Abdullah bin Ummi Maktum adalah seorang laki-laki tuna netra yang merupakan sahabat Nabi Muhammad SAW. Meski namanya begitu asing, beliau diketahui pernah membuat Nabi Muhammad SAW mendapatkan teguran dari Allah SWT karena telah bermuka masam dengan sesama Muslim. Hal ini sebagaimana dikemukakan dalam surat Abasa (80) ayat 1-11 berikut ini:
"Dia (Nabi Muhammad) bermuka masam dan
berpaling karena telah datang seorang buta kepadanya (Abdullah bin Ummi
Maktum). Tahukah kamu, barangkali ia ingin membersihkan diri nya (dari dosa),
atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran, lalu pengajaran itu memberi manfaat
kepadanya? Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup, maka kamu melayaninya.
Padahal, tidak ada (celaan) atasmu kalau dia tidak membersihkan diri (beriman).
Adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera (untuk mendapatkan
pelajaran), sedang ia takut kepada (Allah) maka kamu mengabaikannya.
Sekali-kali jangan (demikian)! Sesungguhnya ajaran-ajaran Tuhan itu adalah
suatu peringatan."
Abdullah
bin Ummi Maktum pernah mengikuti pengajian Nabi Muhammad SAW di sebuah masjid.
Dalam kajian tersebut, Nabi Muhammad SAW menyampaikan kewajiban setiap Muslim
yang mendengarkan azan agar segera menunaikan salat di masjid. Abdullah bin
Ummi Maktum yang merupakan penyandang disabilitas itu pun mempertanyakan
permasalahan yang dialaminya kepada Nabi Muhammad SAW.
"Wahai
Rasulullah SAW, apakah saya juga diwajibkan meskipun tidak bisa melihat?"
tanya Abdullah.
Rasulullah
SAW pun menjawab, "Apakah engkau mendengar seruan azan?"
"Ya,
saya mendengarnya," jawab Abdullah.
Maka,
Rasulullah SAW pun memerintahkannya agar tetap pergi ke masjid meskipun sambil
merangkak.
Sejak
saat itu, Abdullah selalu rajin untuk bergegas ke masjid setelah mendengar azan
meskipun dengan kondisi fisik yang dialaminya. Namun, suatu ketika saat
Abdullah dalam perjalanan menuju masjid, ia tersandung batu hingga mengeluarkan
darah. Akan tetapi, alih-alih kembali ke rumah, Abdullah tetap melangkahkan
kaki ke masjid.
Keesokan
harinya, Abdullah kembali berjalan menuju masjid untuk menunaikan salat dengan
luka di kakinya akibat tersandung. Menariknya, selama beberapa hari ada
seseorang yang membantunya berjalan menuju masjid.
Rasa
penasaran Abdullah pun menguat, ia pun bertanya siapakah pemuda yang
menolongnya mengantar ke masjid.
"Wahai
saudaraku, siapakah namanu? Aku ingin mengetahuinya agar bisa mendoakanmu
kepada Allah SWT?" tanya Abdullah.
"Apa
untungnya bagimu mengetahui namaku dan aku tak mau engkau doakan," jawab
pemuda tersebut.
Sembari
memegang tangan pemuda tersebut, Abdullah pun menyampaikan sipaya pemuda itu
tidak membantunya.
"Aku
tak mau engkau menolongku lagi karena kau tak mau didoakan," ucap
Abdullah.
Akhirnya,
pemuda tersebut memperkenalkan diri. "Wahai Abdullah Ummi Maktum,
ketahuilah sesungguhnya aku adalah iblis."
Abdullah
tersentak, "Kalau memang iblis, mengapa engkau menolong dan mengantarku ke
masjid? Bukannya engkau harus mencegahku ke sana?" tanya Abdullah.
"Wahai
Abdullah Ummi Maktum, masih ingatkah engkau beberapa hari yang lalu tatkala
engkau hendak ke masjid dan engkau tersandung batu? Aku tidak ingin hal itu
terulang lagi. Sebab, lantaran engkau terjatuh, Allah telah mengampuni dosamu
yang separuh. Aku takut kalau engkau tersandung lagi, Allah akan menghapuskan
dosamu yang separuhnya lagi sehingga terhapuslah dosamu seluruhnya. Maka,
sia-sialah kami setan menggodamu selama ini,” jawab iblis tersebut.
Dari
kisah tersebut kita semua belajar, kalau iblis akan selalu menggoda dan
menyesatkan manusia, serta berusaha membelokkan orang yang beriman ke arah yang
sangat tidak disukai Sang Pencipta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar