Pria,
“Wahai Abu Ishak (maksudnya Ibrahim bin Adham), saya telah bertindak di luar
batas terhadap diriku dalam berbagai dosa. Karena itu tolong kemukakan kepadaku
hal-hal yang dapat membentengi atau menyelematkan dari hukuman Allah!”
Ibrahim
bin Adham, “Kalau anda mau menerima saran saya dan mampu melaksanakannya, pasti
maksiat yang anda lakukan itu tak akan berpengaruh apa-apa terhadapmu”.
Pria,
“Katakan wahai Ibrahim!”
Ibrahim
bin Adham, “Yang pertama, bila anda ingin mendurhakai Allah, maka janganlah
anda memakan rezeki-Nya!”
Pria,
“Kalau demikian dari mana saya mendapatkan makan? Semua yang ada di permukaan
bumi ini adalah rezeki yang datang dari-Nya juga”.
Ibrahim
bin Adham, “ Nah, apakah pantas menurut anda. Anda makan rezeki yang
diberikan-Nya dan anda mendurhakai-Nya?”
Pria,
“Tentu tidak. Katakan yang kedua!”
Ibrahim
bin Adham, “Yang kedua, bila anda ingin mendurhakai Allah, jangan tempati
negeri-Nya setapak pun!”
Pria,
“Wah ini lebih besar dari yang pertama tadi, wahai Ibrahim, Timur dan barat
serta wilayah manapun di antara keduanya itu adalah negeri-Nya juga. Di mana
saya harus tinggal?”
Ibrahim
bin Adham, “Nah, kalau demikian, apakah pantas menurut anda. Anda makan rezeki
Allah dan anda tempati negeri-Nya, lalu anda durhaka kepada-Nya?”
Pria,
“Ya tentu tidak. Katakan yang ketiga!”
Ibrahim
bin Adham, “Yang ketiga, bila anda ingin mendurhakai Allah, carilah tempat
untuk melakukannya, yang tidak dapat dilihat oleh-Nya. Disitu anda bisa
melakukan segala maksiat dalam mendurhakai-Nya.”
Pria,
“Bagaimana itu bisa terjadi, padahal Dia, bahkan bisa melihat yang tersembunyi
sekalipun?”
Ibrahim
bin Adham, “Nah, ini lagi! Pantaskah menurut anda? Anda makan rezeki-Nya, anda
tempati negeri-Nya lalu anda berbuat maksiat, mendurhakai-Nya di depan mata-Nya
sendiri?”
Pria,
“Ya tentu juga tidak! Katakan yang keempat!”
Ibrahim
bin Adham, “Yang keempat, bila nanti malaikat maut datang menjemput nyawamu,
anda katakana kepadanya, tangguhkanlah ajalku sampai aku bertobat!”
Pria,
“Jelas ia tidak akan menerimanya!”
Ibrahim
bin Adham, “Lalu bagaimana? Kalau anda tidak mampu membela diri dari maut, agar
anda bertaubat, dan anda tahu bahwa kalau maut datang tidak bisa ditangguhkan,
bagaimana anda mengharapkan lepas dari siksaan-Nya?”
Pria,
“Katakan yang kelima!”
Ibrahim
bin Adham, “Yang kelima, bila nanti, di hari kiamat, malaikat Zabaniyah datang
kepadamu untuk membawamu ke neraka, anda jangan mau pergi bersamanya!”
Pria,
“Pasti malaikat itu tidak akan membiarkan aku”.
Ibrahim
bin Adham, “Kalau begitu bagaimana anda bisa lepas?”
Pria,
“Wahai Ibrahim, cukup! Saya minta ampun dan bertaubat kepada-Nya….!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar