Shalat Tahajud
merupakan shalat sunnah yang utama setelah shalat fardhu sebagaiamana
firman-Nya berikut ini: “Hai orang yang
berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk shalat) di malam hari, kecuali sedikit daripadanya,
yaitu seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit. (surat Al Muzammil
(73) ayat 1-3).
Rasulullah SAW
bersabda: “Shalat sunnah yang utama setelah shalat fardhu adalah shalat
Tahajud. (Hadits Riwayat Abu Dawud).
Shalat Tahajud
pada awalnya diwajibkan untuk umat Islam sebelum turunnya surat Al Muzammil
(73) ayat 20 dan setelah turun ayat 20 surat Al Muzammil, shalat Tahajud
hukumnya menjadi sunnah, sebagaimana ketentuan berikut ini: “Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya
kamu berdiri (shalat) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau
sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersama kamu,
dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu
sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas waktu-waktu itu. Maka Dia
memberi keringanan kepadamu. Karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari
Al-Qur’an, dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit
dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah dan
orang-orang yang lain lagi berperang di jalan Allah, maka bacalah apa yang
mudah (bagimu) dari Al-Qur’an dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan
berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik, dan kebaikan apa saja yang
kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh balasannya di sisi Allah
sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya, dan mohonlah
ampunan kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(surat Al Muzammil (73) ayat 20).”
Allah sangat
paham dengan sifat manusia sehingga apabila shalat Tahajud diwajibkan, banyak
umat Islam yang akan merasa berat mengerjakannya. Oleh karena itu, shalat
Tahajud mempunyai kedudukan yang utama setelah shalat wajib.
Waktu
mengerjakan shalat Tahajud adalah pada malam hari, dan yang paling utama adalah
pada sepertiga malam terakhir karena pada waktu tersebut, Allah SWT turun ke
langit dunia. Hal ini sebagaimana dikemukakan dalam hadits berikut ini: “Rasulullah SAW bersabda, Allah turun ke
langit dunia setiap malam, ketika masih tersisa sepertiga malam terakhir. Dia
berfirman: “siapa yang berdoa kepada-Ku, Aku akan memberinya, dan siapa yang
memohon ampunan kepada-Ku, Aku akan mengampuninya.”
Sepertiga malam
terakhir merupakan saat-saat yang paling nyenyak untuk tidur bagi manusia, dan
tidak semua orang pada waktu tersebut sanggup dan bersedia untuk bangun dan
beribadah kepada Allah SWT. Oleh karena itu, seorang muslim yang membiasakan
diri untuk bangun dan beribadah shalat pada saat tersebut, akan mendapatkan
kemuliaan dan predikat sebagai orang yang shaleh.
Allah SWT
berfirman: “Sesungguhnya bangun di waktu
malam adalah lebih kuat mengisi jiwa dan dan bacaan di waktu itu lebih
berkesan. Sesungguhnya kamu pada waktu siang hari mempunyai urusan yang panjang
(banyak). (surat Al Muzammil (73) ayat 6-7). Adanya kondisi ini maka shalat
Tahajud sangat dianjurkan dalam agama Islam,
Selanjutnya,
mari kita perhatikan dengan seksama yang dikemukakan oleh “Akhsan
Muhammad Suga” dalam bukunya “Buku
Pintar Rahasia Ibadah)” yang mengemukakan tentang manfaat yang terdapat
dibalik shalat Tahajud sebagaimana berikut ini:
1. Shalat
Tahajud akan mengangkat manusia menduduki tempat yang terpuji. Allah SWT akan mengangkat derajat orang yang
mendirikan shalat Tahajud ke tempat yang terpuji sebagaimana dikemukakan dalam
surat Al Isra’ (17) ayat 79 sebagaimana berikut ini: “dan pada sebagian malam hari shalat tajajudlah kamu sebagai suatu
ibadah tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang
terpuji.”
2. Shalat
Tahajud berfungsi untuk penghapus dosa dan pencegah perbuatan dosa. Hal ini sebagaimana dikemukakan dalam hadits berikut
ini: “Dari Abu Usamah, bahwa Rasulullah
SAW bersabda, “Tetaplah kalian untuk mengerjakan shalat malam karena ia
merupakan kebiasaan orang-orang shaleh sebelum kalian. Ia merupakan pendekatan
kepada Tuhan kalian, penghapus dosa-dosa dan pencegah dari perbuatan dosa.
(Hadits Riwayat Ath Thirmidzi)
Dan dalam hadits lainnya, Rasulullah SAW bersabda, “Shalat Tahajud dapat menghapus dosa,
mendatangkan ketenangan, dan menghindarkan dari penyakit. (Hadits Riwayat Ath
Thirmidzi)
3. Shalat
Tahajud dapat mengantarkan manusia untuk masuk surga. Hal ini sebagaimana dikemukakan dalam hadits berikut
ini: “Rasulullah SAW bersabda, “Wahai
manusia, sebarkan salam, berikanlah makanan, sambunglah persaudaraan dan
kerjakan shalat di malam hari ketika manusia sedang tidur, maka kalian akan
masuk surga yang penuh kenikmatan. (Hadits Riwayat Ath Thirmidzi dan Ibnu
Majah).
Selain itu, Allah menjanjikan surga bagi orang-orang
yang bertakwa dan berjaga di waktu dan memohon ampunan kepada-Nya, sebagaimana
firman-Nya: “Sesungguhnya orang-orang
yang bertakwa itu berada dalam taman-taman (surga) dan mata air-mata air, sambil
menerima segala pemberian Rabb mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia
adalah orang-orang yang berbuat kebaikann. Di dunia mereka sedikit sekali tidur
di waktu malam. Dan selalu memohon ampunan di waktu pagi sebelum fajar. (surat
Adz Dzariyat (51) ayat 5-18)
4. Allah
akan mengabulkan doa orang yang shalat Tahajud. Bagi orang yang mendirikan shalat Tahajud pada
sepertiga malam terakhir, sejatinya ia sedag pada kondisi terdekat dengan Allah
SWT sehingga jika ia berdoa pada saat itu, Allah SWT pasti akan mengabulkannya.
Hal ini sebagaimana dikemukakan dalam hadits berikut ini: “Kondisi terdekat seorang hamba dari Rabb-Nya adalah pada pertengahan
malam terakhir. Bila engkau mampu untuk termasuk orang yang berdzikir pada saat
itu, maka lakukanlah. (Hadits Riwayat Ath Thirmidzi dan Abu Dawud).
5. Allah
kagum terhadap orang yang melaksanakan shalat Tahajud. Dari Abdullah bin Mas’ud, Rasulullah SAW bersabda: “Allah kagum pada dua orang, yang bangkit
dari selimutnya meninggalkan orang yang dicintainya dan keluarganya untuk
mengerjakan shalat. Maka Allah berfirman kepada Malaikat-Nya: lihatlah
hamba-Ku, dia bangkit dari tempat tidur dan selimutnya meninggalkan orang-orang
dicintainya dan keluarganya untuk mengerjakan shalat karena mengharap apa yang
ada pada-Ku dan takut dari apa yang ada pada-Ku. Kedua, orang yang berjuang di
jalan Allah lalu dia lari bersama teman-temannya. Setelah itu dia mengetahui “bahaya”
dari larinya tersebut dan mengetahui pahala yang besar jika ia kembali, lalu
dia kembali sampai darahnya teralirkan. Maka Allah berfirman: lihatlah
hamba-Ku, dia kembali lagi (ke medan perang} karena mengharapkanapa yang ada
pada-Ku dan takut dari apa yang ada pada-Ku sampai akhirnya darahnya teralirkan.”
6. Orang
yang rajin mengerjakan shalat Tahajud akan menjadi orang yang memiliki jiwa
yang baik dan menjaga kesucian jiwa. Hal ini sebagaimana hadits berikut ini: Rasulullah SAW bersabda: “Ketika salah
seorang dari kalian sedang tidur, maka setan mengikatkan tiga ikata di tengkuk
kepalanya, Untuk setiap ikatan dia menyegel dengan perkataan: kamu masih
memiliki malam yang panjang maka teruslah tidur. Jika dia tetap bangun dan
menyebut nama Allah, maka satu ikatan terlepas. Jika ia mengambil air wudhu,
maka satu ikatan terlepas lagi dan jika dia mengerjakan shalat, maka satu
ikatan terlepas lagi dan dia menjadi orang yang rajin dan jiwanya baik. Tetapi
jika tidak, maka jiwanya akan jelek dan di akan malas. (Hadits Riwayat Bukhari,
Muslim)
7. Orang
yang mengerjakan shalat Tahajud merupakan orang yang mulia. Hal ini sebagaimana dikemukakan dalam hadits berikut
ini: Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra,
bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Umatku yang paling mulia adalah orang yang
menghafal Al-Qur’an dan mereka yang mengerjakan shalat pada malam hari. (Hadits
Riwayat Al Baihaqi).
8. Allah
cinta dan tersenyum kepada orang-orang yang melaksanakan shalat Tahajud. Hal ini sebagaimana dikemukakan dalam hadits berikut
ini: “Dari Abu Darda’ ra, ia mengatakan,
Rasulullah SAW bersabda: “Ada tiga macam kelompok manusia, Allah suka kepada
mereka, tersenyum dan merasa senang terhadap mereka. Yaitu orang yang ketika muncul
sekelompok orang ia ikut berperang dengan jiwanya karena Allah. Mungkin saja ia
terbunuh atau dimenangkan oleh Allah dan Dia mencegahnya dari pembunuhan. Allah
berfirman: “Lihatlah hamba-Ku ini, betapa ia sabra dengan jiwanya karena Aku”.
Kedua, orang yang memiliki istri cantik atau memiliki tempat tidur yang lembut
dan bagus, kemudian ia bangun untuk shalat malam. Allah berfirman: “Ia
meninggalkan kesenangan dan mengingat-Ku. Andaikan ia berkehendak ia akan
tidur.” Ketiga, orang yang sedang bepergian, bersamanya orang-orang yang
berkendaraan. Mereka terjaga kemudian tidur, tetapi ia sendiri bangun untuk
shalat pada akhir malam, dalam keadaan susah maupun senang. (Hadits Riwayat Ath
Thabrani).”
Sedangkan
jika Allah SWT tersenyum pada seorang hamba, maka Allah tidak akan
menghisabnya, sebagaimana hadits berikut ini: “Apabila Allah tersenyum pada seorang hamba, maka ia tidak akan dihisab.
(Hadits Riwayat Ahmad dari Abu Ya’la)
9. Mendapatkan
berbagai kenikmatan yang indah dipandang. Allah SWT berfirman: “Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu berdoa
kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan
apa-apa rezeki yang kami berikan. Tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat
yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa-apa
yang mereka kerjakan. (surat As Sajdah (32) ayat 16-17)
Pada ayat di atas, yang dimaksud dengan “lambung
mereka jauh dari tempat tidurnya” adalah mereka tidak tidur di waktu biasanya
orang tidur untuk mengerjakan shalat malam. Sedangkan kalimat yang dimaksud “tak
seorangpun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang”
menggambarkan nikmat yang sangat besar bagi orang-orang yang mengerjakan shalat
malam. Nikmat tersebut merupakan nikmat yang belum pernah terlihat oleh mata,
belum pernah terdengar oleh telinga dan tidak terlintas dalam hati manusia.
10. Shalat
Tahajud menyebabkan muka berkilau dan bercahaya. Karunia Allah yang diberikan kepada orang yang
mengerjakan shalat Tahajud dengan ikhlas adalah mukanya menjadi berkilau,
bersinar dan bercahaya. “Banyak muka pada hari itu berseri-seri. Tertawa dan
bergembira ria. (surat Abasa (82) ayat 38-39). Al Qurtubi dalam menafsirkan
ayat di atas, semua itu karena shalat malam.
Sedangkan Hasan Al Bashri menyatakan bahwa orang-orang
yang berhajud di waktu malam memiliki muka yang bagus karena mereka menyendiri
bersama Tuhannya Yang Maha Pengasih pada malam hari kemudian Allah memberikan
kepada mereka sebagian cahaya-Nya.
11. Allah
akan memberikan rahmat bagi orang yang mengerjakan shalat Tahajud. Hal ini sebagaimana dikemukakan dalam hadits berikut
ini: Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra,
bahwasanya Nabi SAW pernah bersabda, “Semoga Allah memberikan rahmat kepada
seorang laki-laki yang bangun pada sebagian malam kemudian shalat dan
membangunkan istrinya dan ia juga shalat, bila istrinya enggan ia memercikkan
air di mukanya. Semoga Allah juga memberikan rahmat kepada seorang wanita yang
bangun pada sebagian malam kemudian shalat, juga membangunkan suaminya lalu
shalat, bila suaminya enggan ia memercikkan air di mukanya. (Hadits Riwayat Abu
Dawud, An Nasa’i dan Ibnu Khuzaimah)
12. Shalat
Tahajud melatih keikhlasan jiwa. Shalat Tahajud yang dikerjakan dalam kesendirian dan jauh dari
penglihatan orang sehingga orang yang suka riya tidak mau mengerjakan amal
kebaikan ini kecuali dilihat oleh orang lain. Oleh karena itu, orang yang
bersedia melaksanakan shalat Tahajud hanya orang-orang yang benar-benar
mengharapkan keridhaan Allah. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu
Hurairah ra, bahwasanya Nabi SAW pernah bersabda: “Barangsiapa yang mengerjakan shalat di waktu malam dengan membaca
seratus ayat maka ia tidak dicatat sebagai orang yang lalai. Dan barangsiapa
mengerjakan shalat di waktu malam dengan membaca dua ratus ayat maka ia dicatat
sebagai orang-orang yang banyak melakukan ibadah dan memurnikan ibadah hanya
kepada Allah. (Hadits Riwayat Al Hakim)
Shalat Tahajud
yang dikerjakan secara terus menerus, tepat gerakannya, khusyuk dan ikhlas,
secara medis akan menumbuhkan respon ketahanan tubuh (imunologi) khususnya pada
imunoglobin M, G, A dan limfosit-nya yang berupa persepsi dan motivasi positif,
serta dapat mengefektifkan kemampuan individu untuk menanggulangi masalah yang
dihadapi.
Kondisi tubuh
seseorang yang rajin dan ikhlas bertahajud secara ikhlas berbeda jauh dengan
orang yang tidak melakukan tahajud. Mereka yang rajin dan ikhlas bertahajud
memiliki ketahanan tubuh dan kemampuan individual untuk menanggulangi
masalah-masalah yang dihadapi dengan stabil. Selain itu, shalat Tahajud
bermanfaat untuk menghilangkan rasa nyeri pasien penyakit kanker.
Selain itu,
shalat Tahajud dapat mencegah penyakit paru-paru basah. Karena saluran
kelebihan uap air dan paru-pare ke ginjal yang ada dibagian belakang tubuh kita
kalau terlalu lama tidur akan tergencet berat badan kita sehingga paru-paru
menjadi lembab dan saluran tersebut tersumbat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar