Setiap manusia terdiri dari jasmani yang
asalnya dari alam (tanah) dan juga dari ruh yang asalnya dari Allah SWT
sehingga manusia dapat dikatakan makhluk yang dwidimensi. Adanya kondisi
dwidimensi dalam diri manusia, maka setiap manusia harus seimbang di dalam
menjaga, merawat, memperlakukan jasmani dan ruh. Kita tidak bisa mendahulukan
kepentingan jasmani, dengan mengabaikan kepentingan ruh.
Kita juga tidak bisa hanya mementingkan
kepentingan ruh, dengan mengabaikan kepentingan jasmani. Dan jika kita hanya
mementingkan ruh dengan hanya melakukan ibadah semata, lalu mengabaikan jasmani
yang juga butuh perawatan yang mengacu kepada ilmu kesehatan dan ilmu gizi,
maka terjadilah eksploitasi jasmani yang akhirnya jasmani mengalami sakit atau
mengalami kekurangan asupan gizi yang pada akhir jatuh sakitlah diri kita. Hal
yang samapun berlaku, jika kita hanya memperdulikan atau menomorsatukan
kepentingan jasmani dibandingkan dengan ruh maka terjadilah penurunan kualitas
kefitrahan ruh yang mengakibatkan manusia tidak sesuai dengan kehendak Allah
SWT karena lebih menonjolkan kepentingan jasmaninya dibandingkan dengan
kepentingan ruh.
Agar setiap manusia mampu menjaga kesehatan
jasmani dan juga kesehatan (kefitrahan) ruh maka Allah SWT memberikan salah
solusinya dengan diperintahkannya manusia oleh Allah SWT untuk mendirikan
shalat wajib lima kali dalam sehari dan dapat ditambah dengan mendirikan
shalat-shalat sunnah yang sesuai dengan syariat yang berlaku, sebagaimana
firman-Nya berikut ini: “Dan laksanakanlah shalat, tunaikan zakat,
dan rukuklah beserta orang orang yang rukuk. (surat Al Baqarah (2) ayat 43).” Dan
juga berdasarkan firmanNya dalam surat Al Ankabuut (29) ayat 45 berikut ini: “Bacalah
Kitab (AlQuran) yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan dirikanlah
shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Dan
(ketahuilah) mengingat Allahg (shalat) itu lebih besar (keutamaanya dari ibadah
yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Berdasarkan ayat di atas, perintah mendirikan
shalat ini hendaklah ditanamkan dalam hati dan jiwa kita sebagai orang Islam
dan juga kepada anak keturunan kita dengan cara pendidikan yang cermat, dan
dilakukan sejak kecil sebagaimana tersebut dalam hadits Nabi Muhammad SAW: “Perintahkanlah
anak-anakmu mengerjakan shalat di waktu usia mereka meningkat tujuh tahun, dan
pukulah (kalau mereka enggan melasanakan shalat) di waktu usia mereka meningkat
sepuluh tahun”. (Hadits Riwayat Abu Dawud). Adanya
perintah mendirikan shalat yang telah diperintahkan Allah SWT kepada umat
manusia, maka dapat dipastikan perintah mendirikan shalat pasti berdampak
positif baik kepada ruh (jiwa) manusia juga berdampak positif kepada jasmani
(tubuh) manusia. Benarkah demikian?
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan oleh 3 (tiga) orang ahli kesehatan, perintah mendirikan shalat
merupakan bukti nyata bahwa Allah SWT sangat peduli kepada umat manusia. Allah
SWT berkehendak agar setiap manusia mampu menjaga kefitrahan ruh/ruhani
(jiwanya) dan juga jasmani (tubuh)nya tetap sehat walaupun mengalami kemunduran
fungsi akibat pengaruh bertambahnya usia.
Dan berikut ini akan kami
kemukakan hasil dari penelitan 3(tiga) orang ahli yang meneliti tentang
perintah mendirikan shalat yang ditinjau dari aspek ilmu pengetahuan
berdasarkan konsep ilmiah, yang mana hasilnya sangat mendukung perintah
mendirikan shalat yang telah diperintahkan oleh Allah SWT untuk kebaikan
manusia. Ingat, mendirikan shalat bukan untuk kebaikan Allah SWT melainkan
untuk kebaikan manusia, yaitu:
1. August Sevateille seorang ilmuwan Parancis. Dia
mengatakan,“sekarang kita mampu menyimpulkan hakikat (asal) tentang agama dan
mendefinisikannya; yaitu jalinan hubungan yang disadari dan dikehendaki oleh
jiwa (ruh), dengan Dzat Yang Maha Kuasa. Jiwa itu menyadari bahwa kemampuannya
berada dalam kendali Yang Kuasa. Shalat adalah keyakinan agama pada saat
melakukannya. Shalat adalah agama yang benar. Agama menjadi kebiasaan hidup
karena merupakan amalan yang penting dalam kehidupan. Dengan amalan tersebut
seseorang berusaha menyelamatkan diri dari kerusakan dengan berlindung kepada
Dzat Yang Kuasa. Amalan inilah yang disebut dengan shalat. Shalat yang saya
maksud, bukanlah mengucapkan kata-kata atau mengulang-ngulang kalimat. Tetapi
shalat adalah gerakan yang dilakukan oleh seseorang untuk melakukan hubungan
pribadi dan komunikasi langsung dengan Dzat Yang Maha Ghaib, yang diyakini
ada-Nya oleh manusia. bahkan ada-Nya lebih dahulu, sebelum manusia memberi-Nya
nama. Jika tidak hubungan bathin ini, maka tidak ada agama.”
2. Dr. Alexis Carel, seorang pemenang hadiah nobel dalam
bidang kedokteran, dan Direktur Riset pada Rockefeller Foundation Amerika, memberikan
pernyataan sebagai berikut, “Shalat memunculkan aktivitas pada perangkat tubuh
dan anggota tubuh. Bahkan sebagai sumber aktivitas terbesar yang dikenal saat
ini. Sebagai seorang dokter, saya melihat banyak pasien yang gagal dalam
pengobatan, dan dokter tidak mampu mengobatinya. Lalu, ketika pasien-pasien
membiasakan shalat justru penyakit mereka hilang. Sesungguhnya shalat bagaikan
tambang Radium yang menyalurkan sinar dan melahirkan kekuatan diri. Kita harus
memahami bahwa shalat bukan sekedar mekanisme bacaan untuk doa-doa, tetapi
shalat adalah meditasi suci, di maana manusia merasakan kehadiran Allah dalam
shalat, sebagaimana ia merasakan panasnya cahaya matahari, atau merasakan
kelembutan seorang sahabat. Di dalam shalat, manusia menghadapkan dirinya
kepada Allah, berdiri dihadapan Allah seakan lembaran kain putih di hadapan
seorang pelukis, atau sepotong batu pualam di hadapan seorang pemahat. Shalat
menciptakan fenomena yang mencengangkan, mendatangkan kemukjizatan. Saya
benar-benar melihat efek shalat pada kondisi sakit, karena banyak pasien yang
sembuh dengan shalat, setelah menderita berbagai penyakit seperti tuberculosis,
radang tulang, kanker, luka membusuk, dan lain-lain”. Segi-segi aktivitas
kejiwaan memberikan perubahan anatomi (fungsi) pada jaringan dan anggota tubuh
secara seimbang. Fenomena organik ini dapat dilihat pada kondisi yang sangat
berbeda, yang telah dibuktikan oleh aktivitas shalat...”.
3. Dr. Edwind Frederick Pourz, seorang profesor
dalam bidang penyakit syaraf di Amerika Serikat, menyatakan: “Menyembuhkan
berbagai penyakit menular dalam tempo yang cepat, sulit dilakukan dalam tempo
yang cepat pula. Namun dengan tidak mempedulikan terhadap semua kemukjizatan
pengobatan yang ada di dunia ini, masih banyak kemukjizatan lain untuk
menyembuhkan penyakit pincang, lumpuh, buta yang tidak dapat disembuhkan oleh
obat dokter, operasi atau psikiater. Bahkan ada ribuan kasus yang belum bisa
ditangani oleh dokter terkenal atau dokter yang pandai sekalipun, tetapi justru
penyembuhannya melalui kemukjizatan shalat”.
Adanya hasil
penelitan yang sangat ilmiah tentang ibadah mendirikan shalat oleh ilmuwan di
atas, apakah kita masih tetap menyangsikan kebenaran AlQuran sebagai wahyu dari
Allah SWT? Semoga kita mampu mengimani
AlQuran sebagai kitab yang diturunkan oleh Allah SWT untuk kepentingan umat
manusia dan kitapun mampu melaksanakan apa apa yang termaktub di dalamnya
dengan baik dan benar.
Dan sebagai abd’
(hamba)-Nya dan yang juga khalifah-Nya di muka bumi yang sangat membutuhkan
ibadah mendirikan shalat, sudahkah kita mengetahui manfaat shalat bagi
kesehatan mental (jiwa/ruh) manusia? Dan inilah beberapa manfaat dari ibadah
shalat bagi kesehatan mental (jiwa/ruh/ruhani) manusia, sepanjang kita mampu
mendirikan shalat sebagai sebuah kebutuhan secara khusyuk yang diikuti dengan
tuma’ninah yang didukung dengan niat yang ikhlas sebagaimana firmanNya berikut
ini: “Dan
mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Dan (shalat) itu
sungguh berat, kecuali bagi orang orang yang khusyuk. (surat Al Baqarah (2)
ayat 45). Adanya pemenuhan syarat dan ketentuan shalat sebagai sebuah
kebutuhan yang dilakukan secara khusyuk maka hal hal yang akan kami kemukakan
di bawah ini dapat kita raih dan rasakan saat hidup di dunia ini, yaitu:
a. Mendidik seorang individu agar taat kepada pimpinan yang
memberi komando, karena setelah mendengar adzan dikumandangkan, kita
disunnahkan bersegera menuju masjid untuk menunaikan ibadah shalat berjamaah.
b. Mendidik seorang individu agar memiliki kedislipinan yang
tinggi dalam melaksanakan tugas yg dipikulkan kepadanya, karena ibadah shalat
telah diaturkan waktunya secara jelas.
c. Mendidik seorang individu untuk memiliki sikap optimis
dalam menyongsong masa depan, karena inti ibadah itu adalah doa, yaitu harapan
atau permohonan kepada Allah SWT yang mengatur segala-galanya.
d. Menentramkan jiwa, karena dengan ibadah shalat seseorang
akan merasa senantiasa dekat dengan Allah. Hal ini dapat dipahami karena dengan
ibadah shalat berarti berdzikir, sedangkan berdzikir kepada Allah akan
membuahkan ketentraman hati. “(yaitu) orang orang yang beriman dan hati
mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan
mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (surat Ar-Ra’d (13) ayat 28).
e.
Mendorong seorang individu berani menghadapi problematika
kehidupan dengan hati sabar dan tabah. Semua problematika kehidupan dihadapi
dan disadarinya sebagai ujian dari Allah yang perlu diterima untuk menguji
mentalnya, serta iman dan takwanya.
f. Mendidik manusia agar bersikap sportif dan gentleman
untuk mengakui kesalahan dan dosanya, karena dengan ibadah shalat merupakan
kesempatan yang sangat baik untuk memohon ampunan kepada Allah SWT atas segala
kesalahan dan dosa-dosanya yang telah dilakukan.
g. Menghindarkan seorang individu dari berbuat keji dan
munkar (jahat). Jika ibadah shalat dilakukan dengan sepenuh hati, dengan sikap
tunduk dan tawadlu’ (rendah hati) serta hati yang patuh, maka akan mendorong
pelakunya untuk membentengi dirinya dari perbuatan buruk dan jahat, sebagaimana
dikemukakan dalam firmanNya berikut ini: “Sesungguhnya ibadah shalat itu dapat
mencegah diri dari perbuatan keji (buruk) dan munkar (jahat).”
h. Relaksasi otot yang menghilangkan penyakit hati. Ibadah
shalat juga mempunyai efek seperti relaksasi otot, yaitu kontraksi otot,
pijatan dan tekanan pada bagian-bagian tubuh tertentu selama menjalankan
shalat. Relaksasi dipercaya mampu mengobati penyakit hati seperti marah, benci,
sinis.
i. Otot yang kencang akan memancing peredaran darah tidak
stabil dan memancing emosi untuk bertindak diluar batas kewajaran. Selain itu
juga mampu meraih ketenangan, kesabaran, meredakan ketegangan sehingga
menormalkan sekresi hormon untuk mendapatkan keseimbangan hormon dalam tubuh.
j. Adanya manfaat relaksasi panca indera. Ada dua macam
relaksasi yaitu relaksasi otot dan relaksasi kesadaran indera. Seringnya panca
indera ini digunakan untuk maksiat, baik disadari maupun tidak. Shalat adalah
saat yang tepat untuk mengembalikan fungsi fitrahnya.
k. Ketika kita takbiratul ikhram, maka rasakanlah ruh ini
naik ke langit menuju kehadirat Ilahi rabbi sehingga panca indra saat itu
terlepas dari ketegangan dan tekanan dari dalam maupun dari luar. Rasakan
ketenangan yang ditimbulkan saat otak ini memancarkan gelombang tetha.
Refleksikan gerakan-gerakan lengan saat takbir, ruku’, dan sujud dengan
mengatur irama napas dan tuma’ninah. Insya Allah akan diperoleh nikmatnya
berdialog dengan Allah SWT.
l. Adanya manfaat meditasi. Shalat juga memiliki efek
meditasi atau yoga tingkat tinggi bila dijalankan dengan benar dan khusyuk.
Dalam kondisi khusyuk seseorang hanya akan mengingat Allah (dzikrullah) bukan
mengingat yang lain. Kekhusyu’an inilah yang memberi efek meditasi untuk
meperoleh ketenagan jiwa (bathin).
m. Bacaan dalam shalat berisi hal-hal yang baik, berupa
pujian, mohon ampunan, doa maupun permohonan. Bacaan sholat yang diulang-ulang
dalam setiap harinya tanpa sadar membuat kita menanamkan hal-hal positif ke
dalam alam bawah sadar kita. Pemikiran positif yang dimiliki akan membawa kita
kepada perbuatan-perbuatan yang selalu dalam naunganNya. Shalat merupakan ‘charger‘
yang paling berguna bagi qalbu dan ruh. Mendirikan shalat sebagai sebuah
kebutuhan yang dilakukan secara khusyuk dan tuma’ninah, selain memberikan
manfaat kepada ruh (jiwa/mental) manusia, sebagaimana kami kemukakan di atas.
Mendirikan shalat juga bermanfaat bagi kesehatan jasmani melalui gerakan
gerakan yang ada di dalam shalat.
Selain daripada itu, Gerakan gerakan shalat
adalah gerakan yang paling proporsional bagi anatomi tubuh manusia. Bahkan dari
sisi medis, shalat adalah gudangnya obat dari berbagai macam penyakit. Sehingga
pantas kalau ada orang mengatakan bahwa shalat itu sebagai media olah raga yang
bersifat jasmani dan ruh. Pendapat ini bisa diterima karena semua gerakan
shalat itu mengandung unsur kesehatan. Dan jika seseorang mengalami gangguan
penyakit atau kondisinya kurang sehat, maka tidak dapat melakukan shalat dengan
baik dan benar.
Dan dengan demikian apabila shalat itu
dilakukan dengan baik dan benar sesuai dengan tuntunan yang telah digariskan,
maka akan sangat berpengaruh terhadap kesehatan secara menyeluruh baik pisik
maupun psikis. Hal ini telah dilakukan
penelitian oleh Prof Dr H Aloei Saboe. Dia adalah seorang dokter muslim yang
taat yang ingin membuktikan kebenaran ajaran Islam, khususnya masalah gerakan
shalat dari awal hingga akhir. Dalam bahasa orang awam apa yang
diperintahkan oleh Allah SWT maka shalat pasti bermanfaat bagi umat manusia.
Berikut akan kami kemukakan beberapa fakta
manfaat dari gerakan shalat khusyuk yang tuma;ninah untuk kesehatan jasmani
manusia, yaitu:
a. Takbiratul Ihram. Posisi: berdiri
tegak, mengangkat kedua tangan sejajar telinga, lalu melipatnya di depan perut
atau dada bagian bawah. Manfaat: Gerakan ini melancarkan aliran darah, getah
bening (limfe) dan kekuatan otot lengan. Posisi jantung di bawah otak
memungkinkan darah mengalir lancar ke seluruh tubuh. Saat mengangkat kedua
tangan, otot bahu meregang sehingga aliran darah kaya oksigen menjadi lancar.
Kemudian kedua tangan didekapkan di depan perut atau dada bagian bawah. Sikap
ini menghindarkan dari berbagai gangguan persendian, khususnya pada tubuh
bagian atas.
b. Ruku’. Posisi: Ruku yang sempurna ditandai tulang belakang yang lurus sehingga bila diletakkan segelas air di atas punggung tersebut tak akan tumpah. Posisi kepala lurus dengan tulang belakang. Manfaat: Posisi ini menjaga kesempurnaan posisi dan fungsi tulang belakang (corpus vertebrae) sebagai penyangga tubuh dan pusat syaraf. Posisi jantung sejajar dengan otak, maka aliran darah maksimal pada tubuh bagian tengah. Tangan yang bertumpu di lutut berfungsi relaksasi bagi otot – otot bahu hingga ke bawah. Selain itu, ruku merupakan wahana latihan bagi kemih untuk mencegah gangguan prostat. Menghindarkan diri dari berbagai penyakit tulang belakang, seperti : Acute Lumbargo ; sengal (rasa sakit) pinggang mendadak; Cronic Recurant ; sengal (rasa sakit) pinggang menahun; Spondilosis ; tergelincirnya ruas tulang belakang.
c. I’tidal. Posisi: Bangun dari
ruku, tubuh kembali tegak setelah mengangkat kedua tangan setinggi telinga.
Manfaat: Itidal adalah variasi Posisi setelah ruku dan sebelum sujud. Gerak
berdiri bungkuk berdiri sujud merupakan latihan pencernaan yang baik.
Organ-organ pencernaan di dalam perut mengalami pemijatan dan pelonggaran
secara bergantian. Efeknya, pencernaan menjadi lebih lancar.
d. Sujud. Posisi: Menungging
dengan meletakkan kedua tangan, lutut, ujung kaki, dan dahi pada lantai.
Manfaat: Aliran getah bening dipompa ke bagian leher dan ketiak. Posisi jantung
di atas otak menyebabkan darah kaya oksigen bisa mengalir maksimal ke otak.
Karena otak adalah pusat susunan syaraf, maka terpenuhi atau tidaknya kebutuhan
darah di otak akan banyak berpengaruh terhadap seluruh tubuh. Karena itu,
lakukan sujud dengan tuma’ninah, jangan tergesa-gesa agar darah mencukupi
kapasitasnya di otak. Posisi ini juga menghindarkan gangguan wasir. Khusus bagi
wanita, baik rukuk maupun sujud memiliki manfaat luar biasa bagi kesuburan dan
kesehatan organ kewanitaan.
e. Duduk. Posisi: Duduk ada dua
macam, yaitu iftirosy ( tahiyyat awal ) dan tawarruk (tahiyyat akhir). Perbedaan terletak pada posisi telapak
kaki.Manfaat: Saat iftirosy, kita bertumpu pada pangkal paha yang terhubung
dengan syaraf nervus Ischiadius. Posisi ini menghindarkan nyeri pada pangkal
paha yang sering menyebabkan penderitanya tak mampu berjalan. Duduk tawarruk
sangat baik bagi pria sebab tumit menekan aliran kandung kemih ( urethra ), kelenjar
kelamin pria ( prostata ) dan saluran vas deferens. Jika dilakukan. dengan
benar, Posisi ini dapat mencegah
impotensi. Variasi posisi telapak kaki pada iftirosy dan tawarruk menyebabkan
seluruh otot tungkai turut meregang dan kemudian relaks kembali. Gerak dan
tekanan harmonis inilah yang menjaga. kelenturan dan kekuatan organ organ gerak
kita.
f. Salam. Gerakan: Memutar kepala ke kanan dan ke kiri
secara maksimal. Manfaat: Relaksasi otot sekitar leher dan kepala dapat
menyempurnakan aliran darah di kepala. Gerakan ini mencegah sakit kepala dan
menjaga kekencangan kulit wajah.
Itulah bukti bukti ilmiah tentang ibadah mendirikan shalat yang kesemuanya diperuntukkan bagi diri kita, sepanjang kita mampu mendirikan shalat yang sesuai dengan kehendak Allah SWT, dalam hal ini shalat khusyuk. Lalu apakah hanya ibadah shalat saja yang bisa dibuktikan secara ilmiah? Selain ibadah shalat, ibadah puasa baik puasa wajib ataupun puasa sunnah, sudah dibuktikan pula oleh para ahli kesehatan, yang hasilnya sangat dibutuhkan bagi kebaikan manusia, baik dari sisi ruh juga dari sisi jasmani. Lalu apakah dengan adanya bukti bukti ini, masihkah kita menyangsikan kebenaran AlQuran ini sehingga kita malas malasan untuk mempelajarinya, atau sibuk sehingga tidak punya waktu untuk mempelajarinya, atau kita telah merasa cukup dengan pengetahuan agama yang kita miliki? Semoga hal ini tidak terjadi pada diri kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar