Abul Aswad Abddu'ali berkata: Ketika saya tiba di Arrabdzah (tempat pengasingan Abu Dzar), maka saya pergi ke tempat Abu Dzar (Jundub bin Junadah) ra, maka ia berkata kepadaku: Pada suatu hari saya bertemu dengan Nabi SAW di masjid sendirian, tidak ada seorangpun selain Rasulullah saw, maka saya berkata: Nasehatilah aku suatu wasiat, semoga ALLAH SWT menjadikan manfaat bagiku! Nabi SAW : Baiklah dan semoga kau tetap mulia.
Hai Abu Dzar, sesungguhnya kau dari keluargaku, dan aku akan berwasiat kepadamu, maka ingat-ingatlah, karena wasiat ini menghimpun segala kebaikan dan pelaksanaannya, Apabila kau jaga dan kau perhatikan niscaya kau akan mendapat dua bagian dari pahala yang besar.
INILAH KUMPULAN WASIAT/NASIHAT
NABI MUHAMMAD SAW KEPADA ABU DZAR ra. yang juga berlaku bagi diri kita dan anak keturunan kita:
1. Hai Abu Dzar, sembahlah Allah
seolah-olah engkau melihat kepada-Nya, maka bila nyata engkau tidak melihat
Allah, maka yakinkan bahwa Allah melihat engkau.
2. Dan ketahuilah bahwa pertama-tama
ibadah kepada Allah itu ialah Ma'rifat (mengenal) Allah, bahwa ia yang pertama
sebelum segala sesuatu, maka tiada sesuatu sebelum-Nya, dan Tunggal tiada
duanya, dan yang kekal maka tidak ada habisnya. Dia pencipta langit dan bumi
dan apa yang di dalam dan di antara keduanya. Dialah Allah Yang Maha Halus dan
Maha Mengetahui sedalam-dalamnya. Dan Dia atas segala sesuatu Yang Maha
Kuasa.
3.
Kemudian percaya kepadaku dan
mengakui bahwa Allah mengutusku kepada semua manusia untuk menyampaikan kabar
gembira dan mengancam, dan mengajak manusia kembali kepada Allah dengan
izin-Nya. Dan sebagai pelita yang menerangi. Kemudian kasih sayang kepada
keluargaku yang Allah telah menghapus dari mereka segala kotoran dan telah
mensucikan mereka sesuci-sucinya.
4.
Hai Abu Dzar, ketahuilah bahwa Allah
menjadikan keluargaku bagi umatku bagaikan bahtera Nabi Nuh as, siapa yang naik
di atasnya selamat, dan siapa yang mengabaikannya tenggelam dan kasih kepada
keluargaku bagaikan pintu penebus dosa Bani Israil, siapa yang memasukinya
pasti aman”.
5.
Hai Abu Dzar, jagalah wasiatku ini
niscaya kau akan bahagian dunia akhirat”.
6.
Hai Abu Dzar dua macam nikmat,
kebanyakan manusia rugi, karena tidak mempergunakan sebaik-baiknya, yaitu;
Sehat dan waktu lowong (kosong)”.
7.
Hai Abu Dzar, gunakan lima sebelum
tibanya yang lima: Gunakan masa mudamu sebelum tuamu, dan masa sehatmu sebelum
sakitmu dan kekayaanmu sebelum miskinmum dan kesempatanmu sebelum sibukmu dan
hidupmu sebelum matimu”.
8.
Hai Abu Dzar, awaslah jangan
menunda-nunda amal perbuatanmu, karena engkau tergantung pada hari ini, dan
bukan pada hari sesudahnya, maka apabila esok hari itu juga hakmu, maka lakukan
sebagaimana hari ini, dan bila besok itu bukan hakmu, maka engkau tidak
menyesal karena tidak memperlambat apa yang harus kau perbuat hari ini”.
9.
Hai Abu Dzar, berapa banyak orang
yang menghadapi sehari tidak cukup, dan menantikan esok hari yang tidak sampai
(tercapai)”.
10. Hai
Abu Dzar, andaikan engkau dapat melihat ajal dan perjalanannya, niscaya kau
akan membenci angan-angan dan tipudayanya”.
11. Hai
Abu Dzar, jadilah di dunia bagaikan orang yang asing, atau seorang yang lalu
lintas, dan anggaplah dirimu dari golongan orang-orang yang dikubur”.
12. Hai
Abu Dzar, jika kau berada di waktu pagi, maka jangan merasa akan sampai sore
hari, dan jika berada di waktu sore, jangan merasa akan sampai pagi, dan
pergunakan masa sehat sebelum sakit dan masa hidup sebelum mati, sebab kau
tidak mengetahui namamu kelak di hari kemudian”.
13. Hai
Abu Dzar, jika kau tidak dapat menjaga keruntuhan, sebelum tergelincir, maka
tidak akan dapat dielakkan tergelincir, dan tidak akan ada kesempatan untuk
kembali, dan akan memuji kepadamu dengan peninggalanmu orang-orang yang kau
tinggalkan, dan tidak akan memaafkan padamu Tuhan yang kau hadapi dengan
kesibukanmu (maksudnya Allah tidak akan memaafkan kepadamu jika kau beralasan
masih sibuk)”.
14. Hai
Abu Dzar, sayanglah pada umurmu, lebih daripada kesayanganmu terhadap uang emas
dan perakmu”.
15. Hai
Abu Dzar, apakah yang dinantikan oleh seseorang, kecuali kekayaan yang
menyombongkan, atau kemiskinan yang melalaikan, atau penyakit yang merusak,
atau tua yang melemahkan atau mati yang menghabisi, atau Dajjal, maka ia
sejahat-jahat yang dinantikan, atau saat hari kiamat, maka itu lebih seram dan
pahit. Sesungguhnya sejahat-jahatnya manusia di sisi Allah pada hari kiamat,
ialah seorang yang alim yang tidak berguna dengan ilmunya, dan siapa yang
menuntut ilmu sekedar untuk menarik perhatian orang-orang kepadanya, maka ia
tidak akan mendapat bau syurga”.
16. Hai
Abu Dzar, siapa yang mencari ilmu untuk menipu orang maka tidak akan
mendapatkan bau syurga”.
17. Hai
Abu Dzar, jika kau ditanya sesuatu yang
kau tidak ketahui, maka jawablah: Saya tidak mengetahui, supaya selamat dari
tanggung jawabnya, dan jangan memberi fatwa terhadap apa yang tidak kau
ketahui, supaya selamat dari siksa Allah pada hari kiamat”.
18. Hai
Abu Dzar, akan melihat beberapa orang ahli syurga kepada orang-orang ahli
neraka, lalu bertanya: Apakah yang memasukkanmu ke dalam neraka, padahal kami
telah masuk syurga karena didikan dan ajaran-ajaran kamu? Jawab mereka:
Sesungguhnya kami dahulu menganjurkan kebaikan dan kami tidak mengerjakannya”.
19. Hai
Abu Dzar, sesungguhnya hak-hak Allah itu besar, tidak mungkin dapat
dilaksanakan semuanya oleh hamba, dan nikmat karunia Allah lebih banyak dari
apa yang dapat dihitung oleh hamba, tetapi hendaklah kamu di waktu pagi dan sore
selalu bertaubat”.
20. Hai
Abu Dzar, sesungguhnya kau dalam perjalanan malam dan siang menghadapi ajal yang
selalu berkurang, dan amal yang tidak tercatat, sedang maut akan datang tiba-tiba.
Dan siapa menanam kebaikan pasti akan menuai kebaikan, dan siapa menanam kejahatan
pasti akan menuai penyesalan dan tiap-tiap penanam hasil apa yang ditanamnya. Orang
yang lambat tidak dapat mendahului walau sekejap, dan orang yang tamak tidak dapat
mencapai apa yang tidak ditakdir baginya. Siapa yang medapat kebaikan maka Allah
yang memberinya, dan siapa yang menghindar dari bahaya maka Allah yang menghindarkannya
(menyelamatkannya)”.
21. Hai Abu Dzar, orang-orang yang bertaqwa itu orang-orang yang mulia, sedang ulama fiqih itu sebagai pimpinan, dan duduk dengan mereka bertambah ilmu. Seseorang mukmin melihat dosanya bagaikan bukit besar yang kuatir jatuh padanya, sedangkan orang kafir memandang dosanya itu bagaikan lalat yang hinggap di atas hidungnya".
22. Hai Abu Dzar, sesungguhnya Allah ta'ala jika berkehendak kebaikan terhadap hambanya maka menjadikan dosa-dosanya terbayang di ruang matanya, dan jika menghendaki binasanya maka dilupakan akan dosanya. Jangan kau melihat kecilnya dosa tetapi perhatikan kepada siapakah kau berdosa itu".
23.Hai Abu Dzar, sesungguhnya seorang mukmin lebih gelisah terhadap dosanya lebih daripada burung ketika dimasukkan ke dalam sangkarnya".
24. Hai Abu Dzar, siapa yang bersesuaian perkataan dengan perbuatannya, maka itulah orang yang untung, dan siapa yang berlawanan perkataan dengan perbuatannya, maka ia akan membinasakan dirinya".
25. Hai Abu Dzar, seorang itu dapat tertahan rezeqinya karena dosa yang dilakukannya".
26. Hai Abu Dzar, tinggalkan apa-apa yang masih kau ragukan. Dan jangan mengucapkan apa-apa yang bukan kepentinganmu, dan periharalah lidahmu sebagaimana memelihara emas dan perakmu".
27. Hai Abu Dzar, sesungguhnya Allah akan memasukkan suatu kaum ke dalam syurga, dan memberi kepada mereka hingga puas. Sedang di atas mereka ada pula kaum di tingkat tertinggi, maka apabila melihat mereka, dikenal, lalu mereka berkata: Ya Tuhan, mereka itu adalah kawan-kawan kami ketika di dunia, maka dengan apakah mereka dilebihkan dari kami? Jawabnya: Jauh sekali dengan kamu, mereka dahulu lapar ketika kamu kenyang dan haus ketika kamu puas, dan bangun ketika kamu tidur dan tegak ketika kamu berbaring".
28. Hai Abu Dzar, Allah telah menjadikan kesenanganku dalam shalat dan aku puas dengan shalat itu sebagaimana puas orang lapar dengan makanan, dan orang haus dengan air, sedang orang lapar jika makan kenyang, dan orang haus itu jika minum puas, dan saya tidak merasa kenyang dari shalat (maksudnya tidak merasa jemu dengan shalat)".
29. Hai Abu Dzar, tiap orang yang shalat sunnah selain yang fardhu dua belas rakaat tiap sehari semalam, maka pasti ia masuk syurga".
30. Hai Abu Dzar, sesungguhnya selama kau shalat, maka berarti kau sedang mengetuk pintu rahmat Tuhan, dan siapa yang selalu mengetuk pintu raja pasti akan dibukakan baginya".
31. Hai Abu Dzar, tiada seorang mukmin yang berdiri shalat, melainkan bertaburan di atasnya rahmat antara kepalanya sampai arsy, dan Malaikat berkata: Hai Anak Adam andaikan kau mengetahui kedudukan ketika shalat, dan siapa yang kau ajak bicara, niscaya kau akan berhenti".
32. Hai Abu Dzar, shalat itu sebagai tiang agama, dan lidah itu lebih besar bahayanya, dan sedekah itu dapat menghapus dosa, sedang lidah itu besar, dan puasa itu sebagai perisai dari api neraka sedang lidah itu lebih besar bahayanya".
21. Hai Abu Dzar, orang-orang yang bertaqwa itu orang-orang yang mulia, sedang ulama fiqih itu sebagai pimpinan, dan duduk dengan mereka bertambah ilmu. Seseorang mukmin melihat dosanya bagaikan bukit besar yang kuatir jatuh padanya, sedangkan orang kafir memandang dosanya itu bagaikan lalat yang hinggap di atas hidungnya".
22. Hai Abu Dzar, sesungguhnya Allah ta'ala jika berkehendak kebaikan terhadap hambanya maka menjadikan dosa-dosanya terbayang di ruang matanya, dan jika menghendaki binasanya maka dilupakan akan dosanya. Jangan kau melihat kecilnya dosa tetapi perhatikan kepada siapakah kau berdosa itu".
23.Hai Abu Dzar, sesungguhnya seorang mukmin lebih gelisah terhadap dosanya lebih daripada burung ketika dimasukkan ke dalam sangkarnya".
24. Hai Abu Dzar, siapa yang bersesuaian perkataan dengan perbuatannya, maka itulah orang yang untung, dan siapa yang berlawanan perkataan dengan perbuatannya, maka ia akan membinasakan dirinya".
25. Hai Abu Dzar, seorang itu dapat tertahan rezeqinya karena dosa yang dilakukannya".
26. Hai Abu Dzar, tinggalkan apa-apa yang masih kau ragukan. Dan jangan mengucapkan apa-apa yang bukan kepentinganmu, dan periharalah lidahmu sebagaimana memelihara emas dan perakmu".
27. Hai Abu Dzar, sesungguhnya Allah akan memasukkan suatu kaum ke dalam syurga, dan memberi kepada mereka hingga puas. Sedang di atas mereka ada pula kaum di tingkat tertinggi, maka apabila melihat mereka, dikenal, lalu mereka berkata: Ya Tuhan, mereka itu adalah kawan-kawan kami ketika di dunia, maka dengan apakah mereka dilebihkan dari kami? Jawabnya: Jauh sekali dengan kamu, mereka dahulu lapar ketika kamu kenyang dan haus ketika kamu puas, dan bangun ketika kamu tidur dan tegak ketika kamu berbaring".
28. Hai Abu Dzar, Allah telah menjadikan kesenanganku dalam shalat dan aku puas dengan shalat itu sebagaimana puas orang lapar dengan makanan, dan orang haus dengan air, sedang orang lapar jika makan kenyang, dan orang haus itu jika minum puas, dan saya tidak merasa kenyang dari shalat (maksudnya tidak merasa jemu dengan shalat)".
29. Hai Abu Dzar, tiap orang yang shalat sunnah selain yang fardhu dua belas rakaat tiap sehari semalam, maka pasti ia masuk syurga".
30. Hai Abu Dzar, sesungguhnya selama kau shalat, maka berarti kau sedang mengetuk pintu rahmat Tuhan, dan siapa yang selalu mengetuk pintu raja pasti akan dibukakan baginya".
31. Hai Abu Dzar, tiada seorang mukmin yang berdiri shalat, melainkan bertaburan di atasnya rahmat antara kepalanya sampai arsy, dan Malaikat berkata: Hai Anak Adam andaikan kau mengetahui kedudukan ketika shalat, dan siapa yang kau ajak bicara, niscaya kau akan berhenti".
32. Hai Abu Dzar, shalat itu sebagai tiang agama, dan lidah itu lebih besar bahayanya, dan sedekah itu dapat menghapus dosa, sedang lidah itu besar, dan puasa itu sebagai perisai dari api neraka sedang lidah itu lebih besar bahayanya".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar