Label

MEMANUSIAKAN MANUSIA: INILAH JATIDIRI MANUSIA YANG SESUNGGUHNYA (79) SETAN HARUS JADI PECUNDANG: DIRI PEMENANG (68) SEBUAH PENGALAMAN PRIBADI MENGAJAR KETAUHIDAN DI LAPAS CIPINANG (65) INILAH ALQURAN YANG SESUNGGUHNYA (60) ROUTE TO 1.6.799 JALAN MENUJU MAKRIFATULLAH (59) MUTIARA-MUTIARA KEHIDUPAN: JALAN MENUJU KERIDHAAN ALLAH SWT (54) PUASA SEBAGAI KEBUTUHAN ORANG BERIMAN (50) ENERGI UNTUK MEMOTIVASI DIRI & MENJAGA KEFITRAHAN JIWA (44) RUMUS KEHIDUPAN: TAHU DIRI TAHU ATURAN MAIN DAN TAHU TUJUAN AKHIR (38) TAUHID ILMU YANG WAJIB KITA MILIKI (36) THE ART OF DYING: DATANG FITRAH KEMBALI FITRAH (33) JIWA YANG TENANG LAGI BAHAGIA (27) BUKU PANDUAN UMROH (26) SHALAT ADALAH KEBUTUHAN DIRI (25) HAJI DAN UMROH : JADIKAN DIRI TAMU YANG SUDAH DINANTIKAN KEDATANGANNYA OLEH TUAN RUMAH (24) IKHSAN: INILAH CERMINAN DIRI KITA (24) RUKUN IMAN ADALAH PONDASI DASAR DIINUL ISLAM (23) ZAKAT ADALAH HAK ALLAH SWT YANG HARUS DITUNAIKAN (20) KUMPULAN NASEHAT UNTUK KEHIDUPAN YANG LEBIH BAIK (19) MUTIARA HIKMAH DARI GENERASI TABI'IN DAN TABI'UT TABIIN (18) INSPRIRASI KESEHATAN DIRI (15) SYAHADAT SEBAGAI SEBUAH PERNYATAAN SIKAP (14) DIINUL ISLAM ADALAH AGAMA FITRAH (13) KUMPULAN DOA-DOA (10) BEBERAPA MUKJIZAT RASULULLAH SAW (5) DOSA DAN JUGA KEJAHATAN (5) DZIKIR UNTUK KEBAIKAN DIRI (4) INSPIRASI DARI PARA SAHABAT NABI (4) INILAH IBADAH YANG DISUKAI NABI MUHAMMAD SAW (3) PEMIMPIN DA KEPEMIMPINAN (3) TAHU NABI MUHAMMAD SAW (3) DIALOQ TOKOH ISLAM (2) SABAR ILMU TINGKAT TINGGI (2) SURAT TERBUKA UNTUK PEROKOK dan KORUPTOR (2) IKHLAS DAN SYUKUR (1)

Minggu, 14 Agustus 2016

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN IBLIS/SYAITAN DI HARI KIAMAT KELAK


Allah SWT sudah mempersiapkan dua buah tempat kembali bagi manusia dan juga bagi jin yaitu Syurga dan Neraka yang harus di isi dengan cara yang seadil adilnya. Agar proses keadilan dapat terwujud sesuai dengan kondisi dan keadaan Allah SWT Dzat Yang Maha Adil. Allah SWT telah menetapkan bahwa Syurga hanya diperuntukkan untuk manusia yang bertaqwa sedangkan Neraka untuk manusia yang kafir. Sedangkan jin tidak akan pernah masuk Syurga karena akan dikumpulkan bersama orang kafir di neraka.  


Untuk mengisi syurga dan juga neraka yang sesuai dengan tingkatan tingkatan yang ada pada keduanya tidak bisa ditetapkan begitu saja. Penentuan siapa yang berhak menempati Syurga dan siapa yang berhak menempati neraka harus dilakukan seadil adilnya. Untuk itu Allah SWT akan membuat pengadilan dan laporan pertanggungjawaban dari seluruh makhluk yang telah diciptakanNya terutama jin dan manusia. Berikut ini akan kami kemukakan proses pengadilan dan proses laporan pertanggungjawaban yang akan diminta oleh Allah SWT kepada jin dan manusia. 


dan orang-orang Yahudi berkata: "Orang-orang Nasrani itu tidak mempunyai suatu pegangan", dan orang-orang Nasrani berkata: "Orang-orang Yahudi tidak mempunyai sesuatu pegangan," Padahal mereka (sama-sama) membaca Al Kitab. demikian pula orang-orang yang tidak mengetahui, mengatakan seperti Ucapan mereka itu. Maka Allah akan mengadili diantara mereka pada hari kiamat, tentang apa-apa yang mereka berselisih padanya.
(surat Al Baqarah (2) ayat 113)


Pengadilan Allah SWT adalah proses pengadilan yang paling agung, yang paling istimewa dan yang paling luar biasa. Pengadilan Allah SWT adalah pengadilan yang paling cermat, yang paling teliti dan paling adil. Pengadilan Allah SWT adalah pengadilan terakhir, yang sesudahnya tidak akan ada lagi pengadilan, Di sini tidak ada lagi istilah sindikat dan mafia pengadilan. Di sini tidak ada lagi penyuapan, pemalsuan atau pengadilan dagelan. Apalagi  putusan karangan juru ketik atau vonis palsu, sebagaimana pernah terjadi dan dilakukan oleh oknum pengadilan pemerintahan manusia di bumi, tidak akan pernah terjadi. Hal ini dikarenakan hakimnya adalah Allah Yang Maha Agung, Maha Gagah, Maha Kuat, Maha Perkasa, Maha Mendengar, Maha Melihat, Maha Menyaksikan dan Segala Sifat Kebesaran serta Kemuliaan yang sebagaimana termaktub dalam Asmaul Husna. Hal ini Allah SWT sendiri yang menegaskan dalam firmannya :


 (yaitu) orang-orang yang menunggu-nunggu (peristiwa) yang akan terjadi pada dirimu (hai orang-orang mukmin). Maka jika terjadi bagimu kemenangan dari Allah mereka berkata: "Bukankah Kami (turut berperang) beserta kamu ?" dan jika orang-orang kafir mendapat keberuntungan (kemenangan) mereka berkata: "Bukankah Kami turut memenangkanmu[363], dan membela kamu dari orang-orang mukmin?" Maka Allah akan memberi keputusan di antara kamu di hari kiamat dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang yang beriman.
(surat An Nisa (4) ayat 141)

[363] Yaitu dengan jalan membukakan rahasia-rahasia orang mukmin dan menyampaikan hal ihwal mereka kepada orang-orang kafir atau kalau mereka berperang di pihak orang mukmin mereka berperang dengan tidak sepenuh hati.


Jaksanya adalah Malaikat Raqib dan Malaikat Atid. Malaikat yang bertugas  menjaga, mengawasi dan mencatat segala amal baik dan amal buruk manusia. Catatannya cermat sekali, sehingga tidak ada kejadian yang tidak dicatatnya. Tuntutannya pun sangat cermat, sebab tanda buktinya lengkap dan jelas. Lagi pula tidak mengenal istilah suap-menyuap untuk memperingan tuntutan. Saksi-saksinya adalah saksi-saksi yang tahu persis apa yang telah dilakukan oleh si tersangka, si tertuduh, si terdakwa sebagai pelaku utama. Mereka adalah saksi-saksi asli. Bukan saksi-saksi palsu. Mereka adalah saksi-saksi yang tidak mengenal sumpah palsu. Saksi- saksi tersebut antara lain adalah :


Pertama  adanya buku yang bernama “Buku Catatan Malaikat” yang dibuat dan dipelihara oleh Malaikat Raqib dan Malaikat Atid.

dan diletakkanlah Kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata: "Aduhai celaka Kami, kitab Apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis). dan Tuhanmu tidak Menganiaya seorang juapun".
(Surat Al Kahfi (18) ayat 49)


Kedua” Anggota badan si Terdakwa, si Tertuduh, si Tersangka “yaitu lidah, tangan, kaki, mata, telinga, kulit dan seluruh anggota tubuhnya akan berbicara memberikan kesaksiannya masing masing.

pada hari (ketika), lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.
(surat An Nuur (24) ayat 24)

sehingga apabila mereka sampai ke neraka, pendengaran, penglihatan dan kulit mereka menjadi saksi terhadap mereka tentang apa yang telah mereka kerjakan.
dan mereka berkata kepada kulit mereka: "Mengapa kamu menjadi saksi terhadap kami?" kulit mereka menjawab: "Allah yang menjadikan segala sesuatu pandai berkata telah menjadikan Kami pandai (pula) berkata, dan Dia-lah yang menciptakan kamu pada kali pertama dan hanya kepada-Nya lah kamu dikembalikan".
kamu sekali-sekali tidak dapat bersembunyi dari kesaksian pendengaran, penglihatan dan kulitmu kepadamu[1332] bahkan kamu mengira bahwa Allah tidak mengetahui kebanyakan dari apa yang kamu kerjakan.
(surat Fushshilat (41) ayat 20,21,22)

[1332] Mereka itu berbuat dosa dengan terang-terangan karena mereka menyangka bahwa Allah tidak mengetahui perbuatan mereka dan mereka tidak mengetahui bahwa pendengaran, penglihatan dan kulit mereka akan menjadi saksi di akhirat kelak atas perbuatan mereka.


Ketiga, “Isi Bumi,” Pada hari itu bumi menceritakan beritanya. Karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan yang demikian itu kepadanya.

pada hari itu bumi menceritakan beritanya,
karena Sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya.
(surat Al Zalzalah (99) ayat 4 dan 5)

Rasulullah saw menerangkan, “Sesungguhnya kabar-kabar itu ialah bahwa bumi akan memberikan kesaksian terhadap setiap hamba laki-laki dan perempuan tentang apa yang pernah dilakukan di permukaan bumi; bumi akan berkata, “orang ini telah mengerjakan ini pada hari ini. “Rasulullah saw berkata lagi. “Itulah kabar-kabar yang akan diterangkan oleh bumi.”
(Hadits Riwayat Ahmad, Aththirmidzi).


Keempat, “Malaikat Pengiring dan Malaikat Penyaksi”. Menurut ajaran agama Islam, malaikat yang akan menjadi saksi jumlahnya banyak sekali. Sebab setiap kegiatan yang dilakukan terdakwa, tertuduh, tersangka ada Malaikat-Malaikat tertentu yang mengawasi dan yang akan mendoakan.

dan datanglah tiap-tiap diri, bersama dengan Dia seorang Malaikat penggiring dan seorang Malaikat penyaksi.
(surat Qaf (50) ayat 21)


Kelima, “Kesadaran dan Penglihatan si terdakwa sendiri” pada saat kejadian atau disetiap perbuatan yang dilakukannya.

 pada hari (ketika) manusia teringat akan apa yang telah dikerjakannya,
(surat An Naziat (79) ayat 35)

Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kepadamu (hai orang kafir) siksa yang dekat, pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya; dan orang kafir berkata:"Alangkah baiknya Sekiranya dahulu adalah tanah".
(surat An Naba (78) ayat 40)


Keenam, “Nabi atau Rasul” juga akan di dijadikan saksi terutama bagi umat dari Nabi atau Rasul yang bersangkutan. 

dan (ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan dari tiap-tiap umat seorang saksi (rasul), kemudian tidak diizinkan kepada orang-orang yang kafir (untuk membela diri) dan tidak (pula) mereka dibolehkan meminta ma'af.
(surat An Nahl (16) ayat 84)


Ketujuh, “Allah”  sendiri juga menjadi saksi, karena Allah Maha Mengetahui dan Maha Menyaksikan segala gerak hati, niat, angan-angan, cita-cita, tutur kata dan tindak tanduk seluruh makhluk ciptaan-Nya. Dalam Al-Qur’an hal itu disebutkan. Diantaranya sebagai berikut:

Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa: kemudian Dia bersemayam di atas ´arsy[1453] Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya [1454]. dan Dia bersama kamu di mama saja kamu berada. dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan.
(surat Al Hadiid (57) ayat 4)

[1453] Bersemayam di atas 'Arsy ialah satu sifat Allah yang wajib kita imani, sesuai dengan kebesaran Allah dsan kesucian-Nya.
[1454] Yang dimaksud dengan yang naik kepada-Nya antara lain amal-amal dan do´a-do´a hamba.

pada hari ketika mereka dibangkitkan Allah semuanya, lalu diberitakan-Nya kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Allah mengumpulkan (mencatat) amal perbuatan itu, Padahal mereka telah melupakannya. dan Allah Maha menyaksikan segala sesuatu.
(surat Al Mujadillah (58) ayat 6)

(yaitu) ketika Allah Menampakkan mereka kepadamu di dalam mimpimu (berjumlah) sedikit. dan Sekiranya Allah memperlihatkan mereka kepada kamu (berjumlah) banyak tentu saja kamu menjadi gentar dan tentu saja kamu akan berbantah-bantahan dalam urusan itu, akan tetapi Allah telah menyelamatkan kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala isi hati.
(surat Al Anfaal (8) ayat 43)


Sedangkan yang menjadi tersangka, tertuduh, terdakwa adalah Manusia dan jin. Merekalah yang diciptakan Allah mentauhidkan (mengesakan) Allah dan beribadah kepada-Nya. Kepada mereka pulalah yang diberi hak dan diberi kebebasan untuk memilih “menjadi hamba yang beriman atau menjadi hamba yang tidak beriman (kafir, munafik, fasik, musyrik). Allah telah memberikan penegasan dalam Al-qur’an sebagai berikut :

“Dan katakanlah, “Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu, maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir. “Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang-orang dzalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek”.
(surat Al Kahfi (18) ayat 29)

Sesungguhnya mereka yang beriman dan beramal shaleh tentulah kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan amalan (nya) dengan baik.”
(surat Al Kahfi (18) ayat 30)

Mengenai penciptaan jin dan manusia, yang telah diperintahkam oleh Allah SWT untu beribadat kepadaNya antara lain Allah berfirman :

Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia, melainkan untuk beribadah kepada-Ku’.
(surat Adz Dzariyat ayat 56)


Lalu siapakah pembelanya dalam pengadilan terakhir yang paling agung karena disaksikan oleh seluruh manusia dan jin itu? Dalam pengadilan yang menelanjangi seluruh gerak hati, niat, tutur kata, dan perilaku terdakwanya itu, memang ada pembelanya. Sebagai pembela utama adalah Nabi Muhammad Saw, sebagaimana dijelaskan dalam salah satu hadits diriwayatkan oleh Abu Daud, yaitu :

Apabila telah datang hari Kiamat, maka saya adalah imam para Nabi, juru bicara mereka dan pemegang syafaat di antara mereka, ini bukanlah karena kesombongan.”
(Hadits Riwayat Abu Daud)

Perihal syafaat antara lain disebutkan dalam sebuah hadits, berikut :

“Sesungguhnya bagi tiap-tiap Nabi itu ada sebuah permohonan yang dapat digunakannya untuk memohonkan umatnya, maka telah dikabulkan permohonan itu, tetapi aku menyimpannya untuk memberika syafaat (pertolongan/pembelaan) nanti kepada umatku di hari kiamat.
(Hadits Riwayat Athturmudzi)


Adapun sebagai pembela lain yang boleh juga disebut sebagai pembelaan kecil adalah pembelaan yang diberikan kepada tiga golongan manusia, yaitu para Nabi, para Ulama dan para Syuhada, seperti disebutkan dalam sebuah hadits berikut:

Yang dapat memberi syafaat pada kiamat ada tiga golongan: para Nabi, kemudian para Ulama, kemudian para Syuhada”
(Hadits Riwayat Ibnu Majjah)

Dan sesudah pemeriksaan terhadap terdakwa, yaitu manusia dan jin tadi, dilaksanakan dengan sangat teliti, sangat cermat dan sangat adil, seperti dijelaskan dalam al-qur’an berikut :

“Dan Kami akan memasang timbangan yang adil pada hari Kiamat, maka tidaklah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika amalan itu hanya sebesar biji sawi pun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kemi membuat perhitungan.”
(Surat Al Anbiyaaa (21) ayat 47)


Dan setelah memperhatikan tuntutan Raqib dan Atid, mendengarkan keterangan saksi-saksi, diberikan pembelaan, ditimbang atau dihisab, tibalah saatnya ‘putusan hukum” yang paling adil dijatuhkan. Terjadilah vonis pengadilan agung terakhir, yaitu dua macam putusan’ masuk syurga” atau “masuk neraka”. Kepada mereka yang masuk syurga, antara lain Allah berfirman:

“Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-Ku. Dan masuklah ke dalam  syurga-Ku.
(surat Al Fajr (89) ayat 27-28-29-30)

Kepada mereka yang masuk neraka, antara lain Allah berfirman:

“Inilah jahannam (neraka) yang dahulu kamu diancam dengannya. Masuklah ke dalamnya hari ini, disebabkan kamu dahulu mengingkarinya”.
(surat Yaa Siin (36) ayat 63 dan 64)

Mau tidak mau, suka atau tidak suka, percaya atau tidak percaya, semua jin dan manusia akan mengalami proses pengadilan tersebut. Kecuali kekasih-kekasih Allah yang dikehendaki-Nya akan langsung masuk syurga. Diawali dengan peristiwa kematian atau kiamat. Andaikan manusia tidak mau mati, dia akan dipaksa untuk mati, Tentu proses persisnya hanya Allah yang Mengetahui. Sekarang, Apakah anda bisa menghindar dari pengadilan Allah SWT ?

“Seorang laki-laki berkata: “Wahai Nabi Allah, bilakah datangnya hari berhisab itu?” Nabi Menjawab: “Apa yang telah engkau siapkan untuk itu?”
(Hadits Riwayat Buchari Muslim dari Anas ra)

Sebagai calon terdakwa di pengadilan Allah SWT kelak, ketahuilah hadits di atas ini adalah pernyataan resmi Nabi Muhammad SAW yang berlaku kepada diri kita yang pasti menjadi terdakwa di pengadilan Allah SWT kelak. Sebagai Terdakwa sudahkah kita mempersiapkan segala sesuatunya di dalam menghadapi pengadilan yang akan menentukan kemana kita akan pulang kampung, apakah akan pulang kampung ke kampung kebinasaan dan kesengsaraan ataukah pulang kampung ke kampung kenikmatan dan kebahagiaan? Selain daripada itu, sebagai seorang Terdakwa, kita juga harus tahu dan mengerti bahwa Syaitan yang telah ditetapkan menjadi musuh abadi diri kita, juga akan menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada Allah SWT. Laporan-laporan syaitan tersebut antara lain sebagaimana dilaporkan di bawah ini.

Pelapor pertama, “Aku telah berhasil menipu Adam dan Hawa untuk makan buah larangan Tuhan ketika mereka tinggal di syurga. Hingga akhirnya mereka diusir dari syurga dan diturunkan ke dunia.

Pelapor kedua, “Aku telah berhasil menjerumuskan Qabil anak Adam untuk membangkang pada aturan yang telah ditetapkan. Dan atas bujukanku dia telah membunuh Habil saudara kandungnya lantaran saudara perempuannya yang cantik dijodohkan dengan Habil.

Pelapor ketiga, “Aku telah berhasil merayu Kan’an anak Nuh untuk membantah ajaran ayahnya. Hingga akhirnya dia mati hanyut dalam banjir besar dalam keadaan kafir.

Pelapor keempat, Aku telah berhasil menyesatkan ayah Ibrahim, ahli membuat patung untuk berhala yang disembah-sembah sebagai Tuhan. Dia kugoyahkan hatinya hingga tak meyakini ajaran agama yang diwahyukan Tuhan kepada Ibrahim anaknya. Aku juga berhasil menyesatkan Raja Namruj memusuhi Ibrahim dan menyembah berhala.

Pelapor kelima, “Aku telah berhasil menghancurkan keimanan Fir’aun hingga menjadi tokoh paling sombong dan mengaku Tuhan. Dia berhasil kusesatkan hingga mati bergelimang dosa dalam keadaan kafir, tenggelam di laut merah bersama-sama pengikutnya ketika memusuhi Musa.

Pelapor keenam, “Aku telah berhasil meluluhlantakkan keimanan Bal’am bin Ba’ura, orang shaleh yang terkenal alim yang doanya tak pernah ditolak Tuhan. Kubujuk dia melalui rengekan umatnya sehingga dia bersedia memberi nasehat busuk kepada umatnya untuk mengirim wanita agar melacur kepada prajurit-prajurit Nabi Musa yang dimusuhi umatnya. Akhirnya orang shaleh yang mempunyai kekuatan mengajar santri setiap hari sampai dua belas ribu itu, dilucuti karomahnya oleh Tuhan dan mati dalam keadaan su’ul khatimah (akhir hidup yang jelek).

Pelapor ketujuh, “Aku telah berhasil menipu Barshisha. Orang shaleh yang telah beribadah puluhan tahun dan tak pernah berbuat maksiat dalam sekejap mata. Dia memiliki santri 60 (enam puluh) ribu orang yang bisa berjalan di atas awan. Hingga malaikat heran dengan ibadahnya. Dia kutipu dengan cara aku menjelma menjadi muridnya yang setia. Ketika dia bertanya kepadaku, “Mengapa aku kuat melakukan ibadah berhari-hari tanpa makan dan minumm bahkan tidak tidur? Maka kujawab, “Aku telah melakukan dosa besar. Jika kuingat dosaku itu maka aku tidak bisa makan, minum apalagi tidur. Karena dosaku itu, aku benar-benar merasakan manisnya beribadah.

Karena itu jika Tuan ingin merasakan manisnya ibadah, cobalah melakukan dosa besar sekali saja. Dia kuanjurkan minum khamar. Akhirnya atas rayuanku dia mulai mencoba minum khamar. Lama kelamaan mencandu, hingga jadilah dia pemabuk kemudian dia berzina dan membunuh. Ketika dia sedang sekarat di tiang gantungan sebagai hukuman atas kemaksiatannya itu, aku pun merayu untuk menyelamatkannya asal dia menyembahku, Dan dengan isyarat hatinya dia benar-benar menyembahku. Persis ketika tali gantungan menjerat lehernya dia benar-benar mati dalam keadaan su’ul khatimah karena musyrik menyembah aku, maka akupun tertawa terbahak-bahak atas kemenanganku.

Pelapor berikutnya, “Aku telah berhasil menipu ribuan manusia untuk melakukan dosa besar. Yaitu seorang anak membunuh ayahnya, ibunya, saudara kandungnya. Kemudian seorang bapak membunuh anaknya, seorang ibu membunuh anaknya yang dilahirkan. Seorang suami membunuh istrinya dam seorang istri membunuh suaminya. Ribuan manusia kutipu agar cemas hatinya menghadap gejolak kehidupannya dan telah berhasil kubujuk untuk bunuh diri. Kelompok bangsa dan negara telah pula berhasil kurayu untuk melakukan peperangan hingga berjuta-juta manusia mati akibat keserakahan mereka. Jutaan manusia telah nyata-nyata berhasil kusesatkan untuk menyekutukan Tuhan, menjadi kafir ataupun musryk. Mereka kusesatkan jalan hidupnya agar mereka tidak memilih agama Islam yang diridhai Allah. Agar mereka di akhirat nanti menjadi pengikut kita.

Dan kami tidak akan pernah berhenti sedetikpun untuk merayu manusia agar melakukan perjudian, perzinahan, pemerkosaan, pembunuhan dan segala bentuk kejahatan dan perbuatan dosa yang lain. Kulancarkan misi tipuan yang melenakan agar manusia mendirikan kelompok-kelompok yang melemahkan kemudian menghancurkan tauhid melalui gerakan pendangkalan pemahaman agama. Kugerakkan para penguasa pemerintahan di bumi, ahli politik, dan ilmuwan agar melaksanakan paham sekuler atau paham lain dalam mengatur pemerintahan di bumi sehingga mereka itu tidak melaksanakan atau bahkan anti hukum Islam.

Untuk mendukung gerakan tersebut telah banyak berdiri kelompok-kelompok yang membicarakan hal-hal yang tidak perlu, golongan orang-orang yang suka berkata berlebihan, berbicara hampa dan bathil. Perkumpulan yang suka berbantah dan bertengkar. Organisasi-organisasi yang suka melancarkan permusuhan, berkata keji, suka mencaci maki dan kotor lidah. Kelompok-kelompok yang senang mengutuk, senda-gurau, mentertawakan dan menghina, suka berjanji palsu, membuka rahasia, dusta, adu domba, fitnah, senang sanjungan, sombong, berlidah dua. Mendewakan kedudukan, pangkat, jabatan dan harta kekayaan dunia. Semua itu adalah hasil karya bujukanku yang telah dilakukan oleh manusia di bumi.

Selain itu kami telah mempunyai sahabat karib yang setia, yang sewaktu-waktu siap dikerahkan, yaitu : ”Penguasa yang zhalim;  Orang yang sombong; Orang kaya yang tidak memperdulikan darimana asal hartanya, juga untuk apa hartanya itu dibelanjakan; Ulama yang membenarkan kezhaliman pemerintah; Pedagang yang curang; Penimbun barang (kebutuhan masyarakat); Pezina; Pemakan riba; Orang bakhil lagi tidak memperdulikan dari mana asal hartanya, dan Orang yang melanggengkan minum khamar (arak); Pemakan harta anak yatim; Orang yang malas mendirikan shalat; Orang yang menahan zakat dan Orang yang selalu bercita-cita tentang keduniaan.”

Selain itu kami telah menyediakan fasilitas yang menjadi kecintaan kami dalam misi menghancurkan keimanan manusi, yaitu dibuatkan rumah oleh Tuhan berupa kamar mandi; Dibuatkan tempat duduk di pasar-pasar dan di jalan-jalan; Diberi makanan segala makanan yang dimakan manusia dengan tidak menyebutkan nama Allah; Diberi minuman segala minuman yang memabukkan; Diberi muadzin berupa suling-suling; Diberi kitab berupa syair-syair dan tatto; diberi hadits berupa dusta dan diberi pancing berupa wanita”.

Sedangkan musuh kami yang paling utama yaitu : ”Engkau Muhammad, karena aku sangat benci kepadamu; Orang Alim yang mengamalkan ilmunya; Orang yang hafal Al Qur’an serta mengamalkan isinya; Mu’adzdzin yang mengumandangkan adzat shalat lima waktu dengan niat ikhlas karena Allah SWT; Orang yang mencintai fakir miskin dan anak yatim; Orang yang berhati kasih sayang; Orang yang menerima penuh kebenaran; Pemuda atau pemudi yang giat beribadah; Orang yang hanya memakan barang halal; Dua orang yang saling mencintai karena Allah SWT; Orang yang selalu shalat berjamaah; Orang yang mau shalat Tahajud saat kebanyakan orang terlelap tidur; Orang yang mampu memelihara dirinya dari perbuatan dan ucapan haram; Orang yang mau menasehati saudaranya sementara di hatinya tidak ada tendensi apapun; Orang yang selalu menjaga wudhu’nya; Orang yang dermawan; Orang yang berakhlak mulia; Orang yang meyakini bahwa rezeki itu sudah dijamin  Allah SWT; Orang yang mau menyantuni janda miskin; dan Orang yang menyiapkan bekal untuk menyambut kematiannya”.

Laporan terakhir adalah pidato iblis di hari kiamat. Dengan berpakaian api, diikat rantai api, dan berdiri di atas mimbar api. Iblis berpidato dengan berapi-api di dengar para penghuni neraka. “Wahai manusia! Orang-orang kafir, musyrik dan munafik yang dimurkai Allah. Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang pasti, bahwa kamu akan mati. Kemudian dihimpun di Padang Mahsyar. Dihisab dan dimintai pertanggungjawaban atas segala perbuatanmu selama di dunia. Lalu terbagi menjadi dua golongan. Satu golongan dimasukkan ke Syurga, sedangkan golongan yang lain dimasukkan ke neraka. Sesungguhnya kamu dulu mengira bahwa kamu akan hidup  kekal di dunia. Dan tidak meninggalkan dunia untuk menuju akhirat.

Sesungguhnya aku tidak kuasa kepadamu waktu di dunia dahulu. Aku hanya berbisik dan membuat was-was di hatimu. Tetapi kamu telah mengikuti dan menerima saran-saranku. Maka dari itu, pada hari ini kamu jangan mencela aku. Akan tetapi celalah dirimu sendiri. Mengapa kamu tidak beribadah kepada  Allah Maha Pencipta segala sesuatu? Aku tidak bisa menyelamatkam kamu. Demikian pula kamu tidak bisa menyalamatkan diriku dari adzab Tuhan. Pada hari ini aku membebaskan diri dari segala apa yang pernah aku bisikkan kepadamu. Karena aku telah terusir dan tertolak dihadapan Allah Tuhan seru semesta alam (pelajari kembali Al-Qur’an surat Ibrahim (14) ayat 22).

Dengan diiringi umpatan dan kutukan dari para penghuni neraka, iblis mengakhiri pidatonya. Malaikat Zabaniyah kemudian menumbak iblis tersebut dengan tombak api yang menumbangkannya dari atas mimbar api. Sehingga iblis jatuh tersungkur ke dalam neraka yang paling bawah bersama-sama para pengikutnya, orang-orang kafir, musyrik dan munafik. Malaikat Zabaniyah kemudian berkata: “Disinilah tempat kalian yang abadi. Di tempat ini kalian tidak akan mati dan tidak pula sempat beristirahat dari merasakan adzab yang sangat pedih”.

“Inilah Jahannam (neraka) yang dahulu kamu diancam dengannya. Masuklah ke dalamnya pada hari ini, disebabkan kamu dahulu mengingkarinya.
(surat Yaa Siin (36) ayat 63-64)

“Setiap kali mereka hendak keluar dari neraka lantaran kesengsaraan, mereka dikembalikan ke dalamnya serta dikatakan kepada mereka “Rasakanlah adzab yang membakar ini”.
(surat Al Hajj (22) ayat 22)

Sedangkan kepada orang-orang yang shaleh yang tunduk dan patuh kepada-Nya, lalu Allah berfirman:

“Hai jiwa yang tenang, Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-Ku. Dan masuklah ke dalam  syurga-Ku”
(surat Al Fajr (89) ayat 27-28-29-30)

“Sesungguhnya syaitan itu tidak ada baginya kekuasaan atas orang-orang yang beriman  dan bertawakkal kepada Tuhan mereka”,
(surat An Nahl (16) ayat 99)

Sebagai peringatan kepada orang-orang yang beriman agar tidak terbujuk oleh rayuan dari sindikat iblis/syaitan yang licin dan menghanyutkan itu. Sekarang sudahkah diri kita menjadi orang yang beriman dan bertawakkal kepada Allah SWT sehingga kita bisa mengalahkan syaitan? Semoga diri kita mampu menjadi musuh-musuh syaitan, ingat menjadi musuh-musuh syaitan bukan menjadi teman-teman syaitan.  

(diambil dari buku “Menabur Mutiara Hikmah” yang ditulis oleh Asnan Sjarif Wagino, yang diterbitkan oleh CV. Izufa Gempita. Jakarta. 1993)







Tidak ada komentar:

Posting Komentar