batu ke dalam sebuah lorong ataupun sebuah jurang dimana batu tersebut tidak akan sampai sebelum 70 (tujuh puluh) tahun ke dasar lorong tersebut. Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya batu besar yang dijatuhkan dari ujung neraka Jahannam, ia jatuh selama tujuh puluh tahun dan batu itu tidak sampai ke tempatnya”. (Hadits Riwayat Athturmudzi). Dapatkah kita menghitung luas/dalamnya lorong tersebut? Ini berarti luasnya Neraka tidak ada yang sanggup mengukurnya kecuali Allah SWT dan ini berarti luasnya Kampung Kesengsaraan dan Kebinasaan tidak terhingga sehingga dapat menampung seluruh hamba yang membangkang perintah Allah SWT.
6. Rantai Neraka Jahannam dan Belenggunya. Setiap manusia yang pulang ke kampung kebinasaan dan kesengsaraan pasti akan dibakar dan disiksa di dalam kobaran api neraka dan orang yang disiksa dan dibakar tersebut pasti akan berontak untuk ke luar dari siksa api neraka. Untuk itu Allah SWT akan membelenggu manusia tersebut dengan rantai yang panjangnya 70 (tujuh puluh) hasta sehingga orang yang di bakar dan di siksa tidak akan bisa lari ke mana-mana. Allah SWT berfirman: “Peganglah dia lantas belenggulah tangannya ke lehernya, kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala. Setelah itu belitlah dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta, Sesungguhnya dahulu dia tidak beriman kepada Allah yang Maha Besar dan dia juga tidak menganjurkan orang lain untuk memberi makan orang miskin”. (surat Al Haaqqah (69) ayat 30-31-32-33-34). Jika kita diborgol saja sudah susah dan payah untuk bergerak bagaimana jika kita di belenggu serta dirantai ditengah kobaran api yang menyala-nyala pasti rasanya sangat menyakitkan. Adanya kondisi ini apakah kita tetap mau pulang ke kampung kebinasaan dan kesengsaraan?
7. Ular dan Kalajengking. Anda tidak perlu takut jika berada di kampung kebinasaan dan kesengsaraan sebab disana selain ada api yang menyala-nyala juga terdapat teman yang menemani kita yaitu ular dan kalajengking. Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya di dalam api neraka Jahannam terdapat beberapa ular seperti leher ular onta Khurasan. Satu ular menggigit, panasnya terasa selama tujuh puluh tahun masa musim rontok. Di neraka juga terdapat kalajengking seperti keledai besar yang gemuk dan banyak susunya. Satu kalajengking menggigit, sakitnya terasa selama empat puluh tahun. (Hadits Riwayat Hakim). Mau tahukah anda rasa sakit yang diakibatkan oleh gigitan ular dan kalajengking di kampung kebinasaan dan kesengsaraan? Satu gigitan ular akan terasa sakit dan panasnya selama tujuh puluh tahun masa musim rontok dan satu gigitan kalajengking sakitnya terasa empat puluh tahun. Jika anda mau merasakan gigitan ular dan kalejengking tersebut pulanglah ke kampung kebinasaan dan kesengsaraan dan jika anda tidak mau maka Berimanlah kepada Allah SWT dengan sebenar-benarnya.
8. Disiksa Tiada Henti. Di kampung kebinasaan dan kesengsaraan anda akan mendapatkan sebuah kepastian yaitu siksa yang tiada henti. Tidak ada saat dan tidak ada waktu yang terbuang semuanya dilalui dengan siksaan yang sangat pedih tiada banding. Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (surat An Nisa (4) ayat 56). Sekarang jika anda ingin mencoba kepastian yang ada di dalam neraka Jahannam, pulang kampunglah kesana maka anda akan merasakan semua jenis siksaan tersebut.
9. Makanan dan Minuman Penghuni Neraka. Di dunia kita mengenal apa yang disebut dengan Empat Sehat Lima Sempurna, akan tetapi jika kita telah memilih untuk pulang ke kampung yang bernama Neraka Jahannam maka jangan berharap makanan yang memenuhi syarat tersebut dapat anda peroleh, sebagaimana firman Allah SWT berikut ini: “Dan tiada (pula) makanan sedikitpun (baginya) kecuali dari darah dan nanah. Tidak ada yang memakannya kecuali orang-orang yang berdosa. (surat Al Haaqqah (69) ayat 36-37). Dan juga berdasarkan firman Allah SWT berikut ini: “Makanan surga itukah hidangan yang lebih baik ataukah pohon zaqqum. Sesungguhnya kami menjadikan pohon zaqqum itu sebagai siksaan bagi orang-orang yang zalim. Sesungguhnya dia adalah sebatang pohon yang keluar dari dasar neraka jahim. Mayangnya seperti kepala syaitan-syaitan. Maka sesungguhnya mereka benar-benar memakan sebagian dari buah pohon itu, maka mereka memenuhi perutnya dengan buah zaqqum itu. Kemudian sesudah makan buah pohon zaqqum itu pasti mereka mendapat minuman yang bercampur dengan air yang sangat panas. (surat Ash Shaaffaat (37) ayat 62-63-64-65-66-67)
Allah SWT juga berfirman sebagaimana berikut ini: “Mereka tiada memperoleh makanan selain dari pohon berduri, yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar. (surat Al Ghaasyiyah (88) ayat 6-7). Berdasarkan ketentuan ayat di atas, menu makanan sehat ala neraka Jahannam adalah darah dan nanah serta makanan yang berasal dari pohon berduri yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar dan jika anda haus maka akan dicampur dengan air yang sangat panas atau masih mendidih. Coba anda bayangkan menu makanan ini dengan makanan yang memenuhi Kriteria Empat Sehat Lima Sempurna, mana yang lebih enak?
Di kampung kebinasaan dan kesengsaraan
jangan berharap untuk mendapatkan minuman yang sejuk dan menyegarkan. Minuman kesehatan
yang ada di neraka Jahannam adalah air yang mendidih yang dapat merontokkan dan
membuat sakit anggota tubuh tiada terkira serta air nanah yang menjijikkan
serta air seperti Besi yang mendidih, sebagaimana firmanNya berikut ini: “Banyak
muka pada hari itu tunduk terhina, bekerja keras lagi kepayahan, memasuki api
yang sangat panas (neraka), diberi minum (dengan air) dari sumber yang sangat
panas. (surat Al Ghaasyiyah (88) ayat 2-3-4-5)
Allah SWT berfirman: “Dengan air itu dihancur
luluhkan segala apa yang ada dalam perut mereka dan juga kulit (mereka). Dan
untuk mereka cambuk-cambuk dari besi, setiap kali mereka hendak keluar dari neraka
lantaran kesengsaraan mereka, niscaya mereka dikembalikan ke dalamnya. (Kepada
mereka dikatakan): “Rasailah azab yang membakar ini”. (surat Al Hajj (22) ayat
20-21-22)
Allah SWT berfirman: Dan katakanlah: “kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir”. Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang-orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka.Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek. (surat Al Kahfi (18) ayat 29)
Sebagai Abd’ (hamba) yang sekaligus khalifah di muka bumi, beranikah anda memilih salah satu makanan dan minuman kesehatan ala neraka? Jika anda tidak mau merasakan salah satu makanan dan minuman kesehatan tersebut maka jadilah hamba Allah SWT dan jangan pernah sekalipun menjadi hamba syaitan. Sekarang mari kita perhatikan dengan seksama tentang keadaan normal manusia, baik di dunia maupun di neraka. Setiap manusia akan merasakan rasa haus dan lapar maka kondisi ini harus diatasi dengan makan dan minum. Jika saat kita hidup di dunia, kita bisa mengatasi haus dan lapar dengan makan dan minum yang kita sukai. Namun saat diri kita berada di neraka, jangan pernah berharap untuk bisa memilih makanan dan minuman yang kita sukai, disana hanya ada makanan dan minuman berupa pohon jakkum dan minuman dari timah yang mendidih. Lalu apa yang terjadi? Keadaan normal saat hidup di dunia terjadi pula saat di neraka yaitu saat lapar dan haus harus diatasi dengan makan dan minum pula. Lalu terjadilah apa yang dinamakan memakan makanan dan minuman ala neraka dan seterusnya terjadi entah sampai kapan berakhirnya.
Itulah kondisi dan keadaan dari kampung kebinasaan dan kesengsaraan, kemudian renungkan keadaan tersebut dan bandingkan dengan kondisi kita saat ini. Selanjutnya beranikah kita pulang ke kampung halaman yang bernama Kampung Kebinasaan dan Kesengsaraan? Ayo segera tentukan sikap. Semoga kita semua tidak salah jalan saat hidup di dunia. Berikut ini akan kami kemukakan tingkatan tingkatan yang ada di dalam neraka, yaitu:
a. Neraka Hawwiyah. Berdasarkan surat Al Qaariah (101) ayat 8 sampai 11 yang kami kemukakan berikut ini: “dan Adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, Maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. tahukah kamu Apakah neraka Hawiyah itu?(yaitu) api yang sangat panas.” neraka Hawiyah adalah neraka yang diperuntukkan atas orang orang yang ringan timbangan amalnya yaitu mereka yang selama hidup di dunia lebih banyak mengerjakan keburukan dibandingkan dengan kebaikan.
b. Neraka Jahim. Berdasarkan surat Asy Syu’araa (26)
ayat 91,92,93 yang kami kemukakan berikut ini: “dan diperlihatkan dengan jelas
neraka Jahim kepada orang- orang yang sesat", dan dikatakan kepada mereka:
"Dimanakah berhala-berhala yang dahulu kamu selalu menyembah(nya) selain
dari Allah? dapatkah mereka menolong kamu atau menolong diri mereka
sendiri?" Neraka Jahim sebagai tempat penyiksaan atas orang-orang
musyrik atau orang-orang yang menyekutukan Allah SWT maka sesembahan mereka
akan datang untuk menyiksa mereka. Orang yang di dunia menyembah sapi maka sapi
yang akan menyiksa orang itu. Orang yang menyembah patung berbentuk hewan, maka
patung itu yang akan menyiksanya. Dan demikian selanjutnya. Syirik disebut
sebagai dosa yang paling besar menurut Allah SWT, karena syrik berarti
mensekutukan Allah SWT atau menganggap ada makhluk yang lebih hebat dan
berkuasa sehebat Allah SWT. Syirik dapat pula berarti menganggap ada Tuhan lain
selain Allah SWT.
Selain daripada itu, berdasarkan surat
At Takaatsur (102) ayat 1 sampai 8 yang kami kemukakan berikut ini: “Bermegah-megahan
telah melalaikan kamu[1598], sampai kamu masuk ke dalam kubur. janganlah
begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), dan janganlah
begitu, kelak kamu akan mengetahui. janganlah begitu, jika kamu mengetahui
dengan pengetahuan yang yakin, niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka
Jahiim, dan Sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan 'ainul
yaqin[1599]. kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan
(yang kamu megah-megahkan di dunia itu).” Neraka Jahim juga
diperuntukkan bagi orang orang yang bermegah megahan dalam persoalan harta
kekayaan, anak, pengikut, kemulian yang mengakibatkan kita lalai dalam ketaatan
kepada Allah SWT.
[1598] Maksudnya:
Bermegah-megahan dalam soal banyak harta, anak, pengikut, kemuliaan, dan
seumpamanya telah melalaikan kamu dari ketaatan.
[1599] 'ainul yaqin artinya melihat dengan mata kepala sendiri sehingga menimbulkan keyakinan yang kuat.
c.
Neraka
Saqar. Berdasarkan surat Al Muddatstsir (74) ayat 26 sampai 47
yang kami kemukakan berikut ini: “aku akan memasukkannya ke dalam (neraka)
Saqar. tahukah kamu Apakah (neraka) Saqar itu? Saqar itu tidak meninggalkan dan
tidak membiarkan [1527].(neraka Saqar) adalah pembakar kulit manusia. dan di
atasnya ada sembilan belas (Malaikat penjaga).dan tiada Kami jadikan penjaga
neraka itu melainkan dari Malaikat: dan tidaklah Kami menjadikan bilangan
mereka itu melainkan untuk Jadi cobaan bagi orang-orang kafir, supaya
orang-orang yang diberi Al-Kitab menjadi yakin dan supaya orang yang beriman
bertambah imannya dan supaya orang-orang yang diberi Al kitab dan orang-orang
mukmin itu tidak ragu-ragu dan supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada
penyakit dan orang-orang kafir (mengatakan): "Apakah yang dikehendaki
Allah dengan bilangan ini sebagai suatu perumpamaan?" Demikianlah Allah
membiarkan sesat orang-orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada
siapa yang dikehendaki-Nya. dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu
melainkan Dia sendiri. dan Saqar itu tiada lain hanyalah peringatan bagi
manusia. sekali-kali tidak[1528], demi bulan, dan malam ketika telah berlalu,
dan subuh apabila mulai terang.Sesungguhnya Saqar itu adalah salah satu bencana
yang Amat besar, sebagai ancaman bagi manusia.(yaitu) bagi siapa di antaramu
yang berkehendak akan maju atau mundur[1529]. tiap-tiap diri bertanggung jawab
atas apa yang telah diperbuatnya, kecuali golongan kanan, berada di dalam
syurga, mereka tanya menanya, tentang (keadaan) orang-orang yang
berdosa,"Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?" mereka
menjawab: "Kami dahulu tidak Termasuk orang-orang yang mengerjakan
shalat, dan Kami tidak (pula) memberi
Makan orang miskin, dan adalah Kami
membicarakan yang bathil, bersama dengan orang-orang yang membicarakannya, dan
adalah Kami mendustakan hari pembalasan, hingga datang kepada Kami kematian.”
[1527] Yang dimaksud
dengan tidak meninggalkan dan tidak membiarkan ialah apa yang dilemparkan ke
dalam neraka itu diazabnya sampai binasa kemudian dikembalikannya sebagai
semula untuk diazab kembali.
[1528] Sekali-kali tidak
adalah bantahan terhadap ucapan-ucapan orang-orang musyrik yang mengingkari
hal-hal tersebut di atas.
[1529] Yang dimaksud dengan maju ialah maju menerima peringatan dan yang dimaksud dengan mundur ialah tidak mau menerima peringatan.
Neraka Saqar adalah neraka yang telah
dipersiapkan oleh Allah SWT untuk orang orang yang tidak mengerjakan shalat,
tidak memberi makan orang miskin, selalu membicarakan yang bathil bersama yang
membicarakannya, orang mendustakan hari pembalasan tanpa sempat bertaubat.
d. Neraka Lazza.
Berdasarkan surat Al
Ma’aarij (70) ayat 15 sampai 18 yang kami kemukakan berikut ini: “sekali-kali tidak dapat, Sesungguhnya
neraka itu adalah api yang bergolak, yang mengelupas kulit kepala,yang
memanggil orang yang membelakang dan yang berpaling (dari agama), serta mengumpulkan
(harta benda) lalu menyimpannya[1511].” Neraka Lazza adalah neraka yang
diperuntukkan untuk orang orang yang menyimpan hartanya dan tidak mau mengeluarkan zakat serta tidak mau
menafkahkan ke jalan yang diridhai Allah SWT.
[1511] Maksudnya: orang
yang menyimpan hartanya dan tidak mau mengeluarkan zakat dan tidak pula
menafkahkannya ke jalan yang benar.
e. Neraka Huthamah.
Berdasarkan surat Al
Humazah (104) ayat 1 sampai 9 yang kami kemukakan berikut ini: kecelakaanlah bagi Setiap pengumpat lagi pencela,
yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitung[1600],Dia mengira bahwa hartanya
itu dapat mengkekalkannya,sekali-kali tidak! Sesungguhnya Dia benar-benar akan
dilemparkan ke dalam Huthamah. dan tahukah kamu apa Huthamah itu? (yaitu) api
(yang disediakan) Allah yang dinyalakan,yang (membakar) sampai ke
hati.Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka, (sedang mereka itu) diikat
pada tiang-tiang yang panjang.”
[1600] Maksudnya mengumpulkan dan menghitung-hitung harta yang karenanya Dia menjadi kikir dan tidak mau menafkahkannya di jalan Allah.
Neraka Huthamah adalah neraka yang
dipersiapkan oleh Allah SWT untuk orang yang suka mengumpat dan suka mencela, mengumpulkan
harta, serakah dan menghina orang-orang miskin serta memamerkannya. Mereka berpaling
dari agama, tidak mau bersedekah dan tidak mau pula membayar zakat. Mereka juga
memasang wajah masam apabila ada orang miskin yang meminta bantuan. Allah SWT membalas
dengan menyiksa mereka dengan cara menguliti dan mengelupaskan kulit muka
mereka.
f. Neraka Sair.
Berdasarkan surat An
Nisaa’ (4) ayat 9 dan 10 yang kami kemukakan berikut ini: “dan hendaklah takut kepada Allah
orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang
lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu
hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan Perkataan
yang benar. Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara
zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk
ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).” Neraka Sair diperuntukkann
untuk orang orang yang memakan harta anak yatim secara dzalim, mengucapkan
perkataan yang menyakitkan serta kafir. Neraka ini juga diperuntukkan untuk
orang orang yang tidak mau mendengarkan atau memikirkan peringatan Allah SWT
seperti melaksanakan perintah dan menjauhi larangannya. Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya
Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang, dan Kami jadikan
bintang-bintang itu alat-alat pelempar syaitan, dan Kami sediakan bagi mereka
siksa neraka yang menyala-nyala. (surat Al Mulk (67) ayat 5)
Allah
SWT berfirman: dan mereka berkata: "Sekiranya Kami mendengarkan atau memikirkan
(peringatan itu) niscaya tidaklah Kami Termasuk penghuni-penghuni neraka yang
menyala-nyala".
mereka
mengakui dosa mereka. Maka kebinasaanlah bagi penghuni-penghuni neraka yang
menyala-nyala. (surat Al Mulk (67) ayat 10 dan 11)
g. Neraka Wail.
Berdasarkan surat Al
Muthaffifiin (83) ayat 1 sampai 6 yang kami kemukakan berikut ini: “kecelakaan
besarlah bagi orang-orang yang curang, (yaitu) orang-orang yang apabila menerima
takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi, dan apabila mereka menakar atau
menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi. tidaklah orang-orang itu
menyangka, bahwa Sesungguhnya mereka akan dibangkitkan, pada suatu hari yang
besar, (yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam?.” Dan
juga berdasarkan surat Al Muthaffifiin (83) ayat 14 sampai 17 berikut ini: “sekali-kali
tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati
mereka. sekali-kali tidak, Sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar
tertutup dari (rahmat) Tuhan mereka. Kemudian, Sesungguhnya mereka benar-benar
masuk neraka. Kemudian, dikatakan (kepada mereka): "Inilah azab yang
dahulu selalu Kami dustakan.” Neraka Wail diperuntukan bagi orang orang
yang mencurangi takaran atau timbangan atau ukuran untuk memperoleh keuntungan
yang besar atau dengan kata lain neraka dipersiapkan khusus untuk para
pedagang, pengusaha atau saudagar. Apa yang mereka curangi, apa yang mereka
korupsi akan dibakar lalu dimasukkan ke dalam perut mereka sebagai balasan atas
apa yang telah mereka kerjakan.
8. Neraka Jahannam. Berdasarkan surat An Nisaa’ (4) ayat 168 dan 169 yang kami kemukakan berikut ini: “Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan melakukan kezaliman, Allah sekali-kali tidak akan mengampuni (dosa) mereka dan tidak (pula) akan menunjukkan jalan kepada mereka, kecuali jalan ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. dan yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” Neraka Jahannam diperuntukkan untuk orang orang kafir, orang orang dzalim. Sedangkan berdasarkan surat Al Hijr (15) ayat 43 dan 44 berikut ini: “dan Sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka (pengikut-pengikut syaitan) semuanya.Jahannam itu mempunyai tujuh pintu. tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan yang tertentu dari mereka.” Neraka Jahannam dipersiapkan bagi manusia yang telah menjadi pengikut pengikut syaitan sang laknatullah. Neraka Jahannam atau biasa disebut orang dengan nama jahannam merupakan neraka yang paling dalam dan paling berat siksaannya. Neraka Jahannam memiliki tujuh pintu masuk, dimana tiap tiap pintu untuk golongan yang tertentu pula. Setiap manusia yang masuk ke neraka Jahannam kekal di dalamnya selama lamanya.
Sebagai Abd’ (hamba) yang sekaligus khalifah di muka bumi ketahuilah bahwa kampung halaman kita yang sesungguhnya adalah syurga yang tidak lain adalah Kampung Kebahagiaan. Dan untuk memperolehnya Allah SWT sudah menetapkan syarat dan ketentuannya yaitu jadikan diri kita masuk dalam golongan kanan yaitu orang yang beriman lagi beramal shaleh (yang selalu berbuat kebaikan dari waktu ke waktu). Dan alangkah bodohnya diri kita jika mau diajak pulang kampung ke neraka Jahannam oleh syaitan karena bujuk dan rayuannya. Ingat, jika syaitan pulang kampung ke neraka Jahannam karena memang disanalah kampung halaman dari syaitan. Api akan kembali ke api sedangkan diri kita yang sesungguhnya bukanlah berasal dari api melainkan dari Nur yang berasal dari Allah SWT.
C. KEBAIKAN UNTUK KESELAMATAN HIDUP DI DUNIA DAN AKHIRAT.
Melaksanakan kebaikan dalam kerangka
ibadah Ikhsan adalah agar diri diberi keselamatan di kehidupan dunia dan juga
di kehidupan akhirat kelak, berupa syurga Adn. Sepanjang diri kita mampu
menjadikan diri kita menjadi orang yang bertaqwa atau orang yang beriman dan
beramal shaleh, sebagaimana dikemukakan oleh Allah SWT dalam firmanNya dalam
surat An Nahl (16) ayat 30 sampai 32 yang kami kemukakan berikut ini: “dan dikatakan kepada orang-orang yang bertakwa:
"Apakah yang telah diturunkan oleh Tuhanmu?" mereka menjawab:
"(Allah telah menurunkan) kebaikan". orang-orang yang berbuat baik di
dunia ini mendapat (pembalasan) yang baik. dan Sesungguhnya kampung akhirat
adalah lebih baik dan Itulah Sebaik-baik tempat bagi orang yang bertakwa, (yaitu)
syurga 'Adn yang mereka masuk ke dalamnya, mengalir di bawahnya sungai-sungai,
di dalam surga itu mereka mendapat segala apa yang mereka kehendaki.
Demikianlah Allah memberi Balasan kepada orang-orang yang bertakwa, (yaitu)
orang-orang yang diwafatkan dalam Keadaan baik[822] oleh Para Malaikat dengan
mengatakan (kepada mereka): "Salaamun'alaikum [823], masuklah kamu ke
dalam syurga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan".
[822] Maksudnya: wafat dalam Keadaan suci dari kekafiran dan
kemaksiatan atau dapat juga berarti mereka mati dalam Keadaan senang karena ada
berita gembira dari Malaikat bahwa mereka akan masuk syurga.
[823] Artinya selamat sejahtera bagimu.
Di lain sisi, saat diri kita hidup di muka bumi kita tidak akan bisa terhindar dari adanya peperangan saling pengaruh mempengaruhi antara kepentingan ruh/ruhani dengan kepentingan jasad/jasmani. Jasad/jasmani mendorong manusia ke dalam nilai nilai keburukan yang dikehendaki oleh syaitan. Ruh/ruhani mendorong manusia ke dalam nilai nilai kebaikan yang dikehendaki oleh Allah SWT. Agar diri kita selalu berada di dalam nilai nilai kebaikan yang dikehendaki Allah SWT maka kita diperintahkan untuk mengalahkan ahwa (hawa nafsu) yang berasal dari kepentingan jasad/jasmani dengan selalu berada di dalam kehendak Allah SWT, yaitu melaksanakan Diinul Islam secara kaffah selama hayat masih di kandung badan.
Kebaikan yang kita lakukan, tidak hanya untuk kepentingan akhirat semata. Namun juga untuk kepentingan hidup di dunia terutama dalam hal mengalahkan ahwa (hawa nafsu) dan juga syaitan, menjaga kualitas keimanan, menjaga kefitrahan ruh/ruhani serta memenangkan permainan yang sedang kita laksanakan saat ini. Dimana kesemuanya saling berkaitan. Sebagai contoh, jika kita mampu mengalahkan ahwa (hawa nafsu) dan syaitan berarti kita bisa berbuat kebaikan yang berarti kefitrahan ruh/ruhani tetap terjaga serta berarti pula kualitas keimanan tetap terjaga. Demikian pula jika kita berbuat keburukan atau berbuat dosa maka keimanan menjadi tergganggu sehingga kualitas kefitrahan ruh/ruhani mengalami gangguan. Apa yang kami kemukakan semuanya terjadi saat kita hidup di dunia sehingga kebaikan atau keburukan tidak hanya berdampak bagi kehidupan di akhirat namun juga kehidupan dunia terdampak.
Lihat dan rasakan saat diri kita berbuat kebaikan melalui harta kekayaan yang kita miliki, kita akan merasakan rasa memiliki sesuatu setelah diri kita mampu berbuat kebaikan melalui infaq atau melalui shadaqah. Ada sesuatu yang luar biasa yang kita rasakan yang tidak bisa kita ucapkan dengan kata kata saat diri kita mampu memberi melalui infaq dan shadaqah. Disinilah salah satu letak dari adanya kebahagiaan hidup di dunia merasakan berpunya saat memberi. Semakin banyak dan semakin sering kita memberi maka semakin terasa nikmat kita memberi. Sekarang coba kita tahan kebiasaan baik untuk memberi kepada orang lain, lalu apa yang kita rasakan? Ada sesuatu yang mengganjal atau ada sesuatu yang kurang dalam diri karena belum memberi melalui apa yang kita punya. Akan tetapi setelah kita mampu memberi hilang rasa itu dan rasa itu hanya akan kita dapatkan di kehidupan dunia lalu kita merasakan nikmatnya bertuhankan kepada Allah SWT melalui aktifitas memberi (tangan diatas).
Padahal saat diri kita memberi berarti ada sesuatu yang kurang dari yang kita miliki, tetapi justru terasa nikmat saat memberi. Disinilah salah satu letak dari matematika Allah SWT, yang kita miliki secara kasat mata memang berkurang namun secara ilahiah ada yang bertambah yaitu saldo kebaikan. Untuk itu jangan pernah ragu ragu untuk memberi kebaikan kepada siapapun, karena kenikmatan memberi siap diberikan oleh Allah SWT sepanjang diri kita ikhlas dalam memberi. Jika sampai diri kita ragu dalam memberi berarti kita sendiri yang memberikan kesempatan kepada syaitan untuk menggangu dan menggoda diri kita saat memberi. Jika kita sudah berniat berbuat kebaikan, lakukan tanpa harus menunggu waktu. Hal ini dikarenakan pada saat menunggu untuk berbuat kebaikan, akan terjadi apa yang dinamakan dengan gangguan dan godaan baik yang berasal dari internal diri maupun dari eksternal diri kita.
D. KEBAIKAN ADALAH PENGHAPUS KEBURUKAN DALAM HATI.
Setiap kebaikan yang kita perbuat dalam kerangka melaksanakan ibadah Ikhsan merupakan penghapus dari keburukan atau penghapus dosa atau penghapus kesalahan yang pernah kita buat di masa lalu. Adanya ketentuan ini maka kita tidak memiliki lagi saldo negatif yang bersifat keburukan atau tidak ada lagi saldo dosa, sehingga yang ada saldo positif yang bersifat kebaikan. Hal ini sesuai dengan firmanNya yang tertuang di dalam surat Huud (11) ayat 114 berikut ini: “dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.” Sedangkan berdasarkan ketentuan surat Al Ankabuut (29) ayat 6 dan 7 yang kami kemukakan berikut ini: “dan Barangsiapa yang berjihad, Maka Sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam. dan orang-orang yang beriman dan beramal saleh, benar-benar akan Kami hapuskan dari mereka dosa-dosa mereka dan benar-benar akan Kami beri mereka Balasan yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan.” dan juga berdasarkan ketentuan surat Az Zumar (39) ayat 35 yang kami kemukakan berikut ini: “agar Allah akan menutupi (mengampuni) bagi mereka perbuatan yang paling buruk yang mereka kerjakan dan membalas mereka dengan upah yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” Setiap kebaikan ataupun setiap keburukan yang dilakukan oleh seseorang akan dikembalikan kepada yang melakukannya.
Bagi yang melakukan kebaikan akan menerima kebaikan dan bagi yang melakukan keburukan/kejahatan akan menerima balasan sesuai dengan yang dikerjakannya. Sehingga tidak akan ada kebaikan yang dilaksanakan oleh seseorang namun orang lain yang menerima hasilnya atau tidak akan ada kebaikan akan menghasilkan keburukan sepanjang yang melaksanakan kebaikan memenuhi syarat dan ketentuan beriman dan beramal shaleh. Sedangkan berdasarkan surat Al Muthaffifii (83) ayat 14 yang kami kemukakan berikut ini: “sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka.” setiap keburukan akan menutupi hati sehingga hati menjadi tidak bening lagi (kotor) sehingga akan susah menerima pengajaran dari orang lain (menjadi orang yang bebal).
Selain daripada itu, setiap dosa atau keburukan yang dilakukan oleh seseorang maka timbul bintik hitam di dalam hatinya. Semakin banyak dosa atau keburukan yang dibuat maka semakin banyak pula bintik hitam di dalam hati lalu kelamlah hati sehingga kita tidak bisa melihat dengan hati atau mendengar dengan hati. Hal ini sebagaimana dikemukakan dalam hadits berikut ini: “Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah SAW bersabda, “Seorang hamba apabila melakukan suatu kesalahan, maka dititikkan dalam hatinya sebuah titik hitam. Apabila ia meninggalkannya dan meminta ampun serta bertaubat, hatinya dibersihkan. Apabila ia kembali (berbuat maksiat), maka ditambahkan titik hitam tersebut hingga menutupi hatinya. Itulah yang diistilahkan “ar raan” yang Allah sebutkan dalam firman-Nya (yang artinya), ‘Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka’.” (Hadits Riwaya Ibnu Majah dan Ath-Thirmidzi)
Jika hati seseorang kita telah dipenuhi oleh bintik hitam maka kita akan mengalami gangguan gangguan sebagai berikut: (1) af’idah (perasaan) mulai hilang dalam diri sehingga hidup tanpa perasaan atau hanya mementingkan diri sendiri; (2) ketenangan hidup hilang; (3) aura hilang sehingga muka tampak suram dan muram; (4) susah diberikan pemahaman; (5) kualitas iradat menurun sehingga motivasi hilang dalam diri; (6) susah menerima masukan dan nasehat; (7) selalu berfikiran negatif dan lain sebagainya yang kesemuanya berada di dalam nilai nilai keburukan. Adapun solusi untuk mengembalikan hati menjadi bening kembali seperti sedia kala adalah dengan berbuat kebaikan dalam kerangka ibadah Ikhsan. Setiap kebaikan yang kita lakukan akan menghapus satu bintik hitam. Semakin banyak kita berbuat kebaikan maka semakin banyak pula bintik hitam di hati terhapus. Semakin bersih hati maka fungsi hati akan kembali menjadi sedia kala, seperti perasaan menjadi peka terhadap lingkungan sekitar, motivasi dan dorongan untuk berbuat kebaikan tumbuh, ketenangan mulai bisa dirasakan, aura mulai tampil, mudah menerima masukan dan nasehat, selalu berfikiran positif dan seterusnya yang kesemuanya selalu berada di dalam nilai nilai kebaikan.
Rasulullah SAW juga telah menginformasikan kepada kita bahwa di dalam diri manusia ada segumpal daging, yang jika baik daging itu baik pula manusia tersebut. Sebaliknya jika buruk daging itu, maka buruk pula kualitas orang tersebut, Daging itu adalah hati. Nabi SAW bersabda: “Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati” (Hadits Riwayat Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599). Selain dari pada itu, Rasulullah SAW juga mengajarkan kepada kita bahwa setiap perbuatan (amaliah) sangat tergantung kepada niatnya. Jika niatnya jelek maka jelek pula perbuatan (amaliahnya). Dan jika baik niatnya, maka baik pula amaliahnya. Adanya kondisi ini maka kualitas dari seorang mukmin bisa dilihat dari niat yang ada di dalam hati seseorang pada saat melakukan sebuah perbuatan (amaliah). Adanya kondisi ini maka dapat dikatakan bahwa hati seseorang merupakan cermin dari segala perbuatan kita. Setiap kita melakukan suatu perbuatan, maka hati akan mencerminkan niat yang sesungguhnya dari perbuatan itu. Katakanlah, kita memberi uang kepada seseorang. Kelihatannya itu adalah perbuatan mulia. Tetapi jika niatan kita untuk menyombongkan diri kepada orang lain, maka perbuatan itu sebenarnya tidak mulia lagi. Jadi, hati lebih menggambarkan kualitas yang sesungguhnya dari perbuatan (amaliah kita). Sedangkan perbuatan (amaliah) lebih sulit untuk dinilai kualitasnya.
Dalam sebuah sabdanya, Rasulullah SAW berkata: “Orang mukmin cermin bagi orang mukmin lainnya” Jika kita memperhatikan hadits yang pendek ini dengan seksama, kita akan dapat belajar kepada hati kita sendiri lalu kita akan mengetahui tentang bagaimana cara melakukan ibadah kebaikan dalam kerangka ibudah Ikhsan. Agar diri kita bisa menjadi cermin bagi orang lain maka langkah pertama yang harus kita lakukan adalah menjadikan hati ruhani diri kita sebagai cerminan bagi diri kita sendiri. Jika hal ini sudah mampu kita lakukan maka langkah selanjutnya akan lebih mudah kita lakukan yaitu menjadi cermin bagi orang lain. Sekarang apa yang bisa kita pelajari tentang cermin, berikut ini akan kami kemukakan pelajaran yang bisa kita ambil dari cermin, yaitu:
(a) Cermin mampu memberitahukan kekurangan atas dasar kejernihan dan ketulusan, bukan atas dasar niat buruk dan balas dendam; (b) Cermin menunjukkan kekurangan seseorang ketika dirinya sendiri bersih tidak berdebu sama sekali; (c) Cermin tidak peduli dengan kedudukan, kekayaan dan jabatan/pangkat seseorang; (d) Cermin tidak menunjukkan kekurangan lebih besar dari yang sebenarnya; (e) Cermin, selain mampu menunjukkan kekurangan juga mampu menunjukkan kelebihan seseorang; (f) Cermin menyampaikan segala kekurangan dihadapan yang bersangkutan, bukan dibelakang; (g) Cermin selalu menyampaikan segala kekurangan atau segala keburukan seseorang tanpa pernah ribut; (h)Cermin, jika jatuh dan pecah, potongannya tetap menunjukkan yang baik itu baik dan yang buruk itu buruk. Jika engkau menghina dan melecehkan seseorang mukmin, dia tetap tidak akan berpaling dari perkataannya; (i) Cermin tidak akan menyimpan keburukan dalam dirinya. Ketika keburukan itu lewat, maka permukaan cermin bisa bersih kembali. Jika cermin mampu menyampaikan kekuranganku, maka aku harus memperbaiki diriku, bukan membelah dan juga memecahkan cermin. Karena itu, jika seseorang muslim melarang kamu berbuat kemungkaran, kamu harus menjauhkan dosa dari dirimu, bukan malah memprotesnya atau memusuhi orang yang mengatakan hal itu kepadamu. Setelah belajar kepada cermin lalu sudahkah hati kita sendiri mampu menjadi cerminan bagi diri sendiri melalui hati kita sendiri lalu menjadi cermin bagi orang lain? Jika belum, masih ada kesempatan untuk memperbaiki diri dan juga hati sebelum segala sesuatunya terlambat.
Agar kebaikan yang kita lakukan benar benar mampu membersihkan hati ini sehingga mampu menjadi cermin bagi diri kita. Ada baiknya kita memperhatikan isi dari surat Al Israa’ (17) ayat 72 berikut ini: “dan Barangsiapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya di akhirat (nanti) ia akan lebih buta (pula) dan lebih tersesat dari jalan (yang benar). (surat Al Israa’ (17) ayat 72).” Ayat ini memberikan gambaran yang sangat jelas kepada kita bahwa hati inilah yang menjadi sasaran utama dari peribadatan yang kita lakukan, sehingga dapat kita katakana bahwa Diinul Islam lebih condong menggarap hati dari pada perbuatan. Kalau hati seseorang sudah baik dan sehat, maka perbuatannya pasti baik. Sebaliknya meski perbuatannya kelihatan baik, belum tentu hatinya baik. Bisa saja ada niat jelek yang tersembunyi.
Seluruh peribadan yang diajarkan kepada diri kita sebenarnya dimaksudkan untuk menggarap hati ini agar menjadi baik dan sehat dan untuk membuktikannya, mari kita perhatikan hal hal yang akan kami kemukakan di bawah ini, yaitu :
1.
Berdasarkan
surat Al Baqarah (2) ayat 183 berikut ini: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan
atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar
kamu bertakwa, (surat Al Baqarah (2) ayat 183).” ibadah puasa bertujuan
agar diri kita menjadi taqwa, dimana orang yang bertaqwa adalah orang yang
mampu mengendalikan dirinya dikarenakan memiliki keteguhan hati untuk selalu
berbuat baik dan menjauhi yang buruk/jelek.
2. Berdasarkan surat Al Ankabuut (29) ayat 45 berikut ini: “bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” dikemukakan bahwa salah satu tujuan mendirikan shalat adalah untuk membuka kepekaan hati untuk bisa membedakan mana yang baik mana yang buruk, mana yang bermanfaat, mana yang mudharat. Sehingga apabila shalat kita baik sesuai dengan kehendak Allah SWT akan menyebabkan kita jauh dari perbuatan keji dan mungkar. Jika kita yang sudah memiliki hati yang sehat (hati yang beriman) berarti shalat yang kita dirikan bukanlah shalat yang asal asalan, asal sudah selesai dikerjakan maka selesai sudah shalat itu tanpa memberikan dampak apapun baik kepada hati maupun kepada masyarakat. Sekali lagi bukan yang seperti ini yang dikehendaki oleh Allah SWT, melainkan berdampak positif kepada hati lalu mampu mencegah perbuatan keji dan mungkar kepada diri sendiri maupun kepada masyarakat. Sekarang bagaimana dengan shalat yang kita dirikan?
3. Tujuan utama dari menunaikan zakat bukanlah sekedar mengeluarkan sesuatu dari harta kita dengan memberikan sesuatu kepada yang berhak menerimanya, melainkan untuk melatih hati kita untuk peduli kepada orang orang yang lemah dan tidak berdaya. Hidup harus saling menolong supaya tidak terjadi ketimpangan sosial yang menyebabkan terjadinya tindak kejahatan. Itu secara sosial, tetapi secara pribadi, kebiasaan menolong orang lain dengan zakat akan menyebabkan hati kita menjadi lembut dan penyantun.
4.
Melontar
jumroh merupakan salah satu rukun dari ibadah haji. Melontar jumroh saat
beribadah haji adalah membuang segala nilai nilai syaitaniah (nilai nilai
keburukan) yang ada pada diri kita. Jika
kita melakukan Nafar Awal berarti 49 (empat puluh sembilan) nilai nilai
syaitaniah (nilai nilai keburukan) sudah kita buang dari dalam dari dan jika
kita melakukan Nafar Tsani berarti 70 (tujuh puluh) nilai nilai syaitaniah (nilai
nilai keburukan) sudah kita buang. Sehingga yang ada di dalam diri hanya ada
nilai nilai kebaikan setelah kita menunaikan ibadah haji dan jangan sampai apa
yang telah kita buang kita jadikan sebagai oleh oleh/cinderamata haji.
Demikianlah, seluruh aktivitas ibadah
yang kita lakukan, semuanya menuju kepada
pelembutan hati atau menyehatkan hati kita. Hal ini dikarenakan hati yang lembut (hati yang sehat) itulah
yang akan menyelamatkan kita ketika hidup di dunia dan di akhirat kelak. Hati
yang lembut (hati yang sehat) adalah hati yang yang terbuka dan tanggap
terhadap sekitarnya. Sedangkan hati yang kasar dan keras adalah hati yang
tertutup terhadap sekitarnya.
Hati ini merupakan penggerak bagi seluruh tubuh, ia merupakan poros untuk tercapainya segala sarana dalam terwujudnya perbuatan. Hati laksana panglima yang memompa pasukannya untuk melawan musuh atau melemahkan mereka sehingga mundur dari medan peperangan. Untuk itu ketahuilah bahwa “Hati itu mahal! Hal ini dikarenakan Allah SWT selaku pencipta dan pemilik alam semesta ini hanya melihat kepada hati kita, bukan kepada harta, pangkat, jabatan, rupa dan bentuk penampilan kita”. Sebagai khalifah di muka bumi sudahkah kita mengetahui bahwa hati ini mahal? Jika belum berarti ada yang salah di dalam diri kita dan jika sampai kita menjadikan hati itu murah berarti segala resiko yang ada dibalik kerasnya hati, tertutupnya hati, kasarnya hati pasti akan menimpa diri kita baik di dunia ataupun di akhirat kelak.
Ingat, jika hati sakit maka akan mengakibatkan tubuh sakit. Namun jika yang terjadi adalah sakit hati atau sakit ruhani maka yang akan kita peroleh adalah sengsara dunia dan sengsara di akhirat kelak. Akan tetapi jika tubuh atau jasad yang sakit hasil akhirnya hanyalah mati. Hati itu bagaikan raja yang menggerakkan tubuh untuk melakukan perbuatan-perbuatannya, jika hati tersebut adalah hati yang baik maka seluruh tubuhnya akan tergerak untuk mengerjakan hal-hal yang baik, adapun jika hatinya adalah hati yang buruk maka tentunya juga akan membawa tubuh melakukan hal-hal yang buruk. Hati adalah perkara utama untuk memperbaiki manusia, Jika seseorang ingin memperbaiki dirinya maka hendaklah ia memperbaiki dahulu hatinya!!!
Sekarang mari kita perhatikan hadits
di bawah ini, dimana Allah SWT tidak
bisa dijangkau oleh langit dan bumi, melainkan hanya bisa dijangkau oleh hati
orang mukmin. Kondisi ini menunjukkan bahwa hati orang mukmin merupakan hati
yang lembut (hati yang sehat) sehingga
mampu menjangkau dan merasakan rasa nikmatnya bertuhankan kepada Allah SWT,
sebagaimana hadits berikut ini: “Wahab bin Munbbih berkata: Nabi SAW
bersabda: Allah ta’ala berfirman: “Sesungguhnya langit langit dan bumi tidak
berdaya menjangkau Ku, namun Aku telah dijangkau oleh hati seorang mukmin”. (Hadits
Riwayat Ahmad; 272:32). Sedangkan berdasarkan hadits yang diriwayatkan
oleh Abu Dawud berikut ini: “Tiga perkara yang berasal dari iman: (1)
Tidak mengkafirkan orang yang mengucapkan Laailaaha illallah karena suatu dosa
yang dilakukannya atau mengeluarkannya dari Islam karena sesuatu perbuatan; (2)
Jihad akan terus berlangsung semenjak Allah mengutusku hingga pada akhirnya
umat ini memerangi Dajjal, tidak dapat dirubah oleh kezhaliman orang zhalim
atau keadilan orang adil; (3) Beriman kepada taqdir. (Hadits
Riwayat Abu Dawud).” Hadits ini mengemukakan bahwa lembutnya hati atau
sehatnya hati yang dimiliki oleh orang yang beriman kepada Allah SWT akan
menjadikan pemiliknya menjadi orang orang yang baik yang tidak mau mengkafirkan
orang lain; akan terus berjihad dengan bersungguh sungguh berbuat kebaikan
serta beriman kepada taqdir. Lalu apa yang bisa kita raih dari lembutnya hati
atau sehatnya hati? Hidup tenang, mati senang, berumur panjang siap kita raih
dan dapatkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar