Apa itu rukuk? Untuk mengetahui
makna rukuk mari kita pelajari apa yang dikemukan oleh “Ghufron Hasan” dalam bukunya “Aku
Cermin Shalatku” yakni. Rukuk merupakan simbol penghormatan kepada Dzat
Yang Maha Agung, Subhana Rabiyal Adhimi
wa Bihamdihi (Mahasuci Tuhanku Yang
Mahaagung dan memujiah aku pada-Nya)
Allah Mahaagung, memiliki segala
keagungan dan kebesaran. Keagungan Allah di antaranya mewujud ke dalam bentuk
rasa hormat-Nya kepada makhluk Allah menghormati makhluk dengan cara menciptakan mereka dengan bentuk
terbaik, kemudian mereka diberi pangan, sandang dan papab. Semua kebutuhan
mereka Allah sediakan di sisi terdekat mereka, tanpa pilah-pilih.
Ketika kita rukuk sesungguhnya
kita diperintahkan untuk mewarisi karakter keagungan Allah, yang di antara
tandanya adalah menghormati orang lain dan makhluk. Rasa hormat kepada orang
lain merupakan cermin kebesaran jiwa seseorang. Orang yang berjiwa agung akan
menghormati orang lain sebagaimana dirinya ingin dihormati dan dimuliakan oleh
orang lain. Maslow berkata, bahwa setiap manusia menghendaki dirinya dihormati
dan dihargai oleh orang lain.Ketika rasa hormat dan penghargaan itu tidak ia
dapatkan dari lingkungannya, maka ia akan mengalami depresi dan keterasingan
lantaran dirinya merasa dicampakkan dan tidak dibutuhkan.
Dalam hal ini, lihatlah
orang-orang Barat (Eropa dan Amerika) yang tidak mengenal Islam tapi mereka
mampu menampilkan karakter islami. Katakanlah penghargaan mereka terhadap orang yang sedang berbicara. Mereka sangat
antusias mendengarkan orang yang sedang berbicara. Mereka sangat antusias
mendengarkan orang yang sedang berpidato di panggung, sesekali mereka bertepuk
tangan, menatap muka si pembicara pertanda simpati, tidak mengantuk atau tidur
meskipun topik yang dibicarakannya tidak menarik dan monoton.
Coba bandingkan dengan kita,
orang yang justru mengenal Islam dari dekat, namun jauh dari nilai-nilai islami
yang mestinya menghiasi kehidupan kita. Kita kerap menyaksikan anggota sidang
DPR/MPR yang terhormat mengantuk bahkan tidur ketika mereka sedang bersidang
nasib bangsa yang mereka wakili. Padahal mereka orang-orang pintar yang tahu
banyak mengenai nilai-nilai kebaikan dan akhlak mulia. Khutbah Jumat pun
terkadang hanya berupa formalitas yang nyaris tanpa pendengar.
Begitulah potret kehidupan
orang-orang yang dekat dengan Islam, tetapi jauh dari nilai-nilai keislaman
yang penuh rahmat. Karena kita, rukuklah kepada orang lain, seperti halnya
orang Jepang rukuk (merunduk 90 derajat)
ketika memberi salam tcara melestarikannya, seperti halnya orang Singapura
membuang sampah pada tempatnya, menjaga kebersihan di jalan, menjaga sikap dan
ketertiban di tempat-tempat umum, tidak merokok kecuali di smoking area, dan
lain-lain. Itulah Islam, yang prakteknya dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan
para sahabat pada awal-awal kelahiran Islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar