1. Ada
yang mengukur hidup mereka dari hari dan tahun. Yang lain dengan denyut
jantung, gairah dan air mata. Tetapi, ukuran sejati di bawah mentari adalah apa
yang telah engkau lakukan dalam hidup ini untuk orang lain.
2. Jika
anak sebagai anak, ayah sebagai ayah dan sang raja sebagai raja, itulah keadilan.
3. Kebanggaan
kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali
setiap kali kita jatuh.
4. Orang
bijak tidak bimbang, orang bercinta kasih tidak cemas, dan seorang pemberani
tidaklah merasa takut.
5. Sebab
musabab ketidakbahagiaan ini adalah memikirkan kepentingan diri sendiri serta
terbelenggu oleh nafsu.
6. Sebagai
penguasa yang jika bekerja berlandaskan azas kebenaran, walaupun tanpa perintah
(peraturan hukum), rakyat pun akan melakukan secara sadar. Namun, jika sebagai
penguasa tidak benar, maka biarpun ada peraturan hukum, rakyat tidak sudi
menaatinya.
7. Jangan
melupakan pengalaman yang lalu, karena pengalaman dapat menjadi penuntun di
kemudian hari.
8. Kebaikan
yang benar keluar dari sanubari manusia sama manusia dilahirkan dalam keadaan
baik.
9. Manusia
tidak mungkin menghasilkan pengetahuan tanpa belajar cara berfikir
10. Hanya
orang yang sanggup menerima kegagalanlah yang akan dapat merasakan kebahagiaan.
11. Pelajarilah
jagad raya ini, jangan kecewa karena dunia tidak mengenal anda, tetapi
kecewalah karena anda tidak mengenal dunia.
12. Mengetahui apa yang ada ketahui dan mengetahui apa yang
tidak anda ketahui, itulah sesungguhnya mengetahui.
13.
Manusia
yang berbuat kebenaran jadi besar dan bukan manusia menjadi besar karena
kebenarannya.
14.
Orang
berbudi tinggi teguh pendiriannya, tetapi tidak keras kepala.
15. Kemasyhuran
kita terletak pada kenyataan bahwa kita tidak pernah jatuh, akan tetapi bahwa
kita berdiri lagi setelah jatuh.
16. Jangan
bersedih hati karena tidak menduduki jabatan yang tinggi, lebih baik memikirkan
cara memegang peranan yang cocok dengan kepribadian.
17. Orang
yang berbudi tinggi tidak berusaha menyelamatkan dirinya sendiri dengan
mengorbankan kebajikan, malah adakalanya ia mengorbankan jiwanya untuk
melaksanakan kewajiban.
18. Ciri orang yang beradab ialah; ia sangat rajin dan suka
sekali belajar ia tidak malu belajar dari orang yang berkedudukannya lebih
rendah daripadanya.
19. Apabila
kita ingin kemakmuran satu tahun, tanamlah benih. Jika kita ingin kemakmuran
sepuluh tahun, tanamlah pohon. Jika kita ingin kemakmuran seratus tahun,
didiklah manusia.
20. Saling
bertemu dan menjadi kawan, adalah mudah tetapi tetap bersatu dan hidup damai
itulah yang sukar.
21. Orang
yang berjiwa besar meninjau sesuatu masalah dari segala sudut tanpa prasangka.
Orang yang berjiwa kecil selalu memihak dan meninjau dari sudut dan itu pun
secara picik.
22. Yang
diperhatikan orang besar ialah pribadinya sendiri, tetapi yang diperhatikan
orang kecil ialah keadaan orang lain.
23. Orang
yang berjiwa besar adalah tenang dan seimbang, orang yang berjiwa kecil
selamanya gelisah.
24. Orang
yang jiwa besar ialah orang yang mempunyai kewibawaan tetapi tidak sombong.
Orang yang berjiwa kecil ialah orang yang sombong tetapi tidak memiliki
kewibawaan.
25. Sifat yang wajar dimiliki oleh orang berjiwa besar ialah
kerendahan hati, hormat terhadap atasannya, lemah lembut, dan luwes terhadap
mereka yang hidupnya tergantung daripadanya dan rasa keadilan bawahannya.
26. Jika
seseorang tidak lagi punya keikhlasan, menurutku ia buta. Ia seperti tank tanpa
pengemudi, bagaimana mungkin bisa berjalan di ruas kehidupan.
27. Hal
yang paling mencemaskanku adalah ketika aku tidak bisa memperbaiki prestasiku
dan tidak bisa memanfaatkan apa yang telah kupelajari; juga ketika aku
mengetahui sesuatu itu tepat dan benar, tetapi aku tidak bisa mewujudkannya;
dan ketika aku tidak mampu menutupi kekurangan dan kelemahanku.
28. Aku
tahu bahwa tidak banyak orang mengikuti jalan tengah. Orang orang cerdas dan
bijak melampauinya, sedangkan orang bodoh dan lemah tidak mencapainya.
29. Satu
lidah lebih kuat daripada delapan ekor kuda. Delapan ekor kuda bersama sama
tidak akan mampu mengembalikan ke mulut buah lidah yang buruk.
30. Hidup Ini Sederhana,
Jangan Dibikin Rumit. “Hidup itu
sederhana, kita yang membuatnya sulit.”(Confucius). Hidup itu sederhana
jika menjalaninya dengan kegembiraan dan kebahagiaan. Jalani saja porsi hidup
Anda dan tidak ikut campur dalam kehidupan orang lain. Sederhana bukan? Tapi
terkadang Anda terlalu masuk dalam urusan orang lain yang bukan bagian dari hidup
Anda, sehingga hidup terasa begitu berat dan rumit. Kebiasaan bergosip,
mencemooh, berucap buruk dan tidak benar kerap dilakukan. Anda menganggap diri
Anda rendah. Inilah yang membuat hidup Anda terasa sulit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar