Untuk dapat
mengetahui tiga penyakit hati, kita
dapat mempelajari melalui apa yang dikemukakan oleh “Syekh Maulana Hizboel Wathony
Ibrahim” dalam bukunya “Mengenal Perbuatan Allah Tauhidul Af’al”
sebagaimana berikut ini: Adapun tiga penyakit hati itu adalah KASAL; FUTUR dan
MALAL. Dan inilah yang dimaksud dengan penyakit hati dimaksud.
1. KASAL. Apa itu Kasal? Kasal yaitu penyakit segan atau malas. Contohnya, malas
melaksanakan ibadah wajib dan sunnah, padahal punya keleluasaan waktu untuk
menunaikannya. Segan untuk mendirikan shalat malam, padahal memiliki banyak
waktu untuk mendirikannya. Malas mendatangi majelis pengajian, padahal punya
kesempatan untuk mendatanginya. Segan untuk berdzikir, padahal ada keleluasaan
untuk melakukannya.
Ketahuilah olehmu, semua ibadah wajib dan sunnah
adalah sarana untuk berjalan kepada Allah. Anda saja semua ibadah wajib dan
sunnah tidak bisa dikerjakan disebabkan oleh kesulitan waktu, maka tentu
dimaafkan. Akan tetapi, bila seseorang memiliki kesempatan atau keleluasaan
waktu tapi tidak mengerjakannya, maka sesungguhnya telah ada penyakit kasal di
hati orang itu.
Abu Dzar al-Ghifari menyatakan, orang yang mempunyai
penyakit kasal, baik dalam urusan dunia maupun urusan akhirat, niscaya tidak
akan mendapatkan apa yang diinginkannya. Tidak pula akan mendapatkan
kebahagiaan di dunia maupun di akhirat.
Untuk urusan dunia, bagaimana mungkin orang yang malas
bekerja akan mendapatkan rezeki Allah yang berlimpah? Bagaimana seorang pemalas
akan menjadi cerdik, piawai dan pintar
sementara dia malas belajar membaca buku ataupun kita? Bagaimana orang yang
malas akan banyak disenangi oleh teman-temannya sementara ia malas bergaul,
bersosial, dan sebagainya?
Untuk urusan akhirat, bagaimana mungkin akan berjumpa
dengan Allah kalau mempunyai penyakit kasal? Jangan pula berjumpa dengan Allah,
untuk berjumpa dan bertemu dengan Rumah Allah (Ka’bah) pun tentu akan
kesulitan.Berhati-hatilah, dengan sifat kasal. Tanyakan pada dirimu lalu
renungkan, apakah sifat mala situ bersemayam pada diri.
2. FUTUR. Apa itu Futur? Futur adalah lemah untuk melakukan ibadah. Kelemahan
itu disebabkan oleh kebimbangan kepada dunia. Contohnya, hendak melakukan
shalat malam tapi masih berpikir takut mengantuk saat bekerja pada siang
harinya. Hendak melakukan shalat sunnah, tapi masih dikejar-kejar oleh urusan
dunia. Hendak berdzikir tapi disibukkan dengan urusan dunia, padahal dzikir
bisa dilakukan kapan saja karena tidak terikat dengan ruang dan waktu.
Sebaliknya apabila dalam beribadah kepada Allah
dijangkiti oleh sifat lemah atau futur, maka ibadah yang dilakukan juga tidak
akan khusyuk. Shalat tidak khusyuk, dzikir tidak khusyuk dan sebagainya.
Padahal, seandainya khusyuk menjadi syarah sah sebuah ibadah, maka akan banyak
ibadah yang kita lakukan tidak sah karena dilakukan dengan tidak khusyuk.
Sebagai Abd’ (hamba)-Nya yang sekaligus khalifah-Nya
di muka bumi, janganlah lemah untuk beribadah kepada Allah. Jangan beribadah
kepada Allah sementara hati dan jiwa kita masih bimbang dengan urusan dunia.
3. MALAL. Apa itu Malal? Malal adalah suatu penyakit bosan atau jemu. Penyakit
ini berbahaya bagi diri karena menganggap ibadah sebagai perbuatan yang
monoton, begitu-begitu saja. Apabila penyakit ini merasuki diri kita, akibatnya
kita hanya beribadah sewaktu-waktu. Sehingga diri kita tidak akan memperoleh
apa-apa setelah berdzikir bertahun-tahun, akibatnya kita kemudian berpikir,
berdzikir ataupun tidak berdzikir hasilnya akan sama saja.
Ada pula yang beranggapan, sewaktu rajin mendirikan
shalat dan rajin berdzikir, hidupnya justru jadi sengsara, rezekinya seret. Dia
merasa sebelumnya gampang mendapatkan rezeki dan hidupnya dirasa bahagia.
Itulah Malal.
Wahai diri ketahuilah bahwa rezeki adalah urusan
Allah. Sewaktu kita rajin shalat dan berdzikir, Allah sengaja meletakkan hanya
rezeki yang halal padamu. Diri kita dibersihkan hanya dengan mendapatkan rezeki
yang halal, dan semua itu adalah ujian dan cobaan. Kelak, apabila sudah sampai
pada tahapan berikutnya, rezeki Allah sesungguhnya akan semakin berlimpah dan
terus berlimpah.
Untuk itu, jangan pernah jemu dan bosan. Karena jemu
dan bosan adalah penyakit batiniah yang membatalkan perjalanan menuju Allah.
Seorang yang cepat bosan dan jemu, akan terlantar dan terlunta-lunta hidupnya.
Ia tidak akan mendapatkan nikmat dan lezatnya ibadah kepada Allah. Sehingga jalan yang terbaik adalah
Istiqamah.
Istiqamah adalah komitmen dan dengan istiqamah maka
Allah akan melimpahkan keberkahan melimpah baik dalam urusan dunia maupun
urusan akhirat.
Itulah tiga
penyakit hati yang membatalkan atau menghalangi perjalanan kita menuju Allah.
Adanya penyakit hati, disebabkan oleh keimanan yang kurang, keyakinan yang
lemah, mata hati yang buta dan hanya mengikuti hawa nafsu.
Akhirnya orang
yang memiliki penyakit hati akan shalat dan berdzikir tanpa mengerti apa yang
dihasilkan oleh shalat dan dzikirnya. Keyakina mereka lemah karena tidak yakin
ibadahnya mendatangkan manfaat. Mereka buta mata hatinya karena kekurangan
ilmu. Ilmu yang menjadi obat dan penerang untuk menuju kepada Allah.
Dan jika semua
penyakit hati ada pada diri kita maka perjalananmu kepada Allah menjadi batal
(terhambat). Lalu sudahkah kita berusaha menghilangkan penyakit hati ini?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar