"Barangsiapa berilmu lalu mengamalkan ilmunya, itulah yang disebut orang agung dalam kerajaan langit. Ia bagaikan matahari yang mampu menyinari yang lain dan menyinari dirinya sendiri, Ia bagaikan parfum yang mengharumkan orang lain dan dia sendiri harum. Barangsiapa memilih profesi mengajar berarti terlibat dalam karya agung dan usaha raksasa, Karena itu harus menjaga akhlaq dan tugasnya." (Al-Ghazali, Ihya Ulum Al Din)
Islam mengajarkan bahwa dunia dan akhirat adalah dua dimensi yang tak terpisahkan, Untuk menguasainya, dunia ilmu merupakan senjata tunggalnya.
"Barangsiapa yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan untuknya jalan ke syurga, dan sesungguhnya malaikat membentangkan sayapnya untuk orang yang menuntut ilmu karena puas dengan apa yang diperbuatnya. Dan bahwasanya penghuni langit dan bumi, sampai ikat di lautan itu senantiasa memintakan ampun buat orang yang pandai. Kelebihan orang yang pandai terhadap orang 'abid (tidak pandai) adalah bagaikan kelebihan bulan purnama terhadap bintang-bintang yang lain, dan sesungguhnya para ulama itu adalah pewaris para Nabi, Dan sesungguhnya para Nabi itu tidak mewariskan dinar dan dirham (kekayaan dunia) tetapi para Nabi itu mewariskan ilmu, maka barangsiapa yang mengambil (menuntut) ilmu maka ia telah mengambil bagian yang sempurna."
(Al-hadits oleh Abu Dawudm Turmudzi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dan Baihaqi dari Abu Darda ra,)
"Barangsiapa berjalan di jalan kebaikan mencari Ilmu, Allah memudahkan baginya jalan ke Syurga Firdaus".
(Hadits oleh Muslim dari Abu Hurairah ra)
"Barangsiapa yang keluar rumah karena mencari Ilmu, maka ia (dianggap orang) yang menegakkan agama Allah sampai ia pulang".
(Hadits oleh Aththirmidzi dan Ad Darimi dari Anas ra,)
"Ada dua orang serakah yang tidak pernah puas, orang serakah yang diberikan padanya ilmu tidak pernah puas dengannya dan orang serakah yang diberikan kepadanya dunia tidak pernah puas dengannya".
(Hadits oleh Ahmad dari Anas bin Malik ra.)
"Orang yang mengerti (agama) lebih sukar dipengaruhi syaitan dari seribu orang yang shalat".
(Hadits oleh Aththirmidzi dan Ibnu Majah dari Ibnu Abbas ra)
"Sesungguhnya seburuk-buruknya manusia pada hari kiamat ialah orang pintar yang (ilmu) pengetahuannya tidak menguntungkan".
(Hadits oleh Ad Darimi dari Abu Darda ra.)
"Orang yang ditanya tentang (ilmu) pengetahuan dan menyembunyikannya akan dikekang dengan kekangan api pada hari kiamat".
(Hadits oleh Abu Dawud, Aththirmidzi dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah ra,)
"Bencana ilmu adalah kelupaan, dan membuangnya adalah dengan mengatakannya kepada yang tidak pantas mendapatkannya".
(Hadits oleh Ad Darimi dari A'mash ra,)
Kata "ilmu" adalah (suatu) kesesatan bagi orang bijaksana, maka bilamana ia dapatkan barulah benar".
(Hadits oleh Ibnu Majah dan Aththirmidzi dari Abu Hurairah ra,)
"Seseorang di hari kiamat akan ditanya lima hal, mengenai hidupnya untuk apa ia gunakan, mengenai kemudaannya untuk apa ia gunakan, bagaimana di hari tuanya, mengenai kekayaannya bila ia dapatkan dan untuk jalan apa ia gunakan, dan apa yang ia perbuat dengan ilmu yang dimilikinya".
(Hadits oleh Aththirmidzi dari Ibnu Mas'ud ra,)
"Oh Tuhan, aku minta kepada-Mu pengetahuan yang bermanfaat dan amal yang dapat Engkau terima dan kebaikan".
(Hadits oleh Ibnu Majah, Ahmad dari Ummu Salamah ra,)
"Sesungguhnya Allah tidak mengambil (ilmu) pengetahuan manusia, melainkan dengan mengambil orang berilmu, maka apabila tidak ada lagi orang berilmu, manusia menjadi bodoh disebabkan karena mereka sendiri, Dan mereka memutuskan (sesuatu) tanpa ilmu, berarti menyalahkan diri mereka sendiri dan membawa orang lain kepada kesalahan".
(Hadits oleh Buchari, Muslim dan Aththirmidzi dari Ibn Amru bin Al Ash as,)
"Tidak pantas bagi orang yang berilmu menyia-nyiakan dirinya".
(Hadits oleh Bukhari dari Ibnu Umar ra,)
"Sesungguhnya Allah telah mewahyukan padaku (firman-Nya), "Barangsiapa melakukan penelitian ilmu pengetahuan, Aku akan cepatkan dia di jalan menuju taman kebahagiaan dan orang yang Aku ambil matanya (dibutakan) Aku akan balas dia dengan yang sama dengan taman (kebahagiaan), dan kelebihan (ilmu) pengetahuan lebih dari keunggulan shalat dan akar dari agama ialah pantangan".
(Hadits oleh Ahmad dari Aisyah ra)
"Mencari ilmu adalah kewajiban (yang melekat pada) semua orang Muslim, laki-laki dan perempuan, dan menempatkan ilmu tidak pada tempatnya adalah seperti menggantungkan permata, mutiara dan emas di leher babi".
(Hadits oleh Ahmad dan Ibnu Majah dari Anas ra,)
(diambil dari buku Allah dan Manusia karangan Ali Akbar yang diterbitkan oleh Bina Ilmu, Surabaya, 1989)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar