bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan
barat itu suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman
kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan
memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim,
orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang
meminta-minta; dan yang (memerdekakan) hamba sahaya, yang mendirikan shalat,
dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia
berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam
peperangan. mereka Itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka Itulah
orang-orang yang bertakwa.
(surat Al
Baqarah (2) ayat 177)
Iman kepada MALAIKAT
merupakan salah satu Rukun yang terdapat dalam RUKUN IMAN yang Enam.Jika
sekarang kita melaksanakan IMAN kepada MALAIKAT maka kita wajib dan harus pula
mempercayai ketentuan Rukun Iman yang lainnya dalam satu kesatuan yang tidak
terpisahkan. Selanjutnya apakah itu MALAIKAT? Malaikat adalah makhluk yang
Agung. Jumlah Malaikat sangat banyak dan tidak seorangpun yang tahu berapa
jumlah malaikat kecuali ALLAH SWT. ALLAH
SWT menciptakan malaikat dari Cahaya dan dicetak atau diberi karakter untuk
kebaikan. Malaikat tidak mengenal kejahatan, Malaikat tidak memberi perintah
kepada kejahatan dan Malaikat tidak pula mengerjakan kejahatan.
Malaikat selalu
taat dan patuh kepada ALLAH SWT. Malaikat tidak pernah berbuat maksiat dan/atau
tidak pernah membangkang terhadap sesuatu yang diperintahkan kepadanya, bahkan
Malaikat selalu mengerjakan apa yang diperintahkan oleh ALLAH SWT tanpa
membantah ataupun menggerutu semuanya dilakukan dengan ikhlas. Malaikat selalu
bertasbih tanpa rasa jengkel apalagi bosan beribadah kepada ALLAH SWT serta
Malaikat tidak pernah sekalipun ujub, sombong, takabur seperti halnya IBLIS
yang membangkan perintah ALLAH SWT.
Malaikat diciptakan
dari cahaya, jin diciptakan dari nyalanya api dan Adam diciptakan dari sesuatu
yang disifatkan kepada kalian.
(HR Muslim)
Untuk itu lihatlah dan
perhatikanlah Cahaya lampu senter, adakah kebengkokan Cahaya lampu senter
setelah senter dipancarkan ke sesuatu bidang tertentu? Cahaya lampu senter
tidak akan pernah berbelok-belok, miring ke kiri atau ke kanan akan tetapi Cahaya akan LURUS sesuai dengan
arahan lampu senter. Inilah kondisi dasar atau sifat dasar dari MALAIKAT yang
di ciptakan oleh ALLAH SWT dari Nuur atau Cahaya. Sekarang bandingkan dengan
JIN/IBLIS/SYAITAN yang diciptakan dari api? Api mempunyai sifat dasar yang
sangat berlainan dengan sifat dasar cahaya, jika cahaya selalu lurus sedangkan
sifat dasar api adalah Ingin Selalu Menang Sendiri; Tidak Mau Kalah dan
Mengalah; Apapun akan dibabat dan
dilawannya tanpa pandang bulu; Semuanya dibakar dan dihajar sampai habis atau
sampai luluh lantah, Selalu merasa jagoan.
Adanya perbedaan sifat dasar antara MALAIKAT dengan JIN/IBLIS/SYAITAN
akan mengakibatkan adanya perbedaan tingkah laku serta perbuatan di antara ke
duanya. Selanjutnya sejak kapankah MALAIKAT ada di bandingkan dengan langit dan
bumi, manakah yang lebih dahulu ada? Berdasarkan Hadits yang kami kemukakan di
bawah ini, yang lebih dahulu diciptakan oleh ALLAH SWT adalah MALAIKAT, baik
yang diciptakan dari NUUR maupun yang diciptakan dari NAAR. Hal yang harus di
ingat adalah sebelum perintah sujud kepada Nabi Adam as, posisi dan IBLIS pada
waktu itu masih menyandang predikat Malaikat. Namun setelah peristiwa
pembangkangan atas perintah ALLAH SWT untuk sujud kepada Nabi Adam as, maka
IBLIS tidak diperkenankan lagi oleh ALLAH SWT menyandang predikat sebagai
Malaikat.
Sabda Nabi Muhammad SAW: “Ketika ALLAH menciptakan
bumi terjadilah goncangan dan getaran-getaran, maka ALLAH ciptakan
gunung-gunung hingga bumi menjadi tenang dan tetap. Malaikat kagum atas
kehebatan gunung-gunung itu, mereka bertanya: “Tuhan kami, adakah Engkau
ciptakan satu ciptaan yang lebih hebat dari gunung-gunung itu?” Firman Allah:
“Ada yaitu Besi”. Adakah yang lebih hebat dari Besi? “ Ada Api” Adakah yang
lebih hebat dari Api? Ada! Yaitu Air, yang lebih hebat dari semua itu ialah
ANAK ADAM yang bersedekah tangan kanannya lalu sembunyikan dari tangan kirinya.
(HR
Tarmidzi)
Sekarang manakah yang lebih dahulu diciptakan oleh
ALLAH SWT , apakah MALAIKAT ataukah MANUSIA? Berdasarkan surat Al Baqarah (2)
ayat 30 di bawah ini, MALAIKAT lebih dahulu ada dibandingkan dengan keberadaan
manusia. Hal ini dipertegas dengan adanya sanggahan dan/atau keberatan MALAIKAT
kepada ALLAH SWT ketika hendak menciptakan kekhalifahan di muka bumi dengan menciptakan
makhluk baru yang bernama MANUSIA.
ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para
Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka
bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah)
di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah,
Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan
Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui."
(surat
Al Baqarah (2) ayat 30)
Timbul pertanyaan baru, kapankah, dimanakah, bagaimanakah MALAIKAT
diciptakan oleh ALLAH SWT? Jawabannya, hanya ALLAH SWTlah yang tahu kapan,
dimana serta bagaimana MALAIKAT itu diciptakan. Selanjutnya apa
yang ALLAH SWT lakukan setelah menciptakan Malaikat, Langit dan Bumi?
Berdasarkan surat Yunus (10) ayat 3 di bawah ini, diterangkan bahwa ALLAH SWT
bertahta di ARSY setelah menciptakan langit dan bumi. ALLAH SWT berada di ARSY
bukanlah untuk melihat apa-apa yang telah diciptakan-Nya, akan tetapi ALLAH SWT
berkedudukan di ARSY untuk mengatur, memelihara, menjaga, merawat, segala macam
ciptaannya yang berada di langit dan di bumi tanpa terkecuali, termasuk di
dalamnya diri kita, anak dan keturunan kita.
Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang
menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas
'Arsy untuk mengatur segala urusan. tiada seorangpun yang akan memberi syafa'at
kecuali sesudah ada izin-Nya. (Dzat) yang demikian Itulah Allah, Tuhan kamu,
Maka sembahlah Dia. Maka Apakah kamu tidak mengambil pelajaran?
(surat
Yunus (10) ayat 3)
Lalu dimanakah letak
tempat dan kedudukan ALLAH SWT, apakah ALLAH SWT berada bersama dengan
ciptaan-Nya ataukah ALLAH SWT berada di
luar ciptaan-Nya? Berdasarkan HADITS
ISRA MI"RAD yang kami kemukakan di bawah ini ALLAH SWT berkedudukan di
ARSY, dimana ARSY adalah suatu tempat yang berada di luar ciptaan ALLAH SWT.
Hal ini terlihat dari letak ARSY yang berada di atas SIDRATUL MUNTAHA, dimana
SIDRATUL MUNTAHA itu sendiri adalah suatu ruang yang memisahkan antara ARSY
dengan langit yang ke tujuh dan/atau suatu ruang yang memisahkan antara ARSY
dengan ciptaan ALLAH SWT.
Abu Dzar
r.a berkata: Rasulullah SAW bersabda: Pada suatu malam terbuka atap rumahku di
Mekkah, lalu turun Jibril, dan membelah dadaku, kemudian membasuhnya dengan air
zam-zam, kemudian ia membawa mangkok emas yang penuh berisi hikmat dan iman
lalu dituangkan ke dalam dadaku, lalu ditutup kembali. Kemudian ia membimbing
tanganku dan menaikkan aku ke langit dunia, dan ketika sampai di langit, Jibril
berkata kepada penjaganya: Bukalah. Lalu ditanya: Siapakah itu? Jawabnya:
Jibril. Lalu ditanya: Apakah bersama lain orang? Jawabnya: Ya, bersamaku
Muhammad SAW. Ditanya: Apakah dipanggil? Jawabnya: Ya. Ketika telah dibuka,
kami naik ke langit dunia tiba-tiba bertemu dengan orang yang duduk sedang di
kanan, kirinya banyak gerombolan, bila ia melihat ke kanan tertawa, bila
melihat kekiri menangis, maka ia menyambut: Marhaban (selamat datang) nabi yang
salih dan putra yang salih. Saya Tanya kepada Jibril: Siapakah itu? Jawabnya:
Itu Adam a.s, sedang gerombolan yang kanan-kirinya anak cucunya, yang di kanan
ahli sorga dan yang di kirinya ahli neraka, karena itu ia tertawa bila melihat
ke kanan, dan menangis bila melihat ke kirinya. Kemudian dinaikkan ke langit kedua,
dan minta buka pada penjaganya, juga dikatakan oleh penjaganya sebagaimana
langit pertama, lalu dibuka. Anas r.a. berkata: Maka menyebut bahwa di
langit-langit itu telah bertemu dengan Adam, Idris, Musa, Isa, Ibrahim a.s.
tetapi tidak dijelaskan tempat masing-masing, hanya menyebut bahwa Adam di langit pertama dan Ibrahim di
langit ke enam.Anas r.a. berkata: Ketika Jibril bersama Nabi Muhammad SAW jumpa
dengan nabi Idris maka disambut: Marhaban (selamat datang) nabi yang salih dan
saudara yang salih. Lalu saya tanya: Siapakah ini? Jawabnya: Ini Idris,
kemudian melalui nabi Musa juga disambut: Marhaban binnabiyissalih, dan saya
bertanya: Siapakah ini? Jawab Jibril: Itu Musa, lalu melalui Isa juga menyambut
selamat datang nabi yang salih dan saudara yang salih, ketika saya tanya:
Siapakah itu? Jawab Jibril: Itu Isa a.s. Kemudian melalui Ibrahim juga
menyambut: Selamat datang nabi yang salih dan putra yang salih. Lalu saya
tanya: Siapakah itu? Jawab Jibril: Itu Ibrahim a.s. Kemudian aku dibawa naik
sehingga ke atas mustawa, dimana aku mendengar suara kalam yang mencatat dilauh
mahfudh. Maka Allah mewajibkan atas ummatku lima puluh kali sembahyang. Lalu
aku kembali membawa perintah kewajiban itu sehingga melalui Musa, maka ia
tanya: Apakah yang diwajibkan Tuhan atas ummatmu? Jawabku: Lima puluh kali
sembahyang, langsung ia berkata: Kembalilah kepada Tuhan untuk minta
keringanan, sebab ummatmu takkan kuat melakukan itu, maka aku kembali kepada
Tuhan minta keringanan dan diringankan separuhnya, lalu kembali kepada Musa dan
saya terangkan padanya telah diringankan separuhnya, tetapi Musa tetap berkata:
Mintalah keringanan karena ummatmu tidak akan kuat, maka kembali aku minta
keringanan kepada Tuhan dan mendapat keringanan separuhnya, kemudian kepada
Musa saya katakan telah mendapat keringanan separuhnya, tetapi Musa tetap
menganjurkan supaya minta keringanan karena ummatmu tidak akan kuat melakukan
itu, maka kembalilah aku minta keringanan kepada Tuhan, sehingga Allah
berfirman: Itu hanya lima kali dan berarti lima puluh, tidak akan berubah lagi
putusanku maka aku kembali kepada Musa dan Musa tetap menganjurkan supaya minta
keringanan, tetapi aku jawab bahwa aku malu kepada Tuhan. Kemudian aku dibawa
ke sidratul muntaha yang diliputi oleh berbagai warna sehingga aku tidak
mengerti apakah itu. Kemudian aku dimasukkan sorga, mendadak kubah-kubahnya
dari mutiara dan tanahnya kasturi (misik)
(HR Bukhari, Muslim, Al Lulu Wal
Marjan: 102)
Selanjutnya perhatikanlah hadits qudsi yang kami
kemukakan di bawah ini, dimana ALLAH SWT menegaskan bahwa sesungguhnya tidaklah
akan melihat-Ku suatu makhluk hidup melainkan ia mati dan suatu makhluk yang
kering melainkan ia tergelincir dan makhluk yang basah melainkan ia
bercerai-berai. Adanya kondisi ALLAH SWT yang tidak mungkin diperlihatkan
secara langsung kepada ciptaan-Nya, maka:
1.
NABI MUHAMMAD
SAW sebelum melaksanakan ISRA MI'RAD terlebih dahulu dipersiapkan segala
sesuatunya oleh MALAIKAT JIBRIL as, yaitu dengan membelah dada NABI, kemudian membasuhnya
dengan air zam-zam, kemudian MALAIKAT JIBRIL as, membawa mangkok emas yang
penuh berisi hikmat dan iman lalu dituangkan ke dalam dada NABI, lalu ditutup
kembali dada NABI.
2.
MALAIKAT
JIBRIL as, hanya mengantar NABI MUHAMMAD SAW sampai SIDRATUL MUNTAHA sehingga
NABI MUHAMMAD SAW hanya sendirian menemui ALLAH SWT. Sebab jika sampai MALAIKAT
JIBRIL as, melanggar batas di dalam mengantar NABI MUHAMMAD SAW maka berlakukah
ketentuan hadits qudsi yang kami kemukakan di bawah ini kepada MALAIKAT JIBRIL
as.
Ibnu Abbas r.a berkata: Nabi SAW bersabda: ALLAH ta'ala
berfirman:"Wahai Musa. Engkau tidak dapat melihat-Ku. Sesungguhnya
tidaklah akan melihat-Ku suatu makhluk hidup melainkan ia mati dan suatu
makhluk yang kering melainkan ia tergelincir dan makhluk yang basah melainkan
ia bercerai-berai.Sesungguhnya hanyalah ahli syurga yang tidak kehilangan
pandangan dan tidak rusak/hancur jasadnya dapat melihat-Ku".
(HQR Al Hakim,
272:202)
ALLAH SWT berkedudukan tetap di luar ciptaan-Nya selain untuk menjaga
keutuhan ciptaan-Nya itu sendiri, juga untuk menunjukkan pula KEMAHATINGGIAN
yang dimiliki ALLAH SWT. Di lain sisi jika sampai ALLAH SWT bertahta atau
bertempat dan berkedudukan bersamaan dengan ciptaan-Nya maka bukan manfaat yang
didapat oleh ciptaan-Nya akan tetapi mudharat serta kehancuran yang akan didapat ciptaan-Nya (pelajari kembali saat BUKIT TURSINA hancur tidak sanggup
saat diperlihatkan KEMAHAAN ALLAH SWT pada saat NABI MUSA as memintanya).
Adanya kondisi yang tidak memungkinkan ALLAH SWT memperlihatkan Kemahaan-Nya
secara langsung kepada segala ciptaannya maka ALLAH SWT menciptakan sebuah
makhluk yang dapat menjadi abdi dalem bagi kepentingan ALLAH SWT untuk mengatur
segala urusan yang berhubungan dengan ciptaan-Nya dari ARSY.
malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap)
kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun.[1510]
(surat
Al Ma'aarij (70) ayat 4)
[1510] Maksudnya: malaikat-malaikat dan Jibril jika
menghadap Tuhan memakan waktu satu hari. apabila dilakukan oleh manusia,
memakan waktu limapuluh ribu tahun.
Selain daripada itu, jika kita mengacu surat Al Ma'aarij (70) ayat 4 di
atas ini, yang menyatakan bahwa jarak antara ARSY dengan bumi yang jika
dilakukan oleh manusia akan memakan waktu lima puluh ribu tahun. Untuk itu maka
ALLAH SWT menciptakan suatu makhluk yang berasal dari NUUR/CAHAYA yang
dinamakan dengan MALAIKAT. Adanya makhluk
yang diciptakan dari NUUR/CAHAYA maka kendala jarak antara ARSY dengan
bumi dapat dijembati dengan adanya MALAIKAT.
Sekarang lihatlah MALAIKAT yang mampu menghadap ALLAH SWT hanya dalam
satu hari untuk menuju SIDRATUL MUNTAHA. Hal ini dimungkinkan karena dzat
pembentuk MALAIKAT dalam hal ini NUUR merupakan bagian dari ASMA AN NUUR yang
dimiliki ALLAH SWT. Sekarang apa yang terjadi jika ketentuan hadits qudsi yang
kami kemukakan di atas terjadi pada alam yang di akibatkan oleh tidak
diciptakannya malaikat? Seluruh ciptaaan ALLAH SWT tanpa terkecuali akan hancur
berkeping-keping dan jika ini sampai terjadi bagaimana dengan program
kekhalifajan di muka bumi akan berjalan jika buminya telah hancur
berkeping-keping.ALLAH SWT selaku DZAT yang memiliki Kesempurnaan tentu sudah mempersiapkan dengan matang
apa-apa yang telah dikehendaki-Nya. Tinggal sekarang bagaimana kita menyikapi
ini semua. Selanjutnya kita pelajari dan kita imani keberadaan MALAIKAT yang
telah diciptakan oleh ALLAH SWT dengan sebaik-baiknya agar diri kita sukses
menjadi KHALIFAH di muka bumi.
1. BENTUK
FISIK MALAIKAT
Sebagai orang mukmin
sejati kita wajib mengakui segala apa yang diinformasikan oleh Sang Pencipta,
baik secara global ataupun secara terperinci dengan tidak menambah ataupun
mengurangi serta tidak memaksakan diri untuk membahas atau mendalami apa yang
tidak diinformasikan-Nya kepada kita. Karenanya Allah SWT hanya sedikit
menginformasikan kepada kita tentang Malaikat. Hakekat bentuk fisik Malaikat,
bagaimana postur dan detail keadaan mereka hanya Allah SWT saja yang tahu.
Allah SWT tidak memberitahu kita tentang semua hal yang ghaib, baik yang
berkaitan dengan keagungan, sifat dan nama-nama-Nya maupun yang terkait dengan
makhluk-makhluk-Nya yang ghaib.
Berdasarkan surat Al
Baqarah (2) ayat 30, Allah SWT menjelaskan bahwa Malaikat diciptakan sebelum
Nabi Adam as, diciptakan. Allah SWT dalam firmannya memberitahukan kepada para
Malaikat bahwa Dia akan menciptakan manusia dan menempatkannya di muka bumi
sebagai Khalifah.
Dan
ingatlah ketika Rabbmu, berfirman kepada para Malaikat “Sesungguhnya Aku
menjadikan seorang Khalifah di muka bumi”. Maka mereka berkata: “Mengapa Engkau
hendak menciptakan khalifah di muka bumi itu orang yang akan kerusakan padanya
dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau
dan mensucikan Engkau?” Allah berfirman: ‘Sesungguhnya Aku mengetahui apa-apa
yang tidak kamu ketahui”.
(surat
Al Baqarah (2) ayat 30)
Adapun tentang material
yang menjadi bahan penciptaan Malaikat, Rasullah SAW telah menyampaikan bahwa malaikat diciptakan dari Cahaya.
Malaikat
diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari api dan Adam diciptakan dari apa
yang sudah dijelaskan kepada kalian”
(Hadits
Riwayat Muslim dan Ahmad)
Malaikat adalah makhluk
cahaya yang tidak mempunyai jasad material yang dapat dijangkau dengan indera
manusia, Malaikat tidak seperti manusia. Mereka tidak makan dan minum, tidak
tidur, tidak menikah, dibersihkan dari syahwat binatang, disucikan dari
dosa-dosa dan kesalahan, dan tidak mempunyai sifat-sifat material seperti yang
dimiliki anak Adam. Namun mereka memiliki kemampuan menjelma dengan wujud
manusia dengan izin Allah SWT seperti saat Malaikat Jibril as, mendatangi
Maryam dalam bentuk manusia.
Dan
terangkanlah di dalam Al-Qur’an, yaitu ketika ia menjauhkan diri dari
keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur. Maka ia mengadakan tabir (yang
melindunginya) dari mereka, lalu Kami mengutus roh Kami kepadanya, maka ia
menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna.”
(Surat
Maryam ayat 16-17)
Selain daripada itu,
berdasarkan hadits Malaikat Jibril yang masyhur menjelaskan bagaimana wujud
Jibril saat ia datang untuk mengajadi para sahabat tentang arti Islam, Iman dan
Ikhsan dan tanda-tanda kiamat. Umar bin Khattab ra, menyebutkan bahwa Malaikat
Jibril datang dalam wujud seorang laki-laki yang pakaiannya sangat putih,
rambutnya sangat hitam, dan tidak tampak padanya tanda-tanda telah menempuh
perjalanan panjang, Ia duduk dekat Nabi SAW seraya menempelkan kedua lututnya
ke lutul Rasulullah SAW dan meletakkan telapak tangannya pada kedua pahanya,
kemudian mulailah bertanya.
“Segala
puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat sebagai
utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap
masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada
ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Berkuasa atas segala
sesuatu”.
(surat
Fathir ayat 1)
Selain daripada itu,
berdasarkan surat Fathir ayat 1 yang kami kemukakan di atas ini, di dapat
keterangan bahwa malaikat mempunyai sayap dengan jumlah yang berbeda-beda.
Itulah yang diinformasikan oleh Allah kepada kita tentang fisik makhluk yang
mulia itu. Kita mengimaninya apa adanya tanpa bertanya tentang hal-hal lain.
Andaikata ada penjelasan detail yang berguna bagi hamba-Nya, niscaya Allah SWT
tidak akan menutup-nutupinya untuk diketahui oleh kita. Dialah yang Maha Lembut
dan Maha Kasih kepada kita. Allah SWT mengajari kita kebenaran dan kebaikan.
2. TUGAS
dan PEKERJAAN MALAIKAT
Hubungan para malaikat dengan ALLAH SWT adalah hubungan penghambaan yang murni, ketaatan dan kepatuhan serta ketundukan mutlak terhadap perintah-perintah ALLLH. Malaikat tidak punya kaitan apapun dengan ALLAH SWT selain kaitan tersebut. Malaikat bukanlah tuhan-tuhan, bukan keturunan dan anak-anak perempuan dari ALLAH SWT sebagaimana yang dikatakan oleh orang-orang musyrik dahulu. Malaikat mentaati ALLAH SWT dan tidak mempunyai kemampuan atas dirinya sendiri. Malaikat tidak dapat mengusulkan sesuatu kepada ALLAH SWT dengan menggunakan kekuatan mereka. Malaikat mengkhususkan diri selamanya hanya untuk beribadah dan taat kepada ALLAH SWT. Inilah hakekat dari malaikat, maka merupakan sebuah kemusyrikan apabila mereka disembah, dimintai pertolongan atau diyakini bahwa mereka menguasai urusan tertentu.
Jika hubungan para malaikat dengan ALLAH SWT adalah hubungan ibadah dan
ketaatan yang sempurna, maka hubungan malaikat dengan alam semesta dan manusia
merupakan bagian dari pengabdian dan ketaatan. Ibadah malaikat kepada ALLAH SWT
tidak hanya sebatas bertasbih dengan memuji ALLAH SWT dan memuliakan-Nya.
Melainkan mencakup pelaksanaan kehendak-Nya dengan mengatur dan memelihara urusan-urusan alam semesta, serta
memelihara segala apa yang ada di dalamnya berupa makhluk-makhluk, segala gerak
dan aktivitas, segala kehidupan dan benda mati, segala aturan dan undang-undang.
Malaikat juga melaksanakan ketetapan
yang berlaku bagi dirinya yang sesuai dengan ketentuan-Nya. Malaikat
juga melaksanakan kehendak-Nya dalam mengawasi dan mencatat setiap yang terjadi
di alam semesta. Malaikatlah yang ditugasi mengurus langit dan bumi. Setiap
gerakan di alam semesta ini masuk dalam tugasnya, sebagaimana yang dikehendaki
oleh Sang Pencipta.
Berdasarkan uraian
diatas, maka dapat dikatakan bahwa Malaikat diciptakan oleh ALLAH SWT untuk
mengabdi, untuk berbakti, untuk menjadi abdi dalem bagi dan untuk kepentingan
ALLAH SWT semata di dalam mengurus segala urusan dari ARSY. Tugas dan Pekerjaan
yang dilaksanakan oleh setiap Malaikat sangat banyak, berbeda-beda dan
bermacam-macam antara satu Malaikat
dengan Malaikat yang lainnya. Tugas dan Pekerjaan yang dilakukan oleh Malaikat
adalah pekerjaan yang dibebankan oleh ALLAH SWT agar Malaikat itu beribadah dan
taat hanya kepada ALLAH SWT. Berikut ini akan kami kemukakan tugas dan
pekerjaan Malaikat beserta nama-namanya yang dikemukakan oleh Abu Bakar Al-Jazairi dalam bukunya “Pemurnian Akidah” yaitu :
A. MALAIKAT JIBRIL as
Malaikat Jibril a.s. disebut juga dengan Ruhul Qudus (Ruh Kudus). ALLAH SWT memberikan sifat kepada Malaikat Jibril a.s. dengan kuat dan dapat dipercaya disebabkan melalui Malaikat Jibril a.s. inilah wahyu atau kalam ALLAH SWT disampaikan kepada NABI dan/atau RASUL sebagai utusan khusus ALLAH SWT di muka bumi. ALLAH SWT memberikan tugas khusus kepada Malaikat Jibril as, dengan tugas yang paling mulia, yaitu sebagai perantara atau mediator antara ALLAH SWT dengan para Rasul-Nya. Malaikat Jibril as, yang membawa turun wahyu, sebagaimana firman ALLAH SWT yang terdapat dalam surat Asy Syu'araa (26) ayat 192-193-194 di bawah ini.
Sesungguhnya
Al Qur’an itu benar-benar firman
(Allah yang dibawa oleh) utusan yang
mulia (Jibril), Yang mempunyai
kekuatan, yang mempunyai kedudukan
tinggi di sisi Allah yang
mempunyai Arsy,Yang dita’ati di sana (di alam malaikat) lagi dipercaya.
(surat At Takwiir
(81) ayat 19-20-21)
Dan sesungguhnya Al
Qur’an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam,Dia dibawa turun oleh
Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), Ke
dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang
yang memberi peringatan.
(surat Asy Syu’araa’
(26) ayat 192-193-194)
Malaikat Jibril a.s.
adalah malaikat yang menemani Rasulullah melakukan perjalanan Isra’ yaitu dari
Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsha di Palestina dan menemani Rasulullah
melakukan perjalanan Mi’rad dari Masjidil Aqsha ke Sidratul Muntaha, suatu tempat
yang terletak di atas lapisan langit yang ke tujuh sebelum ARSY.
B. MALAIKAT MIKAIL
Malaikat Mikail,
diserahi tugas dan tanggung jawab oleh ALLAH SWT untuk menjaga hujan dan
tumbuh-tumbuhan.
C. MALAIKAT ISRAFIL
Malaikat Israfil diserahi tugas dan tanggung jawab oleh ALLAH SWT untuk meniup terompet pada hari kiamat.
D. MALAIKAT IZRAIL
Malaikat Izrail atau disebut juga dengan Malaikat Maut di serahi tugas dan tanggung jawab oleh ALLAH SWT untuk mencabut ruh manusia sehingga berpisahlah antara JASMANI dengan RUHANI. Malaikat Izrail di dalam melaksanakan tugasnya di bantu oleh Malaikat lainnya dalam hal ini adalah Pembantu Malaikat Maut.
Dan dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya.
(surat Al An’aam (6) ayat
61)
E. PARA PEMBANTU MALAIKAT MAUT
Para Pembantu Malaikat
Maut terbagi dalam 2 (dua) kelompok, yaitu Malaikat yang bertugas memberi
rahmat dan Malaikat yang bertugas memberi siksaan.
F. MALAIKAT PEMBAWA ARSY
Malaikat Pembawa Arsy ALLAH SWT ada empat malaikat dan jika hari kiamat telah tiba, ke empat malaikat itu akan digabung untuk menjunjung Arsy ALLAH SWT di atas kepala mereka.
Dan malaikat-malaikat berada di penjuru langit. Dan pada hari itu delapan orang malaikat menjunjung Arsy Tuhanmu di atas (kepala) mereka.
(surat
Al Haaqqah (69) ayat 17)
(Malaikat-malaikat)
yang memikul Arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji
Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang
yang beriman (seraya mengucapkan): “Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau
meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat
dan mengikuti jalan Engkau dan periharalah mereka dari siksaan neraka yang
bernyala-nyala,
(surat
Al Mu’min (40) ayat 7)
G. MALAIKAT RIDWAN
Malaikat Riddwan diberi
tugas dan tanggung jawab oleh ALLAH SWT sebagai penjaga surga dan ia juga di
angkat sebagai pimpinan dari para pelayan (malaikat) surga.
H. PARA MALAIKAT PELAYAN SYURGA
Para Malaikat yang menjadi Pelayan Syurga jumlahnya sangat banyak, tidak dapat dihitung oleh siapapun juga kecuali oleh ALLAH SWT.
I. MALAIKAT ZABANIAH
Malaikat Zabaniyah berjumlah sembilan belas malaikat. ALLAH SWT menugaskan Malaikat Zabaniyah di Neraka Jahannam dan mereka diberi wewenang untuk menyiksa penghuni neraka.
Aku akan memasukkannya ke dalam (neraka) Saqar, Tahukah kamu apa (neraka) Saqar itu? Saqar itu tidak meninggalkan dan tidak membiarkan. (Neraka Saqar) adalah pembakar kulit manusia. Diatasnya ada sembilan belas (malaikat penjaga)
(surat Al
Muddatstsir (74) ayat 26-30)
Mereka berseru: “Hai
Malik, biarlah Tuhanmu membunuh kami saja”. Dia menjawab: “Kamu akan tetap
tinggal (di neraka ini)”.
(surat Az Zukhruf
(43) ayat 77)
Pimpinan malaikat penjaga neraka adalah MALAIKAT MALIK, hal ini sesuai dengan firman ALLAH SWT yang terdapat di dalam surat Az Zukhruf ayat 77 yang menceritakan tentang kondisi di dalam neraka.
J. PARA MALAIKAT YANG MULIA dan YANG MENCATAT
Malaikat yang mulia dan
yang mencatat adalah malaikat ALLAH SWT yang mempunyai pekerjaan mencatat dan
menghitung seluruh amal perbuatan manusia. Di sebelah kanan setiap orang
mukalaf terdapat malaikat yang mencatat amal kebaikan, sedangkan disebelah
kirinya terdapat malaikat yang mencatat amal kejelekan. Hal ini sesuai dengan
firman ALLAH SWT di bawah ini :
Padahal sesungguhnya
bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), Yang mulia (di
sisi Allah) dan yang mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu),Mereka mengetahui apa
yang kamu kerjakan.
(surat Al Infithaar
(82) ayat 10-11-12)
K. MALAIKAT HAFAZHAH
Malaikat Hafazhah
adalah malaikat ALLAH SWT yang mempunyai tugas dan pekerjaan untuk menjaga
manusia dari gangguan jin, syaitan dan
beberapa penyakit. ALLAH SWT berfirman:
Bagi manusia ada
malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di
belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak
merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri
mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum,
maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tidak ada pelindung bagi
mereka selain Dia.
(surat Ar Ra’d (13)
ayat 11)
L. MALAIKAT YANG MENJAGA RAHIM
Malaikat yang menjaga
rahim adalah malaikat ALLAH SWT yang mempunyai tugas dan pekerjaan untuk
menjaga rahim dan/atau Malaikat yang bertugas untuk mencatat catatan awal dari
setiap Jasmani manusia sebelum ruh ditiupkan sewaktu masih di dalam rahim
seorang ibu.
Anas r.a berkata: Nabi SAW bersabda: Sesungguhnya Allah Azza wajalla memerintah malaikat menjaga rahim.Abdullah bin Mas’ud r.a berkata: Rasulullah SAW yang benar dan harus dibenarkan telah menerangkan kepada kami: “Sesungguhnya seseorang terkumpul kejadiannya dalam perut ibunya empat puluh hari berupa mani, kemudian berupa sekepal darah selama itu juga kemudian berupa sekepal daging selama itu juga, kemudian Allah mengutus Malaikat yang diperintah mencatat empat kalimat dan diperintah: “Tulislah Amalnya, rizqinya, ajalnya dan nasib baik dan sial (celaka), kemudian ditiup ruh kepadanya. Maka sesungguhnya adakalanya seorang dari kamu melakukan amal ahli sorga sehingga antaranya dengan sorga hanya sehasta, tetapi adakalanya dalam suratan pertama, tiba-tiba melakukan amal ahli neraka, dan adakalanya seorang berbuat amal ahli neraka sehingga antaranya dengan neraka hanya sehasta, tiba-tiba dalam ketentuan suratannya ia berubah mengerjakan ahli sorga”.
M. MALAIKAT YANG MENJAGA GUNUNG
Malaikat yang menjaga
gunung adalah malaikat ALLAH SWT yang mempunyai tugas dan pekerjaan menjaga
gunung. Ini berdasarkan hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari-Muslim:
Malaikat penjaga gunung berseru kepadaku. Dia memberi salam, seraya berkata, wahai Muhammad, hal itu tergantung dirimu. Jika engkau mau, kedua bukit gunung itu akan saya timpakan kepada mereka (orang-orang kafir quraisy)
(HR Bukhari, Muslim)
N. MALAIKAT PENJAGA DOA
Malaikat Penjaga Doa diberi tugas dan pekerjaan oleh ALLAH SWT untuk menjaga doa-doa para hamba. Jika seorang hamba mendoakan saudaranya yang mukmin sedang di berada di tempat yang jauh, maka malaikat menjawab, “Amin dan semoga engkau mendapatkan pembalasan yang setimpal. Hal ini berdasarkan hadist yang diriwayatkan oleh Muslim:
Doa seorang muslim kepada saudaranya yang ada di tempat yang jauh akan dikabulkan. Di atas kepalanya terdapat malaikat yang diserahi tugas. Jika orang itu mendoakan saudaranya dengan kebaikan, malaikat yang diserahi tugas itu menjawab; “Amien dan semoga engkau mendapat pembalasan yang setimpal”.
(HR Muslim)
O. MALAIKAT PEMBAWA RUH SETELAH
MENINGGAL
Malaikat yang membawa ruh para hamba ke atas menuju langit setelah hamba itu meninggal dunia. Hal ini berdasarkan hadist yang diriwayatkan oleh Muslim:
“Jika ruh seorang
mukmin keluar, maka kedua malaikat menemui dan menerimanya, lantas mereka
membawanya ke atas’.
(HR Muslim)
P. MALAIKAT MUNKAR dan MALAIKAT
NAKIR
Malaikat Munkar dan
Malaikat Nakir adalah malaikat ALLAH SWT yang mempunyai tugas dan pekerjaan
untuk menanyakan hamba tentang Tuhan, Agama dan Rasulullah. Malaikat ini akan
bertanya siapa Tuhanmu, apa Agamamu, dan siapa Nabimu.
Pembaca, itulah
Nama-Nama MALAIKAT dengan segala macam pekerjaan dan tugasnya. Untuk menambah
wawasan serta bahan perbandingan antara MALAIKAT dengan SYAITAN, berikut ini
akan kami kemukakan pula nama-nama dari anak dan keturunan SYAITAN beserta
pekerjaannya masing-masing yang saat ini ada bersama diri kita. Untuk itu mari
kita perhatian apa yang dikemukakan oleh UMAR bin KHATHTHAB r.a di dalam sebuah
riwayat, beliau menerangkan bahwa anak keturunan syaitan itu ada sembilan yaitu:
1. ZALITUN
adalah syaitan yang bertugas menggoda penghuni pasar dalam transaksi jual beli
dengan menyuruh untuk melakukan kedustaan, penipuan, memuji-muji barang
dagangan, mencurangi timbangan/takaran, dan bersumpah palsu.
2. WATSIN
adalah syaitan yang bertugas menggoda manusia yang tertimpa musibah agar tidak
bersabar sehingga yang bersangkutan berteriak histeris, menampar-nampar pipi
dan sebagainya.
3. A’WAN
adalah syaitan yang bertugas menggoda para penguasa untuk bertindak zhalim.
4. HAFFAL
adalah syaitan yang bertugas membujuk dan menggoda orang untuk meneguk minuman
keras.
5. MURRAH
adalah syaitan yang bertugas menggoda orang agar asyik bermain seruling atau
alat musik berikut nyanyiannya.
6. LAQUS
adalah syaitan yang bertugas menggoda orang untuk menyembah api.
7. MASUTH
adalah syaitan yang bertugas menyebarkan berita-berita dusta lewat lisan manusia
sehingga tidak bisa diketemukan berita yang sebenarnya.
8. DASIM
adalah syaitan yang berada dalam rumah, jika seseorang tidak mengucapkan salam
sewaktu memasuki rumahnya dan tidak pernah
menyebut nama ALLAH SWT di dalamnya, maka syaitan tersebut akan menimbulkan
perselisihan sehingga akan terjadi
thalaq, khulu’, dan pemukulan. Singkatnya syaitan ini selalu ingin menciptakan
ketidakharmonisan di dalam rumah tangga.
9. WALHAN
adalah syaitan yang bertugas menggoda dan mengacaukan manusia dalam berwudhu’,
shalat dan dalam ibadah-ibadah lain.
Sebagai KHALIFAH yang
sedang melaksanakan tugas di muka bumi, yang manakah yang akan kita jadikan
teman atau sahabat karib, apakah MALAIKAT ataukah SYAITAN? Sebagai orang yang
telah Tahu Diri maka sahabat karib diri kita tentulah Malaikat dikarenakan
ketaatam dan kepatuhannya kepada ALLAH SWT. Akan tetapi jika kita belum
termasuk orang yang telah Tahu Diri kemungkinan besar sahabat karib diri kita
dan/atau panutan dan teladan diri kita dalam bertindak akan mencontoh perilaku
SYAITAN sang laknatullah. Untuk itu berfikirlah sebelum mengambil suatu
tindakan, sesal kemudian tidak akan berguna.
3. SIFAT-SIFAT MALAIKAT
Iman kepada Malaikat adalah kewajiban setiap umat Islam sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam pelaksanaan Rukun Iman yang enam. Kewajiban untuk mengimani dan mempercayai adanya malaikat-malaikat ALLAH SWT termasuk mempercayai tugas dan pekerjaan mereka. Untuk menambah rasa keimanan kita sebagai salah satu sarana pelaksanaan Rukun Iman yang Enam, berikut ini akan kami kemukakan beberapa sifat yang dimiliki oleh Malaikat, yaitu:
A. Malaikat Merasa Malu
Malaikat
merasa malu sesuai dengan keadaannya. Hal ini berdasarkan hadist yang
menjelaskan bahwa Rasulullah bersabda:
“Tidakkah
kalian merasa malu terhadap seorang laki-laki yang malaikat sendiri merasa malu
kepadanya?”
(HR Muslim)
B. Malaikat Merasa Sakit
Malaikat
merasa sakit terhadap sesuatu yang dibenci seperti manusia. Hal ini berdasarkan
hadist yang diriwayatkan oleh Muslim, yaitu :
“Barangsiapa yang memakan bawang putih, bawang
merah dan barang bakung, hendaknya dia tidak mendekati masjid kita, karena
malaikat merasa sakit sebagaimana anak keturunan Adam”.
(HR Muslim)
C. Malaikat Takut Kepada ALLAH
SWT
Malaikat
takut kepada ALLAH SWT dan Malaikat melaksanakan apa yang diperintahkan oleh
ALLAH SWT, hal ini terdapat dalam Al
Qur’an yang terdapat dalam surat
An Nahl (16) ayat 49-50, yaitu:
Dan kepada Allah sajalah bersujud segala apa yang berada di langit dan semua makhluk yang melata di bumi dan (juga) para malaikat, sedang mereka (malaikat) tidak menyombongkan diri.Mereka takut kepada Tuhan mereka yang di atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka).
(surat An Nahl (16) ayat 49-50)
D. Malaikat Taat Kepada ALLAH SWT
Malaikat selalu taat dan patuh hanya kepada ALLAH SWT dan Malaikat tidak pernah sekalipun bermaksiat kepada ALLAH SWT. Sekarang bagaimana dengan diri kita?
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
(surat At Thariim (66) ayat 6)
E. Malaikat Disucikan dari Sifat-Sifat Manusia
Malaikat di sucikan dari sifat-sifat manusia seperti lapar, sakit, makan, minum, payah dan lain sebagainya. Di dalam Al Qur’an terdapat dalil yang menunjukkan hal tersebut secara pasti. ALLAH SWT berfirman:
Mereka selalu bertasbih malam dan siang tidak henti-hentinya.
(surat Al Anbiyaa’ (21)
ayat 20)
Melalui
ayat di atas ini, menunjukkan bahwa malaikat tidak tidur, tidak makan dan tidak
minum dan tidak juga payah.
F.
Malaikat Mencintai Orang Yang Mencintai ALLAH
SWT
Malaikat mencintai orang yang mencintai ALLAH SWT sesuai dengan keadaan malaikat itu sendiri yaitu taat dan patuh kepada ALLAH SWT. Hal ini sesuai dengan hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari-Muslim:
“Sesungguhnya Allah jika mencintai seorang hamba,
Dia berseru kepada Jibril, “ Sesungguhnya Allah telah mencintai Fulan. Oleh
karena itu, cintailah dia. : setelah itu, Jibril mencintainya. Jibril lantas
mengumumkan di langit, “Sesungguhnya Allah telah mencintai Fulan. Oleh karena
itu hendaklah kalian mencintainya. Dengan demikian, status diterima untuknya
diletakkan di bumi.”
(HR Bukhari-Muslim)
- Malaikat Berdoa dan
Melaknat
Malaikat
selalu berdoa, memuji dan memohon, bertasbih serta selalu bertahmit kepada
ALLAH SWT sebagai bakti malaikat kepada ALLAH SWT dan juga melakukan hal yang
sama kepada manusia yang melakukan tindakan yang serupa dengan malaikat.
Sesungguhnya orang-orang kafir dan mereka mati dalam keadaan kafir, mereka itu mendapat la’nat Allah, para Malaikat dan manusia seluruhnya. Mereka kekal di dalam la’nat itu; tidak akan diringankan siksa dari mereka dan tidak (pula) mereka diberi tangguh.
(surat Al Baqarah (2)
ayat 161-162)
(Malaikat-malaikat) yang memikul Arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan): “Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan periharalah mereka dari siksaan neraka yang bernyala-nyala,
(surat Al Mu’min (40)
ayat 7)
Demikian
juga sebaliknya, malaikat juga akan melaknat kepada orang-orang yang melaknat
ALLAH SWT.Jika kita ingin merasakan laknat yang dimohonkan Malaikat kepada
ALLAH SWT, caranya sangat mudah, cukup dengan berada di luar kehendak ALLAH
SWT.
H.
Penciptaan Malaikat adalah Agung
dan Mereka Berbeda-beda
Penciptaan
malaikat adalah agung dan kedudukan malaikat sangat berbeda-beda. Dalam hadits
yang diriwayatkan Bukhari-Muslim disebutkan bahwa Malaikat Jibril a.s mempunyai
enam ratus sayap, sedangkan malaikat yang lain hanya mempunyai dua sayap. Sedangkan
menurut surat Faathir (35) ayat 1 di bawah ini, kedudukan antar malaikat
berbeda-beda serta kondisinya pun berbeda beda pula. Ada Malaikat yang memiliki
2(dua) sayap, ada yang 3(tiga) sayap dan juga ada yang 4(empat) sayap.
Segala
puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang
menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam
urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat.
Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah
Maha Kuasa atas segala sesuatu.
(surat
Faathir (35) ayat 1)
Sekarang MALAIKAT sudah ada, sudah menjalankan tugas serta sedang menjalankan tugas, apa yang harus kita lakukan? Hal yang harus dijadikan pedoman adalah kita tidak boleh menjalankan RUKUN IMAN yang terdiri dari enam ketentuan secara terkotak-kotak atau terpisah-pisah akan tetapi harus dalam satu kesatuan pemahaman, satu kesatuan pelaksanaan dan satu kesatuan keimanan. Kita tidak boleh hanya percaya kepada MALAIKAT saja dengan mengabaikan RUKUN IMAN yang lainnya, akan tetapi kita harus melaksanakan ketentuan RUKUN IMAN secara utuh sehingga dari keimanan itu akan kita dapatkan hal-hal sebagai berikut:
1. Mengetahui
keagungan, kebesaran, kemahaan ALLAH SWT, mengetahui kekuatan ALLAH SWT, dan
mengetahui pula kekuasaan ALLAH SWT.Hal ini dikarenakan kebesaran makhluk pada
hakekatnya adalah berasal dari keagungan sang Pencipta.
2. Syukur kepada ALLAH SWT atas perhatian-Nya terhadap manusia sehingga menugasi Malaikat untuk memelihara, mencatat amal-amal dan berbagai kemaslahatan yang lain.
3. Cinta kepada para Malaikat karena ibadah yang mereka lakukan kepada ALLAH SWT.
Semoga kita semua
termasuk orang-orang yang mampu
melaksanakan Rukun Iman, Rukun Islam dan Ikhsan dalam satu kesatuan yang
tidak terpisahkan sehingga kita selalu berada di dalam KEHENDAK ALLAH SWT
sehingga kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat dapat kita peroleh dan/atau
dapat menghantarkan diri kita pulang kampung ke SYURGA untuk bertemu langsung
dengan NABI MUHAMMAD SAW serta ALLAH SWT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar