Saat
terusir dari Surga Iblis berucap dengan nada sumpah untuk menyesatkan anak
keturunan Nabi Adam, sehingga manusia yang tergoda rayuan Iblis akan hanyut
dalam maksiat kepada Allah. Mungkin pernah terlintas difikiran kita kenapa
Allah tidak melenyapkan Iblis agar tidak lagi merayu manusia pada kesesatan.
Satu hal yang harus kita pahami bahwa Allah Maha Tahu atas segala sesuatu.
Di
lain sisi, Nabi Sulaiman as, telah diberi kekuasaan yang menakjubkan oleh Allah
ta’ala, dengan izin Allah, Nabi Sulaiman as, mampu menundukkan jin, manusia dan juga binatang
sehingga mereka patuh terhadap apa-apa yang dia perintahkan.
Terdapat
riwayat yang menjelaskan Nabi Sulaiman as, mempekerjakan iblis untuk membawa
dan mengimpor batu-batuan, pasir serta bahan bangunan lain untuk mendirikan
bangunan-bangunan megah.
Iblis
memang tunduk dan patuh terhadap Nabi Sulaiman as, namun mereka tetap teguh
pada ucapan yaitu menyesatkan anak keturunan Nabi Adam. Disebutkan dalam sebuah
riwayat bahwa Nabi Sulaiman as, memohon kepada Allah agar dirinya diberi kuasa
untuk memenjarakan iblis agar manusia tidak lagi melakukan dosa dan maksiat.
Allah
Yang Maha Tahu mewahyukan kepada Nabi Sulaiman as,, “Wahai Sulaiman, tidak ada
baiknya jika iblis ditangkap”.
Namun
Sulaiman memohon seraya berkata, “Ya Allah, keberadaan makhluk terkutuk ini
tidak ada kebaikan di dalamnya”.
Allah
berfirman, “Jika iblis ditangkap maka banyak pekerjaan manusia yang akan
ditinggalkan.
Nabi
Sulaiman kembali memohon “Yaa Allah, aku ingin menangkap mahluk terkutuk ini selama
beberapa hari saja.
Allah
menjawab, “Bismillah (dengan menyebut nama Nama Allah), tangkaplah iblis”.
Setelah
mendapat izin Allah, Nabi Sulaiman menangkap iblis, lalu mengikat dan
memenjarakannya agar tidak ada lagi yang menyesatkan manusia.
Selain
seorang Nabi, Sulaiman juga seorang raja agung dengan wilayah kekuasaan yang
sangat luas. Dalam memenuhi kebutuhan rumah tangganya Nabi Sulaiman tidak mau
menggunakan uang kerajaan.
Beliau
memilih menggunakan hasil jerih payahnya sendiri dengan membuat kerajinan tas
untuk dijual ke pasar. Padahal menurut riwayat, setiap harinya dapur kerajaan
Sulaiman memasak 4000 ekor unta, 5000 ekor sapi dan 6000 ekor kambing. Makanan
itu dibagikan kepada masyarakat dan anggota kerajaan.
Dengan
wilayah kekuasaan yang sangat luas dan diagungkan oleh rakyat, serta disegani
musuh-musuhnya Nabi Sulaiman adalah sosok pemimpin yang sederhana. Dia menolak
makam menggunakan uang kerajaan dan memilih makan dari hasil usahanya sendiri
dengan menjual tas tas buatannya di pasar.
Suatu
pagi, Sulaiman mengutus seseorang pergi kepasar untuk menjual tas buatannya.
Sampai dipasar dia kaget karena tidak menemukan seorangpun, kemudian pulang dan
memberitahu fenomena ini pada Nabi Sulaiman. Karena tas buatannya tidak
terjual, malam itu Nabi Sulaiman tidak makan dan hanya minum air saja.
Keesokan
harinya Nabi Sulaiman kembali mengutus seseorang untuk menjual tas-tas
buatannya ke pasar. Namun hal yang sama masih didapati, pasar sepi seperti hari
sebelumnya. Setelah diselidiki manusia sibuk mempersiapkan bekal menuju akhirat
tanpa peduli pada dunia. Manusia lebih banyak mengingat kematian, menangis dan
meratap.
Merasa
heran pada fenomena tersebut lantas Sulaiman bertanya kepada Allah, ” Yaa
Allah, apa yang sebenarnya telah terjadi? Kenapa orang-orang tidak bekerja
mencari nafkah?
Allah
menjawab, ” Wahai Sulaiman, engkau telah menangkap iblis, sehingga akibatnya
manusia tidak bergairah bekerja mencari nafkah. Bukankan sebelumnya telah AKU
katakan kepadamu bahwa menangkap iblis tidak mendatangkan kebaikan.
Mendengar
jawaban dari Allah, dengan segera Sulaiman melepaskan iblis dari penjara.
Hingga keesokan harinya pasar kembali ramai. Orang-orang kembali bersemangat
bekerja mencari harta dunia untuk makan dan memenuhi kebutuhannya.
Allah
tidak pernah melarang kita untuk mengejar kenikmatan dunia, namun jangan sampai
kesibukan dalam urusan dunia dan segala gemerlapnya membuat kita lupa untuk apa
kita diciptakan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar