Label

MEMANUSIAKAN MANUSIA: INILAH JATIDIRI MANUSIA YANG SESUNGGUHNYA (79) SETAN HARUS JADI PECUNDANG: DIRI PEMENANG (68) SEBUAH PENGALAMAN PRIBADI MENGAJAR KETAUHIDAN DI LAPAS CIPINANG (65) INILAH ALQURAN YANG SESUNGGUHNYA (60) ROUTE TO 1.6.799 JALAN MENUJU MAKRIFATULLAH (59) MUTIARA-MUTIARA KEHIDUPAN: JALAN MENUJU KERIDHAAN ALLAH SWT (54) PUASA SEBAGAI KEBUTUHAN ORANG BERIMAN (50) ENERGI UNTUK MEMOTIVASI DIRI & MENJAGA KEFITRAHAN JIWA (44) RUMUS KEHIDUPAN: TAHU DIRI TAHU ATURAN MAIN DAN TAHU TUJUAN AKHIR (38) TAUHID ILMU YANG WAJIB KITA MILIKI (36) THE ART OF DYING: DATANG FITRAH KEMBALI FITRAH (33) JIWA YANG TENANG LAGI BAHAGIA (27) BUKU PANDUAN UMROH (26) SHALAT ADALAH KEBUTUHAN DIRI (25) HAJI DAN UMROH : JADIKAN DIRI TAMU YANG SUDAH DINANTIKAN KEDATANGANNYA OLEH TUAN RUMAH (24) IKHSAN: INILAH CERMINAN DIRI KITA (24) RUKUN IMAN ADALAH PONDASI DASAR DIINUL ISLAM (23) ZAKAT ADALAH HAK ALLAH SWT YANG HARUS DITUNAIKAN (20) KUMPULAN NASEHAT UNTUK KEHIDUPAN YANG LEBIH BAIK (19) MUTIARA HIKMAH DARI GENERASI TABI'IN DAN TABI'UT TABIIN (18) INSPRIRASI KESEHATAN DIRI (15) SYAHADAT SEBAGAI SEBUAH PERNYATAAN SIKAP (14) DIINUL ISLAM ADALAH AGAMA FITRAH (13) KUMPULAN DOA-DOA (10) BEBERAPA MUKJIZAT RASULULLAH SAW (5) DOSA DAN JUGA KEJAHATAN (5) DZIKIR UNTUK KEBAIKAN DIRI (4) INSPIRASI DARI PARA SAHABAT NABI (4) INILAH IBADAH YANG DISUKAI NABI MUHAMMAD SAW (3) PEMIMPIN DA KEPEMIMPINAN (3) TAHU NABI MUHAMMAD SAW (3) DIALOQ TOKOH ISLAM (2) SABAR ILMU TINGKAT TINGGI (2) SURAT TERBUKA UNTUK PEROKOK dan KORUPTOR (2) IKHLAS DAN SYUKUR (1)

Jumat, 23 Agustus 2024

KALIMAT-KALIMAT INSPIRASI DARI KONG FU TZE (CONFUSIUS)

 

1.    Ada yang mengukur hidup mereka dari hari dan tahun. Yang lain dengan denyut jantung, gairah dan air mata. Tetapi, ukuran sejati di bawah mentari adalah apa yang telah engkau lakukan dalam hidup ini untuk orang lain.

 

2.         Jika anak sebagai anak, ayah sebagai ayah dan sang raja sebagai raja, itulah keadilan.

 

3.      Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh.

 

4.       Orang bijak tidak bimbang, orang bercinta kasih tidak cemas, dan seorang pemberani tidaklah merasa takut.

 

5.        Sebab musabab ketidakbahagiaan ini adalah memikirkan kepentingan diri sendiri serta terbelenggu oleh nafsu.

 

6.    Sebagai penguasa yang jika bekerja berlandaskan azas kebenaran, walaupun tanpa perintah (peraturan hukum), rakyat pun akan melakukan secara sadar. Namun, jika sebagai penguasa tidak benar, maka biarpun ada peraturan hukum, rakyat tidak sudi menaatinya.

 

7.      Jangan melupakan pengalaman yang lalu, karena pengalaman dapat menjadi penuntun di kemudian hari.

 

8.     Kebaikan yang benar keluar dari sanubari manusia sama manusia dilahirkan dalam keadaan baik.

 

9.         Manusia tidak mungkin menghasilkan pengetahuan tanpa belajar cara berfikir

 

10. Hanya orang yang sanggup menerima kegagalanlah yang akan dapat merasakan kebahagiaan.

 

11.   Pelajarilah jagad raya ini, jangan kecewa karena dunia tidak mengenal anda, tetapi kecewalah karena anda tidak mengenal dunia.

 

12.   Mengetahui apa yang ada ketahui dan mengetahui apa yang tidak anda ketahui, itulah sesungguhnya mengetahui.

 

13.        Manusia yang berbuat kebenaran jadi besar dan bukan manusia menjadi besar karena kebenarannya.

 

14.        Orang berbudi tinggi teguh pendiriannya, tetapi tidak keras kepala.

 

15.      Kemasyhuran kita terletak pada kenyataan bahwa kita tidak pernah jatuh, akan tetapi bahwa kita berdiri lagi setelah jatuh.

 

16. Jangan bersedih hati karena tidak menduduki jabatan yang tinggi, lebih baik memikirkan cara memegang peranan yang cocok dengan kepribadian.


17.  Orang yang berbudi tinggi tidak berusaha menyelamatkan dirinya sendiri dengan mengorbankan kebajikan, malah adakalanya ia mengorbankan jiwanya untuk melaksanakan kewajiban.

 

18.     Ciri orang yang beradab ialah; ia sangat rajin dan suka sekali belajar ia tidak malu belajar dari orang yang berkedudukannya lebih rendah daripadanya.

 

19. Apabila kita ingin kemakmuran satu tahun, tanamlah benih. Jika kita ingin kemakmuran sepuluh tahun, tanamlah pohon. Jika kita ingin kemakmuran seratus tahun, didiklah manusia.

 

20.   Saling bertemu dan menjadi kawan, adalah mudah tetapi tetap bersatu dan hidup damai itulah yang sukar.

 

21.  Orang yang berjiwa besar meninjau sesuatu masalah dari segala sudut tanpa prasangka. Orang yang berjiwa kecil selalu memihak dan meninjau dari sudut dan itu pun secara picik.

 

22.    Yang diperhatikan orang besar ialah pribadinya sendiri, tetapi yang diperhatikan orang kecil ialah keadaan orang lain.

 

23.  Orang yang berjiwa besar adalah tenang dan seimbang, orang yang berjiwa kecil selamanya gelisah.

 

24.   Orang yang jiwa besar ialah orang yang mempunyai kewibawaan tetapi tidak sombong. Orang yang berjiwa kecil ialah orang yang sombong tetapi tidak memiliki kewibawaan.

 

25.     Sifat yang wajar dimiliki oleh orang berjiwa besar ialah kerendahan hati, hormat terhadap atasannya, lemah lembut, dan luwes terhadap mereka yang hidupnya tergantung daripadanya dan rasa keadilan bawahannya.

 

26.    Jika seseorang tidak lagi punya keikhlasan, menurutku ia buta. Ia seperti tank tanpa pengemudi, bagaimana mungkin bisa berjalan di ruas kehidupan.

 

27.     Hal yang paling mencemaskanku adalah ketika aku tidak bisa memperbaiki prestasiku dan tidak bisa memanfaatkan apa yang telah kupelajari; juga ketika aku mengetahui sesuatu itu tepat dan benar, tetapi aku tidak bisa mewujudkannya; dan ketika aku tidak mampu menutupi kekurangan dan kelemahanku.

 

28.     Aku tahu bahwa tidak banyak orang mengikuti jalan tengah. Orang orang cerdas dan bijak melampauinya, sedangkan orang bodoh dan lemah tidak mencapainya.

 

29.    Satu lidah lebih kuat daripada delapan ekor kuda. Delapan ekor kuda bersama sama tidak akan mampu mengembalikan ke mulut buah lidah yang buruk.

 

30. Hidup Ini Sederhana, Jangan Dibikin Rumit. Hidup itu sederhana, kita yang membuatnya sulit.”(Confucius). Hidup itu sederhana jika menjalaninya dengan kegembiraan dan kebahagiaan. Jalani saja porsi hidup Anda dan tidak ikut campur dalam kehidupan orang lain. Sederhana bukan? Tapi terkadang Anda terlalu masuk dalam urusan orang lain yang bukan bagian dari hidup Anda, sehingga hidup terasa begitu berat dan rumit. Kebiasaan bergosip, mencemooh, berucap buruk dan tidak benar kerap dilakukan. Anda menganggap diri Anda rendah. Inilah yang membuat hidup Anda terasa sulit.


KALIMAT-KALIMAT INSPIRASI DARI IR. SOEKARNO

 

1.      Aku lebih suka lukisan Samudra yang gelombangnya memukul dan menggebu-gebu, daripada lukisan sawah yang adem ayem tenteram, “Kadyo siniram wayu sewindu lawase”.

 

2.       Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selakangkah pun.

 

3.    Apakah kelemahan kita adalah kurang percaya diri sebagai bangsa, sehingga kita menjadi bangsa penjiplak luar negeri dan kurang mempercayai satu sama lain, padahal kita ini asalnya adalah rakyat gotong royong.

 

4.          Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya.

 

5.        Bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak akan pernah dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka.

 

6.        Bangunlah suatu dunia di mana semua bangsa hidup dalam damai dan persaudaraan.

 

7.          Berikan aku seribu orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya.Berikan aku satu pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia.

 

8.          Firman Tuhan inilah gitaku, Firman Tuhan inilah harus menjadi gitamu: “Innallaaha laayughayyiru maa biqaumin hatta yughayyiru maa bianfusihim.” Tuhan tidak mengubah nasib suatu bangsa sebelum bangsa itu mengubah nasibnya.

 

9.      Jadikan deritaku ini sebagai kesaksian bahwa kekuasaan seorang presiden sekalipun ada batasnya. Karena kekuasaan yang langgeng hanyalah kekuasaan rakyat. Dan di atas segalanya adalah kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.

 

10.  Janganlah melihat ke masa depan dengan mata buta. Masa yang lampau sangat berguna sebagai kaca benggala daripada masa yang akan datang.

 

11.    Janganlah mengira kita semua sudah cukup berjasa dengan segi tiga warna. Selama masih ada ratap tangis di gubuk gubuk, pekerjaan belum selesai. Berjuanglah terus dengan mengucurkan sebanyak banyak keringat.

 

12.    Kita belum hidup dalam sinar bulan purnama, kita masih hidup di masa pancaroba, tetaplah bersemangat elang rajawali.

 

13.    Laki laki dan perempuan bagaikan dua sayap dari seekor burung. Jika dua sayap sama kuatnya, maka terbanglah burung itu sanpai ke puncak yang setinggi tingginya. Jika salah satu sayapnya patah, maka burung tersebut tidak akan pernah dapat terbang sama sekali.

 

14.     Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tetapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.


KALIMAT-KALIMAT INSPIRASI DARI KAHLIL GIBRAN

 

1.          Tuhan telah menciptakan sayap  bagi  ruhmu  agar dapat terbang di angkasa cinta dan kebebasan. Sungguh sayang jika sayap itu kautanggalkan, sehingga ruhmu merangkat seperti kutu di tanah.

 

2.    Tuhan  telah  memberikan  berkat kebahagiaan kepada setiap insan, jauh sebelum kelahirannya di dunia ini. Persoalannya adalah, hak untuk memilih juga dianugerahkan Tuhan kepada manusia bersamaan dengan anugerah kebahagiaan itu. “Tuhan tidak mengubah nasih suatu kaum, sebelum ia sendiri mengubahnya” tegal Al Qur’an. “Kita bisa memilih kesengsaraan dan kebahagiaan jauh sebelum kita mulai merasakannya”.

 

3.            Hendak mendekati Tuhan? Dekatilah rakyat.

 

4.       Untuk menjelaskan kebenaran diperlukan dua jenis manusia: Yang menyampaikannya dan yang memahaminya.

 

5.        Jauhkan aku dari manusia yang berkata, “Akulah lilin yang menerangi manusia dalam menempuh perjalanannya” tetapi dekatkan aku pada manusia yang mencari jalannya di bawah cahaya kemanusiaan.

 

6.      Jika kekayaan merupakan tujuan iman, jika patriotisme menjadi sarana kepentingan pribadi, dan jika pendidikan menjadi alat mengejar pangkat, aku lebih suka menjadi orang yang tidak usah beriman, bukan patriot dan orang bebal yang rendah hati.

 

7.        Ada orang mendengarkan dengan telinga, ada yang mendengarkan dengan perut, ada yang mendengarkan dengan dompet, dan ada yang tidak mendengarkan sama sekali.

 

8.     Ada jiwa seperti sepon. Kita tidak dapat memerahnya selain dari apa yang semula diisapnya dari kita.

 

9.   Dimana aku dapat menjumpai manusia yang dibimbing oleh akal, bukan oleh kebiasaan dan keinginan?

 

10.  Aku lebih suka menjadi pemimpin di antara rakyat biasa yang punya kesadaran pandangan hidup, daripada menjadi tuan di antara orang orang yang tidak mempunyai impian dan hasrat.

 

11.      Jika ada dua orang yang sama, dunia tidak cukup besar memuatnya.

 

12.   Jika engkau miskin, hindarkan dirimu dari pergaulan dengan orang yang menilai orang lain dengan ukuran orang kaya.

 

13.        Selagi pemberian dari seseorang bertambah, kawan kawannya menguranginya.

 

14.    Diantara dua pahala utama kehidupan, keindahan dan kebenaran, aku berpendapat keindahan bersemayam dalam hati yang mencintai, dan kebenaran melekat pada tangan pekerja.


15.      Hemat membuat orang menjadi dermawan, kecuali si kikir.

 

16.  Tidak, wahai saudaraku. Jangan mencari kebenaran seseorang dari yang terlihat. Dan jangan menjadikan perkataan seseorang atau salah satu perbuatan sebagai judul kata hatinya. Banyak hal yang tidak engkau ketahui karena beban lidahnya dan kelemahan langgamnya. Padahhal perasaan hatinya menjadi jalan bagi kecerdasan dan kalbunya menjadi tempat turunnya wahyu. Banyak orang yang engkau cela karena buruk rupa dan hidup hina, padahal di bumi banyak sekali pemberian dari langit dan pada orang banyak terdapat anugerah Allah SWT.

 

17.     Melihat seseorang yang sedang makan, tahulah aku siapa dia.

 

18.      Tidak ada yang lebih nista daripada menafsirkan mimpinya sebagai emas dan perak.

 

19. Bagaimana seharusnya aku menyebut seseorang yang menamparku ketika aku mencium mukanya dan orang yang mencium kakiku ketika aku menamparnya?.

 

20.   Orang yang mendatangkan bencana bagi bangsanya ialah orang yang tidak pernah menyebar benih, menyusun bata, atau menenun kain, tapi menjadikan politik sebagai mata pencahariannya.

 

21.      Dengan dandanan yang berlebihan, seseorang mengakui keburukannya.

 

22.    Kebenaran adalah anak ilham, tapi silang pendapat dan mengungkit ungkitnya akan menjauhkan kita dari kebenaran.

 

23.     Sekat antara orang bijaksana dan orang gila, terkadang lebih tipis dari benang sarang laba laba.

 

24.   Ada manusia yang mencari kesenangan dalam penderitaan, dan ada manusia yang tidak dapat membersihkan dirinya kecuali dengan kehinaan.

 

25.       Ketakutan akan neraka ialah neraka pula, dan kerinduan akan syurga ialah syurga itu pula.

 

26.    Jika kita harus memilih satu di antara dua kejahatan, jatuhkanlah pilihan kita pada kejahatan yang kentara daripada yang tersembunyi, walaupun yang kentara itu lebih besar daripada yang tersembunyi.

 

27.      Janganlah lupa bahwa masih ada orang orang yang bertempat tinggal dalam gua, dan gua itu adalah hati kita.

 

28.    Pakaian: Suatu hari keindahan dan keburukan bertemu di tepi pantai. Masing masing berkata satu sama lain, “Apakah engkau bisa berenang?” Selanjutnya, mereka melepaskan baju, lalu menerobos gelombang. Tidak lama kemudian, keburukan kembali ke tepi dan mengenakan baju keindahan, lalu pergi. Keindahan juga datang dari laut. Setibanya di tepi ia tidak mendapatkan bajunya. Ia tentu sangat malu bila tetap telanjang. Karena itu, ia pun mengenakan baju keburukan, lalu pergi. Sejak hari itu, laki laki dan perempuan kerapkali keliru ketika bertemu untuk saling mengenal.

 

29.   Kemajuanmu bukanlah karena memperbaiki apa yang telah kau lakukan, tapi men-capai apa yang belum kau lakukan.

 

30.    Seorang aulia bertemu dengan seorang pemuka bodoh, lalu berbicara tentang pendi-dikan dan kekayaan. Setelah keduanya berpisah, aulia itu tidak memperoleh apa apa selain segenggam debu, dan si pemuka itu tidak menemukan apa apa dalam hatinya selain sehembus kabut.


31.    Kehalusan dan kebaikan hati bukanlah pertanda kelemahan dan putus asa, tapi per-lambang kekuatan dan keteguhan.

 

32.   Periksalah buku kenanganmu kemarin, dan engkau akan tahu bahwa engkau masih berhutang kepada manusia dan kehidupan.

 

33.  Ia buta ayam: yang nampak hanya jalan yang ditapakinya dan dinding tempat ia bersandar.

 

34.    Orang yang berfilsafat seperti cermin yang memantulkan benda benda tapi tak nam-pak, seperti gua yang menggemakan bunyi tapi tak terdengar.

 

35.    Apakah engkau yakin dapat memahami hakekat dengan mempertanyakan tujuannya? Dapatkah engkau menyebutkan bau anggur dengan jalan melihat guci anggur?

 

36.      Betapa menyedihkan si rakus menganjurkan kepada orang orang yang kelaparan agar sabar menahan pedihnya lapar.

 

37.  Jiwa yang mencapai kesempurnaan mampu bersikap patuh meski akalnya memberontak, dan akal yang paling kacau akan memberontak terhadap apa yang dipatuhi oleh jiwanya.

 

38.  Rohaniawan ialah manusia yang menghayati semua kekejian duniawi dan mem-berontak kepadanya.

 

39.   Karena antara jiwa dan raga terdapat ikatan, begitu pula raga dan lingkungannya bertautan pula.

 

40.     Ia yang melihat kita dengan pandangan Tuhan akan menyaksikan ketelanjangan dan kenyataan kita yang sebenarnya.

 

41.  Tuhan menyediakan kebenaran melalui pintu pintu guna menyambut hangat dan kenyataan kita yang sebenarnya.

 

42.   Wahai, jika si bebal menyatakan bahwa jiwa akan lenyap seperti raga, jawabnya bahwa kembang pun akan sirna, sekalipun benih tetap ada. Itulah dalil ciptaan Tuhan.

 

43.   Jika ingin melihat lembah, mari mendaki ke puncak gunung, jika ingin melihat puncak gunung, mari terbang ke awan, tapi jika ingi memahami awan, pejamkan mata dan renungkan.

 

44.   Dengarkan wanita ketika ia sedang melihatmu, tapi jangan pada waktu ia berbicara denganmu.

 

45.  Jauhkan aku dari manusia yang tidak mau menyatakan kebenaran jika ia berniat menyakiti hati, dan dari manusia yang bersikap baik tapi berniat buruk, dan dari manusia yang mendapatkan penghargaan dengan jalan memperlihatkan kesalahan orang lain.

 

46.     Apakah nyanyian lautan mengendap di pantai, atau di hati orang orang yang mampu mendengarkannya.

 

47.       Bila aku menanam penderitaan di ladang kesabaran, akan berbuahkan kebahagiaan.

 

48.       Seni merupakan langkah untuk mengetahui apa yang tak diketahui sebelumnya.

 

49.    Ada orang yang makan dengan tergesa gesa, tapi perlahan lahan jika berjalan. Ah, mengapa ia tidak makan dengan kakinya dan berjalan dengan telapak tangannya?

 

50.        Pendidikan tidak menyuburkan benih pada dirimu, tapi membuat benihmu tumbuh.

 

51.    Kegairahan adalah gunung berapi, di puncaknya tidak tumbuh rumput keragu raguan.

 

52.      Takut terhadap syaitan dapat menyebabkan kita meragukan Tuhan.

 

53.   Kesukaran yang kita jumpai dalam menempuh tujuan merupakan jalan terdekat ke  arah tujuan itu.

 

54.     Cinta yang berkobar kobar adalah dahaga yang tidak terpuaskan.

 

55.      Hanya manusia jujur yang percaya pada kesungguhan hati.

 

56.  Jika hendak memahami seorang wanita, perhatikanlah mulutnya selagi tersenyum. Tapi untuk memahami seorang pria, perhatikan warna putih matanya selagi marah.

 

57. Ilmu pengetahuan dan agama serasi sama sekali, tapi ilmu pengetahuan dan kepercayaan timpang sama sekali.

 

58.        Fatwa tidak ada artinya sebelum bersenyawa dengan kebiasaan dan perbuatan.

 

59.  Jika hendak melihat hati dan pikiran seseorang, jangan melihat apa yang sudah dicapainya, tapi apa yang dicita citakannya.

 

60.      Sejarah tidak dapat mengulang sendiri, kecuali dalam pikiran mereka yang tidak tahu sejarah.

 

61.       Keadilan amat dekat di hati rakyat, kedermawanan dekat dalam pandangan Tuhan.

 

62.     Kemiskinan adalah kesalahan sementara, tapi kekayaan yang berlebihan merupakan penyakit yang lama sembuhnya.

 

63.   Manusia yang memerlukan dorongan agar dapat berbuat luhur, tak akan mampu melaksanakannya dengan tuntas.

 

64.     Andaikata tidak tampak dan tidak terdengar, cahaya dan suara tidak punya arti apa apa selain kekaburan dan getaran di angkasa. Demikian pula, bila cinta tak terasa dalam hati, yang ada hanya debu yang tertiup dan bertaburan oleh angin.

 

65.    Orang orang berkata, jika ada yang dapat memahami dirinya sendiri, ia akan dapat memahami semua orang. Tapi aku berkata, jika ada yang mencintai orang lain, ia dapat mempelajari sesuatu tentang dirinya sendiri.

 

66.     Kemasyhuran membebani bahu pemimpin, sekaligus memikul beban yang diberikan oleh rakyat. Jika ia dapat memikulnya terus menerus, ia akan diangkat menjadi pahlawan, tapi jika kakinya terpeleset dan jatuh, ia dianggap sebagai penipu.

 

67.        Ahli kimia yang dapat mengekstraksi unsur unsur hasrat, penghormatan, kerinduan, kesabaran, kekecewaan, ketakjuban, dan pengampunan serta memperse-nyawakannya, berarti ia dapat menciptakan atom yang bernama cinta.

 

68.  Seorang yang optimis memandang pada bunga mawar saja, bukan pada durinya. Seorang pesimis merenungi duri, acuh tak acuh pada bunganya.

 

69.     Kebajikan sementara orang kaya ialah bahwa mereka mengajari kita agar memandang rendah kekayaannya.

 

70.   Bagaimana kita dapat mendengarkan nyanyian padang-padang hijau bila telinga kita bising oleh hiruk pikuk kota?

 

71.    Engkau benar kawan, bahwa engkau boleh mengorbankan dirimu untuk orang lain. Tetapi, bukan berarti engkau melupakan kepentinganmu sendiri. Sebab, usahamu memenuhi kepentingan dirimu seperti akar pohon yang mengalirkan keringatnya di atas tanah, lalu menyesap susu dari putingnya. Jujur ingin kukatakan padamu bahwa buah tidak bisa bilang pada akar, “Jadilah engkau sepertiku; matang, indah, dan dermawan,” lalu memberikan semua yang ada pada dirimu kepada makhluk lain. Sebab, memberi memang kebutuhan buah, dan ia tidak akan hidup tanpanya. Sementara menerima adalah salah satu kebutuhan akar, dan ia juga tidak akan hidup tanpanya.

 

72.        Sungguh terpuji orang yang malu bila menerima pujian, dan tetap diam bila tertimpa fitnah.

 

73.   Nilai manusia terletak pada beberapa hal yang diciptakannya, bukan pada jumlah milik yang dikumpulkannya.

 

74.       Setiap bangsa bertanggungjawab terhadap setiap perbuatan perorangan bangsa itu.

 

75.   Siapa yang dapat memisahkan diri dari dukacita dan kesunyian tanpa menderita dalam hati?

 

76.    Dibandingkan dengan pengalaman, keyakinan lebih cepat dapat merasakan adanya kebenaran.

 

77.  Bedakan: hadiah yang mengandung penghinaan dan hadiah yang mengandung penghormatan.

 

78.   Jiwaku menasehatiku agar tidak bergembira bila ada yang memujimu dan tidak marah pada yang mencela. Sebelum jiwaku menasehatiku, aku selalu menyangsikan kualitas pekerjaanku, sampai bilangan hari mengutus seseorang yang memuji atau mencelanya. Tetapi, sekarang aku sudah tahu bahwa pepohonan berbunga di musim semi dan berbuah di musim panas tanpa harus dipuji. Pun bahwa daun daunnya berguguran di musim gugur dan mulai bersemi di musim penghujan tanpa harus takut ada yang mencelanya.

 

79.        Cinta tidak tahu kedalamannya sendiri sampai saat perpisahan.

 

80.        Cahaya bintang bintang yang sudah lenyap berabad abad yang lalu, masih menjamah kita. Begitu pula manusia manusia besar yang telah wafat berabad abad yang lalu, masih menjamah kita sinar kepribadiannya.

 

81.        Kekuatan hati dan tenggang rasa merupakan mitra.

 

82.  Dalam pendidikan, perkembangan pikiran setapak demi setapak melangkah dari pengalaman ilmiah menuju intelektual, melakangkah lagi ke perasaan spiritual, kemudian menuju Tuhan.

 

83.  Orang yang tidak sepakat akan lebih banyak dipercakapkan daripada orang yang sepakat.

 

84.   Jiwa sementara orang bagai papan tulis sekolah, tempat waku menuliskan tanda tanda, peraturan peraturan dan contoh contoh, yang segera hilang pula oleh gosokan penghapus.

 

85. Kebanyakan orang yang mengetahui harga segala sesuatu malahan tidak memperhatikan nilainya.

 

86.       Gambarkan wajah ibumu, aku akan dapat dapat mengatakan siapa engkau.

 

87.       Anak Anak: Meskipun mereka hidup bersama kalian, mereka bukan milik kalian. Kalian bisa berikan cinta pada mereka, tetapi kalian tidak akan bisa menanamkan pada mereka benih pikiran kalian. Sebab, mereka memiliki pemikiran sendiri. Kalian bisa buatkan tempat tinggal bagi jasad mereka, tetapi jiwa mereka tidaklah menetap di tempat tinggal kalian. Jiwa itu menempati rumah esok hari yang tidak bisa kalian kunjungi meskipun dalam mimpi. Kalian bisa berjuang untuk jadi seperti mereka, tetapi percuma kalian berusaha menjadikan mereka seperti kalian. Sebab, hidup ini tidak akan kembali ke belakang, dan tidak pula terlena tinggal di rumah kemarin.

 

88.        Selera yang baik bukan karena pandai memilih, tapi dapat merasakan dalam sesuatu adanya kesatuan alamiah antara jumlah dan mutunya.

 

89.        Kebenaran adalah kehendak dan kemauan Tuhan dalam diri manusia.

 

90.    Tuhan telah menyalakan obor dalam hatimu yang memancarkan cahaya pengetahuan dan keindahan; sungguh berdosa jika kita memadamkannya dan mencampakkannya dalam abu.

 

91.     Bekerja dengan rasa cinta berarti melebur diri dengan jiwa sendiri, diri orang lain, dan Tuhan.

 

92.     Bila Anda memerlukan kata kata untuk menggambarkan pengetahuan dan pemaha-man, itu seperti burung dalam sangkar. Miliki sayap, namun tidak bisa terbang.

 

93.   Jika Anda tidak dapat memahami teman dalam semua keadaan, maka Anda tidak akan pernah dapat memahaminya sampai kapanpun.

 

94.    Kata yang paling indah di bibir umat manusia adalah kata “ibu” dan panggilan yang paling indah “ibuku”. Ini adalah kata yang penuh harapan dan cinta, kata manis dan baik yang keluar dari kedalaman hati.

 

95.   Kecantikan bukan berada pada raut wajah. Dia terpancar bagai serunai sinar dari dalam hati.

 

96.  Kerja adalah wujud nyata cinta. Jika kita tidak dapat bekerja dengan kecintaan, namun hanya dengan kebencian, lebih baik tinggalkan pekerjaan itu, lalu duduklah di gerbang rumah ibadah untuk menerima derma dari mereka yang bekerja dengan suka cita.

 

97.     Kita berdoa kalau kesusahan dan membutuhkan sesuatu. Seharusnya kita juga berdoa dalam kegembiraan besar dan saat rezeki melimpah.

 

98.   Nilai seseorang itu ditentukan dari keberaniannya memikul tanggung jawab serta mencintai hidup dan pekerjaannya.

 

Untuk menjelaskan kebenaran diperlukan dua jenis manusia: yang menyampaikannya dan yang memahaminya. Akal budi tanpa pengetahuan, laksana tanah yang tidak di olah dan laksana raga manusia yang kekurangan makan.