Label

MEMANUSIAKAN MANUSIA: INILAH JATIDIRI MANUSIA YANG SESUNGGUHNYA (79) SETAN HARUS JADI PECUNDANG: DIRI PEMENANG (68) SEBUAH PENGALAMAN PRIBADI MENGAJAR KETAUHIDAN DI LAPAS CIPINANG (65) INILAH ALQURAN YANG SESUNGGUHNYA (60) ROUTE TO 1.6.799 JALAN MENUJU MAKRIFATULLAH (59) MUTIARA-MUTIARA KEHIDUPAN: JALAN MENUJU KERIDHAAN ALLAH SWT (54) PUASA SEBAGAI KEBUTUHAN ORANG BERIMAN (50) ENERGI UNTUK MEMOTIVASI DIRI & MENJAGA KEFITRAHAN JIWA (44) RUMUS KEHIDUPAN: TAHU DIRI TAHU ATURAN MAIN DAN TAHU TUJUAN AKHIR (38) TAUHID ILMU YANG WAJIB KITA MILIKI (36) THE ART OF DYING: DATANG FITRAH KEMBALI FITRAH (33) JIWA YANG TENANG LAGI BAHAGIA (27) BUKU PANDUAN UMROH (26) SHALAT ADALAH KEBUTUHAN DIRI (25) HAJI DAN UMROH : JADIKAN DIRI TAMU YANG SUDAH DINANTIKAN KEDATANGANNYA OLEH TUAN RUMAH (24) IKHSAN: INILAH CERMINAN DIRI KITA (24) RUKUN IMAN ADALAH PONDASI DASAR DIINUL ISLAM (23) ZAKAT ADALAH HAK ALLAH SWT YANG HARUS DITUNAIKAN (20) KUMPULAN NASEHAT UNTUK KEHIDUPAN YANG LEBIH BAIK (19) MUTIARA HIKMAH DARI GENERASI TABI'IN DAN TABI'UT TABIIN (18) INSPRIRASI KESEHATAN DIRI (15) SYAHADAT SEBAGAI SEBUAH PERNYATAAN SIKAP (14) DIINUL ISLAM ADALAH AGAMA FITRAH (13) KUMPULAN DOA-DOA (10) BEBERAPA MUKJIZAT RASULULLAH SAW (5) DOSA DAN JUGA KEJAHATAN (5) DZIKIR UNTUK KEBAIKAN DIRI (4) INSPIRASI DARI PARA SAHABAT NABI (4) INILAH IBADAH YANG DISUKAI NABI MUHAMMAD SAW (3) PEMIMPIN DA KEPEMIMPINAN (3) TAHU NABI MUHAMMAD SAW (3) DIALOQ TOKOH ISLAM (2) SABAR ILMU TINGKAT TINGGI (2) SURAT TERBUKA UNTUK PEROKOK dan KORUPTOR (2) IKHLAS DAN SYUKUR (1)

Selasa, 30 Agustus 2016

DIALOG ANTARA RABIAH AL ADAWIYAH DENGAN HASAN AL BASHRI



  
Rabiah al Adawiyah, “Baiklah, tetapi aku ingin tahu, siapakah di antara kalian yang paling alim, maka saya bersedia menjadi istrinya.”

Mereka menjawab, ”Dialah Hasan Al Bashri orangnya.”

Rabiah al Adawiyah, “Jika Tuan mampu menjawab 4 (empat) masalah yang saya ajukan maka saya bersedia menjadi istri Tuan”.

Hasan Al Bashri, “Silahkan anda bertanya, semoga Allah memberi taufik padaku dalam menjawab pertanyaan anda!”

Rabiah al Adawiyah bertanya, “Menurut Tuan, kalau saya meninggal dunia, apakah kematian saya dengan membawa ketetapan iman ataukah tidak?”

Hasan Al Bashri, “Maaf, hal ini termasuk masalah ghaib, dan tidak ada yang tahu pasti, kecuali hanya Allah.”

Rabiah al Adawiyah, “Menurut Tuan, kalau saya disemayamkan dalam kubur, lalu malaikat Munkar-Nakir bertanya kepada saya, mampukah saya menjawabnya atau tidak?”

Hasan Al Bashri, “Maaf, itupun  termasuk masalah ghaib, dan tidak ada yang tahu pasti, kecuali hanya Allah.”

Rabiah al Adawiyah, “Menurut Tuan, saya termasuk orang yang menerima kitab amal dengan tangan kanan ataukah dengan tangan kiri, di saat manusia dihimpun kelak di hari kiamat?”

 Hasan Al Bashri, “Maaf, itupun  termasuk masalah ghaib.

Rabiah al Adawiyah, “Menurut Tuan, saya termasuk golongan manakah, ketika manusia dipanggi, segolongan di syurga dan segolongan lainnya di neraka?”

Hasan Al Bashri, “Maaf, itu juga termasuk masalah ghaib.

Akhirnya Rabiah al Adawiyah, berkata, “Bagi orang yang tengah kalut memikirkan 4 perkara ini, mana ada kesempatan berumah tangga?”

Kemudian Rabiah al Adawiyah bertanya, “ Ya Tuan Hasan, berapa bagiankah Allah yang menjadi akal?”

Hasan Al Bashri, “Sepuluh dengan rincian Sembilan bagi pria dan satu bagi wanita.”

Rabiah al Adawiyah, “Lalu berapa bagian pula Allah menjadikan syahwatnya?”

Hasan Al Bashri menjawab, “Sepuluh juga, dengan rincian sembilan bagi wanita dan satu bagi pria.

Lalu Rabiah al Adawiyah berkata, “Ya Tuan Hasan, dengan hanya satu akal, saya mampu mengendalikan diri dari gejolak nafsu syahwat yang sembilan bagian. Tetapi dengan sembilan bagian akalnya mengapa Tuan tidak mampu mengekang nafsu syahwat?”


Maka menangislah Hasan Al Bashri seraya mohon diri dari rumah Rabiah al Adawiyah.

DIALOG ANTARA IBRAHIM BIN ADHAM DENGAN SEORANG PRIA




Pria, “Wahai Abu Ishak (maksudnya Ibrahim bin Adham), saya telah bertindak di luar batas terhadap diriku dalam berbagai dosa. Karena itu tolong kemukakan kepadaku hal-hal yang dapat membentengi atau menyelematkan dari hukuman Allah!”

Ibrahim bin Adham, “Kalau anda mau menerima saran saya dan mampu melaksanakannya, pasti maksiat yang anda lakukan itu tak akan berpengaruh apa-apa terhadapmu”.

Pria, “Katakan wahai Ibrahim!”

Ibrahim bin Adham, “Yang pertama, bila anda ingin mendurhakai Allah, maka janganlah anda memakan rezeki-Nya!”

Pria, “Kalau demikian dari mana saya mendapatkan makan? Semua yang ada di permukaan bumi ini adalah rezeki yang datang dari-Nya juga”.

Ibrahim bin Adham, “ Nah, apakah pantas menurut anda. Anda makan rezeki yang diberikan-Nya dan anda mendurhakai-Nya?”

Pria, “Tentu tidak. Katakan yang kedua!”

Ibrahim bin Adham, “Yang kedua, bila anda ingin mendurhakai Allah, jangan tempati negeri-Nya setapak pun!”

Pria, “Wah ini lebih besar dari yang pertama tadi, wahai Ibrahim, Timur dan barat serta wilayah manapun di antara keduanya itu adalah negeri-Nya juga. Di mana saya harus tinggal?”

Ibrahim bin Adham, “Nah, kalau demikian, apakah pantas menurut anda. Anda makan rezeki Allah dan anda tempati negeri-Nya, lalu anda durhaka kepada-Nya?”

Pria, “Ya tentu tidak. Katakan yang ketiga!”

Ibrahim bin Adham, “Yang ketiga, bila anda ingin mendurhakai Allah, carilah tempat untuk melakukannya, yang tidak dapat dilihat oleh-Nya. Disitu anda bisa melakukan segala maksiat dalam mendurhakai-Nya.”

Pria, “Bagaimana itu bisa terjadi, padahal Dia, bahkan bisa melihat yang tersembunyi sekalipun?”

Ibrahim bin Adham, “Nah, ini lagi! Pantaskah menurut anda? Anda makan rezeki-Nya, anda tempati negeri-Nya lalu anda berbuat maksiat, mendurhakai-Nya di depan mata-Nya sendiri?”

Pria, “Ya tentu juga tidak! Katakan yang keempat!”

Ibrahim bin Adham, “Yang keempat, bila nanti malaikat maut datang menjemput nyawamu, anda katakana kepadanya, tangguhkanlah ajalku sampai aku bertobat!”

Pria, “Jelas ia tidak akan menerimanya!”

Ibrahim bin Adham, “Lalu bagaimana? Kalau anda tidak mampu membela diri dari maut, agar anda bertaubat, dan anda tahu bahwa kalau maut datang tidak bisa ditangguhkan, bagaimana anda mengharapkan lepas dari siksaan-Nya?”

Pria, “Katakan yang kelima!”

Ibrahim bin Adham, “Yang kelima, bila nanti, di hari kiamat, malaikat Zabaniyah datang kepadamu untuk membawamu ke neraka, anda jangan mau pergi bersamanya!”

Pria, “Pasti malaikat itu tidak akan membiarkan aku”.

Ibrahim bin Adham, “Kalau begitu bagaimana anda bisa lepas?”


Pria, “Wahai Ibrahim, cukup! Saya minta ampun dan bertaubat kepada-Nya….!”

Senin, 29 Agustus 2016

SEDEKAH dan KEMURAHAN ALLAH SWT





Pada masa pemerintahan Khalifah Hisyam bin Abdul Malik, penduduk padang pasir dilanda musim kemarau.

Maka berdatanganlah para kepala suku menghadapnya. Lalu sang Khalifah duduk bersama mereka.

Diantara para kepala suku tersebut terdapat seorang pemuda berumur empat belas tahun.

Namanya Darwas bin Habib

Sehingga Hisyam merasa disepelekan. Maka menolehlah ia kepada sang penjaga pintunya dan berkata hingga terdengar oleh kaum itu.

Apa yang diinginkan oleh seseorang hingga bisa sampai disini, sedang usianya masih anak anak.

Maka berkatalah yang Darwas, "Ya Amirul Mukminin! Sesungguhnya masuknya saya disni tidak akan menyusahkan engkau.

Tidak mengurangi sesuatu apapun darimu, tetapi ini hanya suatu kehormatan saja bagi saya.

Sebenarnya mereka inilah yang ingin datang menghadapmu untuk mengurus sesuatu, tetapi mereka takut menyampaikannya.

Perkataan sang pemuda itu sungguh mengagumkan sang khalifah, sehingga membuat marahnya menjadi mereda.

Dan berkatalah ia, "Kalau begitu, katakanlah apa yang engkau inginkan".

Lalu pemuda itu berkata, Ya Amirul Mukminin, tiga tahun musibah menimpa kami.

Satu tahun melelehkan lemak kami, satu tahun memakan daging kami, dan satu tahun lagi menghancurkan tulang.

Sedang di hadapanmu berlimpah harta benda. Bagaimana jika harta benda itu untuk kami? Apa yang menyebabkan hingga harta benda itu tidak pernah sampai ke tangan kami?

Jika harta benda itu untuk Allah, maka bagi-bagikanlah kepada hamba-Nya. Dan jika harta benda itu untuk engkau, maka sedekahkanlah kepada kami. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang suka bersedekah.

Penguasa dan rakyat bagaikan jiwa dan raga serta tak ada kehidupan baginya jika tidak bersamanya.




KEMURAHAN ALLAH SWT


Apapun yang tergelar di alam semesta adalah rahmat Allah Yang Maha Besar. Mentari dan Bulan menandai pergantian siang dan malam untuk beribadah dan beristirahat.

Angin semilir dan udara yang kita hirup adalah selimut bumi dan pelestari kehidupan. Air yang memancar dari dalam tanah dan yang tercurah dari langit memberikan kehidupan segala makhluk.

Dari tanah busuk yang kotor tetumbuhan bersyukur dengan warna-warni bunga yang indah mewangi dan berbagai buah lezat dengan rasa dan aroma berbeda-beda.

Hewan-hewan bersyukur dengan canda ria merdeka mencari mangsa dengan mematuhi bagian masing-masing yang sesuai dengan yang telah ditetapkan demi keseimbangan alam.

Gunung-gunung terpancang di permukaan bumi dan hutan di sekelilingnya sebagai pengaman agar  manusia tidak mengalami bahaya.

Dalam samudera yang terbentang luas tersedia kekayaan yang melimpah ruah. Dari dalam tanah yang gersang dan batu keras tersimpan tambang-tambang mulia yang bermanfaat. Air yang terpancar dari tempat yang tersembunyi bersenyawa dengan jodohnya secara unik tumbuh menjadi makhluk bernyawa selama waktu yang dipastikan maka lahirlah bayi laki-laki atau perempuan. Berkembang menjadi pemuda perkasa atau gadis cantik maka jadilah aku, kau dan dia.

Kemudiann hidup berpasangan dan bermasyarakat berbangsa dan bernegara dalam aneka budaya turun temurun dari generasi dan generasi. Dengan hati dan otak anugerah Tuhan maka lahirlah seni, ilmu dan teknologi yang mampu mengubah dunia.

Bahkan dengan petunjuk agama Islam manusia dibimbing menempuh jalan yang lurus agar selamat dunia dan akhirat.

Dan rahmat Allah tidak berhenti sebatas itu, Jumlahnya tak terhitung dan besarnya tak terbayangkan. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah tidaklah dapat kamu menghitungnya, Maka nikmat Tuhanmu yang mana lagi yang masih engkau dustakan?????


TATA NILAI DALAM KEHIDUPAN AGAR SELAMAT SAMPAI TUJUAN




Waktu itu berharga; Adil itu wajib; Sopan itu kemuliaan 
Agama itu mudah; 
Hutang itu berat;  Janji itu hutang
Pemurah itu terpuji;  Kejujuran itu dituntut; 
Berterima kasih itu layak; Santun itu terpuji; 
 Pelajaran itu harus dihapal; Bertengkar itu rendah
Latihan itu berguna; Harta itu harus dikawal; 
Pengetahuan itu pengawal; Malu itu perhiasan; 
Rahasia itu suatu amanat; Tergesa-gesa itu merugikan; 
Kekosangan itu merusakkan; Memberi maaf itu sedekah; 
Keberanian itu kehormatan; Perpecahan itu lemah; 
Persatuan itu kekuatan; Bergunjing itu memecahkan; 
Ujub/Sombong adalah penyakit yang mematikan
Akal pikiran itu hakim yang adil
Harta adalah bayangan yang bakal lenyap
Usia itu adalah tamu yang bakal pergi
Terkadang yang jauh lebih berguna daripada yang dekat
Terkadang diam lebih berarti daripada bicara
Terkadang ucapan lebih tajam daripada pedang
Terkadang kegembiraan berakhir dengan kesedihan
Terkadang sekali makan cukup sudah menolak beberapa makanan
Terkadang berterompah/menggunakan sandal lebih jelek daripada bertelanjang kaki
Terkadang ada padamu saudara yang tidak dilahirkan oleh ibumu
Terkadang yang sedikit lebih berharga daripada yang banyak


LALU........ 
ingat-ingatlah hal-hal ini dalam sisa waktu hidup kita


Rumah yang tidak ditinggali dan dibiarkan terlantar, akan menjadi rumah hantu, akhirnya akan hancur tidak berguna.

Rumah yang ditinggali dan dirawat akan menjadi tempat tinggal yang sehat, tahan lama dan bermanfaat.

Sumur yang tidak pernah ditimba, airnya akan kotor dan mengandung penyakit, lama kelamaan akan kering dan menjadi sumur mati.

Sumur yang selalu ditimba, sumbernya akan terus menerus mengalir, airnya akan menjadi bening, sehat dan semakin agung.

Pohon yang tidak pernah dipangkas akan mudah terserang penyakit dan hama, dengan banyaknya benalu, ranting kering dan akibatnya cepat mati. Bahkan kita dapati beberapa pohon tidak menghasilkan buah jika tidak dipangkas secara teratur.

Pohon yang dipangkas secara teratur akan tumbuh subur dengan tumbuhnya tunas dan cabang baru. Bahkan kita dapati banyak pohon berbuah lebat karena dipangkas.

Ulat jika hanya rakus makan dan mengeluarkan kotoran saja, ia tidak sempat menjadi kepompong dan akan segera mati.

Ulat yang mengeluarkan lendir untuk membuat rumah dan menjadi kepompong lalu berpuasa, maka ia akan menjadi kupu-kupu yang dapat terbang ke berbagai bunga wangi untuk mendapatkan madu.

Harta yang tidak dikeluarkan zakatnya akan menjadi kotor dan dapat menimbulkan berbagai penyakit yang mematikan lagi mengerikan. Harta yang dikeluarkan zakatnya akan suci dan semakin berkembang karena zakat itu mensucikan harta dan lalu menyuburkanya.

Orang kaya yang kikir sesungguhnya dia itu miskin karena selalu merasa kurang, tidak mensyukuri rezeki yang telah diteriman, Orang miskin yang dermawan sesungguhnya dia kaya karena merasa cukup dengan mensyukuri rezeki yang telah diterimanya.

Ilmu yang tidak diamalkan akan lenyap tak memberikan manfaat, di akhirat cuma adzab dan siksa bagi pemiliknya. Ilmu yang diamalkan akan berkembang dan memberikan manfaat, di akhirat pahala tak putus-putusnya bagi pemiliknya.

Orang yang menganggur dan malas melakukan pekerjaan sesungguhnya adalah perampas, karena tiap hari makan, minum dan menikmati fasilitas yang disediakan masyarakat, Nusa, Bangsa dan Negara serta alam, namun tidak menghasilkan apa-apa.

Orang yang bekerja dan berjasa dengan melakukan karya yang bermanfaat bagi masyarakat, Nusa, Bangsa dan Negara, serta dirinya dan masyarakatnya. Memiliki ilmu lalu mengamalkan ilmunya atas dasar iman dan taqwa, itulah yang disebut orang agung dalam kerajaan langit.

Orang yang berkarya sebagai pendidik, pembimbing, pengajar, penyuluh dan penggerak masyarakat berarti mereka telah terlibat dalam karya agung dan usaha raksasa yang harus senantiasa menjaga akhlaq dan tugas sucinya itu.



SEKARANG BAGAIMANA DENGAN DIRI KITA?
INGAT.........


Siapa berjalan ia akan sampai
Siapa belajar ia akan maju
Siapa bersungguh-sungguh ia akan berhasil
Siapa jujur ia  akan terlindung
Siapa lembut hati ia akan mulia
Siapa bersabar ia akan menang
Siapa menanam ia akan memanen
Siapa menganiaya ia akan teraniaya
Siapa keras kepala orang akan menghindar
Siapa tergesa-gesa ia akan menyesal
Siapa lalai ia gagal
Siapa boros ia akan kekurangan
Siapa malas di waktu kecil ia akan menyesal di waktu dewasa
Siapa mencintai karena suatu kepentingan ia akan berpaling meninggalkanmu setelah kepentingan terpenuhi
Siapa makan di atas kesanggupannya ia telah menggali kubur dengan giginya
Siapa menggali lubang ia akan terperosok di dalamnya
Siapa sedikit kejujurannya ia akan sediki temannya
Siapa ramah lidahnya ia akan akan banyak saudaranya
Siapa membuat senang ke dua orang tuanya berarti ia telah membuat senang Allah
Siapa membuat marah ke dua orang tuanya berarti ia telah membuat murka Allah
Siapa yang meninggalkan syahwat keinginannya hiduplah ia dengan merdeka
Siapa yang tidak berterima kasih pada yang sedikit ia tidak akan berterimakasih pada yang banyak
Siapa yang tidak berterimakasih kepada sesama manusia berarti ia tidak berterima kasih kepada Allah
Siapa melemparkan kerudung malu maka tidak ada lagi perhatian untuknya
Siapa yang tidak sayang kepada sesama manusia Allah tidak akan sayang kepadanya
Siapa memperturutkan hawa nafsunya ia menjual agamanya dengan dunia.
Siapa mengenal dirinya sungguh ia mengenal tuhannya
Siapa mengenal Tuhannya sungguh ia mengenal dirinya.





(diambil dari buku "Menabur Mutiara Hikmah" yang ditulis oleh Drs Asnan Sjarif Wagino yang diterbitkan oleh CV. IZUFA GEMPITA JAKARTA, 1993)

Minggu, 28 Agustus 2016

DOA TAUBATNYA ABU NAWAS




Ya Tuhan, andaikata dosa-dosaku semakin bertumpuk
Aku yakin ampunan-Mu pun akan semakin bertambah besar lagi
Andaikata yang bisa memohon kepada-Mu hanya orang yang baik
Kepada siapa orang yang jahat akan berlindung dan mengadu?
Dengan rendah hati aku memohon kepada-Mu ya Tuhan, seperti yang Engkau perintahkan


Andaikata Engkau menolak permohonanku, siapa lagi yang akan mengasihiku?
Tak ada satupun jalan yang bisa kutempuh, kecuali mengharap
Dan memohon ampunan-Mu sampai aku jadi orang yang 
berserah diri


Tuhanku, 
sebenarnya aku tak layak jadi penghuni syurga
Tapi aku pun tak kuat menerima pedihnya siksa neraka
Maka dari itu, berilah aku taubat, ampunilah dosa-dosaku
Karena Engkaulah Maha Pengampun dosa-dosa besar


Dosa-dosaku bagaikan pasir, tak terhitung jumlahnya
Maka berilah taubat padaku, wahai Tuhan Yang Maha Agung
Sementara umurku terus berkurang setiap saat
Dosaku makin bertambah, lalu bagaimana aku dapat menaggungnya?


Tuhanku, 
hambamu yang kini bergelimang dosa datang pada-Mu
Mengakui semua dosa dan memohon kepada-Mu
Kalau Engkau mengampuni, ya karena memang Engkaulah Yang Maha Pengampun
Tapi jika Engkau menolak, siapa lagi yang bisa 
diharapkan selain-Mu.


Amien.


Rabu, 24 Agustus 2016

ANJING-ANJING NERAKA



Sabda Rasulullah S.A.W kepada Mu'adz, "Wahai Mu'adz, apabila di dalam amal perbuatanmu itu ada kekurangan :


·        Jagalah lisanmu supaya tidak terjatuh di dalam ghibah terhadap saudaramu/muslimin.

·        Bacalah Al-Qur'an

·      tanggunglah dosamu sendiri untukmu dan jangan engkau tanggungkan dosamu kepada orang lain.

·        Jangan engkau mensucikan dirimu dengan mencela orang lain.

·        Jangan engkau tinggikan dirimu sendiri di atas mereka.

·        Jangan engkau masukkan amal perbuatan dunia ke dalam amal perbuatan akhirat.

·       Jangan engkau menyombongkan diri pada kedudukanmu supaya orang takut kepada perangaimu yang tidak baik.

·        Jangan engkau membisikkan sesuatu sedang dekatmu ada orang lain.

·        Jangan engkau merasa tinggi dan mulia daripada orang lain.

·        Jangan engkau sakitkan hati orang dengan ucapan-ucapanmu.


Niscaya di akhirat nanti, kamu akan dirobek-robek oleh anjing neraka. Firman Allah S.W.T. yang bermaksud, "Demi (bintang-bintang) yang berpindah dari satu buruj kepada buruj yang lain."


Sabda Rasulullah S.A.W., "Dia adalah anjing-anjing di dalam neraka yang akan merobek-robek daging orang (menyakiti hati) dengan lisannya, dan anjing itupun merobek serta menggigit tulangnya."


Kata Mu'adz, " Ya Rasulullah, siapakah yang dapat bertahan terhadap keadaan seperti itu, dan siapa yang dapat terselamat daripadanya?"



Sabda Rasulullah S.A.W., "Sesungguhnya hal itu mudah lagi ringan bagi orang yang telah dimudahkan serta diringankan oleh Allah S.W.T."

Senin, 22 Agustus 2016

WAKTU.........oh.........WAKTU



‘Urip iku paribasan mung mampir ngombe” Hidup itu ibarat hanya mampir minum, kata orang Jawa.


Orang Inggris berkata, “Time is Money”. Waktu adalah Uang.


“Waktu itu laksana pedang, jika engkau tidak memotongnya maka dialah yang akan memotongmu,” kata Penyair Arab.


Andaikan hidup ini ibarat hujan, maka manusia ibarat bunga yang mekar sesaat lalu layu, kering dan gugur diterbangkan angin. Tak ada lagi yang tersisa, kecuali kenangan akan baunya yang harum mewangi atau busuk menusuk, kemudian musnah karena terik mentari mengeringkan, bahkan sungai yang tadinya meluap. Demikian kata ahli hikmah.


Andaikan manusia adalah daun, maka waktu adalah ulat yang melahapnya lembar demi lembar hingga hancur tak tersisa. Demikian kata ahli hikmah yang lain.


“Ya Tuhanku, alangkah lambatnya mentari bergeser? Terik menyengat panas membakar sekujur tubuhku. Dahaga tidak tertahan menghabiskan seluruh kekuatanku. Kering sudah kerongkonganku, Kapankah mendung dan datang bertebar dan hujan tercurah dari langit menyegarkan bumi menyejukkan kerongkonganku?” Ratap pengembara tersesat di gurun pasir yang kering.


“Oh, alangkah cepatnya waktu berputar! Tahun demi tahun melelehkan lemak dan dagingku, merapuhkan tulang dan memupus umurku. Aku belum sempat berhenti sejenak mereguk nikmat memuaskan masa mudaku. Mengapa usia tua merapuhkan sekujur tubuhku?” Demikian keluh kesah seseorang petualang jalang yang lalai menghitung waktu.


“Sesungguhnya malam demi malam hanyalah seteguk minuman. Menggelar dan menggulung umur manusia, Singkatnya usia malam bagi mereka yang bersedih terasa demikian panjang. Sementara panjangnya usia manusia terasa terlalu pendek bagi mereka yang bersukaria”. Kata sang penyair.

“Dunia itu Cuma terdiri dari tiga hari. Kemarin, telah berlalu apa yang kau lakukan. Besok, kamu tidak tahu pasti tentang besok. Dan hari ini di mana kamu berada di dalamnya. Sebenarnya kamu tidak memiliki  apa-apa kecuali satu hari saja. Maka rebutlah hari yang satu itu, yaitu hari ini”. Kata Isa Al Masih.


“Aku ini hari baru. Aku menjadi saksi terhadap apa yang kau lakukan”. Kata hari.


Ketika matahari terbenam dan waktu magrib telah datang, berarti kita memasuki pergantian tanggal. Demikian menurut perhitungan tahun Qamariyah.  Berbeda dengan almanak Syamsiyah, yang hari barunya dihitung mulai pukul 00 tengah malam. Hari baru menurut almanac Syamsiyah diawali ketika umumnya manusia sedang tidur lelap yang berarti dalam keadaan tidak sadar. Sedangkan hari baru menurut almanac Qamariyah diawali ketika senja berganti malam, orang-orang yang beriman kepada Allah menyambut dan mengawalinya dengan shalat Magrib tiga rakaat karena mereka dalam keadaan sadar dan tidak tidur.


Setiap pergantian hari, maka yang baru tiba itu akan menjadi saksi terhadap segala perbuatan kita sampai muncul hari baru lagi.


“Wahai Manusia! Lupakah kalian akan kelicikan, keganasan dan kekejamanku? Perjalananku kalian rekatkan pada jarum-jarum jam dan kertas-kertas penanggalan. Seakan langkah-langkahku dapat kalian ukur dengan detik demi detik, dengan menit demi menit, dengan jam demi jam, dengan hari demi hari, dengan bulan demi bulan, dengan tahun demi tahun, dengan abad demi abad. Tidak! itu hanya perhitungan nisbi yang meninabobokkan kalian dalam kelalaian. Aku berlari tanpa dapat kaliar kejar. Karena aku tidak pernah tunduk pada batas detik, menit, jam, hari, bulan, tahun, atau batas abad. Yang jelas dan pasti aku selalu mengintai kalian dari belakang hanya dengan satu kepastian ajal. Tidakkah kalian sadari bahwa aku menyeretmu menuju ke jurang maut? Demikian kata pasti dari sang waktu.


“Semua yang ada di bumi akan binasa.”
(surat al ranchman (55) ayat 26

“Tiap-tiap yang bernyawa akan merasakan kematian”.
(surat Ali Imran (3) ayat 185)

“Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka pun akan mati”.
(surat Az Zumar (39) ayat 30)

“Katakanlah, “Sesungguhnya kematian yang kamu lari dari padanya maka sesungguhnya ia akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia akan menerangkan kepadamu terhadap apa yang kamu kerjakan”.
(surat Al Jumu’ah (62) ayat 8)


“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu. Hingga tibalah kalian di liang kuburan.
(surat At Takasur (102) ayat 1-2)

“Demi Masa, Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, dan mereka saling menasehati dengan kebenaran dan saling menasehati dengan kesabaran”.
(Surat Al Ashr (103) ayat 1-2-3)

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, bagi merekalah syurga yang penuh dengan kenikmatan”.
“Mereka kekal di dalamnya, janji Allah itu adalah benar dan Dialah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.
(surat  Luqman (31) ayat 8-9)

“Maka berilah peringatan, karena peringatan itu sungguh berguna. Orang yang takut (kepada Allah) akan menerima peringatan itu. Dan orang yang celaka (kafir) akan menjauhinya. Yang akan masuk ke dalam api yang besar (neraka). Kemudian ia tidak mati di dalamnya dan tidak pula hidup. Sungguh beruntung orang yang mensucikan dirinya. Dan dia mengingat nama Tuhannya lalu mendirikan shalat”.
(surat Al A’la (87) ayat 9-15)


Demikianlah antara lain peringatan Allah dalam Kitab Suci Alqur’an. Bahwa pada hakekatnya “waktu” sekali lagi “waktu” akan mengantarkan kita bahwa menyeret kita tanpa pandang warna kulit, tempat, tua atau muda, dengan langkah sangat mantap dan pasti menuju “maut”.


Ingat, hanya orang-orang yang shalat, beriman dan beramal shaleh dengan ikhlas karena Allah yang akan bahagia di sana kelak.



SEKARANG KITA MASIH MEMILIKI WAKTU
UNTUK ITU MARI KITA PELAJARI NASEHAT DI BAWAH INI



Anak-anaku dan cucu-cucuku!
Kalian telah bertahun-tahun tinggal dan hidup di kampung ini

Menghirup udara bersih yang disediakan Allah di sini.
Meneguk ari bening yang terpancar dari dalam bumi di kampung kita ini

Berpijak di bumi ini, tidur di sini dan menikmati kehidupan di kampung ini.

Apakah yang telah kalian sumbangsihkan terhadap kampung jura ini, wahai anak-anakku dan cucu-cucuku?

Ketahuilah, bahwa kalian wajib bertanggungjawab terhadap kemajuan dan kesejahteraan kampung kita ini!

Jika kalian bersikap masa bodoh, maka kalian telah berlaku sombong, pengkhianat, bahkan perampok yang serakah!

Anak-anakku dan cucu-cucuku!

Sadarilah bahwa kalian mempunyai tanggung jawab dan wajib memajukan dan mensejahterakan lingkungan hidup di kampung kita ini.

Sebab jika tidak demikian kita telah merusak lingkungan hidup di kampung kita ini dengan limbah yang kalian buang setiap hari.

Bukankah kalian tidak menginginkan caci maki dan kutukan dari para generasi penerus kalian, yang akan mewarisi dan melanjutkan kehidupan di kampung kita ini?


SEBAGAI PENGHUNI KAMPUNG YANG BAIK,, pergunakanlah yang lima sebelum datang yang lima, yaitu "Mudamu sebelum Tuamu,; Sehatmu sebelum sakitmu; Kayamu sebelum miskinmu; Kesempatanmu sebelum kesibukanmu; dan Hidupmu sebelum matimu".

Tidak akan miskin orang yang hemat dan bersedekah.
Kerjakan apa yang engkau kehendaki, maka engkau akan mendapatkan balasannya.

Jika syahwat yang dijadikan senjata, maka akan mewariskan kesedihan yang panjang.
Katakanlah yang baik walaupun dalam keadaan pahit
Tidak akan menyesal orang yang bermusyawarah

Umat ini akan selalu dalam keadaan baik
jika berkata, berkata dengan benar.
jika menghukum, menghukum dengan adil
dan jika minta dikasihi harus dikasihi

jadilah manusia yang berakhlaq
bertaqwalah kepada Allah dimana saja engkat berada
Ikutilah keburukan dengan kebaikan yang akan menghapuskannya.



(diambil dari buku Menabur Mutiara Hikmah yang ditulis oleh Drs. Asnan Sjarif Wagino yang diterbitkan oleh cv. Izufa Gempita Jakarta, 1993)




Selasa, 16 Agustus 2016

KUMPULAN HADITS TENTANG ILMU PENGETAHUAN



"Barangsiapa berilmu lalu mengamalkan ilmunya, itulah yang disebut orang agung dalam kerajaan langit. Ia bagaikan matahari yang mampu menyinari yang lain dan menyinari dirinya sendiri, Ia bagaikan parfum yang mengharumkan orang lain dan dia sendiri harum. Barangsiapa memilih profesi mengajar berarti terlibat dalam karya agung dan usaha raksasa, Karena itu harus menjaga akhlaq dan tugasnya." (Al-Ghazali, Ihya Ulum Al Din)


Islam mengajarkan bahwa dunia dan akhirat adalah dua dimensi yang tak terpisahkan, Untuk menguasainya, dunia ilmu merupakan senjata tunggalnya.

"Barangsiapa yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan untuknya jalan ke syurga, dan sesungguhnya malaikat membentangkan sayapnya untuk orang yang menuntut ilmu karena puas dengan apa yang diperbuatnya. Dan bahwasanya penghuni langit dan bumi, sampai ikat di lautan itu senantiasa memintakan ampun buat orang yang pandai. Kelebihan orang yang pandai terhadap orang 'abid (tidak pandai) adalah bagaikan kelebihan bulan purnama terhadap bintang-bintang yang lain, dan sesungguhnya para ulama itu adalah pewaris para Nabi, Dan sesungguhnya para Nabi itu tidak mewariskan dinar dan dirham (kekayaan dunia) tetapi para Nabi itu mewariskan ilmu, maka barangsiapa yang mengambil (menuntut) ilmu maka ia telah mengambil bagian yang sempurna."

(Al-hadits oleh Abu Dawudm Turmudzi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dan Baihaqi dari Abu Darda ra,)  



"Barangsiapa berjalan di jalan kebaikan mencari Ilmu, Allah memudahkan baginya jalan ke Syurga Firdaus".
(Hadits oleh Muslim dari Abu Hurairah ra)



"Barangsiapa yang keluar rumah karena mencari Ilmu, maka ia (dianggap orang) yang menegakkan agama Allah sampai ia pulang".
(Hadits oleh Aththirmidzi dan Ad Darimi dari Anas ra,)



"Ada dua orang serakah yang tidak pernah puas, orang serakah yang diberikan padanya ilmu tidak pernah puas dengannya dan orang serakah yang diberikan kepadanya dunia tidak pernah puas dengannya".
(Hadits oleh Ahmad dari Anas bin Malik ra.)



"Orang yang mengerti (agama) lebih sukar dipengaruhi syaitan dari seribu orang yang shalat".
(Hadits oleh Aththirmidzi dan Ibnu Majah dari Ibnu Abbas ra)



"Sesungguhnya seburuk-buruknya manusia pada hari kiamat ialah orang pintar yang (ilmu) pengetahuannya tidak menguntungkan".
(Hadits oleh Ad Darimi dari Abu Darda ra.)



"Orang yang ditanya tentang (ilmu) pengetahuan dan menyembunyikannya akan dikekang dengan kekangan api pada hari kiamat".
(Hadits oleh Abu Dawud, Aththirmidzi dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah ra,)



"Bencana ilmu adalah kelupaan, dan membuangnya adalah dengan mengatakannya kepada yang tidak pantas mendapatkannya".
(Hadits oleh Ad Darimi dari A'mash ra,)



Kata "ilmu" adalah (suatu) kesesatan bagi orang bijaksana, maka bilamana ia dapatkan barulah benar".
(Hadits oleh Ibnu Majah dan Aththirmidzi dari Abu Hurairah ra,)



"Seseorang di hari kiamat akan ditanya lima hal, mengenai hidupnya untuk apa ia gunakan, mengenai kemudaannya untuk apa ia gunakan, bagaimana di hari tuanya, mengenai kekayaannya bila ia dapatkan dan untuk jalan apa ia gunakan, dan apa yang ia perbuat dengan ilmu yang dimilikinya".
(Hadits oleh Aththirmidzi dari Ibnu Mas'ud ra,)



"Oh Tuhan, aku minta kepada-Mu pengetahuan yang bermanfaat dan amal yang dapat Engkau terima dan kebaikan".
(Hadits oleh Ibnu Majah, Ahmad dari Ummu Salamah ra,)



"Sesungguhnya Allah tidak mengambil (ilmu) pengetahuan manusia, melainkan dengan mengambil orang berilmu, maka apabila tidak ada lagi orang berilmu, manusia menjadi bodoh disebabkan karena mereka sendiri, Dan mereka memutuskan (sesuatu) tanpa ilmu, berarti menyalahkan diri mereka sendiri dan membawa orang lain kepada kesalahan".
(Hadits oleh Buchari, Muslim dan Aththirmidzi dari Ibn Amru bin Al Ash as,)



"Tidak pantas bagi orang yang berilmu menyia-nyiakan dirinya".
(Hadits oleh Bukhari dari Ibnu Umar ra,)



"Sesungguhnya Allah telah mewahyukan padaku (firman-Nya), "Barangsiapa melakukan penelitian ilmu pengetahuan, Aku akan cepatkan dia di jalan menuju taman kebahagiaan dan orang yang Aku ambil matanya (dibutakan) Aku akan balas dia dengan yang sama dengan taman (kebahagiaan), dan kelebihan (ilmu) pengetahuan lebih dari keunggulan shalat dan akar dari agama ialah pantangan".
(Hadits oleh Ahmad dari Aisyah ra)



"Mencari ilmu adalah kewajiban (yang melekat pada) semua orang Muslim, laki-laki dan perempuan, dan menempatkan ilmu tidak pada tempatnya adalah seperti menggantungkan permata, mutiara dan emas di leher babi".
(Hadits oleh Ahmad dan Ibnu Majah dari Anas ra,)



(diambil dari buku Allah dan Manusia karangan Ali Akbar yang diterbitkan oleh Bina Ilmu, Surabaya, 1989)



  

Minggu, 14 Agustus 2016

DOA RABI'AH AL ADAWIYAH DARI BASRAH



Wahai Tuhanku,
apapun juga bahagian dari dunia ini yang akan Kau anugerahkan padaku, anugerahkan itu pada musuh-musuh-Mu.
Dan apapun juga bahagian dari dunia akan tiba yang akan Kau anugerahkan padaku, anugerahkan itu pada sahabat-sahabat-Mu.
Bagiku, Dikau sudah cukup.


Wahai Tuhanku,
urusanku dan gairahku di dunia kini dan dunia akan tiba adalah semata mengingat Dikau di atas segalanya.
Dari kesegalaan di semesta ini pilihanku adalah berangkat menemui-Mu.
Inilah yang akan kuucapkan kelak 
“Dikaulah segala-galanya”


Wahai Tuhanku,
tanda mata paling permata dalam hatiku ialah harapanku pada-Mu dan kata paling manis di lidahku adalah pujian pada-Mu dan waktu paling kurindu adalah jam ketika aku bertemu dengan Engkau.


Wahai Tuhanku,
aku tidak dapat menahankan hidup duniawi ini tanpa mengingat-Mu dan bagaimana mungkin dakaku hidup di dunia akan tiba tanpa menatap wajah-Mu?


Wahai Tuhanku,
inilah keluhanku, Daku ini orang asing di kerajaan-Mu dan mati kesepian di tengah-tengah penyembah-Mu!


Wahai Tuhanku,
jangan jadikan daku kelewang di tangan penakluk kuasa.
Jadikan daku tongkat kecil penunjuk jalan si orang buta.


Wahai Tuhanku,
jangan jadikan daku pohon besar yang kelak jadi tombak dan gada peperangan.
Jelmakan daku jadi batang kayu rimbun di tepi jalan tempat musafir berteduh memijit kakinya yang lelah.


Wahai Tuhanku,
sesudah daku mati, masukkanlah daku neraka dan jadikan jasmaniku memenuhi seluruh ruang neraka sehingga tidak ada orang lain dapat dimasukkan ke sana.


Wahai Tuhanku,
bilamana daku menyembah-Mu karena takut neraka jadikan neraka kediamanku dan bilamana daku menyembah-Mu karena gairah nikmat di syurga maka
 tutupkan pintu syurga selamanya bagiku.
Tetapi apabila daku menyembah-Mu demi Dikau semata maka jangan larang daku menatap Keindahan-Mu Yang Abadi



Amien.

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN IBLIS/SYAITAN DI HARI KIAMAT KELAK


Allah SWT sudah mempersiapkan dua buah tempat kembali bagi manusia dan juga bagi jin yaitu Syurga dan Neraka yang harus di isi dengan cara yang seadil adilnya. Agar proses keadilan dapat terwujud sesuai dengan kondisi dan keadaan Allah SWT Dzat Yang Maha Adil. Allah SWT telah menetapkan bahwa Syurga hanya diperuntukkan untuk manusia yang bertaqwa sedangkan Neraka untuk manusia yang kafir. Sedangkan jin tidak akan pernah masuk Syurga karena akan dikumpulkan bersama orang kafir di neraka.  


Untuk mengisi syurga dan juga neraka yang sesuai dengan tingkatan tingkatan yang ada pada keduanya tidak bisa ditetapkan begitu saja. Penentuan siapa yang berhak menempati Syurga dan siapa yang berhak menempati neraka harus dilakukan seadil adilnya. Untuk itu Allah SWT akan membuat pengadilan dan laporan pertanggungjawaban dari seluruh makhluk yang telah diciptakanNya terutama jin dan manusia. Berikut ini akan kami kemukakan proses pengadilan dan proses laporan pertanggungjawaban yang akan diminta oleh Allah SWT kepada jin dan manusia. 


dan orang-orang Yahudi berkata: "Orang-orang Nasrani itu tidak mempunyai suatu pegangan", dan orang-orang Nasrani berkata: "Orang-orang Yahudi tidak mempunyai sesuatu pegangan," Padahal mereka (sama-sama) membaca Al Kitab. demikian pula orang-orang yang tidak mengetahui, mengatakan seperti Ucapan mereka itu. Maka Allah akan mengadili diantara mereka pada hari kiamat, tentang apa-apa yang mereka berselisih padanya.
(surat Al Baqarah (2) ayat 113)


Pengadilan Allah SWT adalah proses pengadilan yang paling agung, yang paling istimewa dan yang paling luar biasa. Pengadilan Allah SWT adalah pengadilan yang paling cermat, yang paling teliti dan paling adil. Pengadilan Allah SWT adalah pengadilan terakhir, yang sesudahnya tidak akan ada lagi pengadilan, Di sini tidak ada lagi istilah sindikat dan mafia pengadilan. Di sini tidak ada lagi penyuapan, pemalsuan atau pengadilan dagelan. Apalagi  putusan karangan juru ketik atau vonis palsu, sebagaimana pernah terjadi dan dilakukan oleh oknum pengadilan pemerintahan manusia di bumi, tidak akan pernah terjadi. Hal ini dikarenakan hakimnya adalah Allah Yang Maha Agung, Maha Gagah, Maha Kuat, Maha Perkasa, Maha Mendengar, Maha Melihat, Maha Menyaksikan dan Segala Sifat Kebesaran serta Kemuliaan yang sebagaimana termaktub dalam Asmaul Husna. Hal ini Allah SWT sendiri yang menegaskan dalam firmannya :


 (yaitu) orang-orang yang menunggu-nunggu (peristiwa) yang akan terjadi pada dirimu (hai orang-orang mukmin). Maka jika terjadi bagimu kemenangan dari Allah mereka berkata: "Bukankah Kami (turut berperang) beserta kamu ?" dan jika orang-orang kafir mendapat keberuntungan (kemenangan) mereka berkata: "Bukankah Kami turut memenangkanmu[363], dan membela kamu dari orang-orang mukmin?" Maka Allah akan memberi keputusan di antara kamu di hari kiamat dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang yang beriman.
(surat An Nisa (4) ayat 141)

[363] Yaitu dengan jalan membukakan rahasia-rahasia orang mukmin dan menyampaikan hal ihwal mereka kepada orang-orang kafir atau kalau mereka berperang di pihak orang mukmin mereka berperang dengan tidak sepenuh hati.


Jaksanya adalah Malaikat Raqib dan Malaikat Atid. Malaikat yang bertugas  menjaga, mengawasi dan mencatat segala amal baik dan amal buruk manusia. Catatannya cermat sekali, sehingga tidak ada kejadian yang tidak dicatatnya. Tuntutannya pun sangat cermat, sebab tanda buktinya lengkap dan jelas. Lagi pula tidak mengenal istilah suap-menyuap untuk memperingan tuntutan. Saksi-saksinya adalah saksi-saksi yang tahu persis apa yang telah dilakukan oleh si tersangka, si tertuduh, si terdakwa sebagai pelaku utama. Mereka adalah saksi-saksi asli. Bukan saksi-saksi palsu. Mereka adalah saksi-saksi yang tidak mengenal sumpah palsu. Saksi- saksi tersebut antara lain adalah :


Pertama  adanya buku yang bernama “Buku Catatan Malaikat” yang dibuat dan dipelihara oleh Malaikat Raqib dan Malaikat Atid.

dan diletakkanlah Kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata: "Aduhai celaka Kami, kitab Apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis). dan Tuhanmu tidak Menganiaya seorang juapun".
(Surat Al Kahfi (18) ayat 49)


Kedua” Anggota badan si Terdakwa, si Tertuduh, si Tersangka “yaitu lidah, tangan, kaki, mata, telinga, kulit dan seluruh anggota tubuhnya akan berbicara memberikan kesaksiannya masing masing.

pada hari (ketika), lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.
(surat An Nuur (24) ayat 24)

sehingga apabila mereka sampai ke neraka, pendengaran, penglihatan dan kulit mereka menjadi saksi terhadap mereka tentang apa yang telah mereka kerjakan.
dan mereka berkata kepada kulit mereka: "Mengapa kamu menjadi saksi terhadap kami?" kulit mereka menjawab: "Allah yang menjadikan segala sesuatu pandai berkata telah menjadikan Kami pandai (pula) berkata, dan Dia-lah yang menciptakan kamu pada kali pertama dan hanya kepada-Nya lah kamu dikembalikan".
kamu sekali-sekali tidak dapat bersembunyi dari kesaksian pendengaran, penglihatan dan kulitmu kepadamu[1332] bahkan kamu mengira bahwa Allah tidak mengetahui kebanyakan dari apa yang kamu kerjakan.
(surat Fushshilat (41) ayat 20,21,22)

[1332] Mereka itu berbuat dosa dengan terang-terangan karena mereka menyangka bahwa Allah tidak mengetahui perbuatan mereka dan mereka tidak mengetahui bahwa pendengaran, penglihatan dan kulit mereka akan menjadi saksi di akhirat kelak atas perbuatan mereka.


Ketiga, “Isi Bumi,” Pada hari itu bumi menceritakan beritanya. Karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan yang demikian itu kepadanya.

pada hari itu bumi menceritakan beritanya,
karena Sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya.
(surat Al Zalzalah (99) ayat 4 dan 5)

Rasulullah saw menerangkan, “Sesungguhnya kabar-kabar itu ialah bahwa bumi akan memberikan kesaksian terhadap setiap hamba laki-laki dan perempuan tentang apa yang pernah dilakukan di permukaan bumi; bumi akan berkata, “orang ini telah mengerjakan ini pada hari ini. “Rasulullah saw berkata lagi. “Itulah kabar-kabar yang akan diterangkan oleh bumi.”
(Hadits Riwayat Ahmad, Aththirmidzi).


Keempat, “Malaikat Pengiring dan Malaikat Penyaksi”. Menurut ajaran agama Islam, malaikat yang akan menjadi saksi jumlahnya banyak sekali. Sebab setiap kegiatan yang dilakukan terdakwa, tertuduh, tersangka ada Malaikat-Malaikat tertentu yang mengawasi dan yang akan mendoakan.

dan datanglah tiap-tiap diri, bersama dengan Dia seorang Malaikat penggiring dan seorang Malaikat penyaksi.
(surat Qaf (50) ayat 21)


Kelima, “Kesadaran dan Penglihatan si terdakwa sendiri” pada saat kejadian atau disetiap perbuatan yang dilakukannya.

 pada hari (ketika) manusia teringat akan apa yang telah dikerjakannya,
(surat An Naziat (79) ayat 35)

Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kepadamu (hai orang kafir) siksa yang dekat, pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya; dan orang kafir berkata:"Alangkah baiknya Sekiranya dahulu adalah tanah".
(surat An Naba (78) ayat 40)


Keenam, “Nabi atau Rasul” juga akan di dijadikan saksi terutama bagi umat dari Nabi atau Rasul yang bersangkutan. 

dan (ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan dari tiap-tiap umat seorang saksi (rasul), kemudian tidak diizinkan kepada orang-orang yang kafir (untuk membela diri) dan tidak (pula) mereka dibolehkan meminta ma'af.
(surat An Nahl (16) ayat 84)


Ketujuh, “Allah”  sendiri juga menjadi saksi, karena Allah Maha Mengetahui dan Maha Menyaksikan segala gerak hati, niat, angan-angan, cita-cita, tutur kata dan tindak tanduk seluruh makhluk ciptaan-Nya. Dalam Al-Qur’an hal itu disebutkan. Diantaranya sebagai berikut:

Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa: kemudian Dia bersemayam di atas ´arsy[1453] Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya [1454]. dan Dia bersama kamu di mama saja kamu berada. dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan.
(surat Al Hadiid (57) ayat 4)

[1453] Bersemayam di atas 'Arsy ialah satu sifat Allah yang wajib kita imani, sesuai dengan kebesaran Allah dsan kesucian-Nya.
[1454] Yang dimaksud dengan yang naik kepada-Nya antara lain amal-amal dan do´a-do´a hamba.

pada hari ketika mereka dibangkitkan Allah semuanya, lalu diberitakan-Nya kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Allah mengumpulkan (mencatat) amal perbuatan itu, Padahal mereka telah melupakannya. dan Allah Maha menyaksikan segala sesuatu.
(surat Al Mujadillah (58) ayat 6)

(yaitu) ketika Allah Menampakkan mereka kepadamu di dalam mimpimu (berjumlah) sedikit. dan Sekiranya Allah memperlihatkan mereka kepada kamu (berjumlah) banyak tentu saja kamu menjadi gentar dan tentu saja kamu akan berbantah-bantahan dalam urusan itu, akan tetapi Allah telah menyelamatkan kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala isi hati.
(surat Al Anfaal (8) ayat 43)


Sedangkan yang menjadi tersangka, tertuduh, terdakwa adalah Manusia dan jin. Merekalah yang diciptakan Allah mentauhidkan (mengesakan) Allah dan beribadah kepada-Nya. Kepada mereka pulalah yang diberi hak dan diberi kebebasan untuk memilih “menjadi hamba yang beriman atau menjadi hamba yang tidak beriman (kafir, munafik, fasik, musyrik). Allah telah memberikan penegasan dalam Al-qur’an sebagai berikut :

“Dan katakanlah, “Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu, maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir. “Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang-orang dzalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek”.
(surat Al Kahfi (18) ayat 29)

Sesungguhnya mereka yang beriman dan beramal shaleh tentulah kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan amalan (nya) dengan baik.”
(surat Al Kahfi (18) ayat 30)

Mengenai penciptaan jin dan manusia, yang telah diperintahkam oleh Allah SWT untu beribadat kepadaNya antara lain Allah berfirman :

Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia, melainkan untuk beribadah kepada-Ku’.
(surat Adz Dzariyat ayat 56)


Lalu siapakah pembelanya dalam pengadilan terakhir yang paling agung karena disaksikan oleh seluruh manusia dan jin itu? Dalam pengadilan yang menelanjangi seluruh gerak hati, niat, tutur kata, dan perilaku terdakwanya itu, memang ada pembelanya. Sebagai pembela utama adalah Nabi Muhammad Saw, sebagaimana dijelaskan dalam salah satu hadits diriwayatkan oleh Abu Daud, yaitu :

Apabila telah datang hari Kiamat, maka saya adalah imam para Nabi, juru bicara mereka dan pemegang syafaat di antara mereka, ini bukanlah karena kesombongan.”
(Hadits Riwayat Abu Daud)

Perihal syafaat antara lain disebutkan dalam sebuah hadits, berikut :

“Sesungguhnya bagi tiap-tiap Nabi itu ada sebuah permohonan yang dapat digunakannya untuk memohonkan umatnya, maka telah dikabulkan permohonan itu, tetapi aku menyimpannya untuk memberika syafaat (pertolongan/pembelaan) nanti kepada umatku di hari kiamat.
(Hadits Riwayat Athturmudzi)


Adapun sebagai pembela lain yang boleh juga disebut sebagai pembelaan kecil adalah pembelaan yang diberikan kepada tiga golongan manusia, yaitu para Nabi, para Ulama dan para Syuhada, seperti disebutkan dalam sebuah hadits berikut:

Yang dapat memberi syafaat pada kiamat ada tiga golongan: para Nabi, kemudian para Ulama, kemudian para Syuhada”
(Hadits Riwayat Ibnu Majjah)

Dan sesudah pemeriksaan terhadap terdakwa, yaitu manusia dan jin tadi, dilaksanakan dengan sangat teliti, sangat cermat dan sangat adil, seperti dijelaskan dalam al-qur’an berikut :

“Dan Kami akan memasang timbangan yang adil pada hari Kiamat, maka tidaklah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika amalan itu hanya sebesar biji sawi pun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kemi membuat perhitungan.”
(Surat Al Anbiyaaa (21) ayat 47)


Dan setelah memperhatikan tuntutan Raqib dan Atid, mendengarkan keterangan saksi-saksi, diberikan pembelaan, ditimbang atau dihisab, tibalah saatnya ‘putusan hukum” yang paling adil dijatuhkan. Terjadilah vonis pengadilan agung terakhir, yaitu dua macam putusan’ masuk syurga” atau “masuk neraka”. Kepada mereka yang masuk syurga, antara lain Allah berfirman:

“Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-Ku. Dan masuklah ke dalam  syurga-Ku.
(surat Al Fajr (89) ayat 27-28-29-30)

Kepada mereka yang masuk neraka, antara lain Allah berfirman:

“Inilah jahannam (neraka) yang dahulu kamu diancam dengannya. Masuklah ke dalamnya hari ini, disebabkan kamu dahulu mengingkarinya”.
(surat Yaa Siin (36) ayat 63 dan 64)

Mau tidak mau, suka atau tidak suka, percaya atau tidak percaya, semua jin dan manusia akan mengalami proses pengadilan tersebut. Kecuali kekasih-kekasih Allah yang dikehendaki-Nya akan langsung masuk syurga. Diawali dengan peristiwa kematian atau kiamat. Andaikan manusia tidak mau mati, dia akan dipaksa untuk mati, Tentu proses persisnya hanya Allah yang Mengetahui. Sekarang, Apakah anda bisa menghindar dari pengadilan Allah SWT ?

“Seorang laki-laki berkata: “Wahai Nabi Allah, bilakah datangnya hari berhisab itu?” Nabi Menjawab: “Apa yang telah engkau siapkan untuk itu?”
(Hadits Riwayat Buchari Muslim dari Anas ra)

Sebagai calon terdakwa di pengadilan Allah SWT kelak, ketahuilah hadits di atas ini adalah pernyataan resmi Nabi Muhammad SAW yang berlaku kepada diri kita yang pasti menjadi terdakwa di pengadilan Allah SWT kelak. Sebagai Terdakwa sudahkah kita mempersiapkan segala sesuatunya di dalam menghadapi pengadilan yang akan menentukan kemana kita akan pulang kampung, apakah akan pulang kampung ke kampung kebinasaan dan kesengsaraan ataukah pulang kampung ke kampung kenikmatan dan kebahagiaan? Selain daripada itu, sebagai seorang Terdakwa, kita juga harus tahu dan mengerti bahwa Syaitan yang telah ditetapkan menjadi musuh abadi diri kita, juga akan menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada Allah SWT. Laporan-laporan syaitan tersebut antara lain sebagaimana dilaporkan di bawah ini.

Pelapor pertama, “Aku telah berhasil menipu Adam dan Hawa untuk makan buah larangan Tuhan ketika mereka tinggal di syurga. Hingga akhirnya mereka diusir dari syurga dan diturunkan ke dunia.

Pelapor kedua, “Aku telah berhasil menjerumuskan Qabil anak Adam untuk membangkang pada aturan yang telah ditetapkan. Dan atas bujukanku dia telah membunuh Habil saudara kandungnya lantaran saudara perempuannya yang cantik dijodohkan dengan Habil.

Pelapor ketiga, “Aku telah berhasil merayu Kan’an anak Nuh untuk membantah ajaran ayahnya. Hingga akhirnya dia mati hanyut dalam banjir besar dalam keadaan kafir.

Pelapor keempat, Aku telah berhasil menyesatkan ayah Ibrahim, ahli membuat patung untuk berhala yang disembah-sembah sebagai Tuhan. Dia kugoyahkan hatinya hingga tak meyakini ajaran agama yang diwahyukan Tuhan kepada Ibrahim anaknya. Aku juga berhasil menyesatkan Raja Namruj memusuhi Ibrahim dan menyembah berhala.

Pelapor kelima, “Aku telah berhasil menghancurkan keimanan Fir’aun hingga menjadi tokoh paling sombong dan mengaku Tuhan. Dia berhasil kusesatkan hingga mati bergelimang dosa dalam keadaan kafir, tenggelam di laut merah bersama-sama pengikutnya ketika memusuhi Musa.

Pelapor keenam, “Aku telah berhasil meluluhlantakkan keimanan Bal’am bin Ba’ura, orang shaleh yang terkenal alim yang doanya tak pernah ditolak Tuhan. Kubujuk dia melalui rengekan umatnya sehingga dia bersedia memberi nasehat busuk kepada umatnya untuk mengirim wanita agar melacur kepada prajurit-prajurit Nabi Musa yang dimusuhi umatnya. Akhirnya orang shaleh yang mempunyai kekuatan mengajar santri setiap hari sampai dua belas ribu itu, dilucuti karomahnya oleh Tuhan dan mati dalam keadaan su’ul khatimah (akhir hidup yang jelek).

Pelapor ketujuh, “Aku telah berhasil menipu Barshisha. Orang shaleh yang telah beribadah puluhan tahun dan tak pernah berbuat maksiat dalam sekejap mata. Dia memiliki santri 60 (enam puluh) ribu orang yang bisa berjalan di atas awan. Hingga malaikat heran dengan ibadahnya. Dia kutipu dengan cara aku menjelma menjadi muridnya yang setia. Ketika dia bertanya kepadaku, “Mengapa aku kuat melakukan ibadah berhari-hari tanpa makan dan minumm bahkan tidak tidur? Maka kujawab, “Aku telah melakukan dosa besar. Jika kuingat dosaku itu maka aku tidak bisa makan, minum apalagi tidur. Karena dosaku itu, aku benar-benar merasakan manisnya beribadah.

Karena itu jika Tuan ingin merasakan manisnya ibadah, cobalah melakukan dosa besar sekali saja. Dia kuanjurkan minum khamar. Akhirnya atas rayuanku dia mulai mencoba minum khamar. Lama kelamaan mencandu, hingga jadilah dia pemabuk kemudian dia berzina dan membunuh. Ketika dia sedang sekarat di tiang gantungan sebagai hukuman atas kemaksiatannya itu, aku pun merayu untuk menyelamatkannya asal dia menyembahku, Dan dengan isyarat hatinya dia benar-benar menyembahku. Persis ketika tali gantungan menjerat lehernya dia benar-benar mati dalam keadaan su’ul khatimah karena musyrik menyembah aku, maka akupun tertawa terbahak-bahak atas kemenanganku.

Pelapor berikutnya, “Aku telah berhasil menipu ribuan manusia untuk melakukan dosa besar. Yaitu seorang anak membunuh ayahnya, ibunya, saudara kandungnya. Kemudian seorang bapak membunuh anaknya, seorang ibu membunuh anaknya yang dilahirkan. Seorang suami membunuh istrinya dam seorang istri membunuh suaminya. Ribuan manusia kutipu agar cemas hatinya menghadap gejolak kehidupannya dan telah berhasil kubujuk untuk bunuh diri. Kelompok bangsa dan negara telah pula berhasil kurayu untuk melakukan peperangan hingga berjuta-juta manusia mati akibat keserakahan mereka. Jutaan manusia telah nyata-nyata berhasil kusesatkan untuk menyekutukan Tuhan, menjadi kafir ataupun musryk. Mereka kusesatkan jalan hidupnya agar mereka tidak memilih agama Islam yang diridhai Allah. Agar mereka di akhirat nanti menjadi pengikut kita.

Dan kami tidak akan pernah berhenti sedetikpun untuk merayu manusia agar melakukan perjudian, perzinahan, pemerkosaan, pembunuhan dan segala bentuk kejahatan dan perbuatan dosa yang lain. Kulancarkan misi tipuan yang melenakan agar manusia mendirikan kelompok-kelompok yang melemahkan kemudian menghancurkan tauhid melalui gerakan pendangkalan pemahaman agama. Kugerakkan para penguasa pemerintahan di bumi, ahli politik, dan ilmuwan agar melaksanakan paham sekuler atau paham lain dalam mengatur pemerintahan di bumi sehingga mereka itu tidak melaksanakan atau bahkan anti hukum Islam.

Untuk mendukung gerakan tersebut telah banyak berdiri kelompok-kelompok yang membicarakan hal-hal yang tidak perlu, golongan orang-orang yang suka berkata berlebihan, berbicara hampa dan bathil. Perkumpulan yang suka berbantah dan bertengkar. Organisasi-organisasi yang suka melancarkan permusuhan, berkata keji, suka mencaci maki dan kotor lidah. Kelompok-kelompok yang senang mengutuk, senda-gurau, mentertawakan dan menghina, suka berjanji palsu, membuka rahasia, dusta, adu domba, fitnah, senang sanjungan, sombong, berlidah dua. Mendewakan kedudukan, pangkat, jabatan dan harta kekayaan dunia. Semua itu adalah hasil karya bujukanku yang telah dilakukan oleh manusia di bumi.

Selain itu kami telah mempunyai sahabat karib yang setia, yang sewaktu-waktu siap dikerahkan, yaitu : ”Penguasa yang zhalim;  Orang yang sombong; Orang kaya yang tidak memperdulikan darimana asal hartanya, juga untuk apa hartanya itu dibelanjakan; Ulama yang membenarkan kezhaliman pemerintah; Pedagang yang curang; Penimbun barang (kebutuhan masyarakat); Pezina; Pemakan riba; Orang bakhil lagi tidak memperdulikan dari mana asal hartanya, dan Orang yang melanggengkan minum khamar (arak); Pemakan harta anak yatim; Orang yang malas mendirikan shalat; Orang yang menahan zakat dan Orang yang selalu bercita-cita tentang keduniaan.”

Selain itu kami telah menyediakan fasilitas yang menjadi kecintaan kami dalam misi menghancurkan keimanan manusi, yaitu dibuatkan rumah oleh Tuhan berupa kamar mandi; Dibuatkan tempat duduk di pasar-pasar dan di jalan-jalan; Diberi makanan segala makanan yang dimakan manusia dengan tidak menyebutkan nama Allah; Diberi minuman segala minuman yang memabukkan; Diberi muadzin berupa suling-suling; Diberi kitab berupa syair-syair dan tatto; diberi hadits berupa dusta dan diberi pancing berupa wanita”.

Sedangkan musuh kami yang paling utama yaitu : ”Engkau Muhammad, karena aku sangat benci kepadamu; Orang Alim yang mengamalkan ilmunya; Orang yang hafal Al Qur’an serta mengamalkan isinya; Mu’adzdzin yang mengumandangkan adzat shalat lima waktu dengan niat ikhlas karena Allah SWT; Orang yang mencintai fakir miskin dan anak yatim; Orang yang berhati kasih sayang; Orang yang menerima penuh kebenaran; Pemuda atau pemudi yang giat beribadah; Orang yang hanya memakan barang halal; Dua orang yang saling mencintai karena Allah SWT; Orang yang selalu shalat berjamaah; Orang yang mau shalat Tahajud saat kebanyakan orang terlelap tidur; Orang yang mampu memelihara dirinya dari perbuatan dan ucapan haram; Orang yang mau menasehati saudaranya sementara di hatinya tidak ada tendensi apapun; Orang yang selalu menjaga wudhu’nya; Orang yang dermawan; Orang yang berakhlak mulia; Orang yang meyakini bahwa rezeki itu sudah dijamin  Allah SWT; Orang yang mau menyantuni janda miskin; dan Orang yang menyiapkan bekal untuk menyambut kematiannya”.

Laporan terakhir adalah pidato iblis di hari kiamat. Dengan berpakaian api, diikat rantai api, dan berdiri di atas mimbar api. Iblis berpidato dengan berapi-api di dengar para penghuni neraka. “Wahai manusia! Orang-orang kafir, musyrik dan munafik yang dimurkai Allah. Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang pasti, bahwa kamu akan mati. Kemudian dihimpun di Padang Mahsyar. Dihisab dan dimintai pertanggungjawaban atas segala perbuatanmu selama di dunia. Lalu terbagi menjadi dua golongan. Satu golongan dimasukkan ke Syurga, sedangkan golongan yang lain dimasukkan ke neraka. Sesungguhnya kamu dulu mengira bahwa kamu akan hidup  kekal di dunia. Dan tidak meninggalkan dunia untuk menuju akhirat.

Sesungguhnya aku tidak kuasa kepadamu waktu di dunia dahulu. Aku hanya berbisik dan membuat was-was di hatimu. Tetapi kamu telah mengikuti dan menerima saran-saranku. Maka dari itu, pada hari ini kamu jangan mencela aku. Akan tetapi celalah dirimu sendiri. Mengapa kamu tidak beribadah kepada  Allah Maha Pencipta segala sesuatu? Aku tidak bisa menyelamatkam kamu. Demikian pula kamu tidak bisa menyalamatkan diriku dari adzab Tuhan. Pada hari ini aku membebaskan diri dari segala apa yang pernah aku bisikkan kepadamu. Karena aku telah terusir dan tertolak dihadapan Allah Tuhan seru semesta alam (pelajari kembali Al-Qur’an surat Ibrahim (14) ayat 22).

Dengan diiringi umpatan dan kutukan dari para penghuni neraka, iblis mengakhiri pidatonya. Malaikat Zabaniyah kemudian menumbak iblis tersebut dengan tombak api yang menumbangkannya dari atas mimbar api. Sehingga iblis jatuh tersungkur ke dalam neraka yang paling bawah bersama-sama para pengikutnya, orang-orang kafir, musyrik dan munafik. Malaikat Zabaniyah kemudian berkata: “Disinilah tempat kalian yang abadi. Di tempat ini kalian tidak akan mati dan tidak pula sempat beristirahat dari merasakan adzab yang sangat pedih”.

“Inilah Jahannam (neraka) yang dahulu kamu diancam dengannya. Masuklah ke dalamnya pada hari ini, disebabkan kamu dahulu mengingkarinya.
(surat Yaa Siin (36) ayat 63-64)

“Setiap kali mereka hendak keluar dari neraka lantaran kesengsaraan, mereka dikembalikan ke dalamnya serta dikatakan kepada mereka “Rasakanlah adzab yang membakar ini”.
(surat Al Hajj (22) ayat 22)

Sedangkan kepada orang-orang yang shaleh yang tunduk dan patuh kepada-Nya, lalu Allah berfirman:

“Hai jiwa yang tenang, Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-Ku. Dan masuklah ke dalam  syurga-Ku”
(surat Al Fajr (89) ayat 27-28-29-30)

“Sesungguhnya syaitan itu tidak ada baginya kekuasaan atas orang-orang yang beriman  dan bertawakkal kepada Tuhan mereka”,
(surat An Nahl (16) ayat 99)

Sebagai peringatan kepada orang-orang yang beriman agar tidak terbujuk oleh rayuan dari sindikat iblis/syaitan yang licin dan menghanyutkan itu. Sekarang sudahkah diri kita menjadi orang yang beriman dan bertawakkal kepada Allah SWT sehingga kita bisa mengalahkan syaitan? Semoga diri kita mampu menjadi musuh-musuh syaitan, ingat menjadi musuh-musuh syaitan bukan menjadi teman-teman syaitan.  

(diambil dari buku “Menabur Mutiara Hikmah” yang ditulis oleh Asnan Sjarif Wagino, yang diterbitkan oleh CV. Izufa Gempita. Jakarta. 1993)