“Dr Musthafa Murad” dalam bukunya “30 Orang Yang Dijamin Masuk Neraka” mengemukakan: Ibnu Abi Hatim
meriwayatkan dalam Tafsir-nya, dan Ibnu Abbas ra, dia mengatakan, “Setan
berkata, “Ya Tuhanku, berilah aku kekuasaan atas Ayub.”
Maka Allah berfirman, “Aku beri
kamu kekuasaan atas harta dan anaknya saja, tapi Aku tidak beri kamu kekuasaan
atas tubuhnya.
Syahdan, maka menyerbulah Iblis
bersama seluruh balatentaranya, Kata dia kepada mereka, “Aku telah diberi
kekuasaan atas Ayub. Maka, tunjukkan kepadaku kemampuan kalian.”
Maka berubahlah mereka menjadi
api, lalu menjadi air. Suatu ketika mereka berada di timur, dan tiba-tiba
mereka berada di barat. Dan setelah berada di barat, tiba-tiba mereka berada di
timur. Iblis mengirim sepasukan
balatentaranya itu untuk mendatangan kebun Nabi Ayub as, dan sepasukan lainnya dia kirim mendatangi
ternak untanya, dan sepasukan lagi kepada ternak sapinya dan sepasukan lainnya
lagi kepada ternak kambingnya. Iblis memberi peringatan, “Sesungguhnya Ayub,
hanya bisa berlindung dari kamu sekalian dengan kesabarannya.”
Syahdan datanglah balatentara
Iblis itu sesuai tugas masing-masing, menyerbu Nabi Ayub as, membawa berbagai
macam bencana. Maka datanglah pengurus
kebun melapor, seraya berkata, “Hai Ayub, tidakkah engkau lihat Tuhanmu telah
mendatangkan api kepada kebunmu sampai terbakar?”.
Kemudian datang pula pengurus
unta lalu berkata, “Hai Ayub, tidakkah engkau lihat Tuhanmu telah mengirim
musuh kepada unta-untamu, lalu membawanya pergi?”.
Sesudah itu datang pula pengurus
kambing, lalu berkata, “Hai Ayub, tidakkah engkau lihat Tuhanmu telah mengirim
musuh kepada kambing-kambingmu lalu membawanya pergi?”.
Adapun mengenai anak-anak Ayub,
maka Iblis sendirilah yang menanganinya. Dia kumpulkan anak-anak itu dirumah
kakak mereka yang tertua, Dan tatkala mereka sedang makan dan minum, maka
bertiuplah angin kencang menggoyang tiang-tiang rumah dan akhirnya roboh
menimpa mereka.
Maka datanglah setan kepada Nabi
Ayub as, dalam ujud seorang anak kecil mengenakan anting-anting di telinganya,
lalu berkatalah dia, “Hai Ayub, tidakkah engkau lihat Tuhanmu telah mengumpulkan anak-anakmu di
rumah kakak mereka yang tertua, Tatkala mereka sedang makan dan minum,
tiba-tiba bertiuplah angina kencang menggoyang tiang-tiang rumah, dan akhirnya
roboh menimpa mereka? Oh, andaikan kamu melihat mereka ketika darah berceceran,
bercampur dengan makanan dan minuman mereka.”
Maka Ayub berkata, “Lalu,
dimanakah kamus saat itu?
“Aku ada bersama mereka,” jawab
Iblis.
“Bagaimana kamu bisa selamat?”
Tanya Ayub pula, dijawab Iblis, “Ya, pokoknya aku selamat.”
Maka mengertilah Ayub siapa yang
mengajaknya bicara, lalu katanya, “Kamu ini setan.”
Kemudian kata Ayub pula,
“Sekarang, keadaanku sama seperti ketika aku dilahirkan ibuku.” Dan selanjutnya
dia berdiri, lalu mecukur kepalanya, sesudah itu melakukan shalat.
Melihat perbuatan Ayub itu, maka
Iblis meraung sekeras-kerasnya, terdengar oleh seluruh penghuni langit dan
bumi. Kemudian dia datang lag ke langit lalu berkata, “Ya Tuhanku, Ayub tidak
tergoda. Maka, berilah aku kesempatan lagi untuk mengusainya. Sesungguhnya aku
takkan bisa mengganggunya kecuali dengan kekuasaanmu.”
Allah berfirman, “Sesungguhnya
Aku memberimu kekuasaan atas tubuhnya saja, bukan hatinya.”
Maka turunlah Iblis lalu meniup
dari bawah telapak kaki Ayub, hingga menimbulkan luka sekujur tubuhnya dari
kaki sampai kepala, seolah-olah merupakan satu luka. Dan istrinyalah yang setia
mengurusnya, namun pada akhirnya wanitu itu berkata kepada suaminya itu,
“Tidakkah engkau lihat, hai suamiku, takdir Allah yang menimpa dirimu ini sudah
sedemikian susah dan miskin? Kalau aku boleh menjual rambut kepalaku, untuk
membeli roti, maka dapatlah aku memberimu makan. Oleh karena itu, berdoalah
engkau kepada Allah agar menyembuhkan engkau.”
“Celakalah kamu.” bantah Ayub
kepada istrinya, “Kita pernah menikmati karunia Allah selama tujuh puluh tahun,
maka bersabarlah kamu, sampai kita mengalami kesusahan ini selama tujuh puluh
tahun pula.”
Daftar Pustaka:
“Dr, Mustafa Murad”, “30 Orang Yang Dijamin Masuk Neraka”, Penerbit Pustaka Al Kautsar, 2003, Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar