Allah SWT sudah
mempersiapkan dua buah tempat kembali bagi manusia dan juga bagi jin yaitu
Syurga dan Neraka yang harus di isi dengan cara yang seadil adilnya. Agar
proses keadilan dapat terwujud sesuai dengan kondisi dan keadaan Allah SWT Dzat
Yang Maha Adil. Allah SWT telah menetapkan bahwa Syurga hanya diperuntukkan untuk
manusia yang bertaqwa sedangkan Neraka untuk manusia yang kafir. Sedangkan jin
tidak akan pernah masuk Syurga karena akan dikumpulkan bersama orang kafir di neraka.
Untuk mengisi syurga dan
juga neraka yang sesuai dengan tingkatan tingkatan yang ada pada keduanya tidak
bisa ditetapkan begitu saja. Penentuan siapa yang berhak menempati Syurga dan
siapa yang berhak menempati neraka harus dilakukan seadil adilnya. Untuk itu
Allah SWT akan membuat pengadilan dan laporan pertanggungjawaban dari seluruh
makhluk yang telah diciptakanNya terutama jin dan manusia. Berikut ini akan
kami kemukakan proses pengadilan dan proses laporan pertanggungjawaban yang
akan diminta oleh Allah SWT kepada jin dan manusia.
dan orang-orang Yahudi
berkata: "Orang-orang Nasrani itu tidak mempunyai suatu pegangan",
dan orang-orang Nasrani berkata: "Orang-orang Yahudi tidak mempunyai
sesuatu pegangan," Padahal mereka (sama-sama) membaca Al Kitab. demikian
pula orang-orang yang tidak mengetahui, mengatakan seperti Ucapan mereka itu.
Maka Allah akan mengadili diantara mereka pada hari kiamat, tentang apa-apa
yang mereka berselisih padanya.
(surat Al Baqarah (2) ayat
113)
Pengadilan Allah SWT adalah
proses pengadilan yang paling agung, yang paling istimewa dan yang paling luar
biasa. Pengadilan Allah SWT adalah pengadilan yang paling cermat, yang paling
teliti dan paling adil. Pengadilan Allah SWT adalah pengadilan terakhir, yang
sesudahnya tidak akan ada lagi pengadilan, Di sini tidak ada lagi istilah
sindikat dan mafia pengadilan. Di sini tidak ada lagi penyuapan, pemalsuan atau
pengadilan dagelan. Apalagi putusan
karangan juru ketik atau vonis palsu, sebagaimana pernah terjadi dan dilakukan
oleh oknum pengadilan pemerintahan manusia di bumi, tidak akan pernah terjadi.
Hal ini dikarenakan hakimnya adalah Allah Yang Maha Agung, Maha Gagah, Maha
Kuat, Maha Perkasa, Maha Mendengar, Maha Melihat, Maha Menyaksikan dan Segala
Sifat Kebesaran serta Kemuliaan yang sebagaimana termaktub dalam Asmaul Husna.
Hal ini Allah SWT sendiri yang menegaskan dalam firmannya :
(yaitu) orang-orang yang menunggu-nunggu
(peristiwa) yang akan terjadi pada dirimu (hai orang-orang mukmin). Maka jika
terjadi bagimu kemenangan dari Allah mereka berkata: "Bukankah Kami (turut
berperang) beserta kamu ?" dan jika orang-orang kafir mendapat
keberuntungan (kemenangan) mereka berkata: "Bukankah Kami turut
memenangkanmu[363], dan membela kamu dari orang-orang mukmin?" Maka Allah
akan memberi keputusan di antara kamu di hari kiamat dan Allah sekali-kali
tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang
yang beriman.
(surat An
Nisa (4) ayat 141)
[363] Yaitu dengan jalan membukakan
rahasia-rahasia orang mukmin dan menyampaikan hal ihwal mereka kepada
orang-orang kafir atau kalau mereka berperang di pihak orang mukmin mereka
berperang dengan tidak sepenuh hati.
Jaksanya adalah Malaikat
Raqib dan Malaikat Atid. Malaikat yang bertugas
menjaga, mengawasi dan mencatat segala amal baik dan amal buruk manusia.
Catatannya cermat sekali, sehingga tidak ada kejadian yang tidak dicatatnya.
Tuntutannya pun sangat cermat, sebab tanda buktinya lengkap dan jelas. Lagi
pula tidak mengenal istilah suap-menyuap untuk memperingan tuntutan.
Saksi-saksinya adalah saksi-saksi yang tahu persis apa yang telah dilakukan
oleh si tersangka, si tertuduh, si terdakwa sebagai pelaku utama. Mereka adalah
saksi-saksi asli. Bukan saksi-saksi palsu. Mereka adalah saksi-saksi yang tidak
mengenal sumpah palsu. Saksi- saksi tersebut antara lain adalah :
Pertama adanya buku yang bernama “Buku Catatan Malaikat” yang dibuat dan
dipelihara oleh Malaikat Raqib dan Malaikat Atid.
dan diletakkanlah Kitab, lalu kamu akan melihat
orang-orang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan
mereka berkata: "Aduhai celaka Kami, kitab Apakah ini yang tidak
meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat
semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis). dan
Tuhanmu tidak Menganiaya seorang juapun".
(Surat Al Kahfi (18) ayat 49)
Kedua” Anggota badan si Terdakwa, si Tertuduh, si Tersangka “yaitu lidah, tangan, kaki, mata, telinga, kulit dan
seluruh anggota tubuhnya akan berbicara memberikan kesaksiannya masing masing.
pada hari (ketika), lidah, tangan dan kaki
mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.
(surat An Nuur (24) ayat 24)
sehingga apabila mereka sampai ke neraka,
pendengaran, penglihatan dan kulit mereka menjadi saksi terhadap mereka tentang
apa yang telah mereka kerjakan.
dan mereka berkata kepada kulit mereka:
"Mengapa kamu menjadi saksi terhadap kami?" kulit mereka menjawab:
"Allah yang menjadikan segala sesuatu pandai berkata telah menjadikan Kami
pandai (pula) berkata, dan Dia-lah yang menciptakan kamu pada kali pertama dan
hanya kepada-Nya lah kamu dikembalikan".
kamu sekali-sekali tidak dapat bersembunyi
dari kesaksian pendengaran, penglihatan dan kulitmu kepadamu[1332] bahkan kamu
mengira bahwa Allah tidak mengetahui kebanyakan dari apa yang kamu kerjakan.
(surat Fushshilat (41) ayat 20,21,22)
[1332]
Mereka itu berbuat dosa dengan terang-terangan karena mereka menyangka bahwa
Allah tidak mengetahui perbuatan mereka dan mereka tidak mengetahui bahwa
pendengaran, penglihatan dan kulit mereka akan menjadi saksi di akhirat kelak
atas perbuatan mereka.
Ketiga, “Isi Bumi,” Pada hari itu bumi
menceritakan beritanya. Karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan yang
demikian itu kepadanya.
pada hari itu bumi menceritakan beritanya,
karena Sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang
sedemikian itu) kepadanya.
(surat Al Zalzalah (99) ayat 4 dan 5)
Rasulullah saw menerangkan, “Sesungguhnya kabar-kabar itu
ialah bahwa bumi akan memberikan kesaksian terhadap setiap hamba laki-laki dan
perempuan tentang apa yang pernah dilakukan di permukaan bumi; bumi akan
berkata, “orang ini telah mengerjakan ini pada hari ini. “Rasulullah saw
berkata lagi. “Itulah kabar-kabar yang akan diterangkan oleh bumi.”
(Hadits Riwayat Ahmad, Aththirmidzi).
Keempat, “Malaikat Pengiring
dan Malaikat Penyaksi”. Menurut ajaran agama Islam, malaikat yang akan menjadi
saksi jumlahnya banyak sekali. Sebab setiap kegiatan yang dilakukan terdakwa,
tertuduh, tersangka ada Malaikat-Malaikat tertentu yang mengawasi dan yang akan
mendoakan.
dan datanglah tiap-tiap diri, bersama dengan Dia seorang
Malaikat penggiring dan seorang Malaikat penyaksi.
(surat Qaf (50) ayat 21)
Kelima, “Kesadaran dan Penglihatan si terdakwa
sendiri” pada saat kejadian atau disetiap perbuatan yang dilakukannya.
pada
hari (ketika) manusia teringat akan apa yang telah dikerjakannya,
(surat An Naziat (79) ayat 35)
Sesungguhnya Kami telah memperingatkan
kepadamu (hai orang kafir) siksa yang dekat, pada hari manusia melihat apa yang
telah diperbuat oleh kedua tangannya; dan orang kafir berkata:"Alangkah
baiknya Sekiranya dahulu adalah tanah".
(surat An Naba (78) ayat 40)
Keenam, “Nabi atau Rasul” juga akan di dijadikan
saksi terutama bagi umat dari Nabi atau Rasul yang bersangkutan.
dan (ingatlah) akan hari (ketika) Kami
bangkitkan dari tiap-tiap umat seorang saksi (rasul), kemudian tidak diizinkan
kepada orang-orang yang kafir (untuk membela diri) dan tidak (pula) mereka
dibolehkan meminta ma'af.
(surat An Nahl (16) ayat 84)
Ketujuh, “Allah” sendiri juga menjadi saksi, karena Allah Maha
Mengetahui dan Maha Menyaksikan segala gerak hati, niat, angan-angan,
cita-cita, tutur kata dan tindak tanduk seluruh makhluk ciptaan-Nya. Dalam
Al-Qur’an hal itu disebutkan. Diantaranya sebagai berikut:
Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa:
kemudian Dia bersemayam di atas ´arsy[1453] Dia mengetahui apa yang masuk ke
dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan
apa yang naik kepada-Nya [1454]. dan Dia bersama kamu di mama saja kamu berada.
dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan.
(surat Al Hadiid (57) ayat 4)
[1453] Bersemayam di
atas 'Arsy ialah satu sifat Allah yang wajib kita imani, sesuai dengan
kebesaran Allah dsan kesucian-Nya.
[1454] Yang dimaksud
dengan yang naik kepada-Nya antara lain amal-amal dan do´a-do´a hamba.
pada hari ketika mereka
dibangkitkan Allah semuanya, lalu diberitakan-Nya kepada mereka apa yang telah
mereka kerjakan. Allah mengumpulkan (mencatat) amal perbuatan itu, Padahal mereka
telah melupakannya. dan Allah Maha menyaksikan segala sesuatu.
(surat Al Mujadillah (58)
ayat 6)
(yaitu) ketika Allah
Menampakkan mereka kepadamu di dalam mimpimu (berjumlah) sedikit. dan Sekiranya
Allah memperlihatkan mereka kepada kamu (berjumlah) banyak tentu saja kamu
menjadi gentar dan tentu saja kamu akan berbantah-bantahan dalam urusan itu,
akan tetapi Allah telah menyelamatkan kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui
segala isi hati.
(surat Al Anfaal (8) ayat 43)
Sedangkan
yang menjadi tersangka, tertuduh, terdakwa adalah Manusia dan jin.
Merekalah yang diciptakan Allah mentauhidkan (mengesakan) Allah dan beribadah
kepada-Nya. Kepada mereka pulalah yang diberi hak dan diberi kebebasan untuk
memilih “menjadi hamba yang beriman atau menjadi hamba yang tidak beriman
(kafir, munafik, fasik, musyrik). Allah telah memberikan penegasan dalam
Al-qur’an sebagai berikut :
“Dan katakanlah, “Kebenaran
itu datangnya dari Tuhanmu, maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia
beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir. “Sesungguhnya
Kami telah sediakan bagi orang-orang dzalim itu neraka, yang gejolaknya
mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi
minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah
minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek”.
(surat Al Kahfi (18) ayat 29)
Sesungguhnya mereka yang
beriman dan beramal shaleh tentulah kami tidak akan menyia-nyiakan pahala
orang-orang yang mengerjakan amalan (nya) dengan baik.”
(surat Al Kahfi (18) ayat 30)
Mengenai penciptaan jin dan
manusia, yang telah diperintahkam oleh Allah SWT untu beribadat kepadaNya
antara lain Allah berfirman :
Dan tidaklah Aku ciptakan jin
dan manusia, melainkan untuk beribadah kepada-Ku’.
(surat Adz Dzariyat ayat 56)
Lalu siapakah pembelanya
dalam pengadilan terakhir yang paling agung karena disaksikan oleh seluruh
manusia dan jin itu? Dalam pengadilan yang menelanjangi seluruh gerak hati,
niat, tutur kata, dan perilaku terdakwanya itu, memang ada pembelanya. Sebagai
pembela utama adalah Nabi Muhammad Saw, sebagaimana dijelaskan dalam salah satu
hadits diriwayatkan oleh Abu Daud, yaitu :
Apabila telah datang hari
Kiamat, maka saya adalah imam para Nabi, juru bicara mereka dan pemegang
syafaat di antara mereka, ini bukanlah karena kesombongan.”
(Hadits Riwayat Abu Daud)
Perihal syafaat antara lain
disebutkan dalam sebuah hadits, berikut :
“Sesungguhnya
bagi tiap-tiap Nabi itu ada sebuah permohonan yang dapat digunakannya untuk memohonkan
umatnya, maka telah dikabulkan permohonan itu, tetapi aku menyimpannya untuk
memberika syafaat (pertolongan/pembelaan) nanti kepada umatku di hari kiamat.
(Hadits Riwayat
Athturmudzi)
Adapun sebagai pembela lain
yang boleh juga disebut sebagai pembelaan kecil adalah pembelaan yang diberikan
kepada tiga golongan manusia, yaitu para Nabi, para Ulama dan para Syuhada,
seperti disebutkan dalam sebuah hadits berikut:
Yang dapat memberi syafaat
pada kiamat ada tiga golongan: para Nabi, kemudian para Ulama, kemudian para
Syuhada”
(Hadits Riwayat Ibnu Majjah)
Dan sesudah pemeriksaan
terhadap terdakwa, yaitu manusia dan jin tadi, dilaksanakan dengan sangat
teliti, sangat cermat dan sangat adil, seperti dijelaskan dalam al-qur’an
berikut :
“Dan Kami akan memasang
timbangan yang adil pada hari Kiamat, maka tidaklah dirugikan seseorang barang
sedikitpun. Dan jika amalan itu hanya sebesar biji sawi pun pasti Kami
mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kemi membuat perhitungan.”
(Surat Al Anbiyaaa (21) ayat 47)
Dan setelah memperhatikan
tuntutan Raqib dan Atid, mendengarkan keterangan saksi-saksi, diberikan
pembelaan, ditimbang atau dihisab, tibalah saatnya ‘putusan hukum” yang paling
adil dijatuhkan. Terjadilah vonis pengadilan agung terakhir, yaitu dua macam
putusan’ masuk syurga” atau “masuk neraka”. Kepada mereka yang masuk syurga,
antara lain Allah berfirman:
“Hai jiwa yang tenang.
Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka
masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-Ku. Dan masuklah ke dalam syurga-Ku.
(surat Al Fajr (89) ayat
27-28-29-30)
Kepada mereka yang masuk
neraka, antara lain Allah berfirman:
“Inilah jahannam (neraka)
yang dahulu kamu diancam dengannya. Masuklah ke dalamnya hari ini, disebabkan
kamu dahulu mengingkarinya”.
(surat Yaa Siin (36) ayat 63
dan 64)
Mau tidak mau, suka atau
tidak suka, percaya atau tidak percaya, semua jin dan manusia akan mengalami
proses pengadilan tersebut. Kecuali kekasih-kekasih Allah yang dikehendaki-Nya
akan langsung masuk syurga. Diawali dengan peristiwa kematian atau kiamat.
Andaikan manusia tidak mau mati, dia akan dipaksa untuk mati, Tentu proses
persisnya hanya Allah yang Mengetahui. Sekarang, Apakah anda bisa menghindar
dari pengadilan Allah SWT ?
“Seorang laki-laki berkata:
“Wahai Nabi Allah, bilakah datangnya hari berhisab itu?” Nabi Menjawab: “Apa
yang telah engkau siapkan untuk itu?”
(Hadits Riwayat Buchari
Muslim dari Anas ra)
Sebagai calon terdakwa di
pengadilan Allah SWT kelak, ketahuilah hadits di atas ini adalah pernyataan
resmi Nabi Muhammad SAW yang berlaku kepada diri kita yang pasti menjadi
terdakwa di pengadilan Allah SWT kelak. Sebagai Terdakwa sudahkah kita
mempersiapkan segala sesuatunya di dalam menghadapi pengadilan yang akan
menentukan kemana kita akan pulang kampung, apakah akan pulang kampung ke
kampung kebinasaan dan kesengsaraan ataukah pulang kampung ke kampung
kenikmatan dan kebahagiaan? Selain daripada itu, sebagai seorang Terdakwa, kita
juga harus tahu dan mengerti bahwa Syaitan yang telah ditetapkan menjadi musuh
abadi diri kita, juga akan menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada Allah
SWT. Laporan-laporan syaitan tersebut antara lain sebagaimana dilaporkan di
bawah ini.
Pelapor pertama, “Aku telah
berhasil menipu Adam dan Hawa untuk makan buah larangan Tuhan ketika mereka
tinggal di syurga. Hingga akhirnya mereka diusir dari syurga dan diturunkan ke
dunia.
Pelapor kedua, “Aku telah
berhasil menjerumuskan Qabil anak Adam untuk membangkang pada aturan yang telah
ditetapkan. Dan atas bujukanku dia telah membunuh Habil saudara kandungnya
lantaran saudara perempuannya yang cantik dijodohkan dengan Habil.
Pelapor ketiga, “Aku telah
berhasil merayu Kan’an anak Nuh untuk membantah ajaran ayahnya. Hingga akhirnya
dia mati hanyut dalam banjir besar dalam keadaan kafir.
Pelapor keempat, Aku telah
berhasil menyesatkan ayah Ibrahim, ahli membuat patung untuk berhala yang
disembah-sembah sebagai Tuhan. Dia kugoyahkan hatinya hingga tak meyakini
ajaran agama yang diwahyukan Tuhan kepada Ibrahim anaknya. Aku juga berhasil
menyesatkan Raja Namruj memusuhi Ibrahim dan menyembah berhala.
Pelapor kelima, “Aku telah
berhasil menghancurkan keimanan Fir’aun hingga menjadi tokoh paling sombong dan
mengaku Tuhan. Dia berhasil kusesatkan hingga mati bergelimang dosa dalam
keadaan kafir, tenggelam di laut merah bersama-sama pengikutnya ketika memusuhi
Musa.
Pelapor keenam, “Aku telah
berhasil meluluhlantakkan keimanan Bal’am bin Ba’ura, orang shaleh yang
terkenal alim yang doanya tak pernah ditolak Tuhan. Kubujuk dia melalui
rengekan umatnya sehingga dia bersedia memberi nasehat busuk kepada umatnya
untuk mengirim wanita agar melacur kepada prajurit-prajurit Nabi Musa yang
dimusuhi umatnya. Akhirnya orang shaleh yang mempunyai kekuatan mengajar santri
setiap hari sampai dua belas ribu itu, dilucuti karomahnya oleh Tuhan dan mati
dalam keadaan su’ul khatimah (akhir hidup yang jelek).
Pelapor ketujuh, “Aku telah
berhasil menipu Barshisha. Orang shaleh yang telah beribadah puluhan tahun dan
tak pernah berbuat maksiat dalam sekejap mata. Dia memiliki santri 60 (enam
puluh) ribu orang yang bisa berjalan di atas awan. Hingga malaikat heran dengan
ibadahnya. Dia kutipu dengan cara aku menjelma menjadi muridnya yang setia.
Ketika dia bertanya kepadaku, “Mengapa aku kuat melakukan ibadah berhari-hari
tanpa makan dan minumm bahkan tidak tidur? Maka kujawab, “Aku telah melakukan
dosa besar. Jika kuingat dosaku itu maka aku tidak bisa makan, minum apalagi
tidur. Karena dosaku itu, aku benar-benar merasakan manisnya beribadah.
Karena itu jika Tuan ingin
merasakan manisnya ibadah, cobalah melakukan dosa besar sekali saja. Dia
kuanjurkan minum khamar. Akhirnya atas rayuanku dia mulai mencoba minum khamar.
Lama kelamaan mencandu, hingga jadilah dia pemabuk kemudian dia berzina dan
membunuh. Ketika dia sedang sekarat di tiang gantungan sebagai hukuman atas
kemaksiatannya itu, aku pun merayu untuk menyelamatkannya asal dia menyembahku,
Dan dengan isyarat hatinya dia benar-benar menyembahku. Persis ketika tali
gantungan menjerat lehernya dia benar-benar mati dalam keadaan su’ul khatimah
karena musyrik menyembah aku, maka akupun tertawa terbahak-bahak atas
kemenanganku.
Pelapor berikutnya, “Aku
telah berhasil menipu ribuan manusia untuk melakukan dosa besar. Yaitu seorang
anak membunuh ayahnya, ibunya, saudara kandungnya. Kemudian seorang bapak
membunuh anaknya, seorang ibu membunuh anaknya yang dilahirkan. Seorang suami membunuh
istrinya dam seorang istri membunuh suaminya. Ribuan manusia kutipu agar cemas
hatinya menghadap gejolak kehidupannya dan telah berhasil kubujuk untuk bunuh
diri. Kelompok bangsa dan negara telah pula berhasil kurayu untuk melakukan
peperangan hingga berjuta-juta manusia mati akibat keserakahan mereka. Jutaan
manusia telah nyata-nyata berhasil kusesatkan untuk menyekutukan Tuhan, menjadi
kafir ataupun musryk. Mereka kusesatkan jalan hidupnya agar mereka tidak
memilih agama Islam yang diridhai Allah. Agar mereka di akhirat nanti menjadi
pengikut kita.
Dan kami tidak akan pernah
berhenti sedetikpun untuk merayu manusia agar melakukan perjudian, perzinahan,
pemerkosaan, pembunuhan dan segala bentuk kejahatan dan perbuatan dosa yang
lain. Kulancarkan misi tipuan yang melenakan agar manusia mendirikan
kelompok-kelompok yang melemahkan kemudian menghancurkan tauhid melalui gerakan
pendangkalan pemahaman agama. Kugerakkan para penguasa pemerintahan di bumi,
ahli politik, dan ilmuwan agar melaksanakan paham sekuler atau paham lain dalam
mengatur pemerintahan di bumi sehingga mereka itu tidak melaksanakan atau
bahkan anti hukum Islam.
Untuk mendukung gerakan
tersebut telah banyak berdiri kelompok-kelompok yang membicarakan hal-hal yang
tidak perlu, golongan orang-orang yang suka berkata berlebihan, berbicara hampa
dan bathil. Perkumpulan yang suka berbantah dan bertengkar.
Organisasi-organisasi yang suka melancarkan permusuhan, berkata keji, suka
mencaci maki dan kotor lidah. Kelompok-kelompok yang senang mengutuk,
senda-gurau, mentertawakan dan menghina, suka berjanji palsu, membuka rahasia,
dusta, adu domba, fitnah, senang sanjungan, sombong, berlidah dua. Mendewakan
kedudukan, pangkat, jabatan dan harta kekayaan dunia. Semua itu adalah hasil
karya bujukanku yang telah dilakukan oleh manusia di bumi.
Selain itu kami telah
mempunyai sahabat karib yang setia, yang sewaktu-waktu siap dikerahkan, yaitu :
”Penguasa yang zhalim; Orang yang
sombong; Orang kaya yang tidak memperdulikan darimana asal hartanya, juga untuk
apa hartanya itu dibelanjakan; Ulama yang membenarkan kezhaliman pemerintah;
Pedagang yang curang; Penimbun barang (kebutuhan masyarakat); Pezina; Pemakan
riba; Orang bakhil lagi tidak memperdulikan dari mana asal hartanya, dan Orang
yang melanggengkan minum khamar (arak); Pemakan harta anak yatim; Orang yang malas mendirikan shalat;
Orang yang menahan zakat dan Orang yang selalu bercita-cita tentang keduniaan.”
Selain itu kami telah
menyediakan fasilitas yang menjadi kecintaan kami dalam misi menghancurkan
keimanan manusi, yaitu dibuatkan rumah oleh Tuhan berupa kamar mandi; Dibuatkan
tempat duduk di pasar-pasar dan di jalan-jalan; Diberi makanan segala makanan
yang dimakan manusia dengan tidak menyebutkan nama Allah; Diberi minuman segala
minuman yang memabukkan; Diberi muadzin berupa suling-suling; Diberi kitab
berupa syair-syair dan tatto; diberi hadits berupa dusta dan diberi pancing
berupa wanita”.
Sedangkan
musuh kami yang paling utama yaitu : ”Engkau
Muhammad, karena aku sangat benci kepadamu; Orang Alim yang mengamalkan
ilmunya; Orang yang hafal Al Qur’an serta mengamalkan isinya; Mu’adzdzin yang
mengumandangkan adzat shalat lima waktu dengan niat ikhlas karena Allah SWT;
Orang yang mencintai fakir miskin dan anak yatim; Orang yang berhati kasih
sayang; Orang yang menerima penuh kebenaran; Pemuda atau pemudi yang giat
beribadah; Orang yang hanya memakan barang halal; Dua orang yang saling
mencintai karena Allah SWT; Orang yang selalu shalat berjamaah; Orang yang mau
shalat Tahajud saat kebanyakan orang terlelap tidur; Orang yang mampu
memelihara dirinya dari perbuatan dan ucapan haram; Orang yang mau menasehati
saudaranya sementara di hatinya tidak ada tendensi apapun; Orang yang selalu
menjaga wudhu’nya; Orang yang dermawan; Orang yang berakhlak mulia; Orang yang
meyakini bahwa rezeki itu sudah dijamin
Allah SWT; Orang yang mau menyantuni janda miskin; dan Orang yang
menyiapkan bekal untuk menyambut kematiannya”.
Laporan terakhir adalah
pidato iblis di hari kiamat. Dengan berpakaian api, diikat rantai api, dan
berdiri di atas mimbar api. Iblis berpidato dengan berapi-api di dengar para
penghuni neraka. “Wahai manusia! Orang-orang kafir, musyrik dan munafik yang
dimurkai Allah. Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang pasti,
bahwa kamu akan mati. Kemudian dihimpun di Padang Mahsyar. Dihisab dan dimintai
pertanggungjawaban atas segala perbuatanmu selama di dunia. Lalu terbagi
menjadi dua golongan. Satu golongan dimasukkan ke Syurga, sedangkan golongan
yang lain dimasukkan ke neraka. Sesungguhnya kamu dulu mengira bahwa kamu akan
hidup kekal di dunia. Dan tidak
meninggalkan dunia untuk menuju akhirat.
Sesungguhnya aku tidak kuasa
kepadamu waktu di dunia dahulu. Aku hanya berbisik dan membuat was-was di
hatimu. Tetapi kamu telah mengikuti dan menerima saran-saranku. Maka dari itu,
pada hari ini kamu jangan mencela aku. Akan tetapi celalah dirimu sendiri.
Mengapa kamu tidak beribadah kepada Allah
Maha Pencipta segala sesuatu? Aku tidak bisa menyelamatkam kamu. Demikian pula
kamu tidak bisa menyalamatkan diriku dari adzab Tuhan. Pada hari ini aku
membebaskan diri dari segala apa yang pernah aku bisikkan kepadamu. Karena aku
telah terusir dan tertolak dihadapan Allah Tuhan seru semesta alam (pelajari
kembali Al-Qur’an surat Ibrahim (14) ayat 22).
Dengan diiringi umpatan dan
kutukan dari para penghuni neraka, iblis mengakhiri pidatonya. Malaikat
Zabaniyah kemudian menumbak iblis tersebut dengan tombak api yang
menumbangkannya dari atas mimbar api. Sehingga iblis jatuh tersungkur ke dalam
neraka yang paling bawah bersama-sama para pengikutnya, orang-orang kafir,
musyrik dan munafik. Malaikat Zabaniyah kemudian berkata: “Disinilah tempat
kalian yang abadi. Di tempat ini kalian tidak akan mati dan tidak pula sempat
beristirahat dari merasakan adzab yang sangat pedih”.
“Inilah
Jahannam (neraka) yang dahulu kamu diancam dengannya. Masuklah ke dalamnya pada
hari ini, disebabkan kamu dahulu mengingkarinya.
(surat Yaa
Siin (36) ayat 63-64)
“Setiap kali
mereka hendak keluar dari neraka lantaran kesengsaraan, mereka dikembalikan ke
dalamnya serta dikatakan kepada mereka “Rasakanlah adzab yang membakar ini”.
(surat Al
Hajj (22) ayat 22)
Sedangkan kepada orang-orang
yang shaleh yang tunduk dan patuh kepada-Nya, lalu Allah berfirman:
“Hai jiwa
yang tenang, Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.
Maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-Ku. Dan masuklah ke dalam syurga-Ku”
(surat Al
Fajr (89) ayat 27-28-29-30)
“Sesungguhnya
syaitan itu tidak ada baginya kekuasaan atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhan mereka”,
(surat An
Nahl (16) ayat 99)
Sebagai peringatan kepada
orang-orang yang beriman agar tidak terbujuk oleh rayuan dari sindikat
iblis/syaitan yang licin dan menghanyutkan itu. Sekarang sudahkah diri kita
menjadi orang yang beriman dan bertawakkal kepada Allah SWT sehingga kita bisa
mengalahkan syaitan? Semoga diri kita mampu menjadi musuh-musuh syaitan, ingat
menjadi musuh-musuh syaitan bukan menjadi teman-teman syaitan.