Kisah Inspiratif Abu Dujanah
yang membuat Rasulullah menangis sebagaimana dikemukakan dalam laman
rumahzakat.org.id berikut ini: Rasulullah SAW memiliki banyak sahabat yang
akhlaknya begitu mulia. Para sahabat itu dekat dengan Rasulullah SAW dan begitu
taat kepada Rabb-Nya. Mereka sama-sama berjuang bersama Rasulullah saw. untuk
menyebarkan agama Islam.
Banyak
kisah-kisah menarik dari para sahabat Rasul saw. yang bisa menjadi pelajaran
bagi kita di masa sekarang. Salah satunya adalah kisah dari Abu Dujanah. Abu
Dujanah sendiri merupakan sahabat Rasulullah saw. yang terkenal sebagai sosok
yang pemberani. Ia tidak takut berjihad di medan perang dan sangat menyayangi
keluarganya. Salah satu bukti sayangnya Abu Dujanah pada keluarganya adalah
menghindarkan keluarganya dari hal-hal yang haram.
Abu
Dujanah ini memiliki kisah yang menarik yang bisa kita ambil hikmahnya. Salah
satu kisahnya yang terkenal adalah Abu Dujanah ini sempat membuat Rasulullah
saw. menangis. Mengapa Rasulullah saw. sampai menangis karena Abu Dujanah?
Di
zaman kerasulan Nabi Muhammad saw., ada seorang sahabat Nabi saw. yang bernama
Abu Dujanah. Sahabat Nabi ini punya kebiasaan apabila telah menunaikan salat ia
langsung lekas pulang tanpa berdoa terlebih dahulu. Tak hanya meninggalkan doa
selepas salat, Abu Dujanah pun tidak menunggu hingga Rasulullah saw. selesai
memanjatkan doa terlebih dahulu. Akhirnya perilaku Abu Dujanah ini pun
diketahui oleh Rasulullah saw. Hingga suatu hari Rasul saw. bertanya langsung
kepada Abu Dujanah alasan yang mendasari Abu Dujanah melakukan hal yang
demikian.
"Apa
yang menyebabkanmu berperilaku demikian wahai Abu Dujanah?" tanya
Rasulullah saw. Abu Dujanah kemudian menjawab, "Ya Rasulullah, ini karena
ada pohon kurma yang menjuntai di pekaranganku. Pohon tersebut bukanlah
milikku. Jadi aku buru-buru membersihkan kurma-kurma yang terjatuh dan
kuserahkan kurma-kurma itu kepada pemiliknya, yakni tetanggaku.” Tetangga Abu
Dujanah sang pemilik pohon kurma tersebut dikenal sebagai seorang yang munafik.
Abu
Dujanah lalu melanjutkan kata-katanya, "Aku melakukannya tanpa sedikit pun
diberi dan mengharapkan imbalan. Hal ini aku lakukan agar anak-anakku tidak
memakan kurma tersebut karena kurma itu tidak halal untukku dan keluargaku.
Tetapi, suatu ketika aku jumpai anakku sudah lebih dahulu bangun dan kulihat
dia tengah memakan kurma tersebut. Sehingga, aku datangi anakku dan lekas aku
masukkan tanganku ke mulutnya agar bisa mengeluarkan kurma tersebut. Namun
karena terlalu kencang, anakku menangis berlinangan air mata. Begitulah ya
Rasulullah," jelas Abu Dujanah.
Mendengar
penjelasan Abu Dujanah tersebut Rasulullah saw. pun seketika menangis. Rasul
saw. kemudian memanggil tetangga Abu Dujanah. Lalu terjadilah perbincangan
antara Rasulullah saw. dengan tetangga Abu Dujanah yang terkenal sebagai tokoh
yang munafik."Maukah jika aku minta kamu menjual pohon kurma yang kamu
miliki itu? Aku akan membelinya dengan sepuluh kali lipat dari harga pohon
kurma itu. Pohonnya terbuat dari batu zamrud berwarna biru. Disirami dengan
emas merah, tangkainya dari mutiara putih. Di situ tersedia bidadari yang
cantik jelita sesuai dengan hitungan buah kurma yang ada."
Begitu
tawaran Nabi saw. kepada tetangga Abu Dujanah. Namun, tetangga Abu Dujanah yang
dikenal sebagai pedagang yang munafik itu menolak mentah-mentah tawaran
Rasulullah saw.
"Aku
tak pernah berdagang dengan memakai sistem jatuh tempo. Aku tidak mau menjual
apa pun kecuali dengan uang kontan dan tidak pakai janji,” jawab tetangga Abu
Dujanah.
Saat
perbincangan antara Rasulullah saw. dengan tetangga Abu Dujanah berlangsung,
tiba-tiba Sayidina Abu Bakar as-Shiddiq r.a. datang. Ia kemudian berkata,
"Ya sudah, aku beli dengan sepuluh kali lipat dari harga kurma yang paling
bagus di kota ini."
Mendengar
tawaran Abu Bakar r.a., tetangga Abu Dujanah pun kegirangan, "Baiklah, aku
jual pohon ini."
Setelah
sepakat, Abu Bakar r.a. kemudian langsung menyerahkan pohon kurma kepada Abu
Dujanah pada saat itu juga. Rasulullah saw. lalu berkata,
"Hai
Abu Bakar, aku yang menanggung gantinya untukmu," ucap Rasulullah saw. Mendengar
ucapan sang Nabi, Abu Bakar r.a. pun merespon dengan riang gembira.
Tetangga
Abu Dujanah pun berlalu dan kembali pulang ke rumahnya. Ia lalu bercerita
kepada istrinya tentang apa yang dialaminya. "Wahai istriku, aku telah
mendapat untung banyak hari ini. Aku mendapat sepuluh pohon kurma yang lebih
bagus. Padahal kurma yang aku jual itu tidaklah berpindah dan masih tetap di
pekarangan rumahku. Aku tetap yang akan memakannya lebih dahulu lalu
buah-buahnya pun tidak akan pernah aku berikan kepada tetangga kita itu sedikit
pun,” ucap tetangga Abu Dujannah dengan liciknya.
Saat
malam tiba dan keluarga tetangga Abu Dujanah telah terlelap dalam tidur, hal
yang tidak terduga pun terjadi. Ternyata pohon kurma yang tumbuh di pekarangan
rumah si munafik itu tiba-tiba berpindah posisi.
Pohon
kurma itu kini berada di atas tanah milik Abu Dujanah. Pohon itu berpindah
tempat seakan-akan tak ada tanda bahwa pohon kurma itu pernah tumbuh di tanah
milik si munafik. Ajaibnya, pohon kurma itu berpindah tanpa bantuan tangan
manusia. Bahkan, tempat asal pohon pun terlihat rata dengan tanah yang tampak
normal. Ketika tetangga Abu Dujanah yang munafik itu terbangun, ia pun heran
terkaget-kaget melihat pohon kurma yang awalnya berada di tanah miliknya
tiba-tiba telah berpindah ke tanah milik Abu Dujanah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar