Dendam kesumat yang membara di hati penduduk Makkah masih belum padam lantaran kekuatan mereka terpukul mundur dalam perang Badar, dan tidak sanggup meraih kemenangan dalam perang Uhud. Akhirnya mereka merencanakan perang dengan kaum muslimin lagi. Kekuatan kali ini akan diperkuat dan dibantu oleh kekuatan yang juga benci memandang kejayaan risalah Nabi Muhammad SAW. Segenap angkatan perang yang ada di semenanjung Arabia terpadu menjadi satu laskar dibawah pimpinan Abu Sufyan bin Harb.
Upaya mereka ini tercium oleh Nabi Muhammad SAW, lalu beliau berunding dengan para sahabatnya untuk menyusun strategi pertahanan dalam rangka menghadapi serbuan lawan. Di antara para sahabat itu ada yang berpendapat, "Kita sebagai orang mukmin hendaknya lebih berani dari pada mereka. Kita harus keluar menjumpai mereka". Juga ada yang berpendapat, "Kita tetap menanti sampai mereka menyerbu, Kalau mereka masuk kota Madinah, baru kita angkat senjata". Lalu Salman Al-Farisi datang. Setelah ia mendengar pendapat teman-temannya, ia berkata di depan beliau, "Wahai Rasulullah! Kami pernah hidup di negeri Persia, apabila menghadapi musuh-musuh yang lebih besar, kami akan cepat-cepat membuat parit memanjang yang mengelilingi kota". Usul ini diterima dengan baik oleh Rasulullah, lalu mereka mengerahkan seluruh tenaga untuk menggali parit itu.
Di tengah-tengah penggalian, Salman menjumpai batu raksasa berwarna putih bersih yang sangat keras dan sulit diungkit atau dipecahkan. Banyak sahabat mencoba mengungkit batu itu, namun batu tidak bergerak sedikit pun. Lalu batu itu dipukul dengan godam, namun tidak pecah. Mereka tidak berani mengatakan kepada Rasulullah sebelum mereka menyatakan tidak sanggup. Setelah sahabat-sahabat yang bertubuh kekar tidak mampu, barulah mereka mengadu kepada Nabi Muhammad SAW.
Nabi Muhammad SAW mengambil godam dari tangan Salman. Dengan sekali pukul batu raksasa itu retak dan memancarkan sinar, lalu beliau bertakbir. Suara riuh rendah takbir mulai bergema, setelah suasana menjadi tenang, baru Rasulullah mengayunkan godam untuk kedua kalinya, sampai ketiga kali barulah batu tersebut hancur berserakan.
Batu yang keras itu terbukti harus takluk oleh tangan manusia yang selalu dekat dengan Allah sebagai pencipta batu. Setelah itu Rasulullah bersabda:
"Pada pemukulan pertama ada pancaran sinar hingga aku dapat memandang keraton-keraton Al Hirah dan kota-kota Persia, seolah-olah ekor anjing (gambar-gambar kota di dunia bilamana di foto dari pesawat pengintai di angkasa akan tampak laksana ekor yang panjang). Jibril memberitahu padaku bahwa umatku akan mampu menguasai tempat-tempat itu. Pada pukulan kedua, ada pancaran sinar lagi, aku dapat memandang istana-istana yang menjulang tinggi di daerah Romawi laksana ekor-ekor anjing. Jibril memberi tahu padaku bahwa umatku akan dapat menduduki daerah tersebut. Pada pukulan ketiga, ada pancaran sinar lagi, dan aku dapat memandang istana-istana dan keraton-keraton kota Shan'a (di Yaman). Jibril memberi tahu padaku bahwa umatku akan mampu menaklukkan mereka. Oleh sebab itu bergembiralah kamu'.
Para sahabat sangat senang mendengar kejayaan kaum muslimin sebagaimana yang dikisahkan oleh Rasulullah . Mereka mengucapkan Alhamdulillah atas janji-janji Allah Yang Maha Besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar