Label

MEMANUSIAKAN MANUSIA: INILAH JATIDIRI MANUSIA YANG SESUNGGUHNYA (79) SETAN HARUS JADI PECUNDANG: DIRI PEMENANG (68) SEBUAH PENGALAMAN PRIBADI MENGAJAR KETAUHIDAN DI LAPAS CIPINANG (65) INILAH ALQURAN YANG SESUNGGUHNYA (60) ROUTE TO 1.6.799 JALAN MENUJU MAKRIFATULLAH (59) MUTIARA-MUTIARA KEHIDUPAN: JALAN MENUJU KERIDHAAN ALLAH SWT (54) PUASA SEBAGAI KEBUTUHAN ORANG BERIMAN (50) ENERGI UNTUK MEMOTIVASI DIRI & MENJAGA KEFITRAHAN JIWA (44) RUMUS KEHIDUPAN: TAHU DIRI TAHU ATURAN MAIN DAN TAHU TUJUAN AKHIR (38) TAUHID ILMU YANG WAJIB KITA MILIKI (36) THE ART OF DYING: DATANG FITRAH KEMBALI FITRAH (33) JIWA YANG TENANG LAGI BAHAGIA (27) BUKU PANDUAN UMROH (26) SHALAT ADALAH KEBUTUHAN DIRI (25) HAJI DAN UMROH : JADIKAN DIRI TAMU YANG SUDAH DINANTIKAN KEDATANGANNYA OLEH TUAN RUMAH (24) IKHSAN: INILAH CERMINAN DIRI KITA (24) RUKUN IMAN ADALAH PONDASI DASAR DIINUL ISLAM (23) ZAKAT ADALAH HAK ALLAH SWT YANG HARUS DITUNAIKAN (20) KUMPULAN NASEHAT UNTUK KEHIDUPAN YANG LEBIH BAIK (19) MUTIARA HIKMAH DARI GENERASI TABI'IN DAN TABI'UT TABIIN (18) INSPRIRASI KESEHATAN DIRI (15) SYAHADAT SEBAGAI SEBUAH PERNYATAAN SIKAP (14) DIINUL ISLAM ADALAH AGAMA FITRAH (13) KUMPULAN DOA-DOA (10) BEBERAPA MUKJIZAT RASULULLAH SAW (5) DOSA DAN JUGA KEJAHATAN (5) DZIKIR UNTUK KEBAIKAN DIRI (4) INSPIRASI DARI PARA SAHABAT NABI (4) INILAH IBADAH YANG DISUKAI NABI MUHAMMAD SAW (3) PEMIMPIN DA KEPEMIMPINAN (3) TAHU NABI MUHAMMAD SAW (3) DIALOQ TOKOH ISLAM (2) SABAR ILMU TINGKAT TINGGI (2) SURAT TERBUKA UNTUK PEROKOK dan KORUPTOR (2) IKHLAS DAN SYUKUR (1)

Jumat, 16 September 2016

IMAN KEPADA MALAIKAT



bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan yang (memerdekakan) hamba sahaya, yang mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa.
(surat Al Baqarah (2) ayat 177)



Iman kepada MALAIKAT merupakan salah satu Rukun yang terdapat dalam RUKUN IMAN yang Enam.Jika sekarang kita melaksanakan IMAN kepada MALAIKAT maka kita wajib dan harus pula mempercayai ketentuan Rukun Iman yang lainnya dalam satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Selanjutnya apakah itu MALAIKAT? Malaikat adalah makhluk yang Agung. Jumlah Malaikat sangat banyak dan tidak seorangpun yang tahu berapa jumlah malaikat kecuali  ALLAH SWT. ALLAH SWT menciptakan malaikat dari Cahaya dan dicetak atau diberi karakter untuk kebaikan. Malaikat tidak mengenal kejahatan, Malaikat tidak memberi perintah kepada kejahatan dan Malaikat tidak pula mengerjakan kejahatan. 

Malaikat selalu taat dan patuh kepada ALLAH SWT. Malaikat tidak pernah berbuat maksiat dan/atau tidak pernah membangkang terhadap sesuatu yang diperintahkan kepadanya, bahkan Malaikat selalu mengerjakan apa yang diperintahkan oleh ALLAH SWT tanpa membantah ataupun menggerutu semuanya dilakukan dengan ikhlas. Malaikat selalu bertasbih tanpa rasa jengkel apalagi bosan beribadah kepada ALLAH SWT serta Malaikat tidak pernah sekalipun ujub, sombong, takabur seperti halnya IBLIS yang membangkan perintah ALLAH SWT.




Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari nyalanya api dan Adam diciptakan dari sesuatu yang disifatkan kepada kalian.
(HR Muslim)


Untuk itu lihatlah  dan perhatikanlah Cahaya lampu senter, adakah kebengkokan Cahaya lampu senter setelah senter dipancarkan ke sesuatu bidang tertentu? Cahaya lampu senter tidak akan pernah berbelok-belok, miring ke kiri atau ke kanan  akan tetapi Cahaya akan LURUS sesuai dengan arahan lampu senter. Inilah kondisi dasar atau sifat dasar dari MALAIKAT yang di ciptakan oleh ALLAH SWT dari Nuur atau Cahaya. Sekarang bandingkan dengan JIN/IBLIS/SYAITAN yang diciptakan dari api? Api mempunyai sifat dasar yang sangat berlainan dengan sifat dasar cahaya, jika cahaya selalu lurus sedangkan sifat dasar api adalah Ingin Selalu Menang Sendiri; Tidak Mau Kalah dan Mengalah;  Apapun akan dibabat dan dilawannya tanpa pandang bulu; Semuanya dibakar dan dihajar sampai habis atau sampai luluh lantah, Selalu merasa jagoan.


Adanya perbedaan sifat dasar antara MALAIKAT dengan JIN/IBLIS/SYAITAN akan mengakibatkan adanya perbedaan tingkah laku serta perbuatan di antara ke duanya. Selanjutnya sejak kapankah MALAIKAT ada di bandingkan dengan langit dan bumi, manakah yang lebih dahulu ada? Berdasarkan Hadits yang kami kemukakan di bawah ini, yang lebih dahulu diciptakan oleh ALLAH SWT adalah MALAIKAT, baik yang diciptakan dari NUUR maupun yang diciptakan dari NAAR. Hal yang harus di ingat adalah sebelum perintah sujud kepada Nabi Adam as, posisi dan IBLIS pada waktu itu masih menyandang predikat Malaikat. Namun setelah peristiwa pembangkangan atas perintah ALLAH SWT untuk sujud kepada Nabi Adam as, maka IBLIS tidak diperkenankan lagi oleh ALLAH SWT menyandang predikat sebagai Malaikat. 


Sabda Nabi Muhammad SAW: “Ketika ALLAH menciptakan bumi terjadilah goncangan dan getaran-getaran, maka ALLAH ciptakan gunung-gunung hingga bumi menjadi tenang dan tetap. Malaikat kagum atas kehebatan gunung-gunung itu, mereka bertanya: “Tuhan kami, adakah Engkau ciptakan satu ciptaan yang lebih hebat dari gunung-gunung itu?” Firman Allah: “Ada yaitu Besi”. Adakah yang lebih hebat dari Besi? “ Ada Api” Adakah yang lebih hebat dari Api? Ada! Yaitu Air, yang lebih hebat dari semua itu ialah ANAK ADAM yang bersedekah tangan kanannya lalu sembunyikan dari tangan kirinya.
(HR Tarmidzi)


Sekarang manakah yang lebih dahulu diciptakan oleh ALLAH SWT , apakah MALAIKAT ataukah MANUSIA? Berdasarkan surat Al Baqarah (2) ayat 30 di bawah ini, MALAIKAT lebih dahulu ada dibandingkan dengan keberadaan manusia. Hal ini dipertegas dengan adanya sanggahan dan/atau keberatan MALAIKAT kepada ALLAH SWT ketika hendak menciptakan kekhalifahan di muka bumi dengan menciptakan makhluk baru yang bernama MANUSIA.


ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
(surat Al Baqarah (2) ayat 30)


Timbul pertanyaan baru, kapankah, dimanakah, bagaimanakah MALAIKAT diciptakan oleh ALLAH SWT? Jawabannya, hanya ALLAH SWTlah yang tahu kapan, dimana serta bagaimana MALAIKAT itu diciptakan. Selanjutnya apa yang ALLAH SWT lakukan setelah menciptakan Malaikat, Langit dan Bumi? Berdasarkan surat Yunus (10) ayat 3 di bawah ini, diterangkan bahwa ALLAH SWT bertahta di ARSY setelah menciptakan langit dan bumi. ALLAH SWT berada di ARSY bukanlah untuk melihat apa-apa yang telah diciptakan-Nya, akan tetapi ALLAH SWT berkedudukan di ARSY untuk mengatur, memelihara, menjaga, merawat, segala macam ciptaannya yang berada di langit dan di bumi tanpa terkecuali, termasuk di dalamnya diri kita, anak dan keturunan kita.



Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy untuk mengatur segala urusan. tiada seorangpun yang akan memberi syafa'at kecuali sesudah ada izin-Nya. (Dzat) yang demikian Itulah Allah, Tuhan kamu, Maka sembahlah Dia. Maka Apakah kamu tidak mengambil pelajaran?
(surat Yunus (10) ayat 3)



Lalu dimanakah letak tempat dan kedudukan ALLAH SWT, apakah ALLAH SWT berada bersama dengan ciptaan-Nya ataukah  ALLAH SWT berada di luar ciptaan-Nya? Berdasarkan HADITS ISRA MI"RAD yang kami kemukakan di bawah ini ALLAH SWT berkedudukan di ARSY, dimana ARSY adalah suatu tempat yang berada di luar ciptaan ALLAH SWT. Hal ini terlihat dari letak ARSY yang berada di atas SIDRATUL MUNTAHA, dimana SIDRATUL MUNTAHA itu sendiri adalah suatu ruang yang memisahkan antara ARSY dengan langit yang ke tujuh dan/atau suatu ruang yang memisahkan antara ARSY dengan ciptaan ALLAH SWT.



Abu Dzar r.a berkata: Rasulullah SAW bersabda: Pada suatu malam terbuka atap rumahku di Mekkah, lalu turun Jibril, dan membelah dadaku, kemudian membasuhnya dengan air zam-zam, kemudian ia membawa mangkok emas yang penuh berisi hikmat dan iman lalu dituangkan ke dalam dadaku, lalu ditutup kembali. Kemudian ia membimbing tanganku dan menaikkan aku ke langit dunia, dan ketika sampai di langit, Jibril berkata kepada penjaganya: Bukalah. Lalu ditanya: Siapakah itu? Jawabnya: Jibril. Lalu ditanya: Apakah bersama lain orang? Jawabnya: Ya, bersamaku Muhammad SAW. Ditanya: Apakah dipanggil? Jawabnya: Ya. Ketika telah dibuka, kami naik ke langit dunia tiba-tiba bertemu dengan orang yang duduk sedang di kanan, kirinya banyak gerombolan, bila ia melihat ke kanan tertawa, bila melihat kekiri menangis, maka ia menyambut: Marhaban (selamat datang) nabi yang salih dan putra yang salih. Saya Tanya kepada Jibril: Siapakah itu? Jawabnya: Itu Adam a.s, sedang gerombolan yang kanan-kirinya anak cucunya, yang di kanan ahli sorga dan yang di kirinya ahli neraka, karena itu ia tertawa bila melihat ke kanan, dan menangis bila melihat ke kirinya. Kemudian dinaikkan ke langit kedua, dan minta buka pada penjaganya, juga dikatakan oleh penjaganya sebagaimana langit pertama, lalu dibuka. Anas r.a. berkata: Maka menyebut bahwa di langit-langit itu telah bertemu dengan Adam, Idris, Musa, Isa, Ibrahim a.s. tetapi tidak dijelaskan tempat masing-masing, hanya menyebut  bahwa Adam di langit pertama dan Ibrahim di langit ke enam.Anas r.a. berkata: Ketika Jibril bersama Nabi Muhammad SAW jumpa dengan nabi Idris maka disambut: Marhaban (selamat datang) nabi yang salih dan saudara yang salih. Lalu saya tanya: Siapakah ini? Jawabnya: Ini Idris, kemudian melalui nabi Musa juga disambut: Marhaban binnabiyissalih, dan saya bertanya: Siapakah ini? Jawab Jibril: Itu Musa, lalu melalui Isa juga menyambut selamat datang nabi yang salih dan saudara yang salih, ketika saya tanya: Siapakah itu? Jawab Jibril: Itu Isa a.s. Kemudian melalui Ibrahim juga menyambut: Selamat datang nabi yang salih dan putra yang salih. Lalu saya tanya: Siapakah itu? Jawab Jibril: Itu Ibrahim a.s. Kemudian aku dibawa naik sehingga ke atas mustawa, dimana aku mendengar suara kalam yang mencatat dilauh mahfudh. Maka Allah mewajibkan atas ummatku lima puluh kali sembahyang. Lalu aku kembali membawa perintah kewajiban itu sehingga melalui Musa, maka ia tanya: Apakah yang diwajibkan Tuhan atas ummatmu? Jawabku: Lima puluh kali sembahyang, langsung ia berkata: Kembalilah kepada Tuhan untuk minta keringanan, sebab ummatmu takkan kuat melakukan itu, maka aku kembali kepada Tuhan minta keringanan dan diringankan separuhnya, lalu kembali kepada Musa dan saya terangkan padanya telah diringankan separuhnya, tetapi Musa tetap berkata: Mintalah keringanan karena ummatmu tidak akan kuat, maka kembali aku minta keringanan kepada Tuhan dan mendapat keringanan separuhnya, kemudian kepada Musa saya katakan telah mendapat keringanan separuhnya, tetapi Musa tetap menganjurkan supaya minta keringanan karena ummatmu tidak akan kuat melakukan itu, maka kembalilah aku minta keringanan kepada Tuhan, sehingga Allah berfirman: Itu hanya lima kali dan berarti lima puluh, tidak akan berubah lagi putusanku maka aku kembali kepada Musa dan Musa tetap menganjurkan supaya minta keringanan, tetapi aku jawab bahwa aku malu kepada Tuhan. Kemudian aku dibawa ke sidratul muntaha yang diliputi oleh berbagai warna sehingga aku tidak mengerti apakah itu. Kemudian aku dimasukkan sorga, mendadak kubah-kubahnya dari mutiara dan tanahnya kasturi (misik)
(HR Bukhari, Muslim, Al Lulu Wal Marjan: 102)


Selanjutnya perhatikanlah hadits qudsi yang kami kemukakan di bawah ini, dimana ALLAH SWT menegaskan bahwa sesungguhnya tidaklah akan melihat-Ku suatu makhluk hidup melainkan ia mati dan suatu makhluk yang kering melainkan ia tergelincir dan makhluk yang basah melainkan ia bercerai-berai. Adanya kondisi ALLAH SWT yang tidak mungkin diperlihatkan secara langsung kepada ciptaan-Nya, maka:

1.      NABI MUHAMMAD SAW sebelum melaksanakan ISRA MI'RAD terlebih dahulu dipersiapkan segala sesuatunya oleh MALAIKAT JIBRIL as, yaitu dengan  membelah dada NABI, kemudian membasuhnya dengan air zam-zam, kemudian MALAIKAT JIBRIL as, membawa mangkok emas yang penuh berisi hikmat dan iman lalu dituangkan ke dalam dada NABI, lalu ditutup kembali dada NABI.

2.      MALAIKAT JIBRIL as, hanya mengantar NABI MUHAMMAD SAW sampai SIDRATUL MUNTAHA sehingga NABI MUHAMMAD SAW hanya sendirian menemui ALLAH SWT. Sebab jika sampai MALAIKAT JIBRIL as, melanggar batas di dalam mengantar NABI MUHAMMAD SAW maka berlakukah ketentuan hadits qudsi yang kami kemukakan di bawah ini kepada MALAIKAT JIBRIL as.



Ibnu Abbas r.a berkata: Nabi SAW bersabda: ALLAH ta'ala berfirman:"Wahai Musa. Engkau tidak dapat melihat-Ku. Sesungguhnya tidaklah akan melihat-Ku suatu makhluk hidup melainkan ia mati dan suatu makhluk yang kering melainkan ia tergelincir dan makhluk yang basah melainkan ia bercerai-berai.Sesungguhnya hanyalah ahli syurga yang tidak kehilangan pandangan dan tidak rusak/hancur jasadnya dapat melihat-Ku".
(HQR Al Hakim, 272:202)



ALLAH SWT berkedudukan tetap di luar ciptaan-Nya selain untuk menjaga keutuhan ciptaan-Nya itu sendiri, juga untuk menunjukkan pula KEMAHATINGGIAN yang dimiliki ALLAH SWT. Di lain sisi jika sampai ALLAH SWT bertahta atau bertempat dan berkedudukan bersamaan dengan ciptaan-Nya maka bukan manfaat yang didapat oleh ciptaan-Nya akan tetapi mudharat serta kehancuran yang akan didapat ciptaan-Nya (pelajari kembali saat BUKIT TURSINA hancur tidak sanggup saat diperlihatkan KEMAHAAN ALLAH SWT pada saat NABI MUSA as memintanya). Adanya kondisi yang tidak memungkinkan ALLAH SWT memperlihatkan Kemahaan-Nya secara langsung kepada segala ciptaannya maka ALLAH SWT menciptakan sebuah makhluk yang dapat menjadi abdi dalem bagi kepentingan ALLAH SWT untuk mengatur segala urusan yang berhubungan dengan ciptaan-Nya dari ARSY.



malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun.[1510]
(surat Al Ma'aarij (70) ayat 4)

[1510] Maksudnya: malaikat-malaikat dan Jibril jika menghadap Tuhan memakan waktu satu hari. apabila dilakukan oleh manusia, memakan waktu limapuluh ribu tahun.


Selain daripada itu, jika kita mengacu surat Al Ma'aarij (70) ayat 4 di atas ini, yang menyatakan bahwa jarak antara ARSY dengan bumi yang jika dilakukan oleh manusia akan memakan waktu lima puluh ribu tahun. Untuk itu maka ALLAH SWT menciptakan suatu makhluk yang berasal dari NUUR/CAHAYA yang dinamakan dengan MALAIKAT. Adanya makhluk  yang diciptakan dari NUUR/CAHAYA maka kendala jarak antara ARSY dengan bumi dapat dijembati dengan adanya MALAIKAT.

Sekarang lihatlah MALAIKAT yang mampu menghadap ALLAH SWT hanya dalam satu hari untuk menuju SIDRATUL MUNTAHA. Hal ini dimungkinkan karena dzat pembentuk MALAIKAT dalam hal ini NUUR merupakan bagian dari ASMA AN NUUR yang dimiliki ALLAH SWT. Sekarang apa yang terjadi jika ketentuan hadits qudsi yang kami kemukakan di atas terjadi pada alam yang di akibatkan oleh tidak diciptakannya malaikat? Seluruh ciptaaan ALLAH SWT tanpa terkecuali akan hancur berkeping-keping dan jika ini sampai terjadi bagaimana dengan program kekhalifajan di muka bumi akan berjalan jika buminya telah hancur berkeping-keping.ALLAH SWT selaku DZAT yang memiliki Kesempurnaan  tentu sudah mempersiapkan dengan matang apa-apa yang telah dikehendaki-Nya. Tinggal sekarang bagaimana kita menyikapi ini semua. Selanjutnya kita pelajari dan kita imani keberadaan MALAIKAT yang telah diciptakan oleh ALLAH SWT dengan sebaik-baiknya agar diri kita sukses menjadi KHALIFAH di muka bumi.



1.  BENTUK FISIK MALAIKAT


Sebagai orang mukmin sejati kita wajib mengakui segala apa yang diinformasikan oleh Sang Pencipta, baik secara global ataupun secara terperinci dengan tidak menambah ataupun mengurangi serta tidak memaksakan diri untuk membahas atau mendalami apa yang tidak diinformasikan-Nya kepada kita. Karenanya Allah SWT hanya sedikit menginformasikan kepada kita tentang Malaikat. Hakekat bentuk fisik Malaikat, bagaimana postur dan detail keadaan mereka hanya Allah SWT saja yang tahu. Allah SWT tidak memberitahu kita tentang semua hal yang ghaib, baik yang berkaitan dengan keagungan, sifat dan nama-nama-Nya maupun yang terkait dengan makhluk-makhluk-Nya yang ghaib.

Berdasarkan surat Al Baqarah (2) ayat 30, Allah SWT menjelaskan bahwa Malaikat diciptakan sebelum Nabi Adam as, diciptakan. Allah SWT dalam firmannya memberitahukan kepada para Malaikat bahwa Dia akan menciptakan manusia dan menempatkannya di muka bumi sebagai Khalifah.

Dan ingatlah ketika Rabbmu, berfirman kepada para Malaikat “Sesungguhnya Aku menjadikan seorang Khalifah di muka bumi”. Maka mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menciptakan khalifah di muka bumi itu orang yang akan kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Allah berfirman: ‘Sesungguhnya Aku mengetahui apa-apa yang tidak kamu ketahui”.
(surat Al Baqarah (2) ayat 30)

Adapun tentang material yang menjadi bahan penciptaan Malaikat, Rasullah SAW telah menyampaikan  bahwa malaikat diciptakan dari Cahaya.

Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari api dan Adam diciptakan dari apa yang sudah dijelaskan kepada kalian”
(Hadits Riwayat Muslim dan Ahmad)


Malaikat adalah makhluk cahaya yang tidak mempunyai jasad material yang dapat dijangkau dengan indera manusia, Malaikat tidak seperti manusia. Mereka tidak makan dan minum, tidak tidur, tidak menikah, dibersihkan dari syahwat binatang, disucikan dari dosa-dosa dan kesalahan, dan tidak mempunyai sifat-sifat material seperti yang dimiliki anak Adam. Namun mereka memiliki kemampuan menjelma dengan wujud manusia dengan izin Allah SWT seperti saat Malaikat Jibril as, mendatangi Maryam dalam bentuk manusia.

Dan terangkanlah di dalam Al-Qur’an, yaitu ketika ia menjauhkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur. Maka ia mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka, lalu Kami mengutus roh Kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna.”
(Surat Maryam ayat 16-17)

Selain daripada itu, berdasarkan hadits Malaikat Jibril yang masyhur menjelaskan bagaimana wujud Jibril saat ia datang untuk mengajadi para sahabat tentang arti Islam, Iman dan Ikhsan dan tanda-tanda kiamat. Umar bin Khattab ra, menyebutkan bahwa Malaikat Jibril datang dalam wujud seorang laki-laki yang pakaiannya sangat putih, rambutnya sangat hitam, dan tidak tampak padanya tanda-tanda telah menempuh perjalanan panjang, Ia duduk dekat Nabi SAW seraya menempelkan kedua lututnya ke lutul Rasulullah SAW dan meletakkan telapak tangannya pada kedua pahanya, kemudian mulailah bertanya.

“Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Berkuasa atas segala sesuatu”.
(surat Fathir ayat 1)

Selain daripada itu, berdasarkan surat Fathir ayat 1 yang kami kemukakan di atas ini, di dapat keterangan bahwa malaikat mempunyai sayap dengan jumlah yang berbeda-beda. Itulah yang diinformasikan oleh Allah kepada kita tentang fisik makhluk yang mulia itu. Kita mengimaninya apa adanya tanpa bertanya tentang hal-hal lain. Andaikata ada penjelasan detail yang berguna bagi hamba-Nya, niscaya Allah SWT tidak akan menutup-nutupinya untuk diketahui oleh kita. Dialah yang Maha Lembut dan Maha Kasih kepada kita. Allah SWT mengajari kita kebenaran dan kebaikan.



2.  TUGAS dan  PEKERJAAN MALAIKAT


Hubungan para malaikat dengan ALLAH SWT adalah hubungan penghambaan yang murni, ketaatan dan kepatuhan serta ketundukan mutlak terhadap perintah-perintah ALLLH. Malaikat tidak punya kaitan apapun dengan ALLAH SWT selain kaitan tersebut. Malaikat bukanlah tuhan-tuhan, bukan keturunan dan anak-anak perempuan dari ALLAH SWT sebagaimana yang dikatakan oleh orang-orang musyrik dahulu. Malaikat mentaati ALLAH SWT dan tidak mempunyai kemampuan atas dirinya sendiri. Malaikat tidak dapat mengusulkan sesuatu kepada ALLAH SWT dengan menggunakan kekuatan mereka. Malaikat mengkhususkan diri selamanya hanya untuk beribadah dan taat kepada ALLAH SWT. Inilah hakekat dari malaikat, maka merupakan sebuah kemusyrikan apabila mereka disembah, dimintai pertolongan atau diyakini bahwa mereka menguasai urusan tertentu.

Jika hubungan para malaikat dengan ALLAH SWT adalah hubungan ibadah dan ketaatan yang sempurna, maka hubungan malaikat dengan alam semesta dan manusia merupakan bagian dari pengabdian dan ketaatan. Ibadah malaikat kepada ALLAH SWT tidak hanya sebatas bertasbih dengan memuji ALLAH SWT dan memuliakan-Nya. Melainkan mencakup pelaksanaan kehendak-Nya dengan mengatur dan  memelihara urusan-urusan alam semesta, serta memelihara segala apa yang ada di dalamnya berupa makhluk-makhluk, segala gerak dan aktivitas, segala kehidupan dan benda mati, segala aturan dan undang-undang. Malaikat juga melaksanakan ketetapan  yang berlaku bagi dirinya yang sesuai dengan ketentuan-Nya. Malaikat juga melaksanakan kehendak-Nya dalam mengawasi dan mencatat setiap yang terjadi di alam semesta. Malaikatlah yang ditugasi mengurus langit dan bumi. Setiap gerakan di alam semesta ini masuk dalam tugasnya, sebagaimana yang dikehendaki oleh Sang Pencipta.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dikatakan bahwa Malaikat diciptakan oleh ALLAH SWT untuk mengabdi, untuk berbakti, untuk menjadi abdi dalem bagi dan untuk kepentingan ALLAH SWT semata di dalam mengurus segala urusan dari ARSY. Tugas dan Pekerjaan yang dilaksanakan oleh setiap Malaikat sangat banyak, berbeda-beda dan bermacam-macam  antara satu Malaikat dengan Malaikat yang lainnya. Tugas dan Pekerjaan yang dilakukan oleh Malaikat adalah pekerjaan yang dibebankan oleh ALLAH SWT agar Malaikat itu beribadah dan taat hanya kepada ALLAH SWT. Berikut ini akan kami kemukakan tugas dan pekerjaan Malaikat beserta nama-namanya yang dikemukakan oleh Abu Bakar Al-Jazairi dalam bukunya “Pemurnian Akidah” yaitu :


A.  MALAIKAT JIBRIL as


Malaikat Jibril a.s. disebut juga dengan Ruhul Qudus (Ruh Kudus). ALLAH SWT memberikan sifat kepada Malaikat Jibril a.s. dengan kuat dan dapat dipercaya disebabkan melalui Malaikat Jibril a.s. inilah wahyu atau kalam ALLAH SWT disampaikan kepada NABI dan/atau RASUL sebagai utusan khusus ALLAH SWT di muka bumi. ALLAH SWT memberikan tugas khusus kepada Malaikat Jibril as, dengan tugas yang paling mulia, yaitu sebagai perantara atau mediator antara ALLAH SWT dengan para Rasul-Nya. Malaikat Jibril as, yang membawa turun wahyu, sebagaimana firman ALLAH SWT yang terdapat dalam surat Asy Syu'araa (26) ayat 192-193-194 di bawah ini.

Sesungguhnya Al Qur’an itu   benar-benar   firman   (Allah yang dibawa oleh)  utusan  yang   mulia (Jibril), Yang   mempunyai kekuatan,   yang mempunyai   kedudukan   tinggi   di sisi Allah yang mempunyai Arsy,Yang dita’ati di sana (di alam malaikat) lagi dipercaya.
(surat At Takwiir (81) ayat 19-20-21)

Dan sesungguhnya Al Qur’an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam,Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh           Al-Amin (Jibril), Ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan.
(surat Asy Syu’araa’ (26) ayat 192-193-194)

Malaikat Jibril a.s. adalah malaikat yang menemani Rasulullah melakukan perjalanan Isra’ yaitu dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsha di Palestina dan menemani Rasulullah melakukan perjalanan Mi’rad dari Masjidil Aqsha ke Sidratul Muntaha, suatu tempat yang terletak di atas lapisan langit yang ke tujuh sebelum ARSY.



B.  MALAIKAT MIKAIL 

Malaikat Mikail, diserahi tugas dan tanggung jawab oleh ALLAH SWT untuk menjaga hujan dan tumbuh-tumbuhan.



C.  MALAIKAT ISRAFIL


Malaikat Israfil diserahi tugas dan tanggung jawab oleh ALLAH SWT untuk meniup terompet pada hari kiamat.



D.  MALAIKAT IZRAIL


Malaikat Izrail atau disebut juga dengan Malaikat Maut di serahi tugas dan tanggung jawab oleh ALLAH SWT untuk mencabut ruh manusia sehingga berpisahlah antara JASMANI dengan RUHANI. Malaikat Izrail di dalam melaksanakan tugasnya di bantu oleh Malaikat lainnya  dalam hal ini adalah Pembantu Malaikat Maut.


Dan dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu  malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya.
(surat Al An’aam (6) ayat 61)



E.   PARA PEMBANTU MALAIKAT MAUT


Para Pembantu Malaikat Maut terbagi dalam 2 (dua) kelompok, yaitu Malaikat yang bertugas memberi rahmat dan Malaikat yang bertugas memberi siksaan.



F.   MALAIKAT PEMBAWA ARSY


Malaikat Pembawa Arsy ALLAH SWT ada empat malaikat dan jika hari kiamat telah tiba, ke empat malaikat itu akan digabung untuk menjunjung Arsy ALLAH SWT di atas kepala mereka.


Dan malaikat-malaikat berada di penjuru langit. Dan pada hari itu delapan orang malaikat menjunjung Arsy Tuhanmu di atas (kepala) mereka.
(surat Al Haaqqah (69) ayat 17)

(Malaikat-malaikat) yang memikul Arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan): “Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan periharalah mereka dari siksaan neraka yang bernyala-nyala,
(surat Al Mu’min (40) ayat 7)



G.  MALAIKAT RIDWAN


Malaikat Riddwan diberi tugas dan tanggung jawab oleh ALLAH SWT sebagai penjaga surga dan ia juga di angkat sebagai pimpinan dari para pelayan (malaikat) surga.


H.  PARA MALAIKAT PELAYAN SYURGA


Para Malaikat yang menjadi Pelayan Syurga jumlahnya sangat banyak, tidak dapat dihitung oleh siapapun juga kecuali oleh  ALLAH SWT.


I.    MALAIKAT ZABANIAH


Malaikat Zabaniyah berjumlah sembilan belas malaikat. ALLAH SWT menugaskan Malaikat Zabaniyah di Neraka Jahannam dan mereka diberi wewenang untuk menyiksa penghuni neraka.


Aku akan memasukkannya ke dalam (neraka) Saqar, Tahukah kamu apa (neraka) Saqar itu? Saqar itu tidak meninggalkan dan tidak membiarkan. (Neraka Saqar) adalah pembakar kulit manusia. Diatasnya ada sembilan belas (malaikat penjaga)
(surat Al Muddatstsir (74) ayat 26-30)

  
Mereka berseru: “Hai Malik, biarlah Tuhanmu membunuh kami saja”. Dia menjawab: “Kamu akan tetap tinggal (di neraka ini)”.
(surat Az Zukhruf (43) ayat 77)


Pimpinan malaikat penjaga neraka adalah MALAIKAT MALIK, hal ini sesuai dengan firman ALLAH SWT yang terdapat di dalam surat Az Zukhruf ayat 77 yang menceritakan tentang kondisi di dalam neraka.



J.   PARA MALAIKAT YANG MULIA dan YANG MENCATAT

Malaikat yang mulia dan yang mencatat adalah malaikat ALLAH SWT yang mempunyai pekerjaan mencatat dan menghitung seluruh amal perbuatan manusia. Di sebelah kanan setiap orang mukalaf terdapat malaikat yang mencatat amal kebaikan, sedangkan disebelah kirinya terdapat malaikat yang mencatat amal kejelekan. Hal ini sesuai dengan firman  ALLAH SWT di bawah ini :

Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), Yang mulia (di sisi Allah) dan yang mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu),Mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan.
(surat Al Infithaar (82) ayat 10-11-12)


K.  MALAIKAT HAFAZHAH

Malaikat Hafazhah adalah malaikat ALLAH SWT yang mempunyai tugas dan pekerjaan untuk menjaga manusia dari gangguan  jin, syaitan dan beberapa penyakit. ALLAH SWT berfirman:


Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.
(surat Ar Ra’d (13) ayat 11)


L.   MALAIKAT YANG MENJAGA RAHIM


Malaikat yang menjaga rahim adalah malaikat ALLAH SWT yang mempunyai tugas dan pekerjaan untuk menjaga rahim dan/atau Malaikat yang bertugas untuk mencatat catatan awal dari setiap Jasmani manusia sebelum ruh ditiupkan sewaktu masih di dalam rahim seorang ibu.


Anas r.a berkata: Nabi SAW bersabda: Sesungguhnya Allah Azza wajalla memerintah malaikat menjaga rahim.Abdullah bin Mas’ud  r.a berkata: Rasulullah SAW yang benar dan harus dibenarkan telah menerangkan kepada kami: “Sesungguhnya seseorang terkumpul kejadiannya dalam perut ibunya empat puluh hari berupa mani, kemudian berupa sekepal darah selama itu juga kemudian berupa sekepal daging selama itu juga, kemudian Allah mengutus Malaikat  yang diperintah mencatat empat kalimat dan diperintah: “Tulislah Amalnya, rizqinya, ajalnya dan nasib baik dan sial (celaka), kemudian ditiup ruh kepadanya. Maka sesungguhnya adakalanya seorang dari kamu melakukan amal ahli sorga sehingga antaranya dengan sorga hanya sehasta, tetapi adakalanya dalam suratan pertama, tiba-tiba melakukan amal ahli neraka, dan adakalanya seorang berbuat amal ahli neraka sehingga antaranya dengan neraka hanya sehasta, tiba-tiba dalam ketentuan suratannya ia berubah mengerjakan ahli sorga”.
(HR Bukhari, Muslim)



M. MALAIKAT YANG MENJAGA GUNUNG


Malaikat yang menjaga gunung adalah malaikat ALLAH SWT yang mempunyai tugas dan pekerjaan menjaga gunung. Ini berdasarkan hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari-Muslim:


Malaikat penjaga gunung berseru kepadaku. Dia memberi salam, seraya berkata, wahai Muhammad, hal itu tergantung dirimu. Jika engkau mau, kedua bukit gunung itu akan saya timpakan kepada mereka (orang-orang kafir quraisy)
(HR Bukhari, Muslim)



N.  MALAIKAT PENJAGA DOA


Malaikat Penjaga Doa diberi tugas dan pekerjaan oleh ALLAH SWT untuk menjaga doa-doa para hamba. Jika seorang hamba mendoakan saudaranya yang mukmin sedang di berada di tempat yang jauh, maka malaikat menjawab, “Amin dan semoga engkau mendapatkan pembalasan yang setimpal. Hal ini berdasarkan hadist yang diriwayatkan oleh Muslim:


Doa seorang muslim kepada saudaranya yang ada di tempat yang jauh akan dikabulkan. Di atas kepalanya terdapat malaikat yang diserahi tugas. Jika orang itu mendoakan saudaranya dengan kebaikan, malaikat yang diserahi tugas itu menjawab; “Amien dan semoga engkau mendapat pembalasan yang setimpal”.
(HR Muslim)



O.  MALAIKAT PEMBAWA RUH SETELAH MENINGGAL


Malaikat yang membawa ruh para hamba ke atas menuju langit setelah hamba itu meninggal dunia. Hal ini berdasarkan hadist yang diriwayatkan oleh Muslim:

“Jika ruh seorang mukmin keluar, maka kedua malaikat menemui dan menerimanya, lantas mereka membawanya ke atas’.
(HR Muslim)



P.   MALAIKAT MUNKAR dan MALAIKAT NAKIR


Malaikat Munkar dan Malaikat Nakir adalah malaikat ALLAH SWT yang mempunyai tugas dan pekerjaan untuk menanyakan hamba tentang Tuhan, Agama dan Rasulullah. Malaikat ini akan bertanya siapa Tuhanmu, apa Agamamu, dan siapa Nabimu.

Pembaca, itulah Nama-Nama MALAIKAT dengan segala macam pekerjaan dan tugasnya. Untuk menambah wawasan serta bahan perbandingan antara MALAIKAT dengan SYAITAN, berikut ini akan kami kemukakan pula nama-nama dari anak dan keturunan SYAITAN beserta pekerjaannya masing-masing yang saat ini ada bersama diri kita. Untuk itu mari kita perhatian apa yang dikemukakan oleh UMAR bin KHATHTHAB r.a di dalam sebuah riwayat, beliau menerangkan bahwa anak keturunan  syaitan itu ada sembilan yaitu:


1.      ZALITUN adalah syaitan yang bertugas menggoda penghuni pasar dalam transaksi jual beli dengan menyuruh untuk melakukan kedustaan, penipuan, memuji-muji barang dagangan, mencurangi timbangan/takaran, dan bersumpah palsu.

2.      WATSIN adalah syaitan yang bertugas menggoda manusia yang tertimpa musibah agar tidak bersabar sehingga yang bersangkutan berteriak histeris, menampar-nampar pipi dan sebagainya.

3.      A’WAN adalah syaitan yang bertugas menggoda para penguasa untuk bertindak zhalim.

4.      HAFFAL adalah syaitan yang bertugas membujuk dan menggoda orang untuk meneguk minuman keras.

5.      MURRAH adalah syaitan yang bertugas menggoda orang agar asyik bermain seruling atau alat musik berikut nyanyiannya.

6.      LAQUS adalah syaitan yang bertugas menggoda orang untuk menyembah api.

7.      MASUTH adalah syaitan yang bertugas menyebarkan berita-berita dusta lewat lisan manusia sehingga tidak bisa diketemukan berita yang sebenarnya.

8.      DASIM adalah syaitan yang berada dalam rumah, jika seseorang tidak mengucapkan salam sewaktu memasuki rumahnya dan tidak pernah  menyebut nama ALLAH SWT di dalamnya, maka syaitan tersebut akan menimbulkan perselisihan sehingga  akan terjadi thalaq, khulu’, dan pemukulan. Singkatnya syaitan ini selalu ingin menciptakan ketidakharmonisan di dalam rumah tangga.

9.      WALHAN adalah syaitan yang bertugas menggoda dan mengacaukan manusia dalam berwudhu’, shalat dan dalam ibadah-ibadah lain. 

Sebagai KHALIFAH yang sedang melaksanakan tugas di muka bumi, yang manakah yang akan kita jadikan teman atau sahabat karib, apakah MALAIKAT ataukah SYAITAN? Sebagai orang yang telah Tahu Diri maka sahabat karib diri kita tentulah Malaikat dikarenakan ketaatam dan kepatuhannya kepada ALLAH SWT. Akan tetapi jika kita belum termasuk orang yang telah Tahu Diri kemungkinan besar sahabat karib diri kita dan/atau panutan dan teladan diri kita dalam bertindak akan mencontoh perilaku SYAITAN sang laknatullah. Untuk itu berfikirlah sebelum mengambil suatu tindakan, sesal kemudian tidak akan berguna.


 3. SIFAT-SIFAT MALAIKAT


Iman kepada Malaikat adalah kewajiban setiap umat Islam sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam pelaksanaan Rukun Iman yang enam. Kewajiban untuk mengimani dan mempercayai adanya malaikat-malaikat ALLAH SWT termasuk mempercayai tugas dan pekerjaan mereka. Untuk menambah rasa keimanan kita sebagai salah satu sarana pelaksanaan Rukun Iman yang Enam, berikut ini akan kami kemukakan beberapa sifat yang dimiliki oleh Malaikat, yaitu: 


A.  Malaikat Merasa Malu

Malaikat merasa malu sesuai dengan keadaannya. Hal ini berdasarkan hadist yang menjelaskan bahwa Rasulullah bersabda:



 “Tidakkah kalian merasa malu terhadap seorang laki-laki yang malaikat sendiri merasa malu kepadanya?”

(HR Muslim)


B.  Malaikat Merasa Sakit

Malaikat merasa sakit terhadap sesuatu yang dibenci seperti manusia. Hal ini berdasarkan hadist yang diriwayatkan oleh Muslim, yaitu :


“Barangsiapa yang memakan bawang putih, bawang merah dan barang bakung, hendaknya dia tidak mendekati masjid kita, karena malaikat merasa sakit sebagaimana anak keturunan Adam”.

(HR Muslim)


C. Malaikat Takut Kepada ALLAH SWT


Malaikat takut kepada ALLAH SWT dan Malaikat melaksanakan apa yang diperintahkan oleh ALLAH SWT, hal ini terdapat dalam        Al Qur’an yang terdapat dalam surat An Nahl (16) ayat 49-50, yaitu:


Dan kepada Allah sajalah bersujud segala apa yang berada di langit dan semua makhluk yang melata di bumi dan (juga) para malaikat, sedang mereka (malaikat) tidak menyombongkan diri.Mereka takut kepada Tuhan mereka yang di atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka).

(surat An Nahl (16) ayat 49-50)



D.  Malaikat Taat Kepada ALLAH SWT


Malaikat selalu taat dan patuh hanya kepada ALLAH SWT dan Malaikat tidak pernah sekalipun bermaksiat kepada ALLAH SWT. Sekarang bagaimana dengan diri kita?



Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.

(surat At Thariim (66) ayat 6)

E.  Malaikat Disucikan dari Sifat-Sifat Manusia


Malaikat di sucikan dari sifat-sifat manusia seperti lapar, sakit, makan, minum, payah dan lain sebagainya. Di dalam  Al Qur’an terdapat dalil yang menunjukkan hal tersebut secara pasti. ALLAH SWT berfirman:


Mereka selalu bertasbih malam dan siang tidak henti-hentinya.
(surat Al Anbiyaa’ (21) ayat 20)


Melalui ayat di atas ini, menunjukkan bahwa malaikat tidak tidur, tidak makan dan tidak minum dan tidak juga payah.


F. Malaikat Mencintai Orang Yang Mencintai ALLAH SWT


Malaikat mencintai orang yang mencintai ALLAH SWT sesuai dengan keadaan malaikat itu sendiri yaitu taat dan patuh kepada ALLAH SWT. Hal ini sesuai dengan hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari-Muslim:


“Sesungguhnya Allah jika mencintai seorang hamba, Dia berseru kepada Jibril, “ Sesungguhnya Allah telah mencintai Fulan. Oleh karena itu, cintailah dia. : setelah itu, Jibril mencintainya. Jibril lantas mengumumkan di langit, “Sesungguhnya Allah telah mencintai Fulan. Oleh karena itu hendaklah kalian mencintainya. Dengan demikian, status diterima untuknya diletakkan di bumi.”

(HR Bukhari-Muslim)



  1. Malaikat Berdoa dan Melaknat

Malaikat selalu berdoa, memuji dan memohon, bertasbih serta selalu bertahmit kepada ALLAH SWT sebagai bakti malaikat kepada ALLAH SWT dan juga melakukan hal yang sama kepada manusia yang melakukan tindakan yang serupa dengan malaikat.


Sesungguhnya orang-orang kafir dan mereka mati dalam keadaan kafir, mereka itu mendapat la’nat Allah, para Malaikat dan manusia seluruhnya. Mereka kekal di dalam la’nat itu; tidak akan diringankan siksa dari mereka dan tidak (pula) mereka diberi tangguh.
(surat Al Baqarah (2) ayat 161-162)


(Malaikat-malaikat) yang memikul Arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan): “Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan periharalah mereka dari siksaan neraka yang bernyala-nyala,
(surat Al Mu’min (40) ayat 7)


Demikian juga sebaliknya, malaikat juga akan melaknat kepada orang-orang yang melaknat ALLAH SWT.Jika kita ingin merasakan laknat yang dimohonkan Malaikat kepada ALLAH SWT, caranya sangat mudah, cukup dengan berada di luar kehendak ALLAH SWT.  


H. Penciptaan  Malaikat  adalah  Agung  dan Mereka Berbeda-beda


Penciptaan malaikat adalah agung dan kedudukan malaikat sangat berbeda-beda. Dalam hadits yang diriwayatkan Bukhari-Muslim disebutkan bahwa Malaikat Jibril a.s mempunyai enam ratus sayap, sedangkan malaikat yang lain hanya mempunyai dua sayap. Sedangkan menurut surat Faathir (35) ayat 1 di bawah ini, kedudukan antar malaikat berbeda-beda serta kondisinya pun berbeda beda pula. Ada Malaikat yang memiliki 2(dua) sayap, ada yang 3(tiga) sayap dan juga ada yang 4(empat) sayap.

  
Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang  menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
(surat Faathir (35) ayat 1)


Sekarang MALAIKAT sudah ada, sudah menjalankan tugas serta sedang menjalankan tugas, apa yang harus kita lakukan? Hal yang harus dijadikan pedoman adalah kita tidak boleh menjalankan RUKUN IMAN yang terdiri dari enam ketentuan secara terkotak-kotak atau terpisah-pisah akan tetapi harus dalam satu kesatuan pemahaman, satu kesatuan pelaksanaan dan satu kesatuan keimanan. Kita tidak boleh hanya percaya kepada MALAIKAT saja dengan mengabaikan RUKUN IMAN yang lainnya, akan tetapi kita harus melaksanakan ketentuan RUKUN IMAN secara utuh sehingga dari keimanan itu akan kita dapatkan hal-hal sebagai berikut:

1.      Mengetahui keagungan, kebesaran, kemahaan ALLAH SWT, mengetahui kekuatan ALLAH SWT, dan mengetahui pula kekuasaan ALLAH SWT.Hal ini dikarenakan kebesaran makhluk pada hakekatnya adalah berasal dari keagungan sang Pencipta.

2.      Syukur kepada ALLAH SWT atas perhatian-Nya terhadap manusia sehingga menugasi Malaikat untuk memelihara, mencatat amal-amal dan berbagai kemaslahatan yang lain.

3.      Cinta kepada para Malaikat karena ibadah yang mereka lakukan kepada ALLAH SWT.  



Semoga kita semua termasuk orang-orang yang mampu  melaksanakan Rukun Iman, Rukun Islam dan Ikhsan dalam satu kesatuan yang tidak terpisahkan sehingga kita selalu berada di dalam KEHENDAK ALLAH SWT sehingga kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat dapat kita peroleh dan/atau dapat menghantarkan diri kita pulang kampung ke SYURGA untuk bertemu langsung dengan NABI MUHAMMAD SAW serta ALLAH SWT.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar