Penduduk Makkah selalu membicarakan peristiwa ajaib pada malam hijrah di dalam rumah Nabi Muhammad SAW, dimana malam itu pemuda-pemuda gagal membekuk Nabi Muhammad SAW. Malah raut muka mereka dipolesi dengan debu padang pasir. Mereka menjadi marah dan berusaha mencari jejak Nabi Muhammad SAW dan Abu Bakar.
Pada suatu hari tokoh-tokoh penduduk kota Makkah mengadakan rapat dan memutuskan: Barangsiapa yang dapat menangkap Rasulullah dalam keadaan hidup atau mati akan diberi hadiah seratus unta. Pada kesempatan tersebut seseorang berkata, "Aku kemarin melihat tiga orang berjalan di sana, Mungkin saja mereka adalah Muhammad, Abu Bakar dan petunjuk jalan". Orang-orang yang mengikuti rapat percaya terhadap perkataan orang tersebut. Namun Suraqah bin Malik mengalihkan pandangan orang-orang dan berkata: "mereka adalah golongan kami yang sedang mencari untanya yang hilang". Ia berkata demikian karena berharap dialah nanti yang dapat menangkap Rasulullah dan mendapat hadiah itu. Dia segera berjalan menuju rumahnya dan menyuruh pelayannya untuk mempersiapkan perbekalan, persenjataan dan kudanya untuk pergi jauh.
Setelah segala sesuatunya tersedia, Suraqah segera menunggang kudanya dan menarik tali kuda itu agar dapat berlari kencang di gurun pasir. Pada waktu itu kudanya tersohor di kalangan joki-joki Makkkah sebagai kuda yang mampu jalan sebagaimana yang dikatakan orang tadi, kemudian dia melihat tiga orang dan berusaha mengejarnya. Tiba-tiba kudanya terpeleset, dibangunkannya kuda itu lalu ditungganginya lagi.
Abu Bakar selalu berada di belakang Rasulullah untuk menjadi perisai dari serbuan pemuda Suraqah. Jika seseorang membidikkan panahnya ke arah Rasulullah, Abu Bakarlah yang menjadi sasaran dan bukan Rasulullah. Akhirnya Abu Bakar mengenali siapa pemuda tersebut, dia adalah Suraqah bin Malik, joki yang tidak tertandingi, Setelah jarak antara Suraqah dan Rasulullah dekat sekali, Abu Bakar berteriak, "Wahai Rasulullah, Suraqah akan membunuh kita!" Tiba-tiba bumi terbelah dan kuda Suraqah terbenam ke dalam tanah hingga perut, Suraqah sendiri terpelanting ke tanah penuh debu.
Setelah dia terbangun, barulah dia menyadari bahwa Muhammad ini betul-betul Rasulullah. Lalu dia minta maaf atas kesalahannya. Sesudah itu dia mengambil harta bendanya untuk diserahkan kepada Rasulullah. Lantas Rasulullah bersabda: "Kami tidak membutuhkannya, akan tetapi jangan mengulangi melacak jejakku lagi". Lantas Suraqah menjawab, "Ya, saya sanggup".
Setelah itu dia pulang ke Mekkah, dia berupaya dengan gigih mematahkan semangat orang-orang yang mencari jejak Nabi Muhammad SAW, bahkan bila ada orang yang sudah berada di tengah jalan dia mencegahnya dan menyuruhnya pulang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar